Abstract
Research Questions
Dapat dipahami bahwa dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan
berfokus pada penerapan kurikulum lembaga pendidikan Islam sebagai basis
pengembangan karakter masyarakat, dimana dalam penelitian ini subjek
penelitiannya adalah Kurikulum di SMK Ma’arif 6 Ayah dan komponen-komponen
pelaksananya seperti siswa, guru, karyawan, kepala sekolah dan masyarakat
sekitar. Dari tujuan penelitian ini maka rumusan masalah penelitian adalah;
Bagaimana penerapan Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam dalam
Pengembangan Karakter Masyarakat?
REVIEW OF LITERATURE
Karakter
Karakter adalah watak, sifat, akhlak ataupun kepribadian yang membedakan
seorang individu dengan individu lainnya. Karakter dapat dikatakan juga sebagai
keadaan yang sebenarnya dari dalam diri seorang individu, yang membedakan
antara dirinya dengan individu lain. Berikut ini adalah pengertian karakter menurut
para ahli, sebagai berikut:
1. Maxwell
Pengertian karakter sebetulnya jauh lebih baik dikomparasikan dengan sebatas
perkataan. Lebih dari urusan tersebut, karakter adalah pilihan yang bisa menilai
suatu tingkat kesuksesan dari seseorang.
2. Wyne
Pengertian karakter menandai bagaimana teknis maupun teknik yang dipakai
dalam memusatkan penerapan dari nilai-nilai kebajikan ke dalam suatu tingkah
laku maupun tindakan.
3. Kamisa
Pengertian karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak serta budi pekerti yang
dipunyai seseorang yang membuatnya bertolak belakang dibandingkan dengan
orang lainnya. Berkarakater pun dapat ditafsirkan sebagai mempunyai sebuah
watak serta kepribadian.
4. Doni Kusuma
Pengertian karakter ialah sebuah gaya, sifat, ciri, maupun ciri khas yang
dipunyai seseorang yang berasal dari pembentukan atupun tempaan yang
didapatkannya melewati lingkungan yang terdapat di sekitar.
5. Gulo W
Pengertian karakter merupakan jati diri yang dapat disaksikan dari titik moral
maupun tolak etis, contohnya saja kejujuran seseorang. Biasanya karakter
mempunyai hubungan pada sifat-sifat yang lazimnya tetap.
6. W.B. Saunders
Pengertian karakter ialah sifat yang nyata serta bertolak belakang yang mana
diperlihatkan oleh seseorang. Karakter itu dapat disaksikan dari berbagai
macam atribut di dalam tingkah laku seseorang.
7. Alwisol
Pengertian karakter ialah penggambaran dari tingkah laku yang dilaksanakan
dengan menunjukkan serta menonjolkan nilai, baik nilai tersebut benar atau
salah secara implisit maupun eksplisit. Karakter tentu bertolak belakang dengan
sebuah jati diri yang memang di dalamnya tidak mengikat nilai sama sekali.
8. Soemarno Soedarsono
Pengertian karakter adalah sebuah nilai yang telah terpatri di dalam diri
seseorang melewati pengalaman, pendidikan, pengorbanan, percobaan, serta
pengaruh lingkungan yang lantas dipadupadankan dengan nilai-nilai yang
terdapat di dalam diri seseorang dan menjadi nilai intrinsik yang terwujud di
dalam sistem daya juang yang lantas mendasari sikap, perilaku, dan pemikiran
seseorang.
9. Ryan & Bohlin
Pengertian karakter adalah sebuah pola perilaku seseorang. Orang dengan
karakter yang baik pasti saja bakal paham tentang kebaikan, menyukai
kebaikan, serta menggarap sesuatu yang baik pula. Orang dengan perilaku yang
memang cocok kaidah moral dinamakan sebagai orang yang berkarakter mulia.
10. Imam Al-Ghajali
Pengertian karakter adalah sifat yang mana tertanam di dalam sifat dan jiwa
seseorang tersebut. Sehingga secara spontan sikap, dan tindakan tersebut akan
terpencarkan.
11. Drs. Hanna Djumhana Bastaman M.Psi
Pengertian karakter merupakan format dari aktualisasi diri serta internalisasi
nilai serta moral yang berasal dari luar menjadi satu ke dalam unsur
kepribadiannya.
Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan “beraneka satu itu”
yang bermakna meski berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap
satu kesatuan. Negara republik Indonesia yang terdiri beraneka ragam budaya
bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan tersebut memiliki
kesatuan yang tercakup di dalam semboyan tersebut. Semboyan “Bhinneka
Tunggal Ika” bisa ditemukan dalam Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular yang
ditulis pada abad ke-14 pada era Kerajaan Majapahit (Susi Sumisih, 2019).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakter kebhinekaan
adalah watak, sifat, akhlak ataupun kepribadian manusia sebagai individu atau
kelompok masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika,
yang senantiasa menjaga persatuan tanpa membedakan suku, agama, ras, budaya
maupun adat istiadat.
Masyarakat
Definisi Masyarakat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
berarti “sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu
kebudayaan yg mereka anggap sama”. Masyarakat (yang diterjemahkan dari istilah
society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup
atau sebaliknya, dimana kebanyakan interaksi adalah antara individu-individu yang
terdapat dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" berakar dari bahasa Arab,
“musyarakah”. Arti yang lebih luasnya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah kelompok atau
komunitas yang interdependen atau individu yang saling bergantung antara yang
satu dengan lainnya. Pada umumnya sebutan masyarakat dipakai untuk mengacu
sekelompok individu yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Syaikh Taqyuddin An-Nabhani seorang pakar sosiologi menjabarkan tentang
definisi masyarakat, "sekelompok manusia bisa disebut sebagai suatu masyarakat
apabila mempunyai pemikiran, perasaan, serta sistem atau aturan yang sama".
Dengan kesamaan itu, manusia lalu berhubungan saling berinteraksi antara sesama
mereka berdasarkan kepentingan bersama (Suwari Akhmaddhian dan Anthon
Fathanudien, 2015).
Pengembangan masyarakat didasari sebuah cita-cita bahwa masyarakat bisa
dan harus mengambil tanggung jawab dalam merumuskan kebutuhan,
mengusahakan kesejahteraan, menangani sumber daya dan mewujudkan tujuan
hidup mereka sendiri. Pengembangan masyarakat diarahkan untuk membangun
supportive communities, yaitu sebuah struktur masyarakat yang kehidupannya
didasarkan pada pengembangan dan pembagian sumber daya secara adil serta
adanya interaksi sosial, partisipasi, dan upaya saling mendorong antara satu dengan
yang lain.
Salah satu tujuan pengembangan masyarakat adalah membangun sebuah
struktur masyarakat yang di dalamnya memfasilitasi tumbuhnya partisipasi secara
demokratis ketika terjadi pengambilan keputusan. Upaya ini menuntut
pembentukan proses yang memungkinkan sebuah masyarakat mempunyai akses
kepada sumber daya, mampu mengontrol sumber daya dan struktur kekuasaan di
masyarakat. (Zubaedi, 2013)
METHODS
Design
Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengatahuan
yang benar mengenai suatu masalah. Penelitian kualitatif merupakan penelitian
untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau
kelompok orang berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian
kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-
pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para
partisipan, menganalisis dan secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke
tema-tema umum, dan menafsirkan makna data. (Adhi Kusumastuti dan Ahmad
Mustamil Khoeron, 2019). Penelitian berfokus pada tiga tema yaitu: Penerapan
Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam, Karakter, dan Masyarakat. Lokasi
penelitian dilakukan di SMK Ma’arif 6 Ayah Kecamatan Ayah Kabupaten
Kebumen. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November 2021.
Participants
Dalam penelitian ini dibutuhkan partisipan-partisipan dari berbagai unsur di
Lembaga Pendidikan Islam dalam hal ini adalah SMK Ma’arif 6 Ayah. Partisipan
penelitan berjumlah 25 orang terdiri dari 10 orang siswa, 5 Orang guru, 5 orang
karyawan, 1 orang kepala sekolah dan 4 orang warga masyarakat. Siswa berjenis
kelamin laki-laki dan perempuan. Kriteria guru/karyawan adalah guru/karyawan
tetap di SMK Ma’arif 6 Ayah. Warga masyarakat adalah warga sekitar yang terlibat
dalam organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam di sekitar SMK Ma’arif 6 Ayah.
Instrument
Intrumen berfokus pada tiga tema penelitian yaitu: 1) Penerapan Kurikulum
SMK Ma’arif 6 Ayah; 2) Isi muatan kurikulum SMK Ma’arif 6 Ayah yang
berkarakter; dan 3) Pengembangan karakter masyarakat berbhineka tuggal ika. Dari
ketiga tema tersebut kemudian dipilih indikator yang tepat yang berasal dari
literatur terdahulu dan dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan. Jenis validasi
yang digunakan adalah validasi dari para ahli. Cara yang dilakukan adalah dengan
meminta pertimbangan para ahli untuk diperiksa dan dievaluasi secara sistematis.
Dalam menguji valid atau tidaknya instrumen, penelitin memvalidasi dari para
dosen ahli di bidangnya. Dalam prosesnya, dosen meneliti dan mencermati setiap
butir pertanyaan agar sesuai dengan kajian teori dan layak digunakan. Agar
penelitian terarah, peneliti menyusun kisi-kisi instrumen penelitian yang
selanjutnya dijadikan acuan dalam pedoman wawancara dan observasi.
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Kisi-kisi Pedoman
Tema Kisi-kisi Pedoman Wawancara
Observasi
Penerapan 1. Perencanaan penyusunan 1. Menggunakan beragam
Kurikulum kurikulum lembaga pendidikan pendekatan, media
Pendidikan Islam. pembelajaran, dan
Islam 2. Langkah-langkah strategis sumber belajar lainnya
yang dilaksanakan dalam agar siswa memberikan
penyusunan kurikulum pendapatnya sendiri
lembaga pendidikan Islam berdasarkan persepsi
yang berkarakter kebhinekaan. diri yang sebenarnya
3. Metode yang digunakan guru 2. Memberi kesempatan
pengajar dalam implementasi berfikir untuk
kurikulum berkarakter. menumbuhkan sikap
4. Media dalam setiap berfikir kreatif dan kritis
pembelajaran pendidikan Islam terhadap praktik
yang mengimplementasikan pendidikan Islam terkait
karakter Bhineka Tunggal Ika. pengembangan karakter
5. Kendala dan solusi dalam Bhineka Tunggal Ika.
implementasi atau penerapan 3. Memberikan umpan
kurikulum yang dapat balik dan melakukan
mengembangkan karakter penelian terhadap
masyarakat.
Karakter 1. Langkah-langkah yang telah implementasi
dilaksanakan lembaga kurikulum kebhinekaan.
pendidikan islam dalam
implementasi kurikulum
lembaga pendidikan islam
sebagai basis pengembangan
karakter kebinekaan.
2. Metode dan media yang
digunakan lembaga pendidikan
Islam dalam implementasi
kurikulum lembaga pendidikan
Islam sebagai basis
pengembangan karakter
kebhinekaan
3. Kendala dan solusi dalam
implementasi kurikulum
lembaga pendidikan islam
sebagai basis pengembangan
karakter kebhinekaan.
Masyarakat 1. Menanyakan aktualisasi
kurikulum lembaga pendidikan
islam dalam kegiatan
kemasyarakatan pada
partisipan.
2. Menanyakan adanya dampak
yang dirasakan oleh
masyarakat terkait penerapan
kurikulum lembaga pendidikan
islam terhadap pengembangan
karakter masyarakat
Data Collection
Pengumpulan sumber data dan informasi dari subyek dan objek penelitian
menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi non
partisipatif dilakukan dengan menganalisis dan mencatat secara sistematis
mengenai tingkah laku partisipan secara langsung. Observasi digunakan peneliti
untuk mengamati sikap dan karakter para partisipan dalam implementasi kurikulum
lembaga pendidikan Islam untuk mengetahui sejauh mana kurikulum tersebut dapat
mengembangkan karakter partisipan. Wawancara dilakukan melalui tanya jawab
secara sepihak menggunakan pedoman wawancara dengan merujuk pada
pelaksanaan pembelajaran serta menyampaikan butir yang hendak dikembangkan
peneliti. Peneliti menyampaikan terlebih dahulu pertanyaan yang telah disusun
secara sistematis dan mencatat semua jawaban lisan yang diberikan oleh partisipan
secara teliti. Khusus untuk Partisipan (Guru dan Kepala Sekolah) SMK Ma’arif 6
Ayah peneliti mencatat apapun data berupa bagaimana proses penyusunan
kurikulum, pelaksanaan kurikulum dalam kegiatan pembelajaran dan penerapan
kurikulum pendidikan sebagai basis pengembangan karakter masyarakat.
Dokumentasi yang dikumpulkan berupa catatan gambaran kegiatan SMK Ma’arif
6 Ayah, gambaran kegiatan organisasi siswa, dokumen kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP), silabus dan bahan ajar, sarana dan prasarana, dokumen
kegiatan hubungan masyarakat (kehumasan) serta literatur yang berkaitan dengan
tema penelitian.
Data Analysis
Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari tiga tahapan sebagaimana
teori dari Miles, Huberman, & Saldaña (2014). Pertama, mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok sesuai dengan tema dan memfokuskan
pada hal-hal penting saja. Pada tahap ini, data yang telah dikumpulkan berupa data
observasi dan wawancara terkait peran manajemen kurikulum lembaga pendidikan
islam sebagai basis pengembangan karakter masyarakat. Kedua adalah penyajian
data dengan membuat tabel dan teks naratif berupa uraian singkat yang bermakna.
Penyajian data disusun dalam pola hubungan dimulai dari hasil wawancara,
observasi dan dokumentasi sehingga mudah dipahami. Ketiga, melakukan
verifikasi data yang awalnya bersifat sementara. Data yang telah disajikan dengan
bukti-bukti pendukung yang kuat dikumpulkan untuk memperoleh kesimpulan
yang sesuai dengan tujuan masalah penelitian. Deskripsi singkat dari hasil temuan
diperjelas pada kesimpulan dan saran. Pada tahap ini, data disajikan dan
dikomentari untuk mengetahui apa yang terjadi sehingga dapat ditarik kesimpulan
secara umum tentang peran pendidikan Islam penerapan kurikulum lembaga
pendidikan islam sebagai basis pengembangan karakter masyarakat. Uji keabsahan
data dilakukan untuk menguji kredibiltas data menggunakan triangulasi yaitu
membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan informasi yang diperoleh
dengan mengindetifikasi kejujuran peneliti, mengecek sumber data melalui waktu
dan cara yang berbeda, metode dan teori yang digunakan.
CONCLUSION
Hasil temuan mengungkapkan bahwa kurikulum lembaga pendidikan
islam memiliki peranan penting dalam pengembangan karakter. Karakter yang
dimaksud seperti karakter bhineka tunggal ika yang ada pada masyarakat sekitar.
Temuan berikutnya adalah terkait dengan belum optimalnya penerapan kurikulum
kebhineka tunggal ika-an. Indikasi belum optimalnya penerapan kurikulum untuk
mengembangkan karakter kebhineka tunggal ika-an diantaranya disebabkan oleh
hubungan yang kurang harmonis antara lembaga pendidikan Islam dengan
masyarakat sekitar. Selanjutnya untuk optimalisasi penerapan kurikulum
stakeholder harus mendukung kegiatan-kegiatan sekolah dalam
mengimplementasikan peningkatan karakter masyarakat melalui kurikulum yang
dikembangkan oleh sekolah tersebut. Hal itu sebagai upaya untuk membina
hubungan baik antara sekolah dan mayarakat dan menciptakan lulusan SMK yang
berkarakter kuat dalam kebinekaan. Diharapkan, melalui kurikulum pendidikan
Islam yang ditetapkan akan terbentuk masyarakat yang memahami dan merepkan
nilai-nilai bhineka tunggal ika sehingga mewujudkan masyarakat yang cinta damai.
REFERENCES
Afandi, Muhamad, Chamalah, Evi, & Wardani, Oktarina Puspita. (2013). Model
dan Metode Pembelajaran di Sekolah. Semarang: Unissula Press.
Hawi, Akmal. (2017). Tantangan lembaga Pendidikan Islam. Tadrib, 3(1), 143-161.
Idris, Saefullah, ZA, Tabrani, & Sulaiman, Fikri (2018). Critical Education
Paradigm in the Prespective of Islam Education. Journal of Computational
and Theoretical Nanoscience, 24 (11), 8226 – 8230.
Maya, Rahendra & Lesmana, Iko. (2018). Pemikiran Prof. DR. Mujamil Qomar,
M.Ag. Tentang Manajemen Pendidikan Islam. e-Journal STAI Al Hidayah
Bogor. 1 (2), 291-316.
Ruslan & Hendra. (2019). Problematika Kurikulum Pendidikan Islam dalam Era
Pluralitas Agama. JurnalPemikiran Keislaman dan Kemanusiaan. 3(1)552-
560.
Salma. (2021). Pengertian, Ciri, dan Jenis Model Pembelajaran yang Perlu
Diketahui. https://penerbitdeepublish.com/model-pembelajaran/, diakses hari
sabtu tanggal 20 November 2021 Jam 22.42
Shulhan, Muwahid & Soim. (2013). Manajemen Pendidikan Islam Startegi Dasar
menuju Peningkatan Mutu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras.
Sumisih, Tuti. (2019). Konsep Bhinneka Tunggal Ika dalam Perspektif Tafsia Al-
Azhar dan Kontribusinyabagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Lampung: Universtas Negeri Raden Intan – Tesis.