Anda di halaman 1dari 10

PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI SECARA DINI:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU

Maulana Widi Andrian1, Nailiy Huzaimah 2, Arisda Candra Satriyawati3, Putri Lusi4
1, 2, 3, 4Universitas Wiraraja, Sumenep. Jl.Raya Sumenep Pamekasan KM 5 Sumenep.

Email: nailiy.huzaimah@wiraraja.ac.id

ABSTRAK

Pendahuluan: Pengetahuan ibu yang kurang memadai tentang makanan pendamping


ASI (MP-ASI) dapat mempengaruhi keputusan ibu dalam pemberian MP-ASI secara dini.
Penelitian ini bertujuan menjelaskan hubungan pengetahuan ibu tentang MP-ASI dengan
perilaku pemberian MP-ASI secara dini pada bayi usia kurang dari enam bulan di Desa
Ambunten Tengah. Metode: Penelitian kuantitatif ini merupakan jenis penelitian korelasional
dengan metode Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling
yaitu seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 di Desa Ambunten Tengah. Pengumpulan
data menggunakan kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji Spearman’s Rho. Hasil
penelitian adalah terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang MP-ASI dengan perilaku
pemberian MP-ASI dini pada bayi usia kurang dari enam bulan (p=0,000). Pemberian MP-
ASI dini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengetahuan ibu. Penelitian
tentang strategi edukasi kesehatan pada ibu hamil dan ibu post partum masih diperlukan
untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI di waktu yang tepat.

Kata Kunci: MPASI, MPASI dini, pengetahuan ibu, perilaku ibu, gizi anak.

ABSTRACT

Inadequate mothers' knowledge about complementary foods can influence mothers'


decisions in giving MP-ASI early. This study aims to analyze the relationship between a
mother's knowledge of complementary feeding with early complementary feeding behavior to
infants aged less than six months in Ambunten Tengah Village. This quantitative research is a
type of correlational research with the Cross-Sectional method. The sampling technique used
was total sampling: all mothers who had babies aged 0-6 months in Ambunten Tengah
Village—collecting data using a questionnaire. Data were analyzed using Spearman's Rho
test. The result of this research is that there is a relationship between a mother's knowledge
about complementary feeding and the decision to give early complementary feeding to infants
aged less than six months (p=0.000). Early complementary feeding is influenced by several
factors, one of which is the mother's knowledge. Research on health education strategies for
pregnant women and postpartum mothers is still needed to increase mothers' knowledge
about giving MP-ASI at the right time.

Keyword : complementary foods, early complementary foods, mother’s knowledge, mother’s


behaviour, child nutrition.

