Kep Pembinaan Hukum Nas Tahun 1994
Kep Pembinaan Hukum Nas Tahun 1994
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
DEPARTEMEN KEHAKIMAN RI
BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (I) dan Pasal II Aturan Peralihan Undang-undang Dasar
1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Nomor II/MPR/1998 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara jo
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1994
tentang Repelita VI;
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1974
tentang Pokok-pokok Organisasi Departemen sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1988 tentang Struktur
Organisasi Departemen Kehakiman;
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 327/M tahun 1988
tentang Pengangkatan Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional
Departemen Kehakiman;
5. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 15 tahun 1970 (?)
tentang Tata Cara Mempersiapkan Rancangan Undang-Undang
dan Rancangan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Petunjuk Teknis Penyusunan Naskah Akademik Peraturan Perundang-
undangan sebagaimana terlampir untuk dipakai sebagai pedoman
dalam pelaksanaan peyusunan Naskah Akademik sebagaimana
terlampir.
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta,
Pada tanggal 29 Desember 1994
TTD
I. NAMA / ISTILAH
Naskah awal yang memuat gagasan-gagasan pengaturan dan materi muatan
perundang-undangan bidang tertentu disebut Naskah Akademik Peraturan
Perundang-undangan.
III. KEDUDUKAN
Naskah Akademik merupakan :
1. Bahan awal yang memuat gagasan-gagasan tentang urgensi, pendekatan, luas
lingkup dan materi muatan suatu peraturan perundang-undangan;
2. Bahan pertimbangan yang dipergunakan dalam permohonanan izin prakarsa
penyusunan RUU/RPP kepada Presiden;
3. Bahan dasar bagi penyusunan RUU/RPP.
2. Saran-saran mengenai :
1). Apakah semua materi Naskah Akademik sebaiknya diatur dalam satu
bentuk undang-undang atau ada sebagian yang sebaiknya dituangkan
dalam peraturan pelaksana atau peraturan yang lain;
2). Usulan mengenai penetapan skala prioritas penyusunan Naskah
Akademik Peraturan Perundang-undangan dan saat paling lambat
RUU/RPP harus selesai diproses, beserta alasannya/sebabnya.
IV. LAMPIRAN
1. Daftar Kepustakaan
2. Inventarisasi Peraturan yang relevan dan masih berlaku;
3. Inventarisasi permasalahan hukumnya;
4. Laporan hasil penelitian di lapangan (kalau ada);
5. Berita acara proses penyusunan Naskah Akademik;
6. Saran-saran dan makalah-makalah tertulis dari anggota Panitia
Penyusunan Naskah Akademik;
7. Berita acara rapat-rapat.
Ketentuan Pidana :
Memuat pemikiran-pemikiran tentang perbuatan-perbuatan tercela yang patut
dilarang dengan menyarankan sanksi pidananya (jika perlu).
Ketentuan Peralihan:
Hal ini sangat diperlukan apabila materi hukum dalam Naskah Akademik sudah
pernah diatur. Ketentuan peralihan harus memuat pemikiran tentang
penyelesaian masalah/keadaan atau peristiwa yang sudah ada pada saat mulai
berlakunya peraturan perundang-undangan baru.
Ketentuan Peralihan memuat :
a. Ketentuan-ketentuan tentang penerapan peraturan perundang-undangan
baru terhadap keadaan yang terdapat pada waktu peraturan perundang-
undangan yang baru itu mulai berlaku.
b. Ketentuan-ketentuan tentang melaksanakan peraturan perundang-undangan
baru itu secara berangsur-angsur.
c. Ketentuan-ketentuan tentang penyimpangan untuk sementara waktu dari
peraturan perundang-undangan baru itu.
d. Ketentuan-ketentuan mengenai aturan khusus bagi keadaan atau hubungan
yang sudah ada pada saat mulai berlakunya peraturan perundang-undangan
baru itu.
e. Ketentuan-ketentuan tentang upaya apa yang harus dilakukan untuk
memasyarakatkan peraturan yang baru itu.
Ketentuan dalam huruf a dan e sifatnya tetap, sedang ketentuan-ketentuan
dalam huruf b,c dan d sifatnya sementara.
Penutup:
Pada umumnya memuat:
a. Saran tentang penunjukan lembaga/instansi atau perlengkapan negara
yang terkait dan karena itu perlu diikutsertakan dalam penyusunan dan
pelaksanaan Rancangan Undang-Undang/ Rancangan Peraturan
Pemerintah;
b. Saran tentang pemberian nama singkat RUU/RPP yang bersangkutan;
c. Saran tentang saat mulai berlakunya Undang-Undang setelah
diundangkan;
d. Pendapat tentang pengaruh Undang-Undang yang baru terhadap Undang-
Undang yang lain: baik yang sudah ada sebelumnya dan Undang-Undang
yang masih harus dimuat.
____________________