Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENDAHULUAN

PERILAKU KEKERASAN

DISUSUN OLEH :

DWI SINTIA OKTAVIA


P00220219009

                  
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALU
PROGRAM STUDI DIII KEPERWATAN POSO
TAHUN 2020
A.
ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN
1. Kasus
Seorang laki-laki usia 32 tahun dibawa ke RSJ karena memukul dan mengejar
orang. Pasien juga mengamuk dirumah, melempar, barang-barang dan memukul
orang yang mendekatinya. Pada saat pengkajian pasien bicara kasar sambil
mamaki, memukul dan menendang orang yang memegangnya, muka melotot dan
merah.

2. Bina hubungan saling percaya (BHSP)


Nama : Tn. A
Diagnose : Perilaku Kekerasan
Ruangan : Mawar
Tanggal masuk : 29 November 2017
Jam : 09.00 Wita
Pertemuan : Ke 1 (BHSP)
A. Orientasi
“ Assalamu’alaikum, selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Riskiyanti, saya
biasa dipanggil Reski…..” Nama bapak siapa? senang nya dipanggil siapa?”
“bisa saya minta waktunya sebentar bapak untuk berbincang-bincang? “ yah,
kurang lebih 15 menit”
“Apakah bapak bersedia?”
B. Kerja
“Saya  perawat yang dinas diruang Mawar ini, saya dinas diruangan ini selama 3
minggu.”
“Hari ini saya dinas pagi dari jam 7 sampai jam 1 siang, jadi selama 3 minggu ini
saya yang merawat bapak.”
“saat ini bapak ceritakan apa yang bapak rasakan dan mengapa sampai ada
ditempat ini ? “
C. Terminasi
“ Bagaimana perasaan bapak A sekarang?”
“Apakah bapak masih ingat nama saya ?”
“Boleh ibu sebutkan kembali ?”
“Baiklah bapak, besok saya akan dating lagi untuk berbincang-bincang dengan
bapak, apakah bapak bersedia ? Bapak mau kita berbincang-bincang ? Jam
berapa ?”
“baiklah bapak sampai jumpa besok yah, silahkan bapak untuk istirahat”
“Wassalamualaikum, selamat pagi”
D. Evaluasi
S: Klien menjawab salam
Klien mengatakan namanya “A”
Klien mau berbincang-bincang selama 15 menit
Klien mau berbincang-bincang di ruangannya saja
Klien mengucapkan kembali nama perawat
Klien mau mengadakan kontrak untuk pertemuan besok
O :Klien mau berjabat tangan dengan perawat
Kontak mata kurang
Klien Nampak gelisah
Klien duduk berdampingan dengan perawat
Muka klien melotot dan merah
A: Klien mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat
P: Lanjutkan SP1P Perilaku kekerasaan
3. Pengkajian
Ruang Rawat : Ruang Anggur
Tanggal Masuk : 29 November 2017
NO.RM : 778899
Tanggal Pengkajian : 05 Desember 2019

I. IDENTITAS KLIEN
MRS Ke : Pertama
Nama/Inisial : Tn.A
Umur : 32 th
Pekerjaan : Pns
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hub. Dengan Klien : Ibu Kandung
II. ALASAN MASUK
a. Keluhan saat MRS :
Tn.A dengan usia 32 tahun masuk ke rumah sakit jiwa dengan keluhan karena
memukul dan mengejar orang. Pasien juga mengamuk dirumah, melempar
barang-barang dan memukul orang yang mendekatinya.
b. Keluhan saat dikaji :
Pada saat dilakukan pengkajian, pasien bicara kasar sambil memaki,
memukul dan menendang orang yang memegangnya, mata melotot wajah Tn.
A merah seperti orang yang menahan emosi.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
Pasien belum pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu, belum dilakukan
pengobatan sebelumnya. Dan pasien tidak pernah mengalami aniaya
fisik,seksual,penolakan dan tindakan kriminial. Pasien Tn.A mengatakan tidak
ada keluarga nya yang mengalami gangguan jiwa.
1) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan pengalaman masa lau yang tidak menyenangkan adalah
ketika ditinggalkan oleh calon istri klien sekitar dua bulan yang lalu dimana
klien sudah mempersiapkan pernikahan tetapi calon istrinya pergi
meninggalkannya dan menikah dengan orang lain.
Masalah Keperawatan : -
2) Tindakan bunuh diri
Klien mengatakan tidak pernah mencoba untuk melakukan tindakan bunuh
diri.
Masalah Keperawatan : _
IV. FISIK
1. Tanda-Tanda Vital Td : 130/80 N:90 S : 36,8 P: 24
2. Ukur Tb : 160 cm Bb : 58 kg ( ) Turun ( ) Naik
3. Keluhan Fisik ( ) Ya ( √ ) Tidak
: Untuk pemeriksaan fisik head-to toe klien, tidak memiliki keluhan hanya
saja klien mengatakan bahwa jantung nya terasa berdebar-debar.
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram:

Ket:

= Perempuan = Pasien

= Laki-Laki = Tinggal serumah

X = Meninggal = Garis Perwakinan

Penjelasan:
Klien anak ke 2 dari 3 bersaudara,didalam keluarga klien tidak ada yang
menderita gangguan jiwa. Klien tinggal serumah dengan kedua orang tuanya
dan saudaranya yang ke 3. klien tidak memiliki riwayat penyakit menular.

2. Konsep diri:
a. Gambaran diri:
Klien memandang terhadap dirinya ada bagian tubuh yang paling
disukainya adalah bagian wajah, karena klien merasa wajahnya tampan
dan klien merasa bahwa tidak ada yang bisa menandingi wajahnya yang
tampan tersebut.

b. Identitas:
Klien mengatakan dirinya sebagai laki-laki dewasa belum menikah, klien
adalah seorang anak dari 3 bersaudara, klien tinggal bersama orang
tuanya. Klien adalah seorang guru di smp
c. Peran:
Klien mengatakan anak ke 2 dari 3 bersaudara, klien mengatakan klien
sebelumnya mengajar di smp , sering membantu pekerjaan ibunya.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin segera pulang untuk berkumpul dengan keluarga
terutama ibu dan adiknya.
e. Harga diri:
Klien mengatakan hubungan yang paling dekat, disayang dan dapat
dipercaya adalah ibu dan adiknya.
Masalah keperawatan :
3. Hubungan sosial:
a. Orang yang berarti:
Klien mengatakan mempunyai orang yang berarti yaitu ibu dan adiknya.
Didalam keluarga ibu dan adik adalah orang yang terpercaya oleh klien.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :
Klien mengatakan dalam masyarakat klien kadang-kadang mengikuti
kegiatan pemuda dilingkungannya, ikut kerja bakti setiap minggu.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Ibu klien mengatakan sekitar dua bulan yang lalu klien masih dapat
berkomunikasi dengan orang lain atau dengan tetangga rumah, tetapi
sekarang klien tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain karna klien
akan mengejar dan memukul orang lain.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
Klien mengatakan beragama islam
b. Kegiatan ibadah :
Klien mengatakan saat dirumah tidak rutin beribadah dan saat dirumah
klien tidak beribadah karena merasa kalau doanya tidak pernah
dikabulkan.
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan :
Klien tampak tidak rapi, rambutnya jarang disisir,kulit kepala tampak kotor,
gigi kuning, kulit tampak kotor . klien mengatakan tidak pernah menggunakan
bedak dan lotion.. Klien menggunakan sandal.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri
2. Pembicaraan
Klien ketika bicara dengan nada suara keras, memaki-maki, tidak meloncat-
loncat dari tema yang dibicarakan.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Aktivitas motorik :
Pada kondisi sekarang klien terlihat tampak tidak tenang, tampak tegang,
Gelisah , memukul dan menendang orang yang memegangnya. untuk saat ini
klien belum mampu mengendalikan emosinya .
Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan
4. Alam perasaan :
alam bawah sadar klien putus asa , klien merasa putus asa karena kejadian
masa lalunya. dan melampiaskan keputusasaan nya itu dengan memukul
orang lain yang memegangnya.
Masalah keperawatan : defensive koping
5. Afek :
afek klien labil mempunyai emosi yang berubah-ubah, mudah marah pada
orang lain dan bahkan tidak mampu mengendalikan emosinya terhadap
sekitar.
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
6. Interaksi selama wawancara :
saat diwawancara klien kooperatif, menganggap lawan bicaranya sebagai
musuh, dan kontak mata kurang saat berhadapan dengan lawan bicara.
Cenderung selalu mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya.
Masalah Keperawatan :-
7. Persepsi :
: sampai saat dikaji klien mengatakan tidak mendengarkan suara-suara.
Masalah keperawatan : -
8. Proses pikir :
pembicaraan klien normal biasa tidak berbelit-belit, tidak meloncat-loncat dan
sampai tujuan karena dapat kooperatif.
Masalah Keperawatan : -
9. Isi pikir :
klien selalu memikirkan pernikahannya yang batal karena klien ditinggal
pergi oleh calon istri klien.
Masalah Keperawatan : defensive koping
10. Waham: -
11. Tingkat Kesadaran :
orientasi waktu, tempat dan orang dapat disebutkan dengan benar dan jelas
yang yang ditandai dengan klien mampu menyebutkan hari, tanggal, tahun
yang benar pada saat wawancara. Klien dapat mengenali orag yang ada
disekitarnya ditunjukan dengan klien biasa menyebutkan beberapa nama
temannya.
Masalah Keperawatan : -
12. Memori :
klien dapat mengingat saat dibawah ke RS oleh ibunya, dan klien dapat
mengingat nama mahasiswa saat berkenalan dengan benar.
Masalah Keperawatan : -
13. Tingkat konsentrasi dan berhitung :
( ) Mudah beralih ( ) Tidak mampu konsentrasi ( ) Tidak mampu berhitung
sederhana
klien dapat menghitung dengan baik misalnya 2x5 = 10, 2+2 = 4, klien dapat
memfokuskan konsentrasi dengan baik.
Masalah Keperawatan : -
14. Kemampuan penilaian :
klien mengalami gangguan ringan dalam membuat penilaian. Saat membuat
penilaian akan sesuatu klien tidak begitu kesulitan, misalnya saat diminta
untuk menilai penampilannya sendiri, klien mengatakan penampilannya tidak
bagus tetapi saat dimintai alasan akan pendapatnya, klien kesulitan untuk
mengungkapkannya, dan hanya mengatakan “tidak tahu”.
Masalah keperawatan : -
15. Daya tilik diri :
Jelaskan : klien tidak mengigkari penyakit yang dideritanya dan tidak pula
menyalahkan hal lain. Klien mengetahui bahwa dirinya dirawat karena
masalah kejiwaan.
Masalah keperawatan : -
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
klien mampu makan dengan mandiri dengan cara yang baik seperti biasanya,
klien makan 3x sehari, pagi, siang, dan malam, Minum air putih 6 gelas
sehari.
2. BAB/BAK
klien BAB 1x sehari, BAK ±5x sehari dan mampu melakukan eliminasi
dengan baik, menjaga kebersihan setelah BAB dan BAK dengan baik.
3. Mandi
klien mangatakan mandi 2 x sehari dengan mandiri, klien mengatakan
kadang-kadang lupa menggosok gigi
4. Berpakaian/berhias
Klien mengatakan ganti pakaian 1x sehari dengan pakaian yang dibawakan
oleh keluarga. Klien dapat memilih dan mengambil pakaian dengan baik.
5. Istirahat/tidur
( ) Tidur siang lama : 1-2 Jam Sehari
( ) Tidur malam lama : 6-8 Jam semalam
( ) Kegiatan sebelum / sesudah tidur : merapikan tempat tidur, cuci muka
saat dilakukan pengkajian klien mengatakan tidur siang 2 jam dan tidur
malam 6-8 jam klien mengatakan tidak lupa yang dilakukan sebelum dan
sesudah tidur seperti sebelum tidur merapikan tempat tidur, cuci muka.
6. Penggunaan obat
Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan minum obat sendiri, klien
mengatakan minum obat sendiri dengan teratur.
7. Pemeliharaan Kesehatan
jika klien pulang, Klien akan melakukan perawatan dirumah dengan
meminum obat sesuai dengan dosis yang telah di berikan dan klien dapat
mengandalkan keluarganya untuk merawat klien yaitu ibu dan adik klien.
Dan akan melakukan pemeriksaan kembali dirumah sakit untuk
memeriksakan perkembangan penyakitnya.
8. Kegiatan di dalam rumah
Mempersiapkan makanan ( ) Ya( ) tidak
Menjaga kerapihan rumah ( ) Ya ( ) tidak
Mencuci pakaian (  ) Ya ( ) tidak
Pengaturan keuangan ( ) Ya () tidak
Klien mengatakan dapat membantu mempersiapkan makanan dan menjaga
kebersihan seperti menyapu lantai. Klien dapat mencuci pakaian sendiri, klien
tidak memiliki uang sekarang tetapi tabungannya ada pada ibunya.