28
PENDAHULUAN menerima MP-ASI (Depkes RI, 2014).
MPASI juga mengembangkan kemampuan
ASI adalah makanan terbaik bayi
anak untuk menerima berbagai variasi
usia 0-6 bulan, oleh karenanya Keputusan
makanan dengan bermacam–macam rasa
Menteri Kesehatan No:
dan bentuk sehingga dapat meningkatkan
450/MenKes/SK/IV/2004 menetapkan
kemampuan bayi untuk mengunyah,
bahwa pemberian ASI eksklusif bagi bayi
menelan, dan beradaptasi terhadap
di Indonesia adalah sejak lahir sampai
makanan baru (Lestiarini, Sulistyorini,
dengan berumur 6 bulan, dan semua
2020).
tenaga kesehatan agar menginformasikan
Pemberian MP-ASI yang terlalu dini
kepada semua ibu yang baru melahirkan
dapat menyebabkan bayi mengalami
untuk memberikan ASI secara eksklusif.
gangguan pencernaan seperti diare atau
Namun pada kenyataannya, praktek
konstipasi. Hal ini dikarenakan organ
pemberian makanan pendamping ASI
pencernaan pada bayi belum siap dan
(MPASI) secara dini di Indonesia masih
sempurna untuk mencerna makanan padat.
tinggi. Banyak faktor yang berhubungan
Selain itu, pemberian MP-ASI dini atau
dengan pemberian MPASI secara dini,
kurang dari 6 bulan juga bisa
salah satunya adalah pengetahuan ibu
meningkatkan risiko obesitas, alergi, dan
spesifik tentang MPASI.
sistem imun yang menurun karena
MP-ASI adalah makanan dan
konsumsi ASI yang berkurang. Sistem
minuman yang diberikan kepada anak usia
imun tubuh yang menurun mengakibatkan
6–24 bulan untuk pemenuhan kebutuhan
risiko penyakit infeksi meningkat sehingga
gizinya. WHO bersama dengan
anak akan rentan mengalami gizi buruk.
Kementrian Kesehatan dan Ikatan Dokter
Pengenalan MPASI lebih awal dari usia 4
Anak Indonesia (IDAI) telah menegaskan
bulan berhubungan positif dengan tingkat
bahwa usia hingga 6 bulan hanya diberikan
massa lemak pada anak-anak Prancis
ASI eksklusif saja. Oleh karena itu,
berusia 5 tahun (Moschonis et al, 2017).
MPASI baru bisa diperkenalkan kepada
MP-ASI juga tidak boleh diberikan
bayi ketika bayi berusia 6 bulan keatas
terlalu lambat karena akan
(Riksani, 2012). Pengenalan dan
menyebabkan kebutuhan nutrisi anak
pemberian MP-ASI harus dilakukan secara
tidak bisa terpenuhi (Muthoharoh, 2020).
bertahap baik bentuk maupun jumlah.
Hasil Survei Demografi dan
Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017
kemampuan alat pencernaan bayi dalam
menunjukkan Angka Kematian Neonatal
29
(AKN) yaitu sebesar 15 per 1.000 KH, yang memadai bukan hanya tentang ASI
Angka Kematian Balita (AKB) 24 per eksklusif, namun tentang MPASI.
1.000 KH, dan Angka Kematian Balita Pengetahuan MPASI yang kurang
(AKBA) sebesar 32 per 1.000 KH memadai akan mempengaruhi sikap dan
(Depkes, 2017). Faktor yang berperan tindakan Ibu dalam pemberian MPASI
dalam tingginya AKB salah satunya adalah yang kurang tepat.
rendahnya cakupan ASI eksklusif karena Hasil pengambilan data awal di Desa
tanpa ASI eksklusif bayi lebih rentan Ambunten Tengah menunjukkan 9 dari 10
terkena berbagai penyakit yang ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan
meningkatkan morbiditas dan mortalitas memberikan MP-ASI dini, yaitu sebelum
(Roesli, 2013). Hasil riset Kesehatan Dasar bayi berusia 6 bulan, bahkan saat bayi
(Riskesdes) tahun 2018, menunjukkan masih berusia 1 minggu. Tujuh dari
bahwa bayi yang mendapat MP-ASI sembilan ibu yang memberikan MP-ASI
sebelum berusia 6 bulan lebih banyak dini pada bayinya, mengatakan bahwa
terserang diare, sembelit, batuk, pilek, dan bayinya sering menangis dan tidurnya
