Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL OBSERVASI

SETTING PENDIDIKAN

Analisis Perilaku Kepemimpinan Guru SMK Jurusan Seni Musik dalam Proses
Produksi Karya

Diajukan untuk memenuhi tugas praktikum pada mata kuliah


Psikodiagnostik Observasi

Dosen Pembimbing :
Yusrinda Silvianis Diwanti, M.Psi., Psikolog
Afifah Ghina Rahmani, M.Psi., Psikolog

Disusun oleh :
Rangga Alianriz Ismail
200207212

KELAS C
DEPARTEMEN PSIKOLOGI
FAKULTAS SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG
2021
Abstrak
Laporan ini berisi hasil observasi mengenai perilaku kepemimpinan. Lebih spesifik,
objek yang kami observasi adalah perilaku kepemimpinan. Perilaku kepemimpinan adalah
perilaku yang dilakukan oleh seseorang untuk memengaruhi, mendorong, mengajak, ataupun
memaksa orang lain untuk melakukan tugas tertentu demi mencapai sebuah tujuan tertentu.
Istilah kepemimpinan sebagai leadership sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari,
kepemimpinan memerankan tinak kritis dalam membantu kelompok, organisasi, atau
masyarakat untuk mencapai satu tujuan.
Pada laporan ini kami melampirkan data hasil observasi kami dengan seorang guru
musik menjadi subjek observasi yang kami jalankan pada proses produksi karya. Kami
mengamati perilaku kepemimpinan apa saja yang muncul pada prosesnya. Jenis observasi
yang kami jalankan termasuk pada Observasi Non-Participant dalam setting Natural/in vivo
dan menggunakan teknik pencatatan data Naratif Deskriptif.

1.1. Latar Belakang


Kita hidup sebagai makhluk sosial dimana kita membutuhkan bantuan dari sesama
dalam hampir semua hal yang kita hadapi. Dalam kehidupan kita sehari-hari, tidak jarang
kita bekerjasama dengan orang sekitar untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Memang tidak
dapat kita pungkiri bahwa kemampuan kita terbatas jika kita bergerak sebagai individu.
Banyak pekerjaan yang tergolong cukup berat jika kita lakukan seorang diri, maka
dari itu kita bekerjasama dengan orang lain untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Demi
kelancaran proses pengerjaan, kita biasa membagi tugas agar pekerjaan yang ada dapat
terselesaikan dengan lebih terstruktur dan lebih cepat. Dalam pembagian tersebut selalu ada
seseorang yang berposisi sebagai pemimpin, pemimpin ini merupakan orang yang berperan
untuk memastikan tujuan yang ada dapat tercapai dengan baik. Dalam prosesnya, pemimpin
tidak hanya memerintah semata namun juga terdapat perilaku kepemimpinan yang harus ia
pahami dan terapkan demi keberhasilan pekerjaan tersebut.

1.2. Kajian Pustaka


Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat
memengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, dan jika perlu memaksa orang lain untuk
melakukan sesuatu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Istilah kepemimpinan sebagai
leadership sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, kepemimpinan memerankan tinak
kritis dalam membantu kelompok, organisasi, atau masyarakat untuk mencapai satu tujuan.
Menurut Keating (1996) kepemimpinan merupakan suatu proses dengan berbagai cara
memengaruhi orang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Dengan kata
lain, kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses pengarahan individu lain untuk bergerak
demi mencapai satu tujuan.
Adapun tugas atau dimensi kepemimpinan menurut Keating yang berhubungan
dengan kelompok, diantaranya :
 Memulai (initiating) yaitu usaha untuk memberikan pengarahan kepada
kelompok untuk melakukan sesuatu
 Mengatur (regulating) yaitu tindakan untuk mengatur arah langkah yang akan
dijalankan oleh organisasi
 Memberitahu (informating) yaitu kegiatan untuk memberi informasi, data,
fakta, pendapat anggota, dan meminta informasi yang diperlukan
 Mendukung (supporting) yaitu tindakan yang bertujuan untuk memberi
dorongan motivasi dalam pelaksanaan tugas
 Menilai (Evaluating) yaitu mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah
dilakukan dalam usaha mencapai tujuan tertentu dan memberikan arahan serta
gambaran kerja
 Menyimpulkan (summarizing) yaitu kegiatan mengumpulkan dan
merumuskan gagasan, pendapat, dan usulan yang muncul, menyingkat dan
menyimpulkan secara rinci dan akurat untuk emlakukan tujuan organisasi.

