Anda di halaman 1dari 9

Materi Khutbah Jumat :

Penyebab Datangnya Petaka dan Bencana

1
Maasyiral muslimin rakhimakumullah

Tak henti-hentinya kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang
telah memberikan kita nikmat iman dan Islam; karunia yang teramat besar
yang Allah karuniakan kepada hamba-hamba-Nya. Semoga kita selalu termasuk
yang mendapatkan hidayah-Nya serta berada dalam keadaan Iman dan Islam
hingga akhir hayat kita.

Dan tentunya kita bersyukur kepada Allah atas nikmat berbagai kehidupan
yang masih diberikan kepada kita. Sehingga pada kesempatan ini kita masih
dapat beribadah kepada-Nya, dapat mengingat-Nya, serta memuji-Nya.

Pujian hanya layak dimiliki oleh Allah. Alhamdulillah; segala puji hanya milik
Allah. Sungguh tidaklah pantas bagi manusia untuk mengharapkan pujian, tidak
pantas bagi manusia untuk merasa telah berjasa, karena sungguh sejatinya
segala pujian hanya milik Allah semata.

Pada kesempatan yang mulia ini, kami selaku khatib mengajak kepada hadirin
sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita
kepada Allah SWT, takwa dalam arti senantiasa berupaya dan berusaha untuk
selalu menghadirkan Allah dalam setiap situasi dan kondisi dengan cara
senantiasa berzikir dan melaksanakan segala perintahNya. Takwa dalam arti
kita senantiasa melibatkan Allah dalam setiap persoalan yang kita hadapi
dengan cara berdoa, memohon pertolongan dan bermunajat kepadaNya.
Sehingga akan menimbulkan ketentraman dan ketenangan dalam setiap
kehidupan kita.

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-


benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam”. (Al-Quran, Surat Ali Imran, ayat 102)

Dan tentunya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah tak henti-hentinya
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya.

2
Sidang salat Jumat yang dirahmati Allah SWT

Kita melihat banyak bencana yang menimpa, terutama di negeri kita. Banjir
bandang, gunung yang meletus, demikian pula bencana-bencana yang lainnya.
Seperti halnya yang sering terjadi di daerah kita belakangan ini, yaitu curah
hujan yang tinggi, sehingga menyebabkan longsor dimana-mana. Semua
bencana dan musibah itu telah Allah kabarkan dalam Al-Qur’an, bahwasanya
itu semua akibat perbuatan dosa manusia. Bukan sebatas fenomena alam
semata seperti yang diklaim oleh orang-orang yang tidak beriman. Allah SWT
berfirman:

“Telah tampak kerusakan di daratan dan di lautan akibat perbuatan dosa


manusia…” (QS. Ar-Rum[30]: 41)

Kemudian Allah SWT juga berfirman:

“Tidak ada satupun musibah yang menimpa kecuali semua itu akibat daripada
perbuatan dosa-dosa kalian…” (QS. Asy-Syura[42]: 30)

Gunung tidak mungkin meletus kecuali dengan perintah Rabbnya, air bah pun
tidak akan pernah menerpa kecuali dengan perintah Allah ‘Azza wa Jalla.
Semua makhluk tunduk dan patuh hanya kepada penciptanya saja. Maka Allah
memberikan bencana demi bencana tiada lain adalah untuk kebaikan kita,
yaitu dalam rangka mengingatkan agar kita kembali kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala, agar kita mau mengakui dosa-dosa kita kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala, agar kita kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak
memaksiatinya.

Namun ternyata ketika manusia tidak mau mengambil pelajaran, maka Allah
Subhanahu wa Ta’ala pun memberikan bencana demi bencana kepada diri kita
tak henti-hentinya.

3
Maasyiral muslimin rakhimakumullah

Pada kesempatan khutbah jum’at pada siang hari ini, setidaknya ada 2 sebab
yang akan kita bahas terkait dengan judul khutbah yaitu “Penyebab Datangnya
Petaka dan Bencana”.

