Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIABETES MELITUS

OLEH :
KELOMPOK 11
I GEDE EKA SAPUTRA 2114901156
PUTU RIZKA ARNELIA 2114901126
NI LUH AYU RATIH 2114901169
LUH ERLINA RAHAYUNI 2114901173
NYOMAN INDAH DWI PRATYWI 114901216
KOMANG TRIYA WIDHI ASTUTI 2114901176

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN DIABETES MELITUS

A. LATAR BELAKANG
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih
menjadi masalah utama dalam kesehatan baik di dunia maupun di
Indonesia. DM adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau kedua-duanya. Lebih dari 90 persen dari semua populasi
diabetes adalah diabetes melitus tipe 2 yang ditandai dengan penurunan
sekresi insulin karena berkurangnya fungsi sel beta pankreas secara
progresif yang disebabkan oleh resistensi insulin (American Diabetes
Association, 20127).
Menurut WHO kenaikan jumlah penduduk dunia yang terkena
penyakit diabetes semakin mengkhawatirkan. Pada tahun 2000 jumlah
penduduk dunia yang menderita diabetes sudah mencapai 171.230.000
orang dan pada tahun 2030 diperkirakan akan mencapai jumlah
366.210.100 orang atau naik sebesar 114 % dalam kurun waktu 30 tahun.
Di Indonesia menduduki peringkat ke-7 dengan jumlah kasus
diabetes melitus tertinggi ditahun 2019 yaitu sebanyak 10,7 juta kasus.,
sedangkan hampir disemua provinsi menunjukkan peningkatan pravalensi
tahun 2013-2018, termasuk gambaran prevalensi diabetes melitus di Bali
pada tahun 2018 menunjukkan bahwa Bali sebesar 1,7 % (Badan
Litbangkes, Kemenkes RI, 2019). Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Bali,
(2018) kasus diabetes di Provinsi Bali menempati urutan kedua dalam 10
besar penyakit Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) dengan prevalensi
1,7% sehingga didapatkan sejumlah 67.172 orang menderita diabetes
melitus.
Berdasarkan uraian diatas, semakin meningkatnya kasus diabetes
melitus di Bali sehingga kelompok 11 ingin memberikan penyuluhan
tentang Diabetes Melitus kepada keluarga pasien di ruang Cendrawasih
agar mengetahui tentang penyakit diabetes dan cara pencegahan penyakit
diabetes melitus.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 45 menit diharapkan
keluarga pasien dapat mengerti dan memahami penyakit DM, serta
dapat menerapkan di kehidupan sehari-hari agar dapat mencegah
terjadinya komplikasi pada pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan pengertian Diabetes Melitus
b. Mampu menyebutkan jenis-jenis Diabetes Melitus
c. Mampu menyebutkan penyebab Diabetes Melitus
d. Mampu menjelaskan tanda dan gejala Diabetes Melitus
e. Mampu menyebutkan cara pencegahan Diabetes Melitus
f. Mampu menyebutkan penatalaksanaan terapi Diabetes Melitus

C. PESERTA PENDIDIKAN KESEHATAN


Peserta penyuluhan adalam penunggu pasien di ruang Cendrawasih.

D. GARIS BESAR MATERI


Garis besar materi yang akan diberikan adalah:
1) Pengertian Diabetes Melitus
2) Jenis-jenis Diabetes Melitus
3) Penyebab Diabetes Melitus
4) Tanda dan gejala Diabetes Melitus
5) Pencegahan Diabetes Melitus
6) Penatalaksanaan terapi Diabetes Melitus

E. TEMPAT
Tempat dilaksanakan penyuluhan yaitu ruang tunggu di ruang
Cendrawasih.
F. WAKTU
Hari/tanggal : Jumat/ 10 Desember 2021
Waktu : pukul 10.00 WITA- selesai

