Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK

DI DAFTARKAN

Mangihut Tua R.E. Siagian1, Lenny Husna2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Universitas Putera Batam
2
Dosen Program Studi Ilmu Hukum Universitas Putera Batam
email: pb160710058upbatam.ac.id

ABSTRACT

Fiduciary as an agreement to follow the principal agreement of the parties to fulfill the
achievements. If the execution process is not accompanied by a deed, the executor will
show the court's decision. The formulation of the problem of how the debtor carries out the
execution of the fiduciary guarantee that is not registered and what the legal
consequences are for the execution of the collateral object under hand. However, with the
aim of knowing the execution of the fidusion guarantee that is not registered. The research
method uses a normative review / literature review which is descriptive analytical in nature.
The results of the research are contained in a conclusion which shows that the execution
can be carried out if there is a credit problem. If the guarantee is not made under hand and
has not been registered according to statutory provisions, it will not have executorial
power. The main factor is not registering it because of the high cost that causes the debtor
not to register the Fiduciary Guarantee. In terms of its implementation, the community
becomes more aware of the ins and outs, their rights and the consequences of taking
credit using the fiduciary system.

Keywords: debtor, creditor, guarantee, execution

PENDAHULUAN komersial, diperlukan dukungan


Didalam era pembangunan ekonomi kerangka regulasi atau kebijakan
kehidupan masyarakat tidak terlepas dari pemerintah yang akan membangun
berbagai kebutuhan, karena pada ekonomi dari pembiayaan diantara
umumnya dalam masyarakat sebagai lembaga keuangan dengan nasabahnya.
makluk social yang tidak dapat hidup Kegiatan pinjam-meminjam berkaitan
sendiri, tetapi sangat membutukan peran dengan persyaratan dalam memenuhi
orang lain, sehingga seseorang tidak kelayakan pelaksanaan jaminan
dapat memenuhi semua kebutuhannya, (Bahsan, 2015:3).
dia membutuhkan bantuan dari orang Pemberian pinjaman sering kali
lain. Dalam kasus seperti itu, tidak jarang muncul dari peran kredit langsung atau
terjadi pinjam/utang untuk mendapatkan dengan jaminan, suatu fitur yang
dana tambahan, terutama di era ekonomi memberi pinjaman rasa percaya diri
global saat ini. bahwa peminjam dapat memenuhi
Dalam hal pemerintah membangun kewajiban pembayarannya. Pemberian
ekonomi tidak terlepas dari jasa kredit dari badan pembiayaan pinjaman
perbankan dan lembaga keuangan yang dimungkinkan harus dapat memberikan
menjadi mitra dalam pengembangan dan jaminan dan kepastian terhadap objek
promosi kegiatannya. Model kerjasama yang dijaminkan oleh
antara pengusaha dengan penyedia jasa nasabah/costumernya (Anton Suyatno,
keuangan dan bank hendaknya 2016:77). Namun untuk memenuhi
didasarkan pada prinsip-prinsip tinggi kebutuhan masyarakat, perkembangan
yang harmonis. berdasarkan level utama ekonomi dan perkembangan perkreditan
di antara keduanya. Untuk meletakkan masyarakat Indonesia saat ini
dasar kerjasama antara lembaga memerlukan bentuk penjaminan
keuangan dengan bank dan perusahaan pembiayaan dimana masyarakat
membutuhkan pinjaman untuk barang ekonomi. secara keseluruhan dan
yang diagunkan. transformasi ekonomi (Suadi, 2019:9).
Seiring dengan berjalannya waktu, Tujuan membangun kepercayaan
seiring dengan berkembangnya kegiatan adalah untuk mencapai tujuan publik,
pembangunan, kebutuhan pendanaan yaitu untuk menghindari masalah yang
juga banyak yang dibutuhkan untuk dihadapi masyarakat, terutama dalam
memenuhi kebutuhan primer dan penyediaan barang dan jasa oleh pelaku
sekunder. Kegiatan percepatan usaha yang ingin memperoleh kredit.
pembangunan nasional tidak lepas dari Maupun pembiayaan (Pratama, 2020).
penyelenggaraan kegiatan Dalam perkembangannya kedepan
pembangunan ekonomi. Adanya jaminan terdiri dari barang-barang
kegiatan ekonomi dapat ditunjukkan bergerak dan tidak bergerak, diharapkan
dengan pergerakan lingkaran ekonomi akan menjamin agar tidak terlanggarnya
masyarakat, dunia usaha. (Huru, 2019). hak-hak setiap orang yang melakukan
Bagi pemberi pinjaman sejauh mana kegiatan pembiayaan atas dasar
sipenerima pinjaman dapat kepercayaan.
mengembalikan dana tersebut tidak Hasil lahirnya lembaga pembiayaan
hanya disertai dengan rasa percaya, menghilangkan masalah masyarakat
tetapi juga dengan jaminan. Oleh karena dalam memperoleh pinjaman untuk
itu, jelas akan ada kerugian jika pihak kebutuhan yang mendesak. Pinjaman
pemberi pinjaman dan peminjam tidak sudah diterima, agunan masih di
beritikad baik. Selain itu, perkembangan tangannya inilah salah satu keuntungan
ekonomi dan perkembangan hutang walaupun benda sudah menjadi agunan
masyarakat Indonesia saat ini tetapi selama debitur melaksanakan
membutuhkan jenis pembiayaan tertentu kewajibannya maka benda tetap di
sehingga masyarakat membutuhkan tangannya. Jaminan atas surat
pinjaman dengan jaminan produk untuk kepemilikan benda sebagai sesuatu
memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh yang diberikan kepada pemberi pinjaman
karena itu, pemerintah harus dengan harapan dia akan memberi
berkontribusi dalam pengembangan pembiayaan.
hukum ekonomi. (D. Y. Witanto, Kredit berupa modal konsumen untuk
2015:44). usaha. Sementara pinjaman modal
Fidusia sebagai salah satu sarana diberikan untuk kepentingan komersial
untuk membantu kegiatan usaha dan seperti ekuitas debitur, tambahan modal
guna memberikan kepastian hukum atau bunga lain yang terkait dengan aset
terhadap pihak-pihak yang debitur, pinjaman konsumen diberikan
berkepentingan. Bentuk jaminan ini kepada debitur untuk memenuhi
digunakan secara luas dalam transaksi kebutuhan barang konsumsi mereka.
pinjam-meminjam kerena proses Sebagian besar nasabah/debitur
pembebanannya di anggap sederhana, merupakan pelaku usaha menengah.
mudah dan cepat, tetapi tidak menjamin Jika debitur tidak memenuhi
adanya kepastian hukum. dibukukannya kewajibannya, maka kreditur adalah
UU fidusia pada tanggal 30 september penerima jaminan untuk pelunasan
tahun 1999 di Indonesia mengatur hak utang, karena jaminan berupa hak milik
dan kewajiban antara kreditur dan setelah debitur ingkarjanji sehingga
debitur untuk menjalankan pemberian kreditor dapat mengambil langkah-
pinjaman dengan jaminan fidusia. langkah untuk pelunasan utang. Maka
Fidusia mempunyai struktur hukum kreditur berhak untuk mengawasi
mengalihkan hak kepemilikan benda jaminan agar tidak di ahlikan debitur
salah satu ciri dari jaminan fidusia, hak kepada pihak lain, karena kreditur
yang mengikuti pemilik walaupun sudah sebagai penerima jaminan hak milik tidak
di agunkan, memberikan hak preferen menguasai sendiri barang jaminan
kepada kreditur. Munculnya aturan ini melainkan debiturlah yang
membangun ekonomi melalui upaya menguasainya (Hidayat & Soegianto,
sistematis untuk perkembangan 2019).
Kreditur sebagai seseorang yang akta fidusia sebagaimana ketentuan
memiliki kewenangan atas agunan (Bahsan, 2015:52).
tersebut dan memiliki hak untuk Pemberian jaminan dalam hubungan
mengawasi agunan tersebut. Dalam hal perdata tidak kalah pentingnya dengan
ini perjanjian kredit dibuat kreditur untuk kinerja prinsipal yang telah disepakati,
debitur. Munculnya pembentukan karena jaminan kerja merupakan upaya
jaminan fidusia bertujuan untuk memperoleh kinerja alternatif
melaksanakan memenuhi kebutuhan, (kerancuan) jika debitur gagal memenuhi
serta untuk mengatasi kesulitan yang kewajiban pokok, demikian pula jaminan
ada di masyarakat, khususnya dengan atas jaminan untuk Dalam praktiknya,
memberikan jaminan berupa agunan kewajiban kinerja harus setidaknya sama
terhadap mereka atau pengusaha yang dengan atau lebih besar dari nilai
membutuhkan modal kelanjutan kewajiban kepada peminjam. Pinjaman
usahanya. Namun pada perkembangan tidak hanya diberikan oleh bank, tetapi
selanjutnya setelah mendapatkan juga dapat diberikan oleh siapa saja
pinjaman debitur masih tetap menguasai yang memiliki kesempatan untuk
benda yang menjadi untuk melanjutkan memberikan pinjaman berdasarkan
usahanya dan kebutuhan yang lain atas perjanjian pinjaman, di sisi lain,
kegunaan agunan itu. (Abdullah, 2016). pembayaran dilakukan antara pemberi
Hambatan yang menghalangi debitur pinjaman dan peminjam. Namun
untuk mencicil utang dalam sistem terkadang kreditur penerima jaminan
kepercayaan, misalnya karena bisnisnya fidusia tidak melaksanakan
lambat, sengaja menolak membayar, kewajibannya untuk mendaftarkan
benar-benar tidak bisa membayar, jaminan fidusia tersebut (Hadi, 2020).
debitur meninggal dunia, agunannya Untuk itu, agar tidak terjadi
sangat buruk atau hilang. Jika pertengkaran berkepanjangan antara
pembayaran di muka dengan mencicil kreditur dan debitur serta menimbulkan
akibat dari kerusakan atau hilangnya rasa tidak nyaman dan aman antara
garansi, pembeli diminta untuk kedua belah pihak, polisi menawarkan
menggantinya dengan garansi baru dan solusi berupa penjaminan pelaksanaan
tetap diingatkan untuk memberikan jaminan fidusia, sebagaimana diatur di
pinjaman sebelum lunas. Tidak demikian dalam kepala. Keputusan Polisi no. 8
halnya jika kegagalan tersebut tahun 2011 tentang penjaminan
disebabkan oleh penyakit klien atau pelaksanaan jaminan fidusia. Bahwa
bahkan kematian Menghapus kewajiban Kepolisian Negara Republik Indonesia
untuk membayar kembali hutangnya. adalah alat negara yang tugas dan
Pasangan atau ahli waris diminta untuk fungsinya menjaga keamanan dan
melunasi hutang mereka. ketertiban umum, penegakan hukum,
Jaminan fidusia pada dasarnya perlindungan, pengayoman, dan
didasarkan pada kepercayaan antara pelayanan kepada masyarakat.
para pihak, sehingga subjek jaminan Dengan demikian, para pihak yang
tetap dalam kepemilikan pemilik harta berkepentingan yang telah mengikatkan
benda (debitur). Debitur berkeyakinan dirinya untuk mengadakan perjanjian
bahwa selama aset perwalian dikuasai dengan adanya system jaminan.
oleh debitur, debitur tidak menggunakan Pemberi jaminan mempunyai kewajiban
jaminan ini dalam tindakan apapun yang dalam melaksanakan apa yang menjadi
dapat mengakibatkan kerugian bagi kewajibannya. Kemudian, pemegang hak
debitur. Untuk melindungi kreditor yang jaminan diberi kewenangan dan hak
tidak menguasai jaminan fidusia, lahirnya untuk melindungi serta memelihara
akta amanah sangat bertumpu pada jaminan yang dititipkan oleh pemberi
pendaftaran akta amanah yang jaminan. Apa bila salah satu diantaranya
merupakan perwujudan dari prinsip terdapat perbuatan tercelah yang oleh
jaminan fidusia. Dalam hal ini pihak lain dirugikan, maka dapat
penemukan beberapa fakta di lapangan menuntut ganti kerugian yang dialaminya
terkait eksekutorial yang tidak di sertai sesuai ketentuan yang berlaku.
Namun dalam hal eksekutorial tidak yang berkaitan dengan lembaga
didasari akta fidusia atau putusan perbankan, lembaga perwalian, semua
pengadilan maka eksekutorial tidak hukum turunan dan tindakan hukum
dapat terlaksana sebagai mana turunan lainnya memberikan keamanan,
mestinya. Yang menjadi pokok keselamatan dan pembatasan kepada
permasalahan yaitu bagaimana debitor publik, terutama para pelaku bisnis.
dalam melaksanakan eksekusi jaminan Informasi ekstensif tentang aktivitas
fidusia yang tidak didaftarkan? komersial. lakukan և apa yang tidak
bagaimana akibat hukum terhadap boleh dilakukan?
pelaksanaan eksekutorial objek jaminan 2.2. Perlindungan Hukum
fidusia dibawah tangan? Dengan Satjipto Raharjo memaparkan
demikian, dalam penelitian ini penulis perlindungan hukum dari Undang-
mengulas dengan judul analisis eksekusi Undang Hak Asasi Manusia (HAM) yang
jaminan fidusia yang tidak di daftarkan. merugikan orang lain, dan perlindungan
Jaminan hukum yang kurang jelas itu diberikan agar masyarakat dapat
mengakibatkan persoalan terjadi dalam menikmati semua hak yang diberikan
praktik pelaksanaan jaminan fidusia. oleh undang-undang. Perlindungan
Namun dalam faktanya, masih banyak hukum dapat diaktifkan tidak hanya
terjadi persoalan-persoalan dari tindakan menjadi fleksibel dan mudah
main hakim sendiri yang terjadi apabila beradaptasi, tetapi juga fleksibel. Setelah
salah satu pihak melakukan wanprestasi. terdaftar di kantor akuntan terdaftar,
dikeluarkan surat keterangan yang
KAJIAN PUSTAKA menyatakan bahwa wali amanat pailit
2.1. Kepastian Hukum memiliki kekuatan hukum, termasuk
Kerangka teori di arahkan secara kekuatan hukum yang mengikat bagi
hukum dengan mengkaji dan pihak-pihak yang kekuatan hukumnya
menganalisis permasalahan terkait berhak atas putusan pengadilan.
eksekusi jaminan fidusia yang tidak (Satjipto Raharjo, 2000:53).
didaftarkan yang merupakan perjanjian Jika tujuan yang dinyatakan adalah
di bawah tangan sebagaimana ketentuan tujuan lembaga, maka proses
dalam aturan hukum. Menurut Utrecht, pencapaian tujuan tersebut merupakan
kepastian hukum mencakup dua definisi, keberhasilan program atau kegiatan
yaitu adanya aturan umum yang dalam kewenangan, tugas, dan fungsi
memungkinkan orang mengetahui lembaga. Masalah dengan pendaftaran
tindakan apa yang boleh dilakukan, dan kepercayaan muncul dari pendaftaran
yang kedua, tentang pengaturan jaminan tanpa jaminan, sehingga
perlindungan orang dari penganiayaan lembaga keuangan tidak memiliki
oleh negara, karena dengan bantuan sertifikat kepercayaan sendiri.
dari undang-undang ini orang dapat Bagaimana pelaksanaan eksekusi objek
melihat bahwa negara dapat bertindak jaminan fidusia tanpa titel eksekutorial
atau berbuat terhadap individu. yang sah (Rufaida, 2019).
Kepastian hukum tercermin dalam Studi lain menjelaskan bahwa
hukum, pada intinya tetapi secara umum. penerapan kreditor melalui jasa
Sifat umum hukum menunjukkan bahwa penagihan utang terkadang
ia tidak mencari keadilan atau menimbulkan masalah baru antara
keuntungan, tetapi hanya untuk kreditor dan debitur. Pasalnya, cara
keamanan. Berbicara tentang pengepul menerapkan jaminan fidusia
perlindungan hukum merupakan salah melalui kekerasan, intimidasi, atau
satu elemen terpenting negara. Karena bahkan kekerasan dengan menyita
ketika sebuah negara terbentuk, itu jaminan fidusia justru yang membuat ulet
seperti hukum yang mengatur debitor. Eksekusi adalah prosedur polisi
masyarakatnya (Sudikmo Mortokusumo, untuk memastikan dan melindungi pada
2018: 79). saat eksekusi, pemohon eksekusi,
Kepastian hukum digunakan untuk terdakwa eksekusi (dieksekusi).
memverifikasi bahwa seperangkat aturan (Abdullah, 2016). Selain itu, penerapan
jaminan kolektif tidak dijamin apabila terutama merupakan masalah kinerja.
kreditur melanggar janji (breach), maka Tujuan dan manfaat penelitian ini juga
kreditur dalam hal ini pemberi gadai tidak mengungkap cara-cara untuk mengatasi
akan segera memenuhi tujuan tersebut. kerugian dan menemukan permasalahan
Bukti hutang yang adil. Namun, lembaga isi undang-undang. Masalah terbesar
jaminan melakukan upaya dan dengan cara debitur menagih adalah
mendorong negosiasi untuk menjaga masalah pelecehan, intimidasi, dan
hubungan baik dengan kreditur. (Chika pernyataan yang meremehkan yang
Asyifa Riansyah, 2020). masih menjadi bagian dari izin
Sehubungan dengan pelaksanaan keamanan. (Soegianto, 2019).
jaminan perwalian, penerima jaminan Sebagai akibat hukum, aplikasi
perwalian secara hukum berwenang peminjam tidak terdaftar dalam kasus
untuk menjual jaminan di pelelangan non-kinerja peminjam menurut standar,
umum dan mendapatkan kembali hasil pemberi pinjaman menggunakan uang
dari penjualan. Jika pemilik sekuritas pelaksana (eksekusi langsung) dan
tidak ingin menawarkan sertifikat prosedur eksekusi harus mengikuti
perwalian yang tunduk pada lelang penawaran. Dari tatanan sipil. Banding
akuisisi, bank / pemberi pinjaman yang ke Pengadilan Negeri secara hukum
memperoleh jaminan perwalian dapat acara perdata sampai putusan hakim
mengambil langkah-langkah untuk dinyatakan memiliki kekuatan hukum
memulihkan sertifikat perwalian. tetap. (Alfian, n.d.).
Pengadilan Banding (Chintia M. Ponto, Dari semua penelitian tersebut,
2015). Selain itu, lembaga jaminan penulis menyimpulkan bahwa perjanjian
fidusia memudahkan pemegang fidusia yang dibuat debitor dan kreditor
untuk menjaga kendali atas kendaraan merupakan perjanjian pokok yang
bermotor yang aman untuk kegiatan mengacu prinsip-prinsip umum,
niaga. Jaminan fidusia memberikan hak sedangkan pembebanan jaminan fidusia
kepada pemberi jaminan fidusia untuk adalah perjanjian ikutan. Pada prinsipnya
terus melakukan pemeriksaan dasarkan untuk memberikan
kendaraan bermotor yang dijamin perlindungan hukum kepada kreditor dari
jaminan fidusia atas dasar kepercayaan, kerugian yang diakibatkan debitor cidera
karena sistem pendaftaran yang diatur janji atau wanpresasi. Namun dalam
secara hukum dapat memberikan praktiknya masih ditemukan
jaminan kepada penerima jaminan dan persoalanpersoalan yang terjadi, baik
pihak-pihak yang terkait dengan berasal dari kreditor sendiri atau dari
kendaraan bermotor. (Yasin, 2020). debitor.
Kebutuhan akan analisis kinerja
analitis atas keandalan berbasis bukti
Perjanjian
1313KUHPerdata

K r e d itu r D e b itu r
P e m b ia y a a n /J a s a J a m in a n /A g u n a n

Ingkar Janji/Wanprestasi Penyitaan/Eksekusi


1243 KUHPerdata Pasal 29 UU 42 Tahun 1999

Pelaksanaan dan
Penyelesaian

METODE PENELITIAN Mahmoud Marzouki, ia berpendapat


Penelitian normatif rutin yang bahwa tindakan tersebut melibatkan
dilakukan dengan menelaah bahan pencarian masalah hukum, undang-
pustaka atau data sekunder disebut juga undang dan hukum untuk menangani
penelitian dasar. Menurut Peter masalah hukum terkait. Hukum biasanya
terstruktur seperti yang tertulis dalam data, tetapi dalam penelitian ini penulis
undang-undang konstitusional atau menggunakan teknik analisis data
perundang-undangan atau dalam secara kualitatif. Data penelitian kualitatif
seperangkat aturan tentang perilaku bersifat deskriptif, metode analisis data
orang yang dianggap pantas. Penelitian dengan cara mengelompokkan dan
sering disebut juga Riset yang menseleksi data yang diperoleh dari
merupakan fasilitas yang sering pustaka yang menjadi acuan, yang
dipergunakan oleh manusia dalam selanjutnya dikaji dihubungkan dengan
pembinaan, mempergunakan dan teori-teori dari studi kepustakaan,
pengembangan terhadap ilmu kemudian dibuat kesimpulan yang
pengetahuan (Soekanto, 2015:3). berguna untuk menjawab rumusan
Ditelaah secara umum ada tiga masalah dalam penelitian ini (Marzuki,
bentuk tujuan dari penenelitian, antara 2016:241). Metode ini digunakan
lain berupa penemuan yang memiliki terhadap penjelasan data yang
makna bahwa kumpulan data yang digunakan terkait eksekusi dalam suatu
diperoleh dari sebuah studi adalah jaminan.