9. Kegiatan di luar rumah


Belanja ( ) Ya ( ) tidak
Transportasi ( ) Ya ( ) tidak
Lain-lain ( ) Ya ( ) tidak
Klien tidak pernah belanja, kecuali untuk membeli keperluannya pribadi, klien
pada saat keluar rumaah menggunakan motor
Masalah Keperawatan :
VIII. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
( ) Bicara dengan orang lain ( ) Minum alkohol
( √) Mampu menyelesaikan masalah (√ ) reaksi lambat/berlebih
( ) Teknik relaksasi ( ) bekerja berlebihan
( ) Aktivitas konstruktif ` ( ) menghindar
( ) Olahraga (√ ) mencederai diri/Orang lain/barang
( ) Lainnya ( ) lainnya
Adaptif : klien dapat menyelesaikan masalah ringan sperti menjaga kebersihan
dan menyiapkan makanan.
Maladaptive : klien bereaksi secara berlebihan dan mencederai orang lain seperti
menendang orang yang memegangnya.
Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan pada orang lain
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
( ) Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
( √) Masalah berhubungan dengan lingkungan, Fisik :
( ) Masalah dengan pendidikan, spesifik :
( ) Masalah dengan pekerjaan, spesifik :
( ) Masalah dengan perumahan, spesifik :
( ) Masalah ekonomi, spesifik :
( ) Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik :
Klien mengatakan tidak ada berhubungan dengan kelompok-kelompok tertentu
dan . Pendidikan klien S1 Pendidikan, klien sementara belum mengajar
disekolah. Klien lahir di keluraga perekonomian menengah tidak ada masalah.
Tidak masalah dengan pelayanan kesehatan.
Masalah Keperawatan :
X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG:
( ) Penyakit jiwa ( ) system pendukung
( ) Faktor presipitasi ( ) penyakit fisik
( ) Koping ( ) obat-obatan
( ) lainnya :
Klien mengatakan kurang tau tentang keadaannya saat ini, karena klien merasa
sehat-sehat saja
Masalah Keperawatan : -
XI. ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik :
Terapi Medik : Resperidon 2mg, heximer 2mg, merlopam 2mg.
XII. Daftar masalah keperawatan
1. Perilaku kekerasan
2. Resiko perilaku kekerasan pada orang lain diri sendiri
3. Harga diri rendah
XIII. Pengumpulan data
Data subjektif Data objektif
1. klien mengatakan jantung nya
1. Klien bicara kasar sambal memaki
berdebar-debar
2. kontak mata kurang saat berhadapan
2. Klien mengatakan pengalaman
dengan lawan bicara.
masa lalu yang tidak
3. Klien memukul dan menendang orang
menyenangkan adalah ketika
yang memegangnya
ditinngal oleh calon istri klien
4. Muka Klien tampak melotot dan merah
3. klien merasa putus asa karena
5. klien terlihat tampak tidak tenang,
kejadian masa lalunya.
tampak tegang, Gelisah
4. Klien mengatakan kurang tau
6. afek klien labil mempunyai emosi yang
tentang keadaannya saat ini,
berubah-ubah,
karena klien merasa sehat-sehat
7. Klien tampak tidak rapi
saja
8. rambutnya jarang disisir,
9. kulit kepala tampak kotor, gigi kuning,
kulit tampak kotor .
10. klien mengatakan selama di rawat tidak
pernah menggunakan bedak dan
lotion.
11. Mekanisme koping yang dimiliki oleh
klien adalah maladptif
4. Analisa Data

No Data Masalah
1. Ds : Perilaku kekerasan
- klien mengatakan jantung nya berdebar-
debar
Do :
- Klien bicara kasar sambil memaki
- Klien memukul dan menendang orang yang
memegangnya
- klien terlihat tampak tidak tenang, tampak
tegang, Gelisah
- afek klien labil mempunyai emosi yang
berubah-ubah
2. Ds : Harga diri rendah
- klien merasa putus asa karena kejadian
masa lalunya.
- Klien mengatakan kurang tau tentang
keadaannya saat ini, karena klien merasa
sehat-sehat saja
- Klien mengatakan pengalaman masa lalu
yang tidak menyenangkan adalah ketika
ditinngal oleh calon istri klien sekitar tiga
bulan yang lalu
Do :
- Mekanisme koping yang dimiliki oleh klien
adalah maladptif
3. Ds : Deficit perawatan diri
- klien mengatakan selama di rawat tidak
pernah menggunakan bedak dan lotion.
Do :
- Klien tampak tidak rapi
- rambutnya jarang disisir,
- kulit kepala tampak kotor, gigi kuning,
- kulit tampak kotor .
5. Pohon masalah

6. Diagnose keperawatan berdasarkan prioritas


1. Perilaku kekerasan
2. Risiko perilaku kekerasan
3. Harga Diri Rendah
7. Rencana Keperawatan

Diagnose Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi


keperawatan
Pasien mampu Kriteria evaluasi SP. 1 ( Januari 2019 )
Perilaku kekerasan
a. Mengidentifikasi Setelah 2 kali pertemuan pasien 1. Membina hubungan saling percaya
penyebab dan tanda dapat menyebutkan penyebab 2. Identifikasi penyebab, tanda, gejala, dan
perilaku kekerasn tanda, gejala dan akibat perilaku akibat serta perilaku kekerasan yang
b. Menyebut jenis kekerasn serta mampu dilakukan dan akibatnya.
perilaku kekerasan memperagakan secara fisik 1 3. Latih cara fisik 1 : tarik nafas dalam
yang pernah untuk mengontrol kekerasan 4. Masukan dalam jadwal harian pasien
dilakukan
c. Menyebutkan akibat Setelah 2 kali pertemuan pasien Sp.2 ( Januari 2019 )
dari perilaku mampu menyebutkan kegiatan 1. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp.1)
kekerasan yang yang sudah dilakukan dan mampu 2. Latih cara fisik 2 : pukul kasur/ bantal
dilakukan memperagakan cara fisik 2 untuk Masukan dalam jadwal kegiatan harian pasien
d. Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
mengontrol perilaku
kekerasan Setelah 2 kali pertemuan pasien Sp.3 ( Januari 2019 )
e. Mengontrol perilaku mampu menyebutkan kegiatan 1. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp.1 & Sp.2 )
kekerasan secara: yang sudah dilakukan dan mampu 2. Latih secara sosial/ verbal
1. Fisik memperagakan cara sosial/ verbal a. Menolak dengan baik
2. Sosial/verbal untuk mengontrol perilaku b. Meminta dengan baik
3. Spritual kekerasan c. Mengungkapkan dengan baik
4. Terapi 3. Masukan dalam jadwal harian pasien
psikofarmaka
(patah obat) Setelah 1 kali pertemuan pasien Sp.4 (11 Januari 2019 )
mampu menyebutkan kegiatan 1. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp.1,Sp.2,&
yang sudah dilakukan dan mampu Sp.4 )
memperagakan perilaku kekerasan 2. Latih secara spritual : berdoa dan shalat
Masukan dalam jadwal kegiatan harian
pasien

