ABSTRAK
Eksplorasi air tanah daerah karst menggunakan metode tahanan jenis memiliki tantangan utama berupa
latar belakang tahanan jenis batuan yang tidak homogen dikarenakan banyaknya variasi morfologi dan litologi
sehingga anomali sasaran pengukuran tidak dapat terlihat dengan jelas. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas deteksi gua bawah tanah menggunakan metode tahanan jenis dengan konfigurasi dipole-
dipole yang dikombinasikan dengan konfigurasi schlumberger di Gua Bribin, Kabupaten Gunung Kidul.
Lintasan pengukuran sepanjang 1000 m dibuat memotong gua bribin, dengan jarak antartitik 50 m. Pengukuran
dilakukan dengan ABEM SAS 1000 dan diolah dengan bantuan software RES2DINV dan WinSev6. Nilai
resistivitas rendah pada batugamping dibandingkan dengan latar belakang mengindikasikan adanya fitur geologi
mengandung air, sedangkan tahanan jenis tinggi mengindikasikan adanya rongga berisi udara di bawah
permukaan tanah. Pada penampang pseudo section tahanan jenis yang dihasilkan dari pengukuran, terlihat pola
kontur setengah lingkaran dengan lebar anomali ini 40-60 meter yang memiliki nilai tahanan jenis di bawah
nilai tahanan jenis rata-rata yaitu pada kedalaman 70 m–90 m. Anomali diinterpretasikan sebagai gua bawah
tanah yang berair karena letaknya tepat di bawah titik pengukuran A8, A9, A10 yang menurut koordinat berada
di atas gua. Hasil analisis satu dimensi dari data tahanan jenis Schlumberger dititik A10 menunjukkan adanya
anomali dengan tahanan jenis tinggi (206–12431 m), yaitu pada kedalaman antara 6–95 m. Hal ini
menunjukkan bahwa konfigurasi dipole-dipole dinilai sensitif dalam merefleksikan posisi dan dimensi gua
bawah tanah pada daerah karst. Sementara itu Schlumberger cukup baik untuk merefleksikan kedalaman gua dan
nilai tahanan jenis sebenarnya.
ABSTRACT
Groundwater exploration in karst terrain using resistivity facing challenges of non-homogenic resistivity
background due to karst terrain’s variation of many morphology and lithology so that the target’s resistivity
anomaly could not clearly observed. This study aims to determine the effectiveness of underground cave
detection using resistivity method with dipole-dipole configuration combined with schlumberger configuration in
Bribin Cave, Gunung Kidul Area. The measurement conducted with ABEM SAS 1000 following a measurement
line with 50 m point interval that was made cutting the cave on the surface. The data then proccessed with
RES2DINV and WinSev6 software. Relative lower resistivity value than background in limestones indicating
water-bearing geological features while the relatively higher resistivity value usually indicating air-filled void
on subsurface. Pseudo section resulted from the proccessing showing 40 - 60 meters half-round contour with
resistivity value below 206 m as the average of resistivity value (206 – 21.2 m) at depth 70 – 90 m. This
anomaly interpreted as cave filled with water because it is located in A8, A9, A10 measurement point that
spatially above the cave. One-dimentional resistivity analusis with Schlumberger configuration showing
anomaly of resistivity (206 – 12431 ) at depth 6 – 95 m. This result showing that dipole-dipole configuration is
sensitive method for reflecting position and dimension of underground cave on karst terrain. The schlumberger
method is also good for reflecting the depth of the cave and the actual resistivity value.
Keywords: Resistivity, dipole-dipole, schlumberger, karst, Bribin Cave
terutama bila berada di dekat dengan tegak lurus sehingga gua tampak menjadi
permukaan [2], [7]. lebar. Pada bagian atas pola kontur ini
Hasil pengukuran tahanan jenis dipole- ditemui nilai tahanan jenis yang lebih tinggi,
dipole yang memotong Gua Bribin dapat namun masih berada pada pola setengah
diperlihatkan pada Gambar 4, yaitu pseudo- lingkaran yang sama. Nilai tahanan jenis
section tahanan jenis jenis semu. yang tinggi ini diinterpretasikan sebagai
Berdasarkan penampang tahanan jenis bagian dari gua yang tidak terisi oleh air atau
dapat terlihat pola kontur dengan lebar 40– berada di atas muka air gua.
60 m yang memiliki nilai tahanan jenis yang Pada beberapa titik dijumpai nilai
lebih kecil dari nilai tahanan jenis rata-rata tahanan jenis yang besar dengan orde ribuan
yaitu 206 m (tahanan jenis sebesar 206– (1618 – 9160 m). Pola kontur tersebut
21.2 m) (Gambar 4A). Pola kontur tersebut diinterpretasikan sebagai gua bawah tanah
diinterpretasiklan sebagai gua bawah tanah terisi udara. Pola-pola semacam ini muncul
yang berair pada kedalaman 70 m–90 m, di bawah lokasi A5, A11, A12, A13, A14,
tepat di bawah titik pengukuran A8, A9, A18, A20 pada kedalaman bervariasi, dengan
A10. Pola kontur dalam bentuk hampir lebar mencapai 50 meter.
setengah lingkaran berhubungan dengan
bentuk gua. KESIMPULAN
Hasil analisis satu dimensi dari data Dari hasil studi kasus yang dilakukan di atas
tahanan jenis Schlumberger menggunakan Gua Bribin dapat disimpulkan bahwa :
WinSev6 di titik A10 pada Gambar 5 1. Melalui penampang pseudo-section
menunjukkan adanya anomali dengan tahanan jenis semu yang dihasilkan,
tahanan jenis tinggi (206–12431 m), yaitu konfigurasi dipole-dipole dinilai cukup
pada kedalaman antara 6–95 m. Anomali sensitif dalam merefleksikan posisi dan
tinggi didapat mulai dari kedalaman 6 m, ini dimensi gua bawah tanah.Penampang
mungkin disebabkan oleh pengaruh retakan satu dimensi tahanan jenis Schlumberger
atau rongga-rongga kecil yang banyak cukup baik untuk merefleksikan
terdapat pada morfologi karst daerah studi. kedalaman gua dan nilai tahanan
Hal ini mengkonfirmasi keberadaan gua pada jenisnya.
lokasi A10 yang sebelumnya pada
penampang menunjukkan adanya anomali
berbentuk seperti gua di bawahnya.
Pada titik pengukuran A16, A17, A18,
A19 dan A20 dijumpai lagi nilai tahanan
jenis yang tiba-tiba turun dari nilai ribuan
menjadi puluhan (206 – 21.2 m) (Gambar
4B). Pola kontur tersebut diinterpretasikan
sebagai gua bawah tanah yang berair pada
kedalaman yang relatif sama, dengan lebar
110 meter. Lebar yang sedemikian besar
mungkin disebabkan oleh lintasan
pengukuran yang memotong gua Bribin tidak
Gambar 4 Penampang tahanan jenis berdasarkan pengukuran dengan konfigurasi dipole-dipole pada lintasan pengukuran