Anda di halaman 1dari 16

Cara-cara Membuat Makalah dan Persiapannya Apa Saja

Sebelum membuat makalah perlu melakukan beberapa hal dalam menyusunnya agar isi dan
pembahasannya runtut sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah, berikut langkah-
langkah dalam penyusunan makalah:

1. Siapkah Segala Hal yang Dibutuhkan Data, Referensi, Prasarana yang


Lengkap

Pada tahap persiapan ini terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
makalah, yaitu:

 Mengumpulkan referensi-referensi yang terkait dengan judul makalah yang akan


dibuat.
 Membaca buku-buku yang dijadikan referensi dalam penulisan makalah agar dapat
membentuk kerangka rumusan masalah dan memperluas pengetahuan yang
berhubungan dengan judul makalah atau topik pembahasan makalah berupa landasan-
landasan teori yang mesti dikuasai.
  Mengembangkan kerangka makalah yang kompleks.
 Pastikan laptop/PC yang kamu kenakan dalam kondisi sehat dan mempunyai memori
cadangan yang dapat menyimpan semua data-data secara utuh, diluar memori internal
laptop/PC.
 Mempunyai koneksi jaringan internet yang stabil.
 Mempunyai teman atau seseorang yang ahli dalam bidang yang ingin kamu teliti
supaya nantinya bila sudah selesai membuat akan mendapatkan opini dan kritikan
mengenai isi, kelengkapan dan isi pembahasan menjadi yang baik dan lengkap diluar
supervisor kamu ya.

2. Penulisan yang sesuai dengan pedoman

Pada tahap ini merupakan kegiatan pengembangan kerangka makalah menjadi suatu
perumusan masalah yang kompleks atau terisi. Hal ini dapat dilakukan melalui hal-hal
berikut ini:

 Mengkaji berbagai sumber yang didapat terkait dengan judul makalah.


 Memperhatikan teknik penulisan dalam penyajian makalah.
 Menguraikan intisari pemahaman penulis terhadap informasi yang dituangkan dalam
makalah berdasarkan sumber yang didapat.

3. Pemeriksaan kelengkapan hasil tulisan

Pada tahap ini penulis melakukan pemeriksaan isi makalah terkait dengan ejaan, penggunaan
kata, kalimat dan bahkan tanda baca sesuai dengan PUEBI yang baik dan benar. Tak lupa,
untuk mengecek kembali apakah data ada yang masih kurang, penulisan yang masih typo,
format penulisannya sesuai dengan pedoman dan sudah runtut struktur makalahnya.

4. Pahami Kerangka Makalah


Dikutip dari Badan Standarisasi Nasional (BSN) bahwa menulis sebuah karya tulis disebut
makalah jika memenuhi beberapa syarat berikut; makalah merupakan pemikiran sendiri,
belum pernah dipublikasikan, mengandung unsur kekinian dan bersifat ilmiah. Terdapat
standarisasi dalam menyusun kerangka masalah yang benar dan valid.

Nah, ini dia susunan makalah yang harus penuhi di dalamnya terdapat

1. Cover
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
4. Bab I Pendahuluan
5. Latar Belakang
6. Rumusan Masalah
7. Tujuan
8. Bab II Pembahasan
9. Bab III Penutup
10. Kesimpulan
11. Saran
12. Daftar Pustaka
13. Lampiran

5. Cara Menemukan Masalah Penelitian dan Membuat Rumusan Masalah

Dalam makalah penelitian, mengenal dan merumuskan masalah dengan jelas adalah kunci
utama dan termasuk yang paling menantang bagi peneliti. Makalah penelitian yang
masalahnya tidak jelas dirumuskan akan menghasilkan temuan penelitian yang tidak logis.
Perumusan masalah umumnya ditulis dalam bentuk kalimat tanya, paling sedikit dua rumusan
masalah yang digunakan

Namun, adapula peneliti yang merumuskan masalah hanya memformulasikan hanya satu
masalah atau lebih dari dua perumusan masalah bergantung pada objek yang diteliti. Satu hal
yang perlu diperhatikan adalah perumusan masalah atau pertanyaan penelitian harus disusun
secara efektif.

a. Ciri-ciri Rumusan Masalah yang Efektif

Berikut ciri-ciri perumusan masalah yang efektif adalah:

 Pertanyaan penelitian harus menarik, aktual, terdapat paradoks dan sejauh mungkin
bisa diterapkan pendekatan yang berbeda.
 Pertanyaan penelitian harus relevan dengan topik penelitian yang dikaji dan diperkuat
dengan maksud untuk mengisi potongan teka-teki yang hilang atau membuat
hubungan antara fenomena sosial yang ditelaah.
 Pertanyaan penelitian harus diformulasikan dengan jelas dan batasi variabel yang
diteliti.
 Pertanyaan yang diajukan harus membawa implikasi penelitian yang dapat
dilanjutkan, tidak berhenti ditengah jalan.

Misalnya jika ingin membahas topiknya tentang dampak sosial anak-anak karena tidak bisa
sekolah atau bersosialisasi langsung kepada teman dan guru nya:

 Perumusan masalah nya: Apa masalah sosial yang akan ditimbulkan setelah lama
belajar secara daring di rumah dalam proses menerima untuk memahami materi
pelajaran? Melihat situasi yang disebutkan, perlu ada tindakan lebih lanjut untuk
menjawab pertanyaan tersebut.

 Bila perumusah masalah yang ditanyakan seperti diatas, maka pada latar belakang
penelitian mengungkapkan fakta-fakta yang dilakukan siswa dalam melakukan
kegiatan mengerjakan pekerjaan rumah, konsep-konsep apa yang siswa apa dalam
menyerap isi materi pelajaran selama di rumah tanpa ada guru ataupun orang tua yang
mendampingi dan hubungan antar variabel yang terkait dengan topik sistem
pembelajaran daring di rumah bersama orang tua dan guru yang diteliti dengan
merujuk pada data, literatur, laporan hasil penelitian dan sebagainya. Cara termudah
untuk memperpanjang bagian ini dengan mengkonstruksikan atau membandingkan
antara kebijakan, teori atau konsep-konsep terkait di satu pihak dengan fenomena atau
masalah yang terjadi dengan pihak lain

Mengingat pentingnya perumusan masalah di dalam kegiatan penelitian, sampai harus


memilih rumusan masalah tepat yang dapat menyatakan suatu masalah itu layak untuk diteliti
lebih lanjut.

Penentuan masalah sangatlah penting dan berfungsi dalam menetapkan sebuah penelitian
baru atau melengkapi hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya maupun memperbaiki
penelitian karena landasan teori yang dipakai sudah direvisi seiring dengan perkembangan
dunia pendidikan. Tidaklah mudah untuk membuat sebuah perumusan masalah, maka yang
harus diperhatikan ialah sebelum membuatnya:

 Buatlah dan kembangkanlah kerangka konsep.


 Buat konseptualisasi dan operasionalisasi yang akan dipakai dalam penelitan yang
berlanjut.
 Buat desain Penelitian baik itu prediksi keberhasilan penelitan, memilih judul dan
menuliskan tujuan penelitian maupun menilai orisinalitas studi versus plagiarisme
yang akan muncul ketika sedang mengeksekusi membuat laporan penelitian.

b. Tips Memilih Masalah Penelitian

Memilih Masalah Penelitian sebaiknya peneliti harus:

1. Memastikan apakah masalah yang akan dipilih itu sudah atau akan ada jawabannya?
2. Mempertimbangkan relevansinya.
3. Mempertimbangkan manfaat teoritisnya kedepannya seperti apa, karena sebuah
penelitian yang bagus bisa dipakai dari masa ke masa.
4. Mempertimbangkan aspek aktualitas masalah.
5. Mempertimbangkan jelajah atau wilayah pengembangan ilmu yang berkaitan apakah
kamu sanggup untuk menaklukannya.

Setelah menemukan rumusan masalah yang dirasa tepat untuk makalah nya, ketika dalam
proses perjalan menuntaskan sebuah laporan penelitian bisa saja ditemukan kesalahan
ataupun kekurangan yang dilakukan oleh sang pemilik judul seperti:

c. Kesalahan Umum dalam Perumusan Masalah

1) Konsep yang dibuat atau sudah disusun ternyata belum matang (immature)

Peneliti menemukan masalah ketika menelaah hasil-hasil penelitian sebelumnya dengan topik
yang serupa dan tidak membahas teori dan konsep yang dipakai sehingga penelitiannya tidak
mendukung oleh kerangka teoritis yang baik, kesulitan untuk meneruskan sampai pada
kesimpulan.