Setalah 1 kali pertemuan pasien Sp.5 (12 januari 2019 )


mampu menyebutkan kegiatan 1. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp.1,
yang sudah dilakukan dan mampu Sp.2,Sp.3 & Sp.4 )
memperagakan cara patuh spritual 2. Latih patuh obat :
a. Minum obat secara teratur dengan
prinsip 5 B
b. Susun jadwal minum obat secara
teratur
3. Masukan dalam jadwal kegiatan harian
pasien

Keluarga mampu : Sp.1 ( tgl. )


Merawat pasien dirumah 1. Identifikasi masalah yang dirasakan
Kriteria hasil : keluarga dalam merawat pasien
Setelah kali pertemuan 2. Jelaskan tentang PK dari :
keluarga mampu menjelaskan 3. Latih 2 cara merawat
penyebab, tanda/gejala, akibat 4. RTL keluarga/ jadwal untuk merawat
dan cara merawat pasien serta pasien
mampu memperagakan cara
merawat

Setelah kali pertemuan Sp.2 (tgl. )


keluarga dapat menyebutkan 1. Evaluasi kemampuan keluarga (Sp.1)
kegiatan yang sudah dilakukan da 2. Latih (simulasi) 2 cara lain untuk merawat
mampu merawat serta dapat pasien
membuat RTL 3. Latih langsung ke pasien
4. RTL keluarga/ jadwal keluarga untuk
merawat pasien

Setelah kali pertemuan Sp.3 (tgl. )


keluarga mampu menyebtkan 1. Evaluasi Sp. 1 dan Sp.2
kegiatan yang sudah dilakukan dan 2. Latih langsung ke pasien
mampumerawat serta dapat 3. RTL keluarga/ jadwal keluarga untuk
membuat RTL merawat pasien

Setelah kali pertemuan Sp.4 (tgl. )


keluarga mampu malksanakan
follow up dan rujukan 1. Evaluasi Sp.1, Sp.2 dan Sp.3
2. Latih langsung ke pasien
3. RTL keluarga/ jadwal untuk merawat
pasien
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP1P Resiko Perilaku Kekerasan

a. Strategi Komunikasi Tindakan Keperawatan


1) Fase Orientasi :
“ Assalamu’alaikum, selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Dwi Sintia,
saya biasa dipanggil Dwi. Saya  perawat yang dinas diruang Mawar ini, saya
dinas diruangan ini selama 3 minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 7
sampai jam 1 siang, jadi selama 3 minggu ini saya yang merawat bapak.
Nama bapak siapa?  Dan senang nya dipanggil apa?”“ Bagaimana perasaan
bapak A saat ini?” “masih ada perasaan kesal atau marah? “ Baiklah
sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan marah yang bapak
rasakan,”“ Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang ? bagaimana
kalau 10 menit“ “Dimana kita akan bincang-bincang?“Bagaimana kalau
diruang tamu?”
2) Fase Kerja :
“ apa yang menyebabkan bapak A marah?
Apakah sebelumnya bapak A pernah marah?
Terus penyebabnya apa?
Samakah dengan yang sekarang?
Pada saat penyebab marah itu ada, seperti rumah yang berantakan,
makanan yang tidak tersedia, air tak tersedia ( misalnya ini penyebab marah
klien),
apa yang bapak A rasakan?“
Apakah bapak A merasa kesal, kemudian dada bapak berdebar-debar, mata
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
“ apa yang bapak lakukan selanjutnya”
“ Apakah dengan bapak A marah-marah, keadaan jadi lebih baik?“ Menurut
bapak A adakah cara lain yang lebih baik selain marah-marah?
“maukah bapak belajar mengungkapkan marah dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian?” ada beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa
marah, hari ini kita belajar satu cara dulu,
“ begini pak, kalau tanda- marah itu sudah bapak rasakan bapak berdiri lalu
tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara perlahan-lahan
dari mulut seperti mengeluarkan kemarahan, coba lagi bu dan lakukan
sebanyak 5 kali. Bagus sekali bapak A sudah dapat melakukan nya. “ nah
sebaiknya latihan ini bapak A lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-
waktu rasa marah itu muncul bapak A sudah terbiasa melakukannya”.
3) Fase Terminasi : 
“ Bagaimana perasaan bapak A setelah berbincang-bincang tentang
kemarahan bapak? ” “ Coba bapak A sebutkan penyebab ibu marah dan
yang ibu rasakan  dan apa yang ibu lakukan serta akibatnya. “Baik, sekarang
latihan tandi kita masukkan ke jadwal harian ya Pak” ” berapa kali sehari
bapak mau latihan nafas dalam ?” Bagus. “Nanti tolong bapak tulis M, bila
bapak melakukannya sendiri, tulis B, bila bapak dibantu dan T, bila bapak
tidak melakukan” “baik Pak, bagaimana kalau besok  kita latihan cara lain
untuk mencegah dan mengendalikan marah bapak A. ”Dimana kita akan
latihan, bagaimana kalau tempatnya disini saja ya Pak?” “Berapa lama kita
akan lakukan, bagaimana kalau 10 menit saja” “Saya pamit dulu bapak…
Assalamu’alaikum.”     
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP2P Resiko Perilaku Kekerasan

a. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan


1) Fase Orientasi
“ Assalamu’alaikum Bapak A, masih ingat nama saya” bagus Bapak,,,ya saya
Dwi” “sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang saya datang lagi.
“Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yang menyebabkan bapak
marah?” “Baik, sekarang kita akan belajar cara mengendalikan perasaan
marah dengan     kegiatan fisik untuk cara yang kedua.” “ mau berapa lama?
Bagaimana kalau 10 menit?” “ Dimana kita bicara? Bagaimana kalau di ruang
tamu ini ya Pak”
2) Fase Kerja
“ Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal,
selain nafas dalam bapak dapat memukul kasur dan bantal.”
“ Sekarang mari kita latihan memukul bantal dan kasur mari ke kamar bapak?
Jadi kalau nanti bapak kesal atau marah, bapak langsung kekamar dan
lampiaskan marah bapak tersebut dengan memukul bantal dan kasur.
Nah coba bapak lakukan memukul bantal dan kasur, ya bagus sekali bapak
melakukannya!”
“ Nah cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah,
kemudian jangan lupa merapikan tempat tidur Ya!”
3) Fase Terminasi  
“ Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?”“
Coba bapak sebutkan ada berapa cara yang telah kita latih? Bagus!” “ Mari
kita masukkan kedalam jadwal kegiatan sehari-hari bapak. Pukul berapa
bapak mau mempraktikkan memukul kasur/bantal? Bagai mana kalau setiap
bangun tidur? Baik jadi jam 5 pagi dan jam 3 sore, lalu kalau ada keinginan
marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya Pak.“ sekarang bapak
istirahat, 2 jam lagi kita ketemu ya Pak, kita akan belajar mengendalikan
marah dengan belajar bicara yang baik. Sampai Jumpa!”  Assalamu’alaikum
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP3P Resiko Perilaku Kekerasan

a. Strategi Komunikasi Tindakan Keperawatan


1) Fase Orientasi
“ Assalamu’alaikum Bapak A, masih ingat nama saya” bagus Bapak,,,ya
saya Dwi”, sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu sekarang kita ketemu
lagi” “Bagaimana pak, sudah dilakukan tarik nafas dalam dan pukul kasur
bantal? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara
teratur?”“Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya. “Bagus, “Bagaimana
kalau kita sekarang latihan cara bicara untuk mencegah marah?”“Dimana
enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau ditempat yang sama?”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaiman kalau 10
menit?”
2) Fase Kerja
“Sekarang kita latihan cara bicara baik untuk mencegah marah. Kalau marah
sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan
sudah lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah.
Ada tiga caranya pak: 1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara
yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar. Kemarin bapak
mengatakan penyebab marahnya karena makanan tidak tersedia, rumah
berantakan, Coba bapak minta sediakan makan dengan baik:” pak, tolong
sediakan makan dan bereskan rumah” Nanti biasakan dicoba disini untuk
meminta baju, minta obat dan lain-lain. Coba bapak praktekkan . Bagus Pak.
“ Yang kedua : Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak
tidak ingin melakukannya, katakan: ‘maaf saya tidak bisa melakukannya
karena sedang ada kerjaan’. Coba bapak praktekkan . Bagus pak.” Yang
ketiga Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang
membuat kesal bapak dapat mengatakan:’Saya jadi ingin marah karena
perkataan mu itu’. Coba praktekkan. Bagus.”
3) Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan Bapak setelah bercakap-cakap tentang cara
mengontrol marah dengan bicara yang baik?’ “Coba Bpk sebutkan lagi cara
bicara yang baik yang telah kita pelajari.”“Bagus sekali, sekarang mari kita
masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari Bpk mau latihan bicara yang
baik? bisa kita buat jadwalnya?”
“Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari, misalnya meminta
obat, makanan dll. Bagus nanti dicoba ya pak!” “ Bagaimana kalau besok 
kita ketemu lagi?”
“ besok kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah
bapak dengan cara beribadah ,bapak setuju? Mau dimana pak? Disini lagi?
Baik sampai nanti ya bapak …Assalamu’alaikum
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP4P Resiko Perilaku Kekerasan

a. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan


1) Fase Orientasi
“ Assalamu’alaikum Bapak A, masih ingat nama saya” Betul Bapak
“Bagaimana pak, latihan apa yang sudah dilakukan? Apa yang dirasakan
setelah melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaiman rasa
marahnya?”
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa
marah yaitu dengan ibadah?” “Dimana enaknya kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalau ditempat biasa?” “Berapa lama ibu mau kita berbincang-
bincang? Bagaimana kalau 10 menit?”   
2) Fase kerja
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan! Bagus, yang
mana yang mau di coba?”“Nah, kalau bapak sedang marah coba langsung
duduk dan langsung tarik nafas dalam. Jika tidak reda juga marahnya
rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian
sholat”.“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan
kemarahan.”
“Coba bapak sebutkan sholat 5 waktu? Bagus, mau coba yang mana?
Coba sebutkan caranya?”
3) Fase terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara
yang ketiga ini?”“ Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita
pelajari? Bagus”
“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak. Mau
berapa kali bapak sholat. Baik kita masukkan sholat …….dan ……(sesuai
kesebuatan pasien).” “Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat
ibu lakukan bila bapak sedang marah”“Setelah ini coba bapak lakukan
sholat sesuai jadwal yang telah kita buat tadi”
“ 2 jam lagi kita ketemu  ya pak,nanti kita bicarakan cara keempat
mengontrol rasa marah, yaitu dengan patuh minum obat! “ “Nanti kita akan
membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk mengontrol rasa
marah ibu, setuju pak?”….Assalamu’alaikum
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP5P Resiko Perilaku Kekerasan

a. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1) Fase Orientasi
“ Assalamu’alaikum Bapak A, masih ingat nama saya” bagus pak,,,ya saya
meri, “sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu, sekarang kita ketemu lagi”
“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur
bantal, bicara yang baik serta sholat? Apa yang dirasakan setelah
melakukan latihan secara teratur? Coba kita lihat kegiatannya”.“Bagaimana
kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yang benar
untuk mengontrol rasa marah?”“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalau ditempat tadi?”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15
menit?”        
2) Fase Kerja 
(Perawat membawa obat pasien)
“bapak sudah dapat obat dari dokter?”“Berapa macam obat yang bapak
minum? warnanya apa saja? Bagus, jam berapa bapak minum?
Bagus”“Obatnya ada 3 macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ
gunanya agar pikiran tenang, yang putih namanya THP agar rileks dan tidak
tegang, dan yang merah jambu ini namanya HLP rasa marah berkurang.
Semuanya ini harus bapak minum 3x sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan
jam 7 malam”.“Bila terasa berkunang-kunang, bapak sebaiknya istirahat dan
jangan beraktivitas dulu”. “Nanti dirumah sebelum minum obat ini bapak lihat
dulu label di kotak obat apakah benar nama bapak tertulis disitu, berapa
dosis yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum, baca juga
apakah nama obatnya sudah benar? Disini minta obatnya pada suster
kemudian cek lagi apakah benar obatnya”. “Jangan penah menghentikan
minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya pak, karena dapat
terjadi kekambuhan.”“ Sekarang kita masukkan waktu minum obat kedalam
jadwal ya pak”
3) Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara kita
minum obat yang benar?”“Coba bapak sebutkan lagi jenis jenis obat yang
bapak minum! Bagaimana cara minum obat yang benar?”“Nah, sudah
berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari? Sekarang kita
tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa
laksanakan semua dengan teratur ya”.“Baik, besok kita ketemu lagi untuk
melihat sejauh mana bapak melaksanakan kegiatan dan sejauh mana dapat
mencegah rasa marah. Selamat siang bapak, sampai jumpa.”….
Assalamu’alaikum
8. Implementasi dan evaluasi

Tangggal / Jam Implementasi Evaluasi

06 Januari SP1P SP1P


2019/ 09.00 1. Fase Orientasi : S:
a. Salam Terapeutik - “waalaikumsalam suster, iya “
“ Assalamu’alaikum, selamat pagi pak, perkenalkan nama - “Nama saya bapak A, biasa dipanggil
saya Dwi Sintia saya biasa dipanggil Dwi. Saya  perawat yang O”
dinas diruang mawar saat ini ini, saya dinas diruangan ini - “saya mudah marah bila saya tidak
selama 3 minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 7 sampai dipenuhi keinginan saya”
jam 1 siang, jadi selama 3 minggu ini saya yang merawat - “saya langsung teriak-teriak dan
bapak. Nama bapak siapa?  Dan senang nya dipanggil apa?” membanting barang-barang apapun
b. Evaluasi / Validasi disekitar saya”
“ apa yang menyebabkan bapak dibawah kemari“ Bagaimana - “saya menjadi jengkel dan barang-
perasaan bapak A saat ini?” “masih ada perasaan kesal atau barang saya rusak”
marah? - Biasanya saya langsung pergi keluar
c. Kontrak rumah untuk menenangkan hati”
“ Baiklah sekarang kita akan berbincang-bincang tentang - “saya mau latihan kala marah saya
perasaan marah yang bapak rasakan,”“ Berapa lama bapak Tarik nafas dalam.. Tarik dari hidung
mau kita berbincang-bincang ? bagaimana kalau 10 menit“ perlahan dan keluarkan lewat mulut
“Dimana kita akan bincang-bincang?“Bagaimana kalau dan diulang sebanyak 5 kali.”
diruang tamu?” - Saya mau latihan nafas dalam setiap
2. Fase Kerja : pagi jam 7.00 dan sore jam 16.00.”
a. “ apa yang menyebabkan bapak A marah? Apakah
O:
sebelumnya bapak A pernah marah? Terus penyebabnya
- Pembicaraan cepat
apa? Samakah dengan yang sekarang?
- Mata melotot
b. Pada saat penyebab marah itu ada, seperti rumah yang
- Klien terlihat gelisah
berantakan, makanan yang tidak tersedia, air tak tersedia
- Klien menulis dijadwal latihan Tarik
( misalnya ini penyebab marah klien), apa yang bapak A
nafas dalam setiap hari pukul 7.00
rasakan?“ Apakah bapak A merasa kesal, kemudian dada
dan 16.00
bapak berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup rapat,
dan tangan mengepal?” “ apa yang bapak lakukan A :
selanjutnya” “ Apakah dengan bapak A marah-marah, - SP1P tercapai

keadaan jadi lebih baik?“ Menurut bapak A adakah cara lain P:

yang lebih baik selain marah-marah? - Perawat : lanjutkan SP2P pada pukul

c. “maukah bapak belajar mengungkapkan marah dengan baik 09.00 diruang perawatan

tanpa menimbulkan kerugian?” ada beberapa cara fisik untuk


mengendalikan rasa marah, hari ini kita belajar satu cara dulu,
“ begini pak, kalau tanda- marah itu sudah bapak rasakan
bapak berdiri lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu
keluarkan secara perlahan-lahan dari mulut seperti
mengeluarkan kemarahan, coba lagi bu dan lakukan
sebanyak 5 kali. Bagus sekali bapak A sudah dapat
melakukan nya. “ nah sebaiknya latihan ini bapak A lakukan
secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu
muncul bapak A sudah terbiasa melakukannya”.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“ Bagaimana perasaan bapak A setelah berbincang-bincang
tentang kemarahan bapak? ”
b. Evaluasi Objektif
“ Coba bapak A sebutkan penyebab ibu marah dan yang ibu
rasakan  dan apa yang lakukan serta akibatnya. “Baik,
sekarang latihan tadi kita masukkan ke jadwal harian ya Pak”
” berapa kali sehari bapak mau latihan nafas dalam ?” Bagus.
“Nanti tolong bapak tulis M, bila bapak melakukannya sendiri,
tulis B, bila bapak dibantu dan T, bila bapak tidak melakukan”
“baik Pak, bagaimana kalau besok  kita latihan cara lain untuk
mencegah dan mengendalikan marah bapak A. ”Dimana kita
akan latihan, bagaimana kalau tempatnya disini saja ya Pak?”
“Berapa lama kita akan lakukan, bagaimana kalau 10 menit
saja” “Saya pamit dulu bapak…Assalamu’alaikum.”
Tanggal / Jam Implementasi Evaluasi
SP2P SP2P
07 Januari
1. Fase Orientasi S:
2019 / 09.00
a. Salam terapeutik - “10 menit saja yaa kita berbincang”
“ Assalamu’alaikum Bapak A, masih ingat nama saya” bagus - “Saya sudah melakukan latihan Tarik
Bapak,,,ya saya Reski” “sesuai dengan janji saya kemarin, nafas dalam “
sekarang saya datang lagi. - “Saya mau lagi diajarkan cara
b. Evaluasi/Validasi mengontrol marah dengan memukul
“Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yang bantal dan Kasur sekerasnya untuk
menyebabkan bapak marah?” melampiaskan”
c. Kontrak - “saya mau latihan setiap hari pukul
“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengendalikan perasaan 10.00 dan 17.00
marah dengan     kegiatan fisik untuk cara yang kedua.” “ mau
berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit?” “ Dimana kita bicara? O:
Bagaimana kalau di ruang tamu ini ya Pak” - Pandangan tajam
2. Fase Kerja - Suara tingi
a. “ Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul - Klien menulis jadwal latihan pukul Kasur
perasaan kesal, selain nafas dalam bapak dapat memukul kasur dan bantal setiap hari pukul 10.00 dan
dan bantal.” 17.00
b. “ Sekarang mari kita latihan memukul bantal dan kasur mari ke
kamar bapak? Jadi kalau nanti bapak kesal atau marah, bapak A:
langsung kekamar dan lampiaskan marah bapak tersebut dengan - SP2P tercapai
memukul bantal dan kasur.
P:
c. Nah coba bapak lakukan memukul bantal dan kasur, ya bagus
- Perawat lanjutkan SP3P pada pukul
sekali bapak melakukannya!”
10.30 diruang keperawatan klien.
d. “ Nah cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan
marah, kemudian jangan lupa merapikan tempat tidur Ya!”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan
marah tadi?”
b. Evaluasi Objektif
“ Coba bapak sebutkan ada berapa cara yang telah kita latih?
Bagus!” “ Mari kita masukkan kedalam jadwal kegiatan sehari-hari
bapak. Pukul berapa bapak mau mempraktikkan memukul
kasur/bantal Baik jadi jam pagi dan jam 10.00 pagi dan jam 17.00
sore, lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan
kedua cara tadi ya Pak.“ sekarang bapak istirahat, sampai jumpa.
Tanggal / Jam Implementasi Evaluasi
SP3P SP3P
8 Januari 2019 /
1. Fase Orientasi S:
10.00
a. Salam terapeutik - “ tadi saya pukul 10.00 latihan
“ Assalamu’alaikum Bapak A, masih ingat nama saya” bagus memukul Kasur dan bantal dikamar
Bapak,,,ya saya Reski”, tanpa saya suruh”
b. Evaluasi / Validasi - “Saya juga sudah melakukan latihan
sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu sekarang kita ketemu nafas dalam”
lagi” “Bagaimana pak, sudah dilakukan tarik nafas dalam dan - “saya mau lagi diajarkan cara
pukul kasur bantal? Apa yang dirasakan setelah melakukan mengontrol perilaku kekerasan dengan
latihan secara teratur?”“Coba saya lihat jadwal kegiatan dibicarakan baik-baik”.
hariannya. “Bagus, - “ kalau saya minta sesuatu tidak perlu
c. Kontrak marah-marah-marah tapi saya harus
“Bagaiman kalau kita sekarang latihan cara bicara untuk bicara”.
mencegah marah?”“Dimana enaknya kita berbincang- - Kalau ada yang suruh-suruh saya
bincang?Bagaimana kalau ditempat yang sama?” “Berapa terus saya tidak mau saya juga harus
lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaiman kalau 10 menolak dengan baik”.
menit?” - “ nah kalau saya kesal dengan orang
2. Fase Kerja saya juga harus ungkapkan”.
a. “Sekarang kita latihan cara bicara  ibu baik untuk mencegah - Saya mau lakukan latihan ini setiap
marah. Kalau marah sudah disalurkan melalui tarik nafas pukul 13.00 setelah makan siang”.
dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka kita O:
perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah.Ada tiga - Klien kooperatif
caranya pak: - kLien tampak tenang
b. Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara yang rendah - Klien memasukkan jadwal harian
serta tidak menggunakan kata-kata kasar. Kemarin bapak latihan mengontrol perilaku kekerasan
mengatakan penyebab marahnya karena makanan tidak dengan cara social/verbal setiap hari
tersedia, rumah berantakan, Coba bapak minta sediakan pukul 13.00
makan dengan baik:” pak, tolong sediakan makan dan A :
bereskan rumah” Nanti biasakan dicoba disini untuk meminta - SP3P tercapai
baju, minta obat dan lain-lain. Coba bapak praktekkan . Bagus P:
pak “ Yang kedua : Menolak dengan baik, - Perawat : lanjutkan SP4P
c. jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya,
katakan: ‘maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang
ada kerjaan’. Coba bapak praktekkan . Bagus pak.” Yang
ketiga Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan
orang lain yang membuat kesal bapak dapat
mengatakan:’Saya jadi ingin marah karena perkataan mu itu’.
Coba praktekkan. Bagus.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap tentang
cara mengontrol marah dengan bicara yang baik?’
b. Evaluasi objektif
“Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah
kita pelajari.”“Bagus sekali, sekarang mari kita masukkan
dalam jadwal. Berapa kali sehari ibu mau latihan bicara yang
baik? bisa kita buat jadwalnya?” “Coba masukkan dalam
jadwal latihan sehari-hari, misalnya meminta
obat, makanan dll. Bagus nanti dicoba ya bu!” “ Bagaimana
kalau besok  kita ketemu lagi?” “ besok kita akan
membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak
dengan cara beribadah ,bapak setuju? Mau dimana pak?
Disini lagi? Baik sampai nanti ya bapak …Assalamu’alaikum
Tanggal / jam Implementasi Evaluasi
SP4P SP4P
09 Januari 2019 /
1. Fase orientasi S:
09.00
a. Salam terapeutik - “ klita berbincang 15 menit saja ya”
“ Assalamu’alaikum Bapak R, masih ingat nama saya” Betul - “pukul 13.00 kemarin saa sudah latihan
Bapak menyampaikan sesuatu dengan baik
b. Evaluasi / Validasi pada teman saya sekamar”.
“Bagaiman pak, latihan apa yang sudah dilakukan? Apa yang - “kemarin sore pukul 16.00 saya latihan
dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Bagus Tarik nafas dalam terus, pukul 17.00
sekali, bagaiman rasa marahnya?” saya latihan pukul bantal dan Kasur”.
c. Kontrak - “tadi pagi pukul 07.00 saya latihan Tarik
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk nafas dalam sekalian dengan senam”.
mencegah rasa marah yaitu dengan ibadah?” “Dimana - “kalau saya marah sebaiknya saya
enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau
ditempat biasa?” “Berapa lama ibu mau kita berbincang- langsung istigfar”.
bincang? Bagaimana kalau 15 menit?” - “saya harus rajin sholat 5 waktu agar
2. Fase kerja saya tenang dan tidak mudah marah”.
a. “Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan! - “ saya akan lakukan sesuai jadwal
Bagus, yang mana yang mau di coba?” sholat setiap hari”.
b. “Nah, kalau ibu sedang marah coba langsung duduk dan O:
langsung tarik nafas dalam. Jika tidak redah juga marahnya - Kontak mata baik
rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, silahkan - Klien kooperatif
bapak beristigfar ,ambil air wudhu kemudian sholat” - Klien mengucapkan istigfar
c. .“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk - Klien menulis dijadwal harian sholat 5
meredakan kemarahan.” “Coba bapak sebutkan sholat 5 waktu sesuai jadwal sholat.
waktu? Bagus, mau coba yang mana? Coba sebutkan A :
caranya?” - SP4P tercapai
3. Fase terminasi P:
a. Evaluasi subjektif - Lanjutkan SP5P
“Bagaiman perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang
cara yang ketiga ini?”“ Jadi sudah berapa cara mengontrol
marah yang kita pelajari? Bagus”
b. Evaluasi objektif
“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan
bapak. Mau berapa kali sholat. Baik kita masukkan sholat
magrib ….dan isya ” “Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah
yang dapat bapak lakukan bila bapak sedang marah”“Setelah
ini coba bapak lakukan istigfar dan sholat sesuai jadwal yang
telah kita buat tadi” nanti kita bicarakan cara keempat
mengontrol rasa marah, yaitu dengan patuh minum obat! “
“Nanti kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang
benar untuk mengontrol rasa marah ibu, setuju
pak?”….Assalamu’alaikum

Tanggal / Jam Implementasi Evaluasi


SP5P SP5P
10 Januari 2019 /
1. Fase Orientasi S:
09.00
a. Salam terapeutik - “ klita berbincang-bincang 15 menit
“ Assalamu’alaikum Bapak A, masih ingat nama saya” bagus saja”
pak,,,ya saya Reski, “sesuai dengan janji saya 2 jam yang - “saya dapat obat 3 macam dari dokter.”
lalu, sekarang kita ketemu lagi” - “Oh beraarti yang warnanya orange itu
b. Evaluasi / validasi CPZ supaya pikiran saya tenang dan
“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, tidak mara-marah lagi.”
pukul kasur bantal, bicara yang baik serta sholat? Apa yang - “ terus yang warna putih itu supaya saya
dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Coba merasa rileks dan tidak tegang ya
kita lihat kegiatannya”. disebut THP.”
c. Kontrak - “Yang warna merah jambu itu disebut
“Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang dengan HPL supaya saya tidak marah-
cara minum obat yang benar untuk mengontrol rasa marah lagi kan?.”
marah?”“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? - “semua obatnya saya harus minum
Bagaimana kalau ditempat tadi?”“Berapa lama bapk mau sehari 3 kali kan !.”
kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?” - “Saya akan minum obat sesuai jadwal
2. Fase Kerja dan teratur, baik dirumah sakit sekrang,
a. (Perawat membawa obat pasien) “bapak sudah dapat obat atau sudah pulang ke rumah nanti.”
dari dokter?”“Berapa macam obat yang bapak minum - “saya akan minum obat setiap hari pukul
b. warnanya apa saja? Bagus, jam berapa bapak minum? 7 pagi, 1 siang, dan 7 malam.”
Bagus”“Obatnya ada 3 macam pak, yang warnanya oranye O:
namanya CPZ gunanya agar pikiran tenang, yang putih - Kontak mata baik
namanya THP agar rileks dan tidak tegang, dan yang merah - Klien kooperatif
jambu ini namanya HLP rasa marah berkurang. - Klien memasukkan ke dalam jadwal
c. Semuanya ini harus bapak minum 3x sehari jam 7 pagi, jam kegiatan harian minum obat setiap pukul
1 siang, dan jam 7 malam.“Bila terasa berkunang-kunang, 7 pagi, 1 siang, 7 malam.
bapak sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu”. A:
d. “Nanti dirumah sebelum minum obat ini bapak lihat dulu - SP5P tercapai
label di kotak obat apakah benar nama bapak tertulis disitu, P:
berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja harus - Perawat ;lanjutkan sp budaya pk
diminum, baca juga apakah nama obatnya sudah benar? - Motivasi kien untuk minum obatnya.
e. Disini minta obatnya pada suster kemudian cek lagi apakah
benar obatnya”.
f. “Jangan penah menghentikan minum obat sebelum
berkonsultasi dengan dokter ya pak, karena dapat terjadi
kekambuhan.”“ Sekarang kita masukkan waktu minum obat
kedalam jadwal ya pak”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap
tentang cara kita minum obat yang benar?”“Coba bapak
sebutkan lagi jenis jenis obat yang bapak minum!
b. Evaluasi Objektif
Bagaimana cara minum obat yang benar?”“Nah, sudah
berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?
Sekarang kita tambahkan jadwal kegiatannya dengan
minum obat. Jangan lupa laksanakan semua dengan teratur
ya”.“Baik, besok kita ketemu lagi untuk melihat sejauh mana
bapak melaksanakan kegiatan dan sejauh mana dapat
mencegah rasa marah. Selamat siang bapak, sampai
jumpa.”…. Assalamu’alaikum
DAFTAR PUSTAKA

Dadang Hawari, 2001, Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Schizofrenia, FKUI;
Jakarta.

Depkes RI, 1996, Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Pelayanan Keperawatan,
2000, Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan, Jakarta.

Depkes RI, 1996, Proses Keperawatan Jiwa, jilid I.

Keliat Budi Anna, dkk, 1998, Pusat Keperawatan Kesehatan Jiwa, penerbit buku kedokteran
EGC : Jakarta.

Keliat Budi Anna, 1996, Marah Akibat Penyakit yang Diderita, penerbit buku kedokteran EGC
; Jakarta.

Keliat Budi Anna, 2002, Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan, FIK, UI : Jakarta.

Rasmun, 2001, Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga,


Edisi 1, CV. Agung Seto; Jakarta.

Stuart, GW dan Sundeen, S.J, 1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa, edisi 3, Penerbit : Buku
Kedokteran EGC ; Jakarta

Anda mungkin juga menyukai