1.3. Rumusan Masalah


1. Bagaimana perilaku kepemimpinan yang ditunjukkan oleh seorang guru SMK
jurusan Seni Musik pada proses produksi karya?
2. Kapan dan dimana observasi ini dilaksanakan?
3. Bagaimana teknik yang diterapkan pada observasi ini?

1.4. Tujuan Observasi


1. Untuk mengetahui bagaimana perilaku kepemimpinan yang ditunjukkan ileh
seorang guru SMK jurusan Seni Musik pada proses produksi karya
2. Untuk mengetahui kapan dan dimana observasi ini dilaksanakan
3. Untuk mengetahui bagaimana teknik yang diterapkan pada observasi ini
1.5. Metode
Jenis observasi yang kami jalankan termasuk pada Observasi Non-Participant dimana
observer tidak terlibat langsung dengan kegiatan yang menjadi latar observasi berlangsung,
dilaksanakan dalam setting Natural/in vivo dan menggunakan teknik pencatatan data Naratif
Deskriptif.

1.6. Subjek Observasi


Subjek yang diobservasi adalah seorang guru di SMK jurusan Seni Musik yang
merangkap posisi sebagai kepala studio dan bertanggungjawab pada seluruh proses produksi
karya di SMK tersebut. Guru tersebut adalah seorang pria asal Sunda berusia 29 tahun yang
sudah menggeluti musik sedari usia dini.

1.7. Definisi Konseptual


Menurut Keating (1996) kepemimpinan merupakan suatu proses dengan berbagai cara
memengaruhi orang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Dengan kata
lain, kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses pengarahan individu lain untuk bergerak
demi mencapai satu tujuan.

1.8. Definisi Operasional


Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses pengarahan individu lain untuk
bergerak demi mencapai satu tujuan, yang pelaksanaannya mencakup proses persiapan,
pengawasan, serta evaluasi demi tercapainya tujuan dalam sebuah kegiatan.

