Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

Conceptual
Framework For
Financial Accounting
Modul Standar untuk digunakan dalam
Perkuliahan di Universitas Widyatama

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

02
Ekonomi Bisnis Akuntansi MK01310003 Andhika Ligar Hardika, S.E., M.Si., Ak.,
CA

Abstract Kompetensi
Mempelajari bagaimana kegunaan Mahasiswa memiliki kemampuan
kerangka konseptual, upaya FASB dan untuk menjelaskan Kerangka
IASB untuk membangun kerangka konseptual pelaporan keuangan.
konseptual, tujuan pelaporan
keuangan, karakteristik kualitatif
informasi akuntansi, elemen dasar
laporan keuangan, asumsi dasar
akuntansi, penerapan prinsip dasar
akuntansi.
Pendahuluan
Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini
dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan . Dalam membuat
laporan keuangan terdapat kerangka kerja konseptual yang mendasari akuntansi
keuangan dan laporan keuangan. Kerangka kerja konseptual adalah sebuah sistem
koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan,
yag menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan
sifat,fungsi sertabatas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan
pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikan
komparabilitas antar laporan keuangan. Dalam kerangka kerja konseptual akan
membahas karakteristik kualitatif, unsur-unsur dasar, asumsi-asumsi, prinsip-prinsip
dan kendala-kendala yang ditemui dalam penyusunan laporan keuangan

Kerangka Kerja Konseptual


kerangka konseptual menetapkan konsep yang mendasari pelaporan
keuangan. kerangka konseptual adalah sistem yang koheren konsep yang terdiri
dari tujuan. dengan tujuan mengidentifikasi pelaporan keuangan, konsep lain
memberikan arahan mengenai identifikasi batas-batas pelaporan keuangan, memilih
transaksi, peristiwa lain, dan keadaan diwakili, bagaimana mereka harus diakui dan
diukur, dan bagaimana mereka harus dirangkum dan dilaporkan.

Kebutuhan akan kerangka konseptual


Manfaat membuat kerangka kerja konseptual. Pertama, Agar manfaat, maka
penetapan standar harus berlandaskan dan berhubungan dengan serangkaian
konsep serta tujuan fundamental. Kedua masalah-masalah praktis yang baru akan
dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori dasar yang telah
ada.

‘20 Akuntansi Keuangan Menengah I Biro Akademik dan Pembelajaran


2 Andhika Ligar Hardika, S.E., M.Si., Ak. CA http://www.widyatama.ac.id
Ilustrasi Kerangka Kerja Konseptual untuk Pelaporan Keuangan

Ilustrasi diatas merupakan tinjauan atas kerangka kerja konseptual pada level
pertama, tujuan (objectives) mengidentifikasi tujuan dan sasaran dari akuntansi serta
merupakan bagian inti dari kerangka kerja konseptual. Pada tingkat kedua disajikan
karakteristik kualitatif (qualitative characteristic) yang membuat siklus informasi
akuntansi berguna dan unsur-unsur (elements) laporan keuangan. Pada tingkat
yang ketiga disajikan konsep-konsep pengukuran dan pengakuan (measurement
and recognition concept) yang akan digunakan dalam menetapkan dan
mengaplikasikan standar-standar akuntansi. Konsep-konsep ini meliputi asumsi,
prinsip, dan kendala yang menjelaskan lingkungan pelaporan berjalan

Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual


Baik IASB (International Accounting Standarts Board) dan FASB (Financial
Accounting Standarts Board) memiliki kerangka konseptual. kerangka konseptual
FASB dijelaskan dalam dokumen, "kerangka kerja untuk persiapan dan Penyajian
laporan keuangan," Kerangka kerja konseptual FASB dikembangkan dalam
serangkaian pernyataan konsep, yang umumnya disebut sebagai kerangka
konseptual. IASB dan FASB sekarang bekerja pada sebuah proyek bersama untuk
mengembangkan kerangka konseptual umum baik yang memberikan dasar yang
kuat untuk mengembangkan standar akuntansi di masa depan. kerangka tersebut
sangat penting untuk memenuhi tujuan mengembangkan standar yang berbasis

‘20 Akuntansi Keuangan Menengah I Biro Akademik dan Pembelajaran


3 Andhika Ligar Hardika, S.E., M.Si., Ak. CA http://www.widyatama.ac.id
prinsip, konsisten secara internal, dan terkonvergensi internasional, dan yang
mengarah pada pelaporan keuangan yang menyediakan informasi investor harus
membuat keputusan yang sehat dan efektif.

Tingkat Pertama : Tujuan Dasar


Tujuan pelaporan keuangan (objectives of financial reporting) adalah untuk
menyediakan informasi:
 Berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas
bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit;
 Untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan
potensial, serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan
ketidakpastian arus kas masa depan; dan
 Tentang sumberdaya ekonomi, klaim terhadap sumberdaya tersebut, dan
perubahan didalamnya
Tujuan (objectives) dimulai dengan lebih banyak berfokus pada informasi
tentang menilai prospek arah arus kas yang berguna bagi para investor dan kreditor
dalam membuat keputusan. Hal yang mendasari tujuan ini adalah konsep bahwa
pemakai membutuhkan pengetahuan yang memadai tentang persoalan bisnis dan
akuntansi keuangan untuk memahami informasi tang terkandung dalam laporan
keuangan.

Tingkat Kedua: Konsep Fundamental


Dalam tingkat kedua, terdapat tiang-tiang konseptual untuk menjelaskan
karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi dan mendefinisikan unsur-unsur
laporan keuangan. Tiang konseptual ini akan menjembatani antara mengapa
akuntansi (tujuan) dengan bagaimana akuntansi (pengakuan dan pengukuran).

Karakteristik Kualitatif Dari Informasi Akuntansi


Pemilihan metode akuntansi yang tepat, jumlah dan jenis informasi yang harus
diungkapkan, serta format penyajiannya melibatkan penentuan alternatif mana yang
menyediakan informasi yang paling bermanfaat untuk tujuan pengambilan
keputusan. IASB (international accounting Standars Board) mengidentifikasi
karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi membedakan informasi yang lebih
baik dengan informasi yang inferior (kurang berguna) bagi tujuan pelaporan

‘20 Akuntansi Keuangan Menengah I Biro Akademik dan Pembelajaran


4 Andhika Ligar Hardika, S.E., M.Si., Ak. CA http://www.widyatama.ac.id
keuangan, selain itu, IASB juga telah mengidentifikasi kendala-kendala (biaya-
manfaat dan materialitas) sebagai bagian dari kerangka kinerja konseptual.

Kualitas Fundamental : Relevansi


Relevansi adalah salahsatu kualitas fundamental untuk membuat informasi
akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan. Agar menjadi relevan, informasi
akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Jika tidak
mempengaruhi keputusan, maka informasi tersebut dikatakan tidak relevan terhadap
keputusan yang diambil.

Hirarki Kualitas Akuntansi


Pemakai Informasi
Pengambil Keputusan dan
akuntansi
Karakteristiknya

Kendala
Biaya< manfaat
Materialitas

Kriteria pervasif Kegunaan Keputusan

Kualitas fundamental Relevansi Ketepatan

Kandungan Predictive Feed-back Netralitas Bebas dari


Kelengkapan
Kualitas value value kesalahan
fundamental

Komparabilita Daya- Uji Ketepatan Kemampuan


kualitas peningkat
s Waktu pemahaman

Informasi yang relevan akan membantu pemakai membuat prediksi tentang


hasil akhir dari nilai masa lalu, sekarang dan masa depan; yaitu, memiliki nilai
prediktif. Informasi yang relevan juga membantu pemakai menjastifikasi atau
mengkoreksi ekspektasi atau harapan masa lalu; yaitu, memiliki nilai umpan balik.
Agar relevan, informasi harus memiliki nilai prediktif atau nilai umpan-balik, dan
harus disajikan tepat waktu.

‘20 Akuntansi Keuangan Menengah I Biro Akademik dan Pembelajaran


5 Andhika Ligar Hardika, S.E., M.Si., Ak. CA http://www.widyatama.ac.id
Kualitas fundamental : Ketepatan Penyajian
Ketepatan penyajian (representational faithfulness) berarti bahwa angka-
angka dan penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang betul-betul ada
dan terjadi. Yaitu, angka-angka dan penjelasan akuntansi sesuai dengan sumber
daya atau kejadian yang diklaim oleh angka-angka serta penjelasan tersebut. Jika
laba-rugi General Motor melaporkan penjualan sebesar $ 150 miliar sementara
penjualan sebenarnya hanya $ 138,3 miliar, maka laporan laba-rugi tersebut
dikatakan tidak disajikan secara tepat.
Kelengkapan (completness). Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan
keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk
tidak mengungkapkan mengakibatkan informasi tidak benar atau menyesatkan dan
karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi.
Netralitas (Neutrality). Netralitas berarti bahwa informasi tidak dapat dipilih
untuk kepentingan sekelompok pemakai tertentu. Informasi yang disajikan harus
faktual, benar dan tidak bias. Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum
pemakai.
Bebas dari kesalahan (Free from Error). Sebuah informasi harus bebas dari
kesalahan. Informasi yang akurat sangat diperlukan untuk penyajian informasi.
Bagaimanapun ketepatan penyajian informasi tidak bebas dari kesalahan, karena
dalam laporan keuangan melibatkan banyak jenis estmasi keputusan manajemen.

Kualitas Peningkatan
Komparabilitas. Informasi dari berbagai perusahaan dipandang memiliki
komparabilitas jika telah diukur dan dilaporkan dengan cara yang sama.
Komparabilitas akan memungkinkan pemakai mengidentifikasi persamaan dan
perbedaan rill dalam fenomena ekonomi karena perbedaan rill dan persamaan
tersebut tidak dikaburkan oleh pemakaian metode akuntansi yang tidak dapat
diperbandingkan. Selain itu konsistensi, apabila sebuah entitas mengaplikasikan
perlakuan akuntansi yang sama untuk kejadian-kejadian yang serupa, dari periode
ke periode, maka entitas tersebut dianggap konsisten dalam menggunakan standar
akuntansi. perusahaan dapat mengganti satu metode dengan metode lainnya, tetapi
penggantian tersebut dibatasi oleh situasi dimana perusahaan harus dapat
menunjukan bahwa metode yang baru lebih baik daripada metode sebelumnya.
Kesimpulannya, laporan akuntansi untuk tahun tertentu akan lebih berguna jika

‘20 Akuntansi Keuangan Menengah I Biro Akademik dan Pembelajaran


6 Andhika Ligar Hardika, S.E., M.Si., Ak. CA http://www.widyatama.ac.id
dapat diperbandingkan dengan laporan perusahaan lain dari tahun yang sama dan
dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan sebelumnya.
Daya uji (verifiability) ditunjukkan ketika pengukur independen,dengan
menggunakan metode pengukuran yang sama,mendapatkan hasil yang serupa.
Informasi harus dapat diuji kebenarannya. Dapat diujinya kebenaran informasi
akuntansi berdasar pada keobyektifan dan konsensus. Contoh, keandalan informasi
harga perolehan fixed assets harus diuji berdasar data masa lalu yang terekam pada
faktur (keobyektifan). Tetapi keandalan informasi tentang depresiasi aset tetap itu
adalah berdasarkan konsensusa mengenai metode depresiasi yang digunakan,
taksiran nilai residu, dan taksiran umur ekonomis.
Ketepatan waktu (timeliness) adalah ketepatan waktu berarti memiliki
informasi yang tersedia kepada pengambil keputusan sebelum kehilangan
kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan. Memiliki informasi yang relevan
tersedia lebih cepat dapat meningkatkan kapasitasnya untuk mempengaruhi
keputusan, dan kurangnya ketepatan waktu dapat menghambat penggunaan
informasi.
Dapat dipahami (understandability). Informasi yang berkualitas adalah
informasi yang dengan mudah dan segera dapat dipahami oleh pemakainya.
Pemakai informasi di asumsikan mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai
aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi
dengan ketekunan wajar

Unsur-unsur dasar Laporan keuangan.


Unsur pembentuk laporan keuangan yaitu,
1) Aset
2) Liabilitas
3) Ekuitas
4) Pendapatan
5) Beban

‘20 Akuntansi Keuangan Menengah I Biro Akademik dan Pembelajaran


7 Andhika Ligar Hardika, S.E., M.Si., Ak. CA http://www.widyatama.ac.id
Keterangan :
1. Aset
Manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang diperoleh atau
dikendalikan oleh sebuah entitas sebagai hasil dari transaksi-transaksi atau
kejadian-kejadian masa lalu.
2. Liabilitas
Pengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang timbul dari
kewajiban berjalan sebuah entitas tertentu, yakni kewajiban yang ditimbulkan oleh
transaksi atau kejadian masa lalu untuk mentransfer aset/sumber daya atau
menyediakan jasa kepada entitas-entitas lain di masa depan.
3. Ekuitas
Kepentingan residu dalam aset sebuah entitas, setelah dikurangi dengan liabilitas.
Dalam sebuah entitas bisnis, ekuitas merupakan kepentingan kepemilikan.
4. Pendapatan
Arus masuk atau peningkatan lainnya atas aset sebuah entitas atau pelunasan
liabilitas (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman
atau produksi barang, penyediaan jasa atau aktivitas-aktivitas lain yang
merupakan operasi utama perusahaan.
5. Beban
Arus keluar atau penggunaan lainnya atas aset sebuah entitas atau terjadinya
liabilitas (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman
atau produksi barang, penyediaan jasa atau aktivitas-aktivitas lain yang
merupakan operasi utama perusahaan.

Tingkat Ketiga: Konsep Pengakuan, Pengukuran dan Pengungkapan


Tingkat ketiga dari kerangka kerja konseptual terdiri dari konsep-konsep yang
dipakai untuk mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep ini
menjelaskan apa, kapan, dan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan
harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh sistem akuntansi.

Asumsi-Asumsi Dasar

‘20 Akuntansi Keuangan Menengah I Biro Akademik dan Pembelajaran


8 Andhika Ligar Hardika, S.E., M.Si., Ak. CA http://www.widyatama.ac.id
 Asumsi Entitas Ekonomi
Asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption) berarti aktivitas ekonomi
dapat diidentifikasi dengan unit pertanggungjawaban tertentu. Dengan kata
lain, aktivitas entitas bisnis dapat dipisahkan dan dibedakan dengan aktivitas
pemiliknya dan dengan setiap unit bisnis lainnya. Konsep entitas tidak selalu
mengacu pada entitas legal. Perusahaan induk dan anak perusahaannya
merupakan entitas legal yang terpisah, tetapi penggabungan aktivitas-aktivitas
maerka untuk tujuan akuntansi dan pelaporan tidak melanggar asumsi entitas
ekonomi.
 Asumsi Kelangsungan Hidup
Sebagian besar metode akuntansi didasarkan atas asumsi kelangsungan hidup
(going concern assumption) yaitu perusahaan bisnis akan memiliki umur yang
panjang.
 Asumsi Unit Moneter
Mengandung arti bahwa uang adalah denominator umum dari aktivitas
ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisis
akuntansi. Asumsi ini menyiratkan bahwa unit moneter adalah cara yang paling
efektif untuk menunjukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang
peubahan modal serta pertukaran barang dan jasa. Unit moneter adalah unit
yang relevan, sederhana, tersedia secara universal, dapat dipahami, dan
berguna.
 Asumsi Periodisitas
Menyiratkan bahwa aktivitas ekonomi sebuah perusahaan dapat dipisahkan ke
dalam periode waktu artifisial. Periode waktu ini bervariasi, tetapi yang paling
umum adalah secara bulanan, kuartalan, dan tahunan.
 Asumsi Pencatatan Akrual
Perusahaan menyusun laporan keuangan dengan menggunakan akuntansi
berbasis akrual. Akrual akuntansi dasar berarti bahwa transaksi yang
mengubah laporan keuangan perusahaan dicatat pada periode di mana acara
tersebut terjadi. Misalnya, dengan menggunakan basis akrual berarti bahwa
perusahaan mengakui pendapatan apabila kemungkinan bahwa manfaat
ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan pengukuran yang
dapat diandalkan adalah mungkin (prinsip pengakuan pendapatan). Hal ini

‘20 Akuntansi Keuangan Menengah I Biro Akademik dan Pembelajaran


9 Andhika Ligar Hardika, S.E., M.Si., Ak. CA http://www.widyatama.ac.id
dipertegas bentuknya pengakuan berdasarkan penerimaan kas. Seperti-
bijaksana, dengan dasar akrual, perusahaan mengakui beban pada saat
terjadinya (prinsip pengakuan beban) bukan saat dibayar. Sebuah alternatif
untuk basis akrual adalah basis kas. Dalam kas akuntansi dasar, perusahaan
mencatat pendapatan hanya ketika kas diterima. Mereka mencatat
pengeluaran hanya ketika kas dibayarkan.

Prinsip-prinsip Dasar Akuntansi


1. Prinsip Pengukuran
Saat ini memiliki sistem campuran-atribut di mana salah satu dari dua prinsip
pengukuran yang digunakan. kedua prinsip adalah prinsip-prinsip biaya dan
prinsip-prinsip nilai wajar. pemilihan prinsip umumnya mencerminkan trade-off
antara relevansi dan ketepatan.
2. Prinsip biaya
IFRS (international financial reporting standard) mewajibkan sebagian besar
aset dan liabilitas diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisisi. Hal
ini disebut dengan prinsip biaya historis . biaya memiliki keunggulan yang
penting dibandingkan penilaian yang lainnya : yaitu, dapat diandalkan. Dewasa
ini kita memiliki sistem “ atribut-campuran” yang membolehkan biaya historis,
nilai wajar, yang terendah antara biaya atau harga pasar, dan dasar penilaian
lainnya
3. Prinsip nilai wajar
Nilai wajar didefinisikan sebagai "jumlah dimana suatu aset dapat
dipertukarkan, liabilitaas diselesaikan, atau instrumen ekuitas yang diberikan
dapat dipertukarkan, antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk
transaksi lengan panjang". Oleh karena itu nilai wajar adalah ukuran berbasis
pasar. IFRS telah semakin menyerukan penggunaan pengukuran nilai wajar
dalam laporan keuangan. ini sering disebut sebagai prinsip-prinsip nilai wajar.
Informasi nilai wajar mungkin lebih berguna daripada biaya historis untuk
beberapa jenis aset dan liabilitas di industri tertentu.

Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)

‘20 Akuntansi Keuangan Menengah I Biro Akademik dan Pembelajaran


10 Andhika Ligar Hardika, S.E., M.Si., Ak. CA http://www.widyatama.ac.id
Pendapatan adalah aliran masuk aset yang timbul dari penyerahan barang
atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu. Dasar
yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah jumlah kas atau
ekiuvalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas.
Istilah pendapatan dalam prinsip ini merupakan istilah yang luas, di mana di dalam
pendapatan termasuk juga pendapatan bunga, sewa, laba penjualan aset dan lain-
lain.
Pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang atau jasa, yaitu pada
saat ada kepastian mengenai besarnya pendapatan yang diukur dengan aset yang
diterima. Tetapi ketentuan umum ini tidak selalu dapat diterapkan sehingga timbul
beberapa ketentuan lain mengenai saat untuk mengakui pendapatan. Pengecualian
itu adalah pengakuan pendapatan pada saat produksi selesai, selama masa
produksi dan pada saat produksi dan pada saat kas diterima.

Prinsip Pengakuan Beban (expense recognition principle)


Biaya didefinisikan sebagai arus keluar atau lainnya aset atau menimbulkan
liabilitas selama periode sebagai akibat dari penyerahan atau produksi barang dan /
atau jasa yang diberikan. itu kemudian bahwa pengakuan beban yang berkaitan
dengan perubahan bersih aset dan pendapatan produktif. dalam prakteknya,
pendekatan untuk mengakui biaya tersebut "biarkan biaya mengikuti pendapatan."
pendekatan ini adalah prinsip pengakuan beban. Untuk menggambarkan,
perusahaan mengakui beban bukan ketika mereka membayar upah atau membuat
produk tapi ketika pekerjaan (layanan) atau produk benar-benar memberikan
kontribusi untuk pendapatan.

Prinsip Pengungkapan Penuh (full Disclosure Principle)


Dalam memutuskan informasi apa yang akan dilaporkan, praktek yang umum
adalah menyediakan informasi yang mencukupi untuk mempengaruhi penilaian dan
keputusan pemakai. Prinsip ini sering disebut prinsip pengungkapan penuh,
mengakui bahwa sifat dan jumlah informasi yang dimasukan dalam laporan
keuangan mencerminkan serangkaian trade-off penilaian. Trade-off ini terjadi antara
kebutuhan untuk mengungkapkan secara cukup terinci hal-hal yang akan
mempengaruhi keputusan pemakai, dengan kebutuhan untuk memadatkan
penyajian agar informasi dapat dipahami. Disamping itu, penyusunan laporan

‘20 Akuntansi Keuangan Menengah I Biro Akademik dan Pembelajaran


11 Andhika Ligar Hardika, S.E., M.Si., Ak. CA http://www.widyatama.ac.id
keuangan juga memperhitungkan biaya pembuatan dan penggunaan laporan
keuangan. Informasi tentang posisi keuangan, laba, arus kas, dan investasi dapat
ditemui dalam salah satu tempat berikut: 1) dalam bagian utama laporan keuangan,
2) catatan atas laporan keuangan, atau 3) informasi suplementer.

Kendala (Constraints)
Dalam menyediakan informasi yang mengandung karakteristik kualitatif agar
membuatnya menjadi berguna, dua kendala yang dominan harus diperhitungkan
biaya dan materialitas.

Kendala biaya
Seringkali, pemakai mengasumsikan bahwa informasi adalah komoditas bebas
biaya. Namun para pembuat dan penyedia informasi akuntansi mengetahui bahwa
hal itu salah. Karena itu, ada hubungan biaya-manfaat yang harus diperhitungkan:
biaya penyediaan informasi harus ditimbang terhadap manfaat yang dapat diperoleh
dari pemakaian informasi itu.
Analisis biaya-manfaat sulit dilakukan karena biaya dan terutama manfaatnya
tidak selalu nyata dan dapat diukur. Manfaat yang diperoleh oleh pembuat laporan
keuangan (dalam hal pengendalian manajemen dan akses terhadap modal yang
besar) dan pemakai laporan keuangan (dalam hal alokasi sumber daya, penilaian
pajak, dan regulasi tarif pajak). Namun manfaat secara umum lebih sulit
dikuantifikasi dibandingkan biaya.
Biaya penyediaan informasi harus ditimbang terhadap manfaat yang bisa
diperoleh dari pemakaian informasi itu. Badan-badan pembuat standar dan badan-
badan pemerintah kini menggunakan analisis biaya-manfaat sebelum menetapkan
persyaratan informasional. Dalam rangka menjustifikasi penerbitan suatu standar
pengukuran dan pengungkapan tertentu, manfaat yang bisa didapat dari standar
harus melampaui biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan.

Kendala Materialitas
Berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan
perusahaan secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap material jika
pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah
penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Singkatnya, suatu item harus

‘20 Akuntansi Keuangan Menengah I Biro Akademik dan Pembelajaran


12 Andhika Ligar Hardika, S.E., M.Si., Ak. CA http://www.widyatama.ac.id
membuat perbedaan atau, jika tidak, tidak perlu diungkapkan. Jadi aspek yang
terlibat di sini adalah ukuran dan kepentingan relatif.

Daftar Pustaka

Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield, Intermediate Accounting,


IFRS edition, 2nd Edition, John Wiley & Sons, Inc, New York, 2014 (KWW)
Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

‘20 Akuntansi Keuangan Menengah I Biro Akademik dan Pembelajaran


13 Andhika Ligar Hardika, S.E., M.Si., Ak. CA http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai