Anda di halaman 1dari 15

KARAKTERISTIK, MANIFESTASI, DAN RAGAM BELAJAR

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Belajar

Dosen Pengampu :

Muhammad Bisri, M. Pd.

Oleh : Kelompok 2

1. Al Mugni Nur Aini (20202600306)


2. Junialdo Firtasa (20202600327)
3. Khil Miyatul Mafaidah (20202600328)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-AZHAR

MENGANTI GRESIK

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan segala
nikmat kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu. Sholawat dan salam semoga teteap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad saw. Yang
telah membimbing umatnya menuju arah terang dan gemilang.

Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah ”Psikologi
Belajar” Prodi S-1 PGMI STAI Al-Azhar Menganti. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi
para pembaca, serta dapat dijadikan rujukan untuk penelitian lebih lanjut.

Saya menyadari makalah ini masih banyak kekurangannya, mungkin juga terdapat
kesalahan. Oleh karena itu, semua kritik dan saran yang berguna bagi perbaikan buku ini
matlah saya harapkan, dari manapun datangnya.

Gresik, 21 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................i

Daftar isi...................................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................3


B. Rumusan Masalah........................................................................................................4
C. Tujuan Masalah............................................................................................................4

BAB II : PEMBAHASAN

A. Apa yang di maksud dengan karakteristik perubahan belajar ....................................5


B. Apa itu Manifestasi perilaku belajar............................................................................7
C. Bagaimana menjelaskan tentang Ragam-ragam belajar ...........................................10

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................13
B. Saran...........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara mengenai psikologi berarti kita berbicara mengenai jiwa manusia


dan perilakunya. Pembicaraan mengenai psikologi diawali dengan kajian psikologi
dari segi etimologinya. Secara etimologis, psikologi berasal dari kata psyche yang
berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Berdasarkan arti kata tersebut, secara harfiah
psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Jika kita
mengacu pada salah satu syarat ilmu yakni adanya objek yang dipelajari, tidaklah
tepat jika kita mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari
tentang jiwa. Hal ini dikarenakan jiwa merupakan sesuatu yang bersifat abstrak dan
tidak bisa diamati secara langsung. Berkenaan dengan objek psikologi ini, hal yang
paling mungkin untuk diamati dan dikaji adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri,
yakni dalam bentuk perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Dengan demikian, psikologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari
tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.1

Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua


unsur yakni jiwa dan raga yang akhirnya dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya
yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.2 

Merujuk pada pengertian psikologi di atas dalam pengertian yang lebih luas,
psikologi belajar dapat dimaknai dengan suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji atau
mempelajari tingkah laku individu (manusia), di dalam usaha mengubah tingkah
lakunya yang dilandasi oleh nilai-nilai karakteristiknya dalam kehidupan pribadinya
atau kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan dalam alam sekitar melalui proses
pendidikan. Secara lebih spesifik psikologi belajar dapat dimaknai dengan suatu ilmu
yang mempelajari tingkah laku individu (manusia) dalam usaha mengubah tingkah
lakunya yang dilandasi oleh nilai-nilai kepribadian yang baik melalui proses
pembelajaran. Psikologi belajar pada dasarnya mencurahkan perhatiannya pada
1
Pupu Saeful Rahmat, Psikologi Pendidikan (Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2018), google books, 1-2.
2
Afi Parnawi, Psikologi Belajar (Yogyakarta: Deepublish, 2019), google books, 2.

iii
perilaku (perbuatan-perbuatan) ataupun budi pekerti orang-orang yang melakukan
kegiatan belajar dan mengajar yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran.3

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik perubahan hasil belajar?

2. Apa yang di maksud dengan Manifestasi perilaku belajar?

3. Bagaimana menjelaskan tentang Ragam-ragam belajar?

C. Tujuan Masalah

1. Agar dapat mengetahui Karakteristik Perubahan Hasil Belajar

2. Memahami yang di maksud dengan Manifestasi perilaku belajar.

3. Agar Dapat menjelaskan tentang Ragam-ragam belajar.

BAB II
3
Parnawi, Psikologi Belajar, 14-15.