2) Gagasan yang ditawarkan belum akurat

Peneliti memilih masalah penelitian yang hasilnya kurang memberikan kontribusi terhadap
pengembangan teori atau pemecahan masalah praktis untuk kedepannya.

3) Kurang memberi kontribusi untuk masa depan


Peneliti memilih masalah penelitian yang hasilnya kurang memberikan kontribusi terhadap
pengembangan teori atau pemecahan masalah yang di lingkungannya.

4) Ketidaktepatan fenomena penelitian dengan metode analisis yang dipakai

Sifat fenomena yang ingin diteliti tidak sesuai dilakukan menggunakan metode analisis yang
dipilih. Misalnya meneliti suatu fenomena yang dianalisis secara kuantitatif, padahal
sebaiknya lebih tepat dilakukan secara kualitatif.

Adapun jenis-rumusan rumusan masalah penelitian dikembangkan berdasarkan penelitian


menurut tingkat eksplanasi (level of explanation). Jenis masalah dapat dikelompokkan ke
dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif.

d. Jenis-jenis Rumusan Masalah

Berikut definisi dan contoh rumusan masalah dari tiap jenisnya:

1) Rumusan Masalah Deskriptif

rumusan masalah berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik
hanya pada satu variabel atau lebih. Dalam hal ini peneliti hanya membeberkan atau
menjelaskan data hasil penelitian melalui bantuan tabel dan diagram atau grafik, sehingga
hasil temuan tersebut lebih mudah dimengerti oleh pembaca. Contoh rumusan masalah
deskriptif berupa:

1. Bagaimana peningkatan pasien positif yang terkena virus corona selama sebulan
terakhir di Jakarta?
2. Bagaimanakah tanggapan masyarakat terhadap rencana pemerintah yang membuka
kegiatan belajar mengajar kembali di sekolah ditengah pandemi yang belum usai?

2) Rumusan Masalah Komparatif


Rumusan masalah penelitian yang membandingkan (komparasi) keberadaan satu variabel
atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda. Perbedaan tersebut bisa dinilai dari
metoda, perlakuan lain atau pada waktu yang berbeda. Contoh rumusan masalah komparatif
berupa

 Adakah perbedaan kesulitan belajar antar siswa setelah mengikuti sistem belajar
daring di rumah dengan belajar di sekolah karena pandemi?

Sebagai variabel penelitian adalah kesulitan  belajar berdasarkan perbandingan dua sampel
yaitu situasi belajar di rumah dan  sekolah selama pandemi

 Adakah perubahan dan perbedaan kebiasaan atau tatanan kerja dengan sistem work
from home antara work from office?

Sebagai variabel penelitian adalah perubahan dan perbedaan kebiasaan kerja atau
produktivitas kerja ketika sedang menjalankan work from home dan work from office
berdasarkan satu ruang lingkup perusahaan.

3) Rumusan Masalah Asosiatif

Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan
hubungan antara dua variabel atau lebih.

Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan
interaktif/timbal balik.

1. Hubungan Simetris, merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih yang
munculnya bersamaan atau diartikan sejajar. Contoh rumusan masalah dalam bentuk
hubungan simetris:

 Adakah hubungan antara tingkat kasta seseorang  dengan kecerdasan?


 Adakah hubungan antara ukuran berat badan dengan keinginan untuk sehat?

1. Hubungan Kausal, merupakan hubungan yang bersifat sebab akibat masalah. Contoh
rumusan masalah dalam bentuk hubungan kausal:

 Seberapa besar pengaruh kurikulum dan media pendidikan terhadap kualitas lulusan
yang dihasilkan sekolah?

1. Hubungan Interaktif/Timbal Balik, merupakan hubungan yang saling mempengaruhi


antar satu dan yang lain. Contoh rumusan masalah dalam bentuk hubungan interaktif:

 Adakah pengaruh antara kualitas kinerja dan loyalitas karyawan layanan yang
diberikan suatu perusahaan dengan tingkat kepuasan pelanggan? (Dalam kasus ini
variabel X adalah kualitas kinerja, variabel Y adalah loyalitas karyawan dan variabel
Z adalah kepuasan pelanggan).

Mungkin Grameds masih bingung dengan proses pembuatan makalah, khususnya dalam
menciptakan sebuah karya ilmiah. Tentunya Gramedia.com punya rekomendasi buku populer
untuk ngebantu Gramedians ngerjain makalah, skripsi, atau pun karya ilmiah lainnya. Jika
penasaran grameds bisa klik banner di bawah untuk cari tahu lebih lengkap.
 