panas dibandingkan bayi yang mendapat tidak nyenyak jika diberi ASI saja. Jenis
ASI Eksklusif dan mendapatkan MP-ASI MP-ASI yang diberikan pada bayi yaitu
dengan tepat waktu (usia pemberian MP- bubur, lontong, pisang, biskuit, dan susu
ASI setelah berusia 6 bulan). formula. Pemberian MP-ASI pada bayi
Teori Green menyebutkan ada 3 sebelum berusia 6 bulan di Desa
faktor penentu perubahan perilaku yaitu Ambunten Tengah sudah menjadi
pendorong (predisposing), faktor kebiasaan masyarakat dengan anggapan
pemungkin (enabling) dan faktor penguat bahwa MP-ASI yang diberikan pada bayi
(reinforcing) (Green, 1980). Pemberian baru lahir (sebelum usia 6 bulan) akan
MPASI yang tidak tepat sangat berkaitan meningkatkan nutrisi bayi.
dengan faktor internal dari ibu bayi Sikap Ibu dalam pemberian MPASI
tersebut dan faktor eksternal yang berperan penting untuk memutuskan suatu
dipengaruhi oleh lingkungan. Faktor tindakan. Sikap merupakan respon atau
eksternal meliputi faktor budaya, kurang reaksi seseorang yang belum melakukan
optimalnya peran tenaga kesehatan, dan tindakan apapun terhadap suatu stimulus
peran keluarga. Faktor internal meliputi atau objek tertentu yang diterima
pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, (Notoatmojo, 2012). Sikap seseorang
tindakan, psikologis dan fisik dari ibu itu didasari dengan pengetahuan yang baik,
sendiri. Ibu membutuhkan pengetahuan tetapi sikap yang baik belum tentu
30
berpengaruh terhadap praktik atau besar memberikan MP-ASI secara dini
tindakan seseorang dalam membuat (68,6%).
keputusan. Diperlukan motivasi dari Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan
Ibu Tentang MP-ASI.
berbagai pihak untuk mengubah tindakan
Ibu dalam pemberian MPASI yang tepat Pengetahuan MP- Frekuensi Presentase
ASI (F) (%)
waktu. Baik 13 37,1
Tujuan penelitian ini adalah untuk Kurang 22 62,9
Jumlah 35 100
menjelaskan hubungan pengetahuan ibu
tentang MPASI dengan pemberian MPASI Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pemberian
pada bayi usia 0-6 bulan di Desa MP-ASI Dini Pada Bayi 0-6 Bulan.
Ambunten Tengah. Pemberian MP- Frekuensi Presentase
ASI dini (F) (%)
Ya 24 68,6
METODE PENELITIAN Tidak 11 31,4
Jumlah 35 100
Penelitian ini adalah jenis
penelitian analitik korelasional dengan Hasil tabulasi silang pada Tabel. 3
pendekatan cross sectional. Penelitian menunjukkan semua ibu yang memiliki
dilakukan di Desa Ambunten Tengah, pengetahuan kurang tentang MP-ASI,
dengan subjek semua ibu yang mempunyai memberikan MP-ASI dini pada bayinya
bayi usia 0-6 bulan di Desa Ambunten (62,85%). Hasil uji statistik menunjukkan
Tengah pada tanggal 18-31 Mei 2020. ada hubungan pengetahuan ibu tentang
Teknik pengumpulan data yaitu dengan MP-ASI dengan pemberian MP-ASI
wawancara dan kuesioner. Analisis secara dini pada ibu di Desa Ambunten
statistik menggunakan Spearman’s Rho Tengah.
untuk mengetahui hubungan antar dua
variabel. Tabel 3 Tabulasi silang dan hasil uji
bivariat variabel penelitian
HASIL PENELITIAN Pengeta- Pemberian MP-ASI Total
huan Dini
Hasil analisis univariat pada Tabel. MP-ASI Ya Tidak
1 menunjukkan bahwa pengetahuan ibu N % N % N %
Baik 2 5,7 11 31,4 13 37,1
tentang MP-ASI sebagian besar
Kurang 22 62,85 0 0 22 62,9
berpengetahuan kurang (62,9%). Tabel. 2 24 68,6 11 31,4 35 100
Rank Spearman p = 0,000
menunjukkan bahwa perilaku ibu dalam
pemberian MP-ASI secara dini sebagian