iv
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Perubahan Hasil Belajar


1. Perubahan Internasional

Karakteristik perubahan Internasional itu tidak hanya terbatas pada benda atau
barang hasil produksi, tetapi juga mencakup ideologi, kepercayaan, sikap hidup,
dalam segala bentuk tatanan kehidupan masyarakat (Rogers dan Shoemaker,
1971:45). Dengan demikian, Karakteristik perubahan Internasional dapat dimaknai
dengan suatu ide, produk, informasi teknologi, kelembagaan, perilaku, nilai-nilai,
atau praktik-praktik baru yang belum banyak diketahui, dan digunakan atau
diterapkan oleh sebagian besar di lingkungan pendidikan yang dapat mendorong
terjadinya perubahan yang lebih baik. Perubahan yang baru dapat tertuju ke arah
perbaikan lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya yang dilakukan secara
sengaja dan berencana (tidak secara kebetulan). Selanjutnya, perubahan dan
pembaharuan ada perbedaan dan persamaannya. Perbedaannya adalah bila pada
pembaharuan ada unsur kesengajaan, sedangkan persamaannya adalah sama-sama
memiliki unsur yang baru atau lain dari sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk
meningkatkan kemampuan untuk mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.
Secara umum model perubahan Internasional dalam pendidikan ada dua bagian
yaitu sebagai berikut:

a. Top-down model yaitu inovasi pendidikan yang diciptakan oleh pihak tertentu
sebagai pimpinan atau atasan yang diterapkan kepada bawahan, seperti halnya
inovasi pendidikan yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional
selama ini,
b. Bottom-up model yaitu model inovasi yang bersumber dan hasil ciptaan dari
bawah dan dilaksanakan sebagai upaya untuk menciptakan penyelenggaraan dan
mutu pendidikan.4
2. Perubahan Positif Aktif

Belajar sebuah jalan perubahan yang sekaligus proses perubahan itu sendiri.
Seorang manusia tidak akan berubah dalam dirinya tanpa belajar. Perubahan itu
tingkah laku menuju suatu yang lebih baik, lebih positif, dengan kata lain belajar

4
Awaluddin Sitorus dan Hafni Andriani Harahap, Gerakan Inovasi Mendidik Berkarakter, (Lampung:CV
Perahu Litera Group,2019), google books, 3-4.

v
sebuah perubahan menuju kemajuan dan pencapaian harapan bukan perubahan
menuju kemunduran dan hayalan. Belajar suatu proses mental dan internal manusia
yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah-ranah itu tidak
boleh berhenti dan layu, tetapi harus berjalan aktif dan bisa mekar indah mewarnai
perjalanan hidupnya. Faktor positif dan aktif individu dalam proses belajar ikut
memiliki andil besar dalam menentukan pencapaian harapan. Perubahan tingkah
laku seseorang individu menjadi indikator individu itu telah belajar. Belajar untuk
melangkah ke depan yang lebih berkualitas dan bermakna dalam hidupnya.
Perubahan tingkah laku manusia tidak selalu sebagai hasil belajar, sebuah
perubahan tingkah laku manusia dikatakan sebagai hasil belajar bila memiliki
karakteristik. Ada pun karakteristik hasil belajar yang penting, yaitu: (a) belajar itu
intensional, (b) belajar itu positif-aktif (c) belajar itu efektif dan fungsional (Syah,
2009;16). Sesuatu perubahan terjadi tidak secara serentak atau kebersamaan, tetapi
perubahan terjadi secara bertahap karena perubahan itu suatu aktifitas yang
berproses. Menurut Jerome S, dalam belajar menempuh tiga tahap. Yaitu:

 Tahap informasi (tahap penerimaan materi)


 Tahap transformasi (tahap pengubahan materi)
 Tahap evaluasi (tahap penerimaan materi)5

Sesuai dengan penjelasan sebelumnya bahwa perubahan ini terjadi dengan usaha
yang lebih keras. (aktif) yang menimbulkan dampak yang baik, bermanfaat, dan
diharapkan (positif) oleh siswa atau guru. Permisalannya adalah seorang siswa
yang aktif mengikuti pelajaran dikelas, mengulanginya di rumah dan selalu
mengerjakan dan mengumpulkan tugas dengan kerja kerasnya sendiri serta diikuti
dengan doa maka ia akan mendapatkan hasil yang baik, bermanfaat dan sesuai
dengan harapannya.

