Anda di halaman 1dari 71

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN INTRA NATAL CARE PADA

NY.H DENGAN PERSALINAN NORMAL DI RUANGAN BERSALIN


PUSKESMAS TAMBU

Stase Keperawatan Maternitas

DI SUSUN OLEH

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK X

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
2021
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN INTRA NATAL CARE PADA NY.H
DENGAN PERSALINAN NORMAL DI RUANGAN BERSALIN
PUSKESMAS TAMBU

OLEH

KELOMPOK X

Arisatyawan
Annisar
Arum pranasti
Devy Salmawati S.
Hendra Adnyana
Muchlis Biki
Sry Wulandary

PRECEPTOR KLINIK PRECEPTOR INSTITUSI

Dr. IrsantyCollein, M.Kep.,Sp.Kep., MB

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PROFESI NERS
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga kami (Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Poltekkes

Kemenkes Palu) dapat menyelesaikan laporan seminar kelompok stase Maternitas

dengan judul“Asuhan Keperawatan Intra Natal Care pada Ny. Umur Tahun

G1P0 A0 di kamar bersalin RSUD Torabelo Sigi”, disusun untuk melengkapi

persyaratan memperoleh gelar Ners di Politeknik Kemenkes Palu Jurusan

Keperawatan Prodi Pendidikan Ners Palu.

Penulisan laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak,

baik moril maupun materil. Dengan selesainya penyusunan laporan ini, kiranya

Allah SWT akan membalas dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya atas jasa-

jasa yang telah diberikan kepada kami.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Asuhan Keperawatan

ini masih banyak kekurangan baik dari segi bentuk, isi maupun penyusunannya.

Oleh karena itu dengan rendah hati kami menerima semua saran dan kritik yang

sifatnya membangun demi kelengkapan dan kesempurnaan laporan ini.

Sesungguhnya kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT dan akhirnya kami

mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuannya.

Tambu, Maret 2021

Kelompok X

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………… i

DaftarIsi.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang............................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah.......................................................................... 2

1.3. Tujuan Penulisan .......................................................................... 2

BAB II TINJAUN PUSTAKA

A Definisi...................................................................................... 3

B Etiologi................................................................................... 3

C Manifetasi................................................................................... 4

D Patofisiologi............................................................................. 5

2.5 Pathway………...................................................................... 7

2.6 Penatalaksanaan................................................................... 8

2.7 Pemeriksaan penunjang......................................................... 8

2.8 fokus pengkajian................................................................ 9

2.9 Diagnosa Keperawatan………………………………………. 13

2.10 Perencanaan Keperawatan………………………………… 14

2
BAB III ASUHANKEPERAWATAN................................................. 21

BAB IV PEMBAHASAN KASUS…………………………………… 77

BAB V PENUTUP………………..…………………………………… 81
DAFTARPUSTAKA..................................................................... ..... 82

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus ke dunia luar. Persalinan mencakup proses fisiologis yang
memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan
janinnya melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal merupakan proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung 18 jam, tanpa
komplikasi baik ibu maupun janin (Jannah. 2017: 1).
Persalinan normal juga dapat dikatakan sebagai suatu fenomena alam yang
mengarah pada penciptaan kehidupan baru, hal tersebut merupakan momen paling
menyentuh dan spesial dalam kehidupan seorang wanita dan merupakan
pengalaman unik yang bisa mereka dapatkan dan pada persalinan normal ini
seorang ibu dilatih untuk menghilangkan rasa takut dan kegelisahannya dalam
menghadapi persalinannya (Choi, dkk. 2015: 233).
Kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah kesehatan yang
serius di Negara berkembang. Menurut laporan World Health Organization (WHO)
tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa per 100.000
kelahiran hidup. Beberapa Negara memiliki AKI cukup tinggi seperti Afrika
Sub-Sahata 179.000 jiwa per 100.000 kelahiran hidup, Asia Selatan 69.000 jiwa
per 100.00 kelahiran hidup, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa per 100.000 kelahiran
hidup. Angka kematian ibu di Negara-Negara Asia Tenggara yaitu Indonesia
190 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 49 per 100.000 kelahiran hidup,
Thailand 26 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 27 per 100.000 kelahiran hidup,
dan Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun


2012, AKI (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359
per kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan

4
negara–negara tetangga di Kawasan ASEAN. Pada tahun 2007, ketika AKI di
Indonesia mencapai 228, AKI di Singapura hanya 6 per 100.000 kelahiran hidup,
Brunei 33 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 112 per 100.000 kelahiran hidup,
serta Malaysia dan Vietnam sama-sama mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup.
Pada tahun 2012 SDKI kembali mencaat kenaikan AKI yang signifikan,
yakni dari 228 menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan
target yang diharapkan berdasarkan Melenium Development Goals (MDSGs) pada
tahun 2015 yaitu 102/100.000 kelahiran hidup. Hal ini berarti AKI di Indonesia
jauh diatas target yang ditetapkan WHO patau hampir dua kali lebih besar dari
target WHO (Depkes Kesehatan Indonesia, 2015).
Provinsi Sulawesi tengah juga mengupayakan angka keselamatan ibu dan
bayi sehingga pelayanan kesehatan selalu diprioritaskan untuk menekan angka
kejadian tersebut sehingga perlu adanya perhatian khusus bagi ibu untuk selalu
memeriksakan dirinya difasilitas kesehatan demi terjalinnya kerjasama dalam
penanggulangan derajad kesehatan di Profinsi Sulawesi Tengah Khususnya
Kabupaten Donggala.
Berdasarkan hal tersebut diatas, sehingga kami menerapkan asuhan
keperawatan pada ibu dengan intranatal care di Kamar Bersalin Puskesmas Tambu.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimanakah Asuhan
Keperawatan Pada ibu dengan Intra Natal Care di kamar bersalin Puskesmas Tambu.?”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dilaksanakannya asuhan keperawatan pada ibu dengan Intra Natal Care di kamar
bersalin Puskesmas Tambu
Tujuan Khusus
2. Tujuan khusus.
Tujuan khusus dalam studi kasus ini adalah :

5
a. Dilaksanakannya pengkajian keperawatan pada ibu dengan Intra Natal Care di
kamar bersalin Puskesmas Tambu.
b. Diterapkannya diagnosis keperawatan pada ibu dengan Intra Natal Care di
kamar bersalin Puskesmas tambu.
c. Disusunnya perencanaan keperawatan pada ibu dengan Intra Natal Care di
kamar bersalin Puskesmas Tambu.
d. Dilakukannya tindakan keperawatan pada ibu dengan Intra Natal Care di kamar
bersalin Puskesmas Tambu.
e. Dilakukannya evaluasi keperawatan pada ibu dengan Intra Natal Care di kamar
bersalin Puskesmas Tambu.

D. Manfaat Penelitian
1. Institusi
Sebagai tolak ukur keberhasi lan program pendidikan keperawatan untuk lebih
meningkatkan mutu pendidikan keperawatan agar lebih baik lagi dimasa akan
datang.
2. Klinik
Sebagai masukan untuk meningkatkan pelayanan pada pasien yang menjalani
perawatan Intra Natal Care.
3. Mahasiswa
Bisa digunakan sebagai acuan data serta sumber referensi di masa mendatang.

6
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Intranatal Care (INC)


1. Pengertian
Menurut WHO, persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara
spontan (dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah
pada awal persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan
antara 37  42 minggu setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam
kondisi yang baik.
Persalinan atau Partus adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya
terjadi pada usia kehamilan yang cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa
disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi
dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis dan berakhir
dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu dikatakan belum inpartu jika
kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks (Damayanti, dkk,
2015).
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Harianto, 2010).
2. Penyebab dan Faktor Predisposisi
a. Teori penurunan hormon progesterone.
Progesterone menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat
keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen didalam darah,
tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga
menimbulkan his.

7
b. Teori oxytocin.
Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu
timbul kontraksi otot – otot rahim.
c. Teori plasenta menjadi tua.
Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan
progesterone yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini
akan menimbulkan his.
d. Teori prostaglandin.
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi
miometrium pada setiap umur kehamilan.
e. Pengaruh janin.
Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada
anencephalus, kehamilan sering lama dari biasanya.
f. Teori distensi rahim.
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia
otot – otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
g. Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini
digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan
his.
3. Manifestasi Klinik (Tanda dan Gejala)
a. Lightening
Lightening yang dimulai dirasa kira-kira dua minggu sebelum
persalinan adalah penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis minor.
Pada presentasi sefalik, kepala bayi biasanya menancap setelah lightening.
Wanita sering menyebut lightening sebagai “kepala bayi sudah turun”.
Hal-hal spesifik berikut akan dialami ibu:
a) Ibu jadi sering berkemih karena kandung kemih ditekan sehingga
ruang yang tersisa untuk ekspansi berkurang. Perasaan tidak
nyaman akibat tekanan panggul yang menyeluruh, yang membuat

8
ibu merasa tidak enak dan timbul sensasi terus-menerus bahwa
sesuatu perlu dikeluarkan atau ia perlu defekasi. Kram pada
tungkai, yang disebabkan oleh tekanan foramen ischiadikum
mayor dan menuju ke tungkai. Peningkatan statis vena yang
menghasilkan edema dependen akibat tekanan bagian presentasi
pada pelvis minor menghambat aliran balik darah dari ekstremitas
bawah.
b) Perubahan Serviks
Mendekati persalinan, serviks semakin “matang”. Kalau
tadinya selama masa hamil, serviks dalam keadaan menutup,
panjang dan lunak, sekarang serviks masih lunak dengan
konsistensi seperti pudding, dan mengalami sedikit penipisan
(effacement) dan kemungkinan sedikit dilatasi. Evaluasi
kematangan serviks akan tergantung pada individu wanita dan
paritasnya sebagai contoh pada masa hamil. Serviks ibu multipara
secara normal mengalami pembukaan 2 cm, sedangkan pada
primigravida dalam kondisi normal serviks menutup. Perubahan
serviks diduga terjadi akibat peningkatan instansi
kontraksi Braxton Hicks. Serviks menjadi matang selama periode
yang berbeda-beda sebelum persalinan. Kematangan serviks
mengindikasikan kesiapannya untuk persalinan.
c) Persalinan Palsu
Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat
nyeri, yang memberi pengaruh signifikan terhadap serviks.
Kontraksi pada persalinan palsu sebenarnya timbul akibat
kontraksi Braxton Hicks yang tidak nyeri, yang telah terjadi sejak
sekitar enam minggu kehamilan. Bagaimanapun, persalinan palsu
juga mengindikasikan bahwa persalinan sudah dekat.
d) Ketuban Pecah Dini
Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala I
persalinan. Apabila terjadi sebelum waktu persalinan, kondisi itu

9
disebut Ketuban Pecah Dini (KPD). Hal ini dialami oleh sekitar
12% wanita hamil. Kurang lebih 80% wanita yang mendekati usia
kehamilan cukup bulan dan mengalami KPD mulai mengalami
persalinan spontan mereka pada waktu 24 jam.
e) Bloody Show
Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan
terjadi, biasanya dalam 24 hingga 48 jam. Akan tetapi bloody
show bukan merupakan tanda persalinan yang bermakna jika
pemeriksaan vagina sudah dilakukan 48 jam sebelumnya karena
rabas lendir yang bercampur darah selama waktu tersebut
mungkin akibat trauma kecil terhadap atau perusakan plak lendir
saat pemeriksaan tersebut dilakukan.
f) Lonjakan Energi
Terjadinya lonjakan energi ini belum dapat dijelaksan
selain bahwa hal tersebut terjadi alamiah, yamg memungkinkan
wanita memperoleh energi yang diperlukan untuk menjalani
persalinan. Wanita harus diinformasikan tentang kemungkinan
lonjakan energi ini untuk menahan diri menggunakannya dan
justru menghemat untuk persalinan.

g) Gangguan Saluran Cerna


Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare,
kesulitan mencerna, mual, dan muntah, diduga hal-hal tersebut
gejala menjelang persalinan walaupun belum ada penjelasan
untuk kali ini. Beberapa wanita mengalami satu atau beberapa
gejala tersebut (Varney, 2007).