1.9. Instrumen
No Aspek Indikator

1 Memulai Memberikan pengarahan kepada kelompok untuk melakukan sesuatu


2 Mengatur Mengatur arah langkah yang akan dijalankan oleh organisasi
3 Memberitahu Memberi informasi, data, fakta, pendapat anggota, dan meminta informasi yang dipe
4 Mendukung Memberi dorongan motivasi dalam pelaksanaan tugas
5 Menilai Mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah dilakukan dalam usaha mencapai tujuan t
dan memberikan arahan serta gambaran kerja
6 Menyimpulkan Mengumpulkan dan merumuskan gagasan, pendapat, dan usulan yang muncul, meny
dan menyimpulkan secara rinci dan akurat untuk pencapaian tujuan organisasi
1.10. Hasil dan Analisa
Hasil :
Observasi dimulai dari tahap persiapan untuk proses produksi. Sang guru menyiapkan
studio khusus untuk anak didiknya berlatih terlebih dahulu sebelum masuk proses produksi
(recording). Setelah semua anggota band yang merupakan murid-murid yang dipilih langsung
oleh sang guru berkumpul di studio, kemudian sang guru mengarahkan anak didiknya untuk
duduk melingkar dengan maksud untuk memberikan pengarahan sebelum latihan dimulai.
Sang guru memulai pembicaraan dengan menyampaikan tujuan dilaksanakannya
kegiatan ini serta alasan mengapa harus diadakan latihan terlebih dahulu dan tidak langsung
menggarap proses produksi. Penjelasan awal dari sang guru menghabiskan waktu sekitar 5
menit, ia menjelaskan dengan cukup detail dan bersemangat.
Setelah pembicaraan mengenai hal tersebut, kemudian sang guru pun lanjut
membahas tentang karya yang hendak mereka produksi. Karya yang hendak mereka produksi
ini merupakan aransemen ulang dimana sebuah karya yang sudah ada sebelumnya diubah
sedemikian rupa demi mendapatkan warna baru yang meninggalkan kesan berbeda dari karya
orisinilnya. Sang guru memberikan gambaran cukup detail terkait dengan ubahan yang ia
harapkan pada karya yang hendak mereka garap, mulai dari teknik permainan setiap alat
musik, pembawaan lagu, dan hal-hal detail lainnya. Ia pun tidak hanya sekadar
memberitahukan gambaran musik yang ia harapkan melalui lisan, namun ia juga
mempraktekannya langsung menggunakan gitar sembari sedikit bernyanyi.
Kemudian, setelah memberi gambaran cukup detail terkait dengan karya yang hendak
mereka garap, sang guru pun meminta pendapat anak didiknya. Satu persatu murid-murid
memberikan pendapat tentang ubahan pada karya yang mereka garap ini. Sang guru
memerhatikan detail dan menerima setiap pendapat yang ada. Dari beberapa pendapat yang
ada, terpilih sekitar 2 detail tambahan yang menurutnya bagus dan ia pun menginstruksikan
agar mereka langsung menerapkan detail tersebut pada proses latihan. Setelah tidak ada lagi
penambahan dan tercapai satu persetujuan atas aransemen yang hendak mereka garap, sang
guru pun menutup sesi diskusi dan mengarahkan anak muridnya untuk bersiap dengan
instrumennya masing-masing.
Setelah dianggapnya setiap murid siap dengan instrumennya, sang guru pun
memerintah agar latihan segera dimulai. Latihan berjalan cukup baik, ditengah proses latihan
tersebut berlangsung sang guru tidak terlalu banyak memberitahu anak didiknya terkait
dengan gaya ataupun permainan musik yang anak didiknya tampilkan. Dalam prosesnya,
sang guru memerhatikan seluruh detail musik yang anak didiknya tampilkan dan sesekali
menyemangati mereka. Keseriusan ditunjukkan oleh ekspresi sang guru dimana ia cukup
banyak memejamkan mata dengan durasi cukup panjang disertai dahi yang mengerut saat
memerhatikan detail musik yang ditampilkan oleh anak didinya.
Setelah satu putaran sesi latihan selesai, sang guru meminta anak didiknya untuk
duduk melingkar kembali. Ia mengutarakan bahwa masih ada sesuatu yang kurang dari apa
yang anak didiknya tampilkan. Sang guru kemudian memberitahukan beberapa detail
tambahan untuk diterapkan pada karya tersebut, tidak lupa ia pun meminta pendapat atau
timbal balik dari anak didinya. Setelah mendapat satu kesepakatan terkait dengan detail pada
keseluruhan karya, sang guru pun menginstruksikan anak didiknya untuk menjalankan sesi
latihan satu kali lagi sebelum memasuki tahap produksi.
Sesi kedua latihan pun dimulai. Latihan sesi ini berjalan dengan intensitas ketegangan
yang cukup tinggi, sang guru pun sangat memerhatikan detail dari karya musik yang
ditampilkan dengan posisi berdiri. Dari awal hingga akhir sesi tersebut, sang guru tidak
sekalipun duduk dan sesekali memberi isyarat sebagai pengingat akan detail aransemen yang
diterapkan pada setiap instrumen.
Pada akhir proses latihan, sang guru memberi penilaian kepada musik yang
ditampilkan oleh anak didiknya. Beliau kembali mengulas secara rinci tampilan musik yang
disuguhkan oleh anak didiknya. Sang guru berpendapat bahwa tampilan tersebut sudah cukup
baik, dan sekadar menambahkan masukkan kecil untuk menyempurnakan karya musik
tersebut.
Sesaat sebelum memulai proses produksi sebagai kegiatan yang utama, sang guru pun
meminta anak didiknya untuk bersantai sejenak sembari mengevaluasi karya musik yang baru
saja mereka tampilkan. Ia juga mengumpulkan gagasan serta meminta pendapat dari anak
didiknya terkait dengan karya musik yang baru saja mereka tampilkan. Setelah rampung
evaluasi, sang guru menginstruksikan anak didiknya untuk sama-sama menenangkan diri agar
mereka dapat menjalani proses produksi tanpa ketegangan dan proses produksi pun berjalan
lancar tanpa hambatan.
Analisa :
 Pada awal proses, sang guru memperlihatkan perilaku kepemimpinan pada indikator
memulai dengan tindakannya yang menyiapkan studio untuk anak didiknya berlatih
dan menyampaikan detail kegiatan yang dijalankan
 Setelah proses awal tersebut, sang guru kemudian menunjukkan indikator perilaku
“mengatur” dimana ia mengarahkan apa yang harus dilakukan oleh anak didiknya
dalam proses produksi karya ini
 Kemudian, selanjutnya sang guru memperlihatkan indikator perilaku “memberitahu”
dimana ia memberitahukan detail karya yang hendak mereka garap. Tidak hanya
sekadar memberitahu, ia pun mencontohkan langsung dengan alat musik agar anak
didiknya dapat lebih paham atas apa yang ia maksud. Pada tahap ini indikator perilaku
kepemimpinan “Memberitahu” diperlihatkan dengan intensitas yang cukup tinggi.
 Memasuki tahap dimana latihan sudah dimulai, sang guru sangat memperhatikan
detail musik yang ditampilkan anak didiknya. Disini terlihat indikator perilaku
kepemimpinan “mendukung” dengan intensitas yang rendah. Hal ini mungkin terjadi
karena sang guru tidak ingin terlalu banyak menginterupsi anak didiknya, dan ingin
anak didiknya mengeksplor musik secara lebih luas.
 Seusai proses latihan sesi pertama, sang guru pun memberi penilaian yang
menunjukkan indikator perilaku kepemimpinan “menilai”. Cukup banyak hal yang
disampaikan oleh sang guru dengan maksud agar karya yang digarap dapat menjadi
lebih sempurna.
 Setelah seluruh rangkaian kegiatan latihan berjalan, sebelum masuk tahap produksi
sang guru menginstruksikan anak-anak untuk bersantai sejenak sembari ia menarik
kesimpulan dari tampilan musik yang anak didiknya suguhkan. Pada tahap ini sang
guru menunjukkan indikator perilaku kepemimpinan “menyimpulkan” dengan
intensitas sedang.

1.11. Kesimpulan
Dari proses observasi yang telah dilaksanakan, kami mengamati adanya beberapa
indikator perilaku kepemimpinan yang ditunjukkan oleh sang guru dari proses persiapan
produksi karya musik. Sang guru menunjukkan perbedaan tingkat yang cukup signifikan dari
beberapa aspek perilaku kepemimpinannya. Ia dominan dalam dua aspek perilaku yaitu
mengatur dan memeberitahu. Hal ini diindikasikan oleh perilaku dan bahasanya yang
memberi penekanan pada proses awal dimana semua detail terkait karya musik yang hendak
diproduksi harus dipahami dengan jelas. Pada aspek selanjutnya yaitu memberitahu dan
mendukung, sang guru menunjukkan intensitas perilaku yang sekadarnya saja karena ia
memercayakan prosesnya kepada anak didiknya, sang guru yakin anak didiknya mampu
menginterpretasikan apa yang telah diajarkannya pada karya musik tersebut dengan sangat
baik.
Kemudian pada dua aspek terakhir yaitu menilai dan menyimpulkan, perilaku yang
ditunjukkan oleh sang guru terdapat intensitas yang cukup tinggi, hal ini disebabkan
keinginan sang guru agar kemampuan anak didiknya terus berkembang semakin baik dari
waktu ke waktu.
1.12. Rekomendasi
Baiknya, seorang guru atau pemimpin dalam bidang apapun mampu membentuk
keseimbangan pada setiap aspek perilaku kepemimpinan yang dibawanya. Lebih spesifik
kepada seorang guru musik, akan lebih baik jika kita memacu kratifitas anak didik dengan
memercayakan karya musik kepada kemampuannya, karena dengan begitu ia akan lebih
mengeksplorasi musik dengan luas.
Proses produksi musik menerapkan prosedur yang sangat ketat, maka jika kedepannya
ada observer yang hendak mengobservasi apapun terkait dengan proses produksi musik
baiknya observasi dijalankan dari tahap sebelum proses produksi dimulai karena pada tahap
tersebut terdapat banyak hal yang dapat menjadi objek observasi.
Daftar Pustaka

Darma. (2005). Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta: Prenhalindo.


Keating. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Grafindo.

Anda mungkin juga menyukai