Anda di halaman 1dari 126

jdih.lkpp.go.

id
jdih.lkpp.go.id
jdih.lkpp.go.id
ttd

jdih.lkpp.go.id
1

jdih.lkpp.go.id
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 2


BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 3
1. Kondisi Umum................................................................................................................ 3
A. Tugas Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan (Deputi 1) ................... 3
B. Evaluasi Pencapaian Program dan Kegiatan tahun 2015 – 2019 ............................... 4
C. Aspirasi Masyarakat Terkait Dengan Pemenuhan Kebutuhan Barang Publik, Layanan
Publik, Dan Regulasi .......................................................................................................... 8
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS ................................................... 15
2.1 Visi ............................................................................................................................... 15
2.2 Misi .............................................................................................................................. 15
2.3 Tujuan Dan Sasaran Strategis ..................................................................................... 16
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA
KELEMBAGAAN .......................................................................................................... 18
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi......................................................................................... 18
3.2 Kerangka Regulasi ....................................................................................................... 24
3.3 Kerangka Kelembagaan............................................................................................... 28
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN .............................................. 34
4.1 Target Kinerja Program Dan Kegiatan ......................................................................... 34
4.2 Kerangka Pendanaan .................................................................................................. 37
BAB V PENUTUP ................................................................................................................. 38
LAMPIRAN ............................................................................................................................ 39
LAMPIRAN 1 : MATRIKS KINERJA DAN PENDANAAN UNIT ORGANISASI ESELON I/
ESELON II MANDIRI ............................................................................................................ 39
LAMPIRAN 2 : MATRIKS KERANGKA REGULASI ............................................................. 44
LAMPIRAN 3 : BAGAN CASCADING KINERJA .................................................................. 52
LAMPIRAN 4 : MANUAL IKU DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN STRATEGI DAN
KEBIJAKAN ......................................................................................................................... 53

jdih.lkpp.go.id
BAB I
PENDAHULUAN

1. Kondisi Umum
A. Tugas Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan (Deputi 1)

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga


Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) beserta perubahannya, dalam
melaksanakan tugas pengembangan, perumusan, dan penetapan kebijakan pengadaan
barang/jasa pemerintah, LKPP menyelenggarakan fungsi penyusunan dan perumusan
strategi serta penentuan kebijakan dan standar prosedur di bidang pengadaan
barang/jasa pemerintah termasuk pengadaan badan usaha dalam rangka kerjasama
pemerintah dengan badan usaha. Fungsi tersebut dilaksanakan oleh Deputi Bidang
Pengembangan Strategi dan Kebijakan sebagai unsur pelaksana tugas LKPP yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala LKPP.

Berdasarkan Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


Nomor 11 Tahun 2019 (Peraturan LKPP Nomor 11 Tahun 2019) tentang Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Deputi
Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan penyusunan strategi dan kebijakan pengembangan
pengadaan barang/jasa Pemerintah termasuk pengadaan badan usaha dalam rangka
kerjasama Pemerintah dengan badan usaha.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan


Kebijakan menyelenggarakan fungsi:
a) penyusunan rumusan strategi dan kebijakan di bidang pengadaan barang/jasa
Pemerintah dan pengadaan badan usaha dalam rangka kerjasama Pemerintah
dengan badan usaha, termasuk kerjasama internasional yang terkait dengan
pengadaan barang/jasa Pemerintah; dan
b) penyusunan standar, pedoman, prosedur dan manual untuk proses pengadaan
barang/jasa pemerintah.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Deputi Bidang Pengembangan Strategi


dan Kebijakan didukung oleh 3 (tiga) Direktorat sebagai berikut:
1. Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan Umum
Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan Umum mempunyai
tugas melaksanakan perumusan strategi dan kebijakan pengadaan umum,

jdih.lkpp.go.id
penyusunan standar, pedoman, prosedur dan manual untuk proses pengadaan
umum dan pemantauan evaluasi pelaksanaan kebijakan pengadaan umum.

2. Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan Khusus


Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan Khusus mempunyai
tugas melaksanakan perumusan strategi, kebijakan dan pedoman pengadaan
khusus, pemantauan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan/atau kinerja pengadaan
khusus dan pemberian pendapat dalam penyusunan kebijakan atau pelaksanaan
pengadaan khusus.

3. Direktorat Pengembangan Iklim Usaha dan Kerjasama Internasional

Direktorat Pengembangan Iklim Usaha dan Kerjasama Internasional mempunyai


tugas melaksanakan perumusan strategi, kebijakan dan penyusunan pedoman
pengembangan iklim usaha dan kerjasama internasional di bidang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.

B. Evaluasi Pencapaian Program dan Kegiatan tahun 2015 – 2019

Gambar 1. Rencana strategis Tahun 2015-2019 Deputi Bidang


Pengembangan Strategi dan Kebijakan

Dalam rangka pencapaian sasaran strategis untuk meningkatkan integritas dan


kemudahan dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa, program di Kedeputian Bidang
Pengembangan Strategi dan Kebijakan dengan kegiatan yang tersebar di 3 (tiga)
direktorat yaitu:
1. Evaluasi Kegiatan pada Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan
Pengadaan Umum :

jdih.lkpp.go.id
a. Penyusunan dan perundangan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
sebagai pengganti Peraturan Presiden 54 Tahun 2010 yang disusun sejak tahun
2017. Adapun maksud dan tujuan Peraturan Presiden pengganti ini adalah untuk
memperbaiki kekurangan pada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 dan
menampung perkembangan terhadap kebutuhan pengadaan barang/jasa
Pemerintah yang baik. Terdapat perubahan struktur yang mengalami
penyederhanaan dari semula 19 bab dan 139 pasal dan penjelasan menjadi
berisikan 15 bab dan 94 pasal pada Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018.
Pada peraturan presiden ini terdapat pula 12 pengaturan baru diantaranya
mengatur mengenai pengadaan terintegrasi, agen pengadaan, swakelola tipe III,
repeat order, e-reverse auction dan pengecualian.
b. Penyusunan pedoman teknis sebagai pelengkap Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 sebanyak 13 (tiga belas) pedoman dalam bentuk Peraturan LKPP.
c. Penyusunan dokumen standar dalam rangka pemilihan penyedia yang menjadi
acuan Pokja Pemilihan dalam penyusunan dokumen pemilihan penyedia
sebanyak 3 (tiga) dokumen
d. Sosialisasi Peraturan Presiden dan Peraturan LKPP di seluruh Indonesia
berdasarkan region selama 2 tahun mulai tahun 2018, sekaligus dilakukan
monitoring terhadap implementasi norma dan prosedur serta menyusun Daftar
Inventarisasi Masalah.
e. Penyusunan model sosialisasi dan monitoring dalam konsep digital sehingga
dapat menjangkau seluruh stakeholder PBJP baik di Kementerian, Lembaga dan
Pemerintah Daerah sampai level kabupten kota di seluruh Indonesia, mengingat
setiap tahunnya terjadi pemotongan anggaran dalam rangka optimalisasi
anggaran dengan mengurangi biaya perjalanan dinas.
f. Kordinasi dengan Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi dalam rangka
survey Kemudahan Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah kepada
stakeholder dengan penerapan norma dan prosedur yang baru.

2. Evaluasi Kegiatan pada Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan


Pengadaan Khusus
Adapun kegiatan yang telah dilakukan oleh Direktorat Pengembangan Strategi dan
Kebijakan Pengadaan Khusus:
a. Penyusunan dan perundangan Peraturan LKPP Nomor 29 Tahun 2018 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha Pelaksana dalam Penyediaan
Infrastruktur sebagai pengganti Peraturan Kepala LKPP Nomor 19 Tahun 2015
tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha Pelaksana dalam

jdih.lkpp.go.id
Penyediaan Infrastruktur khusus untuk pengaturan terkait Pengadaan Badan
Usaha Pelaksana KPBU Prakarsa Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah.
Peraturan Kepala LKPP Nomor 19 Tahun 2015 tetap berlaku khusus untuk
pengaturan terkait Pengadaan Badan Usaha Pelaksana KPBU Prakarsa Badan
Usaha dan Pengadaan Badan Penyiapan. Peraturan LKPP ini merupakan
peraturan yang diamanatkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun
2015 tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha untuk mengatur tata
cara pegadaan badan usaha pelaksana Kerja Sama Pemerintah dengan Badan
Usaha (KPBU) Dalam Penyediaan Infrastruktur. Peraturan ini diharapkan dapat
mewujudkan pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha Pelaksana (KPBU) yang
memenuhi tata kelola Pemerintahan yang baik sehingga dapat bermanfaat untuk
memperlancar penyelenggaraan penyediaan infrastruktur.
b. Penyusunan dan perundangan Peraturan LKPP Nomor 12 tahun 2019 tentang
Pedoman Penyusunan Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa sebagai
pengganti Peraturan Kepala LKPP Nomor 13 Tahun 2015 tentang Pengadaan
Barang Jasa di Desa. Perubahan yang dilakukan merupakan penyempurnaan
dalam upaya penyelarasan dengan kebijakan Pengelolaan Keuangan Desa dan
Pembangunan Desa serta kebijakan sektoral lainnya.
c. Kajian Implementasi Pengadaan Badan Usaha Kerjasama Pemerintah dengan
Badan Usaha menghasilkan 1 (satu) dokumen berupa laporan kajian manajemen
pengelolaan perjanjian Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Kajian
tersebut berisi tentang benchmarking manajemen pelaksanaan perjanjian KPBU
di Indonesia dengan pedoman manajemen pelaksanaan perjanjian di beberapa
negara di dunia. Adapun pedoman yang digunakan sebagai perbandingan
meliputi pedoman manajemen pelaksanaan perjanjian KPBU di India, Inggris, dan
Australia. Selain itu, terdapat pedoman lain yang digunakan sebagai
perbandingan yaitu pedoman dari APMG dan Global Infrastructure Hub.
d. Buku Pintar Pengadaan Barang/Jasa di Desa yang berisi penjelasan tentang
Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun 2019. Selain itu, terdapat peraturan lain yang
dimuat pada Buku Pintar Pengadaan Barang/Jasa di Desa yaitu UU Nomor 6
Tahun 2014, PP Nomor 43 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan PP Nomor 11 Tahun 2019, dan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018.
e. Pendampingan Penyusunan Peraturan/Pedoman/Dokumen Pengadaan di
Bidang Khusus berupa saran dan masukan terhadap peraturan/keputusan
direksi, antara lain Saran dan masukan terhadap Rancangan Peraturan Kepala
BP Batam; Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito tentang Pengadaan
Barang/Jasa di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito – Yogyakarta;

jdih.lkpp.go.id
f. Buku Frequently Asked Question (FAQ) / Daftar pertanyaan Kerja sama
Pemerintah dan Badan Usaha. Dokumen tersebut merupakan daftar pertanyaan
dari kegiatan sosialisasi, capacity building, dan konsultasi yang telah dilakukan.
g. Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan/ Standar dan Pedoman Teknis
Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Sosialisasi telah dilakukan kepada 5
pihak, yaitu Pemerintah Pusat/Daerah, Aparat Penegak Hukum (APH)/ Auditor,
Akademisi, Pelaku Usaha, dan Unsur Masyarakat.

3. Evaluasi kinerja pada Direktorat Pengembangan Iklim Usaha dan Kerjasama


Internasional
Adapun kinerja sebagaimana dimaksud di atas didukung oleh kegiatan yang telah
dilakukan untuk meningkatkan peran dan daya saing usaha nasional dalam
mengikuti PBJP serta meningkatnya kesiapan daya saing usaha dalam negeri dalam
kerangka kerjasama lnternasional di bidang PBJP adalah:
a. Pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kapasitas bagi Penyedia Barang/Jasa
Pemerintah di 14 Kota besar di Indonesia, hal ini untuk memberikan pemahaman
PBJP kepada penyedia untuk menarik minat berpartisipasi dalam PBJP
b. Penyusunan beberapa kajian seperti Kajian sentralisasi pengadaan, kajian
peningkatan penggunaan Produk dalam Negeri, kajian produk hijau dalam
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJP), kajian tentang dampak liberalisasi
PBJP dalam kerangka Kerjasama Internasional, serta kajian transitional
measures liberalisasi PBJP, kajian penentu nilai ambang batas dan dampak
liberalisasi PBJP, serta kajian daya saing dan dampak ekonomi dalam kerangka
Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-
EU CEPA). Hal ini dibutuhkan untuk memberi masukan dalam penyusunan
strategi dan kebijakan dalam rangka pengembangan iklim usaha dan kerjasama
internasional.
c. Melakukan pengembangan Aplikasi Vendor Direktori sebagai media promosi
pelaku usaha dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
d. Melaksanakan Sosialisasi Sustainable Public Procurement (SPP) di Lingkungan
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah Seluruh Indonesia;
e. Melakukan perundingan perjanjian perdagangan internasional dengan negara
mitra dagang khususnya di bidang PBJP dimana LKPP ditunjuk sebagai lead
negotiator. Perundingan yang dimaksud antara lain perundingan IEUCEPA (Uni
Eropa); perundingan IJEPA (Jepang); Indonesia-EFTA-CEPA, ASEAN-ANZFTA
(ASEAN, Australia dan Selandia Baru). Dalam pelaksanaan putaran perundingan
ini, LKPP menyusun posisi Pemerintah Indonesia terkait kebijakan pengadaan

jdih.lkpp.go.id
yang akan diperjanjikan dengan negara mitra. Posisi tersebut setelah disepakati
dalam perundingan kemudian dituangkan dalam summary of discussion (SoD)
tiap putaran perundingan. Dalam menyusun posisi pemerintah tersebut
diperlukan studi atau kajian yang komprehensif serta koordinasi dengan
kementerian terkait termasuk koordinasi dengan kelompok kerja perundingan
perdagangan internasional. Hal ini dibutuhkan agar posisi pemerintah untuk
pengadaan barang/jasa pemerintah secara optimal dapat mendukung
kepentingan nasional.
f. Melakukan kajian strategi government procurement dalam rangka penerapan
kebijakan economic partnership agreement di beberapa negara.
g. Sosialisasi Peraturan LKPP Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pelaksanaan Tender/Seleksi Internasional di sejumlah kota besar di Indonesia.
Sosialisasi ini dilakukan untuk menyampaikan informasi mengenai aturan
tender/seleksi internasional yang dapat digunakan oleh Kementerian/Lembaga
penerima pinjaman/hibah luar negeri (executing agency) dalam pelaksanaan
proyek-proyek kerjasama pendanaan pembangunan. Dalam pelaksanaan
sosialisasi sekaligus dilakukan monitoring terhadap implementasi norma dan
prosedur serta menyusun Daftar Inventarisasi Masalah.
h. Melakukan Comparative Study on Selected Countries di Vietnam, Malaysia,
Belanda, Slovakia dan Inggris. Kegiatan ini dilakukan antara lain untuk
mempelajari dan mendapatkan manfaat dari pengalaman negara-negara
dimaksud dalam pembukaan akses pasar pengadaan pada skema FTA serta
aturan pengadaan lain yang berlaku dalam FTA khususnya chapter government
procurement.
i. South to South Cooperation, LKPP bersama Kementerian Luar Negeri melakukan
pelatihan peningkatan kapasitas PBJP untuk Pemerintah Palestina dan Jordania
dalam hal Procurement Reform dan Electronic Procurement dan melakukan
promosi kapasitas kontraktor nasional dan produk-produk Indonesia.

C. Aspirasi Masyarakat Terkait Dengan Pemenuhan Kebutuhan Barang Publik,


Layanan Publik, Dan Regulasi

1. Aspirasi masyarakat salah satunya diperoleh dari survei kepuasan stakeholder


terhadap kepuasan pengguna terhadap kemudahan pemahaman dan kemudahan
pelaksanaan PBJP. Stakeholder yang dijadikan responden dalam survei ini meliputi
pelaku pengadaan baik dari unsur pemerintah maupun dari eksternal yaitu penyedia
dan penyelenggara swakelola. Dari hasil survei tersebut, diperoleh indeks

jdih.lkpp.go.id
Kepuasan Pengguna terhadap Kemudahan Pemahaman pada tahun 2019 adalah
88.68 naik sebesar 13,26 poin dibandingkan tahun 2018 yaitu dari 75,42.
Sementara Indeks Kepuasan Pengguna terhadap Kemudahan Pelaksanaan pun
naik sebesar 12,33 poin dari 71,57 di tahun 2018 menjadi 83,90 pada tahun 2019.
(sumber data:Laporan Kinerja Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan Tahun
2019).
Berdasarkan hasil survey tersebut terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan
perbaikan seperti meningkatkan kegiatan diseminasi terutama pada pengaturan
baru pada Peraturan Presiden No 16 Tahun 2018 seperti swakelola tipe III,
konsolidasi pengadaan, e-reverse auction dan repeat order. Kegiatan diseminasi
khususnya perlu ditingkatkan untuk PA/KPA, agar pemahaman PA/KPA terhadap
proses pengadaan barang/jasa makin baik dan turut memudahkan pelaksanaan
proses pengadaan barang/jasa. Selain diseminasi, peningkatan kompetensi Pelaku
Pengadaan juga perlu dilakukan misalnya melalui pendidikan dan pelatihan
kompetensi.

2. Beberapa aspirasi yang telah diperoleh terkait dengan perumusan dan pelaksanaan
penyusunan strategi dan kebijakan pengembangan Pengadaan barang/Jasa
Pemerintah termasuk pengadaan Badan Usaha dalam rangka Kerjasama
Pemerintah dan Badan Usaha adalah:
a) Berdasarkan hasil survey terkait kebijakan Kerja sama Pemerintah dan Badan
Usaha yaitu Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015, stakeholder menyatakan
bahwa perlu adanya template dokumen yang menjadi acuan bagi pelaku
KPBU, pengadaan KPBU diharapkan dapat dilakukan secara online/ada
aplikasi untuk KPBU, dalam penyelenggaraan pelatihan dapat memanfaatkan
media sosial dan perlu dimunculkan contoh-contoh kasus agar lebih efektif,
perlu pengaturan rewards & punishment yang jelas, dan akan lebih baik jika
tersedia data lembaga/badan usaha yang memiliki kompetensi terkait KPBU.
b) Berdasarkan hasil survey terkait Pengadaan Barang/Jasa di Desa yaitu Perka
LKPP Nomor 13 Tahun 2013, stakeholder menyatakan bahwa perlu dilakukan
harmonisasi sehubungan dengan diterbitkannya Permendagri No. 20 tahun
2018 tentang Perubahan Pengelolaan Keuangan Desa. Selain itu, diperlukan
format dokumen Pengadaan Barang/Jasa di Desa agar menjadi acuan bagi
pelaku PBJ di Desa.
c) Tingkat Kepuasan Pengguna terhadap Pedoman Pengadaan di Bidang
Khusus

jdih.lkpp.go.id
Pengukuran tingkat kepuasan pengguna terhadap pedoman pengadaan di
Bidang Khusus merupakan salah satu indikator kinerja sasaran program
“Terwujudnya Penyelesaian Permasalahan Pengadaan Barang/Jasa”
sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) LKPP Tahun 2015-
2019. Hal tersebut dijadikan sebagai sarana evaluasi terhadap strategi dan
kebijakan yang terdapat pada pedoman di bidang pengadaan khusus yang
telah diterbitkan yaitu Perka LKPP Nomor 13 Tahun 2013 sebagaimana telah
diubah Perka LKPP Nomor 22 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Cara
Pengadaan Barang/Jasa di Desa, dan Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015
tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha KPBU dalam
Penyediaan Infrastruktur.
d) Dari survey yang telah dilakukan, secara keseluruhan Indeks Kepuasan
terhadap Perka LKPP di bidang khusus pada tahun 2019 diperoleh sebesar
86,77 (Baik/Memuaskan). Pada tahun 2019, tingkat kepuasan mengalami
kenaikan dari tingkat kepuasan tahun 2018 sebesar 9,16 poin. Kontribusi
Indeks Kepuasan terhadap Perka LKPP di bidang khusus ini diperoleh dari
rata-rata Indeks Kepuasan terhadap Perka LKPP No 19 Tahun 2015 sebesar
85,06 dan Perka LKPP Nomor 13 Tahun 2013 sebagaimana telah diubah
Perka LKPP Nomor 22 Tahun 2015 sebesar 88,48. Hal ini menunjukan
persepsi pemangku kepentingan terhadap Perka LKPP No. 19 tahun 2015
sudah sesuai sebagai regulasi yang mendukung mereka dalam pelaksanaan
KPBU dan persepsi pemangku kepentingan menilai Perka LKPP No. 13 tahun
2013 sudah mendukung sebagai pedoman penyusunan Peraturan
Bupati/Walikota tentang Pengadaan Barang/Jasa di Desa.

3. Beberapa aspirasi dari stakeholder pengadaan telah dilakukan dengan melalui


survey untuk mengukur :
a) Tingkat Persepsi Pelaku Usaha Nasional dalam Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Hasil survey Tingkat Persepsi sesuai dengan target dalam Renstra 2015-
2019 adalah penyedia dengan tingkat persepsi diatas 50% dikategorikan
memiliki persepsi yang baik terhadap Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Dengan dasar tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai tingkat persepsi
penyedia barang/jasa di tahun 2019 pada wilayah yang disurvey adalah
82,04% yang didapatkan dari penjumlahan kategori baik dan sangat baik.
Angka ini menjadi dasar dalam menilai persepsi pelaku usaha terhadap
pengadaan barang/jasa pemerintah dimasa yang akan datang.

10

jdih.lkpp.go.id
b) Tingkat Persepsi Penyedia dalam Negeri dalam Kerangka Kerjasama
Internasional di Bidang PBJP
Hasil survey tingkat persepsi menggunakan analisis kuantitatif terhadap nilai
agregat masing-masing instrument penilaian dengan kategori sangat tinggi
dibagi dengan nilai kuisioner yang dapat dianalisa didapatkan angka tingkat
kesiapan agregat penyedia dalam negeri dalam menghadapi FTA sebesar
5,63%. Besaran angka ini menunjukkan nilai kesiapan sangat rendah sekali
dan menunjukkan bahwa penyedia dalam negeri kita belum siap menghadapi
akses pasar FTA-.Tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah menyusun
kajian lanjutan tentang kesiapan penyedia dalam negeri perlu dilakukan pada
tahun-tahun selanjutnya. Tujuan kajian lanjutan ini adalah mengetahui
perkembangan kesiapan penyedia dalam kerangka kerjasama internasional
di Bidang Pengadaan Pemerintah.

4. Potensi dan Permasalahan


Berdasarkan capaian kegiatan yang telah dilaksanakan oleh kedeputian 1, maka
dapat diidentifikasi potensi dan permasalahan berdasarkan analisis SWOT yaitu:
a. Kekuatan ( Potensi )
o Sesuai Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007, LKPP merupakan
Lembaga satu-satunya yang berwenang mengembangkan dan merumuskan
kebijakan pengadaan barang/jasa.
o Melalui kebijakan PBJP dapat mendorong penggunaan produk dalam negeri
dan produk pengadaan berkelanjutan, serta peningkatan partisipasi UMKM
dalam PBJP.
o PBJP di Indonesia menjadi acuan tidak hanya bagi Pemerintah dalam
melaksanakan pengadaan, namun juga bagi Badan Usaha Milik
Negara/Badan Usaha Milik Daerah (BUMN/BUMD), Badan Layanan
Umum/Badan Layanan Umum Daerah (BLU/BLUD), Desa dan Lembaga
lainnya (Draft LKPP).
o Keterlibatan LKPP di Kantor Bersama pada proses persiapan dan
pelaksanaan pengadaan barang/jasa Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha (KPBU) (Draft LKPP).
o Peran LKPP pada kerjasama perdagangan internasional dalam penentuan
posisi pemerintah Indonesia sebagai lead negotiator di bidang pengadaan
barang/jasa pemerintah serta.

11

jdih.lkpp.go.id
o Peran LKPP pada kerjasama pendanaan pembangunan dalam penyusunan
strategi dan kebijakan pengadaan pada proyek-proyek yang bersumber dari
pinjaman/hibah luar negeri.

b. Kelemahan ( Permasalahan )
o Terbatasnya anggaran yang dimiliki LKPP untuk menjalankan layanan setiap
tahun mengalami pemotongan/optimalisasi anggaran.
o Dalam penyusunan kebijakan belum mengikuti siklus kebijakan publik yang
meliputi perencanaan dan implementasi kebijakan.
o Belum memiliki instrumen dalam mengukur dampak terhadap implementasi
kebijakan.
o Belum memiliki standar penilaian kualitas kebijakan.
o Belum adanya model sosialisasi yang efektif bagi stakeholder pengadaan agar
kemudahan dalam implementasi kebijakan dapat ditingkatkan.
o Kewenangan LKPP yang mencakup hanya melaksanakan pengembangan,
perumusan, dan penetapan kebijakan PBJP, dan belum mencakup
pengadaan barang/jasa secara nasional mengakibatkan pengaruh kebijakan
pengadaan barang/jasa terhadap institusi lain seperti BUMN/BUMD tidak
siginifikan/nyata. Jika pengadaan barang/jasa pada
Kementerian/Lembaga/Pemda dan BUMN/BUMD menjadi satu pasar
pengadaan barang/jasa nasional, akan meningkatkan kinerja pengadaan
barang/jasa secara nasional.
o Belum adanya harmonisasi aturan pengadaan dengan aturan lainya yang
terkait, terutama untuk mendukung iklim usaha seperti dalam rangka
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri, memaksimalkan
pemberdayaan Pelaku usaha kecil dan pelaku usaha Nasional, dan
mendukung pengadaan yang berkelanjutan.

c. Peluang ( Potensi)
o Peran LKPP dan pengadaan barang/jasa untuk mendorong pemerataan
ekonomi dan percepatan pembangunan.
o Peningkatan iklim usaha nasional melalui strategi dan kebijakan perluasan
akses pasar serta keberpihakan pemerintah terhadap pelaku usaha nasional
dalam kerangka kerjasama internasional di bidang PBJP.
o Posisi strategis LKPP untuk menjadikan PBJP sebagai salah satu bargaining
power dalam kerjasama perdagangan internasional.

12

jdih.lkpp.go.id
o Terciptanya sinergi antara LKPP dengan institusi yang bertanggung jawab
terhadap kerjasama pendanaan pembangunan termasuk mitra pembangunan;
o Kebutuhan penyusunan peraturan terkait pengadaan barang/jasa yang selalu
berkembang dikarenakan kompleksitas jenis pengadaan dan kondisi
pengadaan.
o Memaksimalkan kegiatan sosialisasi baik terhadap pengaturan baru,
pengaturan tentang PBJP dalam rangka kerjasama Internasional dan Perlem
10/2018.
o Adanya standar dalam mengukur kualitas kebijakan yang yang dapat dijadikan
benchmark baik dari dalam negeri yaitu Indeks Kualitas Kebijakan dari LAN (
IKK LAN) maupun dari luar negeri seperti Worldwide Governance Indicators
dari World Bank dan iREG dari OECD (Organisation for Economic Co-
operation and Development).
o Pembentukan BLU Pengadaan untuk pelaksanaan pengadaan yang terpusat.
o Sistem pengadaan LKPP yang dijadikan benchmark oleh Institusi atau Negara
lainnya.
o Pembangunan infrastruktur nasional yang menggunakan skema pendanaan
KPBU.
o Belum ada institusi yang memiliki kewenangan untuk memastikan:
▪ bahwa proyek KPBU yang akan ditransaksikan sudah dipersiapkan
dengan baik.
▪ bahwa usulan proyek unsolicited telah dilakukan uji tuntas yang memadai
sehingga prakarsa dapat diproses lebih lanjut (ditransaksikan).
o Monitoring pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang menggunakan
APBDes.
o Perkembangan Penyelenggara Perdagangan melalui Sistem Elektronik (e-
commerce) yang dikelola swasta atau BUMN/BUMD dapat dijadikan mitra
LKPP dalam penyelenggaraan toko daring untuk menambah channel/saluran
untuk pengadaan barang/jasa, sekaligus memberikan kesempatan dan
peluang usaha bagi usaha mikro dan kecil yang menjadi pedagang
(merchant) pada e-commerce tersebut.

d. Ancaman ( Permasalahan )
o Belum ada Undang-Undang terkait pengadaan barang/jasa.
o Terdapat kemungkinan diperlukannya penyesuaian terhadap rencana
pembangunan nasional Tahun 2020-2024 akibat Pandemi Covid-19.