3. Perubahan Efektif - Fungsional

Perubahan itu disebut efektif apabila perubahan itu membawa bekas,


pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi siswa yang belajar. Sedangkan
perubahan yang bersifat fungsional memiliki arti bahwa perubahan yang dihasilkan
oleh belajar tersebut dapat digunakan kapan saja ketika diperlukan dengan artian
“siap pakai” baik dalam ujian maupun pengalamannya dalam kehidupan. Dengan
5
Roshicin Mansur, “Belajar Jalan Perubahan Menuju Kemajuan,” Jurnal Vicratina, vol.3, no.1,(2018): 145-148,

vi
demikian perubahan fungsional merujuk pada perubahan yang didapat cenderung
bersifat tetap dan dapat dijaga dan digunakan dalam jangka waktu yang sangat
lama. Oleh karena itu perubahan yang bersifat efektif dan fungsional akan lebih
mudah dilihat karena sifatnya yang siap pakai dan berhasil guna atau berbekas dan
melekat atas individu tersebut. Hal ini terdapat pada dorongan-dorongan yang
menghasilkan perubahan positif lainnya.

Contoh dari perubahan ini adalah seorang siswa yang belajar tentang ilmu
fiqih, tentu akan memberikan pengaruh terhadap cara pandangaannya misal dia
belajar tentang tata cara bersuci dan jenis-jenis air suci dan menyucikan, maka
ketika ia melihat air yang ada dilaut maka dia akan menyimpulkan air.

B. Manifestasi Perilaku Belajar

Manifestasi atau perwujudan perilaku belajar biasanya telah sering tampak


dalam perubahan-perubahan sebagai berikut: 1) kebiasaan; 2) keterampilan; 3)
pengamatan; 4) berpikir asosiatif dan daya ingat; 5) berpikir rasional dan kritis; 6)
sikap; 7) inhibisi; 8) apresiasi; dan 9) tingkah laku afektif. Mengenai timbulnya sikap
dan kesanggupan yang konstruktif, juga berpikir kritis dan kreatif, seperti yang
dikemukakan sebagian ahli, tidak diuraikan secara eksplisit mengingat keterpaduan
perwujudan-perwujudan tersebut dalam sembilan perwujudan di atas.

1. Manifestasi Kebiasaan

Setiap siswa yang telah mengalami proses belajar, kebiasaan-


kebiasaannya akan tampak berubah. Kebiasaan itu tumbuh karena proses
penyusutan kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang
berulang-ulang. Pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak
diperlukan. Karena proses penyusutan/ atau pengurangan inilah, muncul suatu
pola bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis. Contoh, siswa yang
belajar bahasa secara berkali-kali menghindari kecenderungan penggunaan kata
atau struktur yang keliru, akhirnya akan terbiasa dengan menggunakan bahasa
secara baik dan benar. Jadi berbahasa dengan cara yang baik dan benar itulah
perwujudan perilaku belajar siswa tadi.

2. Manifestasi Keterampilan

vii
Keterampilan merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan urat-
urat syaraf dan otot-otot (neuronmuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan
jasmaniah seperti menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya, yang memerlukan
koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi. Keterampilan adalah
kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi
secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu.  

3. Manifestasi Pengamatan

Pengamatan merupakan suatu proses menerima, menafsirkan, dan


memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera seperti mata dan
telinga. Sebagai contoh, seorang anak yang baru pertama kali mendengar radio
akan mengira bahwa penyiar benar-benar berada dalam kotak bersuara itu.
Namun melalui proses belajar, lambat laun akan diketahuinya juga bahwa yang
ada dalam radio tersebut hanya suaranya, sedangkan penyiarnya berada jauh di
studio pemancar.

4. Manifestasi Berpikir Asosiatif dan Daya Ingat

Berpikir asosiatif adalah berpikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu


dengan lainnya yang merupakan suatu proses pembentukan hubungan antara
rangsangan dengan respon dan dipengaruhi oleh tingkat pengertian atau
pengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar. Sebagai contoh, siswa yang
mampu menjelaskan arti penting tanggal 12 Robiul Awal. Kemampuan tersebut
dalam mengasosiasikan tanggal bersejarah itu dengan hari ulang tahun (maulid)
Nabi Muhammad SAW hanya bisa didapat apabila ia telah mempelajari riwayat
hidup beliau.

Daya ingat merupakan perwujudan belajar, sebab merupakan unsur pokok


dalam berpikir asosiatif. Jadi, siswa yang telah mengalami proses belajar akan
ditandai dengan bertambahnya simpanan materi (pengetahuan dan pengertian)
dalam memori, serta meningkatnya kemampuan menghubungkan materi tersebut
dengan situasi atau stimulus yang sedang ia hadapi. 

