Anda di halaman 1dari 3

1.

Ringkasan penciptaan alam semesta/teori big bang

Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar (bahasa Inggris: Big Bang) merupakan sebuah peristiwa yang
menyebabkan pembentukan alam semesta. Berdasarkan pemodelan dentuman besar ini, alam semesta,
awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat yang mengembang pesat, secara terus menerus hingga
hari ini. Berdasarkan pengukuran terbaik tahun 2009, keadaan awal alam semesta bermula sekitar 13,7
miliar tahun lalu, yang kemudian selalu menjadi rujukan sebagai waktu terjadinya Big Bang tersebut.

Teori dentuman besar bergantung kepada dua asumsi utama: hukum fisika dan prinsip kosmologi.
Prinsip kosmologi menyatakan bahwa pada skala yang luas alam semesta adalah homogen dan isotropik.

Pada tahun 1929 Astronom Amerika Serikat, Edwin Hubble melakukan pengamatan dan melihat Galaksi
yang jauh dan bergerak selalu menjauhi kita dengan kecepatan yang tinggi. Ia juga melihat jarak antara
Galaksi-galaksi bertambah setiap saat. Penemuan Hubble ini menunjukkan bahwa Alam Semesta kita
tidaklah statis seperti yang dipercaya sejak lama, namun bergerak mengembang. Kemudian ini
menimbulkan suatu perkiraan bahwa Alam Semesta bermula dari pengembangan di masa lampau yang
dinamakan Dentuman Besar.

Pada saat itu dimana Alam Semesta memiliki ukuran nyaris nol, dan berada pada kerapatan dan panas
tak terhingga; kemudian meledak dan mengembang dengan laju pengembangan yang kritis, yang tidak
terlalu lambat untuk membuatnya segera mengerut, atau terlalu cepat sehingga membuatnya menjadi
kurang lebih kosong. Dan sesudah itu, kurang lebih jutaan tahun berikutnya, Alam Semesta akan terus
mengembang tanpa kejadian-kejadian lain apapun. Alam Semesta secara keseluruhan akan terus
mengembang dan mendingin.

Alam Semesta berkembang, dengan laju 5%-10% per seribu juta tahun. Alam Semesta akan
mengembang terus,namun dengan kelajuan yang semakin kecil,dan semakin kecil, meskipun tidak
benar-benar mencapai nol.

Pada hakikatnya, sebuah ledakan akan menyebabkan terlontarnya materi penyusun sesuatu yang
meledak tersebut secara acak. Namun Big Bang tidaklah demikian. Materi-materi ini bahkan tersusun
secara rapi. Bahkan materi-materi ini membentuk planet, bintang, dan galaksi yang susunannya terlihat
menakjubkan. Fred Hoyle, seorang penantang teori Big Bang mengemukakan keterkejutannya tentang
keteraturan ini:

“Teori dentuman besar menyatakan alam semesta dimulai dengan ledakan tunggal. Namun seperti
terlihat pada bagian berikut, sebuah ledakan hanya akan membuat materi terlontar secara acak, namun
dentuman besar secara misterius memberikan hasil berlawanan dengan materi terkumpul dalam bentuk
galaksi-galaksi”.

Bahwa materi setelah dentuman besar membentuk susunan yang rapi dan teratur memang luar
biasa. Hal ini menunjukkan bahwa semua yang terjadi pada alam semesta merupakan kehendak Allah
SWT. Allah telah menyatakannya dalam QS. Al-Furqan ayat 2 yang artinya:
“Yang kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu
baginya dalam kekuasaan(Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-
ukurannya dengan serapi-rapinya”

2. Ringkasan petaka akibat darwinisme terhadap kemanusiaan

Darwinisme muncul di abad ke-19 sebagai penghidupan kembali sebuah mitos yang berasal dari bangsa
Sumeria dan Yunani Kuno oleh seorang biologiwan amatir Charles Darwin. Sejak saat tersebut,
Darwinisme telah menjadi sumber inspirasi utama di balik semua ideologi yang menghancurkan umat
manusia. Dengan berkedok ilmiah, Darwinisme memberi jalan bagi ideologi-ideologi tersebut beserta
para pendukungnya untuk melakukan tindakan politis demi mendapatkan sebuah pembenaran palsu.

Karena Darwinisme berisi gagasan tertentu yang mendukung sejumlah aliran pemikiran yang mulai
mengarah ke pergerakan dan menunjukkan keberadaannya di abad ke-19, Darwinisme mendapatkan
dukungan luas dari kalangan ini. Terutama sekali, orang mulai mencoba menerapkan gagasan bahwa
terdapat “perjuangan untuk mempertahankan hidup” di antara mahluk hidup di alam, dan, akibatnya,
gagasan bahwa “yang kuat bertahan hidup, sedangkan yang lainnya kalah dan musnah” mulai
diterapkan pada pemikiran dan perilaku manusia. Ketika pernyataan Darwinisme tentang “alam adalah
arena perjuangan dan pertikaian” mulai diterapkan pada manusia dan masyarakat, maka gagasan Hitler
untuk membangun ras manusia pilihan, pernyataan Marx tentang “sejarah umat manusia adalah sejarah
perjuangan antarkelas masyarakat”, keyakinan kapitalisme bahwa “ yang kuat tumbuh lebih kuat
dengan mengorbankan yang lemah,” penjajahan negara dunia ketiga oleh bangsa-bangsa penjajah
seperti Inggris, penderitaan bangsa terjajah akibat perlakuan tak manusiawi dari penjajah, perlakuan
rasis dan diskriminasi terhadap orangorang kulit berwarna, kesemuanya ini mendapatkan semacam
pembenaran.

Banyak orang percaya bahwa teori evolusi yang pertama kali dicetuskan oleh Charles Darwin adalah
teori yang didasarkan atas bukti, pengkajian dan percobaan ilmiah yang dapat dipercaya. Namun,
pencetus awal teori evolusi ternyata bukanlah Darwin, tetapi berasal dari bangsa Sumeria penyembah
berhala, yang menyatakan bahwa “makhluk hidup berkembang dan berevolusi dari benda tak hidup.”

Dan yang pertama kali mengulas teori evolusi secara lebih rinci adalah biologiwan Prancis, Jean Baptiste
Lamarck. Dalam teorinya, yang di kemudian hari diketahui keliru, Lamarck mengemukakan bahwa
semua mahluk hidup berevolusi dari satu ke yang lain melalui perubahanperubahan kecil selama
hidupnya. Orang yang mengulang pernyataan Lamark dengan cara yang sedikit berbeda adalah Charles
Darwin.

Darwin mengemukakan teori tersebut dalam bukunya The Origin of Species, yang terbit di Inggris pada
tahun 1859. Dalam buku ini, mitos evolusi, yang diwariskan oleh peradaban Sumeria kuno, dipaparkan
lebih rinci. Dia berpendapat bahwa semua spesies makhluk hidup berasal dari satu nenek moyang, yang
muncul di air secara kebetulan, dan mereka tumbuh berbeda satu dari yang lain melalui perubahan-
perubahan kecil yang terjadi secara kebetulan.
Pernyataan Darwin tidak banyak diterima oleh para tokoh ilmu pengetahuan di masanya. Para ahli fosil,
khususnya, menyadari pernyataan Darwin sebagai hasil khayalan belaka. Meskipun demikian, seiring
berjalannya waktu, teori Darwin mulai mendapatkan banyak dukungan dari berbagai kalangan. Hal ini
disebabkan Darwin dan teorinya telah memberikan landasan berpijak ilmiah – yang dahulunya belum
diketemukan– bagi kekuatan yang berkuasa pada abad ke-19.Tidak diragukan lagi, bencana terbesar
yang diakibatkan Darwinisme terhadap umat manusia adalah pemalingan manusia dari agama.
Kehancuran moral dan spiritual yang dasyat berlangsung dengan cepat pada masyarakat yang jauh dari
agama.

3. Ringkasan keruntuhan evolusi

Teori Darwin yang muncul pada abad ke 19 menolak segala bukti-bukti penciptaan yang kenyataannya
telah terhampar dihadapan kita. Dalam bukunya The Origin of species. Darwin menyerahkan segala
peristiwa ajaib ini pada hukum kebetulan dan mengingkari adanya penciptaan. Makhluk hidup yang
sangat beraneka ragam ini diklaimnya berasal dari satu nenek moyang yang sama dan terus semakin
berubah melalui suatu proses evolusi kumulatif dalam jangka waktu yang lama. Teori ini telah tersebar
lewat sarana dan propaganda dahsyat dari pendukungnya yaitu para evolusionist. Darwin menyadari,
bahwa dalam teorinya masih terdapat banyak sekali kekurangan. Namun ia berharap kekurangan
tersebut dapat diketemukan titik terang seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Namun ibarat menangkap bayangan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi justru mematahkan
klaimnya satu persatu. Dimasa Darwin, sel sederhana yang dianggap sebagai nenek moyang makhluk
hidup hanya terlihat dengan mikroskop dimasanya sebagai segmen-segmen kecil. Namun, penemuan
mikroskop elektron canggih pada pertengahan abad 20 menunjukkan betapa rapi dan kompleksnya
struktur sel. Beberapa eksperimen para ilmuwan ternama seperti Stanley Miller, Alexandre Oparin dan
Louis Pasteur semakin melemahkan ke-absahan teori Evolusi. Hingga akhirnya eksperimen-eksperiman
tersebut bertemu pada satu kesimpulan bahwa materi tak akan pernah bisa menciptakan makhluk hidup
sekalipun dalam bentuk yang paling sederhana. Masih banyak lagi usaha-usaha yang dilakukan para
evolusionist untuk mempertahankan teorinya mati-matian. Hal ini menunjukkan betapa gigihnya tipu
daya mereka yang dikomandoi Iblis untuk memalingkan hati manusia dari jalan keimanan termasuk
dengan jalan ilmu pengetahuan ilmiah. Ilmu pengetahuan harus berdiri dan bernaung pada landasan
dan wadah yang benar, agar apa-apa yang dihasilkan sesuai dengan garis hukum-hukum yang telah
ditetapkan dan berdaya guna untuk menunjang tugas dan misi yang telah dimandatkan sang Maha
Pencipta dan Penguasa Alam semesta kepada Makhluk bernama manusia.

Anda mungkin juga menyukai