13

jdih.lkpp.go.id
o Persepsi stakeholder pengadaan tentang PBJP masih sempit, yang belum
memahami bahwa PBJP adalah salah satu instrumen penting dalam
pertumbuhan dan pemerataan ekonomi secara nasional.
o Peralihan pengadaan infrastruktur dari konvensional menjadi KPBU, sehingga
potensi terjadinya sanggahan dalam proses KPBU juga meningkat.
o Nilai APBDes yang semakin meningkat, jumlah desa yang banyak,
terbatasnya kemampuan aparat desa.
o Terbukanya peluang organisasi kemasyarakatan dan kelompok masyarakat
dalam PBJP sehingga merupakan competitor bagi pelaku usaha dalam PBJP.
Hal ini menjadi ancaman bagi LKPP untuk memberi pedoman bagaimana
menyusun strategi pengadaan yang berkeadilan.
o Pengenaan sanksi bagi pejabat pengadaan yang tidak menerapkan
Penggunaan Produk Dalam negeri dalam PBJP ( PP Pemberdayaan Industri
No. 29 thn 2018), sehingga LKPP harus senantiasa berkordinasi dengan
Kementrian Perindustrian untuk layanan informasi P3DN ( produk bersertifikat
TKDN) bagi pejabat pengadaan.
o Ketersediaan produk yang telah tersertifikasi berkelanjutan (lingkungan, sosial,
ekonomi) yang seharusnya diterbitkan oleh instansi terkait.
o Kurangnya pemahaman pelaku usaha terhadap keberpihakan LKPP dalam
memberikan kesempatan usaha dan peningkatan kapasitas pelaku usaha di
bidang PBJP.
o Belum adanya persepsi yang sama terkait pembukaan akses pasar PBJP
dalam kerangka kerjasama perdagangan internasional.
o Belum dilibatkannya UKPBJ dalam perencanaan pendanaan pembangunan.

14

jdih.lkpp.go.id
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

2.1 Visi
Visi yang dirumuskan tentunya harus selaras dengan arah kebijakan dan program
pembangunan nasional yang ditetapkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJMN) 2020-2024, serta mengacu Visi LKPP 2020-2024 yang
menggambarkan kondisi yang diinginkan oleh LKPP. Dengan mempertimbangkan RPJMN
2020-2024 serta capaian kinerja, potensi permasalahan, aspirasi masyarakat, dan Visi
LKPP untuk tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut: “Terwujudnya Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagai Penggerak Utama dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah untuk Mewujudkan Indonesia Maju, Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”
Dalam rumusan visi di atas, makna yang terkandung dijelaskan sebagai berikut:
1) sebagai Penggerak Utama dalam Pengadaan Barang/Jasa, dimaknai sebagai peran
LKPP yang menyelenggarakan tugas dan fungsi pengembangan, perumusan dan
penetapan kebijakan di bidang PBJ yang menjadi dasar untuk pelaksanaan
pengadaan barang/jasa sehingga sesuai dengan prinsip dan tujuan pengadaan yang
memberikan dampak terhadap percepatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
nasional dan daerah.
2) mewujudkan Indonesia Maju, Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong, dimaknai sebagai perwujudan Visi LKPP yang mendukung Visi
Presiden dan Wakil Presiden.

2.2 Misi
Untuk mencapai visi tersebut, LKPP melaksanakan Misi Pertama Presiden,
Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia, Misi Kedua Struktur Ekonomi yang Produktif,
Mandiri dan Berdaya Saing serta Misi Kedelapan, Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih,
Efektif, dan Terpercaya yang dirumuskan ke dalam 3 (tiga) misi, yaitu:
1) Menerapkan kebijakan pengadaan yang responsif dan mendorong kemandirian
bangsa sesuai dengan kemajuan teknologi;
2) Mengembangkan proses bisnis pengadaan berbasis elektronik dan pengelolaan SDM
pengadaan yang adaptif; dan
3) Meningkatkan akuntabilitas PBJ dimaknai sebagai suatu upaya LKPP dalam
mengatasi permasalahan PBJ secara transparan, akuntabel dan sesuai dengan
prinsip-prinsip pengadaan yang baik.

15

jdih.lkpp.go.id
Dalam mendukung ketercapaian visi dan misi LKPP, Kedeputian Bidang
Pengembangan Strategi dan Kebijakan memiliki peran sebagai berikut:
1) Menyediakan perumusan strategi dan kebijakan dibidang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang berkualitas;
2) Menyusun standar, pedoman, prosedur, dan manual terkait dengan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
3) Memfasilitasi kegiatan diseminasi kebijakan terkait dengan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah; dan
4) Melaksanakan monitoring-evaluasi pada pelaksanaan kebijakan terkait dengan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

2.3 Tujuan Dan Sasaran Strategis


Arah Kebijakan pengadaan barang/jasa pada tahun 2020-2024 menunjukan
komitmen LKPP dalam mendorong percepatan pembangunan dan pemerataan ekonomi
sesuai dengan Prioritas Nasional (PN) Pertama serta mendorong peningkatan kualitas tata
kelola pengadaan barang/jasa sesuai PN Ketujuh Agenda Pembangunan. Tujuan LKPP
pada tahun 2020-2024 yang didukung oleh Kedeputian Bidang Pengembangan Strategi
dan Kebijakan yaitu “Terwujudnya Ekonomi yang Produktif, Mandiri dan Berkeadilan
melalui Optimalisasi Penerapan Tata Kelola Pengadaan” dengan melalui sasaran strategis
Meningkatnya pemerataan ekonomi untuk. mendorong kemandirian bangsa melalui
optimalisasi penerapan tata kelola pengadaan dengan indikator kinerja utama yakni Indeks
kualitas kebijakan PBJ.
LKPP sebagai Lembaga Pemerintah yang melakukan perumusan, penyusunan,
hingga pelaksanaan kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah dituntut untuk dapat
menghasilkan kebijakan yang mendorong penguatan partisipasi dan prinsip-prinsip tata
kelola yang baik dalam proses pembuatan kebijakan publik. Pada periode 5 (lima) tahun
ke depan LKPP akan melakukan pengukuran indeks kualitas kebijakan pengadaan
barang/jasa pemerintah. Dengan adanya hasil pengukuran kualitas kebijakan diharapkan
LKPP akan mampu memperbaiki kebijakan yang sudah disusun dengan memotret
masalah yang seringkali muncul ketika implementasi kebijakan pengadaan barang/jasa
dan dapat menjadi dasar dalam pengambilan/pembuatan kebijakan-kebijakan di masa
yang akan datang.
Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran strategis LKPP tersebut di atas,
sasaran program Pengadaan Barang/Jasa Nasional yang merupakan dukungan terhadap
Sasaran Strategis “Meningkatnya pemerataan ekonomi untuk mendorong kemandirian
bangsa melalui optimalisasi penerapan tata kelola pengadaan”, dilaksanakan Kedeputian
Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan melalui sasaran program sebagai berikut:

16

jdih.lkpp.go.id
1) Meningkatnya kualitas kebijakan PBJ dengan Indikator Kinerja Progam:
− Indeks kualitas kebijakan PBJ.
2) Meningkatnya iklim usaha dalam PBJ dengan Indikator Kinerja Program:
− Persentase peningkatan partisipasi investor swasta/asing dalam proses
pengadaan KPBU/KPDBU;
− Jumlah partisipasi Pelaku Usaha Nasional dalam kerangka kerjasama
internasional; dan
− Skor indeks Penyedia di desa.
Selain itu Kedeputian Bidang Strategi dan Kebijakan juga mendukung capaian indikator
lainnya sebagai berikut:

INDIKATOR KINERJA
SASARAN STRATEGIS
SASARAN STRATEGIS

1. Meningkatnya pemerataan ekonomi untuk 1.1 Persentase


mendorong kemandirian bangsa melalui penggunaan produk
optimalisasi penerapan tata kelola pengadaan dalam negeri dalam
proses pengadaan
barang/jasa
1.2 Persentase nilai
transaksi UMKM
terhadap Rencana
Umum Pengadaan
2. Meningkatnya kualitas penerapan reformasi 2.1 Nilai reformasi
birokrasi birokrasi
3. Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan 3.1 Nilai AKIP
akuntabilitas keuangan 3.2 Opini BPK
4. Meningkatnya kualitas layanan LKPP kepada 4.1 Nilai IKM
publik

Bahwa dukungan Kedeputian Bidang Strategi dan Kebijakan dijabarkan dalam kegiatan
pada unit organisasi Eselon II sebagai berikut:
1. Peningkatan pemahaman stakeholder terhadap strategi/kebijakan pengadaan terkait
penggunaan produk dalam negeri dan peran UMKM;
2. Pelaksanaan dan pencapaian reformasi birokrasi;
3. Pencapaian target kinerja dan anggaran;
4. Pertanggungjawaban penggunaan anggaran;
5. Pelaksanaan pelayanan publik.

17

jdih.lkpp.go.id
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN

Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran strategis LKPP sebagaimana telah
diuraikan dalam Bab II, sasaran program Pengadaan Barang/Jasa Nasional yang merupakan
dukungan terhadap Sasaran Strategis Meningkatnya pemerataan ekonomi untuk mendorong
kemandirian bangsa melalui optimalisasi penerapan tata kelola pengadaan, dilaksanakan
Kedeputian 1 melalui sasaran program sebagai berikut:
1. Meningkatnya kualitas kebijakan PBJ dengan Indikator Kinerja Program dengan Indikator
Kinerja Program adalah Indeks kualitas kebijakan PBJ.
2. Meningkatnya iklim usaha dalam PBJ dengan Indikator Kinerja Program adalah:
a. Persentase peningkatan partisipasi investor swasta/asing dalam proses pengadaan
KPBU/KPDBU;
b. Jumlah partisipasi Pelaku Usaha Nasional dalam kerangka kerjasama internasional;
dan
c. Skor indeks Penyedia di desa.

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi


Salah satu agenda reformasi birokrasi yang penting untuk diwujudkan adalah
peningkatan kualitas kebijakan. Untuk mencapai peningkatan kualitas kebijakan
pengadaan barang/jasa pemerintah, Kedeputian Bidang Pengembangan Strategi dan
Kebijakan menetapkan salah satu indikator kinerja pada Rencana Strategis Tahun 2020-
2024 berupa pengukuran Indeks Kualitas Kebijakan. Dengan adanya hasil pengukuran
kualitas kebijakan, diharapkan Kedeputian Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan
akan mampu memperbaiki kebijakan yang sudah disusun dengan memotret masalah yang
seringkali muncul ketika implementasi kebijakan pengadaan barang/jasa dan dapat
menjadi dasar dalam pengambilan/pembuatan kebijakan-kebijakan di masa yang akan
datang. Mengingat banyaknya peraturan dan pedoman teknis yang telah disusun
kedeputian ini sejak tahun 2018.

Instrumen penilaian kualitas kebijakan yang akan digunakan oleh LKPP adalah
Indeks Kualitas Kebijakan yang dikeluarkan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN).
IKK dari LAN dianggap paling sesuai digunakan karena sudah sesuai dengan tata laksana
organisasi pada Kedeputian Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan.
Berdasarkan Surat Edaran Kepala LAN Nomor 4/K-1/HKM.02.3/2019 Tahun 2019
Tentang Pengukuran Kualitas Kebijakan bahwa Jenis kebijakan yang dapat diukur

18

jdih.lkpp.go.id
menggunakan Pedoman Pengukuran Kualitas Kebijakan dapat berupa peraturan
perundang-udangan atau bentuk lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Selanjutnya, Pedoman Pengukuran Kualitas Kebijakan dapat digunakan untuk
mengukur kualitas kebijakan yaitu kebijakan yang telah ditetapkan dalam kurun waktu 5
(lima tahun terakhir) dan paling kurang sudah diimplementasikan selama 2 (dua) tahun.
Penilaian kualitas kebijakan dilakukan terhadap seluruh peraturan yang disusun oleh
LKPP baik dalam bentuk Peraturan Presiden, Peraturan Lembaga maupun Keputusan
Lembaga.
Disamping sasaran program peningkatan kualitas kebijakan pengadaan barang/jasa
pemerintah, Kedeputian Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan memiliki sasaran
program lain yaitu peningkatan iklim usaha dalam PBJ, dengan Indikator Kinerja Program
sebagai berikut:

1. Persentase peningkatan partisipasi investor swasta/asing dalam proses


pengadaan KPBU/KPDBU;

Saat ini penyediaan infrastrukur masih menjadi agenda utama Pemerintah untuk
percepatan dan pembangunan ekonomi dalam perencanaan pembangunan nasional.
Sehubungan dengan hal tersebut Pemerintah memerlukan investasi infrastruktur
yang sangat besar. Dari total kebutuhan pendanaan investasi strategis infrastruktur
untuk kurun waktu 2020 s/d 2024 sebesar Rp. 6.445 triliun, APBN/APBD hanya
mampu memenuhi sekitar 37% dan BUMN sebesar 21% atau total hanya mampu
memenuhi 58% dari total kebutuhan investasi (RPJMN IV 2020-2024 BAPPENAS,
2019). Untuk mengatasi kesenjangan kebutuhan pendanaan penyediaan infrastruktur
tersebut, diperlukan sumber-sumber alternatif pendanaan baru. Salah satu alternatif
pendanaan yang sedang didorong oleh pemerintah adalah peningkatan peran swasta
dalam percepatan pembangunan infrastruktur melalui skema Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha (KPBU).

Kondisi saat ini, Peserta Pengadaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan


Usaha (KPBU)/Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha (KPDBU)
didominasi oleh BUMN. Hal ini tentunya menjadi perhatian pemerintah mengingat
BUMN mendapatkan penyertaan modal dari Pemerintah, sehingga apabila pemenang
Pengadaan KPBU merupakan BUMN maka hal ini tetap akan membebani keuangan
negara. Untuk meningkatkan efektifitas pembiayaan pembangunan infrastruktur
nasional melalui skema KPBU, maka dipandang perlu untuk mendorong peningkatan
partisipasi investasi pihak swasta nasional maupun asing agar kontribusi pembiayaan
pihak swasta sebesar Rp 2.706.000.000.000.000,- (dua ribu tujuh ratus enam ribu
triliyun rupiah) dapat tercapai di tahun 2024.

19

jdih.lkpp.go.id
Pengukuran peningkatan partisipasi investor swasta dan/atau asing dalam
proses pengadaan KPBU/KPDBU untuk mendukung Peningkatan Iklim Usaha dalam
Pengadaan Barang/Jasa, dilakukan dengan pengambilan data primer berdasarkan
proyek KPBU yang terdapat di daftar proyek KPBU (pipeline project Kantor Bersama
KPBU yang beranggotakan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementerian
Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, LKPP, BKPM dan PT Penjaminan
Infrastruktur Indonesia (Persero)) yang telah memasuki tahap Pemasukan Dokumen
Kualifikasi.

Pengukuran peningkatan partisipasi investor swasta dan/atau asing dalam


proses pengadaan KPBU/KPDBU mencakup:
1) Pengadaan Badan Usaha Proyek KPBU atas prakarsa pemerintah (Solicited);
dan
2) Pengadaan Badan Usaha Proyek KPBU atas prakarsa Badan Usaha (Unsolicit).

2. Jumlah partisipasi Pelaku Usaha Nasional dalam kerangka kerjasama


internasional;
Berdasarkan hasil evaluasi kinerja tahun 2015-2019 serta melihat potensi dan
permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya, maka perlu disusun strategi dan
kebijakan untuk mendukung pencapaian jumlah partisipasi pelaku usaha nasional
dalam kerangka kerjasama internasional yaitu antara lain penyusunan strategi dan
rumusan kebijakan pengembangan iklim usaha, penyusunan rumusan kebijakan
PBJP terkait kerjasama pendanaan pembangunan, penyusunan perumusan
kebijakan kerjasama perdagangan internasional berupa penetapan posisi runding,
serta peningkatan partisipasi pelaku usaha.

20

jdih.lkpp.go.id
Gambar 2. Peta Strategi dan Kebijakan Iklim Usaha

a. Penyusunan strategi dan rumusan kebijakan pengembangan iklim usaha;


Strategi dan rumusan kebijakan pengembangan iklim usaha yang akan dihasilkan
meliputi pedoman akses pasar bagi pelaku usaha PBJP di negara mitra dagang,
pedoman dalam kerangka kerjasama pendanaan pembangunan dan konsep
(roadmap) pengembangan iklim usaha.

Untuk menghasilkan pedoman tersebut, maka perlu dilakukan penyusunan kajian


yang terkait dengan lingkup perluasan kesempatan usaha dan lingkup kerjasama
internasional serta didukung oleh sejumlah aktivitas termasuk stakeholders
engagement. Hal tersebut diharapkan menjadi wadah konsultasi publik untuk
menyerap aspirasi, masukan, ide, menangkap peluang dan potensi, serta
menganalisis perkiraan permintaan (forecasting on procurement demand).

Di dalam konsep (roadmap) pengembangan iklim usaha tersebut akan


tergambarkan bagaimana tahapan dan pendekatan strateginya. Di tahap awal
pelaku usaha didorong untuk dapat berpartisipasi dalam Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (PBJP) dengan memberikan informasi tentang kebutuhan PJPB di
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah. Setelah terdaftar dalam sistem
PBJP dan mengisi data Sistem Informasi Kinerja Penyedia (SIKAP), para pelaku
usaha tersebut didorong untuk meningkatkan kompetensinya melalui kegiatan
peningkatan kapasitas pelaku usaha (PKP). Pada tahapan ini diharapkan

21

jdih.lkpp.go.id
kompentensi pelaku usaha terus meningkat sampai nanti bisa mempersiapkan
diri, tidak hanya berpartisipasi dalam Pengadaan Barang/Jasa di dalam negeri
namun juga bisa menangkap peluang-peluang untuk berpartisipasi dalam
Pengadaan Barang/Jasa secara internasional.

b. Penyusunan strategi dan rumusan kebijakan PBJP terkait kerjasama


pendanaan pembangunan
Strategi dan rumusan kebijakan PBJP terkait kerjasama pendanaan
pembangunan yang akan dihasilkan antara lain pedoman dalam kerangka
kerjasama pendanaan pembangunan dan revisi peraturan terkait tender/seleksi
internasional. Untuk menghasilkan rumusan kebijakan tersebut, perlu dilakukan
penyusunan kajian kerjasama pendanaan pembangunan dalam rangka
mengedepankan kepentingan Pemerintah Indonesia di bidang PBJP. Selain
kajian perlu juga didukung oleh aktivitas stakeholders engagement. Hal tersebut
diharapkan menjadi wadah konsultasi publik untuk menyerap aspirasi, masukan
dan ide guna mendukung penyusunan atau penyempurnaan regulasi.

c. Penyusunan strategi dan rumusan kebijakan kerjasama perdagangan


internasional berupa penetapan posisi runding
Strategi dan rumusan kebijakan kerjasama perdagangan internasional yang
dihasilkan berupa posisi Pemerintah Indonesia dalam perundingan perdagangan
di bidang PBJP dengan berbagai mitra dagang mencakup mitra bilateral, regional,
dan multilateral. Untuk menghasilkan rumusan kebijakan tersebut, maka perlu
dilakukan penyusunan kajian antara lain market assessment, market readiness,
skema nilai ambang batas dan periodisasi, transitional measures, request dan
offer, dll yang akan disesuaikan dengan negara mitra dagang perundingan. Selain
penyusunan kajian juga perlu dilakukan berbagai aktivitas stakeholders
engagement dalam lingkup Kementerian/Lembaga serta asosiasi/pelaku usaha
untuk memperkuat posisi perundingan PBJP.
d. Partisipasi pelaku usaha dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJP)
Sebagai wujud keberpihakan pemerintah terhadap pelaku usaha nasional, LKPP
juga mengemban strategi untuk meningkatkan partisipasi pelaku usaha dalam
PBJP. Dalam tataran strategis, pengembangan iklim usaha yang ideal adalah
dukungan penyusunan serta pelaksanaan 3 (tiga) strategi dan rumusan kebijakan
(yaitu konsep (roadmap) pengembangan iklim usaha, kerjasama pendanaan
pembangunan serta kerjasama perdagangan internasional) untuk mendukung
peningkatan partisipasi pelaku usaha dalam PBJP (secara domestik ataupun
internasional).

22

jdih.lkpp.go.id
Selain dukungan rumusan kebijakan, untuk meningkatkan partisipasi pelaku
usaha dalam PBJP dilakukan dengan cara peningkatan akses pasar di bidang
PBJP melalui kegiatan forum matching antara pelaku usaha dengan calon buyer.
Selanjutnya juga diperlukan penyusunan kajian perluasan kesempatan usaha
serta peningkatan kapasitas para pelaku usaha termasuk UMKM melalui kegiatan
pengembangan kapasitas pelaku usaha (PKP). Untuk mendorong keterlibatan
dan sinergi para pemangku kepentingan dilakukan aktivitas stakeholders
engagement termasuk asosiasi pelaku usaha dan perwakilan Indonesia di luar
negeri.

Dalam konteks penyediaan media informasi kesempatan usaha akan


dikembangkan platform vendor directory (VD) yang merupakan wadah promosi
pelaku usaha dan informasi mengenai peluang/pasar pengadaan baik di dalam
negeri maupun di luar negeri. Hal-hal tersebut juga didukung dengan adanya
kajian-kajian terkait perluasan kesempatan usaha.

3. Skor indeks Penyedia di desa.

Salah satu tujuan dari Dana Desa adalah Desa mempunyai kesempatan untuk
mengembangkan ekonomi masyarakat melalui pengembangan usaha. Tolak ukur
keberhasilan dari pengembangan ekonomi adalah adanya peran dari penyedia. Oleh
sebab itu, perlu adanya kebijakan yang mendukung terciptanya penyedia-penyedia
baru di Desa.

Dalam rangka mencapai hal tersebut, maka kebijakan Pengadaan Barang/Jasa di


Desa memprioritaskan penyedia di Desa setempat. Dengan adanya sinergi antara
besarnya dana yang berputar di Desa melalui kebijakan Dana Desa dan prioritas
penyedia di Desa setempat maka diharapkan tujuan peningkatan iklim usaha dalam
Pengadaan Barang/Jasa di Desa dapat tercapai.

Adapun indikator peningkatan skor indeks penyedia di Desa adalah sebagai berikut:

a. Keragaman produksi masyarakat desa, yang terdiri dari indikator terdapat lebih
dari satu jenis kegiatan ekonomi penduduk.
b. Tersedianya pusat pelayanan perdagangan, yang terdiri dari indikator:
1) Terdapat pasar Desa;
2) Terdapat sektor perdagangan di permukiman (warung dan minimarket); dan
3) Terdapat usaha kedai makanan, restoran, hotel dan penginapan.

23

jdih.lkpp.go.id
3.2 Kerangka Regulasi

1. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


Dalam rangka mengantisipasi perkembangan dan perubahan lingkungan
(ekosistem) Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah diperlukan penyesuaian-
penyesuaian dengan perkembangan dan perubahan tersebut. Untuk itu diperlukan
perbaikan melalui revisi peraturan baik terhadap Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah maupun terhadap Peraturan LKPP
sebagai petunjuk teknis. Terdapat beberapa alasan diperlukannya revisi terhadap
Peraturan LKPP, pertama karena karena peraturan tersebut sudah berjalan namun
hasil evaluasi atas pelaksanaan selama tahun 2018 - 2019 menunjukan bahwa terdapat
beberapa masalah dalam implementasi kebijakan sehingga diperlukan perbaikan,
antara lain:
a. Revisi Peraturan LKPP Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pedoman Swakelola
b. Revisi Peraturan LKPP Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia
c. Revisi Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengadaan
Barang/Jasa yang Dikecualikan pada Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Kedua, dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi Pengadaan
Barang/Jasa dipandang perlu untuk mengatur lebih lanjut peraturan yang sudah
dibuat, misalnya:
a. Peraturan LKPP Pedoman Pelaksanaan Konsolidasi
b. Peraturan LKPP tentang Pengadaan Barang/Jasa dalam Masa Keadaan Darurat
c. Peraturan LKPP tentang Pedoman Pelaksanaan Kontrak Payung
d. Peraturan LKPP tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemanfaatan Hasil
Inovasi
e. Peraturan LKPP tentang Pelaksanaan Toko Daring
f. Keputusan Deputi tentang Model Dokumen Swakelola
Revisi Peraturan LKPP juga diperlukan terhadap peraturan yang belum dapat
terimplementasi seperti Revisi Peraturan LKPP Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pedoman Agen Pengadaan.
Selain itu, dalam rangka pengembangan iklim usaha, regulasi yang diperlukan
antara lain:
a. Revisi Peraturan LKPP Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan
Tender/Seleksi Internasional.
b. Peraturan turunan yang diamanatkan oleh ratifikasi perjanjian perdagangan
internasional.

24

jdih.lkpp.go.id
c. Pedoman dalam kerangka kerjasama pendanaan pembangunan.
d. Pedoman monitoring, evaluasi iklim usaha.
e. Pedoman implementasi PBJP berkelanjutan.
f. Pedoman perundingan dengan mitra dagang.
g. Pedoman akses pasar bagi pelaku usaha PBJP di negara mitra dagang.
h. Penyusunan konsep (roadmap) pengembangan iklim usaha.
i. Pedoman pengembangan kapasitas pelaku usaha.

Adapun Kerangka Regulasi Perluasan Kesempatan Usaha dapat dilihat pada


gambar 3 berikut ini:

Gambar 3. Kerangka Regulasi Perluasan Kesempatan Usaha

25

jdih.lkpp.go.id
Gambar 4. Kerangka Regulasi Kerjasama Internasional

2. Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)


Regulasi yang diperlukan berkaitan dengan tata cara pengadaan dalam Kerja
sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Sehubungan amanat Perpres 38 Tahun
2015, dalam rangka meningkatkan partisipasi swasta dan asing dalam pengadaan
proyek KPBU, perlu disusun kebijakan pengadaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
pengadaan yaitu efisien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif
dan akuntabel. Dokumen kebijakan pengadaan KPBU yang disusun diharapkan dapat
meningkatkan minat swasta dan asing untuk ikut berpartisipasi dalam pengadaan
KPBU dan berinvestasi pada proyek infrastruktur di Indonesia. Kebijakan yang disusun
oleh Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan Khusus LKPP
berupa Norma/Standar/Peraturan/Model Dokumen/Kajian tentang Pengadaan KPBU.
Dalam proses penyusunan kebijakan pengadaan tersebut dilakukan juga proses
piloting kepada PJPK yang melaksanakan pengadaan KPBU agar peraturan yang
disusun dapat di implementasikan dan hasil piloting dapat di replikasi di proyek KPBU
lainnya.

3. Pengadaan Barang/Jasa di Desa


Salah satu tujuan dari Dana Desa adalah Desa mempunyai kesempatan untuk
mengembangkan ekonomi masyarakat melalui pengembangan usaha. Tolak ukur
keberhasilan dari pengembangan ekonomi adalah adanya peran dari penyedia. Oleh
sebab itu, perlu adanya kebijakan yang mendukung terciptanya penyedia-penyedia
baru di Desa.

26

jdih.lkpp.go.id
Dalam rangka mencapai hal tersebut, maka Norma/Standar/Peraturan/Model
Dokumen/Kajian tentang Pengadaan Barang/Jasa di Desa agar memprioritaskan
penyedia di Desa setempat. Dengan adanya sinergi antara besarnya dana yang
berputar di Desa melalui kebijakan Dana Desa dan prioritas penyedia di Desa setempat
maka diharapkan tujuan peningkatan iklim usaha dalam Pengadaan Barang/Jasa di
Desa dapat tercapai.
Kemudian dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa di Desa, sesuai dengan
Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa, disebutkan
bahwa Pengadaan Barang/Jasa di Desa diatur dengan Peraturan Bupati/Walikota
dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan
barang/jasa di Desa. Menindaklanjuti hal tersebut LKPP berdasarkan amanat Pasal 3
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 157 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Perpres
Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (LKPP), melaksanakan penyusunan dan perumusan perumusan strategi,
kebijakan dan penyusunan pedoman penyusunan kebijakan pengadaan barang/jasa di
Desa. Dengan kewenangan tersebut, kemudian pada tahun 2019 diterbitkanlah
Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyusunan Tata Cara
Pengadaan Barang/Jasa di Desa. Adanya pedoman penyusunan tata cara pengadaan
barang/Jasa di Desa diharapkan dapat mempercepat proses penyusunan Peraturan
Bupati/Walikota sehingga pelaksanaan pengadaan barang/jasa di Desa memiliki dasar
hukum. Pedoman penyusunan tata cara pengadaan barang/jasa di Desa yang diatur
dalam Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun 2019 tentunya akan terus berkembang sesuai
dengan dinamika sosial, ekonomi dan budaya di masyarakat termasuk desa. Oleh
sebab itu, perubahan/revisi terhadap pedoman penyusunan tata cara pengadaan
barang/jasa di Desa selalu terbuka.

4. Pengadaan Barang/Jasa pada Badan Layanan Umum (BLU)


Selain Desa, entitas yang perlu dirumuskan pedoman pengadaan barang/jasanya
berdasarkan Pasal 3 Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 157 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas Perpres Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) juncto Pasal 71 Peraturan Kepala LKPP
Nomor 11 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja LKPP adalah Badan Layanan
Umum atau BLU. Jumlah BLU di Indonesia ada 243. Berdasarkan Pasal 61 Perpres
Nomor 16 Tahun 2018, Pengadaan di lingkungan BLU dikecualikan dari Peraturan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Pengadaan Barang/Jasa pada BLU diatur
tersendiri dengan peraturan pemimpin BLU. Namun BLU sebagai instansi pemerintah
meskipun memiliki fleksibilitas dan kewenangan untuk mengatur sendiri pengadaannya

27

jdih.lkpp.go.id
namun tetap dipandang perlu untuk diberikan acuan yang dapat menjadi referensi
dalam menyusun peraturan pengadaan barang/jasa di internal BLU. Selain Perpres 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, peraturan yang perlu dirujuk
dan diperhatikan dalam perumusan kebijakan pengadaan barang/jasa pada BLU
adalah Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 sebagaimana diubah dengan
Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2012 tentang Badan Layanan Umum dan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/ PMK.02/2006 tentang Kewenangan Pengadaan
Barang/Jasa pada Badan Layanan Umum.

3.3 Kerangka Kelembagaan

Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah Nomor Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan
adalah unsur pelaksana tugas Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(LKPP) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala LKPP serta
mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan penyusunan strategi dan
kebijakan pengembangan pengadaan barang/jasa Pemerintah termasuk pengadaan
badan usaha dalam rangka kerjasama Pemerintah dengan badan usaha.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, berdasarkan Peraturan Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019, Deputi Bidang
Pengembangan Strategi dan Kebijakan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rumusan strategi dan kebijakan di bidang pengadaan barang/jasa
Pemerintah dan pengadaan badan usaha dalam rangka kerjasama Pemerintah
dengan badan usaha, termasuk kerjasama internasional yang terkait dengan
pengadaan barang/jasa Pemerintah; dan
b. penyusunan standar, pedoman, prosedur dan manual untuk proses pengadaan
barang/jasa pemerintah.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Deputi Bidang Pengembangan Strategi
dan Kebijakan didukung oleh 3 Direktorat yang meliputi Direktorat Pengembangan Strategi
dan Kebijakan Pengadaan Umum, Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan
Pengadaan Khusus, dan Direktorat Pengembangan Iklim Usaha dan Kerjasama
Internasional. Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan Umum
mempunyai tugas melaksanakan perumusan strategi dan kebijakan pengadaan umum,
penyusunan standar, pedoman, prosedur dan manual untuk proses pengadaan umum
dan pemantauan evaluasi pelaksanaan kebijakan pengadaan umum. Direktorat

28

jdih.lkpp.go.id
Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan Khusus mempunyai tugas
melaksanakan perumusan strategi, kebijakan dan pedoman pengadaan khusus,
pemantauan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan/atau kinerja pengadaan khusus dan
pemberian pendapat dalam penyusunan kebijakan atau pelaksanaan pengadaan khusus.
Direktorat Pengembangan Iklim Usaha dan Kerjasama Internasional mempunyai tugas
melaksanakan perumusan strategi, kebijakan dan penyusunan pedoman
pengembangan iklim usaha dan kerjasama internasional di bidang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah. Saat ini struktur organisasi kedeputian 1 dapat dilihat pada
gambar sebagai berikut :

Gambar 4. Struktur organisasi Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan

Dalam rangka mendukung visi misi LKPP khususnya misi satu menerapkan
kebijakan pengadaan yang responsif dan mendorong kemandirian bangsa sesuai dengan
kemajuan teknologi, perlu didukung oleh perangkat organisasi, proses bisnis/tata laksana
yang efektif dan efisien, serta kecukupan sumber daya manusia yang profesional. Untuk
itu kegiatan pengembangan dan penataan kelembagaan yang meliputi organisasi dan
proses bisnis/ tata laksana, serta pengelolaan sumber daya aparatur mutlak dilaksanakan
secara efektif, intensif, dan berkesinambungan. Oleh karena itu perlu dilakukan
restrukturisasi organisasi dengan berpegang pada transformasi dan arah pengembangan
strategis LKPP yang harus lebih berfokus pada penanganan yang direktif dan strategis.
Selain itu, untuk menciptakan peraturan lainnya dan selaras dengan prioritas

29

jdih.lkpp.go.id
pembangunan, maka diperlukan harmonisasi dari setiap bagian yang ada, baik dalam
perumusan peraturan maupun monitoring dan evaluasi peraturan. Saat ini, sesuai dengan
Peraturan LKPP Nomor 11 Tahun 2019, pembagian tugas dan fungsi direktorat di
Kedeputian Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan berdasarkan pada jenis
barang/jasa sehingga diperlukan harmonisasi antar direktorat ketika melakukan
perumusan regulasi. Arah Reorganisasi Kedeputian 1 adalah sebagai berikut:

1. Direktorat Strategi dan Kebijakan Pengelolaan Pengadaan;


Perubahan kebijakan umum menjadi pengelola pengadaan, dimana pengelolaan
pengadaan meliputi; regulasi aturan pelaksanaan pengadaan barang/jasa
pemerintah, akuntabilitas, pelaku pengadaan, persaingan usaha. Disamping itu,
Direktorat Strategi dan Kebijakan Pengelolaan Pengadaan juga menyusun dan
merumuskan kebijakan sektoral yang ditujukan untuk sektor tertentu yang
memberikan value for money pengadaan barang/jasa pemerintah.
Direktorat Strategi dan Kebijakan Pengelola Pengadaan dengan tugas dan fungsi
sebagai berikut:
• Tugas:
Melaksanakan perumusan strategi dan kebijakan pengelolaan pengadaan,
penyusunan standar, pedoman, prosedur dan manual untuk proses pengadaan
dan pemantauan evaluasi pelaksanaan kebijakan pengadaan.
• Fungsi :
a) penyiapan perumusan strategi dan kebijakan pengelolaan pengadaan;
b) penyiapan penyusunan pedoman pengelolaan pengadaan;
c) penyiapan pelaksanaan diseminasi pedoman pengelolaan pengadaan; dan
d) penyiapan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pedoman pengelolaan
pengadaan

2. Direktorat Strategi dan Kebijakan Pembiayaan dan Inovasi Pengadaan; dan


Penambahan tugas kajian analisis dan inovasi pengadaan mengarah kepada
kebijakan untuk inovasi regulasi pengadaan. Direktorat Strategi dan Kebijakan
Pembiayaan dan Inovasi Pengadaan dengan tugas dan fungsi sebagai berikut:
• Tugas:
Melaksanakan perumusan strategi dan kebijakan Pengadaan KPBU dan
pembiayaan lain, serta analisis dan inovasi pengadaan
• Fungsi :
a) penyiapan perumusan strategi dan kebijakan pengadaan KPBU dan
pembiayaan lain
b) penyiapan penyusunan pedoman pengadaan KPBU dan pembiayaan lain;

30

jdih.lkpp.go.id
c) penyiapan pelaksanaan diseminasi pedoman pengadaan KPBU dan
pembiayaan lain;
d) penyiapan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pedoman pengadaan
KPBU dan pembiayaan lain; dan
e) pelaksanaan kajian analisis dan inovasi pengadaan

3. Direktorat Strategi dan Kebijakan Iklim Usaha.


Direktorat Strategi dan Kebijakan Iklim Usaha dengan tugas dan fungsi sebagai
berikut:
• Tugas:
a) Pengembangan Iklim Usaha
b) Pengembangan Kesempatan Usaha
c) Pengembangan Kerjasama Internasional
• Fungsi:
a) penyiapan perumusan strategi dan kebijakan pengembangan iklim usaha
b) penyiapan penyusunan pedoman pengembangan iklim usaha
c) penyiapan pelaksanaan diseminasi pedoman pengembangan iklim usaha
d) pelaksanaan kajian analisis pengembangan iklim usaha
e) penyiapan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pedoman pengembangan
iklim usaha; dan
f) Penyiapan perumusan strategi dan kebijakan kerjasama internasional di bidang
pengadaan barang/jasa pemerintah

Untuk mencapai visi – misi organisasi tahun 2020-2024, Kedeputian Bidang


Pengembangan Strategi dan Kebijakan memiliki kebutuhan SDM pada tahun 2024
sebanyak 83 orang, sedangkan pada tahun 2020 jumlah sumber daya manusia pada
Kedeputian Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan berjumlah 53 orang.
Penjabaran kebutuhan SDM pada Kedeputian Bidang Pengembangan Strategi dan
Kebijakan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kebutuhan SDM Kedeputian Bidang Pengembangan dan Strategi Kebijakan

Formasi Formasi
No NAMA SATUAN ORGANISASI/JABATAN
2020 2024
KEDEPUTIAN BIDANG PENGEMBANGAN STRATEGI DAN
53 83
KEBIJAKAN
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN 1 1
Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan
1 17 27
Umum
A Direktur Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan Umum 1 1
Jabatan Fungsional
a) Analis Kebijakan Utama 2

31

jdih.lkpp.go.id
Formasi Formasi
No NAMA SATUAN ORGANISASI/JABATAN
2020 2024
b) Analis Kebijakan Madya 2 4
c) Analis Kebijakan Muda 4 6
d) Analis Kebijakan Pertama 7 8
e) Perencana Muda 1
f) Perencana Pertama 2
g) Pranata Komputer Pertama 1 1
h) Arsiparis Pertama 1 1
Kepala Subdirektorat Perumusan Kebijakan Pengadaan
1
Umum
Kepala Seksi Pengkajian Strategi dan Kebijakan
a.
Pengadaan Umum
Kepala Seksi Penyusunan Strategi dan Kebijakan
b.
Pengadaan Umum
Kepala Subdirektorat Pemantauan, Evaluasi dan
2
Diseminasi Kebijakan Pengadaan Umum
Kepala Seksi Diseminasi Kebijakan Pengadaan
a.
Umum
Kepala Seksi Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan
b.
Kebijakan Pengadaan Umum
a) Pengadministrasi Keuangan 1 1
Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan
2 18 27
Khusus
Direktur Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan
B 1 1
Khusus
Jabatan Fungsional
a) Analis Kebijakan Utama 2
b) Analis Kebijakan Madya 2 4
c) Analis Kebijakan Muda 4 6
d) Analis Kebijakan Pertama 8 8
e) Perencana Muda 1
f) Perencana Pertama 2
g) Pranata Komputer Pertama 1 1
h) Arsiparis Pertama 1 1
Kepala Subdirektorat Perumusan Kebijakan Pengadaan
1
Khusus
Kepala Seksi Perumusan Kebijakan Pengadaan
a.
Khusus I
Kepala Seksi Perumusan Kebijakan Pengadaan
b.
Khusus II
Kepala Subdirektorat Implementasi Kebijakan Pengadaan
2
Khusus
Kepala Seksi Implementasi Kebijakan Pengadaan
a.
Khusus I
Kepala Seksi Implementasi Kebijakan Pengadaan
b.
Khusus II
a) Pengadministrasi Keuangan 1 1
Direktorat Pengembangan Iklim Usaha dan Kerjasama
3 17 28
Internasional
C Direktur Pengembangan Iklim Usaha dan Kerjasama Internasional 1 1
Jabatan Fungsional
a) Analis Kebijakan Utama 2
b) Analis Kebijakan Madya 2 4

32

jdih.lkpp.go.id
Formasi Formasi
No NAMA SATUAN ORGANISASI/JABATAN
2020 2024
c) Analis Kebijakan Muda 4 6
d) Analis Kebijakan Pertama 7 9
e) Perencana Muda 1
f) Perencana Pertama 2
g) Pranata Komputer Pertama 1 1
h) Arsiparis Pertama 1 1
1 Kepala Subdirektorat Iklim Usaha
a. Kepala Seksi Pengembangan Pelaku Usaha
b. Kepala Seksi Kesempatan Usaha
a) Pengadministrasi Keuangan 1 1
2 Kepala Subdirektorat Kerjasama Internasional
a. Kepala Seksi Multilateral
b. Kepala Seksi Bilateral

Jika dilihat dari formasi kebutuhan SDM di setiap kedirektoratan, jabatan fungsional
perencana disediakan pada tahun 2024. Mengingat jabatan tersebut dibutuhkan setiap
tahunnya maka akan diusulkan untuk merevisi formasi ini.

33

jdih.lkpp.go.id
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1 Target Kinerja Program Dan Kegiatan


Target kinerja sasaran program pengembangan sistem Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Kedeputian Bidang Pengembangan
Strategi dan Kebijakan disajikan pada tabel sebagai berikut:

PROGRAM TEKNIS
Tujuan Strategis/ Unit Kerja
No Sasaran Strategis/ Indikator Satuan 2020 2021 2022 2023 2024 Penanggung
Sasaran Program Jawab
1 Tujuan Strategis:
Terwujudnya ekonomi
yang produktif, mandiri
dan berkeadilan melalui
optimalisasi penerapan
tata kelola pengadaan
Sasaran Strategis:
Meningkatnya
pemerataan ekonomi
untuk mendorong
kemandirian bangsa
melalui optimalisasi
penerapan tata kelola
pengadaan
Direktorat
Sasaran Program 1: Pengembangan
Indeks kualitas
Meningkatnya kualitas Predikat Cukup Cukup Sedang Sedang Baik Strategi dan
kebijakan PBJ
kebijakan PBJ Kebijakan
Pengadaan Umum
Persentase
Direktorat
Sasaran Program 2: peningkatan
Pengembangan
Meningkatnya iklim partisipasi Persen 2 2 4 5 6
Strategi dan
usaha dalam PBJ investor
Kebijakan
swasta/asing

34
jdih.lkpp.go.id
PROGRAM TEKNIS
Tujuan Strategis/ Unit Kerja
No Sasaran Strategis/ Indikator Satuan 2020 2021 2022 2023 2024 Penanggung
Sasaran Program Jawab
dalam proses Pengadaan
pengadaan Khusus
KPBU/KPDBU

Jumlah
partisipasi
Direktorat
Pelaku Usaha
Pengembangan
Nasional Pelaku
80 100 120 135 145 Iklim Usaha dan
dalam Usaha
Kerjasama
kerangka
Internasional
kerjasama
internasional
Direktorat
Pengembangan
Skor indeks
Strategi dan
penyedia di Skor 0,5 0,5 0,55 0,6 0,65
Kebijakan
desa
Pengadaan
Khusus

Selain itu Kedeputian Bidang Strategi dan Kebijakan juga mendukung capaian indikator lainnya sebagai berikut:

INDIKATOR KINERJA TARGET


SASARAN STRATEGIS SATUAN
SASARAN STRATEGIS 2020 2021 2022 2023 2024
1. Meningkatnya pemerataan 1.1 Persentase penggunaan Persen 40 45 50 52,5 55
ekonomi untuk mendorong produk dalam negeri dalam
kemandirian bangsa proses pengadaan
melalui optimalisasi barang/jasa
penerapan tata kelola 1.2 Persentase nilai transaksi Persen 25 30 40 45 50
pengadaan UMKM terhadap Rencana
Umum Pengadaan

35

jdih.lkpp.go.id
INDIKATOR KINERJA TARGET
SASARAN STRATEGIS SATUAN
SASARAN STRATEGIS 2020 2021 2022 2023 2024
2. Meningkatnya kualitas 2.1 Nilai reformasi birokrasi Predikat BB BB BB BB A
penerapan reformasi
birokrasi
3. Meningkatnya akuntabilitas 3.1 Nilai AKIP Predikat Baik Baik Baik Baik Sangat
kinerja dan akuntabilitas Baik
keuangan 3.2 Opini BPK Opini WTP WTP WTP WTP WTP
4. Meningkatnya kualitas 4.1 Nilai IKM Predikat Baik Baik Baik Baik Sangat
layanan LKPP kepada Baik
publik

36
jdih.lkpp.go.id
4.2 Kerangka Pendanaan
Kerangka Pendanaan Program Pengembangan Sistem Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, Kedeputian Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan disajikan pada
tabel sebagai berikut:
TARGET KINERJA / ALOKASI ANGGARAN
KODE URAIAN (JUTA RUPIAH)
2020 2021 2022 2023 2024
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Eselon I :
Kedeputian Bidang Pengembangan
Strategi dan Kebijakan
Penyusunan Strategi, Kebijakan
3933 serta Regulasi di Bidang Iklim Usaha 4,052 6,310 6,798 7,335 7,924
dan Kerja Sama Internasional
Kerjasama Internasional Pengadaan
3933.001 1.315 3,780 4,079 4,401 4,754
Barang/Jasa
Kegiatan Pengembangan Pelaku
3933.003 Usaha dalam Pengadaan Barang/Jasa 2.244 1,530 1,631 1,760 1,902
Pemerintah
Kegiatan fasilitasi Pengadaan
Berkelanjutan untuk digunakan dalam
3933.004 PBJP 493 1,000 1,088 1,174 1,268
Kegiatan Perluasan Kesempatan
Usaha Bagi PBJP
Penyusunan Strategi, Kebijakan
3934 serta Regulasi di Bidang Pengadaan 2,697 8,809 12,335 13,009 13,750
Khusus dan Pertahanan Keamanan
Peraturan Perundang-Undangan
Pengadaan Barang/Jasa Khusus
3934.009 629 3,500 4,901 5,169 5,464
Penyusunan Strategi/Kebijakan
Pengadaan Khusus
Standar dan Pedoman Teknis
3934.010 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa 1,275 - - - -
di Bidang Khusus
3934.014 Pihak yang Mendapatkan Sosialisasi 792 - - - -
Pemberian Pendapat Pengadaan
3934.xxx - 1,724 2,414 2,546 2,691
KPBU
Pendampingan Penyusunan Kebijakan
3934.xxx - 2,585 3,619 3,817 4,035
Pengadaan Khusus
Pemantauan dan Evaluasi Kebijakan
3934.xxx 1,000 1,400 1,477 1,561
Pengadaan Khusus
Penyusunan Strategi, Kebijakan
3935 serta Regulasi di Bidang Pengadaan 2,391 10,650 13,055 12,918 13,306
Umum
Perumusan Kebijakan, Diseminasi dan
Pemantauan Kebijakan LKPP
3935.001 1,545 5,150 7,305 5,464 5,628
Rekomendasi Strategi dan Kebijakan
Pengadaan Umum
Penyusunan Formulasi Permasalahan
Penerapan Kebijakan PBJP dan
3935.008 Formulasi Aksi-Aksi Kebijakan 846 5,500 5,750 7,455 7,678
Rumusan Strategi dan Kebijakan
Pengadaan Umum

37

jdih.lkpp.go.id
BAB V
PENUTUP

Rencana strategis Kedeputian Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan 2020-


2024 merupakan dokumen perencanaan lima tahunan yang dipergunakan sebagai panduan
bagi seluruh direktorat di lingkungan Kedeputian Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan,
dalam rangka merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan program serta kegiatan di
lingkungan direktorat masing-masing untuk mencapai tujuan dan sasaran yang akan dicapai.
Dalam pelaksanaannya, rencana strategis Kedeputian Bidang Pengembangan Strategi dan
Kebijakan tahun 2020-2024 ini akan dijadikan dasar penyusunan rencana kerja (Renja) tahunan
yang memuat rencana program, kegiatan, dan anggaran lebih terperinci. Dokumen ini dapat
dipergunakan juga oleh pemangku Kepentingan (Stakeholder) yang akan memperoleh manfaat.
Kinerja Kedeputian Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan akan diukur
berdasarkan tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan target
kinerja, diperlukan proses, waktu dan konsistensi dalam pelaksanaannya. Selain itu, perlu
dilakukan monitoring pelaksanaan dan evaluasi perkembangannya dari waktu ke waktu agar
kinerja tersebut dapat mencapai target.
Rancangan restrukturisasi organisasi LKPP khususnya pada kedeputian Bidang
Pengembangan Strategi dan Kebijakan sangat diperlukan dalam rangka mendukung misi LKPP
yaitu kebijakan pengadaan yang responsive dan mendorong kemandirian bangsa. Bilamana
rancangan restrukturisasi sebagaimana tertuang dalam Bab III kerangka kelembagaan disetujui
maka akan ditindaklanjuti dengan melakukan revisi renstra terhadap penyesuaian tugas dan
fungsi direktorat dan target kegiatan serta pendanaan.

38

jdih.lkpp.go.id
LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : MATRIKS KINERJA DAN PENDANAAN UNIT ORGANISASI ESELON I/ESELON II MANDIRI

Target Indikasi Pendanaan (Rp. Juta) Total


Prog Keg Output (Rp.
Juta)
2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya kualitas kebijakan PBJ
Indeks kualitas kebijakan PBJ Cukup Cukup Sedang Sedang Baik
Tersedianya rumusan strategi dan
kebijakan pengadaan yang 2 3 3 4 4
berkualitas.
Tersedianya rumusan strategi dan
kebijakan pengadaan yang 2 3 3 4 4
berkualitas.
3935.001 2 4 4 4 4
Rekomendasi Strategi dan 1,545 5,150 7,305 5,464 5,628 25,092
Kebijakan Pengadaan Umum
Jumlah bahan rekomendasi
strategi dan kebijakan 2 4 4 4 4
pengadaan
3935.008 2 3 3 4 4
Rumusan Strategi dan 846 5,500 5,750 7,455 7,678 27,229
Kebijakan Pengadaan Umum
Rancangan rumusan strategi
2 3 3 4 4
dan kebijakan
Tersedianya strategi/kebijakan
pengadaan khusus yang berkualitas

Dokumen kebijakan pengadaan


1 1 1 1 1
barang/jasa di BLU/BLUD

jdih.lkpp.go.id
Target Indikasi Pendanaan (Rp. Juta) Total
Prog Keg Output (Rp.
Juta)
2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024

Dokumen kebijakan pengadaan KPBU 1 1 1 1 1

Dokumen kebijakan pengadaan


1 1 1 1 1
barang/jasa di desa

3934.009
Rumusan Strategi/Kebijakan 2 3 3 3 3 629 3,5 4,901 5,169 5,464 648,034
Pengadaan Khusus
Rancangan Dokumen
Norma/Standar/Peraturan/Model
Dokumen/Kajian tentang 1 1 1 1 1
kebijakan pengadaan
barang/jasa di BLU/BLUD
Rancangan
Norma/Standar/Peraturan/Model
1 1 1 1 1
Dokumen/Kajian tentang
kebijakan pengadaan KPBU
Rancangan
Norma/Standar/Peraturan/Model
Dokumen/Kajian tentang 1 1 1 1 1
kebijakan pengadaan
barang/jasa di desa
Dokumen pemantauan dan
evaluasi strategi/kebijakan - 1 1 1 1
pengadaan KPBU
Dokumen pemantauan dan
evaluasi strategi/kebijakan PBJ - 1 1 1 1
di Desa

40
jdih.lkpp.go.id
Target Indikasi Pendanaan (Rp. Juta) Total
Prog Keg Output (Rp.
Juta)
2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
Dokumen Pemantauan dan
Evaluasi Strategi/Kebijakan PBJ - 1 1 1 1
pada BLU/BLUD

Meningkatnya iklim usaha dalam


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Jumlah partisipasi Pelaku Usaha Nasional


80 100 120 135 145
dalam kerangka kerjasama internasional

Penyusunan Strategi, Kebijakan


serta Regulasi di Bidang Iklim 4052 6.310 6.798 7.335 7.924 32.419
Usaha dan Kerjasama Internasional
Terpenuhinya Kebijakan PBJP
dalam kerangka kerjasama
Internasional
Jumlah kebijakan pengadaan
barang/Jasa pemerintah dalam 1 1 1 1 1
kerangka kerjasama internasional
3933.001 Kerjasama
Internasional Pengadaan
Barang/Jasa
Jumlah Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dalam
2 2 2 2 2
Kerangka Kerjasama
Internasional
Meningkatnya Jumlah Pelaku Usaha
yang terlibat dalam PBJ
Peningkatan Jumlah Pelaku Usaha
40 80 120 160 200
UMKM yang terlibat dalam PBJP
3933.003 Kegiatan
Pengembangan Pelaku Usaha

jdih.lkpp.go.id
Target Indikasi Pendanaan (Rp. Juta) Total
Prog Keg Output (Rp.
Juta)
2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Peningkatan Jumlah pelaku
usaha UMKM yang mengikuti 375 750 1125 1500 1875
kegiatan peningkatan kapasitas
3933.004 Kegiatan Perluasan
Kesempatan Usaha Bagi
PBJP
Jumlah Kajian yang mendukung
tersedianya rekomendasi
1 1 4 4 4
perluasan kesempatan usaha
UMKM dalam PBJP
Skor indeks penyedia di desa 0,5 0,5 0,55 0,6 0,65
Terselenggaranya dokumen
pendampingan/pemberian pendapat
kebijakan pengadaan khusus dan
pemantauan kebijakan pengadaan
khusus
Dokumen pendampingan/pemberian
pendapat kebijakan pengadaan khusus
di bidang KPBU, Badan Usaha, 2 2 3 3 3
BLU/BLUD,badan hukum publik dan
Desa
3934.014
Pihak yang Mendapat 2 - - - - 792 - - - - 792
Sosialisasi
Jumlah rancangan hasil
review/pendampingan
penyusunan
2 - - - -
pedoman/peraturan PBJ pada
Badan Usaha, BLU/BLUD dan
Badan Hukum Publik

