a. Segi semantik: perkataan filsafat berasal dari kata Arab falsafah yang berasal dari bahasa
Yunani, philosophia yang berarti philos = cinta, suka (loving), dan sophia = pengetahuan,
hikmah (wisdom). Jadi, philosophia berarti cinta pada kebijaksanaan atau cinta pada kebenaran.
b, Segi praktis: dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat berarti alam pikiran atau alam
berpikir". Berfilsafat artinya berpikir. Namun, tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat
Tegasnya: Filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan memikirkan suatu
kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dengan kata lain: Filsafat adalah ilmu yang mempelajari
Sedangkan dalam bahasa Inggris kata filsafat disebut dengan istilah philosophy, dan dalam
bahasa Arab disebut falsafah yang biasa diterjemahkan dengan cinta kearifan. Sedangkan orang
yang berusaha mencari kebijaksanaan atau pecinta pengetahuan disebut dengan filsuf atau
filosof.
Sumber dari filsafat adalah manusia, dalam hal ini akal dan kalbu manusia yang sehat yang
berusaha keras dengan sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran dan akhirnya memperoleh
kebenaran.
Proses mencari kebenaran itu melalui berbagai tahap. Tahap pertama manusia berspekulasi
dengan pemikirannya tentang semua hal. Tahap kedua, dari berbagai spekulasi disaring menjadi
beberapa buah pikiran yang dapat diandalkan. Tahap ketiga, buah pikiran tadi menjadi titik awal
berkembang sebagai ilmu pengetahuan, seperti matematika, fisika, hukum, politik, dan lain-lain.
Adapun beberapa pengertian pokok tentang filsafat memnrut kalangan filosof adalah:
1. Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang seluruh
realitas.
2. Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar serta nyata.
5. Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu Anda melihat apa yang Anda katakan dan untuk
Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam, baik dalam ungkapan maupun titik
tekanannya. Oleh karena itu, biarkan saja seseorang meneliti filsafat terlebih dahulu kemudian
menyimpulkan sendiri.
2
ILMU
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab (alima) dan berarti pengetahuan. Pemakaian kata itu dalam
bahasa Indonesia kita ekuivalenkan dengan istilah science yang juga berarti pengetahuan. Ilmu
(Latin: Scientia) mengandung tiga kategori isi: hipotesis, teori, dan dalil hukum. Ilmu haruslah
sistematis dan berdasarkan metodologi dan ia berusaha mencapai generalisasi. Ada bermacam-
a. llmu praktis Ia tidak hanya sampai kepada hukum umum atau abstraksi, tidak hanya terhenti
pada teori, tapi menuju kepada dunia kenyataan Ia mempelajari hubungan sebab-akibat untuk
c. Ilmu praktis positif. Ia memberikan ukuran atau norma yang lebih khusus daripada ilmu
praktis normatif. Norma yang dikaji ialah bagaimana membuat sesuatu atau tindakan apa yang
d. Ilmu spekulatif ideografis. Ilmu spekulatif yang tujuannya mengkaji kebenaran objek dalam
substansif.
3
Ilmu dapat dijelaskan bahwa mengandung unsur seperti berikut ini :
1) Ilmu bersifat rasional. Artinya, proses pemikiran yang berlangsung dalam ilmu itu harus
3) Ilmu bersifat sistematikal. Artinya, cara kerja yang runtut berdasarkan patokan tertentu yang
secara rasional dapat dipertanggungjawabkan dan hasilnya berupa fakta-fakta yang relevan
dalam bidang yang ditelaahnya dan harus disusun dalam suatu kebulatan yang konsisten.
4) Ilmu bersifat umum dan terbuka. Artinya, harus dapat dipelajari oleh tiap orang, tidak bersifat
5) Ilmu bersifat akumulatif. Artinya, kebenaran yang diperoleh selalu dapat dijadikan dasar
Adapun beberapa ciri-ciri utama ilmu menurut terminologi, antara lain adalah :
1. llmu adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat diukur dan
dibuktikan.
2. llmu tidak pernah mengartikan kepingan pengetahuan satu putusan tersendiri, sebaliknya ilmu
menandakan seluruh kesatuan ide yang mengacu ke objek (atau alam objek) yang sama dan
saling berkaitan secara logis. Karena itu, koherensi sistematik adalah hakikat ilmu.
4
3. llmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan masing-masing penalaran
perorangan, sebab ilmu dapat memuat di dalamnya dirinya sendiri hipotesis-hipotesis dan teori-
FILSAFAT ILMU
Cabang filsafat yang membahas masalah ilmu adalah filsafat ilmu. Tujuannya analisis mengenai
ilmu pengetahuan dan cara-cara bagaimana pengetahuan ilmiah itu diperoleh. Jadi, filsafat ilmu
adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara untuk memperolehnya. Pokok
Tempat kedudukan filsafat ilmu ditentukan oleh dua lapangan penyelidikan filsafat ilmu.
1. Sifat pengetahuan ilmiah. Dalam bidang ini filsafat ilmu berkaitan erat dengan epistemologi
yang mempunyai fungsi menyelidiki syarat pengetahuan manusia dan bentuk pengetahuan
manusia.
2. Menyangkut cara-cara mengusahakan dan mencapai pengetahuan ilmiah. Dalam bidang ini
Baik bidang pertama dan kedua di atas dibahas dalam filsafat ilmu umum. Adapun dalam filsafat
ilmu khusus membicarakan kategori serta metode yang digunakan dalam ilmu tertentu atau
dalam kelompok ilmu tertentu seperti kelompok ilmu alam, ilmu masyarakat, ilmu teknik, dan
5
2. Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat
lainnya.
3. Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
4. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan.
5. Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu
Adapun substansi filsafat ilmu menurut Ismaun (2001) memaparkannya dalam empat bagian,
yaitu substansi yang berkenaan dengan fakta atau kenyataan, kebenaran (truth), konfirmasi dan
logika inferensi.
6
ONTOLOGI
Tokoh yang membuat istilah ontologi adalah Christian Wolff (1679-1714). Istilah ontologi
berasal dari bahasa Yunani, yaitu ta onta berarti yang berada; dan logi berarti ilmu
pengetahuan atau ajaran. Dengan demikian, ontologi adalah ilmu pengetahuan atau ajaran
Persoalan dalam keberadaan menurut Ali Mudhofir (1996) ada tiga pandangan, yang masing-
masing menimbulkan aliran yang berbeda. Tiga segi pandangan itu adalah sebagai berikut:
Artinya berapa banyak kenyataan yang paling dalam itu. Pandangan ini melahirkan beberapa
a. Monisme
Aliran yang menyatakan bahwa hanya satu kenyataan fundamental. Kenyataan tersebut dapat
berupa jiwa, materi, Tuhan atau substansi lainnya yang tidak dapat diketahui.
Aliran yang menganggap adanya dua substansi yang masing-masing berdiri sendiri.
substansi. Para filsuf yang termasuk pluralisme di antaranya Empedokles (490-430 SM) yang
menyatakan bahwa hakikat kenyataan terdiri atas empat unsur, yaitu udara, api, air, dan tanah.
a. Spiritualisme
l) Ajaran yang menyatakan bahwa kenyataan yang terdalam adalah roh yang mengisi dan
mendasari seluruh alam. Spiritualisme dalam arti ini dilawankan dengan materialisme.
2) Kadang-kadang dikenakan pada pandangan idealistis yang menyatakan adanya roh mutlak.
3) Dipakai dalam istilah keagamaan untuk menekankan pengaruh langsung dari roh suci dalam
bidang agama.
4) Kepercayaan bahwa roh orang mati berkomunikasi dengan orang yang masih hidup melalui
perantara atau orang tertentu dan lewat bentuk wujud yang lain. Istilah Spiritualisme lebih tepat
b. Materialisme
Adalah pandangan yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang nyata kecuali materi. Materi
adalah sesuatu yang kelihatan, dapat diraba, berbentuk, dan menempati ruang.
8
3. Keberadaan Dipandang dari Segi Proses, Kejadian, atau Perubahan
a. Mekanisme
Menyatakan bahwa semua gejala dapat dijelaskan berdasarkan asas-asas mekanik (mesin).
Semua peristiwa adalah hasil dari materi yang bergerak dan dapat dijelaskan menurut kaidahnya.
Aliran ini juga menerangkan semua peristiwa berdasar pada sebab kerja (efficient cause), yang
dilawankan dengan sebab tujuan (final cause). Alam dianggap seperti sebuah mesin yang
b. Teleologi (Serba-Tujuan)
Berpendirian bahwa yang berlaku dalam kejadian alam bukanlah kaidah sebab akibat, akan tetapi
sejak semula memang ada sesuatu kemauan atau kekuatan yang mengarahkan alam ke suatu
tujuan. Plato membedakan antara idea dengan materi. Tujuan berlaku di alam ide, sedangkan
kaidah sebab akibat berlaku dalam materi. Menurut Aristoteles, untuk melihat kenyataan yang
sesungguhnya kita harus memahami empat sebab, yaitu sebab bahan (material cause), sebab
bentuk (formal cause), sebab kerja (efficient cause), dan sebab tujuan (final cause). Namun,
dikatakan juga bahwa kegiatan alam mengandung suatu tujuan. Sehubungan dengan masalah ini
kaidah sebab akibat hanyalah alat bagi alam untuk mencapai tujuannya.
c. Vitalisme
Memandang bahwa kehidupan tidak dapat sepenuhnya dijelaskan secara fisika-kimiawi, karena
hakikatnya berbeda dengan yang tidak hidup. Asas hidup ini memimpin dan mengatur gejala
hidup dan menyesuaikannya dengan tujuan hidup. Oleh karena itu, vitalisme sering juga
dinamakan fmalisme.
