BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
dan panjang garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Sumber
daya alam dari hasil laut sangat melimpah, khususnya udang dan ikan.
Produk perikanan merupakan produk pangan yang memiliki nilai gizi yang
mengalami trend kenaikan setiap tahun. Pada tahun 2009 tingkat konsumsi
ikan rata-rata adalah 29,08 Kg/Kap/Th sedangkan pada tahun 2012 sudah
Indonesia adalah ikan tuna. Ikan tuna mengandung protein antara 22,6- 26,2
g/100 g daging. Lemak antara 0,2-2,7 g/100 g daging. Di samping itu ikan
2000). Kandungan gizi yang sangat tinggi pada ikan tuna membuat
FAO mengatakan bahwa sektor perikanan telah menyuplai sekitar 145 ton
tahun 2009, dan memberikan sekitar 16% asupan protein hewani untuk
yang berpusat di Benoa Bali. Di DIY, salah satu UKM pengolah ikna tuna
adalah KUB “Fresh Fish”. KUB “Fresh Fish” melakukan pengolahan ikan
tuna dengan cara fillet dengan produk utama steak tuna. Pengolahan yang
tuna lainnya, seperti leresan ikan, nugget, abon dan produk makanan
lainnya. Selain kepala dan tulang ikan, produk samping yang dihasilkan dari
pengolahan ikan tuna di tempat ini adalah kulit ikan tuna. Dari 4 kwintal
ikan tuna yang diproses setiap minggunya, kulit yang dihasilkan mencapai
3 %, atau sekitar 12 kg. Kulit ikan tuna yang dishasilkan oleh KUB “Fresh
Fish” tidak ada yang menyerap karena belum memiliki nilai ekonomi yang
berbagai produk lain. Kulit ikan tuna dapat diolah menjadi gelatin, produk
pangan dan dapat juga disamak. Dalam jurnal yang ditulis oleh Shyin et all
(2013), beberapa kulit ikan laut dalam mampu diolah menjadi gelatin.
Beberapa diantaranya adalah ikan tuna, ikan hiu dan ikan rohu. Gelatin dari
3
kulit ikan hiu lebih baik dari segi kualitas gelatin, serta memiliki
penyamakan kulit di Tembi, Bantul, kulit ikan tuna kurang memiliki nilai
Berbeda dengan kulit ikan pari dengan sisiknya yang unik, atau ikan lainnya
dengan kulit yang memiliki tekstur khas. Namun, arah pengembangan yang
dituju penulis adalah pengolahan kulit ikan tuna menjadi produk pangan,
yaitu kerupuk.
lebih baik daripada dijadikan rambak. Dengan dijadikan kerupuk, ada bahan
lain yang juga digunakan yaitu tepung tapioka, sehingga volume produk
akhir yang dihasilkan akan lebih banyak dan lebih sesuai untuk dipasarkan.
gelatin dan penyamakan kulit ikan tuna membutuhkan proses yang lama dan
yang sama dengan produksi produk fillet dan produk lainnya yang dilakukan
saat ini. Selain itu, kapasitas ruang produksi di KUB “Fresh Fish” saat ini
makanan.
pada pengolahan kulit ikan tuna hingga menjadi produk kerupuk kulit ikan
tuna mulai dari tahap komposisi, penyusunan konsep, hingga pola proses
dari penggunaan kulit ikan tuna dari KUB “Fresh Fish” sebagai bahan baku
dalam pembuatan kerupuk kulit ikan tuna, apakah layak serta memenuhi
B. Rumusan masalah
ikan tuna, dalam penelitian ini, KUB “Fresh Fish” kesulitan untuk mengolah
kulit ikan tuna yang dihasilkan dari proses filleting. Permintan produk ikan
tuna yang tinggi, mengakibatkan adanya produk samping berupa kulit ikan
pengolahan kerupuk ikan tuna yang dilihat berdasarkan aspek teknis, dan
finansial.
C. Batasan penelitian
yaitu :
1. Obyek penelitian adalah kulit ikan tuna yang dihasilkan dari pengolahan
3. Uji yang dilakukan terhadap kerupuk kulit ikan tuna yang dihasilkan
adalah uji sensoris dan uji kimia. Uji kimia dilakukan setelah ditemukan
kapasitas produksi.
penyusunan aliran kas, NPV, Break Event Point (BEP), IRR, dan BCR.
6
D. Tujuan penelitian
E. Manfaat penelitian
1. Mengatasi produk samping hasil produksi, yaitu kulit ikan tuna yang
tuna layak atau tidak untuk dijalankan ditinjau dari aspek teknis, dan
finansial.