Disusun Oleh:
Nama : Adelia Putri
NIM : K4317001
Kelas :A
Kelompok :1
I. JUDUL
Sistem Peredaran Darah
II. TUJUAN
1. Mahasiswa memahami sistem sirkulasi dalam tubuh manusia
2. Mahasiswa mampu mengukur frekuensi denyut nadi
3. Mahasiswa memahami faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi
4. Mahasiswa mampu mengukur tekanan darah
5. Mahasiswa memahami faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah
6. Mahasiswa dapat melakukan uji golongan darah
III. ALAT DAN BAHAN
Pengukur waktu (jam), alat tulis, tensimeter, indikator Hb, jarum lanset, serum anti A dan
anti B, objek glass, dan tusuk gigi
IV. PRINSIP KERJA
1. Mengukur denyut nadi
a. Probandus duduk dengan tenang dan menentukan arteri radialis ( menggunakan dua
atau tiga jari, menekan dengan lembut jari sampai dirasakan denyut nadi).
b. Mengukur denyut nadi probandus selama 1 menit dengan 5 kali perulangan sampai
diperoleh jumlah yang konstan
c. Dengan langkah yang sama, probandus melakukan olahraga selama 10 menit
d. Mengukur denyut nadi seperti sebelum berolah raga
2. Mengukur Tekanan Darah
a. Memasang manset pada lengan atas, dengan batas bawah manset 2-3 cm dari lipat
siku dan memperhatikan posisi pipa manset yang akan menekan tepat di atas
denyutan arteri dilipat siku ( arteri brachialis).
b. Meletakkan stetoskop tepat di atas arteri brachialis.
c. Meraba pulsasi arteri pada pergelangan tangan (arteri radialis).
d. Memompa manset hingga tekanan manset mencapai 30 mmHg setelah pulsasi arteri
radialis menghilang.
e. Membuka katup manset dan tekanan manset dibiarkan menurun perlahan dengan
kecepatan 2-3 mmHg/detik.
f. Bila bunyi pertama terdengar, mengingat dan mencatat sebagai tekanan sistolik.
g. Mencatat bunyi terakhir yang masih terdengar sebagai tekanan diastolik.
h. Menurunkan tekanan manset sampai 0 mmHg, kemudian melepaskan manset.
3. Menguji Golongan Darah dan kadar Hb
a. Membersihkan ujung jari probandus menggunakan alkohol 70%
b. Menusuk ujung jari dengan jarum lanset sampai keluar darah
c. Meneteskan darah yang sudah keluar di kedua ujung deg glass dan kertas skala
talquist
d. meneteskan serum anti A dan anti B pada kedua ujung deg glass yang sudah
ditetesi darah
e. Mengaduk menggunakan tusuk gigi dan mengamati apa yang terjadi
f. Membandingkan warna yang ada dengan skala talquist
V. DATA PENGAMATAN
1. Denyut Nadi
2. Tekanan Darah
VI. PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Sirkulasi dan Sistem Imun
Sistem peredaran darah pada manusia termasuk sistem peredaran darah tertutup
artinya darah mengalir melalui pembuluh darah. Sistem peredaran darah pada manusia
juga disebut sistem peredaran darah rangkap dimana darah melewati jantung sebanyak
dua kali. Peredaran darah dari jantung menuju paru-paru dan kembali ke jantung
disebut peredaran darah kecil. Darah beredar dari jantung ke seluruh tubuh dan kembali
ke jantung disebut peredaran darah besar (Arfianto, 2017). Sistem peredaran pada
manusia tersusun atas darah, pembuluh darah dan jantung sebagai pusat peredaran
darah (Pratiwi dkk, 2007). Sistem peredaran darah mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Mengangkut zat makanan dan sisa hasil metabolism
2. Mendistribusikan hormon dari kalenjar dan organ yang memproduksinya ke sel-sel
tubuh yang membutuhkan
3. Mengatur suhu tubuh melalui aliran darah
4. Mencegah hilangnya darah melalui mekanisme pembekuan darah
5. Melindungi tubuh dari bakteri dan virus dengan mensirkulasikan antibodi dan sel
darah putih.
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh
luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Sistem
imunitas tubuh memiliki berbagai fungsi yaitu membantu perbaikan DNA manusia;
mencegah infeksi yang disebabkan oleh jamur, bakteri, virus, dan organisme lain; serta
menghasilkan antibodi (sejenis protein yang disebut imunoglobulin) untuk memerangi
serangan bakteri dan virus asing ke dalam tubuh. Tugas sistem imun adalah mencari
dan merusak invader (penyerbu) yang membahayakan tubuh manusia. Salah satu
komponen utama sistem kekebalan tubuh adalah sel T. Sel T merupakan suatu bentuk
sel darah putih (limfosit) yang berfungsi mencari jenis penyakit pathogen lalu
merusaknya. Limfosit dihasilkan oleh kelenjar limfe yang penting bagi tubuh untuk
menghasilkan antibodi melawan infeksi. Secara umum, limfosit tidak berubah banyak
pada usia tua, tetapi konfigurasi limfosit dan reaksinya melawan infeksi berkurang.
Manusia memiliki jumlah T sel yang banyak dalam tubuhnya, namun seiring
peningkatan usia maka jumlahnya akan berkurang yang ditunjukkan dengan rentannya
tubuh terhadap serangan penyakit (Fatmah, 2006).
B. Mekanisme Sistem Sirkulasi (Pulmonal dan Sistemik)
Sistem peredaran darah manusia dapat terbagi menjadi tiga, yakni sirkulasi
sistemik, sirkulasi pulmonal, dan sirkulasi koroner. Ketiga sirkulasi ini saling bekerja
sama untuk memastikan kelangsungan hidup manusia
1. Sirkulasi sistemik
Sirkulasi sistemik merupakan sirlukasi darah yang mencakup seluruh
tubuh. Sirkulasi ini berlangsung ketika darah yang mengandung oksigen mengisi
serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis, usai melakukan pelepasan karbon
dioksida di paru-paru. Kemudian, darah yang sudah berada di serambi kiri
diteruskan ke bilik kiri, untuk selanjutnya disalurkan ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah utama (aorta). Darah yang dipompa melewati aorta akan terus
mengalir hingga ke bagian paling tepi di seluruh area tubuh. Setelah menyalurkan
berbagai zat yang dibawanya ke sel-sel tubuh, darah akan mengalir kembali
menuju serambi kanan jantung untuk mengalami proses pembersihan darah.
2. Sirkulasi pulmonal
Sirkulasi pulmonal (paru), ini merupakan sirkulasi darah dari jantung
menuju paru-paru, dan sebaliknya. Sirkulasi ini berlangsung saat darah yang
mengandung karbon dioksida dari sisa metabolisme tubuh kembali ke jantung
melalui pembuluh vena besar (vena cava). Lalu, memasuki serambi kanan dan
diteruskan ke bilik kanan jantung. Selanjutnya, darah yang sudah berada di bilik
kanan akan dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, untuk melakukan
pertukaran gas karbon dioksida dengan oksigen. Setelah itu, darah bersih yang
kaya oksigen akan memasuki serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis.
3. Sirkulasi coroner
Sama seperti organ tubuh lain, jantung juga membutuhkan asupan oksigen
dan nutrisi supaya dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Darah yang
menutrisi jantung akan dialirkan melalui arteri koroner ke otot-otot jantung. Maka
dari itu, sumbatan pada arteri koroner bisa mengurangi aliran oksigen dan nutrisi
ke otot jantung, sehingga meningkatkan risiko terkena serangan jantung.
L. Analisis Kadar Hb
Kadar Hb yang normal bagi pria umumnya sekitar 13,8 sampai 17,2 g/dL.
Sedangkan untuk wanita adalah 12,1 sampai 15,1 g/dL, dan jika lebih dari itu, maka
dinyatakan memiliki jumlah Hb tinggi. Kadar hemoglobin dapat digunakan sebagai
parameter yang menandakan keadaan anemia zat besi . Anemia zat besi ditandai
dengan kadar hemoglobin di bawah nilai normal 12,0 mg/dl pada perempuan dewasa.
Kelompok yang rentan terhadap anemia zat besi adalah tenaga kerja wanita. Kurangnya
asupan zat gizi merupakan faktor yang mengakibatkan terjadinya anemia pada pekerja
wanita, selain itu menstruasi yang dialami wanita usia subur setiap bulan juga
berpengaruh terhadap kadar hemoglobin dan produktivitas pada pekerja. Anemia yang
terjadi pada Wanita Usia Subur (WUS) dapat menimbulkan dampak bagi kesehatan dan
performa kerja seperti kelelahan dan penurunan kapasitas kerja. Wanita dengan
keadaan anemia, produktivitasnya lebih rendah jika dibandingkan dengan wanita yang
tidak anemia karena dapat terjadi penurunan kapasitas kerja pada penderita anemia,
artinya semakin rendah kadar hemoglobin maka akan menurunya produktivitas kerja
(Khasanah, 2018).