9
Organisisme, aliran ini biasanya dilawankan dengan mekanisme dan vitalisme. Menurut
organisisme, hidup adalah suatu struktur yang dinamis, suatu kebetulan yang memiliki bagian
yang heterogen, akan tetapi yang utama adalah adanya sistem yang teratur. Semua bagian
Contoh dari ontologi adalah domba merino dapat dikembang biakkan di habitat yang mana
negaranya memiliki 4 musim, dan tidak cocok terhadap negara yang memiliki iklim panas dan
terlalu lembap.
10
EPISTIMOLOGI
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal-muasal, metode. metode dan sahnya
yakni epistemologi kefilsafatan yang erat hubungannya dengan piskologi dan pertanyaan-
pertanyaan semantik yang menyangkut hubungan antara pengetahuan dengan objek pengetahuan
tersebut. Epistemologi meliputi tata cara dan sarana untuk mencapai pengetahuan. Secara garis
besar terdapat dua aliran pokok dalam epistemologi, yaitu rasionalisme dan empirisme, yang
pada gilirannya kemudian muncul beberapa isme lain, misalnya rasionalisme kritis (kritisisme),
fenomenalisme, intuisionisme, dan positivisme. Rasionalisme adalah suatu aliran pemikiran yang
menekankan pentingnya peran akal atau ide, sementara peran indra dinomorduakan. Berdasarkan
teori helemorphisme Aristoteles, John Locke (Kattsoff, 1987: 137), berpendapat, bahwa sumber
ilmu pengetahuan adalah pengalaman empiris. Kebenaran yang diperoleh empirisme bersifat
korespondensi, hasil hubungan antara subjek dan objek melalui pengalaman, sehingga mudah
dibuktikan dan diuji. Kebenaran didapat dari pengalaman melalui proses induktif dari suatu
benda lalu dibuat kesimpulan. Dalam hal ini Jujun (dalam A.M. Saifuddin et.al., 1991: 16-17)
menuturkan, bahwa ilmu dalam upaya untuk menemukan kebenaran mendasarkan dirinya
Koherensi merupakan teori kebenaran yang mendasarkan diri kepada kriteria kebenaran tentang
konsistensi suatu argumentasi. Korespondensi merupakan teori kebenaran yang mendasarkan diri
pada kriteria tentang kesesuaian antarmateri yang dikandung oleh suatu pernyataan dengan objek
yang dikenai pernyataan tersebut. Pragmatisme merupakan teori kebenaran yang mendasarkan
11
diri kepada kriteria tentang berfungsi atau tidaknya suatu pernyataan dalam lingkup ruang dan
waktu tertentu.
Contoh dari epistemologi adalah dalam membuat benang wol sebelumnya harus mendapatkan
bahan dasarnya misalkan bulu domba merino yang sebelumnya kita gunting lalu dicuci
setelahnya wol disikat untuk meluruskan serat dan dipisahkan menjadi sehelai strip dan
dikumpulkan ke gulungan, dan sampailah pada tahap terakhir yang mana strip tersebut diubah
menjadi benang.
AKSIOLOGI
12
Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai yang pada umumnya ditinjau
dari sudut pandang kefilsafatan. Dalam pendekatan aksiologis ini, Jujun (1986:6) menyebutkan,
bahwa pada dasarnya ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia.
Dalam hal ini maka ilmu menurutnya dapat dimanfaatkan sebagai sarana atau alat dalam
meningkatkan taraf hidup manusia dengan memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta
kelestarian ,atau keseimbangan alam. Untuk kepentingan manusia tersebut maka pengetahuan
ilmiah yang diperoleh dan disusun dipergunakan secara komunal dan universal. Komunal berarti,
bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang menjadi milik bersama, setiap orang berhak
memanfaatkan ilmu menurut kebutuhannya sesuai dengan komunalisme. Universal berarti bahwa
ilmu tidak mempunyai konotasi parokial seperti ras, ideologi atau agama.
Contoh dari aksiologi adalah kegunaan dari benang wol adalah untuk membuat bermacam-
macam hiasan, misalnya bunga, lukisan pada kain strimin, boneka, merenda, dan sebagainya,
benang wol juga digunakan untuk membuat baju hangat, mantel, dan selimut.
13