4. Patofisiologi
a. Narasi patofisiologi

10
1) KALA I
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan, terjadi pematangan
dan pembukaan serviks sampai lengkap. Dimulai pada waktu
serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur,
makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri,
disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak
daripada darah haid. Berakhir pada waktu pembukaan serviks
telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio serviks tidak dapat
diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat
akhir kala I.
Terdapat 2 fase pada Kala 1 ini, yaitu :
a) Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung
sekitar 8 jam.
b) Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm),
berlangsung sekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas:
- Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm
sampai 4 cm.
- Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4
cm sampai 9 cm.
- Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm
sampai lengkap (+ 10 cm).
Perbedaan proses pematangan dan pembukaan serviks (cervical
effacement) pada primigravida dan multipara :
a) Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih terlebih
dahulu sebelum terjadi pembukaan, sedangkan pada
multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya,
sehingga langsung terjadi proses penipisan dan pembukaan.
b) Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih
dahulu daripada ostium eksternum (inspekulo ostium
tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah),
sedangkan pada multipara, ostium internum dan eksternum

11
membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk
seperti garis lebar).
c) Periode Kala 1 pada primigravida lebih lama (12 jam)
dibandingkan multipara (8 jam) karena pematangan dan
pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida
memerlukan waktu lebih lama.

Sifat His pada Kala 1 :


a) Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama
20-30 detik. Serviks terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan
amplitudo terus meningkat.
b) Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir.
c) Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat
sampai 60 mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10 menit, lama 60-90
detik. Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).

Peristiwa penting Kala 1 :


a) Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya
sumbat mukus (mucous plug) yang selama kehamilan
menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular
kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput
ketuban dengan dinding dalam uterus.
b) Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga
serviks menipis dan mendatar.
c) Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan
menyebutkan ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran
cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
Kemajuan persalinan dalam kala I :
a) Kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala I :
- Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan
frekuensi dan durasi.

12
- Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm
perjam selama persalinan faseaktif (dilatasi serviks
berlangsung atau ada disebelah kiri garis waspada).
- Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
b) Kemajuan yang kurang baik pada kala I :
- Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah
fase laten.
- Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm
perjam selama persalinan fase aktif (dilatasi serviks
berada disebelah kanan garis waspada).
- Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
c) Kemajuan pada kondisi ibu.
- Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ia sedang
dalam keadaan dehidrasi atau kesakitan. Pastikan
hidrasi yang cukup melalui oral atau IV dan berikan
analgesik secukupnya.
- Jika tekanan darah ibu menurun, curigai adanya
perdarahan
- Jika terdapat aceton didalam urine ibu, curigai
masukan nutrisi yang kurang. Segera berikan dextrose
IV.
d) Kemajuan pada kondisi janin.
- Jika didapati DJJ tidak normal (kurang dari 100 atau
lebih dari 180 x / menit) curigai adanya gawat janin.
- Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan
reflek fleksi sempurna digolongkan dalam malposisi
atau malpresentasi.

2) KALA 2
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir
pada saat bayi telah lahir lengkap. Pada Kala II ini His menjadi

13
lebih kuat, lebih sering, dan lebih lama. Selaput ketuban mungkin
juga sudah pecah/ baru pecah spontan pada awal Kala II ini. Rata-
rata waktu untuk keseluruhan proses Kala II pada primigravida ±
1,5 jam, dan multipara ± 0,5 jam.

Sifat His :
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks
mengejan terjadi juga akibat stimulasi dari tekanan bagian
terbawah janin (pada persalinan normal yaitu kepala) yang
menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu,
dengan kontraksi otot-otot dinding abdomen dan diafragma,
berusaha untuk mengeluarkan bayi.
Peristiwa penting pada Kala II:
a) Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala)
turun sampai dasar panggul.
b) Ibu timbul perasaan/ refleks ingin mengedan yang semakin
kuat.
c) Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid
fisiologis)
d) Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah
simfisis (simfisis pubis sebagai sumbu putar/ hipomoklion),
selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.
e) Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum
untuk memperbesar jalan lahir (episiotomi).

Proses pengeluaran janin pada Kala II (persalinan letak belakang


kepala) :
a) Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin
dapat tegak lurus dengan pintu atas panggul (sinklitismus)

14
atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas panggul
(asinklitismus anterior / posterior).
b) Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan
langsung dari his dari daerah fundus ke arah daerah bokong,
2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding
perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi
ekstensi dan menegang.
c) Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi
kepala berubah dari diameter oksipito-frontalis (puncak
kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus
(belakang kepala).
d) Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai
turunnya kepala, putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke
bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia
interspinarum dengan diameter biparietalis.
e) Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi
setelah oksiput melewati bawah simfisis pubis bagian
posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi,
hidung, mulut, dagu.
f) Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar
kembali sesuai dengan sumbu rotasi tubuh, bahu masuk
pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di
bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu
belakang.
g) Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan
dikeluarkan dengan mudah. Selanjutnya lahir badan
(toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan
belakang, tungkai dan kaki.

15
3) KALA III
a) Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir
dengan lahirnya plasenta.
b) Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada
dinding uterus, serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
c) Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral
(Schultze) ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi /
marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan,
atau mungkin juga serempak sentral dan marginal.
d) Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di
dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat
kontraksi mudah lepas dan berdarah.
e) Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras,
fundus setinggi sekitar / di atas pusat.
Sifat His :
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas
uterus menurun. Plasenta dapat lepas spontan dari aktifitas uterus
ini, namun dapat juga tetap menempel (retensio) dan memerlukan
tindakan aktif (manual aid).

4) KALA IV
Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1

16
jam setelahnya.
Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala IV persalinan :
a) Kontraksi uterus harus baik
b) Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital
lain
c) Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
d) Kandung kencing harus kosong
e) Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada
hematoma
f) Resume keadaan umum ibu dan bayi.

17
PATHWAY
Kehamilan (37-42 Minggu)

Tanda-tanda Inpartu

Proses persalinan

Kala I Kala II Kala III Kala IV


Faktor partus Persalinan Kontraksi Persalinan Persalinan Persalinan Normal
normal uterus Kala I

Pembukaan fase Dorongan pada Terputusnya Faktor partus Penurunan kadar


aktif Penurunan progesteron dan
uterus dan serviks kontiunitas
kadar estrogen
meningkat jaringan dan
progesterone Kontraksi meningkat
Kontraksi meningkat dn estrogen saraf pada
perineum Kontraksi pada
Rangsangan pada uterus
Tekanan uterus dan serviks
Nyeri Akut
Dilatasi uterus hidrostatis air meningkat Gangguan
4-8 cm ketuban dan Integritas kulit Kepala janin
tekanan masuk rongga
intrauterine Perangsangan panggul
Tekanan Pada Curah jantung
meningkat reseptor nyeri pada Energi berkurang
Jaringan dan tekanan darah
uterus dan serviks menurun
Serviks mendatar Tekanan meningkat
Keletihan pada otot dasar
Nyeri Akut dan terbuka
Nyeri Akut Plasenta lahir panggul

Kontraksi kuat
Bayi lahir Refleks mengedan
ANSIETAS Krisis situasional

18
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan lekosit darah > 15.00/UL bila terajdi nyeri
b. Tes lakmus merah berubah menjadi bim
c. Amniosintesis
d. USG = menentukan usia kehamilan dan indeks cairan amnion
berkurang
6. Penatalaksanaan
a. Langkah - langkah Pertolongan Persalinan Normal
1) Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning
sebesar 5 sampai 6 cm peritoneum tipis pada primi atau multi
dengan perineum yang kaku dapat dilakukan episiotomi
median/mediolateral atau lateral.
2) Episotomi dilakukan pada saat his dan mengejan untuk mengurangi
sakit. Tujuan episiotomi adalah untuk menjamin agar luka teratur
sehingga mudah mengait dan melakukan adaptasi.
3) Persiapan kelahiran kepala, tangan kanan menahan perineum
sehingga tidak terjadi robekan baru sedangkan tangan kiri menahan
kepala untuk mengendalikan ekspulsi.
4) Setelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka
dan hidung dibersihkan dari lender kepala dibiarkan untuk
melakukan putar paksi dalam guna menyesuaikan os aksiput kearah
punggung.
5) Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik
curam kebawah untuk melahirkan bahu depan, ditarik keatas untuk
melahirkan bahu belakang setelah kedua bahu lahir ketiak dikaitr
untuk melahirkan sisa badan bayi.
6) Setelah bayi lahir seluruhnya jalan nafas dibersihkan dengan
menghisap lendir sehingga bayi dapat bernafas dan menangis
dengan nyaring pertanda jalan nafas bebas dari hambatan.
7) Pemotongan tali pusat dapat dilakukan :

19
a) Setelah bayi menangis dengan nyaring artinya paru-paru bayi
telah berkembang dengan sempurna
b) Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan
pada bayi yang aterm sehingga peningkatan jumlah darah
sekitar 50 cc
c) Pada bayi prematur pemotongan tali pusat dilakukan segera
sehingga darah yang masuk ke sirkulasi darah bayi tidak
terlalu besar untuk mengurangi terjadi ikterus hemolitik dan
kern ikterus
8) Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana
mestinya
9) Sementara menunggu pelepasan plasenta dapat dilakukan
a) Kateterisasi kandung kemih
b) Menjahit luka spontan atau luka episiotomy

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengetian
Asuhan Keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yaitu suatu
metode sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat untuk memenuhi
kebutuhan klien dalam mencapai atau mempertahankan keadaan biologis,
psikologis, sosial dan spiritual yang optimal melalui tahapan pengkajian
keperawatan, indentifikasi diagnosa keperawatan, penentuan perencanaan
keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan serta mengevaluasinya.
(Suarli & Yahya, 2012)
 Kala 1
a) Pengakajian
1) Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
2) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau

20
keparahan
3) Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan
atau terdiri dari flek lendir.
b) Diagnosa Keperawatan
1) Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
2) Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d kurang
mengingat informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi
informasi.
3) Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vagina
berulang dan kontaminasi fekal.
4) Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan
peningkatan kehilangan cairan melalui pernafasan mulut.
5) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d
ketidakadekuatan system pendukung.
c) Intervensi
N DIAGNOSA
NOC NIC
O KEPERAWATAN
1. Ansietas b/d Setelah dilakukan asuhan         Orientasikan klien
krisis situasi keperawatan selama pada lingkungan, staf
kebutuhan tidak ……..diharapkan dan prosedur
terpenuhi. ansietas pasien berkurang        Berikan informasi
dengan criteria hasil: tentang perubahan
o  TTV dbn psikologis dan
o  Pasien dapat fisiologis pada
mengungkapkan persalinan
perasaan cemasnya         Kaji tingkat dan
o  Lingkungan sekitar pasien penyebab ansietas
tenang dan kondusif         Pantau tekanan darah
dan nadi sesuai indikasi
        Anjurkan klien
mengungkapkan
perasaannya
        Berikan lingkungan
yang tenang dan
nyaman untuk pasien
2. Kurang Setelah dilakukan asuhan         Kaji persiapan,tingkat

21
pengetahuan keperawatan pengetahuan dan
tentang kemajuan selama….,pengetahuan harapan klien
persalinan b/d pasien tentang persalinan
        Beri informasi dan
kurang mengingat meningkat dengan kemajuan persalinan
informasi yang criteria hasil: normal
diberikan, o  Pasien dapat
        Demonstrasikan
kesalahan mendemonstrasikan teknik pernapasan atau
interpretasi teknik pernafasan  dan relaksasi dengan tepat
informasi. posisi yang tepat untuk untuk setiap fase
fase persalinan persalinan
3. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan        Kaji latar belakang
terhadap infeksi keperawatan budaya klien.
maternal b/d selama….diharapkan         Kaji sekresi vagina,
pemeriksaan infeksi maternal dapat pantau   tanda-tanda
vagina berulang terkontrol dengan criteria vital.
dan kontaminasi hasil:         Tekankan pentingnya
fekal. o   TTV dbn mencuci tangan yang
o   Tidak terdapat tanda-tanda baik.
infeksi         Gunakan teknik
aseptic saat
pemeriksaan vagina.
        Lakukan perawatan
perineal setelah
eliminasi.
4. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan         Pantau masukan dan
terhadap keperawatan haluaran.
kekurangan cairan selama…,diharapkan         Pantau suhu setiap 4
b/d masukan dan cairan seimbang dengan jam atau lebih sering
peningkatan kriterian hasil: bila suhu tinggi, pantau
kehilangan cairano  TTV dbn tanda-tanda vital. DJJ
melalui o  Input dan output cairan sesuai indikasi.
pernafasan mulut. seimbang         Kaji produksi mucus
o  Turgor kulit baik dan turgor kulit.
        Kolaborasi pemberian
cairan parenteral.
        Pantau kadar
hematokrit.

5. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan         Tentukan pemahaman


terhadap koping keperawatan dan harapan terhadap
individu tidak selama…..,diharapkan proses persalinan
efektif b/d koping pasien efektif         Anjurkan
ketidakadekuatan dengan criteria hasil: mengungkapkan
system o   Pasien dapat perasaan
pendukung. mengungkapkan         Beri anjuran kuat thd
perasaannya mekanisme koping

22
positif dan
         Bantu relaksasi

 Kala II
a) Pengkajian
1)  Aktivitas istirahat
Klien tampak kelelahan.
2) Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan
tentang kemampuan mengendalikan pernafasan.
3)  Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.
4) Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi
vertexs.
5) Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam
pada primipara)
b) Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik dari bagian
presentasi.
2)      Perubahan eliminasi urin b/d perubahan masukan dan kompresi
mekanik kandung kemih.
3)      Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d krisis situasi.
4)      Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d efek obat-obatan
pertambahan mobilitas gastrik.
5)      Risiko tinggi terhadap kerusakan gas janin b/d perubahan suplay
oksigen dan aliran darah
c) Intervensi
N DIAGNOSA
NOC NIC
O KEPERAWATAN

23
1. Nyeri akut Setelah dilakukan         Kaji derajat
berhubungan asuhan keperawatan ketidaknyamanan secara
dengan tekanan selama…..,diharapkan verbal dan nonverbal
mekanik dari nyeri terkontrol          Pantau dilatasi servik
bagian presentasi. dengan criteria hasil:         Pantau tanda vital dan
o  TTV dbn DJJ
o  Pasien dapat         Bantu penggunaan
mendemonstrasikan teknik pernapasan dan
kontrol nyeri relaksasi
        Bantu tindakan
kenyamanan spt.
        Gosok punggung, kaki
        Anjurkan pasien
berkemih 1-2 jam
        Berikan informasi
tentang ketersediaan
analgesic
        Dukung keputusan
klien menggunakan
obat-obatan/tidak
        Berikan  lingkungan
yang tenang
2. Perubahan Setelah dilakukan         Palpasi di atas simpisis
eliminasi urin b/d asuhan keperawatan pubis
perubahan masukan selama….,diharapkan         Monitor  masukan dan
dan kompresi eliminasi urine pasien haluaran
mekanik kandung normal dengan criteria         Anjurkan upaya
kemih. hasil: berkemih sedikitnya 1-2
o   Cairan seimbang jam
o   Berkemih teratur         Posisikan klien tegak
dan cucurkan air hangat
di atas perineum
        Ukur suhu dan nadi,
kaji adanya peningkatan
        Kaji kekeringan kulit
dan membrane mukosa

3. Risiko tinggi Setelah dilakukan         Tentukan pemahaman


terhadap koping asuhan keperawatan dan harapan terhadap
individu tidak selama….,diharapkan proses persalinan
efektif b/d krisis koping pasien efektif         Anjurkan
situasi. dengan criteria hasil: mengungkapkan
o  Pasien dapat perasaan
mengungkapkan         Beri anjuran kuat
peraannya terhadap mekanisme
koping positif dan bantu

24
relaksasi

4. Risiko tinggi Setelah dilakukan         Pantau aktivitas uterus


terhadap cedera asuhan keperawatan secara manual
maternal b/d efek selama….,diharapkan         Lakukan tirah baring
obat-obatan cidera terkontrol saat persalinan menjadi
pertambahan dengan criteria hasil: intensif
mobilitas   gastrik. o  TTV dbn         Hindari meninggikan
o  Aktivitas uterus baik klien tanpa perhatian
o  Posisi pasien nyaman         Tempatkan klien pada
posisi tegak, miring ke
kiri
        Berikan perawatan
perineal selama 4 jam
        Pantau suhu dan nadi
        Kolaborasi pemberian
antibiotik (IV)

5. Risiko tinggi Setelah asuhan         Kaji adanya kondisi


terhadap kerusakan keperawatan yang menurunkan situasi
gas janin b/d selama….,diharapkan uteri plasenta
perubahan suplay janin dalam kondisi         Pantau DJJ dengan
oksigen dan aliran baik dengan criteria segera bila pecah
darah hasil: ketuban
o   DJJ dbn         Instuksikan untuk tirah
o   Presentasi kepala (+) baring bila presentasi
o   Kontraksi uterus teratur tidak masuk pelvis
        Pantau turunnya janin
pada jalan lahir
        Kaji perubahan DJJ
selama kontraksi

 Kala III
a) Pengkajian
1)  Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
2) Sirkulasi
-          Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan
kembali normal    dengan cepat
-          Hipotensi akibat analgetik dan anastesi

25
-          Nadi melambat
3) Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
4)  Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
5) Seksualitas
-          Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
-          Tali pusat memanjang pada muara vagina
b) Diagnosa Keperawatan
1) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang
masukan oral, muntah.
2) Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan
3) Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama persalinan

c) Intervensi
N DIAGNOSA
NOC NIC
O KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi Setelah dilakukan     Instruksikan klien
terhadap asuhan keperawatan untuk mendorong pada
kekurangan volume selama….,diharapkan kontraksi
cairan b/d kurang cairan seimbang     Kaji tanda vital setelah
masukan oral, denngan criteria hasil: pemberian oksitosin
muntah. o  TTV dbn     Palpasi uterus
o  Darah yang keluar ±     Kaji tanda dan gejala
200 – 300 cc shock
    Massase uterus dengan
perlahan setelah
pengeluaran plasenta
    Kolaborasi pemberian
cairan parentral

2. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan     Bantu penggunaan


trauma jaringan asuhan keperawatan teknik pernapasan
setelah melahirkan selama….,diharapkan     Berikan kompres es
nyeri terkontrol pada perineum setelah
dengan criteria hasil: melahirkan
o  Pasien dapat control     Ganti pakaian dan liner

26
nyeri basah
    Berikan selimut
penghangat
    Kolaborasi perbaikan
episiotomy
3. Risiko tinggi Setelah dilakukan     Palpasi fundus uteri
terhadap cedera asuhan keperawatan dan massase dengan
maternal b/d posisi selama….,diharapkan perlahan
selama persalinan cidera terkontrol     Kaji irama pernafasan
dengan criteria hasil:     Bersihkan vulva dan
o  Plasenta keluar utuh perineum dengan air dan
o  TTV dbn larutan antiseptic
    Kaji perilaku klien dan
perubahan system saraf
pusat
    Dapatkan sampel darah
tali pusat, kirim ke
laboratorium untuk
menentukan golongan
darah bayi
    Kolaborasi pemberian
cairan parenteral

 Kala IV
a) Pengkajian
1) Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
2) Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin
lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat
pada respon pemberian oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah
selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml
untuk kelahiran saesaria

27
3)  Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
4) Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
5) Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
6) Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi
spinal
7) Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan
episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
8) Keamanan
Peningkatan suhu tubuh

9) Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi
umbilicus, perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae
mungkin pada abdomen, paha dan payudara.
b) Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik
dan psikologis, ansietas
2)         Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kelelahan/ketegangan
miometri
3)         Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi/peningkatan anggota
leluarga

28
c) Intervensi

DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d efek Setelah dilakukan asuhan      Kaji sifat dan derajat
hormone, keperawatan ketidaknyamanan
trauma,edema selama….,diharapkan       Beri informasi yang
jaringan, kelelahan nyeri terkontrol dengan tepat tentang perawatan
fisik dan psikologis, criteria hasil: selama periode
ansietas o   Pasien dapat control nyeri pascapartum
      Lakukan tindakan
kenyamanan
      Anjurkan penggunaan
teknik relaksasi
      Beri analgesic sesuai
kemampuan

2. Resiko tinggi Setelah dilakukan asuhan      Tempatkan klien pada


kekurangan volume keperawatan posisi rekumben
cairan b/d selama….,diharapkan       Kaji hal yang
kelelahan/ketegangan cairan simbang dengan memperberat kejadian
miometri kriteria hasil: intrapartal
o   TD dalam batas normal       Kaji masukan dan
o   Jumlah dan warna lokhea haluaran
dalam batas normal       Perhatikan jenis
persalinan dan anastesi,
kehilangan daripada
persalinan
      Kaji tekanan darah dan
nadi setiap 15 menit
      Dengan perlahan
massase fundus bila
lunak
      Kaji jumlah, warna
dan sifat aliran lokhea
    Kolaborasi pemberian

29
cairan parentral

3. Perubahan ikatan Setelah dilakukan asuhan      Anjurkan klien untuk


proses keluarga b/d keperawatan menggendong,
transisi/peningkatan selama…..,diharapkan menyentuh bayi
anggota keluarga proses keluarga baik      Observasi dan catat
dengan criteria hasil: interaksi bayi
o  Ada kedekatan ibu dengan       Anjurkan dan bantu
bayi pemberian ASI,
tergantung pada pilihan
klien

d) Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Teli, 2018).
Implementasi merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah
rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu
rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien. Tujuan dari
pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan, penyakit,
pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping (Teli, 2018).

e) Evaluasi
Evaluasi keperawatan dilakukan berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya dalam perencanaan, membandingkan hasil
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya dan menilai efektivitas proses keperawatan mulai

30
dari tahap pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan (Teli, 2018).
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Ny. H
Umur : 32 Tahun
Suku/bangsa : Kaili
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Penghasilan/bulan :-
Status perkawinan : Kawin
Perkawinan ke :1
Lamanya : 10 Tahun
Tanggal kunjungan : 04 April 2021
Alamat : Ds. Tambu Dusun 1
Ruangan/RS : Ruang Bersalin Puskesmas
Diagnose medis : G4 P3 A0
Tanggal : 04 April 2021
2. Identitas penanggung jawab(suami)
Nama : Tn.R
Umur : 46 Tahun
Suku/bangsa : Kaili
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Nelayan
Penghasilan/bulan :-
Status perkawinan : Menikah
Lamanya : 10 Tahun

31
Alamat : Ds. Tambu Dusun 1
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri perut tembus belakang
b. Riwayat keluhan utama
Klien masuk di ruang bersalin Puskesmas Tambu pada tanggal 04 April
dengan keluhan nyeri perut disebabkan oleh proses melahirkan, nyeri
dirasakan seperti tulang seakan mau remuk. Klien mengatakan nyeri pada
perut hingga tembus belakang. Dengan skala nyeri yang dirasakan klien di
angka 9 (berat) dari 0-10. Nyeri terjadi setiap 10-15 menit dengan durasi
±30-40 detik setiap dirasakannya kontraksi,nyeri dirasakan sejak sore pukul
17.00 SMRS.
c. Riwayat kehamilan yang sekarang
1) G :4, P :3, A :0
2) HPHT : 15- 07-2020
3) Tafsiran persalinan : 22-04-2021
4) Pergerakan anak yang yang di rasakan ibu : Bayi terasa aktif
5) Imunisasi TT : Lengkap
d. Riwayat kehamilan dan persalinan serta nifas yang lalu :
N Kehamilan Persalinan Anak Riwaya
o Umur Keadaa Thn Tempa Penolon Jenis L/ Lama Keadaa t nifas
n t g P menyusu n
i sekaran
g
1. 38 Baik 200 Rumah Dukun Norma L 18 bulan Baik -
mingg 4 l
u
2 37 Baik 200 Rumah Bidan Norma L 24 bulan Baik -
mingg 7 l
u
3 37 Baik 201 Rumah Bidan Norma L 24 bulan Baik -

32
mingg 1 l
u

e. Pola reproduksi
Menarche Umur :13 Thn
Siklus Haid :28 Hari/teratur
Lamanya Haid : 5 hari
Sifat Darah : Merah Gelap
Dysmenorhoe : Ada
f. Riwayat penyakit yang pernah dialami/terutama yang berpengaruh terhadap
kehamilan:
1) Selama masa kehamilan klien sehat, tidak pernah megalami penyakit
yg serius.
g. Riwayat operasi yang pernah dialami
Klien mengatakan tidak pernah dioperasi
h. Riwayat penyakit keluarga
Diantara semua anggota keluarga tidak ada yg memiliki riwayat penyakit
menular atau masalah kejiwaan.
i. Riwayat Kehamilan kembar
Klien mengatakan ia maupun keluarganya tidak memiliki riwayat dengan
kehamilan kembar

33
j. Pola Kegiatan Sehari-hari:
a. Nutrisi Sebelum hamil Saat hamil

Jenis makanan Nasi, ikan, sayur dan Nasi, ikan, sayur


buah-buahan dan buah-buahan
Frekuensi/hari 3x/hari 3-4x/hari
Nafsu makan Baik Baik
Makanan pantang Tidak ada Tidak ada
Banyaknya minum/hari ±5x/hari ±7x/hari

b. Eliminasi
BAB 1x/hari 1-2x/hari
Konsistensi Lunak Lunak
BAK
Frekuensi 2-3x/hari 3x/hari
Aroma Amoniak Amoniak
c. Istirahat tidur
Malam 22.00 s/d 06.00 22.00 s/d 06.00
Siang 13.00 s/d 14.00 13.00 s/d 14.00
d. Kebersihan diri
Penampilan Bersih Bersih
Mandi 2x/hari 3x/hari
Sikat gigi 2x/hari 2x/hari
Cuci rambut 2x/mgg 2x/mgg
Ganti pakaian dalam 2x/hari 3x/hari
Ganti pakaian luar 2x/hari 3x/hari

k. Rekreasi atau olah raga atau hobby : Tidak ada


l. Ketergantungan : Tidak ada
m. Hubungan seksual,keluhan : Tidak ada
n. Riwayat keluarga berencana:
Mengerti tentang KB : Klien mengatakan mengerti
Setuju tentang KB : Klien mengatakan setuju
Pernah menjadi akseptor : Klien pernah memakai KB (KB
Suntik)

34
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital
TD : 120/88 mmHg R : 24x/menit
N : 80x/menit S : 36,5℃
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4 M6 V5 : 15
Keadaan umum : lemah
b. System Pernapasan
Inspeksi : Klien mengatakan tidak sesak nafas, pergerakan dinding kiri dan kanan
sama, tidak terdapat edema dan nyeri tekan, tidak tampak menggunakan otot
bantu pernafasan, tidak tampak penggunaan alat bantu pernafasan dan tidak
terpasang WSD.
Palpasi: tidak terdapat edema dan nyeri tekan,
Auskultasi: suara nafas vasikuler (normal), Respirasi : 20x/menit
c. Sistem Kardiovaskuler
TD : 120/88 mmHg Nadi : 80x/menit
Inspeksi : Pergerakan dinding dada Nampak simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri dada, tidak ada tanda-tanda sianosis,
Auskultasi: Irama jantung regular, bunyi jantung normal, tidak ada nyeri dada,
tidak ada tanda-tanda sianosis
Perkusi: tidak ada pembesaran jantung dan tidak ada suara jantung tambahan.
d. Sistem Persyarafan
Suhu : 36,5 ℃ GCS : E4 M6 V5 : 15
Inspeksi: Pupil isokor, permeriksaan saraf kranial normal, klien istirahat/tidur
selama 7 jam/hari tetapi sering terbangun karena nyeri.
e. Sistem Perkemihan
Inspeksi: Vagina Nampak bersih , tidak menggunakan alat bantu kateter, tidak
ada keluhan pada BAK dan kemampuan berkemih spontan.

35
f. Sistem Pencernaan
Tinggi Badan : 155 cm
Berat Badan Sebelum hamil : 50 kg
Berat Badan Saat hamil : 60 kg
Inpeksi: Mulut klien tampak bersih, membran mukosa kering, tidak ada nyeri saat
menelan, tidak ada luka bekas operasi,
Palpasi: hepar teraba di region abdomen kanan atas dua jari dibawah kosta, tidak
rata, teraba keras dan terdapat nyeri tekan. Klien mengatakan nyeri dibagian
abdomen sebelah kanan, nyeri brtambah saat klien bergerak, nyeri dirasakan
seperti ditusuk-tusuk dan hilang timbul dengan skala nyeri 6 (0-10) sedang.
Auskultasi: peristalik usus 10x/menit, bunyi timpani, hepar teraba di region
abdomen kanan atas dua jari dibawah kosta, tidak rata, teraba keras dan terdapat
nyeri tekan. Klien mengatakan nyeri dibagian abdomen sebelah kanan, nyeri
brtambah saat klien bergerak, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan hilang
timbul dengan skala nyeri 6 (0-10) sedang.
g. Sistem Penglihatan
Inspeksi: Konjungtiva pucat, pupil isokor dan miosis,
Palpasi : tidak terdapat keluhan nyeri, tidak terdapat luka bekas operasi, dan tidak
menggunakan alat bantu penglihatan.
h. System Pendengaran
Inspeksi : Membran timpani normal, tidak ada keluhan nyeri, tidak ada luka
bekas operasi, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada telinga
i. System Muskuloskeletal
Inspeksi: Pergerakan sendi tidak terbatas, kekuatan otot ⁴ ⁴ ( yaitu
kekuatan otot kuat 4 4

tetapi anggota tubuh dapat di gerakan melawan gaya gravitasi dan dapat pula
menahan sedikit tahanan yang di berikan ) Tidak ada keluhan pada ekstremitas
dan tulang belakang, tidak terdapat frantur, tidak menggunakan spalak atau gips,

36
palpasi: tidak ada nyeri, tidak terdapat luka operasi.
j. System Integumen
Inspeksi : Warna kulit sawo matang, tidak ada edema ekskoreasi, tidak ada
profisiasis, klien beraktifitas dibantu keluarga.
k. System Edokrin
Inspeksi : Tidak terdapat pembesaran tiroid, tidak terdapat pembesaran getah
bening, tidak terdapat hipoglikemia maupun hiperglukemia, tidak terdapat luka
dan tidak terdapat nyeri tekan pada kelenjar limfe dibagian aksila kanan bawah.
l. Sistem reproduksi
Inspeksi: Nampak adanya luka pada vagina (episiotomy), Nampak adanya
pengeluaran cairan ketuban bercampur darah, terdapat nyeri tekan pada daerah
vagina, pemeriksaan dalam didaptkan pembukaan lengkap (10), pengeluaran
cairan 50 cc, terdapat nyeri tekan pada vagina.
Pemeriksaan panggul dan perut
a. Lingkar panggul : 90 CM
b. Lingkar perut : 100 CM
c. Distansia spinarum : 26 CM
d. Distansia cristarum : 28 CM
e. Boudeloque : Tidak terkaji
Palpasi menurut leopold
TFU : 31 cm
Panggung janin : Punggung Kanan (Pu- Ka)
Bagian terdepan : Presentase Kepala
Turunnya bagian terdepan : Kepala Masuk PAP
Auskultasi
Bunyi jantung janin : Reguler
Frekuensi : 140 x/m
Lokasi yang paling jelas : Bagian perut kanan
Gerak janin : Teraba gerakan & tendangan janin

37
A. Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin : 9.5 g/dL
Malaria : Negatif
HbsAg : Negatif
HIV/Sifilis : Negatif

B. Riwayat Persalinan Sekarang Dengan Mengunakan Patograf


1. Kala I
Keadaan umum : klien meringis, menjerit, cemas dan gelisah,tidaktenang
dan berkeringan dingin
Lamanya : 1 jam 30 menit
Tanda vital
Tekanan darah : 120/88mmHg nadi : 80x/m
Pernapasan : 24x/m suhu : 36,5 0C
Palpasi menurut leopold
TFU : 31 cm
Punggung janin : Punggung kanan
Bagian yang terdepan : Persentasi Kepala
Turunnya bagian terendah : Masuk PAP
His (kontraksi uteri)
Tanggal : 04 – 04 – 2021 jam : 02.25 WITA
Frekuensi : 3x / 10 menit lamanya : 50-55 detik
Tanggal : 04 – 04 – 2021 jam : 04.00 WITA
Frekuensi : 4x / 10 menit lamanya : 50 - 55 detik
Intensitas/kekuatanya : Sering dan Kuat
Vaginal touche
Di lakukan oleh : Bidan
Idikasi : Keluar cairan bercak darah

38
Tanggal : 04 – 04- 2021 Jam : 02 35
Pembukaan : Lengkap ( 10 )
Serviks : Membuka
Ketuban : Berwarna keruh
Bagian paling bawah
Presentasio : Persentasi Kepala
Turunnya hodge : IV
Kesan panggul : Normal
Rektum : Normal
Keluhan :
a. Klien mengeluh nyeri pada perut
b. Klien mengatakan nyeri hilang timbul, seperti diiris-iris sampai ke belakang
c. Lokasi nyeri dirasakan pada seluruh bagian perut tembus sampai ke belakang
dan paggul
d. Skala nyeri 9 (0-10) nyeri hebat
e. Durasi terjadinya nyeri 20-25 menit
f. Klien mengatakan khawatir dengan persalinannya
g. Klien bertanya-tanya kenapa bayi belum lahir juga
2. Kala II
a. Lamanya : 15 menit jam : 04.30 WITA
b. Keadaan umum : klien meringis, gelisah, menggigit kain jilbabnya
c. His intersitasnya : Adekuat
d. Denyut jantung janin frekuensi : 130x/m
Bagian depan : Wajah presentasio : Kepala
Turunnya : Hodge IV kesan panggul : Normal
Pelepasan : Lender Bercampur darah
Ketuban pecah : Spontan oleh :-
Warnanya : Keruh
Baunya : Bau khas ketuban jumlahnya : 150 cc
Keadaan his : Adekuat keadaan perineum : Menonjol
Ibu mulai mengedan : Sesuai instruksi,caranya mengedan : tidak Bagus

39
Bayi lahir tanggal : 04-04-2021. jamnya : 04.40 WITA
Jenis persalinan : Normal
Perdarahan : 100 cc
e. Keluhan :
1. Klien mengeluh nyeri pada perut
2. Klien mengatakan nyeri hilang timbul, seperti diiris-iris sampai ke
belakang
3. Lokasi nyeri dirasakan pada seluruh bagian perut tembus sampai ke
belakang dan paggul
4. Skala nyeri 9 (0-10) nyeri hebat
5. Durasi terjadinya nyeri 35-45 detik setiap kali kontraksi
6. Klien mengatakan nyeri pada perineum
f. Keadaan bayi
Berat badan lahir : 2.700gram panjang badan : 50 cm
Cacat bawaan :-
Apgar skor :
1 menit setelah lahir : A= 2, P=2, G=2, A=2, R=2=> 10
5 menit setelah lahir : A= 2, P=2, G=2, A=2, R=2 => 10
Caput suksadenum : Ada
Cephal hematon : Tidak ada
Setelah 5 menit apakah ada mekoneum : ada pada saat pertama kali lahir
3. Kala III
Lamanya : 10 menit
Keadaan umum : Klien meringis
TFU setelah bayi lahir: Setinggi pusat
Katerisasi urine : Tidak ada
Kontraksi uterus : Adekuat
Lahirnya plasenta : Tanggal : 04/04/2021 jam : 04.45 WITA
Pemeriksaan placenta : Lengkap
Kotiledon : Lengkap
Beratnya : 500 gram

40
Selaput omnion : Ada
Tali pusat
a. Panjang : 50 cm
b. Keadaan : Baik
Tanda vital
a. Tekanan darah : 105/80 mmHg
b. Pernapasan : 20 x/m
c. Nadi : 84 x/m
d. Suhu : 36, 5 0C
Perdarahan : 50 cc
Keluhan :
a. Klien mengeluh nyeri pada perut
b. Klien mengatakan nyeri hilang timbul, seperti diiris-iris sampai ke belakang
c. Lokasi nyeri dirasakan pada seluruh bagian perut tembus sampai ke belakang
dan paggul
d. Skala nyeri 9 (0-10) nyeri hebat
e. Durasi nyeri 20-30 detik
4. Kala IV
Keadaan umum : Klien lesu, klien nampak kelelahan
Keluhan :
a. Klien mengeluh lelah
b. Klien mengatakan ingin istirahat
Observasi TTV 2 jam setelah persalinan
Wakt Kontraksi Kandung
No TD Nadi SB TFU Perdarahan
u Uterus Kemih
1 jari
1 105/80 82 36,5 Adekuat Kosong 50 cc
dbpst

41
C. Data Psikologis
1. Pola interaksi : Klien mampu berkomunikasi dengan baik
2. Reaksi dan persepsi terhadap kehamilan di rencanakan : Klien sangat bahagia
dan bangga dapat melahirkan anak dengan kondisi sehat
3. Apakah klien cemas dengan persalinannya : Klien merasa cemas dengan
persalinannya karena lama persalinannya akibat ibu tidak tau cara mengedan. Ini
merupakan persalinan pertama
4. Jenis kelamin yang di harapkan : Klien dan Suami menyukai jenis kelamin
perempuan ataupun laki-laki
5. Bantuan pelayanan yang di harapkan: Pelayanan persalinan dan perawatan bayi
setelah lahir
6. Kebutuhan kesehatan yang di harapkan : Perawatan payudara, perawatan
perineum
7. Perawatan payudara agar ASI cukup untuk kebutuhan bayi : Klien belum di
berikan perawatan payudara
8. Bimbingan tentang perawatan bayi : Diberikan
9. Pelayanan yang telah di berikan : IMD, Injeksi Vit K, Obat tetes Mata

D. Data Sosial
1. Hubungan dengan keluarga, tetangga dan lingkungan : baik
2. Siapa yang paling penting : anak,suami dan keluarganya
3. Tentang biaya kesehatannya : dibayar oleh BPJS

E. Data Spiritual
1. Bagaimana melaksanakan ibadah selama hamil : klien sholat dan berzikir
2. Bagaimana kepercayaan klien terhadap agama yang dianut : klien meyakini
Allah Subhanahu wata’ala akan selalu melindungi klien dan keluarganya

42
Klasifikasi Data
Kala I
Data Subyektif :
1. Klien mengeluh nyeri pada perut
2. Klien mengatakan nyeri hilang timbul, seperti diiris-iris sampai ke belakang
3. Lokasi nyeri dirasakan pada seluruh bagian perut tembus sampai ke belakang dan
paggul
4. Skala nyeri 9 (0-10) nyeri hebat
5. Durasi terjadinya nyeri 30-40 detik
6. Klien mengatakan khawatir karena nyeri yang dirasakan lebih sakit dibandingkan
sebelumnya
7. Klien bertanya-tanya kenapa bayi belum lahir juga
Data Obyektif :
1. Klien nampak meringis
2. Klien menjerit-jerit
3. Klien memijat-mijat belakangnya
4. TTV :
TD: 120/88 mmHg
N : 80x/m
R : 24 x/m
SB : 36,5 0C
5. Klien cemas
6. Klien gelisah
7. Klien nampak tidak tenang
8. TFU : 31 cm
9. HIS :
Tanggal : 04/04/2021 Jam : 02.25 WITA
Frekuensi : 3x/10menit lamanya : 50-55 detik
Tanggal : 04/04/2021 Jam : 04.00 WITA

43
Frekuensi : 4x/10menit lamanya : 50-55 detik

Kala II
Data Subyektif :
1. Klien mengeluh nyeri pada perut
2. Klien mengatakan nyeri hilang timbul, seperti diiris-iris sampai ke belakang
3. Lokasi nyeri dirasakan pada seluruh bagian perut tembus sampai ke belakang dan
paggul
4. Skala nyeri 9 (0-10) nyeri hebat
5. Durasi terjadinya nyeri 35-45 detik setiap kali kontraksi
6. Klien mengatakan nyeri pada perineum
Data Obyektif :
1. Klien nampak meringis
2. Klien gelisah
3. TTV :
TD: 120/78 mmHg
N : 98 x/m
R : 22 x/m
SB : 36,5 0c
4. Pengeluaran darah 100cc
5. Lama persalinan 10 menit
6. Cara mengedan tidak bagus
7. Ketuban berwarna jernih bercampur darah

Kala III
Data Subyektif :
1. Klien mengeluh nyeri pada perut
2. Klien mengatakan nyeri hilang timbul, seperti diiris-iris sampai ke belakang
3. Lokasi nyeri dirasakan pada seluruh bagian perut tembus sampai ke belakang dan
paggul
4. Skala nyeri 6 (0-10) nyeri sedang

44
5. Durasi terjadinya nyeri 20-30 detik

Data Obyektif :
1. Klien nampak meringis
2. Klien memijat-mijat belakangnya
3. TTV :
TD : 105/80 mmHg
N : 84 x/m
R : 20 x/m
SB : 36,5 0c
4. Kontraksi uterus adekuat
5. TFU setelah bayi lahir : 1 JDP
6. Pengeluaran darah 100 cc
7. Plasenta lahir lengkap

Kala IV
Data Subyektif :
1. Klien mengeluh lelah
2. Klien mengatakan ingin istirahat
Data Obyektif :
1. Klien terlihat lesu
2. Perdarahan 50 cc
3. TTV
TD : 105/80 mmHg
N: 82x/m
R: 20x/m
S: 36,5 0C

45
Analisa Data
Kala I
DATA PENYEBAB MASALAH
Data Subyektif : Persalinan kala I Nyeri Akut
1. Klien mengeluh
nyeri pada perut
2. Klien mengatakan Faktor partus
nyeri hilang timbul,
seperti diiris-iris
sampai ke belakang Pembukaan fase aktif
3. Lokasi nyeri
dirasakan pada
Kontraksi
seluruh bagian perut
tembus sampai ke
belakang dan paggul Dilatasi uterus 4-8 cm
4. Skala nyeri 9 (0-10)
nyeri hebat
5. Durasi terjadinya Tekanan pada jaringan
nyeri 50-55 detik
setiap kali timbul
NYERI AKUT
Data Obyektif :
1. Klien nampak
meringis
2. Klien menjerit-jerit
3. Klien memijat-mijat
belakangnya
4. TTV :
TD: 120/88mmHg
N : 80 x/m
R : 24 x/m
SB : 36,5 0c
5. TFU : 31 cm
6. HIS :
7. Tanggal :
04/04/2021
Jam : 02.25 WITA
Frekuensi :
3x/10 menit
lamanya :
50-55 detik
Tanggal :
04/04/2021
Jam : 04.00 WITA

46
Frekuensi :
4x/10 menit
lamanya :
50 - 55 detik
DS: Persalinan Normal Ansietas
1. Klien mengatakan
khawatir karena nyeri
yang dirasakan lebih Penurunan kadar
sakit dibandingkan progesterone dan
sebelumnya estrogen
2. Klien bertanya-tanya
kenapa bayi belum
lahir juga Kontraksi pada uterus

DO:
1. Klien cemas Tekanan hidrostatis air
2. Klien gelisah ketuban dan tekanan
3. Klien nampak tidak intrauterine meningkat
tenag
4. Klien berkeringat
Serviks mendatar dan
dingin
terbuka
5. TFU : 31 cm
6. HIS :
Tanggal :04/04/2021 Kontraksi kuat
Jam : 02.25 WITA
Frekuensi :
3x/10 menit Krisis situasional
lamanya :
50-55 detik
Tanggal :04/04/2021 ANSIETAS
Jam :
04.00 WITA
Frekuensi :
4x/ 10 menit
lamanya :
50-55 detik

47
Kala II
DATA PENYEBAB MASALAH
Data Subyektif : Persalinan kala II Nyeri Melahirkan
1. Klien mengeluh
nyeri pada perut
2. Klien mengatakan Kontraksi uterus
nyeri hilang timbul,
seperti diiris-iris
sampai ke belakang Dorongan fetus ke uterus
3. Lokasi nyeri dan serviks
dirasakan pada
seluruh bagian perut
regangan pada uterus dan
tembus sampai ke
serviks meningkat
belakang dan paggul
4. Skala nyeri 9 (0-10)
nyeri hebat perangsangan reseptor
5. Durasi terjadinya nyeri pada uterus dan
nyeri 35-40 detik serviks
setiap kali kontraksi

Data Obyektif : NYERI


1. Klien nampak MELAHIRKAN
meringis
2. Klien gelisah
3. TTV :
TD: 120/78mmHg
N : 98x/m
R : 22x/m
SB : 36,5 0c
4. Pengeluaran darah
±150cc
5. Lama persalinan 10
menit
6. Cara mengedan tidak
bagus

DS: Persalinan Gangguan Integritas


1. Klien mengatakan Kulit
nyeri pada perineum
DO: Terputusnya kontinuitas
1. Klien nampak jaringan dan saraf pada
meringis perineum
2. Klien gelisah

48
3. TTV :
TD: 120/78 mmHg
Gangguan integritas
N : 98 x/m kulit
R : 22 x/m
SB : 36,5 0c
4. Pengeluaran darah
±150cc
5. Lama persalinan 10
menit
6. Cara mengedan tidak
bagus

Kala III
DATA PENYEBAB MASALAH
Data Subyektif : Persalinan kala III Nyeri Akut
1. Klien mengeluh nyeri
pada perut Faktor partus
2. Klien mengatakan
nyeri hilang timbul, Kontraksi uterus
seperti diiris-iris
sampai ke belakang
3. Lokasi nyeri Pelepasan plasenta
dirasakan pada
seluruh bagian perut
NYERI AKUT
tembus sampai ke
belakang dan paggul
4. Skala nyeri 7 (0-10)
nyeri hebat
5. Durasi terjadinya
nyeri 20-30 detik
setiap kali kambuh
Data Obyektif :
1. Klien nampak
meringis
2. Klien menangis
3. TTV :
TD: 105/80 mmHg
N : 84x/m
R : 20 x/m
SB : 36,5 0c
4. Kontraksi uterus
adekuat
5. TFU setelah bayi

49
lahir : 1 JDP
6. Pengeluaran darah
±150 cc
7. Plasenta lahir
lengkap

Kala IV
DATA PENYEBAB MASALAH

DS: Persalinan normal Keletihan


1. Klien mengeluh
lelah
2. Klien mengatakan Penurunan kadar
ingin istirahat progesterondan estrogen
DO:
1. Klien terlihat lesu
2. Klien berkeringat Kontraksi pada uterus
dingin
3. Klien terlihat lelah
Kepala janin masuk
4. Perdarahan 50 cc
rongga panggul
TD : 105/80 mmHg
N : 82 x/m
R : 20 x/m Tekanan meningkat pada
S : 36,5 0C otot dasar panggul

Refleks mengedan

Bayi lahir

Plasenta lahir

Curah jantung dan


tekanan darah menurun

Energi berkurang

KELETIHAN

50
DIAGNOSA KEPERAWATAN
KALA 1:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan proses persalinan
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional akibat Proses persalinan
KALA 2:
1. Nyeri Melahirkan berhubungan dengan proses persalinan
2. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan adanya luka epiostomi
KALA 3:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Pelepasan plasenta
KALA 4:
1. Keletihan berhubungan dengan penurunan Energ

51
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.H PADA INTRANATAL CARE (INC)
DI PUSKESMAS TAMBU KABUPATEN DONGGALA
KALA 1
Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri melahirkan b.d Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Untuk 1. Mengobservasi S:
proses persalinan Tindakan respon nyeri me- respon nyeri - Kilen
DS : keperawaan nonverbal ngetahui nonverbal d/h mengatakan
1. Klien mengeluh selama 1 x 90 2. Identifikasi respon klien meringis, paham bahwa
nyeri pada perut menit diharapkan lokasi, nyeri menjerit, gelisah, nyeri yang
2. Klien mengatakan nyeri dapat karakteristik, 2. Untuk memegang perut dirasakan
nyeri hilang terkontrol dengan durasi, me- dan belakang adalah respon
timbul, seperti kriteria hasil: frekuensi, ngetahui 2. Mengidentifikasi normal dari
diiris-iris sampai 1. Nyeri kulaitas, karakter- lokasi, proses
ke belakang terkontrol intensitas istik karakteristik, persalinan
3. Lokasi nyeri 2. Menggunakan nyeri nyeri durasi, frekuensi, O :
dirasakan pada teknik non- 3. Ajarkan 3. Untuk kulaitas, intensitas - Klien
seluruh bagian farmakologi tehnik non- me- nyeri d/h klien mempraktekan
perut tembus meningkat farmakologi ngontrol mengeluh nyeri teknik relaksi
sampai ke (Napas (Napas nyeri pada perut tembus nafas dalam
belakang dan dalam) dalam) 4. Untuk belakang, seperti sesuai yang
paggul 3. Klien tidak 4. Ajarkan persiap- diiris-iris, durasi diajarkan
4. Skala nyeri 9 (0- mengedan Klien tekhnik an nyeri 15-20 menit A :
10) nyeri hebat sebelum mengedan persalian 3. Mengajarkan - Tujuan tercapai
5. Durasi terjadinya waktunya yang benar tehnik non-
nyeri 20-25 detik

52
setiap kali timbul farmakologi
(Napas dalam) d/h P:
DO : klien Intervensi
1. Klien nampak memahaminya dihentikan
meringis dengan baik Health education :
2. Klien menjerit- dengan cara 1. Anjurkan klien
jerit menarik nafas dari untuk teknik
3. Klien memijat- hidung tahan 2-3 nafas dalam bila
mijat belakangnya detik kemudian nyeri timbul
4. TTV : hembuskan 2. Anjurkan klien
TD:120/88mmHg melalui mulut untuk mengedan
4. Mengajarkan sesuai intruksi
N : 80 x/m
Klien tekhnik
R : 20 x/m mengedan yang
SB : 36,5 0c benar d/h klien
5. TFU : 31 cm memahaminya
6. HIS : dengan cara
Tanggal : posisikan dagu
04/04/2021 diatas dada dan
Jam :02.21 WITA tarik kaki kearah
Frekuensi : dada, ambil nafas
3x/menit dalam ketika
lamanya : kontraksi dating,
50-55 detik kemudian tahan
kencangkan otot
Tanggal : perut dan mulai
04/04/2021 mengedan sampai
Jam : hitungan ke-10

53
04.00 WITA
Frekuensi :
4x/menit
lamanya :
50 - 55 detik
2 Ansietas b.d krisis
Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Untuk 1. Mengidentifikasi S:
situasional akibat
intervesi saat tingkat me- saat tingkat - Kilen
persalinan keperawatan 1x ansietas ngetahui ansietas berubah mengatakan
DS: 90 menit berubah respon dengan hasil paham
1. Klien mengatakan diharapkan 2. Temani yang perubahan bahwa nyeri
khawatir karena masalah teratasi pasien untuk mem- kecemasan terjadi yang
nyeri yang dengan kriteria mengurangi perburuk, saat terjadi dirasakan
dirasakan lebih hasil: kecemasan me- perpanjangan adalah
sakit dibandingkan1. Kebingungan 3. Dengarkan ngurangi persalinan kala I respon
sebelumnya menurun dengan cemas 2. Menemani pasien normal dari
2. Klien bertanya- 2. Khawatir penuh 2. Me- untuk mengurangi proses
tanya kenapa bayi akibat kondisi perhatian nemani kecemasan dengan persalinan
belum lahir juga yang dihadapi 4. Jelaskan klien hasil klien ditemani O :
menurun prosedur, dapat me- dan diberi - Klien
DO: 3. Perilaku termasuk ningkat- dukungan Nampak
1. Klien cemas gelisah sensasi yang kan sepanjang proses rileks
2. Klien gelisah menurun mungkin ketenang- persalinan. - Klien
3. Klien nampak tidak 4. Perilaku dialami an dan 3. Mendengarkan namapk
tenang tegang 5. Anjurkan rasa aman dengan penuh tidak cemas
4. Klien berkeringat menurun keluarga 3. Dapat perhatian dengan A :
dingin untuk tetap me- hasil klien Tujuan tercapai
TFU : 31 cm bersama ngungkap diberikan
HIS : pasien. -kan kesempatan untuk

54
Tanggal : perasaan mengungkapkan P:
04/04/2021 dan keluhannya Intervensi
Jam : 02.25 didengark ataupun menjerit dihentikan
Frekuensi : an dengan 4. Menjelaskan
3x/menit penuh prosedur, termasuk
lamanya : perhatian sensasi yang
50-55 detik dapat mungkin dialami
meningka dengan hasil klien
Tanggal : t-kan diberi penjelasan
04/04/2021 kenyaman tentang nyeri yang
Jam : 04.00 an dialami merupakan
Frekuensi : 4. Informasi respon positif dari
4x/menit yang persalinan.
lamanya : cukup 5. Menganjurkan
50 - 55 detik dapat me- keluarga untuk
ngurangi tetap bersama
kecemas- dengan hasil
an selama berada di
5. Keluarga ruang bersalin klien
dapat ditemani oleh
mem- orang tua, suami
berikan dan saudara klien
motivasi secara bergantian.
sehingga
menurun-
kan
kecemas-
an

55
KALA 2
N Diagnosa Perencanaan
Implementasi Evaluasi
o Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri melahirkan b/d Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Untuk 1. Mengbservasi respon S:
klien
proses persalinan intervensi respon nyeri me- nyeri nonverbal mengatakan
DS : keperawaan selama nonverbal ngetahui dengan hasil klien paham bahwa
nyeri yang
1. Klien mengeluh 1 x 24 jam 2. Anjurkan respon Nampak meringis dirasakan
nyeri pada perut diharapkan nyeri penggunaan nyeri 2. Menganjurkan adalah respon
normal dari
2. Klien menurun dengan tehnik non- yang penggunaan tehnik proses
mengatakan kriteria hasil: farmakologi tidak non-farmakologi persalinan
O:
nyeri hilang 1. Nyeri (Nafas dapat di- (Nafas dalam) dengan
- Klien
timbul, seperti terkontrol dalam) ungkap- hasil klien Nampak
dapat
diiris-iris sampai 2. Mengedan 3. Anjurkan kan melakukannya dengan
mengontro
ke belakang sesuai pasien 2. Untuk baik l nyeri
- TTV :
3. Lokasi nyeri intruksi mengedan me- 3. Menganjurkan pasien
TD :
dirasakan pada sesuai ngontrol mengedan sesuai 140/90
N :
seluruh bagian instruksi nyeri instruksi dengan hasil
100x/m
perut tembus 4. Kolaborasi 3. Untuk klien mengerti dan R : 26x/m
S : 36,5 0C
sampai ke dengan memper melakukan sesuai

56
belakang dan dokter cepat instruksi A:
- Tujuan
paggul dalam proses 4. Penatalakanaan tercapai
4. Skala nyeri 9 (0- pemberian per- pemberian oksitosin P : Intervensi
dihentikan
10) nyeri hebat oksitosin salinan 1amp/IV Health
5. Durasi terjadinya 1amp/IV 4. Untuk education :
anjurkan klien
nyeri 35 – 40 me- untuk selalu
menit setiap kali rangsang menggunakan
teknik
timbul pengelua nonfarmakologi
DO : ran nafas dalam
untuk
1. Klien nampak plasenta mengontrol
meringis nyeri

2. Klien gelisah
3. TTV :
TD:
120/78mmHg
N : 98x/m
R : 22x/m
SB : 36,50c
4. Pengeluaran

57
darah ±150cc
5. Lama
persalinan 10
menit
6. Cara
mengedan
tidak bagus
2 Gangguan integritas Setelah dilakukan 1. Monitor 1. Untuk
kulit b. adanya luka karakteristik me- 1. Memonitor tanda- S :
tindakan
episiotomi luka ngetahui tanda vital dengan
- Klien
DS: keperawatan 1x90 2. Pertahankan jenis luka hasil
mengel
1. Klien mengatakan tehnik steril 2. Untuk TD : 120/78 mmHg
menit diharapkan : uh
nyeri pada saat men- N : 98 x/m
adanya
perineum 1. Kondisi luka melakukan cegah R : 22 x/m
luka
DO: perawatan terjadi- S : 36,5OC
Nampak bersih pada
1. Klien nampak luka nya 2. Mempertahankan
daerah
meringis 2. Tidak terjadi 3. Lakukan infeksi tehnik steril saat
vagina
2. Klien gelisah penjahitan 3. Untuk melakukan
perdarahan perawatan luka O :
3. TTV : luka meng-
TD: 120/78 3. Kerusakan 4. Jelaskan hambat dengan hasil - Terdapat
tanda dan per- perawatan luka luka
mmHg lapisan kulit
gejala kembang dilakukan dengan episiotomy
N : 98 x/m menurun infeksi an tehnik steril. pada jalan
R : 22 x/m 5. Kolaborasi mikroba 3. Melakukan lahir

58
SB : 36,5 0c dengan 4. Informasi penjahitan luka - Luka
dokter yang dengan hasil klien jahitan 10
4. Pengeluaran darah untuk cukup dijahit 10 jahitan jahitan
±150cc pemberian dapat 4. Menjelaskan tanda - Luka
5. Lama persalinan antibiotic me- dan gejala infeksi Nampak
10 menit amoxilin ningkat- dengan hasil klien bersih
6. Cara mengedan tablet 3x500 kan diajarkan tanda- - Tidak ada
tidak bagus mg/ oral motivasi tanda infeksi dan perdarahan
perilaku dianjurkan - TTV :
men- melaporkan saat TD :
cegah terdapat tanda- 100/78
infeksi tanda infeksi mmHg
5. Untuk 5. Penatalaksanaan N : 98x/m
mem- pemberian R : 22x/m
percepat amoxilin tab. 500 S : 36,5 0C
proses mg/oral A:
penyemb - Tujuan
uhan tercapai
P : Intervensi
dihentikan
Health
education
anjurkan
control luka

KALA 3
No Diagnosa Perencanaan Implementasi Evaluasi

59
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Untuk me-
pelepasan intervensi lokasi, ngetahui 1. Mengidentifikasi S:
plasenta keperawaan karakteristi karakteristi lokasi, - Kilen mengatakan
DS : selama 1 x 90 k, durasi, k nyeri karakteristik, paham bahwa
1. Klien menit diharapkan frekuensi, 2. Untuk me- durasi, frekuensi, nyeri yang
mengeluh nyeri menurun kualitas, ngetahui kulaitas, intensitas dirasakan adalah
nyeri pada dengan kriteria intensitas respon nyeri hasil klien respon normal
perut hasil: nyeri nyeri yang mengeluh nyeri dari proses
2. Klien 1. Keluhan nyeri 2. Identifikasi tidak dapat pada perut tembus persalinan
mengatakan menurun skala nyeri diungkapk- ke belakang,
nyeri hilang 2. Nyeri 3. Observasi an seperti di iris – iris O :
timbul, terkontrol respon nyeri 3. Tehnik dengan durasi - Klien
seperti diiris- 3. Menggunakan nonverbal nonfarma- nyeri 15 – 20 detik mempraktekan
iris sampai ke teknik non- 4. Berikan kologi 2. Mengidetifikasi teknik relaksi
belakang farmakologi tehnik non- dapat skala nyeri dengan nafas dalam sesuai
3. Lokasi nyeri meningkat farmakologi mem- hasil skla nyeri 7 yang diajarkan
dirasakan 4. Skala nyeri 4 5. Kolaborasi peringan (nyeri sedang - klien mengeluh
pada seluruh (1-10) pemberian pe- 3. Mengobservasi nyeri pada perut
bagian perut analgetik ngalaman respon nyeri tembus ke
tembus nyeri klien nonverbal dengan belakang,
sampai ke dengan hasil klien - seperti di iris – iris
belakang dan me- meringis, menjerit, dengan
paggul relaksasi dan gelisah, - skala nyeri 6
4. Skala nyeri 7 atau men- memegang perut (nyeri sedang)
(0-10) nyeri distraksi dan belakang klien - durasi nyeri 15 –
hebat perhatian 4. Memberikan 20 detik
5. Durasi 4. Informasi

60
terjadinya yang tehnik non-
nyeri 20-30 diedukasi farmakologi A:
detik setiap dapat relaksasi napas - Nyeri akut
kali timbul mem- dalam dengan teratasi sebagian
berikan hasil klien di P :
DO : motivasi pandu untuk Pertahankan
1. Klien nampak dalam mengatur intervensi
meringis men- pernapasan dan 1. Observasi
2. Klien Nampak jalankan melakukan nafas respon nyeri
menangis terapi dalam nonverbal
3. TTV : medis 5. Penatalaksanaan 2. Kolaborasi
TD:105/80 5. Analgetik pemberian pemberian
bekerja analgetik dengan analgetik
mmHg
me- hasil amoxillin
N : 84 x/m 500 mg/oral
ngurangi
R : 20 x/m nyeri
SB : 36,5 0c dengan
4. Kontraksi cara
uterus adekuat memblok
5. TFU setelah pengiriman
bayi lahir : 1 informasi
JDP pada
6. Pengeluaran sistem per-
darah ±150 cc syarafan
7. Plasenta lahir
lengkap

61
KALA 4
Diagnosa Perencanaan
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Keletihan Sebelah 1. Monitor 1. Untuk me- 1. Memonitor S:
penurunan energi dilakukan kelelahan ngetahui kelelahan fisik dan - Kilen mengatakan
Ds : intervensi fisik dan penyebab emosional dengan akan beristirahat
1. Klien keperawatan 1 × emosional keletihan hasil klien O:
mengeluh 24 jam 2. Anjurkan 2. Untuk me- kelelahan fisik - Klien nampak
lelah diharapkan tirah baring ngurangi setelah proses baring ditempat
2. Klien masalah 3. Anjurkan pengguna- persalinan yang tidur
mengatakan pendarahan tdak melakukan an energi dilalunya - Klien terlihat
ingin istirahat terjadidengan aktivitas 3. Untuk 2. Mengajurkan tirah tenang
DO: kriteria hasil : secara melatih ibu baring dengan A:
1. Klien terlihat 1. Verbalisasi bertahap agar bisa hasil klien - Masalah keletihan
lesu kepulihan ber- dianjurkan teratasi sebagian
2. Klien energi 4. Ajarkan aktivitas berbaring sambil
berkeringat meningkat strategi secara beristirahat untuk
dingin 2. Verbalisasi koping bertahap mengurangi P : pertahankan
3. Klien terlihat lelah untuk 4. Untuk penggunaan energi intervensi
lelah menurun mengurangi keamanan oleh tubuh 1. Monitor kelelahan
4. Perdarahan 50 3. Lesu kelelahan koping 3. Mengajarkan fisik dan
cc menurun tubuh strategi koping emosional
5. TTV : 4. Pola dengan untuk mengurangi 2. Anjurkan tirah
TD : 105/80 istirahat baik kelelahan dengan baring
mmHg membaik hasil klien banyak 3. Ajarkan strategi
N : 82 x/m pikiran dan koping untuk
R : 20 x/m mengurangi

62
S : 36,5 0C istirahat dan klien kelelahan.
paham dengan
penjelasan

63
BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah menerapkan asuhan keperawatan maternitas pada ibu dengan


intranatal care maka dalam asuhan keperawatan ini kami akan membahas
dan menguraikan antara tinjauan kasus dan tinjauan teori dalam asuhan
keperawatan pada klien dengan asuhan keperawatan intranatal care
diruangan kamar bersalin Puskesmas Tambu, dalam bab ini juga kami
melakukan pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, rencana
tindakan keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi
keperawatan.
1. Pengkajian
Dari tinjauan didalam pengkajian didapatkan klien mengeluh nyeri
pada perut, klien mengatakan nyeri hilang timbul, seperti diiris-iris
sampai ke belakang, lokasi nyeri dirasakan pada seluruh bagian perut
tembus sampai ke belakang dan paggul, skala nyeri 9 (0-10) nyeri
hebat, durasi terjadinya nyeri 15-20 detik setiap kali timbul, klien
mengatakan khawatir karena ini merupakan persalinan pertamanya,
klien bertanya-tanya kenapa bayi belum lahir juga, klien nampak
meringis, klien menjerit-jerit, klien memijat-mijat belakangnya, TTV :
TD: 120/88 mmHg, N : 80 x/m, R : 20 x/m, SB : 36,5 0C, klien cemas,
klien gelisah, klien nampak tidak tenag, klien berkeringat dingin, klien
mengeluh nyeri pada perut, klien mengatakan nyeri hilang timbul,
seperti diiris-iris sampai ke belakang, lokasi nyeri dirasakan pada
seluruh bagian perut tembus sampai ke belakang dan paggul, skala
nyeri 9 (0-10) nyeri hebat, durasi terjadinya nyeri 50-55 detik setiap
kali kontraksi, klien mengatakan nyeri pada perineum, klien nampak
meringis, klien gelisah, klien nampak menggigit kain jilbabnya,
pengeluaran darah 150cc. Klien mengeluh nyeri pada perut, klien
mengatakan nyeri hilang timbul, seperti diiris-iris sampai ke belakang,
lokasi nyeri dirasakan pada seluruh bagian perut tembus sampai ke

64
belakang dan paggul, skala nyeri 7 (0-10) nyeri hebat, durasi terjadinya
nyeri 5-10 detik setiap kali kambuh, klien nampak meringis, klien
menjerit-jerit, klien memijat-mijat belakangnya, kontraksi uterus
adekuat, pengeluaran darah 150 cc, klien mengeluh lelah, klien
mengatakan ingin istirahat, klien terlihat lesu, klien berkeringat dingin,
klien nampak hanya berbaring di tempat tidur
Asumsi kami tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan
kasus, dikarenakan semua data yang ada pada pengkajian ada pada teori
intranatal care.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status
atau masalah aktual atau potensial, dalam merumuskan diagnosa
keperawatan mengandung komponen PES (Problem, Etiologi,
Symptom). Sehingga penulis dalam membuat dianosa keperawatan
berdasarkan litereatul yang ada hubungannya dengan kasus yang
penulis angkat sebagai karya tulis ilmiah ini.
Diagnosa keperawatan dalam tinjauan kasus ini adalah, kala 1:
nyeri akut, ansietas, kala 2 : nyeri melahirkan dan gangguan integritas
kulit, kala 3: nyeri akut, dan kala 4: keletihan
Dengan demikian, dalam studi kasus ini terjadi kesenjangan antara
teori dan laporan tinjauan kasus dan konsep teori, semua diagnosa yang
diangkat ada pada teori pada kasus ditambahkan pada kala 2 yaitu
resiko cedera pada janin yang dimana diakibatakan kala 2 yang lama
yaitu 10 menit karena ibu tidak tau cara mengedan yang baik.

65
3. Intervensi Keperawatan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan langkah berikutnya
adalah menentukan perencanaa keperawatan. Perencanaa meliputi
pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi dan
mengoreksi masalah-masalah yang teridentifikasi pada diagnosa
keperawatan. Tahap ini di mulai setelah menentukan diagnosa
keperawatan dan menyimpulkan rencana.
Asumsi kami dalam perencanaan keperawatan meliputi
kelengkapan data, dan dilakukan menurut dengan kondisi klien
sehingga kami tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori
dengan kasus dilahan praktek.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan pelaksanaan dari perencanaan
keperawatan oleh pasien, keluarga dan perawat sehingga dalam
melaksanakan tindakan keperawatan penulis berpedoman pada
perencanaan tindakan keperawatan sebelumnya.
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan kami melaksanakan
sesuai dengan intervensi yang dibuat sebelumnya. Intervensi yang
terdapat pada teori dan pada kasus secara umum pada tahap ini dapat
dilaksanakan sesuai rencana yang telah ditetapkan hal ini ditunjang
oleh:
a. Sikap klien dan keluarga yang kooperatif sehingga memudahkan
penulis dalam melakukan asuhan keperawatan.
b. Klien dan keluarga ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan sehingga dapat membantu dalam pelaksanaannya.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan fase akhir dari proses keperawatan atau proses
penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang rencana dan
pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi
kebutuhan pasien, evaluasi dilaksanakan sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan dalam tujuan jangka panjang dan jangka pendek.

66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien dengan
intranatal care maka kami dapat mengambil kesimpulan dan saran yang di
buat berdasarkan laporan kasus yang telah dibauat, adapun saran dan
kesimpulan antara lain adalah:
1. Hasil pengkajian pada klien dengan melalui wawancara dan observasi
maka di dapatkan data subyektif dan data objektif. Dengan demikian
tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus.
Diagnosa yang di angkat dalam laporan kasus ini adalah diagnosa
keperawatan dalam tinjauan kasus ini adalah, kala 1: nyeri melahirkan
dan ansietas, kala 2 : nyeri melahirkan dan gangguan integritas kulit,
kala 3: nyeri melahirkan dan resiko perdarahan kala 4: keletihan.
Dengan demikian tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori
dan kasus pada penegakan diagnosa keperawatan
2. Dalam intervensi yang dilakukan adalah sesuai dengan kebutuhan
pasien yang diberikan asuhan keperawatan, dengan demikian tidak
ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus pada intervensi
keperawatan yang diberikan pada pasien
3. Implementasi yang dilakukan pada klien sesuai masalah keperawatan
yang dialami klien, dengan kondisi sesuai hasil kondisi klien membaik.
Dengan demikian tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan
kasus pada penerapan implementasi keperawatan
4. Setelah dilakukan elvaluasi setiap harinya dari hari pertama sampai
hari ketiga semua tindakan keperawatan berhasil atau tujuan tercapai
pada hari ke tiga, dan masih ada intervensi yang dilanjutkan. Dengan
demikian tidak ditemukan kesenjangan antara perencanaan dan
evaluasi dikarenakan pada hari ketiga intervensi atau perencanaan telah
tercapai semuanya.

67
B. Saran
Berdasarkam kesimpulan yang dibuat maka penulis menyampaikan
saran sebagai beriktut:
1. Puskesmas Tambu
Agar dapat menjadi masukan pada mengambil kebijakan khususnya
untuk meningkatkan derajat kesehatan kearah yang lebih baik
terutama dalam pelayanan asuhan keperawatan pada klien dengan
intranatal care
2. Poltekkes Kemenkes Palu
Melakukan Asuhan keperawatan pada klien hipertensi lebih efektif
lagi serta mengunakan komunikasi terapeutik agar tercipta hubungan
saling percaya yang baik terutama pada klien
3. Kelompok X
Bagi kami Semoga dapat mengembangkan asuhan keperawatan ini
serta dapat mengembangkan kasus tersebut dalam wujud peningkatan
kesehatan

68
Daftar Pustaka

Damayanti,I.P, dkk. 2015. Panduan Lengkap Keterampilan Dasar


Kebidanan II. Yogyakarta: Deepublish.
Depkes, 2010. Profil Kesehatan Semarang. Departemen Kesehatan Kota
Semarang. Dinkes, 2010.
Eun-Young Choi, dkk. 2015. Primipara and Multipara Simulated a Normal
Birth Experience for Content Analysisyear 2015. International Journal
of BioScience and Bio-Technology.Vol. 8, No.5.http://www.sersc.org/
Journals/IJBSBT/vol8 no5/21.pdf (Diakses tanggal 05 April 2021)
Harianto, Minarni. 2010. Aplikasi Hypnosis (Hypnobirthing) dalam Asuhan
Kebidanan Kehamilan dan Persalinan. Yogyakarta : gosyen
Pusblising
Jannah, Nurul. 2017. ASKEB II PERSALINAN Berbasis Kompetensi.
Jakarta:EGC.
Suarli,S & Yahya, B. 2012. Manajemen Keperawatan Dan Pendekatan
Praktis.
Teli Margaretha. 2018. Pedoman Asuhan Keperawatan Komunitas. Kupang:
Lima Bintang.

69

Anda mungkin juga menyukai