Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN KEGIATAN

DOKTER INTERNSIP PUSKESMAS MANIANGPAJO


KABUPATEN WAJO
PERIODE NOVEMBER 2016 – MARET 2017

UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK SERTA KELUARGA BERENCANA


PELAKSANAAN KEGIATAN IMUNISASI

A. Latar Belakang
Upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian,
kecacatan, dari penyakit menular dan penyakit tidak menular termasuk penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah dengan meningkatkan kesadaran
bahwa betapa pentingnya kesehatan. Pemerintah telah merencanakan kegiatan
imunisasi dari tahun 1956, yang dimulai di Pulau Jawa dengan vaksin cacar.
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
dengan memasukan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit
yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi adalah investasi
terbesar bagi anak di masa depan. Imunisasi adalah hak anak yang tidak bisa
ditunda dan diabaikan. Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat
dihindari melalui imunisasi.
Undang- Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 pasal 130 menyatakan
bahwa Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan
anak. Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk
mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas
serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak sesuai dengan program
organisasi kesehatan dunia WHO (Badan Kesehatan Dunia), pemerintah
mewajibkan lima jenis imunisasi bagi anak-anak, yang disebut Program
Pengembangan Imunisasi (PPI). Wajib itu artinya semua anak yang tinggal di
Indonesia wajib diberikan lima jenis imunisasi untuk mencegah tujuh jenis
penyakit. Meski penting, namun pemerintah tak mewajibkan semua jenis
imunisasi. Hanya ada 5 jenis imunisasi yang wajib diberikan kepada anak yaitu
imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin), hepatitis B, DPT (Difteri Pertusis
Tetanus), Polio, dan campak.
Imunisasi sudah terbukti manfaat dan efektifitasnya dan teruji
keamanannya secara ilmiah dengan berdasarkan kejadian berbasis bukti. Setiap
tahun ada sekitar 2,4 juta anak usia kurang dari 5 tahun di dunia yang meninggal
karena penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh vaksinasi. Di Indonesia,
sekitar 7% anak belum mendapatkan vaksinasi. Berbagai upaya telah dilakukan
untuk menggalakkan pemberian imunisasi dasar kepada bayi secarah menyeluruh
atau universal. Salah satu upaya yang dilakukan adalah Gerakan Akselerasi
Imunisasi Nasional dalam rangka UCI (Universal Child Immunization ) 2010-
2014.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang
kesehatan di Kabupaten/ kota menyebutkan bahwa SPM Imunisasi adalah
tercapainya cakupan desa / kelurahan UCI 100 % mulai tahun 2010. Sampai saat
ini upaya pencapaian Desa/ Kelurahan UCI 100 % belum mencapai yang
diharapkan.
Peran seorang ibu pada program imunisasi sangatlah penting, karena orang
terdekat dengan bayi dan anak adalah ibu. Demikian juga tentang pengetahuan,
kepercayaan dan perilaku kesehatan ibu. Pengetahuan, kepercayaan dan perilaku
kesehatan seorang ibu akan mempengaruhi kepatuhan pemberian imunisasi dasar
pada bayi dan anak.

B. Permasalahan di Masyarakat
Sebagian besar masyarakat memiliki perilaku yang tidak sehat karena
belum mengetahui dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta seringnya
tidak mengkonsumsi makanan yang sehat. Selain itu status ekonomi menjadi
salah satu penyebab terjadinya penyakit karena pencegahan yang tidak hanya dari
status imunisasi saja tetapi dari faktor lingkungan sekitar kurang sehat yang
menjadi layak untuk perkembangbiakan penyakit.
Secara umum banyak rumah penduduk memenuhi kriteria rumah sehat.
Baik dari segi pencahayaan, dinding, ventilasinya dan lantai. Penataan rumah
yang tidak rapi dan tidak bersih bisa menjadi sarang berbagai macam penyakit.
Lingkungan sekitar yang padat penduduk dan agak kumuh juga sangat
berpengaruh dalam proses penularan penyakit.

C. Pemilihan Intervensi
Berdasarkan masalah di atas, maka diadakan pelaksanaan kegiatan
imunisasi pada bayi maupun anak. Kegiatan tersebut meliputi penguatan
imunisasi rutin bayi (<1tahun), memantau kualitas dan manajemen rantai vaksin,
memantau dan membina kompetensi petugas pengelola vaksin maupun
koordinator program imunisasi, melakukan imunisasi ulang kepada penderita
yang sudah sembuh sesuai kelompok umurnya, serta penderita dengan imunisasi
parsial harus melengkapi imunisasi dasar sesuai jadwal menurut rekomendasi
nasional. Pemberian imunisasi meliputi imunisasi BCG (Bacillus Calmette-
Guerin), Hepatitis B, DPT (Difteri Pertusis Tetanus), Polio, dan Campak.

D. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan di Posyandu Salewangeng desa mattirowalie,
pada tanggal 14 Februari 2017. Sasaran imunisasi adalah balita yang berada dan
tinggal di lingkungan sekitar lokasi kegiatan.

E. Evaluasi
 Evaluasi Struktur
Persiapan kegiatan imunisasi dilakukan satu hari sebelumnya. Telah dilakukan
koordinasi dengan tim pelaksana imunisasi puskesmas di Posyandu
Salewangeng desa mattirowalie. Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan
pengukuran status gizi balita.
 Evaluasi Proses
Dokter bersama tim pelaksana imunisasi dari puskesmas tiba di Posyandu
Salewangeng desa mattirowalie, pada Pukul 09.00 WITA. Balita yang
mendapatkan imunisasi sebanyak 15 orang, sebagian besar berumur kurang
dari setahun.
 Evaluasi Hasil
Banyaknya balita yang dibawa ke lokasi pemberian imunisasi menunjukkan
adanya antusias masyarakat yang sangat tinggi. Sehingga dengan imunisasi
dapat memberikan kekebalan tubuh bagi balita agar terhindar dari penyakit
yang sebenarnya bisa dicegah dengan imunisasi.

Wajo, Februari 2017


Peserta Pendamping

dr. Riana Ingrid Suranto dr. H. Gusaidi, M. Kes

Anda mungkin juga menyukai