Anda di halaman 1dari 4

MENANAM MELON DENGAN CARA HIDROPONIK

Yasila ‘Alawiyah

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo
Email: yasila.ah@gmail.com

Pengantar
Kita telah memasuki era globalisasi yang di mana saat ini banyak sekali
perkembangan teknologi untuk mempermudah manusia dalam segala aktivitasnya.
Namun, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa keserakaan manusia semakin
merajarela. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan lahan untuk pemukiman yang
menyebabkan berkurangnya lahan untuk penanaman bahan pokok seperti buah-
buahan. Bagaimana kita mengatasi masalah tersebut?
Menanam dengan cara hidroponik termasuk salah satu solusi dari
permasalahan tersebut. Pada zaman yang sudah canggih ini kita tidak perlu lagi
membutuhkan lahan (tanah) untuk menanam. Kita dapat memanfaatkan media
lain seperti air, kerikil, dan sabut kelapa untuk menanam. Metode ini biasa kita
sebut dengan metode hidroponik.
Metode hidroponik ini dapat dilakukan untuk semua jenis tumbuhan,
misalnya melon. Melon termasuk buah yang populer. Selain populer melon juga
memiliki banyak manfaat. Melon juga sangat mudah dicari di berbagai toko/pasar.
Dengan hal ini, tanpa kita sadari dengan menanam melon kita akan mendapatkan
banyak manfaat.

Menanam Melon dengan Cara Hidroponik


Melon ialah buah yang sangat di gemari oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Menurut Setiadi dan Parimin (2002) permintaan buah melon di Jakarta mencapai
200 ton/hari. Melon merupakan salah satu tanaman buah dari famili
Cucurbitaceae yang potensial untuk dikembangkan dalam pemuliaan tanaman
(Maryanto dan Daryono, 2011). Melon adalah buah berbentuk bulat; kulit buah
agak tebal, keras dan berwarna hijau; warna daging buah jingga; daging bertekstur
lembut; beraroma harum dan mempunyai rasa manis.

1
Kandungan Melon
Air
Protein
Lemak
Karbohidrat
Serat
Abu

Daging buah melon mengandung 92,1% air; 1,5% protein; 0,3% lemak;
6,2% karbohidrat; 0,5% serat; 0,4% abu; dan vitamin A 357 IU. Dalam 100 gram
berat buah melon dapat mengandung kalori (21 kal), karbohidrat (5,1 gram),
protein (0,6 gram), lemak (0,1 gram), dan beberapa vitamin lainnya (Prajnanta,
2004). Dengan berbagai kandungan yang terdapat pada buah melon, melon dapat
menjadi salah 1 sumber energi tubuh manusia.
Dalam penanaman melon tidak hanya dengan menggunakan media tanah.
Melon juga dapat ditanam dengan media air yang biasa disebut hidroponik.
Hidroponik adalah cara bercocok tanam tanpa menggunakan tahan tetapi dengan
sistem budidaya tanaman yang hanya menggunakan air (Javandira, Purnomo, &
Rosyidah, 2018). Selain menggunakan air jenis media yang digunakan dalam
metode hidroponik antaranya batu krikil, paris, arang, gabus dan air.
Dalam penanaman sistem hidroponik ada beberapa media yang harus
dihindari diantaranya yaitu serbuk gergaji. Karena serbuk gergaji mengandung
racun dan biasanya mengandung garam dapur di dalamnya (Munjidah et al.,
2018). Selain menghindari media yang berbahaya, memastikan tempat agar tetap
steril juga harus diperhatikan agar tanaman tumbuh dengan baik dan terhindar dari
hama.
Penanaman dengan sistem hidroponik ini memiliki banyak keuntungan
antaranya terjaminnya produksi tanaman, lebih praktis pengerjaannya, tidak
membutuhkan tenaga yang banyak, dan tidak memerlukan tempat yang luas.

2
Cara menanam melon dengan metode hidroponik :
1. Siapkan benih melon yang akan disemai dan masukkan kedalam air
hangat.
2. Saat benih melon sudah mulai pecah dan berkecambah, jemur benih
dibawah sinar matahari (3-5 jam).
3. Sebarkan benih melon (yang sudah dijemur) pada lahan semai yang
sudah digemburkan sampai benih tumbuh beberapa helai daun.
4. Setelah tumbuh daun, pindah tanaman melon ke dalam media
hidroponik, dan beri nutrisi.
5. Ketika tanaman melon menginjak dewasa, pindahkan tanaman ke
dalam media hidroponik sistem Duck Bucket (memanfaatkan wadah
yang lebih besar seperti ember).
6. Siapkan juga tiang untuk media perambatan dan jangan lupa
mengikan tanaman melon pada jalaran.
7. Lakukan pemotongan pada beberapa bagian tunas (pertahankan
tunas ke-7 dan ke-9).
8. Lakukan toping saat sudah berbuah. Sisakan daun sebanyak 30 helai
saja.
9. Saat tanaman melon sudah berjaring (usia 2 bulan), melon siap untuk
dipanen.
Dalam metode ini jarak antara panel dan permukaan media berpengaruh
nyata dalam pertumbuhan melon. Dengan jarak 5-10 cm dapat menghasilkan
tanaman melon yang lebih panjang karena pada jarak 5-10 cm tanaman melon
akan mempunyai volume akar yang lebih besar, volume akar yang lebih besar itu
mengandung oksigen yang cukup tinggi bagi tanaman melon sehingga tanaman
melon dapat melakukan aktivitas pertumbuhan yang lebih baik (Maghfoer,
Wardiyati, & Purnomo, 2007).
Didalam metode ini juga dapat diselipkan inovasi agar bentuk buah dapat
mengikuti wadahnya. Misanya dengan menggunakan box space. Box Space ini
dapat membantu pembentukan buah melon mengikuti tempatnya (kotak) sehingga
mudah untuk dikemas (Purnomo, & Rosyidah, 2018).

Penutup
Melon merupakan buah yang populer. Selain populer melon juga kaya akan
kandungan gizi. Banyak sekali kandungan protein pada buah melon. Oleh karena
itu buah melon dapat menjadi sumber energi untuk tubuh kita. Untuk
penanamannya, buah melon dapat ditanam dengan cara hidroponik.
Metode hidroponik termasuk metode yang praktis. Selain praktis metode ini
juga mudah untuk di lakukan dimana saja tanpa membutuhkan lahan yang luas.
Dalam pelaksanaan metode ini media untuk menanam harus steril agar tanaman
tidak mudah terkena bakteri dan tidak akan mati. Menghindari media yang
berbahaya seperti serbuk gergaji juga penting dalam melaksanakan metode ini.

3
Selain praktis metode hidroponik ini juga dapat menjamin kualitas buah
yang di hasilkan. Tentunya dengan cara pelaksanaan yang baik dan benar.
Memperhatikan jarak antara panel dan permukaan media dapat berpengaruh
dalam pembentukan volume buah. Penggunaan box space juga berpengaruh dalam
pembentukan bentuk buah.

Daftar Pustaka
Purnomo, A., & Rosyidah, E. (2010). Rumah Kotak Tumbuh bagi Keluarga
Semangka. In 102 Inovasi Indonesia. Jakarta: Business Innovation
Center.
Munjidah, A., Nahdiyah, K., Maula, I., Asitah, N., Yuniarti, D., Sholichah, S. A.,
Purnomo, A., Rosyidah, E., Fidiana, W., Anam, F., & Achmadi, A. K.
(2018, May 27). Hidroponik: 5 Premis Rekognisi Bagi Pemula.
http://doi.org/10.17605/OSF.IO/HJRQP
Maghfoer, M. D., Wardiyati, T., & Purnomo, A. (2007). Pengaturan Jarak Panel
dengan Permukaan Media pada Teknik Hidroponik Sistem Terapung
Tanaman Melon. Agrivita, 9 (Khusus), 388–396.
Javandira, C., Purnomo, A., & Rosyidah, E. (2018). Kamus Pertanian. Sidoarjo:
UNUSIDA Press.
Darmono, B. S., Maryanto, S. D., S. N., & Aristya, G. R. (2016). Analisis
Kandungan Vitamin Pada Melon (Cucumis Melo L.) Kultivar Melodi
Gama 1 Dan Melon Komersial, 4, 1st ser., 1-9. Retrieved December 20,
2018, from http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/biogenesis.
Pangestu, M. B., S., & W. (2004). Pengaruh Penambahan Zeolit Pada Media
Tumbuh Tanaman Pada Tanaman Melon Dan Semangka Dalam Sistem
Hidroponik, 3, 1st ser., 1-7. Retrieved December 20, 2018, from
http://journals.itb.ac.id/index.php/jzi/article/download/1660/955.

Anda mungkin juga menyukai