5. Manifestasi Berpikir Rasional dan Kritis

viii
Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku belajar terutama
yang bertalian dengan pemecahan masalah. Pada umumnya, siswa yang berpikir
rasional akan menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam
menjawab pertanyaan “bagaimana” (how) dan “mengapa” (why). Dalam berpikir
rasional, siswa dituntut menggunakan logika (akal sehat) untuk menentukan
sebab akibat, menganalisis, menarik kesimpulan-kesimpulan, dan bahkan juga
menciptakan hukum-hukum (kaidah teoretis) dan ramalan-ramalan.  Dalam hal
berpikir kritis, siswa dituntut menggunakan strategi kognitif yang tepat untuk
menguji keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi kesalahan atau
kekurangan.

6. Manifestasi Sikap

Dalam arti yang sempit, sikap adalah pandangan atau kecenderungan


mental. Sikap merupakan kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi
dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. Dalam hal ini,
perwujudan perilaku belajar siswa akan ditandai dengan munculnya
kecenderungan-kecenderungan baru yang telah berubah (lebih maju dan lugas)
terhadap suatu objek, tata nilai, peristiwa, dan sebagainya.

7. Manifestasi Inhisibi

Inhisibi merupakan suatu upaya pengurangan atau pencegahan timbulnya


suatu respon tertentu karena adanya proses respon lain yang sedang berlangsung.
Dalam hal belajar, inhisibi ialah kesanggupan siswa untuk mengurangi atau
menghentikan tindakan yang tidak perlu lalu memilih untuk melakukan tindakan
lainnya yang lebih baik ketika ia berinteraksi dengan lingkungannya. Sebagai
contoh, seorang siswa yang telah sukses mempelajari bahaya alkohol akan
menghindari membeli minuman keras. Sebagai gantinya ia membeli minuman
sehat, susu misalnya.

8. Manifestasi Apresiasi

Pada dasarnya, apresiasi berarti suatu pertimbangan (judgment) mengenai


arti penting atau nilai sesuatu. Dalam penerapannya, apresiasi sering diartikan
sebagai penghargaan atau penilaian terhadap benda-benda, baik abstrak maupun
konkret yang memiliki nilai luhur. Apresiasi adalah gejala ranah afektif yang

ix
pada umumnya ditujukan karya-karya seni budaya seperti seni sastra, seni musik,
seni lukis, drama, dan sebagainya. Sebagai contoh, jika seorang siswa telah
mengalami proses belajar agama secara mendalam maka tingkat apresiasinya
terhadap nilai seni baca alquran dan kaligrafi akan mendalam pula.

9. Manifestasi Tingkah Laku Afektif

Tingkah laku afektif adalah tingkah laku yang menyangkut


keanekaragaman perasaan seperti takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang,
benci, was-was, dan sebagainya. Sebagai contoh, siswa dapat dianggap sukses
secara efektif dalam belajar agama apabila ia telah menyenangi dan menyadari
dengan ikhlas kebenaran ajaran agama yang ia pelajari, lalu menjadikannya
sebagai “sistem nilai diri”. Kemudian, pada gilirannya ia menjadikan sistem nilai
ini sebagai penuntun hidup, baik di kala suka maupun duka. 6

C. Ragam-ragam Belajar
Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang
memiliki corak yang berbeda antara satu dengan lainnya, baik dalam aspek materi dan
metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan.
Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan
kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-macam.
1. Ragam Abstrak
Ialah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Tujuannya untuk
memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-asalah yang tidaknyata. Dalam
mempelajari hal-hal yang abstrak diperlukan peranan akal yang kuat di samping
penguasaan atas prinsip, konsep, dan generalisasi. Misalnya belajar matematika,
kimia, kosmografi, astronomi, dan juga sebagian materi bidang studi agama
seperti tauhid.
2. Ragam keterampilan
Adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang
berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot atau neuromuscular.
Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu.
Dalam belajar jenis ini latihan-latihan intensif dan teratur amat diperlukan.
Misalnya belajar olahraga, musik, menari, melukis, memperbaiki benda-benda

6
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 120-125.

