Salah satu jenis titrasi pengendapan adalah titrasi Argentometri. Argentometri merupakan titrasi yang
melibatkan reaksi antara ion halida (Cl-, Br-, I-) atau anion lainnya (CN-, CNS-) dengan ion Ag+ (Argentum) dari
perak nitrat (AgNO3) dan membentuk endapan perak halida (Ag X).
Ag+ + X- AgX
Iodida
Ksp AgCl = 1,8 x 10-10
Bromida AgBr = 5,0 x 10-13
pAg = Klorida AgI = 6,3 x 10-17
- log [Ag +]
Cara Kerja :
- Siapkan larutan NaCl 0,1000 N sebanyak 1000 mL dengan cara melarutkan 5,80
gram NaCl p.a (telah dikeringkan dalam oven 110oC selama 1 jam) dengan aquades
di dalam labu ukur 1000 ml.
- Siapkan larutan AgNO3 0,1000 N sebanyak 500 mL dengan cara melarutkan 9,00
gram AgNO3 dengan aquades di labu ukur 500 mL.
- Ambil 25,00 mL NaCl dengan pipet volume, tuangkan kedalam erlenmeyer 250
ml, tambah 1,0 mL larutan K2CrO4 2% sebagai indikator.
- Titrasi dengan larutan AgNO3 yang telah disiapkan sampai pertama kali terbentuk
warna merah bata.
V AgNO3
2. Penentuan Kadar NaCl Dalam Garam Dapur
Tujuan :
Menetapkan kadar NaCl dalam garam dapur dengan cara
menstandardisasi larutan garam dapur dengan larutan standar AgNO3 menggunakan
metode Mohr (Garam dapur telah dikeringkan di dalam oven selama 1 jam dengan suhu
1100C)
Cara Kerja :
- Larutkan 1,00 gram garam dapur dengan aquades di dalam labu ukur 250 mL.
- Ambil 25,00 mL larutan garam dapur tersebut, tuangkan ke dalam erlenmeyer 250
mL, tambahkan 1,0 mL larutan K2CrO4 2% sebagai indikator.
- Titrasi dengan larutan standar AgNO3 sampai terbentuk warna merah bata.
- Percobaan diulang 3 kali
- Hitung kadar NaCl dalam garam dapur.
Cara Kerja :
- Siapkan larutan AgNO3 dengan cara melarutkan 9,00 gram AgNO3 kedalam
1000 mL.
- Siapkan larutan NH4SCN 0,1 N dengan cara melarutkan 7,60 gram NH4SCN.
- Ambil 25,00 mL larutan standar AgNO3 0,1000 N dengan pipet volume, tuangkan
ke dalam erlenmeyer 250 mL, tambahkan 5 mL larutan Fe(NH4)2SO4 1 N sebagai
indikator
- Titrasi dengan larutan NH4SCN (yang sudah disiapkan) sampai pertama kali
terbentuk warna merah kecoklatan.
- Percobaan dilakukan 3 kali
- Hitung normalitas (N) NH4SCN dengan cara :
V AgNO3 x N AgNO3
N NH4SCN =
V NH4SCN
2. Penentuan Kadar NaCl Dalam Garam Dapur
Tujuan :
Menetapkan kadar NaCl dalam garam dapur dengan cara menstandarisasi larutan
garam dapur menggunakan Argentometri metode Volhard.
Cara Kerja :
- Larutkan 1,00 gram sampel garam dapur (telah dikeringkan dalam oven selama 1
jam, suhu 110oC) dengan aquades di dalam labu ukur 250 mL.
- Ambil 25,00 mL larutan tersebut dengan pipet volume tuangkan ke dalam labu
erlenmeyer 250 ml.
- Tambahkan 1 mL asam nitrat 4 M dan 5 mL larutan Fe(NH4)SO4 1N.
- Tambahkan larutan standar AgNO3 (dalam keadaan berlebih tetapi harus diketahui
volumenya dengan pasti) ke dalam larutan yang ada dalam erlenmeyer.
Tujuan :
Penentuan konsentrasi klorida (Cl-) dalam air laut dengan titrasi Argentometri
metode Volhard.
Cara kerja :
- Ambil 5,00 mL sampel air laut dengan pipet volume, tuangkan kedalam
erlenmeyer 250 ml.
- Tambahkan 1 mL larutan HNO3 4M dan 5 mL larutan FeNH4(SO4)2 1N.
- Tambahkan 30-40 larutan standar AgNO3 (berlebih tetapi harus diketahui
volumenya dengan pasti) ke dalam larutan di atas.
- Tambahkan 15 mL nitrobenzena, kemudian labu erlenmeyer ditutup dan dikocok
secara merata sehingga semua endapan AgCl dilapisi oleh nitro- benzena.
- Sisa AgNO3 yang tak bereaksi dengan ion klorida (Cl-) dititrasi dengan larutan
standar NH4SCN menggunakan indikator Fe(NH4)SO4 1N sebanyak 5 mL.
Titik akhir titrasi dicapai pada saat pertama kali terbentuk warna merah coklat.
- Percobaan diulang 3 kali
- Hitung molaritas (M) ion khlorida dalam air laut.