31
PEMBAHASAN perilaku seseorang, karena pengetahuan
a. Pengetahuan Ibu Tentang MPASI menentukan persepsi, sikap, dan perilaku
Pemahaman ibu di Desa Ambunten seseorang dalam kehidupannya sehari-hari.
Tengah tentang MP-ASI sebagian besar Hal ini sesuai dengan penelitian
pada kategori kurang dan hampir Hapsari (2010), bahwa pendidikan
setengahnya dalam kategori baik. Salah mempengaruhi pengetahuan. Semakin
satu faktor yang dapat mempengaruhi tinggi tingkat pendidikan, pengetahuan
kurangnya pemahaman ibu adalah tentang MP ASI semakin baik. Selain itu
pendidikan ibu dimana sebagian besar pola pikir ibu dengan pendidikan tinggi
berpendidikan SMP, sehingga pola pikir juga berbeda serta lebih terbuka terhadap
dan pengetahuan tentang MP-ASI masih perubahan yang positif. Sehingga dapat
kurang memadai. Pemahaman ibu kurang menerima perubahan ilmu pengetahuan
terkait MPASI yaitu tentang waktu yang baru secara cepat dan lebih baik.
paling tepat memulai MPASI, resiko Hasil ini sesuai dengan penelitian
MPASI terlalu dini, dan jenis-jenis yang dilakukan oleh Lestiarini &
makanan yang bisa diberikan saat MPASI Sulistyorini (2020) bahwa ada hubungan
awal. Pengetahuan sebagian besar ibu baik yang signifikan antara tingkat pengetahuan
terkait manfaat dan tujuan MPASI. dengan tindakan Ibu untuk memberikan
Pengetahuan adalah hasil tahu MPASI (P value = 0,001). Penelitian lain
seseorang terhadap objek yang diamati juga menunjukkan hasil serupa, diperoleh
melalui panca indera yang dimilikinya hasil terdapat korelasi antara pengetahuan
yaitu mata, telinga, hidung dan panca ibu dengan praktik pemberian MPASI (P
indera lainnya (Notoatmodjo, 2010). Hal value = 0,005) (Septriana & Suhartono,
ini terjadi setelah seseorang mengadakan 2016). Hasil ini juga diperkuat oleh
penginderaan terhadap suatu objek tertentu penelitian lain pada 2018 yang
yang dilakukan melalui panca indera menunjukkan bahwa ada hubungan antara
manusia yakni dengan cara melihat, tingkat pengetahuan ibu dan pengasuh
meraba, merasakan, mendengar, dan terhadap tindakan ibu untuk memberikan
sebagainya. Pada suatu penglihatan makanan padat pada bayinya di usia 6–12
sampai menghasilkan pengetahuan bulan (Artika & Arty, 2018).
tersebut sangat dipengaruhi oleh Pengetahuan ibu Desa Ambunten
seberapa besar perhatian persepsi Tengah rata-rata belum memadai tertaik
seseorang terhadap objek. Pengetahuan MPASI. Pengetahuan yang sangat kurang
sangat penting dalam menentukan tentang MPASI pada ibu meliputi
32
ketepatan usia bayi untuk mendapatkan dimulai pada 7 hari ke dua kelahiran yaitu
asupan MPASI, manfaat MPASI, dampak berupa susu formula. Beberapa ibu
negatif MPASI dini terhadap kesehatan memberikan MP-ASI saat bayi berusia 7
bayi, dan contoh atau jenis makanan untuk dan 40 hari yaitu berupa madu, pisang, dan
MPASI. Mayoritas jawaban ibu bubur beras. Hal ini dapat terjadi karena
menunjukkan bahwa yang diketahui oleh mereka masih mengikuti tradisi yang
ibu adalah bahwa MPASI yang diberikan diturunkan dari orang tua nya,
sejak hari-hari pertama kelahiran akan menganggap bahwa bayi rewel kaena ASI
meningkatkan kesehatan bayi dan ibu kurang, anak tidak kenyang atau
membuat bayi tidak rewel. produksi ASI hanya sedikit. Sehingga oleh
Edukasi kesehatan tentang MPASI orang tua disarankan untuk memberikan
menjadi sangat dibutuhkan untuk ibu di MP ASI agar anak tenang.
Desa Ambunten tengah. Cakupan promosi Perbuatan nyata dapat membentuk
kesehatan tentang MP-ASI yang tinggi sebuah sikap, maka diperlukan faktor yang
pada masyarakat khususnya ibu, dapat mendukung atau kondisi yang
membantu meningkatkan pemahaman memungkinkan seperti pengalaman