x
elektronik, dan juga sebagian meteri pelajaran agama seperti ibadah, salat dan
haji.
3. Ragam sosial
Adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk
memecahkan masalah tersebut. Tujuannya untuk menguasai pemahaman dan
kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga,
masalah persahabatan, masalah kelompok, dan masalah-masalah lain yang
bersifat kemasyarakan dan untuk mengatur dorogan nafsu pribadi demi
kepentingan bersama dan memberi peluang kepada orang lain atau kelompok lain
untuk memenuhi kebutuhannya secara seimbang dan proporsional. Misalnya
pembelajaran agama dan PPKN.
4. Ragam Pemecahan Masalah
Adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara
sistematis, logis, teratur, dan teliti. Tujuannya untuk memperoleh kemampuan
dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan
tuntas. Untuk itu, kemampuan siswa dalam menguasai konsep-konsep, prinsip-
prinsip, dan generalisasi serta insight (tilikan akal) amat diperlukan.
Untuk keperluan ini, guru (khususnya yang mengajar ekstra, seperti
matematika dan IPA) sangat dianjurkan menggubakan model dan strategi
mengajar yang berorientasi pada cara pemecahan masalah (Lawson,1991).
5. Ragam Rasional
Ialah belajar dengan menggunakan kempuan berpikir secara logis dan
sistematis (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya untuk memperoleh aneka ragam
kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep. Jenis belajar ini
sangat erat kaitannya dengan belajar memecahkan masalah.
Belajar rasional tidak memberi tekann khusus pada penggunaan bidang studi
eksakta. Artinya bidang-bidang studi non eksakta pun dapat memberi efek yang
sama dengan bidang studi eksakta dalam belajar rasional.
6. Ragam Kebiasaan
Adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru tu perbaikan kebiasn-
kebisaan yang telah ada. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dn
kebiasaaan-kebiasaan perbuatan baru yng lebih tepat dan positif dalam arti selaras
dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual). Selain itu, arti tepat dan positif

xi
ialah selaras dengan norma dan tata nilai norma yang berlaku, baik yang bersifat
religius maupun tradisional dan kultural.
7. Ragam Apresiasi
Adalah belajar mempertimbangkan (judgment) rti penting atau nilai suatu
objek. Tujuannya agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah
rasa (affective skills) zang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat
terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra, apresiasi musik, dan
sebagainya.
8. Ragam pengetahuan (studi)
Ialah belajar dengan melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek
pengetahuan tertentu. Studi ini juga dapat diartikan sebagai sebuah program
belajar terenana untuk menguasai materi pelajaran dengan melibatkan kegiatan
investigasi dan eksperimen (Reber, 1988). Tujuannya agar siswa memperoleh
atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang
biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya,
misalnya dengan menggunakan alat-alat laboratorium dan penelitian lapangan.
Contoh : kegiatan siswa dalam bidang stufi biologi mengenai protoplasma, yakni
zat hidup yang ada pada tumbuhan dan hewan. Dalam hal ini siswa melakukan
investigasi terhadap senyawa organik yang terdapat dalam protoplasma yang
meliputi: karbohidrat, lemak, protein dan asam nukleat. 7

BAB III

PENUTUP

7
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, 126-129.

xii
A. Kesimpulan
Karakteristik Perubahan Hasil Belajar meliputi : Perubahan Internasional
terdiri dari Top-down model & Bottom-up model, Perubahan Positif Aktif terdiri dari
Tahap informasi, Tahap transformasi dan Tahap evaluasi serta Perubahan Efektif –
Fungsional.
Manifestasi atau perwujudan perilaku belajar biasanya telah sering tampak dalam
perubahan-perubahan sebagai berikut: 1) kebiasaan; 2) keterampilan; 3) pengamatan;
4) berpikir asosiatif dan daya ingat; 5) berpikir rasional dan kritis; 6) sikap; 7)
inhibisi; 8) apresiasi; dan 9) tingkah laku afektif.
Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak
yang berbeda antara satu dengan lainnya, meliputi : Ragam Abstrak, Ragam
keterampilan, Ragam sosial, Ragam Pemecahan Masalah, Ragam Rasional, Ragam
Kebiasaan, Ragam Apresiasi dan Ragam pengetahuan (studi).

B. Saran
Sebaiknya dalam Belajar siswa harus melatih rutin dan membimbingnya.
Sehingga resiko kegagalan siswa akan belajar bisa di kordinir dengan sebaik
mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

xiii
Rahmat, Pupu Saeful. 2018. Psikologi Pendidikan. Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, google
books.

Parnawi, Afi. 2019. Psikologi Belajar , Yogyakarta: Deepublish, google books.

Harahap, Awaluddin Sitorus dan Hafni Andriani. 2019. Gerakan Inovasi Mendidik
Berkarakter, Lampung:CV Perahu Litera Group, google books.

Mansur, Roshicin. 2018. Belajar Jalan Perubahan Menuju Kemajuan, Jurnal Vicratina.

Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Belajar, Jakarta: Rajawali Pers,.

xiv

Anda mungkin juga menyukai