G. METODE PELAKSANAAN
Metode yang digunakan yaitu ceramah dan tanya jawab.

H. STRATEGI PELAKSANAAN
No. Kegiatan Waktu
Penyuluh Peserta
1. Pembukaan: a. Menjawab salam 3 menit
a. Salam pembuka b. Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri c. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan dari d. Mendengarkan
penyuluhan e. Mendengarkan
d. Melakukan kontrak
waktu
e. Menyebutkan materi
yang akan disampaikan.
2. Kegiatan inti penyuluhan a. Sasaran menyimak 20 menit
menyampaikan materi dan memperhatikan
tentang: penyuluhan
a. Pengertian Diabetes
Melitus
b. Jenis-jenis Diabetes
Melitus
c. Penyebab Diabetes
Melitus
d. Tanda dan gejala
Diabetes Melitus
e. Pencegahan Diabetes
Melitus
f. Penatalaksanaan terapi
Diabetes Melitus

3. Tanya Jawab a. Sasaran 15 menit


a. Penyuluh membuka mengajukan
sesi tanya jawab. pertanyaan
b. Penyuluh menjawab b. Sasaran
pertanyaan sasaran. memperhatikan
jawaban yang
diberikan
4. Evaluasi a. Peserta 5 menit
a. Penyaji menanyakan menjawab
kepada peserta pertanyaan
beberapa pertanyaan sesuai dengan
mengenai materi pemahaman.
yang telah di
sampaikan
- Apa pengertian
dari diabetes
melitus?
- Apa tanda dan
gejala dari
diabetes melitus?
- Bagaimana cara
pencegahan
penyakit diabetes
melitus?
- Bagaimana
penatalaksanaan
terapi diabetes
melitus?
Penutup a. Sasaran 2 menit
a. Penyuluh mendengarkan
menyimpulkan materi penyuluh
yang telah didiskusikan b. Peserta
b. Penyuluh mengakhiri membalas salam
kegiatan dengan salam dan terimakasih
dan terimakasih dari penyuluh
c. Membagikan leaflet
I. Media DAN ALAT
1. Leaflet
2. lembar balik

J. SETTING TEMPAT
Keterangan gambar:
Penyuluh
Peserta

K. PENGORGANISASIAN
1. Moderator : I Gede Eka Saputra (2114901156)
2. Penyaji : Luh Erlina Rahayuni (2114901173)
3. Anggota/ notulen :
- Putu Rizka Arnelia (2114901126)
- Ni Luh Ayu Ratih (2114901169)
- Nyoman Indah Dwi Pratywi
(2114901216)
- Komang Triya Widhi Astuti
(2114901176)

L. KRITERIA EVALUASI
1) Evaluasi struktur
a) SAP, leaflet, dan lembar balik sudah siap 1 hari sebelum
kegiatan.
b) Penyuluh mempersiapkan dan membawa alat dan media untuk
penyuuhan.
c) Kontrak waktu dengan keluarga pasien sudah dilakukan.
2) Evaluasi proses
a) Alat dan tempat sesuai dengan rencana.
b) Penyuluh sudah menjelaskan tujuan dilakukan penyuluhan
c) Peserta mampu menyimak dan merespon kegiatan penyuluhan.
d) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
3) Evaluasi hasil :
a) Peserta mampu menjelaskan kembali pengertian Diabetes
Melitus
b) Peserta mampu menyebutkan 2 dari 4 jenis Diabetes Melitus
yang ada.
c) Peserta mampu menyebutkan 5 dari 9 penyebab Diabetes
Melitus yang ada.
d) Peserta mampu menjelaskan 5 dari 10 tanda dan gejala Diabetes
Melitus
e) Peserta mampu menyebutkan cara pencegahan Diabetes Melitus
f) Peserta mampu menyebutkan 3 dari 5 penatalaksanaan terapi
Diabetes Melitus.

M. LAMPIRAN
1. Materi
DAFTAR PUSTAKA

Arjatmo Tjokronegoro. (2010). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet


2.Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

American Diabetes Association. (2017). “Standards of Medical Care in


Diabetes 2017”. Vol. 40. USA: ADA
Infodati, Kemenkes RI. (2019). Tetap produktif, cehag dan atasi diabetes
melitus. Jakarta Selatan : Kemenkes RI.
NUNING, R. (2017). HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DIABETES
MELLITUS DENGAN TINGKAT KADAR GULA DARAH PADA
PASIEN DIABETES MELLITUS DI KLINIK PENYAKIT DALAM RSUD
dr. SAYIDIMAN MAGETAN (Doctoral dissertation, STIKES Bhakti
Husada Mulia).
PERKENI (2015). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus
tipe 2 di Indonesia. Jakarta. PB PERKENI.

Smeltzer, S.C, (2015). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

World Health Organization. 2016. Global Report on Diabetes. Isbn. Diakses


pada tanggal 1 Februari 2021 dari
http://www.who.int/about/licensing/%5Cnhttp
://apps.who.int/iris/bitstream/10665/2048 71/1/9789241565257eng.pdf

Yustiana Olfah. (2016). Bahan Ajar Keperawatan Dokumentasi Keperawatan.


Kementerian Kesehatan RI.
Lampiran 1

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai
dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh
penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau
keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular,
makrovaskular, dan neuropati (Yuliana dalam NANDA, 2015).
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang terjadi
ketika pankreas tidak memproduksi cukup insulin, atau ketika tubuh
tidak dapat menggunakan insulin secara efektif dengan peningkatan
kadar gula darah yang dapat menyebabkan kerusakan jantung, pembuluh
darah, mata, ginjal, dan saraf (World Health Organization, 2016).
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit atau
gangguan metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.
Hiperglikemia kronik pada diabetes melitus berhubungan dengan
kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan beberapa organ tubuh
terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (PERKENI,
2015 dan ADA, 2017).
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Diabets
Melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau keduanya sehingga penggunaanya tidak efektif, dan ditandai dengan
tingginya kadar gula dalam darah dimana melebihi nilai normal.
2. Jenis-jenis Diabetes Melitus
Diabetes Melitus dapat diklasifikasikan ke dalam 4 kategori klinis
(Smeltzer dan Bare, 2015), yaitu:
1) DM tipe 1
DM tipe 1 atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes
Mellitus), dapat terjadi disebabkan karena adanya kerusakan sel-β,
biasanya menyebabkan kekurangan insulin absolut yang
disebabkan oleh proses autoimun atau idiopatik. Umumnya
penyakit ini berkembang ke arah ketoasidosis diabetik yang
menyebabkan kematian. DM tipe 1 terjadi sebanyak 5-10% dari
semua DM. DM tipe 1 dicirikan dengan onset yang akut dan
biasanya terjadi pada usia 30 tahun (Smeltzer dan Bare, 2015).
2) DM tipe 2
DM tipe 2 atau NIDDM (Non-Insulin Dependent Diabetes
Mellitus), dapat terjadi karena kerusakan progresif sekretorik
insulin akibat resistensi insulin. DM tipe 2 juga merupakan salah
satu gangguan metabolik dengan kondisi insulin yang diproduksi
oleh tubuh tidak cukup jumlahnya akan tetapi reseptor insulin di
jaringan tidak berespon terhadap insulin tersebut. DM tipe 2
mengenai 90-95% pasien dengan DM. Insidensi terjadi lebih umum
pada usia 30 tahun, obesitas, herediter, dan faktor lingkungan. DM
tipe ini sering terdiagnosis setelah terjadi komplikasi (Smeltzer dan
Bare, 2015).
3) DM tipe tertentu
DM tipe ini dapat terjadi karena penyebab lain misalnya,
defek genetik pada fungsi sel-β, defek genetik pada kerja insulin,
penyakit eksokrin pankreas (seperti fibrosis kistik dan pankreatitis),
penyakit metabolik endokrin, infeksi, sindrom genetik lain dan
karena disebabkan oleh obat atau kimia (seperti dalam pengobatan
HIV/AIDS atau setelah transplantasi organ) (Smeltzer dan Bare
2015).
4) DM gestasional
DM ini merupakan DM yang didiagnosis selama masa
kehamilan, dimana intoleransi glukosa didapati pertama kali pada
masa kehamilan. Terjadi pada 2-5% semua wanita hamil tetapi
hilang saat melahirkan (Smeltzer dan Bare, 2015).

3. Penyebab Diabetes Mellitus


Umumnya diabetes melitus disebabkan oleh rusaknya sebagian
kecil atau sebagian besar dari sel-sel beta dari pulau-pulau langerhans
pada pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin, akibatnya terjadi
kekurangan insulin. Disamping itu diabetes melitus juga dapat terjadi
karena gangguan terhadap fungsi insulin dalam memasukan glukosa
kedalam sel. Gangguan itu dapat terjadi karena kegemukan atau sebab
lain yang belum diketahui (Smeltzer dan Bare, 2015).
Diabetes mellitus atau lebih dikenal dengan istilah penyakit kencing
manis mempunyai beberapa penyebab, antara lain :
a. Pola makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori
yang dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya diabetes
mellitus. Konsumsi makanan yang berlebihan dan tidak diimbangi
dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat
menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan pastinya akan
menyebabkan diabetes mellitus.
b. Obesitas (kegemukan)
Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90kg cenderung
memiliki peluang lebih besar untuk terkena penyakit diabetes
mellitus. Sembilan dari sepuluh orang gemuk berpotensi untuk
terserang diabetes mellitus.
c. Faktor genetik
Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada
anak. Gen penyebab diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika
orang tuanya menderita diabetes mellitus. Pewarisan gen ini dapat
sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil.
d. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang
menyebabkan radang pankreas, radang pada pankreas akan
mengakibatkan fungsi pancreas menurun sehingga tidak ada sekresi
hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin.
Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama
dapat mengiritasi pankreas.
e. Penyakit dan infeksi pada pankreas
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat
menyebabkan radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan
fungsi pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon
untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti
kolesterol tinggi dan dislipedemia dapat meningkatkan risiko
terkena diabetes mellitus.
f. Pola hidup
Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab
diabetes mellitus. Jika orang malas berolahraga memiliki risiko
lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes mellitus karena
olahraga berfungsi untuk membakar kalori yang tertimbun didalam
tubuh, kalori yang tertimbun di dalam tubuh merupakan faktor
utama penyebab diabetes mellitus selain disfungsi pankreas.
g. Kadar kortikosteroid yang tinggi. Kehamilan diabetes gestasional.
h. Obat-obatan yang dapat merusak pankreas.
i. Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.

4. Tanda dan Gejala Penderita Diabetes Melitus


a. Meningkatnya frekuensi buang air kecil
Karena sel-sel di tubuh tidak dapat menyerap glukosa, ginjal
mencoba mengeluarkan glukosa sebanyak mungkin. Akibatnya,
penderita jadi lebih sering kencing daripada orang normal dan
mengeluarkan lebih dari 5 liter air kencing sehari. Ini berlanjut
bahkan di malam hari. Penderita terbangun beberapa kali untuk
buang air kecil. Itu pertanda ginjal berusaha singkirkan semua
glukosa ekstra dalam darah
b. Rasa haus berlebihan
Dengan hilangnya air dari tubuh karena sering buang air kecil,
penderita merasa haus dan butuhkan banyak air. Rasa haus yang
berlebihan berarti tubuh Anda mencoba mengisi kembali cairan yang
hilang itu. Sering ‘pipis‘ dan rasa haus berlebihan merupakan
beberapa "cara tubuh Anda untuk mencoba mengelola gula darah
tinggi
c. Penurunan berat badan
Kadar gula darah terlalu tinggi juga bisa menyebabkan penurunan
berat badan yang cepat. Karena hormon insulin tidak mendapatkan
glukosa untuk sel, yang digunakan sebagai energi, tubuh memecah
protein dari otot sebagai sumber alternatif bahan bakar.
d. Kelaparan
Rasa lapar yang berlebihan, merupakan tanda diabetes lainnya.
Ketika kadar gula darah merosot, tubuh mengira belum diberi makan
dan lebih menginginkan glukosa yang dibutuhkan sel
e. Kulit jadi bermasalah
Kulit gatal, mungkin akibat kulit kering seringkali bisa menjadi
tanda peringatan diabetes, seperti juga kondisi kulit lainnya,
misalnya kulit jadi gelap di sekitar daerah leher atau ketiak
f. Penyembuhan lambat
Infeksi, luka, dan memar yang tidak sembuh dengan cepat
merupakan tanda diabetes lainnya. Hal ini biasanya terjadi karena
pembuluh darah mengalami kerusakan akibat glukosa dalam jumlah
berlebihan yang mengelilingi pembuluh darah dan arteri. Diabetes
mengurangi efisiensi sel progenitor endotel atau EPC, yang
melakukan perjalanan ke lokasi cedera dan membantu pembuluh
darah sembuhkan luka.
g. Infeksi jamur
Diabetes dianggap sebagai keadaan imunosupresi. Hal itu berarti
meningkatkan kerentanan terhadap berbagai infeksi, meskipun yang
paling umum adalah candida dan infeksi jamur lainnya. Jamur dan
bakteri tumbuh subur di lingkungan yang kaya akan gula.
h. Iritasi genital
Kandungan glukosa yang tinggi dalam urin membuat daerah genital
jadi seperti sariawan dan akibatnya menyebabkan pembengkakan
dan gatal.
i. Pandangan yang kabur
Penglihatan kabur atau atau sesekali melihat kilatan cahaya
merupakan akibat langsung kadar gula darah tinggi. Membiarkan
gula darah Anda tidak terkendali dalam waktu lama bisa
menyebabkan kerusakan permanen, bahkan mungkin kebutaan.
Pembuluh darah di retina menjadi lemah setelah bertahun-tahun
mengalami hiperglikemia dan mikro-aneurisma, yang melepaskan
protein berlemak yang disebut eksudat.
j. Kesemutan atau mati rasa
Kesemutan dan mati rasa di tangan dan kaki, bersamaan dengan rasa
sakit yang membakar atau bengkak, adalah tanda bahwa saraf sedang
dirusak oleh diabetes. Masih seperti penglihatan, jika kadar gula
darah dibiarkan merajalela terlalu lama, kerusakan saraf bisa menjadi
permanen.
Pada diabetes, gula darah yang tinggi bertindak bagaikan racun.
Diabetes sering disebut ‘Silent Killer’ jika gejalanya terabaikan dan
ditemukan sudah terjadi komplikasi. Jika Anda memiliki gejala ini,
segera tes gula darah atau berkonsultasi ke petugas kesehatan.
5. Pencegahan Penyakit Diabetes Melitus
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan perilakuk pola
makan yang seimbang; yaitu prinsip pola makan rendah lemak, rendah
gula, rendah natrium, dan tinggi serat. Kemudian juga perilaku tetap
menjaga aktifitas fisik dan berolahraga secara teratur dengan intensitas
sedang; dianjurkan untuk berolahraga setiap hari selama 30 menit atau
lebih selama setidaknya 5 hari seminggu.
Batasi konsumsi Panganan Manis, Asin, dan Berlemak atau GGL
(gula, garam dan lemak) tinggi; bahkan berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 30 tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi
Kandungan Gula, Garam dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk
Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji. Penjelasannya adalah bahwa
konsumsi gula lebih dari 50 g (4 sendok makan), natrium lebih dari 2000
mg (1 sendok teh) dan lemak/minyak total lebih dari 67 g (5 sendok
makan) per orang per hari akan meningkatkan risiko hipertensi, stroke,
diabetes, dan serangan jantung. Pencegahan merujuk pada rekomendasi
dari Kementerian Kesehatan adalah dengan perilaku PATUH dan
CERDIK; yaitu:
P : Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
A : Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur.
T : Tetap diet sehat dengan gizi seimbang
U : Upayakan beraktivitas fisik dengan aman
H : Hindari rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya

C : Cek kondisi kesehatan secara berkala


E : Enyahkan asap rokok
R : Rajin aktifitas fisik
D : Diet sehat dengan kalori seimbang
I : Istirahat yang cukup
K : Kendalikan stress
Beban penyakit diabetes sangatlah besar apalagi bila telah terjadi
komplikasi. Upaya pengendalian diabetes menjadi tujuan yang sangat
penting dalam mengendalikan dampak komplikasi yang menyebabkan
beban yang sangat berat baik bagi individu maupun keluarga.

6. Penatalaksanaan Diet Diabetes Melitus


Menurut (Mansjoer, A dkk.) penataaksanaan medis yaitu tujuan
utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan
kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi
vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah
mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadi hipoglikemia dan
gangguan serius pada pola aktivitas pasien. Ada lima komponen dalam
penatalaksanaan DM, yaitu :
a. Diet
Syarat diet DM hendaknya dapat :
1) Memperbaiki kesehatan umum penderita
2) Mengarahkan pada berat badan normal
3) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik
4) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
5) Menarik dan mudah diberikan
b. Obat Hipoglikemik (OHO)
1) Sulfonylurea
Bekerja dengan cara menstimulasi pelepasan insulin yang
tersimpan, menurunkan ambang sekresi insulin dan meningkatkan
sekresi insulin sebgai akibat rangsangan glukosa
2) Biguanid
Menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai dibawah
normal
3) Inhibitor alfa glukosidase
Menghambat kerja enzim alfa glukosidase di dalam saluran cerna
sehingga menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan
hiperglikemia pasca prandial
4) Insulin sensiting agent (thoazahdine diones)
Thoazahdine diones meningkatkan sensitivitas insulin, sehingga
bisa mengatasi masalah resistensi insulin tanpa menyebabkan
hipoglikemia
5) Insulin
Insulin oral atau suntikan dimulai dari dosis rendah, lalu dinaikan
perlahan sedikit demi sedikit sesuai dengan hasil pemeriksaan
gula darah pasien, dengan indikasi :
a) DM dengan berat badan menurun dengan cepat
b) Ketoasidosis asidosis laktat dengan koma hiperosmolar
c) DM yang mengalami stres berat (infeksi sitemik, operasi berat
dll)
d) DM dengan kehamilan atau DM gastasional yang tidak
terkendali dalam pola makan
e) DM tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral
dengan dosis maksimal (kontraindikasi dengan obat tersebut)
c. Latihan
Latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu selama + ½ jam.
Adanya kontraksi otot akan merangsang peningkatan aliran darah
dan penarikan glukosa ke dalam sel. Penderita diabetes dengan kadar
glukosa darah >250mg/dl dan menunjukkan adanya keton dalam
urine tidak boleh melakukan latihan sebelum pemeriksaan keton urin
menunjukkan hasil negatif dan kadar glukosa darah mendekati
normal. Latihan dengan kadar glukosa tinggi akan meningkatkan
sekresi glukagon, growth hormon dan katekolamin. Peningkatan
hormon ini membuat hati melepas lebih banyak glukosa sehingga
terjadi kenaikan kadar glukosa darah. Untuk pasien yang
menggunakan insulin setelah latihan dianjurkan makan camilan
untuk mencegah hipoglikemia dan mengurangi dosis insulinnya
yang akan memuncak pada saat latihan.
1) Latihan dengan cara melawan tahanan dapat menambah laju
metabolism istirahat, dapat menurunkan BB, stress dan
menyegarkan tubuh.
2) Latihan menghindari kemungkinan trauma pada ekstremitas
bawah dan hindari latihan dalam udara yang sangat panas/dingin,
serta pada saat pengendalian metabolism buruk
3) Gunakan alas kaki yang tepat dan periksa kaki setiap hari sesudah
melakukan latihan
d. Pemantauan dari kadar gula/glukosa darah dengan rutin

Selain itu dapat juga dilakukan Perawatan Kaki Diabetes


Seorang penderita Diabetes Mellitus (DM) harus selalu
memperhatikan dan menjaga kebersihan kaki, melatihnya secara baik
walaupun belum terjadi komplikasi. Jika tidak dirawat, dikhawatirkan
suatu saat kaki penderita akan mengalami gangguan peredaran darah
dan kerusakan syaraf yang menyebabkan berkurangnya sensitivitas
terhadap rasa sakit, sehingga penderita mudah mengalami cedera
tanpa ia sadari.
Di bawah ini ada beberapa langkah dalam melakukan
perawatan kaki, antara lain sebagai berikut:
1. Area Pemeriksaan Kaki
a. Kuku jari: periksa adanya kuku tumbuh di bawah kulit (ingrown
nail), robekan atau retakan pada kuku
b. Kulit: periksa kulit di sela-sela jari (dari ujung hingga pangkal
jari), apakah ada kulit retak, melepuh, luka, atau perdarahan
c. Telapak kaki: Periksa kemungkinan adanya luka pada telapak kaki,
apakah terdapat kalus (kapalan), palantar warts, atau kulit
telapak kaki yang retak (fisura)
d. Kelembaban kulit: periksa kelembaban kulit dan cek
kemungkinan adanya kulit berkerak dan kekeringan kulit akibat
luka
e. Bau: periksa kemungkinan adanya bau dari beberapa sumber pada
daerah kaki
2. Perawatan (mencuci dan membersihkan) kaki
a. Menyiapkan air hangat: uji air hangat dengan siku untuk mencegah
cedera
b. Cuci kaki dengan sabun yang lembut (sabun bayi atau sabun cair)
untuk menghindari cedera ketika menyabun.
c. Keringkan kaki dengan handuk bersih, lembut. Keringkan sela-
sela jari kaki, terutama sela jari kaki ke-3-4 dan ke-4-5.
d. Oleskan lotion pada semua permukaan kulit kaki untuk
menghindari kulit kering dan pecah pecah
e. Jangan gunakan lotion di selasela jari kaki. Karena akan
meningkatkan kelembapan dan akan menjadi media yang baik
untuk berkembangnya mikroorganisme (fungi).
3. Perawatan kuku kaki
a. Potong dan rawat kuku secara teratur. Bersihkan kuku setiap hari
pada waktu mandi dan berikan cream pelembab kuku.
b. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak
terlalu pendek atau terlalu dekat dengan kulit, kemudian kikir
agar kuku tidak tajam. Jika ragu, Anda bisa meminta bantuan
keluarga atau dokter untuk memotong kuku Anda.
c. Hindarkan terjadinya luka pada jaringan sekitar kuku. Bila kuku
keras, sulit dipotong, rendam kaki dengan air hangat selama ± 5
menit.
Cara lain dalam melakukan perawatan kaki, antara lain sebagai berikut :
1. Jangan berjalan tanpa alas kaki, baik di dalam maupun di luar
rumah.
2. Usahakan kaki selalu dalam keadaan hangat dan kering. Untuk itu
gunakan kaos kaki atau stocking dari bahan katun dan sepatu
dengan bahan kulit. Jangan lupa untuk mengganti kaos kaki atau
stocking setiap hari.
3. Jangan memakai sepatu atau kaos kaki yang kekecilan (terlalu
sempit) dan periksa sepatu setiap hari sebelum dipakai, pastikan
tidak ada kerikil atau benda kecil lain di dalam sepatu yang dapat
melukai kaki.
4. Saat kaki terasa dingin, gunakan kaos kaki. Jangan merendam atau
mengompres kaki dengan panas, dan jangan gunakan botol panas
atau peralatan listrik karena respon kaki terhadap rasa panas sudah
berkurang sehingga tidak terasa bila kaki sampai melepuh.
5. Jangan menggunakan pisau atau silet untuk mengurangi kapalan.
6. Jangan menggunakan obat-obat tanpa anjuran dokter untuk
menghilangkan mata ikan.
7. Jangan membiarkan luka sekecil apapun pada kaki, segera obati dan
periksakan kedokter.

Anda mungkin juga menyukai