Sebab terbesar yang menyebabkan datangnya bencana adalah kesyirikan.


Sesungguhnya Allah tidak pernah ridha disekutukan dengan apapun juga. Allah
berfirman:

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik…” (QS. An-Nisa[4]: 48)

Lihat bagaimana Allah lakukan terhadap kaumnya Nabi Nuh ketika mereka
mempersekutukan Allah dan tidak mau mengikuti ajakan Nabi Nuh untuk
mentauhidkan Allah ‘Azza wa Jalla. Allah berfirman:

“Sungguh Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya. Nuh berkata: ‘Wahai
kaumku beribadahlah kepada Allah saja, tidak ada Ilah yang berhak disembah
kecuali Dia…” (QS. Al-A’raf[7]: 59)

Tapi mereka tidak mau mengikuti ajakan Nabi Nuh. Allah memberikan
kesempatan 950 tahun kepada mereka agar kembali kepada Allah dan
mengikuti ajakan Nabi Nuh ‘Alaihis Salam. Tapi hati mereka keras, mereka
lebih senang mempersekutukan Allah, tidak mau mengikuti ajakan Nabi Nuh,
maka Allah tenggelamkan mereka semua dalam air bah yang luar biasa
dahsyatnya.

Lihatlah apa yang Allah lakukan terhadap kaumnya Nabi Hud, yaitu kaum ‘Aad.
Mereka suatu kaum yang badannya sangat besar, tidak pernah Allah
menciptakan seperti mereka setelahnya, saking hebatnya dan kuatnya badan-
badan mereka. Allah kirimkan kepada mereka Nabi Hud. Allah berfirman:

4
“Dan kepada kaum ‘Aad Kami utus Hud. Hud berkata: ‘Hai kaumku,
beribadahlah kepada Allah saja, tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali
Dia saja…” (QS. Hud[11]: 50)

Tapi ternyata kaum ‘Aad pun menolak ajakan Nabi Hud, maka Allah kirimkan
angin yang sangat dingin dan kencang selama seminggu yang membuat
mereka pun hancur dan binasa. Mereka pun kemudian mati bagaikan batang-
batang pohon.

Lihatlah apa yang Allah lakukan kepada kaum Tsamud. Bagaimana Allah
Subhanahu wa Ta’ala mengutus kepada mereka Nabi mereka Shalih. Allah
berfirman:

“Dan kepada Tsamud (Kami utus) Nabi mereka Shalih. Berkata Nabi Shalih:
‘Wahai kaumku, beribadahlah kepada Allah saja, jangan kalian sekutukan
Allah sedikitpun juga, tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Dia saja…”
(QS. Hud[11]: 61)

Namun kaum Tsamud pun mereka tidak mau mengikuti ajakan Nabi Saleh.
Maka Allah pun kirimkan suara yang memekakan telinga mereka yang
membuat mereka pun tumbang dan mati semuanya. Semua akibat kesyirikan,
semua akibat mereka mempersekutukan Allah ‘Azza wa Jalla.

Makanya saudaraku, syirik merupakan sumber terbesar munculnya


malapetaka di muka bumi ini. Maka kewajiban kita adalah mari kita ikuti ajakan
para Nabi untuk mentauhidkan Allah, menjauhkan kesyirikan, menjauhkan
berbagai macam warna-warni kesyirikan.

Yang kita lihat di masyarakat, Subhanallah banyak sekali warna-warni


kesyirikan. Ada yang menyembah kuburan, ada yang menyembah selain Allah,

5
mereka membuat sesajen-sesajen di pohon-pohon dan yang lainnya,
bersedekah untuk bumi padahal bumi tidak butuh untuk disedekahi. Allah yang
menciptakan bumi dan memberkahinya.

Juga kesyirikan yang lainnya, belum lagi perdukunan, belum lagi yang ada di
laut sana, belum lagi yang ada di gunung sana, mereka mempersembahkan
kepala kerbau untuk gunung-gunung dan yang lainnya. Semua itu kesyirikan,
saudaraku sekalian. Allah tidak ridha Dirinya disekutukan, maka jangan
salahkan kalau Allah murka dan mengirimkan bencana dan petaka.

Ini kita hamba-hamba Allah yang lemah, kita tidak punya daya dan upaya
kecuali dengan izinNya. Sementara Allah yang Maha Kuat tidak pernah akan
mampu bisa dikalahkan sekuat apapun kita. Cukup Allah kirimkan angin yang
sangat dahsyat, semua kita hancur dan mati. Ini adalah sebab pertama yang
menyebabkan datangnya petaka dan bencana.

Maasyiral muslimin rakhimakumullah

Adapun sebab yang kedua yaitu kemaksiatan yang merajalela. Rasulullah


Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengabarkan dalam hadits bahwa tidaklah
tersebar zina di sebuah masyarakat kecuali Allah kirimkan kepada mereka
penyakit yang belum pernah ada sebelumnya. Dan tidaklah suatu kaum
menahan diri dari membayar zakat kecuali Allah tahan hujan dari mereka.
Kalau bukan karena doa binatang-binatang ternak, Allah tidak akan kirimkan
hujan kepada mereka.

Ini semua menunjukkan bahwa maksiat menyebabkan datangnya bencana


kepada kita. Subhanallah, namun aneh sebagian orang, ketika kita berusaha
mengajak manusia kepada tauhid, mengajak manusia kepada ketaatan,
mereka berkata “Tidak perlu kalian mengingkari karena sesungguhnya kami
yang akan menanggung dosa-dosa kami.” Padahal Rasulullahs Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam mengabarkan bahwa kalaulah suatu kaum mampu
mengingkari sebuah kemungkaran tapi mereka diam seribu bahasa, Allah akan
ratakan adzab kepada mereka semuanya. Walaupun di sana ada orang-orang
shalih, bertakwa dan ulama. Tapi ketika mereka tidak mengingkari

6
kemungkaran dan mereka mampu, maka saat itu Allah ratakan adzab kepada
mereka semuanya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Takutlah kalian kepada adzab yang tidak menimpa orang-orang zalim saja,
tapi orang shalih pun kena semuanya…” (QS. Al-Anfal[8]: 25)

Ini akibat daripada mereka tidak mau peduli dengan kemungkaran yang ada di
sekitarnya, dia diam sering bahasa, tidak berusaha mengingkarinya walaupun
dengan hatinya.

Maka sadarilah bahwa musibah/bencana/malapetaka bukanlah sebatas


fenomena alam, akan tetapi ia adalah perintah dari pemiliknya, yaitu Allah
‘Azza wa Jalla akibat dosa-dosa manusia.

Jamaah Sidang Jum’at Kaum Muslimin Rahimakumullah

Sebagai penutup khutbah singkat pada hari ini, marilah kita merenung sejenak,
agar tidak diberikan bencana terus-menerus kepada kita, maka kewajiban kita
segeralah kembali kepada Allah. Tauhidkan Allah jauhkan kesyirikan, selalu
taati Allah jauhi kemaksiatan.

Demi Allah, kalaulah penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, Allah pasti
bukakan kepada mereka pintu-pintu keberkahan. Allah berfirman:

“Kalaulah penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, tentu Kami akan
bukakan pintu-pintu keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi mereka
mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami timpakan azab disebabkan
perbuatan mereka.” (QS. Al-A’raf[7]: 96)

7
Segera kita minta ampun kepada Allah, segera kita istighfar, karena ketika
suatu penduduk desa banyak beristighfar kepada Allah, maka Allah tahan
adzab dari mereka. Allah berfirman:

“Allah tidak akan pernah mengadzab mereka selama mereka mohon ampun
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala…” (QS. Al-Anfal[8]: 33)

Selama kita minta ampun kepada Allah, mengakui dosa-dosa kita di hadapan
Allah, selama itu Allah tahan adzab dari kita, saudaraku.

Wallahu a’lamu bisshowwab.

Khutbah Kedua

ِ ‫ُظ ِه َرهُ َعلَى ال ِّدي ِْن ُكلِّ ِه َو َكفَى ِباهَّلل‬ ْ ‫ق لِي‬ ِّ ‫لح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذيْ َأرْ َس َل َرس ُْولَهُ بِ ْالهُ َدى َو ِدي ِْن ْال َح‬ َ ‫ْا‬
‫َش ِه ْيدًا‬
ُ‫ك لَهُ وَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬ َ ‫َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَِإلهَ ِإالَّهَّللا ُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬
‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َأجْ َم ِعي َْن‬ َ ‫اللَّهُ َّم‬
‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هَّللا ِ َوطَا َعتِ ِه لَ َعلّ ُك ْم تُ ْفلِح ُْو ْن‬ ِ ‫ فَيَا ِعبَا َد هَّللا ِ ُأ ْو‬:‫َأ َّما بَ ْع ُد‬
‫ال هَّللا ُ تَ َعالَى فِ ْي ِكتَابِ ِه ْال َك ِري ِْم‬ َ َ‫ َوق‬:
‫َّجي ِْم‬
ِ ‫ان الر‬ ِ َ‫َأ ُع ْو ُذ بِاهللِ ِم َن ال َّش ْيط‬ ٓ
ْ ‫وا َعلَ ۡي ِه َو َسلِّ ُم‬
‫وا تَ ۡسلِي ًما‬ ْ ُّ‫صل‬
َ ‫وا‬ ْ ُ‫ين َءا َمن‬ َ ‫ون َعلَى ٱلنَّبِ ۚ ِّي ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذ‬ َ ُّ‫ُصل‬ َ ‫ِإ َّن ٱهَّلل َ َو َم ٰلَِئ َكتَهۥُ ي‬
ِ‫ص َحابَ ِة َرس ُْو ِل هللا‬ َ ِّ‫ض َي هللاُ تَ َعالَى َع ْن ُكل‬ ِ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َو َر‬ َ ‫اَللَّهُ َّم‬
‫َأجْ َم ِعي َْن‬.

8
‫‪Doa‬‬
‫ت اَْألحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَْأل ْم َوا ِ‬
‫ت‬ ‫ت‪َ ,‬و ْال ُمْؤ ِمنِي َْن َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬ ‫اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِمي َْن َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫ق َحقًّا َوارْ ُز ْقنَا اتِّبَا َعهُ‪َ ,‬وَأ ِرنَا ْالبَا ِط َل با َ ِطالً َوارْ ُز ْقنَا اجْ تِنَابَهُ‬ ‫‪.‬اَللَّهُ َّم َأ ِرنَا ْال َح َّ‬
‫ين ِإ َما ًما‬‫َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن َأ ْز َوا ِجنَا َو ُذرِّ يَّاتِنَا قُ َّرةَ َأ ْعي ٍُن َواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِ َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫اآلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬ ‫‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ِ‬
‫صفُ ْو َن‪َ ,‬و َسالَ ٌم َعلَى ْال ُمرْ َسلِي َْن‬ ‫ك َربِّ ْال ِع َّز ِة َع َّما يَ ِ‬ ‫ان َربِّ َ‬ ‫ُسب َْح َ‬
‫‪َ .‬و ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن‬

‫‪Penutup‬‬

‫ِعبَا َد هَّللا ِ‬
‫ِإ َّن ٱهَّلل َ يَْأ ُم ُر ِب ْٱل َع ْد ِل َوٱِإْل حْ ٰ َس ِن َوِإيتَٓاِئ ِذى ْٱلقُرْ بَ ٰى َويَ ْنهَ ٰى َع ِن ْٱلفَحْ َشٓا ِء َو ْٱل ُمن َك ِر‬
‫َو ْٱلبَ ْغ ِى ۚ يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر َ‬
‫ُون‬
‫فَ ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكر ُْوهُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ,‬ولَ ِذ ْك ُر ٱهَّلل ِ َأ ْك َ‬
‫ب‬

‫‪9‬‬

Anda mungkin juga menyukai