Anda di halaman 1dari 8

PROSIDING

Seminar Geologi Nuklir dan Sumber Daya Tambang Tahun 2019


PUSAT TEKNOLOGI BAHAN GALIAN NUKLIR - BATAN

Deteksi Gua Bawah Tanah dengan Metode Tahanan Jenis:


Studi Kasus Gua Bribin, Kabupaten Gunung Kidul
Underground Cave Detection Based on Resistivity Methods:
Case Study of Bribin Cave, Gunung Kidul Regency

Roni Cahya Ciputra*, Adi Gunawan Muhammad


Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional
Jl. Lebak Bulus Raya No.9 Pasar Jumat, Jakarta 12440
*E-mail: roni.cahya@batan.go.id

ABSTRAK
Eksplorasi air tanah daerah karst menggunakan metode tahanan jenis memiliki tantangan utama berupa
latar belakang tahanan jenis batuan yang tidak homogen dikarenakan banyaknya variasi morfologi dan litologi
sehingga anomali sasaran pengukuran tidak dapat terlihat dengan jelas. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas deteksi gua bawah tanah menggunakan metode tahanan jenis dengan konfigurasi dipole-
dipole yang dikombinasikan dengan konfigurasi schlumberger di Gua Bribin, Kabupaten Gunung Kidul.
Lintasan pengukuran sepanjang 1000 m dibuat memotong gua bribin, dengan jarak antartitik 50 m. Pengukuran
dilakukan dengan ABEM SAS 1000 dan diolah dengan bantuan software RES2DINV dan WinSev6. Nilai
resistivitas rendah pada batugamping dibandingkan dengan latar belakang mengindikasikan adanya fitur geologi
mengandung air, sedangkan tahanan jenis tinggi mengindikasikan adanya rongga berisi udara di bawah
permukaan tanah. Pada penampang pseudo section tahanan jenis yang dihasilkan dari pengukuran, terlihat pola
kontur setengah lingkaran dengan lebar anomali ini  40-60 meter yang memiliki nilai tahanan jenis di bawah
nilai tahanan jenis rata-rata yaitu pada kedalaman 70 m–90 m. Anomali diinterpretasikan sebagai gua bawah
tanah yang berair karena letaknya tepat di bawah titik pengukuran A8, A9, A10 yang menurut koordinat berada
di atas gua. Hasil analisis satu dimensi dari data tahanan jenis Schlumberger dititik A10 menunjukkan adanya
anomali dengan tahanan jenis tinggi (206–12431 m), yaitu pada kedalaman antara 6–95 m. Hal ini
menunjukkan bahwa konfigurasi dipole-dipole dinilai sensitif dalam merefleksikan posisi dan dimensi gua
bawah tanah pada daerah karst. Sementara itu Schlumberger cukup baik untuk merefleksikan kedalaman gua dan
nilai tahanan jenis sebenarnya.

Kata kunci:Tahanan jenis, dipole-dipole, schlumberger, karst, Gua Bribin

ABSTRACT
Groundwater exploration in karst terrain using resistivity facing challenges of non-homogenic resistivity
background due to karst terrain’s variation of many morphology and lithology so that the target’s resistivity
anomaly could not clearly observed. This study aims to determine the effectiveness of underground cave
detection using resistivity method with dipole-dipole configuration combined with schlumberger configuration in
Bribin Cave, Gunung Kidul Area. The measurement conducted with ABEM SAS 1000 following a measurement
line with 50 m point interval that was made cutting the cave on the surface. The data then proccessed with
RES2DINV and WinSev6 software. Relative lower resistivity value than background in limestones indicating
water-bearing geological features while the relatively higher resistivity value usually indicating air-filled void
on subsurface. Pseudo section resulted from the proccessing showing  40 - 60 meters half-round contour with
resistivity value below 206 m as the average of resistivity value (206 – 21.2 m) at depth 70 – 90 m. This
anomaly interpreted as cave filled with water because it is located in A8, A9, A10 measurement point that
spatially above the cave. One-dimentional resistivity analusis with Schlumberger configuration showing
anomaly of resistivity (206 – 12431 ) at depth 6 – 95 m. This result showing that dipole-dipole configuration is