tentang pemberian MP-ASI yang tepat pribadi, pengaruh orang lain yang
pada anak. Pemahaman yang benar tentang dianggap penting (keluarga), pengaruh
MP-ASI adalah bekal ibu untuk dapat sosial dan budaya, iklan yang berasal dari
memberikan MP-ASI yang tepat pada media elektronik maupun media massa,
anak. lembaga pendidikan dan agama, pengaruh
emosional, pendidikan, faktor sosial
b. Pemberian MP-ASI Dini Pada Bayi ekonomi, kesiapan fisik atau status
0-6 Bulan kesehatan, dan kesiapan psikologis atau
Perilaku ibu dalam pemberian MP- jiwa seseorang itu sendiri. Ibu yang
ASI secara dini sebagian besar memiliki keluarga berpengetahuan baik
memberikan MP-ASI secara dini pada tentang MP-ASI maka akan bisa
anaknya dan hampir setengahnya tidak memberikan pengaruh dan motivasi
memberikan MP-ASI dini pada anaknya. kepada ibu untuk memberikan MP-ASI
Perilaku dipengaruhi dari 3 faktor yaitu secara tepat kepada bayinya. Baik tepat
pendorong (predisposing), faktor secara kuantitas maupun kualitas
pemungkin (enabling) dan faktor penguat (Muthoharoh, 2020).
(reinforcing). Pemberian MP-ASI secara Sesuai dengan penelitian Hapsari
dini oleh ibu di Deesa Ambunten Tengah (2010), bahwa pengetahuan dipengaruhi
33
oleh sosial budaya dan sumber informasi. sebelum umur 6 bulan juga semakin
Budaya kita masih menganggap bahwa berkurang.
anak rewel karena ASI ibu hanya sedikit Perilaku ibu Desa Ambunten
sehingga bayi tidak kenyang, padahal Tengah dalam praktek pemberian MPASI
banyak faktor yang menyebabkan bayi secara dini masih cukup tinggi. Beberapa
rewel, misalkan popok basah, kedinginan yang sering dilakukan oleh ibu dalam
atau kepanasan, tidak nyaman dll. Persepsi pemberian MPASI secara dini pada bayi
ibu tentang kecukupan produksi ASI dan antara lain adalah: memberikan susu
pertambahan berat badan anak merupakan formula, lontong, pisang, dan bubur susu.
prediktor yang paling penting dari inisiasi Mayoritas ibu memberikan alasan
dini makanan pendamping ASI. Oleh pemberian makanan selain ASI akan
karena itu, semua kegiatan konseling untuk membuat bayi kenyang dan tidur lelap, dan
ibu harus dirancang sedemikian rupa untuk mencegah bayi menjadi kurus. Beberapa
mengatasi masalah ini (Sarkar et al, 2017). juga telah memberikan bubur sejak bayi
Sejalan dengan penelitian yang berusia 4 bulan.
dilakukan oleh Sadli (2019) didapatkan Bidan sebagai ujung tombak
bahwa sosial budaya mempunyai kesehatan dapat menjadi sumber infomasi
hubungan yang bermakna dengan perilaku yang benar dan sesuai evidence based
pemberian MP-ASI dini pada bayi usia 0-6 sehingga masyarakat tidak hanya
bulan. Diperkuat dengan hasil penelitian melakukan pemberian MP ASI sesuai adat
Evitasari (2016) bahwa ada hubungan kebiasaan secara turun temurun tapi sesuai
antara pengetahuan, pekerjaan, dan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
pendapatan dengan perilaku pemberian yang sudah jelas dari sisi ilmu dan
makanan pendamping ASI bayi usia < 6 manfaatnya.
bulan pada ibu batita di UPTD Puskesmas
Sumberjaya Kabupaten majalengka Tahun c. Hubungan pengetahuan ibu tentang
MP-ASI dengan pemberian MP-ASI
2016. Bidan perlu lebih agresif dalam
secara dini pada ibu di Desa
memberikan pendidikan kesehatan tentang Ambunten Tengah.
MPASI kepada ibu dan masyarakat
Ada hubungan yang signifikan
sehingga secara budaya akan mengalami
antara pengetahuan ibu tentang MPASI
pergeseran kearah positif yaitu pemberian
dengan pemberian MP-ASI pada bayi usia
makanan pendamping ASI sesuai dengan
0-6 bulandi Desa Ambunten Tengah. Data
tahapan usia bayi, semakin baik perubahan
hasil penelitian menunjukkan masih ada
sosial budaya maka pemberian MP ASI
34