Buat kamu yang mau tahu dan perlu contoh beberapa makalah, ini dia…

Contoh Makalah Kuliah


Ini untuk kamu yang lagi kuliah, bisa banget melihat contoh makalah kuliah yang ku kasih

Cover Makalah

MAKALAH

SEANDAINYA INDONESIA TANPA PANCASILA

[Logo Universitas]

DOSEN : Dr. Made Pramono, M.Hum

Mata kuliah : Pendidikan Pancasila

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN


REKREASI

2017

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
Seandainya Indonesia Tanpa Pancasila.

Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah tentang Seandainya Indonesia Tanpa
Pancasila ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 16 Februari 2018

Abdulloh Faliqul Isbach

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 2

BAB I  PENDAHULUAN 4

1. LATAR BELAKANG 4
2. Rumusan Masalah 4
3. Tujuan 4

BAB II PEMBAHASAN 5

1. Manfaat Pancasila Untuk Indonesia 5


2. Seandainya Indonesia Tanpa Pancasila 6

BAB III PENUTUP 99

3.1 Kesimpulan 99

DAFTAR PUSTAKA 100

BABI PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pancasila adalah dasar ideologi bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa.

Pancasila terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Yang dimaksud
dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian–bagian yang saling berhubungan, saling
bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan
yang utuh.

Kesetiaan, nasionalisme, dan patriotisme warga Negara kepada bangsa dan negaranya dapat
diukur dalam bentuk kesetiaan mereka terhadap filsafat negaranya secara formal diwujudkan
dalam bentuk peraturan perundang-undangan (Undang- undang Dasar 1945, dan peraturan
perundang-undangan lainnya). Kesetiaan warga Negara tersebut tampak dalam sikap dan
tindakan, menghayati, mengamalkan dan mengamankan peraturan Perundangan-Undangan
itu.

B. Rumusan Masalah

1. Apa manfaat pancasila untuk indonesia ?


2. Bagaimana jika indonesia tanpa pancasila?

C. Tujuan

1. Memahami pentingnya pancasila bagi bangsa indonesia.


2. Memahami dampak bila indonesia tanpa pancasila.

BAB II PEMBAHASAN

A. Manfaat Pancasila Untuk Indonesia

Selain sebagai lambang negara kita (indonesia). Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara
Indonesia. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat Indonesia Pancasila memiliki manfaat bagi masyarakatnya. Pancasila
memberikan dampak yang sangat luar biasa bagi bangsa indonesia salah satu fungsi pancasila
sebagai sila .

1. Pancasila Menjadi Cara Pandang Bangsa

Pancasila sebagai cara pandang bangsa berfungsi agar Bangsa Indonesia harus berpedoman
pada Pancasila dalam kehidupan sehari – hari . Segala bentuk budaya dan cita – cita moral
Indonesia harus bersumber dari Pancasila. Hal ini dilakukan demi tercapainya kesejahteraan
lahir dan batin.

2. Pancasila Menjadi Jiwa Bangsa

Pancasila sebagai jiwa bangsa berfungsi agar Indonesia tetap hidup dalam Jiwa
Pancasila .Setiap bangsa dan negara tentu memiliki jiwa. Dalam hal ini , Pancasila menjadi
jiwa Bangsa Indonesia. Pancasila sendiri telah ada sejak Bangsa Indonesia lahir yaitu sejak
proklamasi kemerdekaan.

3. Pancasila Menjadi Kepribadian Bangsa


Pancasila sebagai pribadi Bangsa Indonesia memiliki fungsi yaitu sebagai hal yang
memberikan corak khas Bangsa Indonesia dan menjadi pembeda yang membedakan bangsa
kita dengan bangsa yang lain.

4. Pancasila Menjadi Perjanjian Luhur

Pancasila sebagai perjanjian luhur telah berfungsi dan disepakati melalui sidang Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia tanggal 18 Agustus 1945. Walaupun disahkannya
Pancasila hanya oleh PPKI , PPKI sebenarnya hanyalah suatu badan yang mewakili suara
rakyat. Jadi pancasila merupakan hasil perjanjian bersama rakyat.

5. Pancasila Menjadi Sumber Hukum

Pancasila sebagai sumber hukum berfungsi untuk mengatur segala hukum yang

berlaku di Indonesia. Semua hukum harus tunduk dan bersumber dari Pancasila. Setiap
hukum tidak boleh bertentangan dengan pancasila. Setiap sila – sila di pancasila adalah nilai
dasarnya sedangkan hukum – hukum adalah nilai instrumental ( penjabaran dari nilai dasar ).

6. Pancasila Menjadi Cita – Cita Bangsa

Pancasila sebagai cita – cita bangsa memiliki fungsi yaitu untuk menciptakan masyarakat
yang adil dan makmur.

7. Pancasila Menjadi Falsafah Hidup Bangsa

Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa berfungsi untuk mempersatukan Bangsa Indonesia.
Pancasila dianggap memiliki nilai yang paling benar , adil , dan bijaksana yang diharap dapat
mempersatukan bangsa.

8. Pancasila Menjadi Dasar Negara

Pancasila sebagai dasar negara memiliki fungsi sebagai pengatur segala sesuatu kehidupan
Indonesia seperti rakyat , wilayah , dan pemerintah. Selain itu pancasila juga menjadi
penyelenggaraan negara dan kehidupan negara.

9. Pancasila Menjadi Ideologi Bangsa

Pancasila sebagai ideologi memiliki fungsi yaitu menjadi cara berpikir Bangsa Indonesia.
Pancasila menjadi bahan renungan dalam kehidupan sehari – hari.

B. Seandainya Indonesia Tanpa Pancasila

Pancasila kita tahu digunakan sebagai dasar negara dan tidak dapat diganggu gugat, pancasila
merupakan rumusan bersama secara demokrasi dan telah disetujui oleh banyak orang pada
saat pengesahannya sehingga memiliki kedudukan yang sangat kuat.

Tetapi, bagaimana kalau Indonesia tanpa adanya Pancasila ?? Semua orang pasti akan
beranggapan pasti akan hancur, kacau, dan sebagainya, tetapi tidak sedikit orang juga yang
berkata Indonesia bisa tetap berdiri tanpa adanya Pancasila termasuk saya salah satunya.
Kita lihat contoh banyak sekali negara-negara diluar sana yang hingga sekarang tetap berdiri
kuat dan maju bahkan melebih Indonesia tanpa adanya Pancasila, hanya Malaysia saja yang
memiliki Pancasila seperti Indonesia, berdasarkan beberapa analisis saya mengenai Pancasila
ini, Pancasila hanya sebuah kontrak sosial bagi masyarakat Indonesia.Pertama-tama saya
ingin menanggapi kekeliruan pandangan yang dicetuskan banyak pihak dengan menyatakan,
Pancasila adalah sebuah ideologi. Ini adalah pendapat yang keliru.

Seperti terungkap dalam notulen Badan Penyelidik Usaha- usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia, rumusan Pancasila ada dalam dokumen yang disiapkan dalam proses pembentukan
negara baru, yakni Republik Indonesia.

Dengan demikian, jelas sekali, ia merupakan suatu dokumen politik, bukan falsafah atau
ideologi. Sebuah dokumen politik dalam proses pembentukan negara baru biasanya
merupakan sebuah kontrak sosial, artinya persetujuan atau kompromi antara sesama warga
negara tentang asas-asas negara baru itu.

Berdasarkan risalah badan persiapan itu terlihat juga jalannya perundingan (musyawarah)
menuju tercapainya sebuah kompromi itu. Asas-asas persetujuan mendirikan negara baru
itulah yang lalu disebut Pancasila. Ia dapat disamakan dengan dokumen-dokumen penting
negara-negara lain seperti Magna Carta di Inggris, Bill of Rights di Amerika Serikat, Droit de
l’homme di Perancis dan seterusnya.

Bila prinsip- prinsip yang terkandung dalam kontrak sosial itu dilanggar, maka pada
hakikatnya terjadi pembubaran negara. Begitu pula sebenarnya dengan perubahan-perubahan
terhadap Pancasila mensyaratkan pembubaran negara lebih dahulu. Pertanyaannya kemudian,
apabila kini muncul gagasan-gagasan untuk melakukan perubahan terhadap Pancasila-sebuah
bentuk hak mengemukakan pendapat yang dijamin oleh Pancasila itu sendiri-bukankah itu
berarti merupakan suatu langkah menuju pembubaran negara?

Pertanyaan selanjutnya, apakah pemerintah berhak memberlakukan prinsip-prinsip kehidupan


politik selain Pancasila, seperti pemberlakuan syariah di Aceh, atau DI Yogyakarta
memproklamirkan diri sebagai kerajaan, atau daerah lain di Indonesia ingin menjadi daerah
Katolik dan lainnya.

Apa yang kemudian terjadi dengan daerah-daerah yang menyatakan berdiri di luar Pancasila
atau Republik Indonesia? Jawaban terhadap pertanyaan ini bukan wewenang penulis untuk
menjawabnya, tetapi merupakan wewenang Mahkamah Agung atau badan-badan
konstitusional lainnya di Indonesia.

Berdasarkan proses sejarahnya, embrio gagasan menjadikan Pancasila sebagai ideologi


muncul tahun 1950-an. Saat itu terjadi konflik antara pemerintah pusat dan Darul Islam/
Tentara Islam Indonesia. Namun, proses penafsiran Pancasila menjadi ideologi baru
berkembang pada masa Orde Baru. Dalam periode ini, Pancasila menjelma menjadi ideologi
negara dan menjadi slogan melalui proses indoktrinasi P-4 disusul lahirnya peringatan Hari
Kesaktian Pancasila (permulaan Orde Baru = 1 Oktober).

DENGAN menjadikan Pancasila sebagai ideologi, maka dengan sendirinya Pancasila


mendapatkan saingan dengan gagasan-gagasan lain di masyarakat majemuk seperti Indonesia
yang sudah tentu memiliki berbagai macam ideologi masing-masing. Ini adalah jeratan yang
menjerumuskan rezim Orde Baru, yang mengubah kontrak sosial menjadi ideologi negara.
Ini menjadikan Pancasila harus bersaing dengan ideologi-ideologi lain dalam masyarakat.
Akan berbeda persoalannya bila rezim itu sadar sejarah dan tetap menjadikan Pancasila
sebagai suatu kontrak sosial.

Sebagai kontrak sosial, Pancasila layak berdiri di atas berbagai ideologi karena ia merupakan
suatu kontrak pembentukan negara. Apabila memang ingin diubah, berarti negaranya harus
dibubarkan lebih dulu. Dengan demikian, bila kontrak sosial itu tetap disepakati, maka
selama itu pula negara Republik Indonesia bisa tegak berdiri.

Sejarah telah membuktikan, asas-asas kontrak sosial ini di sebagian besar wilayah Indonesia
berhasil menyatukan dan mengonsolidasi negara terhadap banyak rongrongan seperti gerakan
separatisme dan lainnya. Dari sejarah rumusan diatas menunjukan bahwa pancasila
memberikan dorongan yang luar biasa dengan nilai-nilai serta makna didalamnya. Serta
berdampak buruk apabila nilai-nilai pancasila di atas / tidak adanya pancasila di Indonesia.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila merupakan ideologi yang sesuai dengan Indonesia karena mampu mewadahi
heterogenitas Indonesia yang tinggi dengan beragamnya agama, adat, budaya dan lain-lain.
Pancasila memiliki arti penting bagi Indonesia sebagai identitas nasional yang kemudian
menjadi ciri khas dari bangsa Indonesia yang berbeda dari bangsa yang lainnya namun bukan
berarti menganggap rendah bangsa lain, tetapi harus tetap menjunjung persaudaraan dunia.
Dalam perkembangannya, pancasila juga mengalami berbagai dinamika interpretasi dari
masa ke masa.

Bila benar Pancasila itu masih ada pada setiap sanubari kita, Insya Allah persatuan dan
kesatuan negeri ini tetap ada. Dan memang bila benar Pancasila itu masih melekat kuat di
jiwa raga kita ini, Insya Allah kita selalu mau untuk bertoleransi dalam kehidupan yang
damai dan indah. Apabila pancasila tidak ada dalam diri bangsa Indonesia maka negara ini
akan keluar dari jalur kebenaran.

Demikian artikel tentang cara membuat makalah dan strukturnya. Baca juga artikel yang
lain berikut :

 Cara Membuat Mind Mapping [Gratis] dengan 11 Software Gratis


 Pengertian Latar Belakang Masalah: Komponen, Cara Membuat dan Contoh
 Cara Menulis Daftar Pustaka Dari Buku, Jurnal, Skripsi, Artikel, Website

Layanan Perpustakaan Digital B2B Dari Gramedia

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami
hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B
Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.
 Custom log
 Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
 Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
 Tersedia dalam platform Android dan IOS
 Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
 Laporan statistik lengkap
 Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Anda mungkin juga menyukai