Anda di halaman 1dari 10

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Definisi
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau
serviks yang terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempel pada
puncak vagina. (Arisusilo, 2016).
Kanker serviks merupakan gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan
kelompok penyakit yang dimanifestasikan dengan gagalnya untuk mengontrol
proliferasi dan maturasi sel pada jaringan serviks. Kanker serviks biasanya
menyerang wanita berusia 35 - 55 tahun, 90% dari kanker serviks berasal dari sel
kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju kedalam rahim. (Fitri
Fauziah & Julianty Widuri, 2015).

2. Etiologi
Kanker serviks terjadi jika sel - sel serviks menjadi abnormal dan membelah
secara tidak terkendali, jika sel - sel serviks terus membelah, maka akan terbentuk
suatu masa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas, jika
tumor tersebut ganas maka keadaannya disebut kanker serviks. Penyebab
terjadinya kelainan pada sel - sel serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi
terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker
serviks yaitu :
1. HPV ( Human Papiloma Virus ) HPV adalah virus penyebab kutil genetalis
( Kandiloma Akuminata ) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian
yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18.
2. Merokok Pada wanita perokok konsentrasi nikotin pada getah servik 56 kali
lebih tinggi dibandingkan didalam serum, efek langsung bahan tersebut pada
serviks adalah menurunkan status imun lokal sehingga dapat menjadi
kokarsinogen infeksi virus.
3. Suami atau pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada
usia 18 tahun, berganti - berganti pasangan dan pernah menikah dengan
wanita yang menderita kanker serviks.
4. Pemakaian DES ( Diethilstilbestrol ) pada wanita hamil untuk mencegah
keguguran.
5. Pemakaian Pil KB. Kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka panjang yaitu
lebih dari lima tahun dapat meningkatkan resiko relatif 1,53 kali. WHO
melaporkan resiko relative pada pemakaian kontrasepsi oral sebesar 1,19 kali
dan meningkat sesuai dengan lamanya pemakaian.
6. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamedia menahun.
7. Golongan ekonomi lemah. Dikaitkan dengan ketidakmampuan dalam
melakukan tes pap smear secara rutin dan pendidikan yang rendah.

3. Manifestasi Klinis
a. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis
jaringan.
b. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama ( 75% - 80% ).
c. Perdarahan yang terjadi diluar senggama.
d. Perdarahan spontan saat defekasi.
e. Perdarahan diantara haid.
f. Rasa berat dibawah dan rasa kering divagina.
g. Anemia akibat pendarahan berulang.
h. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf

4. Patofisiologi
Dari beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kanker sehingga
menimbulkan gejala atau semacam keluhan dan kemudian sel - sel yang
mengalami mutasi dapat berkembang menjadi sel displasia. Apabila sel
karsinoma telah mendesak pada jaringan syaraf akan timbul masalah
keperawatan nyeri. Pada stadium tertentu sel karsinoma dapat mengganggu
kerja sistem urinaria menyebabkan hidroureter atau hidronefrosis yang
menimbulkan masalah keperawatan resiko penyebaran infeksi. Keputihan
yang berkelebihan dan berbau busuk biasanya menjadi keluhan juga, karena
mengganggu pola seksual pasien dan dapat diambil masalah keperawatan
gangguan pola seksual. Gejala dari kanker serviks stadium lanjut diantaranya
anemia hipovolemik yang menyebabkan kelemahan dan kelelahan sehingga
timbul masalah keperawatan gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

5. Pemeriksaan diagnostic
a. Pap Smear
b. IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
c. Servikografi
d. Gineskopi
e. Pemeriksaan Penanda Tumor (PT)
f. Biopsy Kerucut
g. MRI /CT scan abdomen atau pelvis
h. Tes Schiller

6. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis Pengobatan pada stadium awal, dapat dilakukan
operasi sedangkan stadium lanjut hanya dengan pengobatan dan
penyinaran. Tolak ukur keberhasilan pengobatan yang biasa digunakan
adalah angka harapan hidup 5 tahun. Harapan hidup 5 tahun sangat
tergantung dari stadium atau derajatnya beberapa peneliti menyebutkan
bahwa angka harapan hidup untuk kanker leher rahim akan menurun
dengan stadium yang lebih lanjut. Pada penderita kanker leher rahim ini
juga mendapatkan sitistatika dalam ginekologi.
2. Penatalaksanaan Keperawatan Dalam lingkar perawatan meliputi sebelum
pengobatan terapi radiasi eksternal anatara lain kuatkan penjelasan
tentang perawatan yang digunakan untuk prosedur. Selama terapi yaitu
memilih kulit yang baik dengan menganjurkan menghindari sabun,
kosmetik, dan deodorant. Pertahankan kedekuatan kulit dalam perawatan
post pengobatan antara lain hindari infeksi, laporkan tanda - tanda infeksi,
monitor intake cairan, beri tahu efek radiasi persisten 10 - 14 hari sesudah
pengobatan, dan melakukan perawatan kulit dan mulut.
Dalam terapi radiasi internal yang perlu dipertimbangkan dalam
perawatan umum adalah teknik isolasi dan membatasi aktivitas,
sedangkan dalam perawatan pre insersi antara lain menurunkan
kebutuhan untuk enema atau buang air besar selama beberapa hari,
memasang kateter sesuai indikasi, latihan nafas panjan dan latihan rom
dan jelaskan pada keluarga tentang pembatasan pengunjung. Selama
terapi radiasi perawatannya yaitu monior tanda - tanda vital tiap 4 jam.
Memberikan posisi semi fowler, berikan makanan berserat dan cairan
parenteral sampai 300ml dan memberikan support mental. Perawatan post
pengobatan antara lain menghindari komplikasi post pengobatan
( tromboplebitis, emboli pulmonal dan pneumonia ), monitor intake dan
output cairan.

7. Komplikasi
a. Langsung
Yang berhubungan dengan penyakitnya, dapat berupa:
1) Obstruksi ileus (penyumbatan usus)
2) Vesikovaginal fistel (lubang di antara saluran kencing dan vagina)
3) Obstruksi ureter (penyumbatan pada saluran kencing)
4) Hidronefrosis (pembengkakan ginjal)
5) Infertil
6) Gagal ginjal
7) Pembentukan fistula
8) Anemia
9) Infeksi sistemik
10) Trombositopenia
b.Tidak Langsung
Yang berhubungan dengan tindakan dan pengobatan:
1) Operasi: perdarahan, infeksi, luka pada saluran kencing, kandung kemih
maupun usus
2) Radiasi : berak darah, hematuria (kencing darah), cystitis radiasi (infeksi
saluran kencing karena efek radiasi)
3) Kemoterapi : mual muntah, diare, alopesia (kebotakan), BB turun, borok
pada daerah bekas suntikan.
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan,
agama, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, alamat, tanggal masuk rumah
sakit, tanggal pengkajian, dan diagnosa medis.

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian.
Pasien dengan kanker serviks biasanya mengeluh gangguan pada
menstruasi, keputihan dan perdarahan pada vagina di luar masa haid,
sakit perdarahan sewaktu melakukan hubungan seks, dan adanya
infeksi pada saluran dan kandung kemih.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan yang ada pada
keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk
menanggulanginya ?
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Perlu ditanyakan pada pasien dan keluarga, apakah pasien pernah
mengalami hal yang demikian dan perlu ditanyakan juga apakah
pasien pernah menderita penyakit infeksi.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit
seperti ini atau penyakit menular lain.
serviks, akibat dari persepsi yang salah dari masyarakat. Dimana salah
satu etiologi dari kanker serviks adalah akibat dari sering berganti –
ganti pasangan seksual.
1.1 Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
1) Perdarahan vagina
2) Keputihan berwarna putih atau purulen yang berbau dan tidak gatal
3) Adanya bau busuk yang khas
4) Raut wajah pucat
5) Ekspresi wajah meringis dan posisi tubuh menahan nyeri
6) Tanda-tanda anemia
7) Hematuri
8) Bila tumor tumbuh eksofitik maka terlihat lesi pada porsio atau
sudah sampai vagina
b. Palpasi
1) Nyeri tekan pada abdomen
2) Serviks dapat teraba membesar, ireguler, teraba lunak
3) Nyeri punggung bawah
4) Obstruksi ureter, periksa hidronefrosis dengan tes balotemen
5) Palpasi fundus arteri
6) Perubahan denyut nadi
7) Perubahan tekanan darah
8) Peningkatan suhu tubuh

3.2 Diagnosa Keperawatan Dan intervensi


a. Nyeri berhubungan dengan penekanan sel kanker pada syaraf dan
kematian sel
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah karena proses eksternal Radiologi .
c. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan pengeluaran pervaginam (
darah, keputihan ).
3.3 Intervensi
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervwnsi
keperawatan NOC NIC

Nyeri berhubungan Setelah dilakukuan 1. Kaji riwayat nyeri,


dengan penekanan sel tindakan keperawatan lokasi, frekuensi,
kanker pada syaraf dan selama……x 24 jam durasi, intensitas, dan
kematian sel diharapkan nyeri berkurang skala nyeri.
Kriteria hasil : 2. Berikan tindakan
1. pasien mengatakan kenyamanan dasar:
nyeri hilang atau relaksasi, distraksi,
berkurang dengan imajinasi, message.
skala nyeri 0 - 3. 3. Awasi dan pantau TTV.
2. Ekspresi wajah rileks. 4. Berikan posisi yang
3. Tanda - tanda vital nyaman.
dalam batas norma 5. Kolaborasi pemberian
analgetik.
Perubahan nutrisi Tujuan : 1. Kaji status nutrisi
kurang dari kebutuhan Setelah dilakukan tindakan pasien
tubuh berhubungan keperawatan status nutrisi 2. Ukur berat badan
dengan mual muntah dipertahankan untuk setiap hari atau sesuai
karena proses eksternal memenuhi kebutuhan indikasi.
Radiologi . tubuh. 3. Dorong Pasien untuk
Kriteria hasil : makan - makanan
1. Pasien menghabiskan tinggi kalori, kaya
makanan yang telah protein dan tetap
diberikan oleh petugas. sesuai diit ( Rendah
2. Konjungtiva tidak Garam ).
anemis, sclera tidak 4. Pantau masukan
ikterik makanan setiap hari.
3. Berat badan klein 5. Anjurkan pasien
normal. makan sedikit tapi
4. Hasil hemoglobin sering.
dalam batas normal.
Resiko penyebaran Tujuan: 1. Kaji adanya infeksi
infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindakan disekitar area serviks.
dengan pengeluaran keperawatan selama…..x24 2. Tekankan pada
pervaginam ( darah, jam pasien tidak terjadi pentingnya personal
keputihan ). penyebaran infeksi dan hygiene.
dapat menjaga diri dari 3. Pantau tanda - tanda
infeksi . vital terutama suhu.
Kriteria hasil: 4. Berikan perawatan
a. Tidak ada tanda - dengan prinsip aseptik
tanda infeksi pada dan antisepik.
area sekitar serviks 5. Tempatkan klien pada
b. Tanda - tanda vital lingkungan yang
dalam batas normal. terhindar dari infeksi.
c. Tidak terjadi 6. Koloborasi pemeberian
nasokomial hilang, antibiotik.
baik dari perawat ke
pasien, pasien
keluarga, pasien ke
pasien lain dan klien
ke pengunjung.
d. Tidak timbul tanda -
tanda infeksi karena
lingkungan yang
buruk
e. Hasil hemoglobin
dalam batas normal,
dilihat dari leukosit.
DAFTAR PUSTAKA

Arisusilo, C. (2016). Kanker Leher Rahim (Cancer Cervix) Sebagai Pembunuh


Wanita Terbanyak Di Negara Berkembang. Sainstis. Volume 1, Nomor 1.
Barry j.Beaty and William C.Marquardt. (2018). The Biology of Disease Vector.
University Press of Colorado.
Dochterman, Joanne M. & Bulecheck, Gloria N. (2016). Nursing Interventions
Classification : Fourth Edition. United States of America : Mosby.
Fitri Fauziah & Julianty Widuri. (2015). Psikologi Abnormal Klinis Dewasa.
Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).
Moorhead, Sue et al. (2015). Nursing Outcomes Classification : Fourth Edition.
United States of America : Mosby
NANDA International. (2011). Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta : EGC
Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. (1994). Patofisiologi : Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC
Rasjidi Imam. (2008). Manual Prakanker Serviks. Ed 1th. Jakarta: Sagung Seto
Smeltzer, S. dan Bare, B. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth. Volume 2. Edisi 8, Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai