Anda di halaman 1dari 6

adbis Jurnal Administrasi dan Bisnis, Volume : 12, Nomor : 1, Juni 2018, ISSN 1987-726X

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP


KINERJA ORGANISASI
Oleh: Eko Boedhi Santoso1, Nilawati Fiernaningsih2, Rizky Kurniawan Murtiyanto3*)

Abstrak

Budaya organisasi adalah kebiasaan, norma, aturan yang dipahami dan disepakati
bersama seluruh anggota organisasi. Budaya organisasi lebih kepada hal yang benar yang
harus dipatuhi dan dilaksanakan dan hal buruk yang dilarang dan akan mendapat sanksi jika
ada yang melanggar. Budaya organisasi sangat melekat dalam organisasi, baik dalam
melaksanakan pekerjaan, berkomunikasi sesama anggota dan kebiasaan-kebiasaan lain yang
sifatnya turun temurun.
Berdasarkan hal tersebut, maka budaya organisasi adalah hal penting atau memiliki peran
penting dalam keseluruhan aktifitas organisasi.Dalam penelitian ini, hipotesa yang
dimunculkan adalah diduga adanya pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja
organisasi.Maka, untuk membuktikan hipotesa disusunlah alat analisis yang dapat mengukur
dan mengetahui.Informasi diperoleh dengan metode kuesioner yang disebarkan kepada
responden.
Diharapkan, hasil dari penelitian ini memberikan kontribusi bagi perusahaan sebagai objek
penelitian, masyarakat luas, dan penelitian selanjutnya tentang topik yang serupa.Penelitian
ini juga diharapkan dapat memberikan dukungan untuk teori Manajemen Sumber Daya
Manusia
Kata Kunci: budaya organisasi, kinerja organisasi, manajemen sumber daya manusia

Abstract

Organizational culture is a habit, norms, rules that are understood and agreed upon by all
members of the organization. Organizational culture is more to the right thing that must be
obeyed and implemented and bad things are prohibited and will be sanctioned if there is a
violation. Organizational culture is very embedded in the organization, both in carrying out
work, communicating with fellow members and other habits that are hereditary.
Based on this, the organizational culture is important or has an important role in the overall
activities of the organization. In this study, the hypothesis raised was the alleged influence of
organizational culture on organizational performance. So, to prove the hypothesis, an
analytical tool is developed that can measure and know. Information is obtained by
questionnaire method distributed to respondents.
Hopefully, the results of this study contribute to the company as the object of research, the
wider community, and further research on similar topics. This research is also expected to
provide support forthe theory of Human Resource Management
Keywords: organizational culture, organizational performance, Human Resource
Management

.
1. Pendahuluan karakteristik adalah lebih kepada nilai-nilai dan
Budaya Organisasi adalah sebuah norma perilaku yang disepakati dan dipahami
karakteristik yang dijunjung tinggi oleh organisasi bersama oleh anggota organisasi sebagai dasar
dan menjadi panutan organisasi sebagai pembeda dalam aturan berperilaku dalam suatu organisasi.
antara satu organisasi dengan organisasi yang lain, Budaya organisasi juga dapat dijadikan sebagai
(Tika, 2006). Budaya organisasi dikatakan sebagai pembeda dengan organisasi yang lain. Ciri khas

_________________________________________________
*) Eko Boedhi Santoso, Nilawati Fiernaningsih, Rizky Kurniawan Murtiyanto, adalah Politeknik Negeri Malang
40
Santoso,Fiernaningsih,Murtiyanto:Pengaruh Budaya Organisasi ....., Hal :40-45