( VAgNO3 x MAgNO3 ) – ( VNH4SCN x MNH4SCN )
M klorida =
V air laut (mL)
Pembahasan
Argentometri merupakan analisis volumetri berdasarkan atas reaksi pengendapan dengan
menggunakan larutan standar argentum. Atau dapat juga diartikan sebagai cara
pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau kadar Ag+ itu sendiri dari reaksi
terbentuknya endapan dan zat uji dengan titran AgNO3.
Tujuan dari percobaan kita kali ini adalah dapat melakukan standarisasi AgNO3 dengan
NaCl, dapat melakukan standarisasi NH4CNS dengan AgNO3,
dengan reaksi :
2 CrO + 2 H+ ↔ Cr2O + H2O
Sedangkan dalam suasana basa, ion Ag+ akan bereaksi dengan OH-dari basa dan
membentuk endapan Ag(OH) dan selanjutnya teroksidasi menjadi A2O dengan
reaksi :
2 Ag+ + 2OH- ↓ ↔ H2O
Hasil reaksi ini berupa endapan AgCl. Ag+ dan AgNO3 dengan Cl- dari NaCl
akan bereaksi membentuk endapan AgCl yang berwarna putih.
Setelah ion Cl- dalam NaCl telah bereaksi semua, maka ion Ag+ akan bereaksi
dengan ion CrO dari K2CrO4 (indikator) yang ditandai dengan perubahan warna,
dari kuning menjadi merah bata. Saat itulah yaitu saat AgNO3 tepat habis
bereaksi dengan NaCl. Keadaan tersebut dinamakan titik ekuivalen dimana
jumlah mol grek AgNO3 sama dengan jumlah mol grek NaCl.
x S Sedangkan kelarutan ion kromat (Ksp K2CrO4 = 1,1 x 10-12) adalah : Ksp
K2CrO4 = 453 17 S = 0,52 .10-3−
Pemilihan indikator dilihat juga dari kelarutan. Ion Cl- lebih dulu bereaksi pada
ion CrO , kemungkinan karena perbedaan keelektronegatifan Ag+ dan Cl- lebih
besar dibandingkan Ag+ dan CrO . Selain itu ion Cl- jika bereaksi dengan Ag+
akan lebih mengendap karena kelarutannya adalah Ksp AgCl = 1,82 x 10-10 ,
berdasarkan reaksi maka : Ksp AgCl = S2 5 10 10 . 35 , 1 10 82 , 1 −
Dalam proses standarisasi AgNO3 dengan NaCl digunakan 25 ml NaCl tiap kali
titrasi dan volume rata-rata AgNO3 yang diperlukan dalam percobaan adalah
27,67 ml. Dengan rumus netralisasi V1.N1 = V2 . N2, maka normalitas AgNO3
dapat dihitung dengan rumus perhitungan :
33 AgNO V NaCl V. NaCl N AgNO N
dan diperoleh hasil N AgNO3 adalah 0,09 N (Z1). AgNO3 perlu distandarisasi
agar diharapkan bisa diperoleh larutan standar AgNO3 0,1 N atau paling tidak
mendekati yang nantinya digunakan untuk menstandarisasi larutan yang lain.
Sebelum dititrasi, larutan berwarna keruh. Pada awal penetesan NH4CNS, terjadi reaksi
yang menyebabkan timbulnya endapan AgCNS yang berwarna putih dengan persamaan
reaksi :
NH4CNS (aq) + AgNO3 (aq) → AgCNS ↓ (s) + NH4NO3 (aq) AgCNS yang dihasilkan
berupa endapan putih, tetapi larutan masih bening. Sebelum dititrasi tadi, larutan AgNO3
0,1 N ditambah dengan 2,5 ml HNO3 6 N dan 0,5 ml indikator ferri ammonium sulfat.
Setelah Ag+ dalam AgNO3 habis bereaksi maka sedikit kelebihan NH4CNS dalam
sistem akan menyebabkan ion CNS- bereaksi dengan Fe3+ dari ferri ammonium sulfat
membentuk [Fe(CNS)6]3- dengan reaksi :
Fe3+ + 6 CNS → [Fe(CNS)6]3-
Reaksi 1M harus terjadi pada pH asam (rendah).
Untuk menimbulkan suasana asam pada sistem ditambahkan asam nitrat 6 N. Setelah
terjadi perubahan warna kompleks Fe(CNS) yang memberikan warna merah bata, maka
titrasi segera dihentikan.
Pada percobaan,volume NH4CNS yang dibutuhkan untuk titrasi 25 ml AgNO3 rata-rata
adalah 24,93 ml. dengan rumus mol grek, didapat konsentrasi NH4CNS / normalitas
NH4CNS sebesar 0,095 N (anggap sebagai “P”).
H. Kesimpulan
Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3. Ada 4 metode
argentometri yaitu metode Mohr, Volhard, Vajans, Duckel.
Dengan indikator adsorbsi ( fluorescein ) N AgNO3 = 0.095 NDengan indikator K2CrO4 N
AgNO3 = 0,09 NNormalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl :
Standarisasi NH4CNS dengan AgNO3 dihasilkan normalitas NH4CNS adalah 0,095 N.
Kadar NaCl dalam garam kasar sebesar 86,45%, dengan berat NaCl dalam larutan sample garam
dapur kasar adalah 38,902 mgram.
Banyaknya KBr hasil standarisasi adalah 73,78 gram.
Kemungkinan kesalahan