Anda di halaman 1dari 3

PENETAPAN AREA

PRIORITAS DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN
3H+1P
No.Doku
men :
No. Revisi
:
SOP
Tanggal
terbit :
Halamam 1/2
:
\
UPT PUSKESMAS Dr.Anggi hertanti
TERING SEBERANG

1. Pengertian Penetapan prioritas adalah suatu proses yang dilakukan oleh


sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk
menentukan urutan prioritas dari yang paling penting sampai
yang kurang penting. Penetapan prioritas dapat dilakukan
secara kualitatif dan kuantitatif.

2. Tujuan Sebagai acuan dalam menetapkan area prioritas dan


pelayanan prioritas di UPT Puskesmas Tering seberang
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Tering seberang
tentang Penetapan Area Prioritas dengan
Mempertimbangkan 3H + 1P nomor 441/PKM-
485/A/III/2018.
4. Referensi 1. Permenkes 1691 thn 2011 Tentang pedoman
keselamatan pasien.
5. Prosedur/langkah 1. Identifikasi unit kerja di Puskesmas yang kritikal,
-langkah risiko tinggi (high risk), diberikan dalam volume
besar (high volume), pembiayaan yang tinggi(high
cost),cenderung bermasalah (problem prone) yang
langsung terkait dengan mutu asuhan dan keamanan
lingkungan, dengan melihat dari data insiden
keselamatan pasien, komplain pasien, data 10 besar
penyakit, atau data lain yang mendukung.
2. Tetapkan nilai dari unit kerja yang paling bermasalah
dengan menggunakan 3 kriteria, diberi nilai 1-10 dari
yang paling sedikit hingga yang paling banyak : (a)
high risk, dilihat dari laporan insiden dari unit ; (b)
high volume, dilihat dari jumlah pasien yang
mendapatkan pelayanan di unit tersebut, (c)
pembiayaan yang tinggi(high cost) dan (d) problem
prone, dilihat dari data register resiko masing-
masing unit.
3. Hitung skor masing-masing unit dengan mengalikan
nilai dan bobot. Nilai diperoleh dari data high risk,
high volume,high cost dan problem prone yang tadi
sudah diberi angka, sedangkan bobot sudah
ditetapkan yaitu bobot high risk adalah 04, high
volume adalah 01, high cost adalah 03 dan problem
prone adalah 02.
4. Tetapkan area prioritasnya yaitu unit yang memiliki
skor tertinggi setelah dijumlahkan skor high risk,
high volume,high cost dan problem prone nya.
5. Identifikasi pelayanan yang bermasalah dari area
prioritas (unit yang skornya paling tinggi) yang
sudah ditetapkan pada pelayanan yang kritikal, risiko
tinggi (high risk), diberikan dalam volume besar
(high volume), pembiayaan yang tinggi(high cost),
cenderung bermasalah (problem prone) yang
langsung terkait dengan mutu asuhan dan keamanan
lingkungan, dengan melihat dari data insiden
keselamatan pasien, komplain pasien, data 10 besar
penyakit, atau data lain yang mendukung.
6. Tetapkan nilai pelayanan antara 1-4 dari pelayanan
yang sudah dipilih dari point sebelumnya melalui
pertimbangan ,masing-masing pada segi high risk,
high volume,high costdan problem prone.
7. Hitung skor masing-masing pelayanan dengan
mengalikan nilai dan bobot. Nilai diperoleh dari
pertimbangan yang sudah ditetapkan, sedangkan
bobot sudah ditetapkan yaitu bobot high risk adalah
04, high volume adalah 01, dahigh cost adalah 01
dan problem prone adalah 02.
8. Tetapkan pelayanan prioritasnya, yaitu pelayanan
yang memiliki skor tertinggi setelah dijumlahkan
skor high risk, high volume, high costdan problem
prone nya.
9. Masukkan area prioritas dan pelayanan prioritas
yang sudah ditetapkan pada program komite mutu
dan keselamatan pasien.
6. Unit terkait Semua unit pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai