Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ABOURTUS

Oleh :

Kadek Melinda Sukmadewi (P07120219073)


Kadek Fransiska Sintya Dewi (P07120219074)
Ni Made Winda Permatasari (P07120219076)
Ni Luh Putu Marsela Dewi (P07120219077)
Ni Putu Dyah Aditya Pradnyani (P07120219080)
Vena Herlina Harmin (P07120219084)
Kadek Cindy Silviana Amartha Putri (P07120219086)
Ni Made Ditha Sukmariasih (P07120219087)
Ni Komang Ayu Santi Wulandari (P07120219098)

3B S.Tr Keperawatan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2021/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ABOURTUS

Pokok Bahasa : Abortus


Sub Pokok Bahasan : Abourtus Pada Ibu Hamil
Sasaran : Ibu yang Hamil dan Keluarga
Hari / Tanggal : 25 September 2021
Waktu : 08:00-08.45 Wita
Tempat : Rumah Ibu Hamil
Penyuluhan / Petugas : Kelompok 2

I. Latar Belakang
Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu dan berat
badan janin kurang dari 500 gram (Murray, 2002) Abortus adalah berakhirnya suatu
kehamilan oleh akibat-akibat tertentu atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu
atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan (Praworihardjo, 2006)
Abortus adalah ancaman atau hasil pengeluaran konsepsi pada usia kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin mampu hidup di
luar kandungan (Nugroho, 2010) Abortus kompletus adalah keguguran lengkap di mana
semua hasil konsepsi (desidua dan fetus) telah keluar tanpa membutuhkan intervensi
medis.

II. TUJUAN PENYULUHAN


a. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x45 menit, diharapkan Ibu mengetahui dan
memahami mengenai masalah Abourtus yang dapat dialami ibu hamil.
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x45menit sasaran diharapkan :
1. Mengetahui dan memahami pengertian Abourtus
2. Mengetahui dan memahami klasifikasi Abourtus
3. Mengetahui dan memahami penyebab dari Abourtus
4. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari Abourtus
5. Mengetahui dan memahami cara mengatasi dan pencegahan dari Abourtus

III. MATERI
1. Pengertian Abourtus
2. Klasifikasi Abourtus
3. Penyebab Abourtus
4. Tanda dan gejala Abourtus
5. Penanganan dan pencegahan Abourtus

IV. METODE PENYULUHAN


1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

V. MEDIA
1. Lealflet

VI. SETTING TEMPAT

Keterangan :

: Penyuluh
: Sasaran

VII. ALAT DAN BAHAN


1. Buku dan Bulpen

VIII. SASARAN PENYULUHAN


Ibu Hamil

IX. WAKTU PENYULUHAN


Hari/Tanggal : 25-09-2021
Pukul : 08.00-08.45 Wita

X. TEMPAT PENYULUHAN
Rumah Ibu Hamil

XI. RENCANA EVALUASI


a. Evaluasi struktur
1. Persiapan Media
Media yang digunakan adalah leaflet. Media yang digunakan sudah lengkap dan siap
digunakan
2. Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan dalam bentuk
leaflet yang berisi gambar dan tulisan

b. Evaluasi Proses

No. Tahapan Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran

1. Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan 1. Menjawab salam


salam
2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan
diri
3. Menjelaskan 3. Memperhatikan
tujuan dari
penyuluhan
4. Menggali 4. Menjawab
pengetahuan pertanyaan
sasaran tentang
Abortus
5. Menyebutkan 5. Mendengarkan
materi yang akan
disampaikan
6. Membuat kontrak 6. Menyetujui
kontrak waktu
waktu

2. Penyajian 20 Menit 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan


Materi
pengertian
Penyuluhan
Abortus
2. Menjelaskan 2. Mendengarkan
klasifikasi
Abortus
3. Menjelaskan 3. Menjawab
penyebab Abortus pertanyaan yang
4. Menjelaskan diberikan
tanda dan gejala 4. Mendengarkan
Abortus
5. Menjelaskan
Penanganan dan 5. Mendengarkan

pencegahan
Abourtus
6. Menjawab
pertanyaan yang
diberikan
3. Evaluasi 15 menit 1. Memberikan 1. Aktif bertanya
kesempatan
bertanya
2. Menjawab 2. Mendengarkan
pertanyaan
3. Post test 3. Menjawab
pertanyaan post
test
4. Penutup 5 menit 1. Menyimpulkan 1. Mendengarkan
materi yang dan
dismapaikan oleh memperhatikan
penyuluh
2. Meminta/memberi 2. Memberi pesan
pesan dan kesan dan kesan
3. Ucapan 3. Menjawab salam
terimakasih dan
salam penutup

c. Evaluasi hasil

1. Sasaran dapat menyebutkan pengertian Abourtus

2. Sasaran dapat menyebutkan klasifikasi Abourtus

3. Sasaran dapat memahami penyebab Abourtus

4. Sasaran dapat memahami tanda dan gejala Abourtus

5. Sasaran dapat mengatasi dan mencegah Abourtu


MATERI ABORTUS

1. PENGERTIAN
Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu dan berat badan
janin kurang dari 500 gram (Murray, 2002)
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan oleh akibat-akibat tertentu pada atau
sebelum kehamilan oleh akibat-akibat tertentu pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia
22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan
(Praworihardjo, 2006)
Abortus adalah ancaman atau hasil pengeluaran konsepsi pada usia kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin mampu hidup di luar
kandungan (Nugroho, 2010) Abortus kompletus adalah keguguran lengkap di mana semua
hasil konsepsi (desidua dan fetus) telah keluar tanpa membutuhkan intervensi medis

2. KLASIFIKASI
Sarwono (2008) membagi abortus menjadi beberapa klasifikasi yaitu :
a. Abortus spontan Abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis untuk
mengosongkan uterus. Kata lain yang luas digunakan adalah keguguran (Miscarriage)
b. Abortus imminens (keguguran mengancam) Peristiwa terjadinya perdarahan dari
uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus,
dan tanpa adanya dilatasi serviks.
c. Abortus incipiene (keguguran berlangsung) Peristiwa perdarahan uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat,
tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Dalam hal ini rasa mulas menjadi lebih
sering dan kuat, perdarahan bertambah.
d. Missed abortion (retensi janin mati) Kematian janin sebelum berusi 20 minggu, tetapi
janin yang mati tertahan di dalam kavum uteri tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau
lebih.
e. Abortus habitualis Keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturut turut tiga
kali atau lebih. Pada umumnya penderita tidak tidak sukar menjadi hamil, tetapi
kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu.
f. Abortus provokatus Abortus terinduksi adalah terminasi kehamilan secara medis atau
bedah sebelum janin mampu hidup.
Abortus ini terbagi lagi mejadi :
1. Abortus therapeutic (abortus medisinalis) Abortus karena tindakan kita sendiri, dengan
alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan
indikasi kedis). Biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.
2. Abortus kriminalis Abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak
legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.
3. Unsafe abortion Upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksana tindakan
tersebut tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman sehingga
dapat membahayakan keselamatan jiwa pasien

3. PENYEBAB
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi.
Kelainan inilah yang paling umum menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum
umur kehamilan 8 minggu. Beberapa faktor yang menyebabkan kelainan ini antara lain :
kelainan kromoson/genetik, lingkungan tempat menempelnya hasil pembuahan yang
tidak bagus atau kurang sempurna dan pengaruh zat zat yang berbahaya bagi janin seperti
radiasi, obat obatan, tembakau, alkohol dan infeksi virus.

2. Kelainan pada plasenta.


Kelainan ini bisa berupa gangguan pembentukan pembuluh darah pada plasenta
yang disebabkan oleh karena penyakit darah tinggi yang menahun.

3. Faktor ibu seperti penyakit


Penyakit kronis yang diderita oleh sang ibu seperti radang paru paru, tifus, anemia
berat, keracunan dan infeksi virus toxoplasma
4. Kelainan yang terjadi pada organ kelamin ibu seperti gangguan pada mulut rahim,
kelainan bentuk rahim terutama rahim yang lengkungannya ke belakang (secara
umum rahim melengkung ke depan), mioma uteri, dan kelainan bawaan pada rahim.

5. Trauma
Tapi biasanya jika terjadi langsung pada kavum uteri.Hubungan seksual
khususnya kalau terjadi orgasme, dapat menyebabkan abortus pada wanita dengan
riwayat keguguran yang berkali-kali.

6. Faktor-faktor hormonal
Misalnya penurunan sekresi progesteron diperkirakan sebagai penyebab
terjadinya abortus pada usia kehamilan 10 sampai 12 minggu, yaitu saat plasenta
mengambil alih fungsi korpus luteum dalam produksi hormon. 7. Penyebab dari segi
Janin 1. Kematian janin akibat kelainan bawaan. 2. Mola hidatidosa. 3. Penyakit
plasenta dan desidua, misalnya inflamasi dan degenerasi

4. TANDA DAN GEJALA


Diduga abortus apabila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang
perdarahan per vagina setelah mengalami haid yang terlambat juga sering terdapat rasa
mulas dan keluhan nyeri pada perut bagian bawah. (Mitayani, 2009).
Secara umum terdiri dari :
a. Terlambat haid atau amenhore kurang dari 20 minggu.
b. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun,
tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil,suhu
badan normal atau meningkat.
c. Perdarahan per vaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi.
d. Rasa mulas atau kram perut di daerah simfisis, sering disertai nyeri pinggang
akibat kontraksi uterus.
Adapun ciri-ciri abortus kompletus antara lain :
1. Perdarahan pervagina
2. Kontraksi uterus
3. Ostium serviks sudah menutup
4. Ada keluar jaringan
5. Tidak ada sisa dalam uterus

5. PENANGANAN DAN PENCEGAHAN


Karena keguguran dipengaruhi oleh berbagai faktor, sulit menentukan langkah-
langkah spesifik yang perlu dilakukan untuk mencegah keguguran. Namun secara
umum, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah keguguran, yaitu:
1. Menerapkan pola makan sehat dengan gizi seimbang, terutama meningkatkan
konsumsi makanan yang mengandung serat.
2. Menjaga berat badan normal.
3. Menerima vaksin sesuai anjuran dokter untuk mencegah penyakit infeksi.
4. Tidak merokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, dan tidak
menyalahgunakan NAPZA.
5. Menangani penyebab keguguran yang sudah terdeteksi, misalnya suntik obat
pengencer darah bila mengalami sindrom antifosfolipid
DAFTAR PUSTAKA

Departement Kesehatan RI, Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, Jakarta, 1993.

Markum A.H,Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid I,Balai Penerbit FKUI, Jakarta 1991.

Riordan, J and Auerbach, Kathleen, Pocket Guide to Breastfeeding and Human Location, Jones
& Bartett Pub. Boston, 1996

Sacharin, Rosa M., Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi 2, EGC, Jakarta, 1994.

Anda mungkin juga menyukai