sebuah data yang aktual dan belum
diketaui sebelumnya, kemudian yang HASIL DAN PEMBAHASAN
bersifat pembuktian yang berarti bahwa 4.1. Kreditur dalam melaksanakan
digunakan untuk pembuktian dalam eksekusi jaminan fidusia yang tidak
menjawab keragu-raguan atas sebuah Didaftarkan
pengetahuan dan informasi tertentu, Perjanjian pembiayaan biasanya
selanjutnya bersifat pengembangan yang dibuat dalam bentuk perjanjian standar
merupakan sebuah penelitian dengan atau disebut juga perjanjian standar,
tujuan memperluas dan memperdalam yaitu perjanjian yang dibuat oleh salah
data yang sudah ada sebelumnya. satu pihak yang mengadakan kontrak
Dari beberapa bentuk studi yang ada, dan disampaikan dalam klausul kontrak
Penulis menggunakan studi yuridis pada saat penandatanganan atau
normatif atau dengan kata lain yaitu penolakan. Saya Sebelum
kajian kepustakaan. Yang mana lebih menandatangani atau menolak kontrak,
difokuskan dalam pendataan hukum pembeli memiliki waktu untuk membaca
positif, sejarah hukum, serta doktrin dan dan memahami isi kontrak sehingga
asas yang ada di dalam hukum, kontrak yang disepakati para pihak
perbandingan hukum, sistematik hukum, adalah sah dan memiliki kekuatan
taraf sinkronisasi hukum. Berdasarkan mengikat penuh. Jika diberi kesempatan
uraian diatas, penulis menentukan untuk tetapi konsumen tetap ceroboh tanpa
menerapkan metodologi dalam penelitian membacanya, ia harus dianggap
studi yang bersifat yuridis normatif. memiliki pemahaman hukum tentang isi
Pengumpulan data, peneliti perjanjian yang disepakati dalam hal ini,
menggunakan Data yang diperoleh kecuali kemudian ditentukan bahwa isi
melalui kepustakaan, dengan mengkaji, perjanjian tersebut melanggar undang-
menelaah dan mengolah literatur, undang yang berlaku, kesusilaan. . dan
peraturan perundangan-undangan, moralitas.
artikel-artikel atau tulisan yang berkaitan Ditinjau dari segi kepastian
dengan permasalahan yang akan diteliti hukumnya, bahwa seorang
(Soekanto, 2015:164). debitur/pemilik jaminan harus dijamin
Dalam Menganalisa data, peneliti haknya dalam hal adanya suatu
mengelolah data dengan membuat perbuatan yang merugikan dirinya. Disisi
klasifikasi terhadap bahan-bahan hukum lain, sipemberi pinjaman dalam hal ini
tertulis untuk mempermudah penulis adalah kreditur, memberikan kepastian
dalam melakukan analisa dikumpulkan tentang bagaimana system yang
dan dijelaskan secara sistematis. diberlakukan terhadap perikatan yang
Penejelasan tersebut diuraikan secara ditimbulkan kepada nasabahnya.
logis menurut pemikiran dari penulis. Sebagai obyek dari jaminan tidak harus
Terdapat beberapa jenis teknik analisis menyerahkan barang secara fisik oleh
kreditur. Oleh karena itu dibutuhkanlah Semua prosedur dan prosedur yang
adanya suatu jaminan utang yang diatur untuk menerbitkan sertifikat
obyeknya masih tergolong benda gravitasi harus diikuti dan diterapkan
bergerak tetapi tanpa menyerahkan dengan cara yang sama seperti
kekuasaan atas benda tersebut kepada keputusan akhir. (Johanes Ibrahim,
pihak kreditur. Ditegaskan bahwa 2021:35). Didalam Buktinya, di dalam
kekuatan perjanjian yang sah sama mobil, bahwa hak pelanggan dan
dengan kekuatan mengikat undang- perusahaan ada, pengoperasian harus
undang bukan berarti perjanjian berlaku mempertimbangkan hak masing-masing
secara umum, namum berlaku bagi para pihak dan pengoperasian pihak tersebut.
pihak yang melakukan perjanjian Adanya pelanggaran tidak dilakukan oleh
tersebut (Yahya Harahap, 2012). satu-satunya peminjam, tetapi dengan
Namun demikian bila pelaksanaan kesepakatan antara pemberi pinjaman
eksekusi tidak didasarkan akta fidusia dan peminjam, atau dengan ketentuan
maka pelaksanaan eksekusi harus tetap penyelesaian yang membuktikan bahwa
mengikuti prosedur pelaksanaan suatu kerusakan telah terjadi.
keputusan pengadilan. Kemudian Penerapan jaminan fidusia ini akan
Pengadilan akan memberitahu nasabah terjadi apabila kreditur tidak memenuhi
yang bersangkutan agar menyerahkan kewajibannya (tidak memenuhi
jaminan fiduasia yang dijadikan jaminan perbuatannya) atau tidak dapat
untuk dieksekusi secara sukarela, jika menjanjikan. Jika pada contoh terjadi
nasabah tidak mau, maka pengadilan wanprestasi debitur yang mengakibatkan
akan memerintahkan juru sita untuk kerugian bagi perusahaan leasing. Jika
menyita jaminan fidusia yang merupakan terdapat masa janji (kondisi) seperti di
objek jaminan fidusia tersebut (Anton atas dalam pelaksanaan bukti kesetiaan,
Suyatno, 2016). Objek yang disita maka kontrak dianggap tidak ada atau
tersebut kemudian akan dijual dengan tidak ada dan tidak valid. Objek yang
cara dilelang di muka umum dan digunakan sebagai bukti perlindungan
hasilnya digunakan untuk melunasi harus didaftarkan, yang didasarkan pada
utang nasabah kepada perusahaan pengungkapan semua hak, semua hak
leasing. gadai, hak gadai, dan hak fidusia untuk
Untuk melengkapi penyelenggaraan didaftarkan. Pendaftaran dilakukan
eksekusi fidusia ini Menteri Keuangan dengan maksud agar kasus ketiga
membuat aturan melarang perusahaan diinformasikan tentang terbitnya regulasi.
leasing untuk menarik paksa dari Konsekuensinya dalam proses
nasabah yang menunggak pembayaran penempatan barang-barang yang tidak
kredit kenderaan yaitu PMK No berada dalam perlindungan timbal balik
130/PMK/010/2012 tentang pendaftaran atau perlindungan harta benda secara
fidusia bagi perusahaan pembiayaan. fidusia, para pihak harus memperhatikan
Kemudian karena sering dalam praktek hak kedua pemberi pinjaman terkait
memberikan dampak negatif berupa dengan barang-barang yang dijaminkan
bantahan, ataupun perlawanan di pinjaman, karena dalam hal ini wajib
lapangan, maka untuk mengamankan untuk perhatikan jaminan ekonomi
pelaksanaan eksekusi jaminan Fidusia produk selama perjalanan.
Kepolisian Republik Indonesia Beberapa hal yang terkait dengan
mengeluarkan peraturan Kapolri No 8 jaminan jaminan adalah aset pinjaman,
Tahun 2011 untuk mengawal agar sementara yang lain menjadi milik
penyelenggaraan Untuk membantu wali pemberi pinjaman. Jika eksekusi
amanat dan / atau masyarakat dalam dilakukan secara paksa, yakni melalui
pelaksanaan jaminan yang aman, kinerja pengumpul atau pengumpul,
efisien, air dan bertanggung jawab, tentunya melanggar hukum.
dalam memastikan keselamatan Pelanggaran hukum dapat
penerima jika terjadi kehilangan harta diklasifikasikan sebagai tindakan ilegal
benda dan / atau keselamatan jiwa. yang diatur oleh pasal 1365 KUH
Perdata, sehingga pemberi pinjaman
dapat mengajukan tuntutan ganti rugi didaftarkan (Burhan Sidabariba, 2019).
atas tindakan kreditor. Lebih lanjut, Ini karena akan didaftarkan kontrak yang
menurut penulis, peminjaman sukarela menjamin kepercayaan wali amanat dan,
melalui kolektor atau kolektor juga dapat jika tidak didaftarkan, itu secara tidak
digolongkan sebagai pelanggaran hukum langsung merupakan kontrak fidusia.
pidana. Jika hutang sudah mati tetapi
Namun demikian jika ada wanprestasi pembuat keputusan tidak terdaftar,
antara debitur dengan pihak ke 3 kesepakatan keputusan mungkin tidak
(pembeli mobil over kredit) obyek segera diberlakukan. Proses
jaminan tersebut tetap bisa dieksekusi pertimbangan perkara tersebut dilakukan
oleh pihak penerima fidusia. Dasarnya dengan mengirimkan Uji Perdata ke
adalah perjanjian fidusia yang dilakukan pengadilan daerah sebelum putusan
oleh pihak debitur kepada kreditur. diambil dengan cara yang biasa diatur
Dalam prosesnya fidusia ini didaftarkan oleh undang-undang. Misalnya, tidak
dan dikeluarkan sertifikat fidusia. jarang pemberi pinjaman menggunakan
Kekuatan eksekusinya sama dengan perlindungan dengan cepat.
putusan pengadilan. Dengan demikian, Akibat hukum dari kontrak dengan
setiap perbuatan hukum seperti halnya agunan yang tidak terdaftar adalah
perjanjian pembiayaan sudah pasti di bahwa pelaksanaannya tidak mungkin
dalam naskah perjanjiannya ada sebuah dilakukan. Sertifikat jaminan memiliki
klausul/isi perjanjian yang mengikat kekuatan hukum tetap yang serupa
terkait perlindungan terhadap dengan putusan pengadilan, oleh karena
pelaksanaan perjanjian jika salah satu itu, kecuali perjanjian dicatat, surat kuasa
pihak cidera janji/wanprestasi. tidak diberikan dan tidak dapat dibuat
berdasarkan undang-undang eksekutif.
4.2. Akibat hukum terhadap pelaksanaan Otoritas klien atau pengacara tidak bisa
eksekutorial objek jaminan fidusia disamakan dengan sertifikat. (Ahmadi
dibawah tangan Miru, 2019). Namun dalam praktiknya,
Didalam Dalam kontrak pembiayaan, hal tersebut tetap dilakukan tanpa
daftar pihak biasanya mencantumkan mengandalkan kesepakatan dengan
kata sandi dalam sistem fidusia, yang konsumen dan surat kuasa. Akibat
berarti bahwa kontrak utang (kontrak hukum lainnya adalah kreditor dapat
subjek) memiliki kontrak jaminan kolektif mengalihkan tujuan dari perbuatan jujur
(kontrak kolektif) yang membebankan tersebut ke tangan pihak lain, dalam hal
biaya yang dibiayai sebagai jaminan ini debitor tidak dapat dipidana
pembayaran utang jika terjadi hari yang berdasarkan UU No. hukum yang
buruk. pembayaran atau non- dimaksud tidak dibenarkan.
pembayaran. Selain itu, pengiriman Oleh karena itu, tindakan pemberi
objek yang digunakan sebagai penjaga pinjaman pada dasarnya dibenarkan
keamanan harus terdaftar di kantor oleh undang-undang, tetapi jika pemberi
pendaftaran, sebagaimana ditentukan pinjaman juga mengambil tindakan non-
dalam paragraf pertama pasal 11 UUJF. selektif untuk menghilangkan non-
Jika subjek perlindungan wali tidak pembayaran dan sebaliknya, pemberi
terdaftar, maka kemungkinan besar pinjaman juga bertindak untuk
penyebabnya adalah, salah satunya mengarahkan kembali jaminan
adalah eksekusi hukuman tidak dapat keamanan, maka hal ini akan terjadi
diterima karena syarat eksekusi yang untuk menginformasikan keberadaan,
akan dilakukan. Berikut adalah sertifikat konsumen berkewajiban untuk
jaminan fidusia yang diperoleh pada saat memelihara objek yang dibiayai sebagai
pendaftaran jaminan fidusia. Itu juga jaminan.
merupakan pelanggaran terhadap Meskipun ketentuan tersebut telah
ketentuan Pasal 11 (2). 1 dari Undang- diterbitkan, namun dalam praktiknya
Undang Jaminan Fidusia, yang masih terdapat perusahaan keuangan
menetapkan bahwa barang-barang yang yang belum mendaftarkan dokumen
dibebani oleh jaminan fidusia harus terpercaya, sebagaimana telah
disebutkan, kontrak pengelolaan itu tersebut dapat dicabut. Prinsip utama
sendiri hanya sebatas penerbitan akta penjaminan keandalan adalah
notaris dan tidak terdaftar sebagaimana melindungi pemberi pinjaman dari
disyaratkan oleh undang-undang. Oleh kerugian akibat non-hutang, dan
karena itu, konsekuensi hukum dari peminjam tidak harus berhati-hati dalam
perwalian yang tidak terdaftar adalah membuat dokumen.
tidak mengarah pada kesepakatan Oleh karena itu, di masa depan,
tentang jaminan fisik untuk pinjaman, undang-undang yang mengatur
sehingga kreditor tidak tunduk pada keutuhan undang-undang harus diubah
elemen penting seperti droit de suite jika seseorang yang tidak
(hak material selalu di tangan orang memperhatikan dengan cermat didenda
tersebut) dan hak istimewa. atau dengan dengan ketentuan yang diperlukan untuk
kata lain, integritas pribadi seseorang menjamin keamanan dan mencatat
(personlijkezekerheids). pendapatan. Ini memberikan jaminan
Sebagai bagian dari penerapan hukum. Dengan semua orang
loyalitas kolektif, kreditur harus mengetahui bahwa barang-barang
menyediakan unsur-unsur yang menjadi tersebut masih ada, yang artinya tidak
objek jaminan fidusia. Jika debitur tidak digunakan untuk melunasi hutang, dan
memberikan jaminan yang kuat pada dapat melakukannya dengan daftar yang
saat eksekusi, kreditur berhak dapat selesaikan pendaftarannya.
mengambil alih objek jaminan dan, jika Pendaftaran Jaminan Rahasia
sesuai, meminta bantuan dari Mengonfirmasi status hukum Jaminan,
manajemen yang berwenang. Di mana dan sertifikat kesetiaan dikeluarkan
barang-barang yang merupakan melalui pendaftaran jaminan
masalah integritas keselamatan kerahasiaan, yang merupakan bukti asli.
termasuk barang-barang komersial atau Disediakan oleh administrasi publik.
pelindung yang dapat dijual untuk dijual Bagian penting lain dari pendaftaran
atau mungkin dijual di lokasi ini sesuai debitur dan penerbitan sertifikat kredit
dengan hukum yang berlaku. Dengan adalah hak pemohon, karena merupakan
berbagai perubahan dunia layanan persyaratan hukum dan diperlukan untuk
administrasi dan membawa pentingnya memverifikasi kredensial dan kredensial
fungsi registrasi kartu kredit, termasuk debitur. Penebusan diselesaikan melalui
kartu kredit, termasuk sertifikat metode aplikasi.
terintegrasi ini, UUJF diatur dengan
penerapan masing-masing sertifikat. Dan DAFTAR PUSTAKA
dengan setia terdaftar di kantor resmi. Abdullah, J. (2016). Jaminan Fidusia di
SIMPULAN Indonesia (Tata Cara Pendaftaran
Berdasarkan definisi di atas, penulis dan Eksekusi). Bisnis : Jurnal
menyimpulkan bahwa perjanjian Bisnis Dan Manajemen Islam, 4(2).
pinjaman antara debitur dan pemberi https://doi.org/10.21043/bisnis.v4i2.
pinjaman merupakan perjanjian utama 2693
dalam ketentuan kontrak secara umum, Ahmadi Miru, S. P. (2019). Hukum
sedangkan perjanjian tambahan Perikatan: Penjelasan Makna Pasal
memberikan jaminan. Perjanjian 1233 Sampai 1456 BW (ke-9).
kepatuhan atau bantuan didasarkan Rajawali Pers.
pada prinsip bahwa pemberi pinjaman Alfian. (n.d.). Eksekusi Objek Jaminan
harus memberikan perlindungan hukum Fidusia Dalam Kontrak
terhadap gagal bayar atau hilangnya Pembiayaan Konsumen di Kota
pinjaman. Namun, dalam praktiknya, Palu. Katalogis, 5(1), 11–20.
masalah tetap ada pada pemberi Anton Suyatno. (2016). Kepastian
pinjaman dan kreditor. Jika perwalian Hukum Dalam Penyelesaian Kredit
tidak mematuhi dan tidak terdaftar Macet Melalui Eksekusi Jaminan
secara hukum di bawah Undang-undang, Hak Tanggungan Tanpa Proses
ia tidak memiliki kekuasaan eksekutif Gugatan Pengadilan (Pertama).
atau hak prerogatif, dan undang-undang Kencana.
Bahsan, M. (2015). Hukum Jaminan dan 1999 tentang Jaminan Fidusia
Jaminan Kredit Perbankan Setelah Putusan Mahkamah
Indonesia (1st ed.). Rajawali Pers. Konstitusi Nomor
Burhan Sidabariba. (2019). Lelang 18/PPU-XVII/2019. Hukum
Eksekusi Hak Tanggungan: Adigama, 3(1), 645–668.
Meniscayakan Perlindungan Rufaida, K. K. (2019). Tinjauan Hukum
Hukum Bagi Para Pihak (Cetakan Terhadap Eksekusi Objek Jaminan
pe). Papas Sinar Sinanti. Fidusia Tanpa Titel Eksekutorial
Chika Asyifa Riansyah, D. (2020). Yang Sah. Refleksi Hukum: Jurnal
Jaminan Fidusia Yang Tidak Ilmu Hukum, 4(1), 21–40.
Didaftarkan dan Eksekusinya. https://doi.org/10.24246/jrh.2019.v4
Singaperbangsa Law Review .i1.p21-40
(SILREV), 1(1), 38–65. Satjipto Raharjo. (2000). Ilmu Hukum
https://doi.org/10.35706/silrev.v1i1. (Cet. 3). Citra Aditya Bakti.
4259 Soegianto, dkk. (2019). Eksekusi
Chintia M. Ponto. (2015). Hukum Jaminan Fidusia Dalam Kajian
Eksekusi Jaminan Fidusia Serta Undang- Undang Nomor 42 Tahun
Implikasinya Dalam Praktik 1999 Tentang Jaminan Fidusia. Ius
Perbankan. Lex Administratum, Constituendum, 4(2), 191.
III(3), 161–167. https://doi.org/10.26623/jic.v4i2.165
D. Y. Witanto. (2015). Hukum Jaminan 8
Fidusia Dalam Perjanjian Soekanto, S. (2015). Pengantar
Pembiayaan Konsumen (Aspek Penelitian Hukum. UI Press.
Perikatan, Pendaftaran dan Suadi, A. (2019). Eksekusi Jaminan
Eksekusi) (R. M. Maju (ed.); Ke-I). Dalam Penyelesaian Sengketa
Mandar Maju. Ekonomi Syariah (Pertama).
Hadi, R. P. (2020). Mekanisme Eksekusi Pranada Media Group.
Jaminan Fidusia Pasca Putusan Sudikmo Mortokusumo. (2018). Teori
Mahkamah Konstitusi Dalam Hal Hukum (Edisi Revi). 2018.
Debitur Wanprestasi (Studi di Yahya Harahap. (2012). Hukum Acara
Kantor Bank BPR Kabupaten Perdata tentang Gugatan,
Sampang). Ilmiah Hukum, 26(16), Persidangan,Penyitaan,
1902–1914. Pembuktian, dan Putusan
Hidayat, R., & Soegianto, S. (2019). Pengadilan (kedua bela). Sinar
Penyelesaian Debitur Wan Prestasi Grafika.
Atas Obyek Jaminan Fidusia Yang Yasin, A. (2020). Dampak Jaminan
Telah Didaftarkan. USM Law Fidusia Kredit Kendaraan Bermotor
Review, 2(2), 289–299. yang Tidak Didaftarkan terhadap
Huru, F. F. (2019). Kedudukan Hukum Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Akta Jaminan Fidusia Yang Tidak Jurnal Konstitusi, 17(4).
Didaftarkan. Jurtama, 1(1), 46–57. https://doi.org/https://doi.org/10.310
https://doi.org/10.31090/jurtama.v1i 78/jk1746
1.804
Johanes Ibrahim, D. (2021). Praktek
Eksekusi Fidusia Polemik
Kepastian Hukum dan Bisnis (R. M.
Maju (ed.); Cetakan Ke). Mandar
Maju.
Marzuki, P. M. (2016). Penelitian Hukum
(ke-12). Kencana.
Pratama, A. (2020). Analisis kepastian
Hukum Terhadap Hak Eksekutorial
Objek Jaminan Fidusia Yang
Dimiliki Kreditur Pada Pasal 15
Undang-Undang Nomor 42 Tahun

Anda mungkin juga menyukai