atau keunikan yang dapat ditonjolkan yang dapat selalu diukur dan dijaga secara berkelanjutan, dan
dijadikan sebagai selling point untuk faktor budaya organisasi merupakan salah satu
meningkatkan identitas/brand, citra, dan juga faktor yang mempengaruhi kinerja, maka pada
performa/kinerja. Keadaan ini dapat dicapai, ketika penelitian ini dipilih topik pengaruh budaya
seluruh anggota organisasi memahami keseluruhan organisasi terhadap kinerja organisasi.
nilai-nilai organisasi dan menjadikan nilai-nilai 2.Kajian Pustaka
tersebut sebagai suatu kepribadian organisasi. Nilai 2.1 Budaya Organisasi
dan keyakinan akan diwujudkan menjadi perilaku Cameron dan Quinn (2011) berpendapat
keseharian dalam bekerja, sehingga akan menjadi bahwa budaya organisasi memiliki hubungan yang
kinerja individual. Jika semua anggota organisasi kuat dengan keunikan organisasi, nilai, misi,
melaksanakannya, maka kinerja individual itulah tujuan, sasaran dan cara membangun nilai bersama.
yang menjadi awal dari terbentuknya kinerja Juga, budaya organisasi mewakili sistem
organisasi. kepercayaan tak berwujud dan tak diragukan lagi
Kinerja organisasi yang selama ini hanya yang membenarkan bagaimana organisasi
dinilai dari sisi keberhasilan capaian finansial, berperilaku (Sengottuvel dan Aktharsha, 2016).
sekarang menjadi bergeser bahwa tidak hanya Robbins (2013) mendefinisikan budaya organisasi
masalah untung besar saja yang dianggap memiliki (organizational culture) sebagai suatu sistem
kinerja bagus.Namun yang secara berkelanjutan makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota
memiliki keinginan untuk tumbuh dan berkembang yang membedakan organisasi tersebut dengan
secara sehat dan secara seimbang melakukan organisasi yang lain. Robbins (2013) memberikan
perbaikan terus menerus terhadap semua sektor karakteristik budaya organisasi sebagai berikut:
yang ada pada organisasi. Seperti halnya 1. Inovasi dan keberanian mengambil risiko
pengukuran kinerja perusahaan dengan (innovation and risk taking), adalah sejauh
menggunakan balanced scorecard, yaitu suatu alat mana organisasi mendorong para karyawan
manajemen kinerja (performance management bersikap inovatif dan berani mengambil resiko.
tool) yang dapat membantu organisasi untuk Selain itu bagaimana organisasi menghargai
menterjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi tindakan pengambilan risiko oleh karyawan dan
dengan memanfaatkan sekumpulan indikator membangkitkan ide karyawan;
finansial dan non finansial yang kesemuanya 2. Perhatian terhadap detil (Attention to detail),
terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat. (Luis, adalah sejauh mana organisasi mengharapkan
2007). Dengan cara ini keseluruhan aspek yang karyawan memperlihatkan kecermatan, analisis
menjadi penyebab menurun, stagnan, dan dan perhatian kepada rincian;
meningkatnya kinerja organisasi, termasuk faktor 3. Berorientasi kepada hasil (Outcome orien
budaya dapat diukur dengan baik. Berdasarkan tation), adalah sejauh mana manajemen
uraian di atas, bahwa kinerja organisasi harus memusatkan perhatian pada hasil dibandingkan

41
adbis Jurnal Administrasi dan Bisnis, Volume : 12, Nomor : 1, Juni 2018, ISSN 1978-726X

perhatian pada teknik dan proses yang dan non-finansial, strategi jangka panjang dengan
digunakan untuk meraih hasil tersebut; jangka pendek, serta keseimbangan antara
4. Berorientasi kepada manusia (People perspektif internal (kepentingan semua pihak
orientation), adalah sejauh mana keputusan dalam organisasi) dan eksternal.
manajemen memperhitungkan efek hasil-hasil Lebih lanjut, Gaspersz (2012) menjelaskan
pada orang-orang di dalam organisasi; empat perspektif balanced scorecard sebagai
5. Berorientasi tim (Team orientation), adalah berikut:
sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan 1. Financial
sekitar tim-tim tidak hanya pada individu- 2. Customer
individu untuk mendukung kerjasama; 3. Internal Business Process
6. Agresifitas (Aggressiveness), adalah sejauh 4. Learning and Growth
mana orangorang dalam organisasi itu agresif 3.Metode Penelitian
dan kompetitif untuk menjalankan budaya Jenis penelitian kuantitatif, dengan jenis data
organisasi sebaik-baiknya; yang digunakan adalah data primer yang diperoleh
7. Stabilitas (Stability), adalah sejauh mana melalui kuisioner, wawancara, dan pengamatan
kegiatan organisasi menekankan status quo langsung di lokasi penelitian. Data sekunder
sebagai kontras dari pertumbuhan. diperoleh melalui studi kepustakaan (buku-buku,
2.2.Kinerja Organisasi jurnal, internet, dan literatur-literatur yang relevan
Menurut Gaspersz (2012) kinerja merupakan dengan masalah yang diteliti)
terjemahan dari performance yang sering diartikan Teknik sampling yang digunakan adalah
sebagai “penampilan”, “unjuk rasa” atau teknik sampling jenuh, dimana keseluruhan
“prestasi”. Hal ini juga sependapat dengan yang populasi digunakan sebagai sampel, yaitu 96 orang
dikatakan Mangkunegara (2008) bahwa istilah karyawan PT BNI Persero, Tbk Kantor Cabang
kinerja berasal dari kata job performance atau Utama Malang. Metode analisis data secara
actual performanceyakni prestasi kerja atau deskriptif, uji validitas dan reliabilitas, uji regresi
prestasi yang ingin dicapai. linear sederhana, dan uji hipotesa.
Terdapat pengukuran kinerja organisasi secara 4.Pembahasan
modern, bahwa pengukuran tidak hanya pada sisi 4.1 Analisis Deskriptif
finansial namun juga dari sisi non finansial, yaitu Karakteristik responden yang digunakan
dengan menggunakan balanced scorecard. Menurut dalam penelitian ini ditinjau dari segi jenis
Kaplan dalam Gasperz (2012) balanced scorecard kelamin, usia, tingkat pendidikan terakhir, status
adalah alat pengukur kinerja dalam mencatat pernikahan, dan masa kerja responden.
rencana kerja yang akan dicapai pada masa yang 1. Jenis Kelamin, karyawan PT BNI Persero, Tbk
akan datang beserta capaian kinerjanya dengan Kantor Cabang Utama Malang sebagian besar
menerapkan keseimbangan antara faktor finansial berjenis kelamin laki-laki yaitu 53 orang
42
Santoso,Fiernaningsih,Murtiyanto:Pengaruh Budaya Organisasi ....., Hal :40-45

dengan persentase sebesar 55%, sedangkan diatas nilai kritis (α = 0,05). Bila r hitung > r tabel,
perempuan 43 orang dengan persentase sebesar maka pertanyaan atau variabel tersebut adalah
45%. signifikan. Pada penelitian ini jumlah sampel (n) =
2. Usia, Karyawan PT BNI Persero, Tbk Kantor 96 dan besarnya df dapat dihitung 96-2 = 94
Cabang Utama Malang menyebar ke dalam dengan df 94 dan alpha = 0,05 didapat t.tabel =
empat kelompok yaitu sebesar 34% (33 orang) 0,200.
masuk ke dalam kelompok usia 20-29 tahun, Apabila nilai koefisien korelasi antara item
27% (26 orang) masuk ke dalam kelompok usia dengan total > nilai rtabel (α = 0,05), maka dapat
30-49 tahun, 19% (18 orang) masuk ke dalam dijelaskan bahwa item-item dalam penelitian ini
kelompok usia 40-49 tahun, dan sebesar 20% valid. Salah satu contoh adalah untuk item X1.1 –
(19 orang) masuk ke dalam kelompok usia lebih Total X, nilai koefesien korelasinya adalah 0,675.
dari 50 tahun. Nilai 0,675 > 0,200 sehingga item untuk X1.1
3. Tingkat Pendidikan Terakhir, Sebagian besar dinyatakan valid, hal tersebut dilakukan untuk
karyawan berpendidikan akhir S1/D4 dengan item-item selanjutnya.
persentase sebesar 53% (51 orang). Karyawan Bahwa keseluruhan item yang digunakan
yang memiliki tingkat pendidikan akhir sebagai alat ukur variabel budaya organisasi (X)
S2sebesar 14%(13 orang), D332% (31 orang) dan kinerja organisasi (Y) reliabel. Apabila nilai
dan hanya 1% (1 orang) yang berpendidikan alpha cronbach’s> 0,6 maka dapat dijelaskan
akhir SMU. bahwa item-item dalam penelitian ini reliabel.
4. Status Pernikahan, Berdasarkan status sehingga untuk variabel budaya organisasi (X)
pernikahan, mayoritas karyawan berstatus nilai Alpha Cronbach’s adalah 0,735. Nilai 0,735 >
menikah dengan persentase sebesar 55%(53 0,60 sehingga dapat dinyatakan bahwa item
orang), sedangkan 45% (43 orang) lainnya pertanyaan tersebut reliabel. Hal tersebut juga
berstatus belum menikah. dilakukan untuk item kinerja organisasi (Y) dengan
5. Masa Kerja, Karyawan yang memiliki masa nilai Alpha Cronbach’s adalah 0,762. Nilai 0,762>
kerja 5 - 10 tahun sebesar 51%, masa kerja 3 – 0,60 sehingga dapat dinyatakan item pertanyaan
di atas 10 tahun sebesar 37%, 12% memiliki tersebut reliabel.
masa kerja diatas 0 – 5 tahun. 4.3 Uji Regresi Linear Sederhana
4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Ditemukan formula regresi yaitu:
Berdasarkan tabel uji validitas menunjukkan Y = a + bX
bahwa keseluruhan item yang digunakan sebagai Y = 15.468 +0,421X
alat ukur variabel budaya organisasi (X) dan Berdasarkan persamaan regresi linear
variabel kinerja organisasi (Y) valid. Hal ini di sederhana tersebut dijelaskan sebagai berikut:
lihat dari nilai koefisien korelasi antara item 1. Konstanta a = 15.468, artinya apabila variabel
dengan total item mempunyai koefisien korelasi (r) budaya organisasi (X) diabaikan atau

43
adbis Jurnal Administrasi dan Bisnis, Volume : 12, Nomor : 1, Juni 2018, ISSN 1978-726X

diasumsikan nol (X = 0) maka variabel kinerja 5.Simpulan


organisasi (Y) akan sebesar nilai konstantanya Hasil-hasil penelitian yang menunjukkan
yaitu 15.468. bahwa budaya organisasi adalah hal penting untuk
2. Koefisiensi regresi budaya organisasi (X) meningkatkan kinerja organisasi, maka dari hasil
sebesar 0,421 menunjukkan bahwa besarnya penelitian dapat memberikan implikasi praktis bagi
variabel budaya organisasi (X) terhadap pihak PT BNI Persero, Tbk Kantor Cabang Utama
variabel kinerja organisasi (Y) maka akan Malang. Implikasi teoritis untuk memperkuat teori
meningkatkan kinerja organisasi sebesar 0,421. yang digunakan, dan implikasi bagi penelitian
Berdasarkan hasil olahan SPSS dijelaskan yang akan datang untuk dikembangkan lebih lanjut
sebagai berikut: lagi antara lain:
1. Koefisien r menunjukkan nilai sebesar 0,410, 1. Implikasi teoritis disini dijelaskan bahwa
maka dapat diartikan bahwa hubungan antara budaya organisasi memiliki hubungan dengan
budaya organisasi dan kinerja organisasi saling kinerja organisasi. Sesuai dengan penelitian
terikat. Hal ini dapat dilihat dari hasil koefisien yang dilakukan oleh Ariningsih (20017);
R sebesar 41% yang menunjukkan Cameron (2011); dan Chilla (2014) yang semua
bahwakinerja organisasi pada PT BNI Persero, hasilnya menyatakan bahwa terdapat hubungan
Tbk Kantor Cabang Utama Malang disebabkan antara budaya organisasi dengan kinerja
adanya faktor budaya organisasi. organisasi.
2. Koefisiensi R (Square) sebesar 0,168 atau 16,8 2. Implikasi praktis bagi pihak PT BNI Persero,
%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase Tbk Kantor Cabang Utama Malang berdasarkan
pengaruh variabel budaya organisasi terhadap tabel distribusi frekuensi pada item pertanyaan
variabel kinerja organisasi sebesar 16,8%. X2.2 dapat di lihat jawaban responden sangat
Sedangkan sisanya sebesar 83,2% dipengaruhi positif sebesar 64,6% terhadap karyawan cepat
atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak tanggap dalam menjawab pertanyaan dari
dimasukkan dalam penelitian ini. nasabah, sehingga perusahaan diharapkan
4.4 Uji Hipotesa mampu mempertahankan hal tersebut dan
Berdasarkan pengujian hipotesa adalah mampu meningkatkan item lain yang mampu
nilai thitung untuk variabel budaya organisasi menunjang pelayanan karyawan. Sedangkan
adalah sebesar 4.354.Nilai thitung 4.354> nilai pada item pertanyaan Y2.1 jawaban responden
ttabel 1.985, sehingga dapat disimpulkan bahwa sangat positif sebesar 65,6% terhadap
Ho ditolah Ha diterima artinya bahwa variabel perusahaan memiliki reputasi yang baik di mata
budaya organisasi mempunyai pengaruh signifikan nasabah. Sebaiknya PT BNI Persero, Tbk
terhadap kinerja organisasi. Kantor Cabang Utama Malangmempertahankan
pelayanan yang sudah baik.

44
Santoso,Fiernaningsih,Murtiyanto:Pengaruh Budaya Organisasi ....., Hal :40-45

3. Implikasi bagi penelitian selanjutnya yaitu Nazarian, Alireza, Peter Atkinson, Pantea Foroudi;
2017; Influence of National Culture and
dengan menambahkan variabel lain yang belum
Balanced Organizational Culture on The
dikaji dalam penelitian ini. Hotel Industry’s Performance;
International Journal of Hospitality
Management 63 (2017) 22–32; Elsevier.
5.Daftar Rujukan
Nikpour, Amin; 2017; The impact of
organizational culture on organizational
Ariningsih, Endah Pri. 2007. Pengaruh Budaya
performance: The mediating role of
Organisasi pada Kinerja Perusahaan.
employee’s organizational commitment;
www.researchgate.net/publication/27785
International Journal of Organizational
5823.
Leadership 6 (2017) 65-72;
Cameron, K.S., Quinn, R.E. 2011. Diagnosing and
www.aimijournal.com
Changing Organizational Culture: Based
Robbins, Stephen P., dan Timothy A. Judge; 2013;
on the Competing Values Framework.
Organizational Behavior Edition 15;
Jossey-Bass, San Francisco.
Pearson Education, Inc.; New Jersey.
Chilla, Hellen.A., Yusuf Kibet , Musiega Douglas;
Sengottuvel A., dan U. Syed Aktharsha; 2016; The
2014; Effects Of Organizational Culture
Influence of Organizational Culture on
On Organizational Performance In The
Organizational Performance in
Hospitality Industry; International
Information Technology Sector; IOSR
Journal of Business and Management
Journal of Business and Management
Invention; Volume 3, Issue 1, January.
(IOSR-JBM); Volume 18, Issue 10. Ver.
2014, PP.01-13; www.ijbmi.org.
VII (October. 2016), PP 56-64;
Gaspersz, Vincent. 2012. Sistem Manajemen
www.iosrjournals.org
Kinerja Terintegrasi - Balanced
Shahzad, Fakhar., Rana A. Luqman, Ayesha R.
Scorecard dengan Six Sigma untuk
Khan, Lalarukh Shabbir; 2012; Impact of
Organisasi Bisnis & Pemerintah. Jakarta:
Organizational Culture on Organizational
Gramedia Pustaka Utama.
Performance: An Overview; Interdiscipl
Hadi, Sutrisno. 1991. Analisis Butir untuk Instrumen
inary Journal Of Contemporary Research
Angket, Tes, dan Skala Nilai. Yogyakarta:
In Business; Vol 3, No 9; ijcrb.webs.com
FP UGM.
Soedjono; 2005; Pengaruh Budaya Organisasi
Hussein, Norashikin, Amnah Mohamad, Fauziah
Terhadap Kinerja Organisasi dan
Noordin, Noormala Amir Ishak; 2014;
Kepuasan Kerja Karyawan pada Terminal
Learning Organization and its Effect on
Penumpang Umum di Surabaya; Jurnal
Organizational Performance and Organiza
Manajemen & Kewirausahaan; Vol. 7,
tional Innovativeness: A Proposed Frame
No. 1, Maret 2005: 22- 47;
work for Malaysian Public Institutions of
www.researchgate.net/publication/50434
Higher Education; Journal of Procedia -
685.
Social and Behavioral Sciences 130
Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian Administrasi
(2014 ) 299 – 304; Elsevier.
dilengkapi dengan R&D. Bandung:
Kumari, Neeraj; 2011; Balanced Scorecard for
Alfabeta.
Superior Organizational Performance;
-------------. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif
European Journal of Business and
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Management; Vol 3, No.5.
Tika, Moh. Pabundu.2006. Budaya Organisasi dan
Maksum, Ali. 2012. Metodologi Penelitian dalam
Peningkatan Kinerja Organisasi. Jakarta:
Olahraga. Surabaya: Unesa University
Bumi Aksara.
Press.
Wirawan. 2014. Budaya dan Iklim Organisasi.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2008. Manajamen
Jakarta: Salemba Empat.
Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Wirjana, Bernardine R. 2012. Mencapai
Jakarta: Rosda
Manajemen Berkualitas – Organisasi,
Nasution, S. 2000. Metode Research. Jakarta: Bumi
Kinerja, Program. Yogyakarta: ANDI
Aksara.
Publisher

45

Anda mungkin juga menyukai