ISBN 978-979-99141-7-0 167


PROSIDING
Seminar Geologi Nuklir dan Sumber Daya Tambang Tahun 2019
PUSAT TEKNOLOGI BAHAN GALIAN NUKLIR - BATAN

sensitive method for reflecting position and dimension of underground cave on karst terrain. The schlumberger
method is also good for reflecting the depth of the cave and the actual resistivity value.
Keywords: Resistivity, dipole-dipole, schlumberger, karst, Bribin Cave

PENDAHULUAN deteksi gua bawah tanah menggunakan


Permasalahan kekeringan di kawasan karst metode tahanan jenis dengan konfigurasi
Gunung Kidul dinilai kontras dengan dipole-dipole yang dikombinasikan dengan
keberadaan air tanah dalam jumlah besar schlumberger di Gua Bribin, Kabupaten
dalam bentuk sungai bawah tanah atau gua Gunung Kidul.
dikarenakan kurang efektifnya manajemen
akuifer karst[1]. Hal ini dikarenakan TATA KERJA
keunikan akuifer karst yang sama sekali Metodologi yang digunakan dalam
berbeda dan kompleks dibandingkan dengan melaksanakan survei atau pekerjaan ini
akuifer sedimen konvensional. Tantangan adalah:
pun ditemukan pada penerapan metode 1. Studi Pustaka
tahanan jenis yang merupakan metode paling Kegiatan ini meliputi: kajian data
umum dalam eksplorasi air tanah khususnya sekunder, peninjauan awal lapangan, dan
dalam mendeteksi konduit di bawah persiapan peralatan. Kajian data sekunder
permukaan sebagai jalan air pada akuifer dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan
karst[1], [2]. Permasalahan dalam eksplorasi aktual daerah kerja, terutama tentang
air tanah pada kawasan karst adalah latar morfologi, struktur geologi, dan sebaran
belakang tahanan jenis batuan yang tidak formasi batuan.
homogen dikarenakan banyaknya variasi 2.Pembuatan Jalur Pengukuran Geolistrik
morfologi dan litologi sehingga anomali Untuk mendeteksi adanya gua bawah
objek yang menjadi sasaran pengukuran tanah, orientasi lintasan dibuat memotong
tidak dapat terlihat dengan jelas. Untuk arah gua yang didapatkan dari peta seperti
mengatasinya, diperlukan konfigurasi yang yang dapat dilihat pada Gambar 1.
paling sensitif agar dapat merefleksikan Penentuan koordinat awal jalur pengukuran
kondisi bawah permukaan. geolistrik ditentukan dengan alat Global
Positioning System (GPS), sedangkan
Dalam hal pemilihan konfigurasi terbaik elevasinya ditentukan dengan altimeter. Jarak
metode tahanan jenis untuk akuifer karst, setiap titik dalam suatu jalur adalah sekitar
konfigurasi dipole-dipole menunjukkan 50 m dengan panjang jalur 1000 m,
visualisasi kondisi bawah permukaan yang disesuaikan dengan kondisi lapangan.
cepat dan dapat dipercaya dibandingkan
dengan konfigurasi lain[3]. Berbagai 3. Survei Geofisika
penelitian di beberapa daerah karst dengan Pengukuran/eksplorasi geofisika yang
konfigurasi dipole-dipole[1], [2], [4]–[7] juga dilakukan di daerah kerja adalah kombinasi
membuktikan bahwa gua dan rongga bawah dua jenis metodologi, yaitu dipole-dipole dan
permukaan lain dapat divisualisasikan dan Schlumberger. Jarak antar titik ukur pada
dibedakan anomalinya. Penelitian ini setiap jalur adalah 50 m.
bertujuan untuk mengetahui efektivitas

168 ISBN 978-979-99141-7-0


PROSIDING
Seminar Geologi Nuklir dan Sumber Daya Tambang Tahun 2019
PUSAT TEKNOLOGI BAHAN GALIAN NUKLIR - BATAN

Gambar 1. Lintasan Pengukuran Geolistrik (dimodifikasi dari [8])

Teori dan rincian pelaksanaan eksplorasi Konfigurasi Schlumberger


geofisika ini adalah sebagai berikut: Dalam konfigurasi Schlumberger, spasi
elektrode arus jauh lebih lebar dari pada
Konfigurasi dipole-dipole spasi elektrode potensial. Jarak spasi antar
Dalam konfigurasi dipole-dipole (Gambar 2), elektrode arus adalah 2L, sedangkan jarak
intensitas medan listrik berbanding terbalik spasi antar elektrode potensial adalah 2l,
dengan pangkat tiga jarak, sehingga seperti diperlihatkan pada Gambar 3.
pelaksanaan pengukuran medan listrik
menjadi sulit pada jarak pengukuran yang Alat yang digunakan dalam pengukuran
cukup jauh. Problem ini dapat diatasi dengan geolistrik ini adalah ABEM SAS 1000. Alat
memperbesar arus atau panjang dipolenamun ini mempunyai tingkat keakuratan yang
dalam konfigurasi dipole-dipole, perbesaran tinggi dalam membedakan kontras tahanan
panjang dipole-arus hanya dapat dilakukan jenis pada berbagai litologi dan banyak
selama panjang dipole tersebut jauh lebih digunakan dalam eksplorasi mineral. Iterasi
kecil dibandingkan dengan jarak pengukuran hasil pengukuran dilapangan yang berupa
berupa jarak antara kedua dipole.Alternatif data tahanan jenis semu menjadi data tahanan
lain untuk mengatasi kesulitan tersebut jenis sebenarnya dan perhitungan koreksi
adalah memperbesar arus yang dialirkan topografi dilakukan dengan menggunakan
pada dipole-arus. Alternatif memerlukan alat software RES2DINV dan WinSev6.
berkemampuan sangat tinggi yang
memungkinkan pengukuran pada jarak jauh.

ISBN 978-979-99141-7-0 169


PROSIDING
Seminar Geologi Nuklir dan Sumber Daya Tambang Tahun 2019
PUSAT TEKNOLOGI BAHAN GALIAN NUKLIR - BATAN

Gambar 2. Konfigurasi Dipole-dipole[9]

Gambar 3. Konfigurasi Schlumberger[9]

4. Analisis Terpadu [10]. Tahanan jenis pada batugamping akan


Kegiatan ini merupakan penelaahan secara berkurang apabila terdapat fitur geologi
komprehensif semua data yang diperoleh, mengandung air[2], [6], [10]-[11]. Fitur ini
baik dari studi meja, pemetaan topografi, dapat berupa retakan atau gua yang terisi air
pemetaan geologi, dan survei geofisika atau material yang dapat menyimpan air
tahanan jenis misalnya tanah, meskipun dalam penampang
tahanan jenis keduanya sulit untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN dibedakan. Sementara itu adanya daerah
Secara umum, batugamping segar dengan nilai resistivitas tinggi kemungkinan
memiliki tahanan jenis 1000 – 2000 m [7], besar merupakan rongga kosong berisi udara,

170 ISBN 978-979-99141-7-0


PROSIDING
Seminar Geologi Nuklir dan Sumber Daya Tambang Tahun 2019
PUSAT TEKNOLOGI BAHAN GALIAN NUKLIR - BATAN

terutama bila berada di dekat dengan tegak lurus sehingga gua tampak menjadi
permukaan [2], [7]. lebar. Pada bagian atas pola kontur ini
Hasil pengukuran tahanan jenis dipole- ditemui nilai tahanan jenis yang lebih tinggi,
dipole yang memotong Gua Bribin dapat namun masih berada pada pola setengah
diperlihatkan pada Gambar 4, yaitu pseudo- lingkaran yang sama. Nilai tahanan jenis
section tahanan jenis jenis semu. yang tinggi ini diinterpretasikan sebagai
Berdasarkan penampang tahanan jenis bagian dari gua yang tidak terisi oleh air atau
dapat terlihat pola kontur dengan lebar  40– berada di atas muka air gua.
60 m yang memiliki nilai tahanan jenis yang Pada beberapa titik dijumpai nilai
lebih kecil dari nilai tahanan jenis rata-rata tahanan jenis yang besar dengan orde ribuan
yaitu 206 m (tahanan jenis sebesar 206– (1618 – 9160 m). Pola kontur tersebut
21.2 m) (Gambar 4A). Pola kontur tersebut diinterpretasikan sebagai gua bawah tanah
diinterpretasiklan sebagai gua bawah tanah terisi udara. Pola-pola semacam ini muncul
yang berair pada kedalaman 70 m–90 m, di bawah lokasi A5, A11, A12, A13, A14,
tepat di bawah titik pengukuran A8, A9, A18, A20 pada kedalaman bervariasi, dengan
A10. Pola kontur dalam bentuk hampir lebar mencapai  50 meter.
setengah lingkaran berhubungan dengan
bentuk gua. KESIMPULAN
Hasil analisis satu dimensi dari data Dari hasil studi kasus yang dilakukan di atas
tahanan jenis Schlumberger menggunakan Gua Bribin dapat disimpulkan bahwa :
WinSev6 di titik A10 pada Gambar 5 1. Melalui penampang pseudo-section
menunjukkan adanya anomali dengan tahanan jenis semu yang dihasilkan,
tahanan jenis tinggi (206–12431 m), yaitu konfigurasi dipole-dipole dinilai cukup
pada kedalaman antara 6–95 m. Anomali sensitif dalam merefleksikan posisi dan
tinggi didapat mulai dari kedalaman 6 m, ini dimensi gua bawah tanah.Penampang
mungkin disebabkan oleh pengaruh retakan satu dimensi tahanan jenis Schlumberger
atau rongga-rongga kecil yang banyak cukup baik untuk merefleksikan
terdapat pada morfologi karst daerah studi. kedalaman gua dan nilai tahanan
Hal ini mengkonfirmasi keberadaan gua pada jenisnya.
lokasi A10 yang sebelumnya pada
penampang menunjukkan adanya anomali
berbentuk seperti gua di bawahnya.
Pada titik pengukuran A16, A17, A18,
A19 dan A20 dijumpai lagi nilai tahanan
jenis yang tiba-tiba turun dari nilai ribuan
menjadi puluhan (206 – 21.2 m) (Gambar
4B). Pola kontur tersebut diinterpretasikan
sebagai gua bawah tanah yang berair pada
kedalaman yang relatif sama, dengan lebar 
110 meter. Lebar yang sedemikian besar
mungkin disebabkan oleh lintasan
pengukuran yang memotong gua Bribin tidak

ISBN 978-979-99141-7-0 171


PROSIDING
Seminar Geologi Nuklir dan Sumber Daya Tambang Tahun 2019
PUSAT TEKNOLOGI BAHAN GALIAN NUKLIR - BATAN

Gambar 4 Penampang tahanan jenis berdasarkan pengukuran dengan konfigurasi dipole-dipole pada lintasan pengukuran

ISBN 978-979-99141-7-0 172


PROSIDING
Seminar Geologi Nuklir dan Sumber Daya Tambang Tahun 2019
PUSAT TEKNOLOGI BAHAN GALIAN NUKLIR - BATAN

Gambar 5. Penampang satu dimensi konfigurasi Schlumberger di bawah titik A10

UCAPAN TERIMA KASIH in the Gunung Kidul Karst Aquifer


Terima kasih kepada Bapak M Nurdin System , Yogyakarta , Indonesia,” J.
yang telah membantu dalam pengambilan Appl. Geol., vol. 1, no. 2, pp. 71–81,
data tahanan jenis pada penelitian ini. 2016.
[2] J. Zhu, J. C. Currens, and J. S. Dinger,
DAFTAR PUSTAKA “Challenges of using electrical
[1] O. R. Hermawan, D. Prakasa, and E. resistivity method to locate karst
Putra, “The Effectiveness of Wenner- conduits — A fi eld case in the Inner
Schlumberger and Dipole-dipole Bluegrass Region , Kentucky,” J.
Array of 2D Geoelectrical Survey to Appl. Geophys., vol. 75, no. 3, pp.
Detect The Occurring of Groundwater 523–530, 2011.

ISBN 978-979-99141-7-0 173


PROSIDING
Seminar Geologi Nuklir dan Sumber Daya Tambang Tahun 2019
PUSAT TEKNOLOGI BAHAN GALIAN NUKLIR - BATAN

[3] J. L. Lolcama, H. A. Cohen, and M. J. terrain on two-dimensional ( 2-D )


Tonkin, “Deep karst conduits, direct current ( DC ) resistivity
flooding, and sinkholes: lessons for survey : A case study from the western
the aggregates industry,” Eng. Geol., part of Thailand,” Eng. Geol., vol.
vol. 65, pp. 151–157, 2002. 152, no. 1, pp. 162–171, 2013.
[4] Y. Rhesdeantia and T. Darsono, “Geo- [8] Badan Koordinasi Survei dan
Electric Resistivity Method of Dipole- Pemetaan Nasional, “Peta Rupa Bumi
Dipole Configuration For Cavities Indonesia Lembar 1407-634 Semanu,”
Model 2D in Karst Area of Temurejo Bogor, 1998.
Village Gubug Sub-district Central [9] P. Kearey, I. Hill, and M. Brooks, An
Java District,” J. Phys. Theor. Appl., Introduction to Geophysical
vol. 1, no. 2, pp. 167–175, 2017. Exploration Third Edition. Oxford:
[5] A. Susilo, A. T. Sutanhaji, F. Fitriah, Blackwell Science, 2002.
and M. F. R. Hasan, “Identification of [10] S. D. Carrière, K. Chalikakis, G.
Underground River Flow in Karst Sénéchal, C. Danquigny, and C.
Area Using Geoelectric and Self- Emblanch, “Combining Electrical
Potential Methods in Druju Region, Resistivity Tomography and Ground
Southern Malang, Indonesia,” Int. J. Penetrating Radar to study geological
Appl. Eng. Res., vol. 12, no. 21, pp. structuring of karst Unsaturated
10731–10738, 2017. Zone,” J. Appl. Geophys., vol. 94, pp.
[6] T. McCormack, Y. O’Connell, E. 31–41, 2013.
Daly, L. W. Gill, T. Henry, and M. [11] R. Martel, P. Castellazzi, E. Gloaguen,
Perriquet, “Characterisation of karst L. Trépanier, and J. Garfias, “ERT,
hydrogeology in Western Ireland GPR, InSAR, and tracer tests to
using geophysical and hydraulic characterize karst aquifer systems
modelling techniques,” J. Hydrol. Reg. under urban areas: The case of Quebec
Stud., vol. 10, pp. 1–17, 2017. City,” Geomorphology, vol. 310, pp.
[7] A. Satitpittakul, C. Vachiratienchai, 45–56, 2018.
and W. Siripunvaraporn, “Factors in fl
uencing cavity detection in Karst

174 ISBN 978-979-99141-7-0

Anda mungkin juga menyukai