Penggunaan metamfetamin jelas meningkatkan tingkat penyakit arteri
koroner, dengan infark miokard sering diamati pada pasien muda dengan riwayat penyalahgunaan metamfetamin. Sebuah studi anumerta tahun 1999 terhadap orang yang meninggal dari California selatan menunjukkan bahwa pengguna metamfetamin mengalami peningkatan penyakit arteri koroner aterosklerotik minimal hingga berat (19%) dibandingkan dengan kontrol yang sesuai dengan jenis kelamin dan usia (0,5%).40 Dua studi anumerta dari Australia juga mengamati peningkatan keparahan penyakit arteri koroner di antara pengguna metamfetamin di mana 54% pasien telah mengamati penyakit arteri koroner dan 10% memiliki penyakit arteri koroner yang sangat parah yang tidak diamati pada kohort kontrol. 14,41 Selanjutnya, pengobatan metamfetamin kronis tikus knockout apolipoprotein E rawan aterosklerosis meningkatkan keparahan aterosklerotik, memberikan bukti langsung yang menghubungkan penggunaan metamfetamin dengan peningkatan pembentukan plak.42,43 Penggunaan metamfetamin mengurangi faktor risiko tradisional yang terkait dengan aterosklerosis, seperti peningkatan kolesterol serum dan obesitas, konsisten dengan fungsinya yang dikenal sebagai penekan nafsu makan. Namun, aterosklerosis adalah penyakit multifaktorial yang melibatkan aktivasi endotel lokal, deposisi kolesterol intima, rekrutmen dan disfungsi leukosit, dan remodeling fibroproliferatif yang digerakkan oleh otot polos.44
Metamfetamin dapat meningkatkan berbagai aspek aktivasi endotel, seperti
permeabilitas dan peningkatan ekspresi gen proinflamasi, sebagian, karena peningkatan produksi ROS (Gambar 2B).45,46 Analisis mRNA dari tikus yang diobati dengan metamfetamin menunjukkan peningkatan ekspresi pada penanda proinflamasi endotel aktivasi seperti intercellular adhesion molecule-1, vascular cell adhesion molecule-1, dan monosit chemoattractant protein-1.42,43 Selain itu, metamfetamin dapat menimbulkan respons proinflamasi dari makrofag, karena pengobatan makrofag turunan manusia dengan metamfetamin memunculkan produksi ROS, IL (interleukin)-6, dan IL-1β, yang semuanya dikenal sebagai faktor aterogenik, 47 dan plak dari metamfetamin yang diobati. tikus menunjukkan peningkatan sel T proinflamasi dan tingkat makrofag (Gambar 2B). Lebih lanjut, metamfetamin secara langsung mengubah aktivitas mitokondria, yang mengarah pada peningkatan produksi ROS dan spesies nitrogen reaktif yang dapat mempotensiasi peradangan aterogenik. 48 Sementara plak dari tikus yang diberi metamfetamin menunjukkan peningkatan area otot polos, peningkatan kadar interferon-γ dan penurunan transforming growth factor- β yang diamati pada plak ini akan diprediksi meningkatkan apoptosis otot polos dan mengurangi deposisi matriks ekstraseluler, konsisten dengan fenotipe plak yang rentan.42,43 Namun, saat ini sedikit yang diketahui tentang regulasi fenotipe sel otot polos pembuluh darah oleh paparan metamfetamin.