Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PEDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Beton ringan pada saat sekarang ini, dapat digunakan untuk bermacam-

macam dan bahkan karena bobotnya yang ringan, bisa digunakan melebihi

kegunaan beton biasa. Sebenarnya baton ringan sudah lama digunakan di Eropa

dan Amerika. Sejak teknik beton ringan pertama kali dikembangkan oleh “Joseph

Hebel” di Jerman pada tahun 1943. melalui produk Hebel, beton ringan pun

mendapat julukan “Aerated Lightweight Concrete (ALC)” (

http://winnerfirmansyah.wordpress.com/2010). Material ini terbuat dari adonan

kapur, pasir, silika, semen, air berikut bahan pengembangan yang dicampur dalam

proses “Steam Curing” yakni sintesa kimiawi gas hidrogen yang menciptakan

pori-pori kecil pada cetakan adonan beton ringan. Meski berbasis beton, namun

justru memiliki berat jenis lebih ringan ketimbang material baja, beton bertulang,

batu bata, batako bahkan kayu.

Di Indonesia penelitian beton ringan baru dimulai pada tahun 1970-

an.pada awalnya beton ringan hanya digunankan pada elemen nonstruktur, namun

dengan perkembangan berikutnya banyak penelitian-penelitian yang dilakukan

hingga akhirnya beton ringan memenuhi syarat untuk digunakan pada elemen

struktur seperti balok dan kolom.

Universitas Sumatera Utara


Ketahanan beton ringan terhadap gaya vertikal dan horizontal gempa

setidaknya baru-baru ini berhasil diujikan oleh staff pengajar Rekayasa Struktur

Fakultas Teknik Sipil (ITB). Melalui pengujian perilaku panel dinding dan lantai

Hebel berikut diagframa sambungan terhadap efek lentur, terbukti bahwa panel

panel beton ringan sanggup menyalurkan beban lentur dan geser gempa

(http://properti-indonesia.com).

Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis (density) lebih ringan

daripada beton pada umumnya. Beton ringan dapat dibuat dengan berbagai cara,

antara lain dengan: menggunakan agregat ringan (fly ash, batu apung, expanded

polystyrene – EPS, dll), campuran antara semen; silika; pozollan; dll (dikenal

dengan nama aerated concrete) atau semen dengan cairan kimia penghasil

gelembung udara (dikenal dengan nama foamed concrete atau cellular concrete).

Tidak seperti beton biasa, berat beton ringan dapat diatur sesuai kebutuhan. Pada

umumnya berat beton ringan berkisar antara 600 – 1600 kg/m3. Karena itu

keunggulan beton ringan utamanya ada pada berat, sehingga apabila digunakan

pada proyek bangunan tinggi (high rise building) akan dapat secara signifikan

mengurangi berat sendiri bangunan, yang selanjutnya berdampak kepada

perhitungan pondasi.

Berdasarkan Guide for StructuralLightweight-Aggregate Concrete ACIi

213, Pembuatan beton ringan pada prinsipnya membuat rongga udara di dalam

beton. Ada tiga macam cara membuat beton aerasi, yaitu :

Universitas Sumatera Utara


• Yang paling sederhana yaitu dengan memberikan agregat/campuran isian

beton ringan. Agregat itu bisa berupa batu apung, stereofoam, batu alwa,

atau abu terbang yang dijadikan batu.

• Menghilangkan agregat halus (agregat halusnya disaring, contohnya

debu/abu terbangnya dibersihkan).

• Meniupkan atau mengisi udara di dalam beton. Cara ketiga ini terbagi lagi

menjadi secara mekanis dan secara kimiawi.

Beton ringan ini memiliki banyak keunggulan dan kelebihan dibanding

bahan bangunan yang lain, antara lain :

1. Balok ringan mudah dibentuk. Dengan cepat dan akurat dipotong atau

dibentuk untuk memenuhi tuntutan dekorasi gedung. Alatnya cukup

menggunakan alat pertukangan kayu.

2. Karena ukurannya yang akurat tetapi mudah dibentuk, meminimalkan sisa-

sisa bahan bangunan yang tak terpakai.

3. Mempermudah proses konstruksi. Untuk membangun sebuah gedung

dapat diminimalisir produk yang akan digunakan. Misalnya tidak perlu

batu atau kerikil untuk mengisi lantai beton.

4. Bobotnya yang ringan mengurangi biaya transportasi.

5. Karena ringan, tukang bangunan tidak cepat lelah. Cepat dalam

pengerjaan.

6. Semennya khusus cukup 3 mm saja.

7. mengurangi biaya struktur besi sloff atau penguat.

8. mengurangi biaya penguat atau pondasi

Universitas Sumatera Utara


9. waktu pembangunan lebih pendek.

10. tukang yang mengerjakan lebih sedikit

11. sehingga secara keseluruhan bisa lebih murah dan efisien

12. Tahan panas dan api, karena berat jenisnya rendah.

13. Kedap suara

14. Tahan lama kurang lebih sama tahan lamanya dengan beton konvensional

15. Anti jamur

16. Tahan gempa

17. Anti serangga

18. Biaya perawatan yang sedikit, bangunan tak terlalu banyak mengalami

perubahan atau renovasi hingga 20 tahun.

19. Nyaman

20. Aman, karena tidak mengalami rapuh, bengkok, berkarat, korosi.

1.2. Ruang Ringkup Pembahasan

Dalam perhitungan beton ringan dalam penyelesaian masalah ini penulis

berpedoman pada peraturan konstruksi Amerika yaitu dan ACI 213R-03 yang

membahas konstuksi beton secara umum (beton normal dan beton ringan) dan

agregat beton ringan.

Penulis menggunakan America Code (ACI 318-02) hal ini karena ACI

lebih identik dengan SNI dibandingkan peraturan lain seperti euro Code dll.

Sehingga jika dilihat dari kondisi Indonesia untuk penggunaan konstruksi beton

ringan peraturan ini telah sesuai dan dapat diterapkan di Indonesia, kemudian

Universitas Sumatera Utara


dengan menggunakan ACI lebih mudah memodifikasi formula yang ada di SNI

pada beton normal.

Rumus-rumus beton normal yang terdapat pada SNI akan dimodifikasi

berdasarkan rumus pada ACI mengenai beton ringan.

Secara garis besar kuat tekan beton f’c berbanding dengan kuat tekan

beton ringan fct adalah:

�𝑓𝑐′ = 𝑓𝑐𝑡 ⁄6.7

Sehingga nilai fct

𝑓𝑐𝑡 = 6.7 �𝑓𝑐′

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk

mengetahui analisa struktur dengan bahan beton ringan yang kemudian

diaplikasikan pada perhitungan struktur portal bertingkat dan menggunakan

perhitungan balok beton ringan dan kolom beton normal, serta kemudian

dibandingkan dengan struktur porta balok beton normal dan kolom beton normal.

Selain itu juga untuk lebih membuktikan bahwasanya beton ringan selain

digunakan untuk bangunan nonstruktur sepeti dinding juga tahan digunakan pada

bangunan struktur seperti balok.

1.4. Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan masalah yang diambil untuk mempermudah penulisan

antaralaian:

Universitas Sumatera Utara


1. Penulisan hanya membahas tentang analisa perhitungan beton ringan

pada balok dan diaplikasikan pada perhitungan struktur portal dengan

kolom beton normal

2. Hasil perencanaan pada aplikasi adalah perbandingan antara balok

beton ringan dan kolom beton normal dengan balok dan kolom beton

normal. Sedangkan untuk perencanaan lantai tidak di lakukan, lantai

hanya untuk pembebanan struktur.

3. Perhitungan struktur hanya meliputi lentur murni pada balok persegi

dan kolom persegi simetris.

4. Aplikasi perhitungan menggunakan asumsi soal dasar dengan variable

yang disamakan antara balok beton normal dan balok beton ringan

5. Pedoman yang digunakan adalah peraturan America Concrete Institute

(ACI) dan Standar Nasional Idonesia (SNI)

6. Proporsi bahan beton ringan disesuaikan dengan rokomendasi

perhitungan ACI 211.2

1.5.Methodology penelitian

Metoda yang digunakan adalah metoda penelitian analitis yaitu analisa

struktur beton ringan dengan menggunakan analisa tegangan dan regangan (strain

and stress) beton (𝜎𝑐 dan 𝜀𝑐 ) dan tegangan dan regangan (strain and stress) baja

(𝜎𝑠 dan 𝜀𝑠 ) dan dikerjakan secara skematis pada lentur murni. Perhitungan

dilakukan dengan asumsi soal dengan pemodelan sturktur portal, dimana balok

terdiri dari beton ringan sedang kolom adalah beton normal, dan kemudian

Universitas Sumatera Utara


dibandingkan dengan perhitungan struktur pada balok beton normal dan kolom

beton normal.

Dalam penyelesaian perhitungan struktur sebagai alat bantu penulis

menggunakan program Sap 2000 khususnya dalam perhitungan mekanika teknik.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai