Sap DM Fix
Sap DM Fix
DIABETES MELITUS
OLEH :
KELOMPOK 11
I GEDE EKA SAPUTRA 2114901156
PUTU RIZKA ARNELIA 2114901126
NI LUH AYU RATIH 2114901169
LUH ERLINA RAHAYUNI 2114901173
NYOMAN INDAH DWI PRATYWI 114901216
KOMANG TRIYA WIDHI ASTUTI 2114901176
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN DIABETES MELITUS
A. LATAR BELAKANG
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih
menjadi masalah utama dalam kesehatan baik di dunia maupun di
Indonesia. DM adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau kedua-duanya. Lebih dari 90 persen dari semua populasi
diabetes adalah diabetes melitus tipe 2 yang ditandai dengan penurunan
sekresi insulin karena berkurangnya fungsi sel beta pankreas secara
progresif yang disebabkan oleh resistensi insulin (American Diabetes
Association, 20127).
Menurut WHO kenaikan jumlah penduduk dunia yang terkena
penyakit diabetes semakin mengkhawatirkan. Pada tahun 2000 jumlah
penduduk dunia yang menderita diabetes sudah mencapai 171.230.000
orang dan pada tahun 2030 diperkirakan akan mencapai jumlah
366.210.100 orang atau naik sebesar 114 % dalam kurun waktu 30 tahun.
Di Indonesia menduduki peringkat ke-7 dengan jumlah kasus
diabetes melitus tertinggi ditahun 2019 yaitu sebanyak 10,7 juta kasus.,
sedangkan hampir disemua provinsi menunjukkan peningkatan pravalensi
tahun 2013-2018, termasuk gambaran prevalensi diabetes melitus di Bali
pada tahun 2018 menunjukkan bahwa Bali sebesar 1,7 % (Badan
Litbangkes, Kemenkes RI, 2019). Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Bali,
(2018) kasus diabetes di Provinsi Bali menempati urutan kedua dalam 10
besar penyakit Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) dengan prevalensi
1,7% sehingga didapatkan sejumlah 67.172 orang menderita diabetes
melitus.
Berdasarkan uraian diatas, semakin meningkatnya kasus diabetes
melitus di Bali sehingga kelompok 11 ingin memberikan penyuluhan
tentang Diabetes Melitus kepada keluarga pasien di ruang Cendrawasih
agar mengetahui tentang penyakit diabetes dan cara pencegahan penyakit
diabetes melitus.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 45 menit diharapkan
keluarga pasien dapat mengerti dan memahami penyakit DM, serta
dapat menerapkan di kehidupan sehari-hari agar dapat mencegah
terjadinya komplikasi pada pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan pengertian Diabetes Melitus
b. Mampu menyebutkan jenis-jenis Diabetes Melitus
c. Mampu menyebutkan penyebab Diabetes Melitus
d. Mampu menjelaskan tanda dan gejala Diabetes Melitus
e. Mampu menyebutkan cara pencegahan Diabetes Melitus
f. Mampu menyebutkan penatalaksanaan terapi Diabetes Melitus
E. TEMPAT
Tempat dilaksanakan penyuluhan yaitu ruang tunggu di ruang
Cendrawasih.
F. WAKTU
Hari/tanggal : Jumat/ 10 Desember 2021
Waktu : pukul 10.00 WITA- selesai
G. METODE PELAKSANAAN
Metode yang digunakan yaitu ceramah dan tanya jawab.
H. STRATEGI PELAKSANAAN
No. Kegiatan Waktu
Penyuluh Peserta
1. Pembukaan: a. Menjawab salam 3 menit
a. Salam pembuka b. Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri c. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan dari d. Mendengarkan
penyuluhan e. Mendengarkan
d. Melakukan kontrak
waktu
e. Menyebutkan materi
yang akan disampaikan.
2. Kegiatan inti penyuluhan a. Sasaran menyimak 20 menit
menyampaikan materi dan memperhatikan
tentang: penyuluhan
a. Pengertian Diabetes
Melitus
b. Jenis-jenis Diabetes
Melitus
c. Penyebab Diabetes
Melitus
d. Tanda dan gejala
Diabetes Melitus
e. Pencegahan Diabetes
Melitus
f. Penatalaksanaan terapi
Diabetes Melitus
J. SETTING TEMPAT
Keterangan gambar:
Penyuluh
Peserta
K. PENGORGANISASIAN
1. Moderator : I Gede Eka Saputra (2114901156)
2. Penyaji : Luh Erlina Rahayuni (2114901173)
3. Anggota/ notulen :
- Putu Rizka Arnelia (2114901126)
- Ni Luh Ayu Ratih (2114901169)
- Nyoman Indah Dwi Pratywi
(2114901216)
- Komang Triya Widhi Astuti
(2114901176)
L. KRITERIA EVALUASI
1) Evaluasi struktur
a) SAP, leaflet, dan lembar balik sudah siap 1 hari sebelum
kegiatan.
b) Penyuluh mempersiapkan dan membawa alat dan media untuk
penyuuhan.
c) Kontrak waktu dengan keluarga pasien sudah dilakukan.
2) Evaluasi proses
a) Alat dan tempat sesuai dengan rencana.
b) Penyuluh sudah menjelaskan tujuan dilakukan penyuluhan
c) Peserta mampu menyimak dan merespon kegiatan penyuluhan.
d) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
3) Evaluasi hasil :
a) Peserta mampu menjelaskan kembali pengertian Diabetes
Melitus
b) Peserta mampu menyebutkan 2 dari 4 jenis Diabetes Melitus
yang ada.
c) Peserta mampu menyebutkan 5 dari 9 penyebab Diabetes
Melitus yang ada.
d) Peserta mampu menjelaskan 5 dari 10 tanda dan gejala Diabetes
Melitus
e) Peserta mampu menyebutkan cara pencegahan Diabetes Melitus
f) Peserta mampu menyebutkan 3 dari 5 penatalaksanaan terapi
Diabetes Melitus.
M. LAMPIRAN
1. Materi
DAFTAR PUSTAKA
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai
dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh
penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau
keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular,
makrovaskular, dan neuropati (Yuliana dalam NANDA, 2015).
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang terjadi
ketika pankreas tidak memproduksi cukup insulin, atau ketika tubuh
tidak dapat menggunakan insulin secara efektif dengan peningkatan
kadar gula darah yang dapat menyebabkan kerusakan jantung, pembuluh
darah, mata, ginjal, dan saraf (World Health Organization, 2016).
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit atau
gangguan metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.
Hiperglikemia kronik pada diabetes melitus berhubungan dengan
kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan beberapa organ tubuh
terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (PERKENI,
2015 dan ADA, 2017).
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Diabets
Melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau keduanya sehingga penggunaanya tidak efektif, dan ditandai dengan
tingginya kadar gula dalam darah dimana melebihi nilai normal.
2. Jenis-jenis Diabetes Melitus
Diabetes Melitus dapat diklasifikasikan ke dalam 4 kategori klinis
(Smeltzer dan Bare, 2015), yaitu:
1) DM tipe 1
DM tipe 1 atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes
Mellitus), dapat terjadi disebabkan karena adanya kerusakan sel-β,
biasanya menyebabkan kekurangan insulin absolut yang
disebabkan oleh proses autoimun atau idiopatik. Umumnya
penyakit ini berkembang ke arah ketoasidosis diabetik yang
menyebabkan kematian. DM tipe 1 terjadi sebanyak 5-10% dari
semua DM. DM tipe 1 dicirikan dengan onset yang akut dan
biasanya terjadi pada usia 30 tahun (Smeltzer dan Bare, 2015).
2) DM tipe 2
DM tipe 2 atau NIDDM (Non-Insulin Dependent Diabetes
Mellitus), dapat terjadi karena kerusakan progresif sekretorik
insulin akibat resistensi insulin. DM tipe 2 juga merupakan salah
satu gangguan metabolik dengan kondisi insulin yang diproduksi
oleh tubuh tidak cukup jumlahnya akan tetapi reseptor insulin di
jaringan tidak berespon terhadap insulin tersebut. DM tipe 2
mengenai 90-95% pasien dengan DM. Insidensi terjadi lebih umum
pada usia 30 tahun, obesitas, herediter, dan faktor lingkungan. DM
tipe ini sering terdiagnosis setelah terjadi komplikasi (Smeltzer dan
Bare, 2015).
3) DM tipe tertentu
DM tipe ini dapat terjadi karena penyebab lain misalnya,
defek genetik pada fungsi sel-β, defek genetik pada kerja insulin,
penyakit eksokrin pankreas (seperti fibrosis kistik dan pankreatitis),
penyakit metabolik endokrin, infeksi, sindrom genetik lain dan
karena disebabkan oleh obat atau kimia (seperti dalam pengobatan
HIV/AIDS atau setelah transplantasi organ) (Smeltzer dan Bare
2015).
4) DM gestasional
DM ini merupakan DM yang didiagnosis selama masa
kehamilan, dimana intoleransi glukosa didapati pertama kali pada
masa kehamilan. Terjadi pada 2-5% semua wanita hamil tetapi
hilang saat melahirkan (Smeltzer dan Bare, 2015).