42
jdih.lkpp.go.id
Target Indikasi Pendanaan (Rp. Juta) Total
Prog Keg Output (Rp.
Juta)
2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
3934.015
Pendampingan Penyusunan - 10 12 13 14 0 4,309 6,033 6,363 6,726 23,431
Kebijakan Pengadaan Khusus
Jumlah rancangan hasil
review/pendampingan
penyusunan
- 2 3 3 3
pedoman/peraturan PBJ pada
Badan Usaha, BLU/BLUD dan
Badan Hukum Publik
Jumlah pemberian pendapat
- 2 2 3 3
pengadaan KPBU
Rancangan dokumen
pendampingan penyusunan
- 6 7 7 8
peraturan bupati/walikota
tentang PBJ di Desa
3934.010
Standar dan Pedoman Teknis
8 - - - - 1,275 - - - - 1,275
Pelaksanaan Pengadaan
barang/jasa di Bidang Khusus
Rancangan dokumen
pendampingan penyusunan
5 - - - -
peraturan bupati/walikota
tentang PBJ di Desa
Rancangan hasil
review/pendampingan
penyusunan
2 - - - -
pedoman/peraturan PBJ pada
Badan Usaha, BLU/BLUD dan
Badan Hukum Publik
Jumlah pemberian pendapat
pengadaan KPBU 1 - - - -

jdih.lkpp.go.id
LAMPIRAN 2 : MATRIKS KERANGKA REGULASI

ARAH KERANGKA REGULASI URGENSI PEMBENTUKAN


UNIT TARGET
NO DAN/ATAU KEBUTUHAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI
PENANGGUNGJAWAB PENYELESAIAN
REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN
1 Revisi Peraturan LKPP Nomor 9 • Hasil evaluasi atas pelaksanaan selama Direktorat Pengembangan 2020
Tahun 2018 tentang Pedoman tahun 2018 - 2019 menunjukan bahwa Strategi dan Kebijakan
Pelaksanaan Pengadaan terdapat beberapa masalah dalam Pengadaan Umum
Barang/Jasa melalui Penyedia implementasi kebijakan. Sehingga
diperlukan perbaikan melalui revisi
peraturan
2 Keputusan Deputi tentang Model • Dalam rangka mempermudah Direktorat Pengembangan 2020
Dokumen Swakelola pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Strategi dan Kebijakan
melalui Swakelola perlu disusun Model Pengadaan Umum
Dokumen Swakelola.
3 Revisi Peraturan LKPP Nomor 8 • Hasil evaluasi atas pelaksanaan selama Direktorat Pengembangan 2021
Tahun 2018 tentang Pedoman tahun 2018 - 2019 menunjukan bahwa Strategi dan Kebijakan
Swakelola terdapat beberapa masalah dalam Pengadaan Umum
implementasi kebijakan. Sehingga
diperlukan perbaikan melalui revisi
peraturan
4 Revisi Peraturan LKPP Nomor 12 • Hasil evaluasi atas pelaksanaan selama Direktorat Pengembangan 2021
Tahun 2018 tentang Pedoman tahun 2018 - 2019 menunjukan bahwa Strategi dan Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa yang terdapat beberapa masalah dalam Pengadaan Umum
Dikecualikan pada Pengadaan implementasi kebijakan. Sehingga
Barang/Jasa Pemerintah diperlukan perbaikan melalui revisi
peraturan
5 Revisi Peraturan LKPP Nomor 16 • Pelaksanaan Agen Pengadaan masih Direktorat Pengembangan 2022
Tahun 2018 tentang Pedoman belum dapat terimplementasi, oleh karena Strategi dan Kebijakan
Agen Pengadaan itu diperlukan revisi Peraturan untuk Pengadaan Umum
mengakomodir pembentukan Panel Agen
Pengadaan
6 Peraturan LKPP Pedoman • Dalam rangka meningkatkan efektivitas Direktorat Pengembangan 2022
Pelaksanaan Konsolidasi dan efisiensi Pengadaan Barang/Jasa Strategi dan Kebijakan
terutama dalam meningkatkan efisiensi Pengadaan Umum
biaya transaksi diperlukan
dilaksanakannya konsolidasi Pengadaan
Barang/Jasa. Untuk itu diperlukan

44
jdih.lkpp.go.id
ARAH KERANGKA REGULASI URGENSI PEMBENTUKAN
UNIT TARGET
NO DAN/ATAU KEBUTUHAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI
PENANGGUNGJAWAB PENYELESAIAN
REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN
Pedoman Pelaksanaan Konsolidasi
supaya konsolidasi dapat dilaksanakan
dengan baik.
7 Peraturan LKPP tentang • Peraturan LKPP Nomor 13 Tahun 2018 Direktorat Pengembangan 2023
Pengadaan Barang/Jasa dalam tentang Pengadaan Barang/Jasa dalam Strategi dan Kebijakan
Masa Keadaan Darurat Penanganan Keadaan Darurat hanya Pengadaan Umum
mengatur Pengadaan Barang/Jasa untuk
kebutuhan penanganan darurat. Hasil
evaluasi pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa selama masa darurat covid-
19 menunjukan diperlukan peraturan
pelaksanaan pemilihan barang/jasa di
luar kebutuhan penanganan darurat
dalam masa keadaan darurat.
8 Peraturan LKPP tentang Pedoman • Dalam rangka meningkatkan efektivitas Direktorat Pengembangan 2023
Pelaksanaan Kontrak Payung dan efisiensi Pengadaan Barang/Jasa Strategi dan Kebijakan
terutama dalam meningkatkan kecepatan Pengadaan Umum
dan kepastian ketersediaan barang/jasa
dapat dilakukan dengan mekanisme
Kontrak Payung . Untuk memperluas
penggunaan Kontrak Payung diperlukan
Pedoman Pelaksanaan Kontrak Payung.
9 Peraturan LKPP tentang Pedoman • Memperhatikan Pasal 36, Pasal 37, dan Direktorat Pengembangan 2024
Pengadaan Barang/Jasa Pasal 38 UU Nomor 11 Tahun 2019 Strategi dan Kebijakan
Pemanfaatan Hasil Inovasi dimana Pemerintah Pusat dan Pengadaan Umum
Pemerintah Daerah wajib menggunakan
hasil Invensi dan Inovasi nasional.
Pemerintah Pusat wajib menjamin
pemanfaatan hasil Penelitian,
Pengembangan, Pengkajian, dan
Penerapan dalam bentuk Invensi dan
Inovasi untuk pembangunan nasional.
Salah satu pemanfaatan yang bisa
dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah melalui Pengadaan
Barang/Jasa yang memanfaatkan produk
hasil Penelitian, Pengembangan,

jdih.lkpp.go.id
ARAH KERANGKA REGULASI URGENSI PEMBENTUKAN
UNIT TARGET
NO DAN/ATAU KEBUTUHAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI
PENANGGUNGJAWAB PENYELESAIAN
REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN
Pengkajian, dan Penerapan. Untuk
memaksimalkan pemanfaatan hasil
Penelitian, Pengembangan, Pengkajian,
dan Penerapan perlu disusun Pedoman
Pengadaan Barang/Jasa Pemanfaatan
Hasil Inovasi.
10 Revisi Peraturan Presiden Nomor • Dalam rangka mengantisipasi Direktorat Pengembangan 2024
16 Tahun 2018 tentang Pengadaan perkembangan dan perubahan Strategi dan Kebijakan
Barang/Jasa Pemerintah lingkungan (ekosistem) Pengadaan Pengadaan Umum
Barang/Jasa Pemerintah diperlukan
penyesuaian-penyesuaian dengan
perkembangan dan perubahan tersebut.
Untuk itu diperlukan perbaikan melalui
revisi peraturan.
11 Norma/Standar/Peraturan/Model • LKPP mendapatkan amanat untuk Direktorat Pengembangan 2021
Dokumen/Kajian tentang menyusun peraturan pelaksana dari Strategi dan Kebijakan
Pengadaan KPBU/Desa/BLU: Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun Pengadaan Khusus
- Penyelesaian Revisi PerLKPP 2015 tentang KPBU dalam Penyediaan
tentang KPBU Infrastruktur
- Penyelesaian Revisi PerLKPP • Saat ini belum ada pengaturan
tentang Pengadaan di Desa pengadaan KPBU yang khusus mengatur
- Kajian BLU pada sektor terkait pengadaan KPBU Unsolicited
Pengelolaan Kawasan • Saat ini pengaturan KPBU Badan
Penyiapan tidak dapat diimplementasikan
sehubungan ada ketentuan internal dari
Lembaga internasional yang tidak dapat
mengikuti seleksi terbuka
• Adanya ketentuan omnibus law sehingga
diperlukan proses penggabungan
peraturan- peraturan.
• Perlunya penyempurnaan pengaturan
tentang pengadaan di Desa
• Perlunya kajian lebih lanjut mengenai
sektor pengelolaan kawasan pada BLU/D

46
jdih.lkpp.go.id
ARAH KERANGKA REGULASI URGENSI PEMBENTUKAN
UNIT TARGET
NO DAN/ATAU KEBUTUHAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI
PENANGGUNGJAWAB PENYELESAIAN
REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN
12 Norma/Standar/Peraturan/Model • Perlunya percepatan proses pengadaan Direktorat Pengembangan 2022
Dokumen/Kajian tentang dengan menggunakan sistem IT (e- Strategi dan Kebijakan
Pengadaan KPBU/Desa/BLU: procurement) Pengadaan Khusus
- Kajian Pengadaan Elektronik di • Perlunya kajian lebih lanjut mengenai
KPBU sektor pendidikan pada BLU/D
- Kajian Pengadaan Elektronik • Dalam perkembangan pelaksanaan
pada Pengadaan di Desa Pengadaan KPBU/Desa/BLU terdapat
- Kajian BLU pada sektor potensi isu-isu permasalahan dilapangan
Pendidikan yang belum terakomodasi dalam
peraturan yang ada saat ini.
• Perlunya penyederhanaan dan
penyempurnaan proses pengadaan
KPBU/Desa/BLU untuk menghasilkan
proses pengadaan yang lebih cepat dan
efisien.
• Kemajuan teknologi dan sistem keuangan
yang terus berkembang setiap tahunnya
yang membutuhkan inovasi pengadaan
KPBU/Desa/BLU.
• Kondisi global dalam bidang kesehatan,
keamanan, ekonomi, politik dan sosial
dunia yang terus berubah dan
membutuhkan penyesuaian dalam
penerapan pengadaan KPBU/Desa/BLU.
• Mendukung proses pengadaan
KPBU/Desa dalam hal pembangunan Ibu
Kota Negara baru.
13 Norma/Standar/Peraturan/Model • Perlunya kajian lebih lanjut mengenai Direktorat Pengembangan 2023
Dokumen/Kajian tentang Daftar Hitam pada pengadaan KPBU Strategi dan Kebijakan
Pengadaan KPBU/Desa/BLU: • Perlunya kajian lebih lanjut mengenai Pengadaan Khusus
- Kajian Pelaksanaan Daftar Hitam Keadaan Darurat di Desa
Pengadaan KPBU • Perlunya kajian lebih lanjut mengenai
- Kajian Keadaan Darurat di Desa sektor Pengelolaan Dana pada BLU/D
- Kajian BLU pada sektor • Dalam perkembangan pelaksanaan
Pengelolaan Dana Pengadaan KPBU/Desa/BLU terdapat
potensi isu-isu permasalahan dilapangan

jdih.lkpp.go.id
ARAH KERANGKA REGULASI URGENSI PEMBENTUKAN
UNIT TARGET
NO DAN/ATAU KEBUTUHAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI
PENANGGUNGJAWAB PENYELESAIAN
REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN
yang belum terakomodasi dalam
peraturan yang ada saat ini.
• Perlunya penyederhanaan dan
penyempurnaan proses pengadaan
KPBU/Desa/BLU untuk menghasilkan
proses pengadaan yang lebih cepat dan
efisien.
• Kemajuan teknologi dan sistem keuangan
yang terus berkembang setiap tahunnya
yang membutuhkan inovasi pengadaan
KPBU/Desa/BLU.
• Kondisi global dalam bidang kesehatan,
keamanan, ekonomi, politik dan sosial
dunia yang terus berubah dan
membutuhkan penyesuaian dalam
penerapan pengadaan KPBU/Desa/BLU.
• Mendukung proses pengadaan
KPBU/Desa dalam hal pembangunan Ibu
Kota Negara baru.
14 Norma/Standar/Peraturan/Model • Perlunya kajian lebih lanjut mengenai Direktorat Pengembangan 2024
Dokumen/Kajian tentang pengadaan KPBU pada skala kecil. Strategi dan Kebijakan
Pengadaan KPBU/Desa/BLU: • Perlunya standar dokumen pengadaan Pengadaan Khusus
- Kajian Pengadaan Small Scale untuk mempermudah proses pengadaan
pada KPBU di desa.
- Penyusunan Dokumen Tender • Perlunya kajian lebih lanjut mengenai
Desa perlunya Agen Pengadaan pada BLU/D
- Kajian Agen Pengadaan di BLU • Dalam perkembangan pelaksanaan
Pengadaan KPBU/Desa/BLU terdapat
potensi isu-isu permasalahan dilapangan
yang belum terakomodasi dalam
peraturan yang ada saat ini.
• Perlunya penyederhanaan dan
penyempurnaan proses pengadaan
KPBU/Desa/BLU untuk menghasilkan
proses pengadaan yang lebih cepat dan
efisien.

48
jdih.lkpp.go.id
ARAH KERANGKA REGULASI URGENSI PEMBENTUKAN
UNIT TARGET
NO DAN/ATAU KEBUTUHAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI
PENANGGUNGJAWAB PENYELESAIAN
REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN
• Kemajuan teknologi dan sistem keuangan
yang terus berkembang setiap tahunnya
yang membutuhkan inovasi pengadaan
KPBU/Desa/BLU.
• Kondisi global dalam bidang kesehatan,
keamanan, ekonomi, politik dan sosial
dunia yang terus berubah dan
membutuhkan penyesuaian dalam
penerapan pengadaan KPBU/Desa/BLU.
• Mendukung proses pengadaan
KPBU/Desa dalam hal pembangunan Ibu
Kota Negara baru.

15 Revisi Peraturan LKPP Nomor 10 • Selama ini terjadi permasalahan pada Direktorat Pengembangan 2021
Tahun 2018 tentang Pedoman pelaksanaan pengadaan dalam kerangka Iklim Usaha dan
Pelaksanaan Tender/Seleksi kerjasama pendanaan pembangunan, Kerjasama Internasional
Internasional dimana peran peraturan dimaksud masih
kurang untuk merespon isu
permasalahan.
• Perlunya menyesuaikan dengan daftar
inventarisasi masalah yang telah disusun
bersama dengan
Kementerian Keuangan,
Bappenas, K/L terkait serta mitra
pembangunan serta kajian yang telah
dilakukan khususnya mengenai
kerjasama pendanaan pembangunan
• Revisi Perlem dapat mengakomodir dan
merespon permasalahan pengadaan
dalam kerangka kerjasama pendanaan
pembangunan
16 Peraturan turunan yang • Sebagai pedoman terhadap prosedur Direktorat Pengembangan 2024
diamanatkan oleh ratifikasi pengadaan barang/jasa pemerintah yang Iklim Usaha dan
perjanjian perdagangan telah dikomitmenkan dalam perjanjian Kerjasama Internasional
internasional perdagangan inernasional

jdih.lkpp.go.id
ARAH KERANGKA REGULASI URGENSI PEMBENTUKAN
UNIT TARGET
NO DAN/ATAU KEBUTUHAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI
PENANGGUNGJAWAB PENYELESAIAN
REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN
17 Pedoman dalam kerangka • Sebagai pedoman teknis pelaksanaan Direktorat Pengembangan 2021
kerjasama pendanaan pengadaan barang/jasa pemerintah yang Iklim Usaha dan
pembangunan bersumber dari pinjaman/hibah luar Kerjasama Internasional
negeri, sehingga dapat diterapkan
langsung oleh executing agency
penerima pinjaman/hibah
18 Pedoman monitoring, evaluasi iklim • Agar perkembangan iklim usaha dapat Direktorat Pengembangan 2021
usaha termonitoring secara baik sehingga Iklim Usaha dan
evaluasi dapat dilakukan berdasarkan Kerjasama Internasional
data yang baik perlu ada pedoman dalam
melakukan monitoring dan evaluasi iklim
usaha
19 Pedoman implementasi PBJP • Sebagai petunjuk teknis dari Peraturan Direktorat Pengembangan 2021
berkelanjutan Presiden No 16 Tahun 2018 dan turunan Iklim Usaha dan
nya dalam implementasi pengadaan Kerjasama Internasional
berkelanjutan
20 Pedoman perundingan dengan • Sebagai pedoman dan acuan dalam Direktorat Pengembangan 2022
mitra dagang melaksanakan perundingan perdagangan Iklim Usaha dan
internasional di bidang pengadaan Kerjasama Internasional
barang/jasa pemerintah
• Mitra dagang memiliki visi/misi yang
berbeda dalam perundingan, sehingga
perlakuan dan sikap yang berbeda
terhadap mitra dagang (dan disesuaikan
dengan mitra dagang dimaksud) dapat
mendukung posisi perundingan Indonesia
21 Pedoman akses pasar bagi pelaku • Sebagai petunjuk teknis bagi pelaku Direktorat Pengembangan 2024
usaha PBJP di negara mitra usaha PBJP untuk mendapatkan Iklim Usaha dan
dagang informasi dan/atau berpartisipasi pada Kerjasama Internasional
pasar pengadaan di negara mitra dagang
• Sebagai referensi sosial dan ekonomi
untuk menjalin hubungan usaha dengan
pelaku pengadaan di negara mitra
22 Penyusunan konsep (roadmap) • Sebagai pedoman yang menjadi dasar Direktorat Pengembangan 2021
pengembangan iklim usaha dan acuan dalam melakukan Iklim Usaha dan
pengembangan iklim usaha Kerjasama Internasional

50
jdih.lkpp.go.id
ARAH KERANGKA REGULASI URGENSI PEMBENTUKAN
UNIT TARGET
NO DAN/ATAU KEBUTUHAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI
PENANGGUNGJAWAB PENYELESAIAN
REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN
23 Pedoman pengembangan • Sebagai pedoman yang menjadi dasar Direktorat Pengembangan 2021
kapasitas pelaku usaha dan acuan dalam melakukan Iklim Usaha dan
pengembangan kapasitas pelaku usaha Kerjasama Internasional

jdih.lkpp.go.id
LAMPIRAN 3 : BAGAN CASCADING KINERJA
MIND MAP KEDEPUTIAN BIDANG STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Tujuan Strategis Terwujudnya ekonomi yang produktif, mandiri, dan berkeadilan


melalui optimalisasi penerapan tata Kelola pengadaan

Persentase peningkatan penggunaan produk dalam negeri dalam


proses PBJ

Persentase peningkatan rasio nilai transaksi UMKM terhadap


Rencana Umum Pengadaan

Jumlah K/L/Pemda yang memiliki kategori tata kelola pengadaan


minimal “BAIK’

Indek Kualitas Kebijakan PBJ

Sasaran Strategis Meningkatnya pemerataan ekonomi untuk mendorong


kemandirian bangsa melalui optimalisasi penerapan tata kelola
pengadaan

Persentase peningkatan penggunaan produk dalam negeri dalam


proses PBJ

Persentase peningkatan rasio nilai transaksi UMKM terhadap


Rencana Umum Pengadaan

Indek Kualitas Kebijakan PBJ

Sasaran Meningkatnya kualitas kebijakan PBJ Meningkatnya iklim usaha dalam PBJ
Program

Persentase peningkatan partisipasi investor swasta/asing dalam


Indeks Kualitas Kebijakan PBJ
proses pengadaan KPBU/KPDBU

Persentase peningkatan partisipasi Pelaku Usaha Nasional


dalam kerangka kerjasama internasional

Peningkatan skor indeks penyedia di desa


52
jdih.lkpp.go.id
LAMPIRAN 4 :
MANUAL IKU DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

MANUAL IKU
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

1. Sasaran Program Meningkatnya kualitas kebijakan PBJ


2. Indikator Kinerja Indek Kualitas Kebijakan PBJ
3. Definisi Untuk mengetahui profil kualitas kebijakan yang telah disusun di
Kedeputian Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan maka
digunakan satu instrument penilaian yang berlaku secara nasional
dan telah dipakai oleh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah.
Instrumen yang digunakan yaitu Indeks Kualitas Kebijakan (IKK)
yang telah dikembangkan sejak tahun 2016 oleh Lembaga
Administrasi Negara (LAN).
Kebijakan yang akan diukur IKK-nya adalah kebijakan yang
diinisiasi oleh Kedeputian Bidang Pengembangan Strategi dan
Kebijakan, dan telah diimplementasikan minimal selama 2 (dua)
tahun. Kebijakan dapat berupa Peraturan Presiden, Peraturan
Lembaga, dan/atau Keputusan Deputi. Pengukuran akan dilakukan
dengan cara self assessment dan melibatkan tim IKK.
Skema Penilaian Indeks Kualitas Kebijakan menilai setiap proses
yang dilaksanakan dalam suatu siklus kebijakan, antara lain pada
proses:
1. Perencanaan Kebijakan, yang terdiri dari tahapan:
a. Agenda Setting
Pengukuran agenda setting kebijakan terhadap proses
identifikasi masalah kebijakan, analisis masalah kebijakan,
dan partisipasi publik dalam perumusan kebijakan.
b. Formulasi Kebijakan
Pengukuran formulasi kebijakan dengan melihat pada
proses pengambilan keputusan kebijakan berdasarkan
beberapa kriteria yang terukur.
2. Pelaksanaan Kebijakan, yang terdiri dari tahapan:
a. Implementasi Kebijakan
Pengukuran implementasi kebijakan denagn berfokus
pada dimensi perencanaan, kelembagaan, dan
komunikasi kebijakan.
b. Evaluasi Kebijakan
Pengukuran evaluasi kebijakan dengan melihat pada
proses implementasi kebijakan dan evaluasi terhadap
dampak kebijakan.
Untuk setiap tahapan akan memiliki beberapa pertanyaan dengan
bobot penilaian masing-masing mengikuti versi terakhir yang
dikeluarkan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN)

Kategori Pengukuran Indeks Kualitas Kebijakan sebagaimana


dalam table sebagai berikut:

Kategori Pengukuran

Sangat Baik > 90


Baik 81 – 89,99
Sedang 71 – 80,99
Cukup 60 – 70,99
Kurang < 59,99

jdih.lkpp.go.id
4. Formula Dimensi perhitungan IKK menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh LAN versi tahun terakhir. Berdasarkan
instrument versi tahun 2018, bobot persentase perhitungan sebagai
berikut:
1. Perencanaan Kebijakan: 50%
a. Agenda Setting: 40%
b. Formulasi Kebijakan: 60%
2. Pelaksanaan Kebijakan : 50%
a. Implementasi Kebijakan: 60%
b. Evaluasi Kebijakan: 40%
5. Sumber data Data-data yang diperlukan sebagai bukti untuk perhitungan IKK
antara lain didapatkan dari:
1. Internal Kedeputian Bidang Pengembangan Strategi dan
Kebijakan
2. Eksternal:
a. Unit Kerja Lain di LKPP, seperti: Biro Hukum, Sistem
Informasi dan Kepegawaian, Biro Perencanaan Organisasi
dan Tata Laksana, Kedeputian Bidang Monitoring Evaluasi
dan Pengembangan Sistem Informasi, Kedeputian Bidang
Pengembangan dan Pembinaan SDM, dan Kedeputian
Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah
b. Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
c. Kelompok/Organisasi Masyarakat
d. Akademisi Media massa/media sosial

6. Polarisasi Maximize
7. Periode Monitoring Tahunan
8. 2020 : 65 (cukup)
2021 : 70 (cukup)
Target 2020-2024 2022 : 75 (sedang)
2023 : 80 (sedang)
2024 : 85 (baik)
9. Satuan Target Angka
10. Sifat Cascading Fully Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

1. Sasaran Program Meningkatnya iklim usaha dalam PBJ

2. Indikator Kinerja Persentase peningkatan partisipasi investor swasta/asing dalam


proses pengadaan KPBU/KPDBU
3. Definisi Berdasarkan data Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Bappenas, terjadi peningkatan kebutuhan pembiayaan
infrastruktur tahun 2020 – 2024 sebesar Rp 1.649.000.000.000.000,-
(seribu enam ratus empat puluh Sembilan triliyun rupiah) menjadi Rp
6.445.000.000.000.000,- (enam ribu empat ratus empat puluh lima
triliyun rupiah).

Dari jumlah tersebut, pembiayaan pemerintah hanya dapat


memberikan kontribusi sebesar 37% atau sekitar Rp
2.385.000.000.000.000,- (dua ribu tiga ratus delapan puluh lima
triliyun rupiah), kemudian sisanya dilakukan penugasan BUMN
sebesar 21% atau sekitar Rp 1.353.000.000.000.000,- (seribu tiga
ratus lima puluh tiga ribu triliyun rupiah) dan kontribusi pihak swasta
sebesar 42% atau sekitar Rp 2.706.000.000.000.000,- (dua ribu
tujuh ratus enam ribu triliyun rupiah).

Berbeda dengan skema Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang


menggunakan dana APBN/APBD, skema KPBU merupakan
alternatif pembiayaan dimana Peserta pemenang Pengadaan
KPBU/KPDBU akan melakukan investasi terhadap proyek tersebut.

Kondisi saat ini, Peserta Pengadaan Kerjasama Pemerintah dengan


Badan Usaha (KPBU)/Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan
Usaha (KPDBU) didominasi oleh BUMN. Hal ini tentunya menjadi
perhatian pemerintah mengingat BUMN mendapatkan penyertaan
modal dari Pemerintah, sehingga apabila pemenang Pengadaan
KPBU merupakan BUMN maka hal ini tetap akan membebani
keuangan negara. Untuk meningkatkan efektifitas pembiayaan
pembangunan infrastruktur nasional melalui skema KPBU, maka
dipandang perlu untuk mendorong peningkatan partisipasi investasi
pihak swasta nasional maupun asing agar kontribusi pembiayaan
pihak swasta sebesar Rp 2.706.000.000.000.000,- (dua ribu tujuh
ratus enam ribu triliyun rupiah) dapat tercapai di tahun 2024.