ibu yang berpengetahuan baik tentang kepada anaknya karena kurangnya
MPASI namun masih memberikan MP pengetahuan ibu terkait waktu pemberian
ASI pada bayinya yang berusia 0-6 bulan. MPASI yang tepat (Agho et al., 2011).
Hal ini bisa terjadi karena adanya faktor Hasil serupa juga ditunjukkan oleh
sosial budaya dan sumber informasi. penelitian yang dilakukan di Jakarta,
Selain itu ibu yang bekerja lebih bahwa terdapat korelasi yang signifikan
berpotensi memberikan MPASI dini pada pendidikan dan pengetahuan ibu
kepada bayinya, tujuannya antara lain agar terhadap makanan pendamping ASI
tidak repot dalam menyusui dan anak (Septriana and Suhartono, 2016).
dapat ditinggal bekerja dengan MP ASI
sebagai ganti ASI saat ibu bekerja. Umur SIMPULAN DAN SARAN
ibu yang masih muda diperkirakan juga 1. Pengetahuan ibu tentang MP-ASI
menjadi faktor pendukung pemberian yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan
MPASI, karena ibu muda belum di Desa Ambunten Tengah sebagian
berpengalaman dalam merawat bayi besar pengetahuannya kurang.
sehingga masih memerlukan pertolongan 2. Sebagian besar bayi usia 0-6 bulan di
dari orang tuanya. Orang tua yang kurang Desa Ambunten Tengah diberikan
pengetahuan akan MPASI akan MP-ASI.
memberikan MPASI pada bayi 0-6 bulan 3. Ada hubungan yang signifikan antara
dengan alasan hal itu telah dilakukan dari pengetahuan ibu tentang MP-ASI
jaman dahulu dan bayi nampak sehat dan dengan pemberian MPASI pada bayi
gemuk. usia 0-6 bulan di Desa Ambunten
Hasil penelitian yang dilakukan di Tengah.
Karo, Sumatera Utara menyatakan bahwa
DAFTAR PUSTAKA
tingkat pendidikan ibu tidak berpengaruh
terhadap pemberian MPASI pada bayi. Agho, K. E. et al. 2011. Determinants of
exclusive breastfeeding in
Berbeda dengan hasil penelitian yang
Nigeria‟, BMC Pregnancy and
dilakukan di Nigeria menyebutkan bahwa Childbirth, 11(1), p. 2. doi:
10.1186/1471-2393-11-2.
pemberian MPASI pada anak yang tidak
tepat waktu berpengaruh terhadap tingkat Artika, as M. and Arty, D. 2018.
pendidikan ibunya. Penelitian tersebut juga Hubungan Pengetahuan Ibu
dengan Pemberian Makanan
menyatakan bahwa ibu yang mempunyai Pendamping ASI Pada bayi Usia
level pendidikan rendah berpotensi besar 6 – 12 Bulan‟, in The 7th
University Research Colloqium
untuk memberikan MPASI sejak dini
35
2018. Lestiarini Santi, Sulistyorini Yuly. 2020.
Perilaku Ibu Pada Pemberian
Depkes, 2009. Materi Penyuluhan Inisiasi Makanan Pendamping ASI (MPASI)
Menyusu Dini (IMD) Pedoman Di Kelurahan Pegirian. The
Strategi Keluarga Sadar Gizi Indonesian Journal Of and Health
(KADARZI). Jakarta, Direktorat Education. Vol. 8, No. 1. 1 – 11.
Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat, Direktorat Bina Gizi Moschonis, G., de Lauzon-Guillain, B.,
Masyarakat. Jones, L., Oliveira, A., Lambrinou,
C.P., Damianidi, L., Lioret, S.,
Depkes RI. 2004. Pedoman Pelaksanaan Moreira, P., Lopes, C., Emmett, P.
Perindustrian dan Pengelolaan and Charles, M.A., 2017. The effect
Makanan Pendamping Air Susu Ibu. of early feeding practices on growth
Jakarta: Depkes RI. indices and obesity at preschool
children from four European
Evitasari, Desi. 2016. Faktor-faktor Yang countries and UK schoolchildren and
Berhubungan Dengan Perilaku adolescents. European journal of
pemberian Makanan Pendamping pediatrics, 176(9), pp.1181-1192.
ASI Bai Usia < 6 Bulan. Syntax
Literature. Jurnal Ilmiah Indonesia. Muthoharoh, Husnul. 2020. Pemberian
Vol. 1, No. 3. Makanan Pendamping Air Susu Ibu
Secara Dini Pada Bayi 0-6 Bulan
Gabriella, Irene. 2018. 100+ MPASI (Hits Berdasarkan Pengetahuan Keluarga.
Instagram Pilihan Mommy). Jakarta Jurnal Kesehatan, Vol. 3 No. 3 : 259-
: Redaksi V Medika. 266.

Ginting, D., Sekarwarna, N. and Sukandar, Notoatmojo, S. 2012. Promosi Kesehatan


H. (2015) „Pengaruh Karakteristik, dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Faktor Internal dan Eksternal Ibu Cipta.
terhadap Pemberian MP-ASI pada
Bayi Usia < 6 Bulan di Wilayah Prasetyono. 2009. Buku Pintar ASI
Kerja Puskesmas Barusjahe Eksklusif. Yogyakarta: Diva Press.
Kabupaten Karo Provinsi Sumatera
Utara‟, Jurnal Ilmu Kesehatan, (38), Riksani, R. 2012. Variasi Olahan Makanan
pp. 1–13. Pendamping ASI. Jakarta Timur:
Dunia Kreasi.
Green, L. 1980. Health Education: A
Diagnosis Approach. United State: Roesli. 2013. Mengenal ASI Eksklusif.
Mayfield Publishing Co. Jakarta: Trubus Agriwidya.

Hapsari, I. 2011. Hubungan Pengetahuan Sadli, Muhammad. 2019. Hubungan Sosial


Gizi Ibu dengan Status Gizi Balita di Budaya dan Peran Petugas
Desa Jatisari Kecamatan Subah Kesehatan Dengan Perilaku
Kabupaten Batang Tahun 2010. Pemberian MP-ASI Dini Pada
Thesis. Universitas Negeri Bayi Usia 0-6 Bulan. Jurnal
Semarang. Semarang Kebidanan. Vol 11, No. 01.

Jauhari, dkk. 2018.Perlindungan Hak Anak


Terhadap Pemberian Air Susu Ibu Sarkar, T.K., Mukherjee, A.,
(ASI). Yogyakarta: Deepublish Bhattacherjee, S., Sarkar, P. and

36
Dasgupta, S., 2017. Factors among 9-11 month-old infants in Jakarta
Influencing Mothers to Initiate urban slum area‟, Kesmas, 10 (3),
Early Complementary Feeding in pp. 127–133. doi:
Darjeeling, West Bengal. Journal 10.21109/kesmas.v10i3.948.
of Clinical & Diagnostic Warnaliza, Desi, Nugroho & Taufan,
Research, 11(10). 2014. Buku Ajar ASKEB 1
Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.
Septriana and Suhartono, G. A. 2016. Zami. 2018. MPASI With Love. Jakarta:
Predisposing factors of Wahyumedi
complementary feeding practices
among 9-11 month-old infants in
Jakarta urban slum area‟,
Kesmas, 10 (3), pp. 127–133. doi:
10.21109/kesmas.v10i3.948.

Warnaliza, Desi, Nugroho & Taufan,


2014. Buku Ajar ASKEB 1
Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika..

Zami. 2018. MPASI With Love. Jakarta:


Wahyumedi

37

Anda mungkin juga menyukai