Pengukuran peningkatan partisipasi investor swasta dan/atau asing


dalam proses pengadaan KPBU/KPDBU untuk mendukung
Peningkatan Iklim Usaha dalam Pengadaan Barang/Jasa, dilakukan
dengan pengambilan data primer berdasarkan proyek KPBU yang
terdapat di daftar proyek KPBU (pipeline project Kantor Bersama
KPBU yang beranggotakan Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian, Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Bappenas, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam
Negeri, LKPP, BKPM dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia

jdih.lkpp.go.id
(Persero)) yang telah memasuki tahap Pemasukan Dokumen
Kualifikasi.

Pengukuran peningkatan partisipasi investor swasta dan/atau asing


dalam proses pengadaan KPBU/KPDBU mencakup:
1. Pengadaan Badan Usaha Proyek KPBU atas prakarsa
pemerintah (Solicited); dan
2. Pengadaan Badan Usaha Proyek KPBU atas prakarsa Badan
Usaha (Unsolicited).
Berdasarkan perhitungan pelaksanaan Pengadaan KPBU pada
tahun berjalan.
4. Formula Peningkatan persentase partisipasi investor swasta dan/atau asing
dalam proses pengadaan KPBU/KPDBU =

𝐵𝑈𝑆𝑤𝑎𝑠𝑡𝑎𝑑𝑎𝑛𝑎𝑡𝑎𝑢𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 (𝑡)−𝐵𝑈𝑆𝑤𝑎𝑠𝑡𝑎𝑑𝑎𝑛𝑎𝑡𝑎𝑢𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 (𝑡−1)


𝑋100%
𝑃𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘𝐾𝑃𝐵𝑈𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑏𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛

Keterangan:
BU Swasta atau asing =
Badan Usaha Swasta dan/atau
asing yang memasukkan
dokumen Kualifikasi
Proyek KPBU = Proyek KPBU (solicited dan
unsolicited) pada Tahun Berjalan
5. Sumber data Data primer berdasarkan Pipeline Project Kantor Bersama KPBU RI
6. Polarisasi Maximize
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 Tahun 2020: 2
Tahun 2021: 2
Tahun 2022: 4
Tahun 2023: 5
Tahun 2024: 6
9. Satuan Target Persen
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

1. Sasaran Program Meningkatnya iklim usaha dalam PBJ

2. Indikator Kinerja Persentase Peningkatan Partisipasi Pelaku Usaha Nasional di


bidang PBJP Dalam Kerangka Kerjasama Internasional
3. Definisi Peningkatan Partisipasi Pelaku Usaha Nasional di bidang PBJP
adalah peningkatan pelaku usaha yang terlibat dalam PBJP dalam
konteks kerjasama internasional dalam sektor barang, pekerjaan
konstruksi, jasa konsultansi, atau jasa lainnya

Pelaku Usaha Nasional didefinisikan sebagai Pelaku Usaha yang


disebutkan dalam Perpres 16/2018 yaitu setiap orang perorangan
atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun
bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau
melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik
Indonesia.

Partisipasi yang dimaksud adalah mendaftar, ikut pemilihan,


dan/atau menjadi penyedia, termasuk dalam joint venture, joint
operation, maupun subkontrak.

Kerjasama internasional atau yang disebut PBJP internasional


dalam manual IKU ini adalah kegiatan pengadaan barang/jasa
pemerintah dalam konteks:
● Kerjasama pendanaan pembangunan yang mencakup kerjasama
pendanaan yang dibiayai oleh kreditur bilateral, multilateral,
swasta asing dan lembaga penjamin kredit ekspor (PP 10/2011)
melalui proyek pinjaman hibah luar negeri; dan/atau
● Kerjasama perdagangan internasional yang mencakup
kerjasama Free Trade Agreement/Comprehensive Economic
Partnership Agreement atau hubungan dagang lainnya baik
dalam konteks bilateral, regional dan multilateral dimana
disepakati pembukaan akses pasar pengadaan barang/jasa.

Sedangkan PBJP nasional adalah kegiatan pengadaan barang/jasa


pemerintah yang didanai oleh APBN dan APBD. Partisipasi dalam
PBJP nasional adalah mendaftar, ikut pemilihan, dan/atau menjadi
penyedia melalui transaksi elektronik.
4. Formula Persentase Peningkatan Partisipasi Pelaku Usaha Nasional di
bidang PBJP Dalam Kerangka Kerjasama Internasional diukur dari:
𝑛𝑡
𝑃𝑡 = 𝑥100%
𝑛𝑝𝑏𝑗𝑝𝑡

∆𝑃 = 𝑃𝑡 − 𝑃𝑡−1

Pt : Persentase Peningkatan Partisipasi Pelaku


Usaha di bidang PBJP dalam kerangka
kerjasama Internasional.

jdih.lkpp.go.id
Pt-1 : Partisipasi pelaku usaha nasional yang
berpartisipasi dalam PBJP Internasional untuk
jenis pengadaan Barang, Pekerjaan Konstruksi,
Jasa Konsultansi, atau Jasa Lainnya pada tahun
sebelumnya.
nt : Jumlah pelaku usaha nasional yang
berpartisipasi dalam PBJP dalam kerangka
Kerjasama Internasional untuk jenis pengadaan
Barang, Pekerjaan Konstruksi, Jasa Konsultansi,
atau Jasa Lainnya pada tahun berjalan
ntpbjpt : Jumlah pelaku usaha nasional yang berpartisipasi
dalam PBJP untuk jenis pengadaan Barang,
Pekerjaan Konstruksi, Jasa Konsultansi, atau
Jasa Lainnya pada tahun berjalan
5. Sumber data Data pelaku usaha nasional yang berpartisipasi dalam PBJP
internasional berasal dari lembaga donor, Bappenas, Kementerian
Keuangan, Kementerian Perdagangan, dan/atau publikasi K/L/
Asosiasi lain.
Data total jumlah pelaku usaha nasional yang berpartisipasi dalam
PBJP nasional diambil dari SPSE
6. Polarisasi Maximize
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020 : Baseline
2021 : 1%*
2022 : 1%*
2023 : 1%*
2024 : 1%*

*)Dikarenakan kegiatan baru dimulai dan nilai pembanding


partisipasi baru di dapatkan pada tahun dasar (Tahun 2020 sebagai
baseline) maka target di tahun 2021 – 2021 dapat menyesuaikan
(berubah) dengan hasil capaian pada tahun baseline.
9. Satuan Target Persentase
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

1. Sasaran Program Meningkatnya iklim usaha dalam PBJ

2. Indikator Kinerja Peningkatan skor indeks penyedia di Desa

3. Definisi Salah satu tujuan dari Dana Desa adalah Desa mempunyai
kesempatan untuk mengembangkan ekonomi masyarakat melalui
pengembangan usaha. Tolak ukur keberhasilan dari pengembangan
ekonomi adalah adanya peran dari penyedia. Oleh sebab itu, perlu
adanya kebijakan yang mendukung terciptanya penyedia-penyedia
baru di Desa.

Dalam rangka mencapai hal tersebut, maka kebijakan Pengadaan


Barang/Jasa di Desa memprioritaskan penyedia di Desa setempat.
Dengan adanya sinergi antara besarnya dana yang berputar di Desa
melalui kebijakan Dana Desa dan prioritas penyedia di Desa
setempat maka diharapkan tujuan peningkatan iklim usaha dalam
Pengadaan Barang/Jasa di Desa dapat tercapai.

Adapun indikator peningkatan skor indeks penyedia di Desa adalah


sebagai berikut:
a. Keragaman produksi masyarakat desa, yang terdiri dari indikator
terdapat lebih dari satu jenis kegiatan ekonomi penduduk.
b. Tersedianya pusat pelayanan perdagangan, yang terdiri dari
indikator:
1) Terdapat pasar Desa;
2) Terdapat sektor perdagangan di permukiman (warung dan
minimarket); dan
3) Terdapat usaha kedai makanan, restoran, hotel dan
penginapan.
4. Formula 𝛴𝑆𝑘𝑜𝑟𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟
Skor Indeks Penyedia di Desa =
15

Skor Indikator Formula


Skor Pasar 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐾𝐾
Jika
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟

• ≥ 250 maka skor 5


• < 250 maka skor 3
• 0 maka skor 1
Skor Toko & Warung Jika jumlah toko dan warung
Kelontong kelontong
• >3 maka skor 5
• 3 maka skor 4
• 2 maka skor 3
• 1 maka skor 2
• 0 maka skor 1
Skor kedai & penginapan Jika jumlah kedai dan
penginapan
• >1 maka skor 5
• 1 maka skor 3
• 0 maka skor 0

jdih.lkpp.go.id
5. Sumber data 1. Sumber data internal
Data LKPP c.q. Direktorat Pengembangan Strategi dan
Kebijakan Pengadaan Khusus yang diperoleh dari kegiatan
sosialisasi/pendampingan di daerah dan konsultasi para
stakeholder.
2. Sumber data eksternal:
a. Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi;
b. Pemerintah Kabupaten/Kota;
c. Laporan/informasi masyarakat.
6. Polarisasi Moderate
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020 : 0,5
2021 : 0,5
2022 : 0,55
2023 : 0,6
2024 : 0,65
9. Satuan Target Angka
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MIND MAP DIREKTORAT PENGEMBANGAN SRATEGI DAN KEBIJAKAN UMUM

Sasaran Program
Meningkatnya Kualitas Kebijakan PBJ

Indeks Kualitas Kebijakan PBJ

Sasaran Kegiatan
Tersedianya rumusan kebijakan dan strategi pengadaan yang
berkualitas.

Jumlah rumusan strategi dan kebijakan pengadaan umum


yang berkualitas

Output Kegiatan Tersedianya bahan rekomendasi dari hasil


Tersedianya rancangan perumusan kegiatan diseminasi, pemantauan dan
kebijakan dan strategi evaluasi strategi dan kebijakan
kebijakan pengadaan pengadaan.
Jumlah bahan rekomendasi strategi dan
Jumlah rancangan perumusan kebijakan kebijakan pengadaan
dan strategi kebijakan pengadaan

Input/Aktivitas
Terlaksananya kegiatan pengkajian Terlaksananya perancangan Terlaksananya pemantauan dan
Terlaksananya diseminasi strategi
strategi dan kebijakan pengadaan strategi dan kebijakan pengadaan evaluasi implementasi strategi dan
dan kebijakan pengadaan umum
umum umum kebijakan pengadaan

Jumlah kegiatan pengkajian Jumlah kegiatan perancangan Jumlah kegiatan pemantauan dan
Jumlah kegiatan pelaksanaan
strategi dan kebijakan pengadaan strategi dan kebijakan pengadaan evaluasi implementasi strategi dan
diseminasi dan kegiatan
umum umum kebijakan pengadaan
pelaksanaan evaluasi diseminasi

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

1. Sasaran Kegiatan UMUMkebijakan dan strategi pengadaan yang


Tersedianya rumusan
berkualitas
2. Indikator Kinerja Jumlah rumusan strategi dan kebijakan pengadaan umum yang
berkualitas
3. Definisi Dalam mencapai indikator dilakukan tahapan sebagai berikut:
a. pelaksanaan kajian
Analisis kajian kebijakan dalam rangka memberikan masukan
untuk penyiapan perumusan strategi dan kebijakan.
b. penyiapan perumusan
Penyiapan rumusan kebijakan dan strategi peningkatan
penggunaan produk dalam negeri, partisipasi UMKM,
pemanfaatan hasil inovasi, dan kebijakan PBJP lainnya.
c. pelaksanaan diseminasi, pemantauan dan evaluasi
Pelaksanaan diseminasi, pemantauan dan evaluasi kebijakan
dan strategi peningkatan penggunaan produk dalam negeri,
partisipasi UMKM, pemanfaatan hasil inovasi, dan kebijakan
PBJP lainnya.
d. penyusunan perumusan strategi dan kebijakan pengadaan
umum serta penyusunan pedoman pengadaan umum yang
terkait:
1) peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN);
2) peningkatan partisipasi UMKM dalam PBJP;
3) pemanfaatan barang/jasa hasil inovasi dalam PBJP;
dan/atau
4) kebijakan PBJP lain yang diperlukan.
strategi dan kebijakan pengadaan umum berupa peraturan
perundang-undangan dan pedoman
4. Formula Akumulasi jumlah dokumen rancangan strategi dan kebijakan
pengadaan umum terkait peningkatan penggunaan produk dalam
negeri, partisipasi UMKM, pemanfaatan barang/jasa hasil inovasi,
dan kebijakan PBJP lainnya.
5. Sumber data 1. Direktorat Pengembangan Iklim Usaha dan Kerjasama
Internasional
2. Unit kerja di lingkungan Kedeputian Monitoring, Evaluasi dan
Pengembangan Sistem Informasi
3. Unit kerja di lingkungan Kedeputian Pengembangan dan
Pembinaan SDM
4. Unit kerja di lingkungan Kedeputian Hukum dan Penyelesaian
Sanggah
5. Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
6. Para pemangku kepentingan lain dalam PBJP
6. Polarisasi stabilize
7. Periode Monitoring Bulanan, Triwulan, Semester, dan Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 2
2021: 3
2022: 3
2023: 4
2024: 4

jdih.lkpp.go.id
9. Satuan Target Laporan rancangan strategi dan kebijakan pengadaan umum dan
rekomendasi hasil diseminasi dan pemantauan evaluasi
10. Sifat Cascading Conributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SUB DIREKTORAT PERUMUSAN KEBIJAKAN PENGADAAN UMUM

1. Output Kegiatan Tersedianya rancangan perumusan kebijakan dan strategi


kebijakan pengadaan.
2. Indikator Kinerja Jumlah rancangan perumusan kebijakan dan strategi kebijakan
pengadaan.
3. Definisi a. penyiapan rancangan perumusan strategi dan kebijakan
pengadaan umum menjadi salah satu fungsi dari lembaga
sehingga penyusunan perumusan ini akan mengikuti siklus
penyusunan kebijakan.
b. penyusunan rancangan perumusan didasarkan pada hasil kajian
isu-isu aktual dan/atau rekomendasi dari hasil pemantauan,
evaluasi dan diseminasi kebijakan pengadaan umum.
c. penyusunan rancangan perumusan strategi dan kebijakan
pengadaan umum yang terkait:
1) peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN);
2) peningkatan partisipasi UMKM dalam PBJP;
3) pemanfaatan barang/jasa hasil inovasi dalam PBJP;
dan/atau
4) kebijakan PBJP yang diperlukan.
1. rancangan perumusan strategi dan kebijakan pengadaan umum
berupa rancangan peraturan perundang-undangan dan/atau
rancangan pedoman.
4. Formula Akumulasi jumlah dokumen kajian dan rancangan rumusan
kebijakan dan strategi terkait:
1) peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN);
2) peningkatan partisipasi UMKM dalam PBJP;
3) pemanfaatan barang/jasa hasil inovasi dalam PBJP;
dan/atau
4) kebijakan PBJP yang diperlukan.
5. Sumber data 1. Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
2. Sekretaris Utama LKPP
3. Seluruh kedeputian LKPP
4. Subdirektorat Pemantauan, Evaluasi dan Diseminasi Kebijakan
Pengadaan Umum
5. Best practice negara lain
6. Best practice swasta dan/atau organisasi dalam dan luar negeri
6. Polarisasi Stabilize
7. Periode Monitoring Bulanan, Triwulan, Semester, dan Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 2
2021: 3
2022: 3
2023: 4
2024: 4
9. Satuan Target Rancangan rumusan strategi dan kebijakan
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SUB DIREKTORAT PEMANTAUAN, EVALUASI DAN DISEMINASI KEBIJAKAN PENGADAAN UMUM

1. Output Kegiatan Tersedianya bahan rekomendasi dari hasil kegiatan diseminasi,


pemantauan dan evaluasi strategi dan kebijakan pengadaan.
2. Indikator Kinerja Jumlah bahan rekomendasi strategi dan kebijakan pengadaan.
3. Definisi a. Para pihak yang terkait dengan pelaksanaan pengadaan
barang/ jasa pemerintah harus mendapatkan informasi dan
pengetahuan terkini tentang kebijakan pengadaan umum
sehingga dapat melaksanakannya secara efektif dan efisien.
b. Bahan rekomendasi strategi dan kebijakan pengadaan umum
terdiri dari rekomendasi diseminasi dan bahan rekomendasi
pemantauan dan evaluasi.
c. Rekomendasi diseminasi strategi dan kebijakan pengadaan
umum didapat dari evaluasi untuk perbaikan pelaksanaan
diseminasi berikutnya.
d. Strategi dan kebijakan pengadaan umum yang
diimplemetasikan oleh pelaku pengadaan harus dilakukan
pemantauan dan evaluasi sehingga dapat diketahui hambatan,
kendala dan masalah yang teridentifikasi selanjutnya menjadi
bahan rekomendasi untuk dilakukan kajian (analisis kebijakan)
atau menjadi bahan masukan perumusan kebijakan manakala
masalah yang muncul tidak bersifat subtansi (misal kesalahan
pengetikan, kesalahan sinkronisai peraturan presiden dengan
peraturan atau pedoman dibawahnya).
e. Strategi dan kebijakan pengadaan umum berupa peraturan
perundang-undangan dan pedoman.
4. Formula Akumulasi jumlah bahan rekomendasi strategi dan kebijakan
pengadaan
5. Sumber data 1. Data primer dari survei
2. Diskusi dengan para pihak terkait
3. Unit Kerja di Kedeputian Bidang Direktorat Pengembangan
Strategi dan Kebijakan
4. Unit Kerja di Kedeputian Bidang Monitoring Evaluasi dan
Pengembangan Sistem Informasi
5. Unit Kerja di Kedeputian Bidang Hukum dnan Penyelesaian
Sanggah
Kepala Subdirektorat Perumusan Kebijakan Pengadaan Umum
6. Polarisasi Stabilize
7. Periode Monitoring Bulanan, triwulan, Semester, dan Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 2
2021: 4
2022: 4
2023: 4
2024: 4
9. Satuan Target Jumlah bahan rekomendasi strategi dan kebijakan pengadaan
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
Kepala Seksi Pengkajian Strategi Dan Kebijakan Pengadaan Umum

1. Input Kegiatan Terlaksananya kegiatan pengkajian strategi dan kebijakan


pengadaan umum.
2. Indikator Kinerja Jumlah kegiatan pengkajian strategi dan kebijakan pengadaan
umum
3. Definisi a. Kegiatan pengkajian strategi dan kebijakan dilakukan untuk
mendukung perumusan strategi dan kebijakan pengadaan
umum serta penyusunan pedoman pengadaan umum yang
terkait:
1) peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN);
2) peningkatan partisipasi UMKM dalam PBJP;
3) pemanfaatan barang/jasa hasil inovasi dalam PBJP;
dan/atau
4) kebijakan PBJP lain yang diperlukan.
b. Input kajian berasal dari hasil bahan masukan dan bahan
rekomendasi penyusunan strategi dan kebijakan pengadaan
umum pada hasil pemantauan, evaluasi dan diseminasi
kebijakan pengadaan umum.
c. Satu kegiatan pengkajian meliputi tahapan persiapan,
pelaksanaan dan finalisasi serta pelaporan kepada Kepala
Subdirektorat Perumusan Kebijakan Pengadaan Umum.
4. Formula Akumulasi jumlah kegiatan pengkajian strategi dan kebijakan
pengadaan umum
5. Sumber data 1. Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
2. Sekretaris Utama LKPP
3. Seluruh kedeputian LKPP
4. Seksi Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan
Pengadaan Umum
5. Best practice negara lain
6. Best practice swasta dan/atau organisasi dalam dan luar negeri
6. Polarisasi Stabilize
7. Periode Monitoring Bulanan, Triwulan, Semester, dan Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 2
2021: 4
2022: 4
2023: 5
2024: 5
9. Satuan Target Kegiatan pengkajian
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SEKSI PENYUSUNAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGADAAN UMUM

1. Input Kegiatan Terlaksananya perancangan strategi dan kebijakan pengadaan


umum
2. Indikator Kinerja Jumlah kegiatan perancangan strategi dan kebijakan pengadaan
umum
3. Definisi a. Kegiatan perancangan strategi dan kebijakan pengadaan umum
dilakukan untuk mendukung perumusan strategi dan kebijakan
pengadaan umum.
b. Input perancangan strategi dan kebijakan dapat berasal dari
bahan kajian dan bahan rekomendasi.
c. Satu kegiatan perancangan meliputi tahapan persiapan,
pelaksanaan dan finalisasi serta pelaporan kepada Kepala
Subdirektorat Perumusan Kebijakan Pengadaan Umum.
4. Formula Akumulasi jumlah kegiatan perancangan strategi dan kebijakan
pengadaan umum
5. Sumber data 1. Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
2. Sekretaris Utama dan Kedeputian LKPP
3. Kepala Seksi Pengkajian Strategi dan Kebijakan Pengadaan
Umum
6. Polarisasi Stabilize
7. Periode Monitoring Bulanan, Triwulan, Semester, dan Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 2
2021: 3
2022: 3
2023: 4
2024: 4
9. Satuan Target Kegiatan perancangan strategi dan kebijakan pengadaan umum
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SEKSI DISEMINASI KEBIJAKAN DAN PEDOMAN PENGADAAN UMUM

1. Input Kegiatan Terlaksananya diseminasi strategi dan kebijakan pengadaan umum

2. Indikator Kinerja Jumlah kegiatan pelaksanaan diseminasi dan kegiatan


pelaksanaan evaluasi diseminasi
3. Definisi Kegiatan diseminasi kebijakan dan pedoman berdasarkan hasil
dari perumusan kebijakan terkait peningkatan penggunaan produk
dalam negeri, partisipasi UMKM, pemanfaatan barang/jasa hasil
inovasi, dan kebijakan PBJ lainnya dilakukan melalui dua cara yakni
secara tatap muka dan non tatap muka.
1. Pelaksanaan diseminasi secara tatap muka adalah kegiatan
diseminasi yang menghadirkan peserta dan narasumber dalam
satu waktu dan satu tempat dengan tatap muka langsung.
2. Pelaksanaan diseminasi secara non tatap muka adalah kegiatan
diseminasi yang diselenggarakan melalui webinar (sosialisasi
daring) atau publikasi konten diseminasi PBJ melalui media
sosial.
Ruang lingkup kegiatan diseminasi strategi dan kebijakan
pengadaan umum meliputi:
1. Kegiatan pelaksanaan diseminasi
a. Penyusunan bahan dan perangkat diseminasi baik untuk
diseminasi tatap muka maupun non tatap muka. Output dari
penyusunan bahan dan perangkat diseminasi berupa materi
paparan atau konten media sosial
b. Pelaksanaan diseminasi secara tatap muka
c. Pelaksanaan diseminasi melalui webinar (sosialisasi
daring).
d. Publikasi konten diseminasi PBJ melalui media sosial.
2. Kegiatan evaluasi pelaksanaan diseminasi
a. Penyusunan perangkat evaluasi pelaksanaan diseminasi
b. Pelaksanaan survei evaluasi pelaksanaan diseminasi yang
dilaksanakan pada akhir pelaksanaan kegiatan pelaksanaan
diseminasi secara tatap muka atau pelaksanaan diseminasi
melalui webinar
c. Pengolahan data hasil survei evaluasi pelaksanaan
diseminasi
d. Penyampaian laporan hasil evaluasi pelaksanaan
diseminasi dilaksanakan 1 (satu) bulan sekali.
4. Formula Akumulasi jumlah kegiatan pelaksanaan diseminasi
Akumulasi jumlah kegiatan evaluasi pelaksanaan diseminasi
5. Sumber data 1. Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
2. Sekretaris Utama dan Kedeputian LKPP
3. Kedeputian lain di LKPP
6. Polarisasi Maximize
7. Periode Monitoring Bulanan, Triwulan, Semester, dan Tahunan
8. Target 2020-2024 Tahun
9. Satuan Target Kegiatan
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SEKSI PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PENGADAAN UMUM

1. Input Kegiatan Terlaksananya pemantauan dan evaluasi implementasi strategi dan


kebijakan pengadaan
2. Indikator Kinerja Jumlah kegiatan pemantauan dan evaluasi implementasi strategi
dan kebijakan pengadaan
3. Definisi Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi terdiri atas:
1. Kegiatan pemantauan
Kegiatan pemantauan implementasi strategi dan kebijakan
merupakan kegiatan yang meliputi proses pemantauan
penyusunan kebijakan dan implementasi terhadap norma
sebuah kebijakan terkait penggunaan produk dalam negeri,
partisipasi UMKM, pemanfaatan barang/jasa hasil inovasi, dan
kebijakan PBJ lainnya di K/L/PD.
2. Kegiatan Evaluasi
Kegiatan evaluasi implementasi strategi dan kebijakan
merupakan kegiatan yang mengukur dampak implementasi
terhadap norma sebuah kebijakan terkait penggunaan produk
dalam negeri, partisipasi UMKM, pemanfaatan barang/jasa
hasil inovasi, dan kebijakan PBJ lainnya di K/L/PD.
Ruang lingkup kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Kebijakan:
1. Survei
a. Kegiatan penyusunan perangkat survei pemantauan
pelaksanaan norma kebijakan pengadaan barang/jasa.
b. Kegiatan uji coba perangkat survei pemantauan
pelaksanaan norma kebijakan pengadaan barang/jasa.
c. Pelaksanaan survei pemantauan pelaksanaan norma
kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah. Pelaksanaan
dilaksanakan untuk seluruh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah/Organisasi
Masyarakat Sipil/Kelompok Masyarakat/Pelaku Usaha.
Kegiatan dapat dilaksanakan melalui on site visit atau survei
melalui kerjasama dengan Direktorat PMEP
(sumon.lkpp.go.id)
d. Survei dilaksanakan 1 tahun sekali. Pada maksimal bulan
Oktober tiap tahunnya data survei sudah dilaksanakan
pengolahan.
2. Kegiatan pembuatan perangkat pemantauan. Basis
pelaksanaannya adalah:
a. Pemantauan dibuat dalam rentang waktu 1 tahun.
b. Pembuatan klastering informasi.
c. Setiap bulan dilakukan expose hasil pemantauan.
3. Pemilahan hasil pemantauan ke dalam kanal evaluasi:
a. Bahan DIM untuk kajian dilaksanakan dalam hal terdapat
permasalahan yang membutuhkan kajian yang lebih
mendalam sehingga dapat dihasilkan alternatif rekomendasi
kebijakan.
b. Rekomendasi untuk perumusan kebijakan dilaksanakan
dalam hal permasalahan yang ada merupakan kesalahan

jdih.lkpp.go.id
norma yang tidak substantif misalnya kesalahan pengetikan,
kesalahan penulisan rujukan, inkonsistensi antara peraturan.
4. Mengembangkan model desain sistem pemantuan pelaksanaan
strategi dan kebijakan berbasis internet (web-based Sipraja, ios,
android).
4. Formula Akumulasi jumlah kegiatan pemantauan dan evaluasi implementasi
strategi dan kebijakan
5. Sumber data Data Primer:
1. Survei kepada K/L/PD, OMS dan kelompok masyarakat;
2. masukan tertulis dari pemangku kepentingan melalui surat;
3. data base Unit Kerja di Kedeputian LKPP;
4. diskusi kelompok terpumpun
Data Sekunder:
1. Olah data dari Unit Kerja di Kedeputian Bidang Direktorat
Pengembangan Strategi dan Kebijakan, Unit Kerja di
Kedeputian Bidang Monitoring Evaluasi dan Pengembangan
Sistem Informasi, Unit Kerja di Kedeputian Bidang
Pengembangan dan Pembinaan SDM, dan Unit Kerja di
Kedeputian Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah
Olah data dari instansi terkait, misal data Badan Pusat Statistik, hasil
riset OMS tertentu
6. Polarisasi Stabilize
7. Periode Monitoring Bulanan, Triwulan, Semester, dan Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 1
2021: 2
2022: 2
2023: 2
2024: 2
9. Satuan Target Kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan strategi dan
kebijakan pengadaan.
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MIND MAP DIREKTORAT PENGEMBANGAN SRATEGI DAN KEBIJAKAN KHUSUS

Meningkatnya pemerataan ekonomi untuk mendorong


Sasaran
kemandirian bangsa melalui optimalisasi penerapan tata kelola
Strategis pengadaan
Persentase Persentase peningkatan penggunaan produk dalam
negeri dalam proses PBJ
Indek Kualitas Indek Kualitas Kebijakan PBJ

penggunaan produk dalam negeri dalam proses PBJ


Persentase peningkatan rasio nilai Persentase peningkatan rasio
PBJRencana Umum Pengadaan
nilai transaksi UMKM terhadap

Sasaran
Meningkatnya kualitas kebijakan PBJ Meningkatnya iklim usaha dalam PBJ
Program
UMKM terhadap Rencana Umum Pengadaan

Persentase peningkatan partisipasi


investor swasta/asing dalam proses
pengadaan KPBU/KPDBU
Indeks kualitas kebijakan PBJ penggunaan produk dalam negeri
transaksi UMKM Persentase peningkatan
partisipasi Pelaku Usaha Nasional dalam

Peningkatan skor indeks penyedia di desa


jakan PBJ

Sasaran Tersedianya kebijakan Tersedianya dokumen Tersedianya kebijakan Tersedianya kebijakan


Kegiatan pengadaan barang/jasa pada Pendampingan penyusunan pengadaan pengadaan barang/jasa
BLU/BLUD Pedoman atau peraturan KPBU di desa
PBJ di
Badan Usaha, BLU atau
Dokumen kebijakan pengadaan BLUD dan badan hukum Tersedianya Norma/ Standar/ Dokumen kebijakan
publik Peraturan/ pengadaan barang/jasa di desa
barang/jasa di BLU/BLUD
Model Dokumen/ Kajian
tentang kebijakan pengadaan
Dokumen pendampingan
KPBU yang ditetapkan
penyusunan pedoman
peraturan PBJ di Badan Usaha,
BLU/BLUD dan Badan Hukum
Publik

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
DIREKTUR PENGEMBANGAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN KHUSUS

1. Sasaran Kegiatan Tersedianya kebijakan pengadaan barang/jasa pada BLU/BLUD

2. Indikator Kinerja Dokumen kebijakan pengadaan barang/jasa di BLU/BLUD


3. Definisi Pedoman/peraturan pengadaan barang/jasa BLU/BLUD adalah
pedoman/peraturan yang ditetapkan oleh pimpinan BLU/BLUD.
LKPP melakukan penyusunan
Norma/Standar/Peraturan/ModelDokumen/Kajian tentang
Pengadaan Barang/Jasa di BLU/BLUD sebagai panduan bagi para
pimpinan BLU/BLUD dalam menyusun Pedoman/peraturan
pengadaan barang/jasa di BLU/BLUD sehingga diharapkan proses
penyusunan pedoman/peraturan tentang Pengadaan Barang/Jasa
di BLU/BLUD menjadi lebih baik.
4. Formula Jumlah Norma/Standar/Peraturan/Model Dokumen/Kajian tentang
Pengadaan Barang/Jasa di BLU/BLUD
5. Sumber data 1. Sumber data internal
Data LKPP c.q. Direktorat Pengembangan Strategi dan
Kebijakan Pengadaan Khusus yang diperoleh dari kegiatan
sosialisasi di daerah dan konsultasi para stakeholder.
2. Sumber data eksternal
a. Kementerian/Lembaga (Kementerian Keuangan,
Kementerian Dalam Negeri, dll)
b. BLU/BLUD
c. Laporan/informasi masyarakat.
6. Polarisasi Moderate
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 1
2021: 1
2022: 1
2023: 1
2024: 1
9. Satuan Target Dokumen
10. Sifat Cascading Conributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
DIREKTUR PENGEMBANGAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN KHUSUS

1. Sasaran Kegiatan Tersedianya dokumen Pendampingan penyusunan Pedoman atau


peraturan PBJ di Badan Usaha, BLU atau BLUD dan badan hukum
publik

2. Indikator Kinerja Dokumen pendampingan penyusunan pedoman peraturan PBJ di


Badan Usaha, BLU/BLUD dan Badan Hukum Publik
3. Definisi Pedoman/peraturan pengadaan barang/jasa pada badan usaha,
BLU/BLUD dan badan hukum publik adalah pedoman/peraturan
yang ditetapkan oleh pimpinan badan usaha, pimpinan BLU/BLUD
atau pimpinan badan hukum publik berdasarkan hasil layanan
pendampingan/pemberian saran dan masukan yang dilakukan oleh
Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan
Khusus.

Rancangan hasil review/pendampingan adalah saran, masukan dan


rekomendasi terhadap rancangan pedoman/peraturan pengadaan
barang/jasa pada badan usaha dan badan layanan.

Badan Usaha terdiri atas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Badan Layanan terdiri atas Badan Layanan Umum (BLU) dan


Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

Badan hukum publik adalah badan pemerintahan dimana


menjalankan fungsi dan tugas pemerintahan yang diberikan status
badan hukum.
4. Formula Jumlah dokumen review/pendampingan penyusunan
pedoman/peraturan pengadaan barang/jasa pada Badan Usaha,
BLU/BLUD dan badan hukum publik yang disusun.
5. Sumber data Sumber data internal:
Jumlah pendampingan/pemberian saran dan masukan
pedoman/peraturan pengadaan barang/jasa pada Badan Usaha,
BLU/BLUD dan badan hukum publik didapatkan dari data yang
dimiliki oleh Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan
Pengadaan Khusus.
6. Polarisasi Maximize
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 2
2021: 2
2022: 3
2023: 3
2024: 3
9. Satuan Target Dokumen
10. Sifat Cascading Conributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
DIREKTUR PENGEMBANGAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN KHUSUS

1. Sasaran Kegiatan Tersedianya kebijakan pengadaan KPBU

2. Indikator Kinerja Tersedianya rancangan Norma/ Standar/ Peraturan/Model


Dokumen/ Kajian tentang kebijakan pengadaan KPBU yang
ditetapkan
3. Definisi Sesuai amanat Perpres 38 Tahun 2015 tentang KPBU dalam
Penyediaan Infrastruktur LKPP diamanatkan untuk menyusun
ketentuan lebih lanjut terkait tata cara pengadaan KPBU.

Sehubungan amanat tersebut dan rangka meningkatkan partisipasi


swasta dan asing dalam pengadaan proyek KPBU,
perlu disusun kebijakan pengadaan yang sesuai dengan prinsip-
prinsip pengadaan yaitu efisien, efektif, transparan, terbuka,
bersaing, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel.

Dokumen kebijakan pengadaan KPBU yang disusun diharapkan


dapat meningkatkan minat swasta dan asing untuk
ikut berpartisipasi dalam pengadaan KPBU dan berinvestasi
pada proyek infrastruktur di Indonesia. Kebijakan yang disusun oleh
Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan
Khusus LKPP berupa Norma/Standar/Peraturan/Model
Dokumen/Kajian tentang Pengadaan KPBU.

Dalam proses penyusunan kebijakan pengadaan tersebut dilakukan


juga proses piloting kepada PJPK yang melaksanakan pengadaan
KPBU agar peraturan yang disusun
dapat di implementasikan dan hasil piloting dapat di replikasi di
proyek KPBU lainnya.

Pengukuran jumlah kebijakan yang mendukung pengadaan


KPBU mencakup:
1. Kebijakan yang mendukung PerLKPP tentang Pengadaan Badan
Usaha Proyek KPBU Solicited;
2. Kebijakan yang mendukung PerLKPP tentang Pengadaan Badan
Usaha Proyek KPBU Unsolicited;
3. Kebijakan yang mendukung PerLKPP tentang Pengadaan Badan
Penyiapan; atau
4. Kebijakan pengadaan KPBU lainnya pada tiap tahunnya.
4. Formula Jumlah Norma/Standar/Peraturan/Model Dokumen/Kajian
tentang Pengadaan KPBU
5. Sumber data 1. Sumber data internal
Data LKPP c.q. Direktorat Pengembangan Strategi dan
Kebijakan Pengadaan Khusus yang diperoleh dari kegiatan
sosialisasi di daerah dan konsultasi para stakeholder.
2. Sumber data eksternal
a. Monev Pipeline Kantor Bersama KPBU RI
b. PJPK/Tim KPBU/Panitia Pengadaan/Pelaku Usaha yang
berkonsultasi ke LKPP
c. KRISNA Bappenas
6. Polarisasi Moderate
7. Periode Monitoring Tahunan

jdih.lkpp.go.id
8. Target 2020-2024 2020: 1
2021: 1
2022: 1
2023: 1
2024: 1
9. Satuan Target Dokumen
10. Sifat Cascading Conributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
DIREKTUR PENGEMBANGAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN KHUSUS

1. Sasaran Kegiatan Tersedianya kebijakan pengadaan barang/jasa di desa

2. Indikator Kinerja Dokumen kebijakan pengadaan barang/jasa di desa


3. Definisi Salah satu tujuan dari Dana Desa adalah Desa mempunyai
kesempatan untuk mengembangkan ekonomi masyarakat melalui
pengembangan usaha. Tolak ukur keberhasilan dari
pengembangan ekonomi adalah adanya peran dari penyedia. Oleh
sebab itu, perlu adanya kebijakan yang mendukung terciptanya
penyedia-penyedia baru di Desa.

Dalam rangka mencapai hal tersebut, maka


Norma/Standar/Peraturan/Model Dokumen/Kajian tentang
Pengadaan Barang/Jasa di Desa agar memprioritaskan penyedia di
Desa setempat. Dengan adanya sinergi antara besarnya dana yang
berputar di Desa melalui kebijakan Dana Desa dan prioritas
penyedia di Desa setempat maka diharapkan tujuan peningkatan
iklim usaha dalam Pengadaan Barang/Jasa di Desa dapat tercapai.
4. Formula Jumlah Norma/Standar/Peraturan/Model Dokumen/Kajian tentang
Pengadaan Barang/Jasa di Desa
5. Sumber data 1. Sumber data internal
Data LKPP c.q. Direktorat Pengembangan Strategi dan
Kebijakan Pengadaan Khusus yang diperoleh dari kegiatan
sosialisasi di daerah dan konsultasi para stakeholder.
2. Sumber data eksternal
a. Kementerian/Lembaga (Kementerian Dalam Negeri,
b. Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,
BPKP, dll)
c. Pemerintah Kabupaten/Kota
d. Laporan/informasi masyarakat.
6. Polarisasi Moderate
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 1
2021: 1
2022: 1
2023: 1
2024: 1
9. Satuan Target Dokumen
10. Sifat Cascading Conributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MIND MAP SUBDIREKTORAT PERUMUSAN KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS

Sasaran Kegiatan
Tersedianya kebijakan Tersedianya kebijakan Tersedianya kebijakan
pengadaan barang/jasa pada pengadaan pengadaan barang/jasa
BLU/BLUD KPBU di desa

Tersedianya Norma/ Standar/ Dokumen kebijakan


Dokumen kebijakan pengadaan
Peraturan/ pengadaan barang/jasa di desa
barang/jasa di BLU/BLUD
Model Dokumen/ Kajian
Output Kegiatan tentang kebijakan pengadaan
KPBU yang ditetapkan

Tersedianya rancangan Tersedianya rancangan Tersedianya rancangan


Norma/Standar/Peraturan/Model Norma/Standar/Peraturan/M Norma/Standar/Peraturan/
Dokumen/Kajian tentang kebijakan odel Dokumen/ Kajian tentang Model Dokumen/ Kajian tentang
pengadaan kebijakan pengadaan KPBU kebijakan pengadaan barang/jasa
Input/Aktivitas barang/jasa di BLU/BLUD di desa

Rancangan Dokumen Rancangan


Norma/Standar/Peraturan/Model Norma/Standar/Peraturan/M Rancangan
Dokumen/Kajian tentang kebijakan odel Dokumen/Kajian tentang Norma/Standar/Peraturan/Model
pengadaan kebijakan pengadaan KPBU Dokumen/Kajian tentang kebijakan
barang/jasa di BLU/BLUD pengadaan barang/jasa di desa

Terlaksananya kegiatan Terlaksananya public Terlaksananya kegiatan Terlaksananya public Terlaksananya kegiatan Terlaksananya public
Penyusunan awareness terkait PBJ Penyusunan awareness peraturan Penyusunan awareness peraturan
Norma/Standar/Peraturan di BLU/BLUD Norma/Standar/Peraturan Norma/Standar/Peraturan PBJ di desa
pengadaan KPBU
/Model Dokumen/Kajian /Model Dokumen/Kajian /Model Dokumen/Kajian
tentang kebijakan PBJ di tentang kebijakan tentang kebijakan PBJ di
BLU/BLUD pengadaan KPBU desa
Jumlah kegiatan Jumlah kegiatan
Jumlah lokasi public
peningkatan public peningkatan public
awareness peraturan
Kegiatan penyusunan awareness desa terkait Kegiatan penyusunan awareness desa terkait
pengadaan KPBU Kegiatan penyusunan
Norma/Standar/Peraturan/ PBJ di BLU/BLUD Norma/Standar/Peraturan/ peraturan PBJ di desa
Model Dokumen/Kajian Model Dokumen/Kajian Norma/Standar/Peraturan/
tentang kebijakan PBJ di tentang kebijakan Model Dokumen/Kajian
BLU/BLUD pengadaan KPBU tentang kebijakan PBJ di
desa

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SUBDIREKTORAT PERUMUSAN KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS

1. Output Kegiatan Tersedianya rancangan Norma/Standar/Peraturan/Model


Dokumen/ Kajian tentang kebijakan pengadaan KPBU
2. Indikator Kinerja Rancangan Norma/Standar/Peraturan/Model Dokumen/Kajian
tentang kebijakan pengadaan KPBU
3. Definisi Sesuai amanat Perpres 38 Tahun 2015 tentang KPBU dalam
Penyediaan Infrastruktur LKPP diamanatkan untuk menyusun
ketentuan lebih lanjut terkait tata cara pengadaan KPBU.

Sehubungan amanat tersebut dan rangka meningkatkan partisipasi


swasta dan asing dalam pengadaan proyek KPBU, perlu disusun
kebijakan pengadaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
pengadaan yaitu efisien, efektif, transparan, terbuka, bersaing,
adil/tidak diskriminatif dan akuntabel.

Dokumen kebijakan pengadaan KPBU yang disusun diharapkan


dapat meningkatkan minat swasta dan asing untuk ikut
berpartisipasi dalam pengadaan KPBU dan berinvestasi pada
proyek infrastruktur di Indonesia. Kebijakan yang disusun oleh
Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan
Khusus LKPP berupa Norma/Standar/Peraturan/Model
Dokumen/Kajian tentang Pengadaan KPBU.

Dalam proses penyusunan kebijakan pengadaan tersebut dilakukan


juga proses piloting kepada PJPK yang melaksanakan pengadaan
KPBU agar peraturan yang disusun dapat di implementasikan dan
hasil piloting dapat di replikasi di proyek KPBU lainnya.

Pengukuran jumlah rancangan kebijakan yang mendukung


pengadaan KPBU mencakup:
1. Rancangan kebijakan yang mendukung PerLKPP tentang
Pengadaan Badan Usaha Proyek KPBU Solicited;
2. Rancangan kebijakan yang mendukung PerLKPP tentang
Pengadaan Badan Usaha Proyek KPBU Unsolicited;
3. Rancangan kebijakan yang mendukung PerLKPP tentang
Pengadaan Badan Penyiapan; atau
4. Rancangan kebijakan pengadaan KPBU lainnya pada tiap
tahunnya.
4. Formula Jumlah Rancangan Norma/Standar/Peraturan/Model
Dokumen/Kajian tentang Kebijakan Pengadaan KPBU
5. Sumber data 1. Sumber data internal
Data LKPP c.q. Direktorat Pengembangan Strategi dan
Kebijakan Pengadaan Khusus yang diperoleh dari kegiatan
sosialisasi di daerah dan konsultasi para stakeholder.
2. Sumber data eksternal
a. Monev Pipeline Kantor Bersama KPBU RI
b. PJPK/Tim KPBU/Panitia Pengadaan/Pelaku Usaha yang
berkonsultasi ke LKPP
c. KRISNA Bappenas
6. Polarisasi Moderate

jdih.lkpp.go.id
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 1
2021: 1
2022: 1
2023: 1
2024: 1
9. Satuan Target Dokumen
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SUBDIREKTORAT PERUMUSAN KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS

1. Output Kegiatan Tersedianya rancangan Norma/Standar/Peraturan/Model Dokumen/


Kajian tentang kebijakan pengadaan barang/jasa di desa

2. Indikator Kinerja Rancangan Norma/Standar/Peraturan/Model Dokumen/Kajian


tentang kebijakan pengadaan barang/jasa di desa
3. Definisi Salah satu tujuan dari Dana Desa adalah Desa mempunyai
kesempatan untuk mengembangkan ekonomi masyarakat melalui
pengembangan usaha. Tolak ukur keberhasilan dari
pengembangan ekonomi adalah adanya peran dari penyedia. Oleh
sebab itu, perlu adanya kebijakan yang mendukung terciptanya
penyedia-penyedia baru di Desa.

Dalam rangka mencapai hal tersebut, maka Rancangan


Norma/Standar/Peraturan/Model Dokumen tentang Pengadaan
Barang/Jasa di Desa agar memprioritaskan penyedia di Desa
setempat. Dengan adanya sinergi antara besarnya dana yang
berputar di Desa melalui kebijakan Dana Desa dan prioritas
penyedia di Desa setempat maka diharapkan tujuan peningkatan
iklim usaha dalam Pengadaan Barang/Jasa di Desa dapat tercapai.
4. Formula Jumlah Norma/Standar/Peraturan/Model Dokumen/Kajian tentang
Pengadaan Barang/Jasa di Desa
5. Sumber data 1. Sumber data internal
Data LKPP c.q. Direktorat Pengembangan Strategi dan
Kebijakan Pengadaan Khusus yang diperoleh dari kegiatan
sosialisasi di daerah dan konsultasi para stakeholder.
2. Sumber data eksternal
a. Kementerian/Lembaga (Kementerian Dalam
Negeri,Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, BPKP, dll)
b. Pemerintah Kabupaten/Kota
c. Laporan/informasi masyarakat.
6. Polarisasi Moderate
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 1
2021: 1
2022: 1
2023: 1
2024: 1
9. Satuan Target Dokumen
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SUBDIREKTORAT PERUMUSAN KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS

1. Output Kegiatan Tersedianya rancangan Norma/Standar/Peraturan/Model


Dokumen/Kajian tentang kebijakan pengadaan barang/jasa di
BLU/BLUD

2. Indikator Kinerja Rancangan Dokumen Norma/Standar/Peraturan/Model


Dokumen/Kajian tentang kebijakan pengadaan barang/jasa di
BLU/BLUD
3. Definisi Pedoman/peraturan pengadaan barang/jasa BLU/BLUD adalah
pedoman/peraturan yang ditetapkan oleh pimpinan BLU/BLUD.
LKPP melakukan penyusunan
Norma/Standar/Peraturan/ModelDokumen/Kajian tentang
Pengadaan Barang/Jasa di BLU/BLUD sebagai panduan bagi para
pimpinan BLU/BLUD dalam menyusun Pedoman/peraturan
pengadaan barang/jasa di BLU/BLUD sehingga proses penyusunan
pedoman/ peraturan tentang Pengadaan Barang/Jasa di BLU/BLUD
menjadi lebih baik.
4. Formula Jumlah Rancangan Norma/Standar/Peraturan/Model
Dokumen/Kajian tentang Pengadaan Barang/Jasa di BLU/BLUD
5. Sumber data 1. Sumber data internal
Data LKPP c.q. Direktorat Pengembangan Strategi dan
Kebijakan Pengadaan Khusus yang diperoleh dari kegiatan
sosialisasi di daerah dan konsultasi para stakeholder.
2. Sumber data eksternal
a. Kementerian/Lembaga (Kementerian Dalam
Negeri,Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, BPKP, dll)
b. Pemerintah Kabupaten/Kota
c. Laporan/informasi masyarakat.
6. Polarisasi Moderate
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 1
2021: 1
2022: 1
2023: 1
2024: 1
9. Satuan Target Dokumen
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SEKSI PERUMUSAN KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS 1

1. Input Kegiatan Terlaksananya kegiatan penyusunan Norma/Standar/Peraturan


/Model Dokumen/Kajian tentang kebijakan PBJ di BLU/BLUD
2. Indikator Kinerja Kegiatan penyusunan Norma/Standar/Peraturan/Model
Dokumen/Kajian tentang kebijakan PBJ di BLU/BLUD
3. Definisi Dalam upaya penyusunan Norma/Standar/Peraturan/Model
Dokumen/Kajian tentang pengadaan barang/jasa di BLU/BLUD
maka perlu dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:
1. Desk Study untuk menyusun studi pendahuluan dalam rangka
pemetaan isu permasalahan;
2. Pengumpulan data dukung dan informasi;
3. Rapat koordinasi dengan stakeholder pengadaan barang/jasa di
BLU/BLUD untuk memperoleh masukan agar dapat sesuai
dengan kondisi lapangan; dan
4. Rapat koordinasi dengan Biro HSIK terkait legal drafting
penyusunan Norma/Standar/Peraturan/Model Dokumen/Kajian
tentang pengadaan barang/jasa di desa.
4. Formula Jumlah kegiatan penyusunan penyusunan
Norma/Standar/Peraturan /Model Dokumen/Kajian tentang
kebijakan pengadaan barang/jasa di BLU/BLUD
5. Sumber data 1. Sumber data internal
Data LKPP c.q. Direktorat Pengembangan Strategi dan
Kebijakan Pengadaan Khusus yang diperoleh dari kegiatan
sosialisasi di daerah dan konsultasi para stakeholder.
2. Sumber data eksternal
a. Kementerian/Lembaga (Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian Keuangan, dll)
b. BLU/BLUD
c. Laporan/informasi masyarakat.
6. Polarisasi Moderate
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 3
2021: 3
2022: 3
2023: 3
2024: 3
9. Satuan Target Kegiatan
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SEKSI PERUMUSAN KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS 1

1. Input Kegiatan Terlaksananya Kegiatan public awareness terkait Pengadaan


Barang/Jasa di BLU/BLUD
2. Indikator Kinerja Kegiatan public awareness terkait Pengadaan Barang/Jasa di
BLU/BLUD
3. Definisi Untuk meningkatkan public awareness Para Pelaku Pengadaan di
BLU/BLUD maka perlu dilakukan melalui sosialisasi/diseminasi
kepada Para Pelaku Pengadaan di BLU/BLUD terkait
Norma/Standar/Peraturan /Model Dokumen/Kajian tentang
kebijakan pengadaan barang/jasa di BLU/BLUD yang telah disusun.
4. Formula Jumlah lokasi kegiatan public awareness terkait Pengadaan
Barang/Jasa di BLU/BLUD
5. Sumber data Laporan pelaksanaan kegiatan peningkatan public awareness
terkait Pengadaan Barang/Jasa di BLU/BLUD
6. Polarisasi Moderate
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 1
2021: 1
2022: 1
2023: 1
2024: 1
9. Satuan Target Lokus
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SEKSI PERUMUSAN KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS 1

1. Input Kegiatan Terlaksananya kegiatan penyusunan Norma/Standar/Peraturan


/Model Dokumen/Kajian tentang kebijakan PBJ Desa
2. Indikator Kinerja Kegiatan penyusunan Norma/Standar/Peraturan/Model
Dokumen/Kajian tentang kebijakan PBJ di Desa
3. Definisi Dalam upaya penyusunan Norma/Standar/Peraturan/Model
Dokumen/Kajian tentang pengadaan barang/jasa di desa maka
perlu dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:
1. Desk Study untuk menyusun studi pendahuluan dalam rangka
pemetaan isu permasalahan;
2. Pengumpulan data dukung dan informasi;
3. Rapat koordinasi dengan stakeholder pengadaan barang/jasa di
Desa untuk memperoleh masukan agar dapat sesuai dengan
kondisi lapangan; dan
4. Rapat koordinasi dengan Biro HSIK terkait legal drafting
Penyusunan Norma/Standar/Peraturan/Model Dokumen/Kajian
tentang pengadaan barang/jasa di
desa.
4. Formula Jumlah kegiatan penyusunan penyusunan
Norma/Standar/Peraturan /Model Dokumen/Kajian tentang
kebijakan pengadaan barang/jasa di desa pengadaan barang/jasa
di desa
5. Sumber data 1. Sumber data internal
Data LKPP c.q. Direktorat Pengembangan Strategi dan
Kebijakan Pengadaan Khusus yang diperoleh dari kegiatan
sosialisasi di daerah dan konsultasi para stakeholder.
2. Sumber data eksternal
d. Kementerian/Lembaga (Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,
BPKP, dll)
e. Pemerintah Kabupaten/Kota
f. Laporan/informasi masyarakat.
6. Polarisasi Moderate
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 3
2021: 3
2022: 3
2023: 3
2024: 3
9. Satuan Target Kegiatan
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SEKSI PERUMUSAN KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS 1

1. Input Kegiatan Terlaksananya peningkatan public awareness desa terkait


Pengadaan Barang/Jasa di Desa
2. Indikator Kinerja Jumlah kegiatan peningkatan public awareness desa terkait
Pengadaan Barang/Jasa di Desa
3. Definisi Untuk meningkatkan public awareness Pemerintah Kabupaten/Kota
dan Pemerintah Desa terkait Pengadaan Barang/Jasa di Desa
maka perlu dilakukan melalui sosialisasi/diseminasi kepada
Perangkat Pemerintah Kabupaten/Kota dan Perangkat Pemerintah
Desa.
4. Formula % keterlibatan desa dalam pelaksanaan kegiatan
peningkatan public awareness PBJ di Desa = x 100%

Keterangan:
1. Dx = Jumlah desa yang memperoleh kegiatan public
awareness PBJ di Desa yang memperoleh dana desa
2. Dy = Jumlah desa yang memperoleh dana desa
5. Sumber data Data LKPP c.q. Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan
Pengadaan Khusus yang diperoleh dari kegiatan sosialisasi di
daerah dan konsultasi para stakeholder.
6. Polarisasi Moderate
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 5
2021: 10
2022: 15
2023: 20
2024: 25
9. Satuan Target Persentase
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SEKSI PERUMUSAN KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS 2

1. Input Kegiatan Terlaksananya kegiatan penyusunan Norma/Standar/Peraturan


/Model Dokumen/Kajian tentang kebijakan pengadaan KPBU
2. Indikator Kinerja Kegiatan penyusunan Norma/Standar/Peraturan/Model
Dokumen/Kajian tentang kebijakan pengadaan KPBU
3. Definisi Sehubungan amanat Perpres 38 Tahun 2015 tentang KPBU dalam
Penyediaan Infrastruktur dan dalam rangka meningkatkan
partisipasi swasta dan asing dalam pengadaan proyek KPBU
diperlukan adanya kebijakan pengadaan KPBU yang efisien, efektif,
transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel.
Dalam upaya penyusunan Norma/Standar/Peraturan /Model
Dokumen/Kajian tentang kebijakan pengadaan KPBU maka perlu
dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:
1. Rapat penyusunan Norma/Standar/Peraturan /Model
Dokumen/Kajian tentang kebijakan pengadaan KPBU; Dalam
rangka penyusunan Norma/Standar/Peraturan /Model
Dokumen/Kajian tentang kebijakan pengadaan KPBU, maka
akan dilakukan rapat dengan mengundang narasumber terkait
isu yang akan dibahas dalam Norma/Standar/Peraturan /Model
Dokumen/Kajian tentang kebijakan pengadaan KPBU agar
konsep Norma/Standar/Peraturan /Model Dokumen/Kajian
tentang kebijakan pengadaan KPBU yang akan disusun sesuai
dengan kebutuhan dan best practice.
2. Rapat kordinasi penyusunan Norma/Standar/Peraturan/Model
Dokumen/Kajian tentang kebijakan pengadaan KPBU;
Dalam rangka penyusunan Norma/Standar/Peraturan/Model
Dokumen/Kajian tentang kebijakan pengadaan KPBU, maka
akan dilakukan rapat koordinasi dengan Direktorat lain yang
terkait dan Biro HSIK di lingkup LKPP agar konsep
Norma/Standar/Peraturan /Model Dokumen/Kajian tentang
kebijakan pengadaan KPBU yang akan disusun sesuai dengan
peraturan lain di LKPP
3. Rapat Kantor Bersama KPBU RI
Dalam rangka penyusunan Norma/Standar/Peraturan /Model
Dokumen/Kajian tentang kebijakan pengadaan KPBU, maka
akan dilakukan rapat koordinasi dengan anggota Kantor
Bersama KPBU RI (Bappenas, Kemenkeu, BKPM,
Kemendagri, Kemenko Perekonomian, Kemenko Maritim dan
Investasi, dan PT PII) agar konsep Norma/Standar/Peraturan
/Model Dokumen/Kajian tentang kebijakan pengadaan KPBU
yang akan disusun sesuai dengan peraturan lain terkait KPBU.
4. Piloting pada pengadaan proyek KPBU
Kebijakan/rancangan konsep kebijakan yang telah disusun
akan diuji cobakan dalam bentuk piloting/pendampingan pada
proyek KPBU. Hasil dari pelaksanaan pilot akan menjadi
masukan untuk perbaikan kebijakan KPBU.
4. Formula Jumlah kegiatan penyusunan penyusunan
Norma/Standar/Peraturan /Model Dokumen/Kajian tentang
kebijakan pengadaan KPBU
5. Sumber data 3. Sumber data internal
Data LKPP c.q. Direktorat Pengembangan Strategi dan

jdih.lkpp.go.id
Kebijakan Pengadaan Khusus yang diperoleh dari kegiatan
sosialisasi di daerah dan konsultasi para stakeholder.
4. Sumber data eksternal
g. Rapat Kantor Bersama KPBU RI
h. PJPK/Tim KPBU/Panitia Pengadaan/Pelaku Usaha yang
berkonsultasi ke LKPP
6. Polarisasi Moderate
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 4
2021: 4
2022: 4
2023: 4
2024: 4
9. Satuan Target Dokumen
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SEKSI PERUMUSAN KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS 2

1. Input Kegiatan Terlaksananya public awareness peraturan pengadaan KPBU

2. Indikator Kinerja Jumlah lokasi public awareness peraturan pengadaan KPBU


3. Definisi Pengukuran jumlah lokasi public awareness peraturan pengadaan
KPBU

4. Formula Jumlah lokasi public awareness peraturan pengadaan KPBU


setiap tahunnya
5. Sumber data Laporan pelaksanaan public awareness peraturan pengadaan
KPBU
6. Polarisasi Maximize
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 1
2021: 2
2022: 3
2023: 3
2024: 4
9. Satuan Target Jumlah Lokasi
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MIND MAP SUBDIREKTORAT IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS
Sasaran Kegiatan
Tersedianya dokumen Tersedianya kebijakan Tersedianya kebijakan
Pendampingan pengadaan pengadaan barang/jasa
penyusunan Pedoman KPBU di desa
atau peraturan PBJ di
Badan Usaha, BLU atau
Tersedianya kebijakan BLUD dan badan hukum Tersedianya Norma/ Standar/ Dokumen kebijakan pengadaan
pengadaan barang/jasa pada publik Peraturan/ barang/jasa di desa
BLU/BLUD Model Dokumen/ Kajian
Dokumen pendampingan tentang kebijakan pengadaan
penyusunan pedoman KPBU yang ditetapkan
Dokumen kebijakan peraturan PBJ di Badan
pengadaan barang/jasa di Usaha, BLU/BLUD dan Badan
BLU/BLUD Hukum Publik

Output Kegiatan Tersusunnya rancangan hasil Terpenuhinya Terlaksananya Tersedianya


pemberian pendapat Tersedianya
review/ pemantauan dan rancangan
pengadaan KPBU rancangan
Tersedianya rancangan pendampinganpenyusunan evaluasi dokumen
dokumen
dokumen pemantauan pedoman/peraturan PBJ strategi/kebijakan pendampingan
pemantauan dan
dan evaluasi pada badan usaha, Jumlah pemberian pengadaan KPBU penyusunan
evaluasi
strategi/kebijakan PBJ BLU/BLUD dan badan hukum pendapat pengadaan peraturan
strategi/kebijakan
pada BLU/BLUD publik. KPBU bupati/walikota
PBJ di Desa
Dokumen tentang PBJ di Desa
pemantauan dan
Rancangan dokumen Jumlah rancangan hasil
evaluasi
pemantauan dan evaluasi review/pendampingan Rancangan
strategi/kebijakan Rancangan dokumen
strategi/kebijakan PBJ penyusunan dokumen
pengadaan KPBU pemantauan dan
pada BLU/BLUD pedoman/peraturan PBJ pada pendampingan
badan usaha, penyusunan evaluasi
BLU/BLUD dan badan hukum peraturan strategi/kebijakan
publik. bupati/walikota PBJ di Desa
tentang PBJ di Desa

Input/Aktivitas Terlaksananya kegiatan


Terlaksananya kegiatan Terlaksananya Terlaksananya Terlaksananya
Terlaksananya
pemantauan dan evaluasi kegiatan peningkatan Terlaksananya kegiatan
pendampingan penyusunan kegiatan pemberian kegiatan pemantauan
barang/jasa pada kapasitas stakeholder pemantauan dan pendampingan
pedoman/peraturan pendapat pengadaan dan evaluasi
BLU/BLUD evaluasi strategi/ penyusunan
KPBU pengadaan strategi/kebijakan PBJ
PBJ Badan Usaha, BLU/BLUD dan kebijakan peraturan
badan hukum publik pengadaan KPBU di Desa
bupati/walikota
Kegiatan tentang PBJ di Desa
Jumlah kegiatan pemantauan dan Kegiatan pemberian peningkatan
evaluasi barang/jasa pada pendapat pengadaan
Jumlah kegiatan pendampingan kapasitas Kegiatan pemantauan
BLU/BLUD KPBU Kegiatan Kegiatan
penyusunan stakeholder dan evaluasi
pedoman/peraturan PBJ pengadaan KPBU pemantauan dan pendampingan strategi/kebijakan PBJ di
Badan Usaha, BLU/BLUD dan evaluasi Penyusunan peraturan Desa
badan hukum publik strategi/kebijakan bupati/walikota
pengadaan KPBU tentang PBJ di Desa
jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SUBDIREKTORAT IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS

1. Output Kegiatan Tersedianya rancangan dokumen pemantauan dan evaluasi


strategi/kebijakan PBJ pada BLU/BLUD
2. Indikator Kinerja Rancangan dokumen pemantauan dan evaluasi strategi/kebijakan
PBJ pada BLU/BLUD
3. Definisi Pemantauan adalah suatu kegiatan mengamati secara seksama
suatu keadaan atau kondisi kegiatan tertentu dengan tujuan agar
semua data masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil
pengamatan tersebut dapat menjadi landasan dalam mengambil
keputusan tindakan selanjutnya yang diperlukan (UU Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional).

Evaluasi merupakan proses menentukan nilai atau pentingnya


suatu kegiatan, kebijakan, atau program (OECD).

Badan Layanan Umum (BLU) adalah adalah instansi di lingkungan


Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual
tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas (PP
Nomor 23 Tahun 2005).

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah sistem yang


diterapkan oleh unit pelaksana teknis dinas/badan daerah dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai
fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan sebagai
pengecualian dari ketentuan pengelolaan daerah pada umumnya
(Permendagri Nomor 79 Tahun 2018).

Pemantauan dan evaluasi strategi/kebijakan PBJ di Desa adalah


kegiatan untuk mengamati kondisi yang diakibatkan oleh
strategi/kebijakan PBJ pada BLU/BLUD.
4. Formula Rancangan dokumen pemantauan dan evaluasi strategi/kebijakan
PBJ pada BLU/BLUD yang diselesaikan.
5. Sumber data 1. Sumber data internal
Data LKPP c.q. Direktorat Pengembangan Strategi dan
Kebijakan Pengadaan Khusus yang diperoleh dari kegiatan
sosialisasi/pendampingan di daerah dan konsultasi para
stakeholder.
2. Sumber data eksternal
a. Kementerian Keuangan;
b. Kementerian Dalam Negeri
c. Kementerian sektor
d. Pemerintah Kabupaten/Kota;
e. Laporan/informasi masyarakat.
6. Polarisasi Moderate
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: -
2021: 1

jdih.lkpp.go.id
2022: 1
2023: 1
2024: 1
9. Satuan Target Dokumen
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SUBDIREKTORAT IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS

1. Output Kegiatan Tersusunnya rancangan hasil review/pendampingan penyusunan


pedoman/peraturan PBJ pada badan usaha, BLU/BLUD dan badan
hukum publik.
2. Indikator Kinerja Jumlah rancangan hasil review/pendampingan penyusunan
pedoman/peraturan PBJ pada badan usaha, BLU/BLUD dan badan
hukum publik.
3. Definisi Pedoman/peraturan pengadaan barang/jasa pada badan usaha,
BLU/BLUD dan badan hukum publik adalah pedoman/peraturan
yang ditetapkan oleh pimpinan badan usaha, pimpinan BLU/BLUD
atau pimpinan badan hukum publik berdasarkan hasil layanan
pendampingan/pemberian saran dan masukan yang dilakukan oleh
Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan
Khusus.

Rancangan hasil review/pendampingan adalah saran, masukan dan


rekomendasi terhadap rancangan pedoman/peraturan pengadaan
barang/jasa pada badan usaha dan badan layana.

Badan Usaha terdiri atas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Badan Layanan terdiri atas Badan Layanan Umum (BLU) dan


Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

Badan hukum publik adalah badan pemerintahan dimana


menjalankan fungsi dan tugas pemerintahan yang diberikan status
badan hukum.
4. Formula Jumlah rancangan hasil review/pendampingan penyusunan
pedoman/peraturan pengadaan barang/jasa pada badan usaha,
BLU/BLUD dan badan hukum publik yang disusun.
5. Sumber data Sumber data internal:
Jumlah pendampingan/pemberian saran dan masukan
pedoman/peraturan pengadaan barang/jasa pada badan usaha,
BLU/BLUD dan badan hukum publik didapatkan dari data yang
dimiliki oleh Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan
Pengadaan Khusus.
6. Polarisasi Maximize
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 2
2021: 2
2022: 3
2023: 3
2024: 3
9. Satuan Target Dokumen
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

MANUAL IKU
KEPALA SUBDIREKTORAT IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS

jdih.lkpp.go.id
1. Output Kegiatan Terpenuhinya pemberian pendapat pengadaan KPBU

2. Indikator Kinerja Jumlah pemberian pendapat pengadaan KPBU


3. Definisi Dalam rangka meningkatkan kepercayaan investor swasta dan/atau
asing terhadap proses pengadaan KPBU yang efisien, efektif,
transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif; dan akuntabel
diperlukan pemberian pendapat kepada stakeholder pengadaan
KPBU.

Dengan beragamnya pemahaman stakeholder tehadap


Norma/Standar/Peraturan/Model Dokumen/Kajian tentang kebijakan
pengadaan KPBU yang ditetapkan oleh LKPP, Pemberian
pendapat dimaksudkan agar adanya pemahaman stakeholder yang
seragam sehingga proses pengadaan KPBU dapat berjalan sesuai
dengan prinsip pengadaan.
Adapun stakeholder KPBU yang menjadi target pemberian
pendapat adalah
a. Pemerintah (pusat/daerah);
b. Konsultan;
c. Pelaku Usaha; dan/atau
d. Aparat penegak hukum/auditor.
4. Formula Jumlah pihak yang diberikan pemberian pendapat terkait
pengadaan KPBU
5. Sumber data Data dan informasi dari pemberian pendapat KPBU
6. Polarisasi Stabilize
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: -
2021: 2
2022: 2
2023: 3
2024: 3
9. Satuan Target pihak
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SUBDIREKTORAT IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS

1. Output Kegiatan Terlaksananya pemantauan dan evaluasi strategi/kebijakan


pengadaan KPBU
2. Indikator Kinerja Dokumen pemantauan dan evaluasi strategi/kebijakan pengadaan
KPBU
3. Definisi Dalam rangka meningkatkan kepercayaan investor swasta dan/atau
asing terhadap proses pengadaan KPBU yang efisien, efektif,
transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif; dan akuntabel
diperlukan pemantauan dan evaluasi terhadap strategi atau
kebijakan pengadaan KPBU. Dokumen pemantauan dan evaluasi
strategi/kebijakan pengadaan KPBU merupakan hasil pemantauan
evaluasi dari proses pengadaan KPBU/pemberian
pendapat/informasi yang didapatkan dari sistem pengadaan KPBU.
4. Formula Jumlah dokumen pemantauan dan evaluasi strategi/kebijakan
pengadaan KPBU
5. Sumber data Data dan informasi dari dokumen pemantauan dan evaluasi
strategi/kebijakan pengadaan KPBU
6. Polarisasi Stabilize
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: -
2021: 1
2022: 1
2023: 1
2024: 1
9. Satuan Target Dokumen
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SUBDIREKTORAT IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS

1. Output Kegiatan Tersedianya rancangan dokumen pendampingan penyusunan


peraturan bupati/walikota tentang PBJ di Desa
2. Indikator Kinerja Rancangan dokumen pendampingan penyusunan peraturan
bupati/walikota tentang PBJ di Desa
3. Definisi Desa adalah desa ialah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (UU Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa) Peraturan Bupati/Walikota tentang Pengadaan
Barang/Jasa di Desa yaitu pedoman/peraturan yang ditetapkan
oleh Bupati/Walikota sesuai dengan amanat peraturan perundang-
undangan untuk mengatur tata cara pengadaan barang/jasa di
Desa pada wilayah Kabupaten/Kota tersebut. Rancangan dokumen
pendampingan adalah rancangan dokumen yang berisi hasil
telaahan dari tim penelaah terhadap rancangan peraturan
bupati/walikota tentang PBJ di Desa.
4. Formula Akumulasi Jumlah rancangan dokumen peraturan Bupati/Walikota
tentang PBJ desa yang telah didampingi oleh Direktorat
Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan Khusus.

P total = P 1 + P 2 + P 3 + P n

Keterangan
P total = Jumlah rancangan dokumen peraturan
Bupati/Walikota tentang PBJ desa yang telah
didampingi oleh Direktorat Pengembangan Strategi
dan Kebijakan Pengadaan Khusus

P 1-3 = rancangan dokumen peraturan Bupati/Walikota


tentang PBJ desa yang telah didampingi oleh
Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan
Pengadaan Khusus kesatu s/d keketiga

Pn = rancangan dokumen peraturan Bupati/Walikota


tentang PBJ desa yang telah didampingi oleh
Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan
Pengadaan Khusus ke-n

5. Sumber data Data pendampingan yang dilakukan oleh Direktorat Pengembangan


Strategi dan Kebijakan Pengadaan Khusus.
6. Polarisasi Moderate
7. Periode Monitoring Bulanan
8. Target 2020-2024 2020: 5
2021: 6
2022: 7
2023: 7
2024: 8
9. Satuan Target Dokumen
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SUBDIREKTORAT IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS

1. Output Kegiatan Tersedianya rancangan dokumen pemantauan dan evaluasi


strategi/kebijakan PBJ di Desa
2. Indikator Kinerja Rancangan dokumen pemantauan dan evaluasi strategi/kebijakan
PBJ di Desa
3. Definisi Pemantauan adalah suatu kegiatan mengamati secara seksama
suatu keadaan atau kondisi kegiatan tertentu dengan tujuan agar
semua data masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil
pengamatan tersebut dapat menjadi landasan dalam mengambil
keputusan tindakan selanjutnya yang diperlukan (UU Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional).

Evaluasi merupakan proses menentukan nilai atau pentingnya


suatu kegiatan, kebijakan, atau program (OECD).

Pemantauan dan evaluasi strategi/kebijakan PBJ di Desa adalah


kegiatan untuk mengamati kondisi yang diakibatkan oleh
strategi/kebijakan PBJ di Desa, yang akan dituangkan dalam
rancangan Laporan evaluasi dan kebijakan
4. Formula Skor Indeks Penyedia di Desa =

Skor Indikator Formula


Skor Pasar Jika
• ≥ 250 maka skor 5
• < 250 maka skor 3
• 0 maka skor 1
Skor Toko & Warung Jika jumlah toko dan
Kelontong warung kelontong
• > 3 maka skor 5
• 3 maka skor 4
• 2 maka skor 3
• 1 maka skor 2
• 0 maka skor 1
Skor kedai & Jika jumlah kedai dan
penginapan penginapan
• > 1 maka skor 5
• 1 maka skor 3
• 0 maka skor 0

5. Sumber data 1. Sumber data internal


Data LKPP c.q. Direktorat Pengembangan Strategi dan
Kebijakan Pengadaan Khusus yang diperoleh dari kegiatan
sosialisasi/pendampingan di daerah dan konsultasi para
stakeholder.
2. Sumber data eksternal
a. Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi;
b. Pemerintah Kabupaten/Kota;
c. Laporan/informasi masyarakat.
6. Polarisasi Moderate
7. Periode Monitoring Bulanan
8. Target 2020-2024 2020: -
2021: 1

jdih.lkpp.go.id
2022: 1
2023: 1
2024: 1
9. Satuan Target Dokumen
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SEKSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS 1

1. Input Kegiatan Terlaksananya kegiatan pemantauan dan evaluasi barang/jasa


pada BLU/BLUD
2. Indikator Kinerja Jumlah kegiatan pemantauan dan evaluasi barang/jasa pada
BLU/BLUD
3. Definisi Pemantauan adalah suatu kegiatan mengamati secara seksama
suatu keadaan atau kondisi kegiatan tertentu dengan tujuan agar
semua data masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil
pengamatan tersebut dapat menjadi landasan dalam mengambil
keputusan tindakan selanjutnya yang diperlukan (UU Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional).

Evaluasi merupakan proses menentukan nilai atau pentingnya


suatu kegiatan, kebijakan, atau program (OECD).

Badan Layanan Umum (BLU) adalah adalah instansi di lingkungan


Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual
tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas (PP
Nomor 23 Tahun 2005).

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah sistem yang


diterapkan oleh unit pelaksana teknis dinas/badan daerah dalam
memberikan
pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai fleksibilitas dalam
pola pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaan daerah pada umumnya (Permendagri Nomor 79 Tahun
2018).

Pemantauan dan evaluasi strategi/kebijakan PBJ di Desa adalah


kegiatan untuk mengamati kondisi yang diakibatkan oleh
strategi/kebijakan PBJ pada BLU/BLUD.
4. Formula Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi strategi/kebijakan
PBJ pada BLU/BLUD yang dilaksanakan
5. Sumber data 1. Sumber data internal
Data LKPP c.q. Direktorat Pengembangan Strategi dan
Kebijakan Pengadaan Khusus yang diperoleh dari kegiatan
sosialisasi/pendampingan di daerah dan konsultasi para
stakeholder.
2. Sumber data eksternal
a. Kementerian Keuangan;
b. Kementerian Dalam Negeri;
c. Kementerian sektor;
d. Pemerintah Kabupaten/Kota;
e. Laporan/informasi masyarakat.
6. Polarisasi Moderate
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: -
2021: 1

jdih.lkpp.go.id
2022: 1
2023: 1
2024: 1
9. Satuan Target Kegiatan
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SEKSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS 1

1. Input Kegiatan Terlaksananya kegiatan pendampingan penyusunan


pedoman/peraturan PBJ Badan Usaha, BLU/BLUD dan badan
hukum publik
2. Indikator Kinerja Jumlah kegiatan pendampingan penyusunan pedoman/peraturan
PBJ Badan Usaha, BLU/BLUD dan badan hukum publik
3. Definisi Pedoman/peraturan pengadaan barang/jasa pada badan usaha,
BLU/BLUD dan badan hukum publik adalah pedoman/peraturan
yang ditetapkan oleh pimpinan badan usaha, pimpinan BLU/BLUD
atau pimpinan badan hukum publik berdasarkan hasil layanan
pendampingan/pemberian saran dan masukan yang dilakukan oleh
Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan
Khusus.

Rancangan hasil review/pendampingan adalah saran, masukan dan


rekomendasi terhadap rancangan pedoman/peraturan pengadaan
barang/jasa pada badan usaha dan badan layanan.

Badan Usaha terdiri atas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Badan Layanan terdiri atas Badan Layanan Umum (BLU) dan


Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

Badan hukum publik adalah badan pemerintahan dimana


menjalankan fungsi dan tugas pemerintahan yang diberikan status
badan hukum.
4. Formula Jumlah kegiatan hasil review/pendampingan penyusunan
pedoman/peraturan pengadaan barang/jasa pada badan usaha,
BLU/BLUD dan badan hukum publik yang disusun.
5. Sumber data Sumber data internal:
Jumlah kegiatan pendampingan/pemberian saran dan masukan
pedoman/peraturan pengadaan barang/jasa pada badan usaha,
BLU/BLUD dan badan hukum publik didapatkan dari data yang
dimiliki oleh Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan
Pengadaan Khusus.
6. Polarisasi Maximize
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 2
2021: 2
2022: 3
2023: 3
2024: 3
9. Satuan Target Dokumen
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SEKSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS 1

1. Input Kegiatan Terlaksananya kegiatan pendampingan penyusunan peraturan


bupati/walikota tentang PBJ di Desa
2. Indikator Kinerja Kegiatan pendampingan penyusunan peraturan bupati/walikota
tentang PBJ di Desa
3. Definisi Desa adalah desa ialah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (UU Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa).

Peraturan Bupati/Walikota tentang Pengadaan Barang/Jasa di


Desa yaitu pedoman/peraturan yang ditetapkan oleh
Bupati/Walikota sesuai dengan amanat peraturan perundang-
undangan untuk mengatur tata cara pengadaan barang/jasa di
Desa pada wilayah Kabupaten/Kota tersebut.

Kegiatan pendampingan adalah kegiatan penelaahaan dan


memberikan saran dan masukan terhadap rancangan peraturan
bupati/walikota tentang PBJ di Desa.
4. Formula Akumulasi Jumlah rancangan dokumen peraturan Bupati/Walikota
tentang PBJ desa yang telah didampingi oleh Direktorat
Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan Khusus.

KP total = KP 1 + KP 2 + KP 3 + KP n

KP total = Jumlah kegiatan pendampingan terhadap


rancangan dokumen peraturan
Bupati/Walikota tentang PBJ desa
KP 1-3 = Kegiatan pendampingan terhadap rancangan
dokumen peraturan Bupati/Walikota tentang
PBJ desa kesatu s/d keketiga
KP n = rancangan dokumen peraturan
Bupati/Walikota tentang PBJ desa yang telah
didampingi oleh Direktorat Pengembangan
Strategi dan Kebijakan Pengadaan Khusus
ke-n
5. Sumber data Data kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh Direktorat
Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan Khusus.
6. Polarisasi Moderate
7. Periode Monitoring Bulanan
8. Target 2020-2024 2020: 5
2021: 6
2022: 6
2023: 7
2024: 8
9. Satuan Target Kegiatan
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SEKSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS 1

1. Input Kegiatan Terlaksananya kegiatan pemantauan dan evaluasi


strategi/kebijakan PBJ di Desa
2. Indikator Kinerja Kegiatan pemantauan dan evaluasi strategi/kebijakan PBJ di
Desa
3. Definisi Pemantauan adalah suatu kegiatan mengamati secara seksama
suatu keadaan atau kondisi kegiatan tertentu dengan tujuan agar
semua data masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil
pengamatan tersebut dapat menjadi landasan dalam mengambil
keputusan tindakan selanjutnya yang diperlukan (UU Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional)
Evaluasi merupakan proses menentukan nilai atau pentingnya
suatu kegiatan, kebijakan, atau program (OECD). Pemantauan dan
evaluasi strategi/kebijakan PBJ di Desa adalah kegiatan untuk
mengamati kondisi yang diakibatkan oleh strategi/kebijakan PBJ di
Desa, yang akan dituangkan dalam rancangan Laporan evaluasi
dan kebijakan.
4. Formula Skor Indeks Penyedia di Desa =

Skor Indikator Formula


Skor Pasar Jika
• ≥ 250 maka skor 5
• < 250 maka skor 3
• 0 maka skor 1
Skor Toko & Warung Jika jumlah toko dan
Kelontong warung kelontong
• > 3 maka skor 5
• 3 maka skor 4
• 2 maka skor 3
• 1 maka skor 2
• 0 maka skor 1
Skor kedai & Jika jumlah kedai dan
penginapan penginapan
• > 1 maka skor 5
• 1 maka skor 3
• 0 maka skor 0

5. Sumber data 1. Sumber data internal


Data LKPP c.q. Direktorat Pengembangan Strategi dan
Kebijakan Pengadaan Khusus yang diperoleh dari kegiatan
sosialisasi/pendampingan di daerah dan konsultasi para
stakeholder.
2. Sumber data eksternal
a. Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi;
b. Pemerintah Kabupaten/Kota;
c. Laporan/informasi masyarakat.
6. Polarisasi Moderate
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 1
2021: 1
2022: 1

jdih.lkpp.go.id
2023: 1
2024: 1
9. Satuan Target Kegiatan
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SEKSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS 2

1. Input Kegiatan Terlaksananya kegiatan pemberian pendapat pengadaan KPBU

2. Indikator Kinerja Kegiatan pemberian pendapat pengadaan KPBU


3. Definisi Dalam rangka mewujudkan pengadaan KPBU yang efisien, efektif,
transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif; dan akuntabel
diperlukan pemberian pendapat kepada stakeholder pengadaan
KPBU.

Dengan didorongnya skema KPBU merupakan alternatif


pembiayaan dimana Peserta pemenang Pengadaan KPBU/KPDBU
akan melakukan investasi terhadap proyek tersebut untuk menutupi
defisit kebutuhan anggaran pembangunan 5 tahun kedepan maka
jumlah pengadaan dengan skema KPBU akan meningkat. Disisi
lain, hal ini tentunya akan menarik perhatian investor swasta baru
yang awam terhadap Norma/Standar/Peraturan/Model
Dokumen/Kajian tentang kebijakan pengadaan KPBU yang
ditetapkan oleh LKPP. Ketidakpahaman terhadap regulasi
pengadaan KPBU juga dialami oleh stakeholder KPBU lainnya.

Oleh karena itu, kegiatan pemberian pendapat dapat menjadi solusi


terhadap pemahaman pengadaan KPBU yang memiliki proses yang
berbeda dengan pengadaaan barang/jasa pemerintah.

Pemberian pendapat akan ditujukan kepada


a. Pemerintah (pusat/daerah) yang mencakup PJPK/Tim
KPBU/Panitia Pengadaan;
b. Konsultan yang mencakup konsultan persiapan/konsultan
transaksi/badan penyiapan/probity advisor/probity audit;
c. Pelaku Usaha baik itu badan usaha dalam negeri atau luar
negeri; dan/atau
d. Aparat penegak hukum/auditor.
4. Formula Jumlah kegiatan pemberian pendapat pengadaan KPBU yang
diselesaikan
5. Sumber data Data dan informasi dari kegiatan pemberian pendapat pengadaan
KPBU yang diselesaikan
6. Polarisasi Stabilize
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 1
2021: 4
2022: 4
2023: 5
2024: 6
9. Satuan Target Kegiatan
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SEKSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS 2

1. Input Kegiatan Terlaksananya kegiatan peningkatan kapasitas stakeholder


pengadaan
2. Indikator Kinerja Kegiatan peningkatan kapasitas stakeholder pengadaan KPBU
3. Definisi Dalam upaya mewujudkan pemahaman terhadap proses
pengadaan KPBU yang efisien, efektif, transparan, terbuka,
bersaing, adil/tidak diskriminatif; dan akuntabel perlu dilakukan
beberapa kegiatan peningkatan kapasitas stakeholder dapat
meliputi:
1. Pengadaan Badan Penyiapan KPBU;
2. Pengadaan Badan Usaha Proyek KPBU atas prakarsa
pemerintah (Solicited) yang terdiri atas proses:
1) Proses Persiapan Pengadaan
2) Proses Prakualifikasi
3) Proses Request For Proposal (RfP)
4) Dialog Optimalisasi
5) Perjanjian KPBU
3. Pengadaan Badan Usaha Proyek KPBU atas prakarsa Badan
Usaha (Unsolicited) yang terdiri atas
1) Proses evaluasi rancangan dokumen pengadaan,
kualifikasi pemrakarsa dan kompensasi pemrakarsa
2) Proses Persiapan Pengadaan
3) Proses Prakualifikasi
4) Proses Request For Proposal (RfP)
5) Perjanjian KPBU
4. Pengadaan Probity Advisor dan/atau
5. Penggunaan sistem pengadaan KPBU

Stakeholder yang akan diberikan peningkatan kapasitas akan


ditujukan kepada:
a. Pemerintah (pusat/daerah) yang mencakup PJPK/Tim
KPBU/Panitia Pengadaan;
b. Konsultan yang mencakup konsultan persiapan/konsultan
transaksi/badan penyiapan/probity advisor/probity audit;
c. Pelaku Usaha baik itu badan usaha dalam negeri atau
luar negeri; dan/atau
d. Aparat penegak hukum/auditor.
4. Formula Jumlah kegiatan peningkatan kapasitas stakeholder pengadaan
KPBU
5. Sumber data Data dan informasi dari kegiatan peningkatan kapasitas stakeholder
pengadaan KPBU
6. Polarisasi Stabilize
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 1
2021: 2
2022: 3
2023: 4
2024: 5

jdih.lkpp.go.id
9. Satuan Target Kegiatan
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SEKSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS 2

1. Input Kegiatan Terlaksananya pemantauan dan evaluasi strategi/kebijakan


pengadaan KPBU
2. Indikator Kinerja Kegiatan pemantauan dan evaluasi strategi/kebijakan pengadaan
KPBU
3. Definisi Dalam upaya mewujudkan pemahaman terhadap proses
pengadaan KPBU yang efisien, efektif, transparan, terbuka,
bersaing, adil/tidak diskriminatif; dan akuntabel perlu dilakukan
beberapa kegiatan pemantauan dan evaluasi strategi/kebijakan
pengadaan KPBU yang mencakup:
1. Kegiatan pengumpulan data berdasarkan informasi yang
didapatkan dari:
a. Data on-site;
b. Informasi resmi dari Pemerintah;
c. Pemberian pendapat;
d. Laporan Stakeholder KPBU dan/atau
e. Sistem pengadaan KPBU
2. Kegiatan pemantauan dan evaluasi strategi/kebijakan
pengadaan KPBU berdasarkan informasi yang didapatkan
beserta rekomendasi perbaikan strategi/kebijakan pengadaan
KPBU
4. Formula Jumlah kegiatan peningkatan kapasitas stakeholder pengadaan
KPBU
5. Sumber data Data dan informasi dari kegiatan peningkatan kapasitas stakeholder
pengadaan KPBU
6. Polarisasi Stabilize
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: -
2021: 2
2022: 2
2023: 2
2024: 2
9. Satuan Target Kegiatan
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MIND MAP DIREKTORAT PENGEMBANGAN IKLIM USAHA DAN KERJASAMA INTERNASIONAL

Sasaran Program Meningkatnya iklim usaha dalam PBJ

Persentase peningkatan partisipasi investor swasta/asing dalam proses pengadaan KPBU/KPDBU

Peningkatan skor indeks penyedia di desa

Persentase peningkatan partisipasi Pelaku Usaha Nasional dalam kerangka kerjasama internasional

Sasaran Kegiatan Meningkatnya Jumlah Pelaku Terpenuhinya kebijakan PBJP


Usaha yang terlibat dalam PBJ dalam Kerangka Kerjasama
Internasional

Peningkatan Jumlah Pelaku Usaha


yang terlibat dalam PBJ Persentase Pengembangan
Kebijakan PBJP Dalam Kerangka
Kerjasama Internasional

Output Kegiatan
Tersedianya Rancangan Kebijakan
Meningkatkanya Jumlah pelaku PBJP dalam Kerangka
usaha yang mengikuti Kerjasama Internasional
kegiatan peningkatan kapasitas
Jumlah Dokumen Rancangan
Jumlah pelaku usaha yang mengikuti Kebijakan Pengadaan
kegiatan peningkatan Barang/Jasa Pemerintah Dalam
Kerangka Kerjasama
Internasional
kapasitas.

Input/Aktivitas Terlaksananya fasilitasi kegiatan Terlaksananya kajian yang Terlaksananya kegiatan Terlaksananya kegiatan
yang mendukung peningkatan mendukung tersedianya penyusunan kebijakan penyusunan kebijakan
kapasitas pelaku usaha UMKM rekomendasi kesempatan PBJP dalam PBJP dalam
dalam PBJP usaha UMKM dalam PBJP kerangka kerjasama kerangka kerjasama
bilateral multilateral
Fasilitasi kegiatan yang Kajian yang mendukung
mendukung peningkatan kapasitas tersedianya rekomendasi
pelaku usaha UMKM dalam PBJP Jumlah Kegiatan Jumlah Kegiatan
kesempatan usaha UMKM Penyusunan Kebijakan Penyusunan Kebijakan
dalam PBJP PBJP dalam PBJP dalam
kerangka kerjasama kerangka kerjasama
bilateral multilteral

jdih.lkpp.go.id
CASCADING SASARAN PROGRAM LEVEL ESELON II HINGGA ESELON IV
DIREKTORAT PENGEMBANGAN IKLIM USAHA DAN KERJASAMA INTERNASIONAL

No Sasaran Program IKU Eselon I IKU Eselon II IKU Eselon III IKU Eselon IV

Jumlah fasilitasi kegiatan yang


Peningkatan Jumlah pelaku
mendukung peningkatan
usaha UMKM yang
kapasitas pelaku usaha UMKM
mengikuti kegiatan
dalam PBJP
peningkatan kapasitas
Peningkatan Jumlah Pelaku
- Usaha UMKM yang terlibat
dalam PBJP Jumlah Kajian yang
Jumlah kegiatan yang
mendukung tersedianya
mendukung tersedianya kajian
rekomendasi perluasan
perluasan kesempatan usaha
kesempatan usaha UMKM
UMKM dalam PBJP
dalam PBJP
Meningkatnya Iklim
Usaha dalam
IBP
Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (PBJP)
Jumlah Kegiatan Penyusunan
Rumusan dan Kajian Kebijakan
PBJP dalam kerangka kerjasama
bilateral
Jumlah Partisipasi Pelaku
Jumlah Kebijakan Pengadaan
Usaha Nasional di bidang Jumlah Kajian Kebijakan
Barang/Jasa Pemerintah Dalam
PBJP Dalam Kerangka Pengadaan Barang/Jasa
Kerangka Kerjasama
Kerjasama Internasional Pemerintah Dalam Kerangka
Internasional
Kerjasama Internasional
Jumlah Kegiatan Penyusunan
Rumusan dan Kajian Kebijakan
PBJP dalam kerangka kerjasama
multilateral

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
DIREKTUR PENGEMBANGAN IKLIM USAHA DAN KERJASAMA
INTERNASIONAL

1. Sasaran Kegiatan Meningkatnya Jumlah Pelaku Usaha UMKM yang terlibat dalam PBJ

2. Indikator Kinerja Peningkatan Jumlah Pelaku Usaha UMKM yang terlibat dalam PBJ
3. Definisi Peningkatan Jumlah Pelaku Usaha UMKM adalah peningkatan
jumlah pelaku usaha yang terlibat dalam PBJP. Dapat dilihat dari
seberapa banyak Penyedia Barang/Jasa yang mengikuti proses
PBJP.

Pelaku Usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha,


baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang
didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah
hukum Negara Republik Indonesia.
4. Formula Peningkatan jumlah pelaku usaha UMKM

Δ= 𝜮 t + 𝜮 (t-1)

Keterangan :
Δ = Peningkatan Jumlah pelaku usaha UMKM dalam PBJP
𝜮t = Jumlah pelaku usaha UMKM dalam PBJP tahun berjalan.
𝜮 (t-1) = Jumlah pelaku usaha UMKM dalam PBJP tahun sebelumnya.
5. Sumber data Data Jumlah pelaku usaha UMKM yang berpartisipasi dalam PBJP
(dapat diperoleh dari database SPSE, SIKaP, E-Katalog, VD)
Data Jumlah UMKM yang berpotensi berpartisipasi dalam PBJP
(dapat diperoleh dari database Kementerian Koperasi dan UKM, serta
K/L/PD terkait lainnya.)
6. Polarisasi Maximize
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020 : 40
2021 : 80
2022 : 120
2023 : 160
2024 : 200

Asumsi:
1) Perhitungan dilakukan secara akumulatif setiap tahunnya.
2) Target peningkatan jumlah pelaku usaha UMKM setiap tahunnya
adalah sebesar 40 pelaku usaha UMKM.
9. Satuan Target Pelaku Usaha
10. Sifat Cascading Partially Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
DIREKTUR PENGEMBANGAN IKLIM USAHA DAN KERJASAMA
INTERNASIONAL

1. Sasaran Kegiatan Terpenuhinya kebijakan PBJP dalam Kerangka Kerjasama


Internasional
2. Indikator Kinerja Jumlah Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dalam
Kerangka Kerjasama Internasional
3. Definisi Kebijakan yang dimaksud adalah kegiatan untuk menghasilkan,
melengkapi, dan/atau menyempurnakan rumusan/rancangan
norma/standar/peraturan/pedoman/ rekomendasi/posisi runding
(matriks posisi/SoD)/nota kesepahaman/perjanjian kerjasama di
bidang PBJP berdasarkan amanat peraturan perundang- undangan
atau peraturan teknis lainnya serta kebutuhan lainnya dalam konteks
kerjasama internasional.

Konteks kerjasama internasional tersebut dijelaskan sebagai berikut:


• Kerjasama pendanaan pembangunan yang mencakup
kerjasama pendanaan yang dibiayai oleh kreditur bilateral,
multilateral, swasta asing dan lembaga penjamin kredit ekspor
(PP 10/2011) melalui proyek pinjaman hibah luar negeri;
• Kerjasama perdagangan internasional mencakup kerjasama
Free Trade Agreement/Comprehensive Economic Partnership
Agreement atau hubungan dagang lainnya baik dalam konteks
bilateral, regional dan multilateral serta organisasi lainnya; dan
• Berbagai bentuk kerjasama lainnya yang bertujuan untuk
mengembangkan rumusan kebijakan PBJP dalam kerangka
kerjasama internasional
4. Formula Jumlah kebijakan di bidang PBJP dalam kerangka kerjasama
internasional
5. Sumber data 1. Laporan hasil kajian kebijakan di bidang PBJP dalam kerangka
kerjasama internasional
2. Dokumen kebijakan di bidang PBJP terkait kerjasama internasional
3. Dokumen perjanjian internasional dalam lingkup bilateral, regional
dan multilateral serta organisasi internasional lainnya
4. Dokumen market review
6. Polarisasi Maximize
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 1
2021: 1
2022: 1
2023: 1
2024: 1
9. Satuan Target Dokumen
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MIND MAP

Subdirektorat Kerjasama Internasional

Sasaran Strategis
Meningkatnya pemerataan ekonomi untuk mendorong kemandirian bangsa melalui
optimalisasi penerapan tata kelola pengadaan

Peningkatan pemerataan ekonomi untuk mendorong kemandirian bangsa melalui


optimalisasi penerapan tata kelola pengadaan

Sasaran Program
Meningkatnya iklim usaha dalam pengadaan barang/jasa

Persentase Peningkatan Partisipasi Pelaku Usaha Nasional di Bidang PBJP Dalam


Kerangka Kerjasama Internasional

Sasaran Kegiatan
Terpenuhinya kebijakan PBJP dalam Kerangka Kerjasama Internasional

Jumlah Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dalam Kerangka Kerjasama


Internasional

jdih.lkpp.go.id
Output Tersedianya Kajian PBJP dalam Kerangka Kerjasama Internasional

Jumlah Kajian Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dalam Kerangka


Kerjasama Internasional

Input
Terlaksananya kegiatan penyusunan rumusan dan Terlaksananya kegiatan penyusunan rumusan
kajian kebijakan PBJP dalam kerangka kerjasama kebijakan PBJP dalam kerangka kerjasama
bilateral multilateral

Jumlah Kegiatan penyusunan rumusan dan kajian Jumlah Kegiatan penyusunan rumusan dan kajian
Kebijakan PBJP dalam kerangka kerjasama bilateral Kebijakan PBJP dalam kerangka kerjasama
multilateral

jdih.lkpp.go.id
MIND MAP SUBDIREKTORAT IKLIM USAHA

Sasaran Kegiatan
Meningkatnya Jumlah Pelaku Usaha UMKM yang terlibat dalam PBJP

Peningkatan Jumlah Pelaku Usaha UMKM yang terlibat dalam PBJP

Output

Meningkatnya Jumlah pelaku usaha UMKM yang mengikuti kegiatan Terlaksananya kajian yang mendukung tersedianya rekomendasi perluasan
peningkatan kapasitas kesempatan usaha UMKM dalam PBJP

Peningkatan Jumlah pelaku usaha UMKM yang mengikuti kegiatan Jumlah kajian yang mendukung tersedianya rekomendasi perluasan kesempatan
peningkatan kapasitas usaha UMKM dalam PBJP

Input Terlaksananya kegiatan yang mendukung tersedianya kajian perluasan


Terlaksananya fasilitasi kegiatan yang mendukung peningkatan kapasitas
pelaku usaha UMKM dalam PBJP kesempatan usaha UMKM dalam PBJP

Jumlah fasilitasi kegiatan yang mendukung peningkatan kapasitas pelaku Jumlah kegiatan yang mendukung tersedianya kajian perluasan
usaha UMKM dalam PBJP kesempatan usaha UMKM dalam PBJP

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SUB DIREKTORAT IKLIM USAHA

1. Output Kegiatan Meningkatkanya Jumlah pelaku usaha UMKM yang mengikuti


kegiatan peningkatan kapasitas.
2. Indikator Kinerja Peningkatan jumlah pelaku usaha UMKM yang mengikuti kegiatan
peningkatan kapasitas.
3. Definisi Jumlah pelaku usaha UMKM yang mengikuti kegiatan peningkatan
kapasitas adalah jumlah peserta dari pelaku usaha UMKM yang telah
mengikuti kegiatan peningkatan kapasitas.

Pelaku Usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha,


baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum
yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam
wilayah hukum Negara Republik Indonesia.
4. Formula Total pelaku usaha UMKM yang mengikuti kegiatan peningkatan
kapasitas
5. Sumber data Laporan kegiatan peningkatan kapasitas pelaku usaha
6. Polarisasi Maximize
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020 : 375
2021 : 750
2022 : 1125
2023 : 1500
2024 : 1875

Asumsi:
1) Perhitungan dilakukan secara akumulatif setiap tahunnya.
2) Target jumlah pelaku usaha UMKM yang mengikuti Kegiatan
Peningkatan Kapasitas setiap tahunnya adalah sebesar 375
peserta.
9. Satuan Target Jumlah Peserta
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
1. Sasaran Kegiatan Terlaksananya kajian yang mendukung tersedianya rekomendasi
perluasan kesempatan usaha UMKM dalam PBJP
2. Indikator Kinerja Jumlah Kajian yang mendukung tersedianya rekomendasi perluasan
kesempatan usaha UMKM dalam PBJP
3. Definisi Kajian yang mendukung tersedianya rekomendasi kesempatan usaha
UMKM dalam PBJP antara lain mencakup tema-tema yang
mendukung perluasan kesempatan usaha.
4. Formula Tersedianya kajian dalam setiap tahun dalam rangka mendukung
perluasan kesempatan usaha.

5. Sumber data Smart Report, Monev Online, Hasil Survey Tingkat Persepsi Bagi
Penyedia PBJP, Database Vendor Direktori, Database SIKAP,
Website B2G, informasi dari K/L/PD terkait lainnya.
6. Polarisasi Stabilize
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 1
2021: 1
2022: 4
2023: 4
2024: 4

9. Satuan Target Kajian

10 Sifat Cascading Contributing Cascade

MANUAL IKU
KEPALA SUB DIREKTORAT KERJASAMA INTERNASIONAL

116

jdih.lkpp.go.id
1. Output Kegiatan Tersedianya Kajian PBJP dalam Kerangka Kerjasama Internasional

2. Indikator Kinerja Jumlah Kajian Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dalam


Kerangka Kerjasama Internasional
3. Definisi Kajian kebijakan PBJP dalam kerangka kerjasama internasional yang
dimaksud mencakup kerjasama pendanaan pembangunan,
kerjasama perdagangan internasional dan kerjasama lainnya.
• Kerjasama pendanaan pembangunan yang mencakup kerjasama
pendanaan yang dibiayai oleh kreditur bilateral, multilateral, swasta
asing dan lembaga penjamin kredit ekspor (PP 10/2011) melalui
proyek pinjaman hibah luar negeri;
• Kerjasama perdagangan internasional mencakup kerjasama Free
Trade Agreement/Comprehensive Economic Partnership
Agreement atau hubungan dagang lainnya baik dalam konteks
bilateral, regional dan multilateral serta organisasi lainnya; dan
• Kerjasama lainnya yang bertujuan untuk mengembangkan rumusan
kebijakan PBJP dalam kerangka kerjasama internasional.

Kajian yang dimaksud mencakup pula pendekatan kualitatif dan/atau


kuantitatif antara lain berupa riset, studi, telaahan, dll.
4. Formula Jumlah Kajian Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dalam
Kerangka Kerjasama Internasional
5. Sumber data 1. Regulasi pengadaan dan regulasi lainnya
2. Data pengadaan dan data lainnya
3. Laporan hasil kajian kebijakan di bidang PBJP dalam kerangka
kerjasama internasional
4. Dokumen kebijakan di bidang PBJP terkait kerjasama
internasional
5. Dokumen draft perjanjian atau perjanjian internasional dalam
lingkup bilateral, regional dan multilateral
6. Dokumen kerjasama lainnya yang terkait
6. Polarisasi Maximize
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020 : 2
2021 : 2
2022 : 2
2023 : 2
2024 : 2
9. Satuan Target Dokumen

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SEKSI PENGEMBANGAN PELAKU USAHA

1. Input Kegiatan Terlaksananya fasilitasi kegiatan yang mendukung peningkatan


kapasitas pelaku usaha UMKM dalam PBJP.
2. Indikator Kinerja Fasilitasi kegiatan yang mendukung peningkatan kapasitas pelaku
usaha UMKM dalam PBJP
3. Definisi Fasilitasi kegiatan yang mendukung peningkatan kapasitas pelaku
usaha UMKM dalam PBJP adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengembangkan kapasitas dan pemahaman pelaku usaha UMKM
terhadap PBJP, yaitu:
1. Kegiatan Pengembangan Kapasitas Pelaku Usaha dalam PBJP
2. Kegiatan Penyusunan Strategi dan Kebijakan Usaha dalam PBJP
3. Kegiatan Pengembangan Media Promosi Pelaku Usaha dalam
PBJP
4. Formula Tersedianya fasilitasi Kegiatan dalam rangka mendukung
peningkatan partisipasi pelaku usaha UMKM dalam PBJP
5. Sumber data Smart Report, Monev Online, Hasil Survey Tingkat Persepsi
Bagi Penyedia PBJP, Database Vendor Direktori, Database
SIKAP, Website B2G
6. Polarisasi Stabilize
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020 : 3
2021 : 3
2022 : 3
2023 : 3
2024 : 3
9. Satuan Target Fasilitas Kegiatan
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

118

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SEKSI KESEMPATAN USAHA

1. Input Kegiatan Terlaksananya kegiatan yang mendukung tersedianya kajian


perluasan kesempatan usaha UMKM dalam PBJP
2. Indikator Kinerja Jumlah kegiatan yang mendukung tersedianya kajian perluasan
kesempatan usaha UMKM dalam PBJP
3. Definisi Kegiatan yang mendukung tersedianya kajian perluasan kesempatan
usaha UMKM dalam PBJP, yaitu:
1. Kegiatan penyusunan kajian perluasan kesempatan usaha;
2. Kegiatan monitoring dan evaluasi.
4. Formula Tersedianya 2 kegiatan dalam setiap tahun dalam rangka mendukung
perluasan kesempatan usaha.
5. Sumber data Smart Report, Monev Online, Hasil Survey Tingkat Persepsi
Bagi Penyedia PBJP, Database Vendor Direktori, Database SIKAP,
Website B2G, informasi dari K/L/PD terkait lainnya.
6. Polarisasi Stabilize
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020: 2
2021: 2
2022: 2
2023: 2
2024: 2
9. Satuan Target Kegiatan
10. Sifat Cascading Contributing Cascade

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SEKSI BILATERAL

1. Input Kegiatan Terlaksananya kegiatan penyusunan rumusan dan kajian kebijakan


PBJP dalam kerangka kerjasama bilateral
2. Indikator Kinerja Jumlah Kegiatan penyusunan rumusan dan kajian Kebijakan PBJP
dalam kerangka kerjasama bilateral
3. Definisi Indikator kinerja yang dimaksud adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan dalam rangka penyusunan rumusan dan kajian kebijakan
berupa konteks kerjasama bilateral. Lingkup kerjasama ini meliputi:
• Kerjasama pendanaan pembangunan yang mencakup kerjasama
pendanaan yang dibiayai oleh kreditur/donor bilateral melalui
proyek pinjaman hibah luar negeri;
• Kerjasama perdagangan internasional mencakup kerjasama Free
Trade Agreement/Comprehensive Economic Partnership
Agreement atau hubungan dagang lainnya baik dalam konteks
bilateral; dan
• Kerjasama lainnya yang bertujuan untuk mengembangkan rumusan
dan kajian kebijakan PBJP dalam kerangka kerjasama bilateral.
Serangkaian kegiatan tersebut dapat berupa identifikasi kebutuhan
dan rekomendasi terhadap kebijakan/kajian yang akan disusun,
pelaksanaan FGD/sosialisasi, penyusunan draft kajian, penyusunan
telaahan, dll.
4. Formula Jumlah Kegiatan Penyusunan Rumusan dan Kajian Kebijakan PBJP
dalam kerangka kerjasama bilateral
5. Sumber data 1. Regulasi pengadaan dan regulasi lainnya
2. Data pengadaan
3. Laporan hasil kajian kebijakan di bidang PBJP dalam kerangka
kerjasama internasional
4. Dokumen kebijakan di bidang PBJP terkait kerjasama
internasional
5. Dokumen draft perjanjian atau perjanjian internasional dalam
lingkup bilateral
6. Dokumen kerjasama lainnya yang terkait
6. Polarisasi Maximize
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020 : 2
2021 : 2
2022 : 2
2023 : 2
2024 : 2
9. Satuan Target Laporan Kegiatan

120

jdih.lkpp.go.id
MANUAL IKU
KEPALA SEKSI MULTILATERAL

1. Input Kegiatan Terlaksananya kegiatan penyusunan rumusan kebijakan PBJP dalam


kerangka kerjasama multilateral
2. Indikator Kinerja Jumlah kegiatan penyusunan rumusan dan kajian kebijakan PBJP
dalam kerangka kerjasama multilateral
3. Definisi Indikator kinerja yang dimaksud adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan dalam rangka penyusunan rumusan dan kajian kebijakan
berupa konteks kerjasama multilateral. Lingkup kerjasama ini
meliputi:
• Kerjasama pendanaan pembangunan yang mencakup kerjasama
pendanaan yang dibiayai oleh kreditur/donor multilateral melalui
proyek pinjaman hibah luar negeri;
• Kerjasama perdagangan internasional mencakup kerjasama Free
Trade Agreement/Comprehensive Economic Partnership
Agreement atau hubungan dagang lainnya baik dalam konteks
multilateral; dan
• Kerjasama lainnya yang bertujuan untuk mengembangkan rumusan
dan kajian kebijakan PBJP dalam kerangka kerjasama multilateral.
Serangkaian kegiatan tersebut dapat berupa identifikasi kebutuhan
dan rekomendasi terhadap kebijakan/kajian yang akan disusun,
pelaksanaan FGD/sosialisasi, penyusunan draft kajian, penyusunan
telaahan, dll.
4. Formula Jumlah Kegiatan Penyusunan Rumusan dan Kajian Kebijakan PBJP
dalam kerangka kerjasama multilateral
5. Sumber data 1. Regulasi pengadaan dan regulasi lainnya
2. Data pengadaan
3. Laporan hasil kajian kebijakan di bidang PBJP dalam kerangka
kerjasama internasional
4. Dokumen kebijakan di bidang PBJP terkait kerjasama internasional
5. Dokumen draft perjanjian atau perjanjian internasional dalam
lingkup bilateral
6. Dokumen kerjasama lainnya yang terkait
6. Polarisasi Maximize
7. Periode Monitoring Tahunan
8. Target 2020-2024 2020 : 2
2021 : 2
2022 : 2
2023 : 2
2024 : 2
9. Satuan Target Laporan Kegiatan

jdih.lkpp.go.id
122

jdih.lkpp.go.id

Anda mungkin juga menyukai