Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH HASIL OBSERVASI

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL SISWA TERHADAP HASIL


BELAJAR DI SDN GIRIMEKAR SARI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu: Siti Chotimah, M.Pd.

Disusun Oleh:

Umayah Nurjamilah (21060025)

KELAS B2

FAKULTAS PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILIWANGI

2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah oservasi “ Peran Guru Dalam Melatih Kecerdasan
Emosional Siswa” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Pendidikan. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dan pengalaman bagi
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Siti Chotimah, M.Pd., selaku dosen Psikologi
Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah observasi yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Bandung, 27 Desember 2021

Penulis.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perasaan dan emosi pada umumnya disifatkan sebagai keadaan (state) yanag ada
pada individu atau organisme pada sesuatu waktu . Misalnya seseorang merasa sedih ,
senang, takut, marah ataupun gejala gejala yang lain setelah melihat , mendengar , atau
merasakan sesuatu. Dengan kata lain perasaan dan emosi disifatkan sebagai suatu
keadaan kejiwaan pada organisme atau individu sebagai akibat adanya peristiwa atau
keadaan yang dialami kegoncangan-kegoncangan dalam diri organisme yang
bersangkutan. Perasaan (feeling) dan emosi (emotion) itu. Menurut Chaplin (1972) yang
dimaksud perasaan adalah keadaan atau state individu sebagai akaibat dari persepsi
terhadap stimulus baik eksternal maupun internal. Mengenai emosi Chaplin berpendapat
bahwa definisi mengenai emosi cukup bervariasi yang dikemukakan oleh para ahli
psikologi dari berbagai orientasi.Namun demikian dapat dikemukakan atas general
agreement bahawa emosi  merupakan reaksi yang kompleks  yang mengandung aktivitas
dengan derajat yang tinggi dan adanya perubahan dalam kejasmanian serta berkaitan
dengan perasaan yang kuat. Karena emosi lebih intens dari pada perasaan dan sering
terjadi perubahan perilaku, hubungan dengan  lingkungan kadanag kadang terganggu.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan kecerdasan emosianal yang dimiliki siswa ?
2. Bagaimana peran guru dalam melatih kecerdasan emosional siswa ?
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat guru dalam melatih kecerdasan emosianl
siswa ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan kecerdasan emosional yang dimiliki
siswa.
2. Untuk mengetahui bagaimana peran guru dala melatih kecerdasan emoisonal siswa.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat guru dalam melatih
kecerdasan emosional siswa.

D. Manfaat
1. Bagi penulis, memberikan wawasan dan pengalaman tentang melatih kecerdasan
emosional siswa.
2. Bagi Guru, penelitian ini menjadi umpan balik (feedback) dalam rangkaa
meningkatkan kemampuannya agar tidak semata mementingkan aspek kognitif, tapi
juga memperhatikan aspek emosi siswa.
3. Bagi masyarakat umum, penelitian ini memberikan informasi tentang kecakapan guru
dan melatih kecerdasan emosional kepada siswa.
BAB II
METODE PENELITIAN
Metode penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan berupa studi kasus yang dilakukan di SDN
Girimekar sari. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi yang
dilakukan untuk melihat proses belajar siswa di dalam sekolah dan wawancara dengan wali
kelas.
Dalam analisis data, penulis menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan
menceritakan data yang didapatkan saat proses assessment atau pemeriksaan, baik data berupa
hasil wawancara dengan subjek, wali kelas, dan guru lainnya. Hasil observasi di kelas, maupun
hasil tes yang digunakan. Setelah itu penulis juga mengaitkannya dengan teori yang relevan
dalam menganalisis faktor yang mempengaruhi emosional siswa dalam mengikuti pembelajaran
dan bagaimana cara memperbaikinya.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
Temuan di Lapangan
Saya (sebagai Peneliti) melakukan observasi di SDN Girimekar sari. Suasana sekolah dan
kelas cukup baik, begitupula sirkulasi udaranya. Yang dilengkapi pendingin ruangan sehingga
membuat kelas terasa nyaman dan sejuk. Kenyamanan kelas juga dikarenakan hanya terdapat 21
siswa wa yang berada di kelas ini. Siswa di kelas ini memiliki karakteristik yang beragam baik
dari tingkat kecerdasan, kemampuan, kepribadian, perilaku, hingga suku dan budayanya.
1. Masalah Psikis/ emosional siswa
a. Gangguan konsentrasi
Di kelas tersebut saya menemui 20% siswa yang mengalami gangguan
konsentrasi saat belajar, adapun faktornya: teman sebangku yang selalu
bercanda saat pembelajaran berlangsung sehingga tidak konsentrasi saat
belajar.
b. Berbohong
Di kelas tersebut saya melihat bahwa ada sekitar 5% siswa yang
berbohong, baik kepada teman sekelasnya maupun kepada guru wali
kelasnya. Seperti berbohong izin ke WC dan pada akhirnya berada di
kantin sekolah.
c. Emosi (malu, takut dan marah)
Selama penelitian saya menemukan sekitar 36% siswa yang emosional,
diantaranya 6% siswa yang pemarah, adapun faktornya karena memang
sudah karakternya dan kurangnya motivasi dari orang tua. Selanjtnya ada
30% siswa yang malu dan takut, adapun faktornya terlalu lama
pembelajaran saat pandemi covid 19, sehingga siswa malu dan takut untuk
beradaptasi dengan teman dan lingkungan sekolah.
2. Keluhan dari wali kelas
Dalam menjadi seorang guru harus mempunyai kesabaran ekstra karena
mendidik siswa yang mengalami masalah emosional itu tidaklah mudah. Peran
yang dilakukan oleh guru untuk menanggulangi kerumitan siswa yaitu
menyampaikan perhatian terhadap siswa wa yang yang memiliki emosional dan
gangguan konsentrasi, menggunakan media pembelajaran yang menarik,
mengarahkan siswa dalam belajar kelompok dan belajar secara mandiri.
3. Assesment/pemeriksaan
a. Tujuan assesment
Teknik/ metode Tujuan
Observasi kelas Mengetahui tentang kondisi fisik kelas dan
suasana pembelajaran di kelas serta
perilaku belajar sebagin siswa yang
mengalami kesulitan belajar.
Wawancara dengan wali Mengetahui keluhan guru terhadap siswa
kelas yang mengalami emosional dan gangguan
konsentrasi, mendapat informasi tentang
perkembangan permasalahan siswa,
mengetahui upaya yang dilakukan oleh
guru untuk mengtasi permasalahan yang di
alami siswa, mendapat informasi mengenai
kemungkinan timbulnya permasalahan
yang di alami siswa.
Wawancara dengan guru Mengetahui keluhan guru terhadap siswa
lainnya yang mengalami gangguan konsentrasi dan
emosional, mengetahui perilaku belajar
siswa di kelas berdasarkan pengamatan dan
penilaian guru.

b. Hasil assesment
1. Wawancara dengan wali kelas
Guru wali kelas menceritakan bahwa anak yang mengalami
gangguan konsentrasi dan emosional cenderung lambat memahami
materi pembelajaran yang berkaitan dengan pemahaman melalui
tulisan yang dilakukan di dalam kelas. Contoh dalam hal menulis,
siswa yang emosional pemarah selalu mengeluh saat menulis,
ketika di perintahkan menulis mereka hanya marah dan menolak
untuk menulis. Selain itu ada siswa yang mengalami gangguan
konsentrasi yang adapun faktornya adalah teman sebangku, seperti
mengobrol dan bercanda saat pembelajaran berlangsung. Dan
seorang siswa yang berbohong, baik kepada teman sekelasnya
ataupun kepada wali kelasnya. Seperti berbohong izin ke WC dan
pada akhirnya berada di kantin sekolah.
2. Wawancara dengan guru lainnya
Guru lainnya yang juga mengajar di kelas tersebut yaitu guru PAI
juga mengatakan hal yang sama. Bahwa siswa yang mengalami
gangguan konsentrasi dan emosional cenderung lambat dalam
memahami materi pembelajaran.

PEMBAHASAN
Tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang berbeda-beda dikarenakan tidak
stabilnya emosi yang dimiliki oleh setiap individu titik dengan lingkungan tempat tinggal yang
berbeda-beda pula sehingga masing-masing Individu memiliki tingkat emosional yang
dipengaruhi oleh lingkungannya.
Hal ini juga Senada dengan teori dalyono bahwa lingkungan adalah merupakan salah satu
sumber belajar bagaimana manusia dan mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam proses
pembelajaran. Kehidupan manusia selalu berhubungan dengan lingkungan yang didalamnya
tersebut diperlukan suatu interaksi Sehingga lingkungan tersebut akan membentuk sifat manusia
tersebut.
Faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional adalah faktor lingkungan seperti
lingkungan keluarga yang merupakan sekolah pertama untuk mempelajari emosi. Dari orang tua
seorang anak mengenal emosi dan yang paling utama dan itu merupakan tahap awal yang
diterima oleh anak dalam mengenal kehidupan.
Seperti yang dikatakan Goleman, bahwa kecerdasan emosional disebabkan oleh dua
faktor yaitu: faktor internal dan faktor eksternal, kaitannya dengan faktor internal, banyak
Penelitian yang dilakukan oleh para ahli tentang apa yang disebut teori dominasi otak. Temuan
tersebut pada dasarnya menunjukkan bahwa masing-masing belahan otak kiri dan otak kanan
memiliki fungsi yang berbeda. Faktor lain yang mempengaruhi kecerdasan Emosi adalah faktor
eksternal yaitu yang datang dari luar individu. Sepanjang perkembangan sejarah manusia
menunjukkan seseorang sejak kecil mempelajari keterampilan sosial dasar maupun emosional
dari orang tua dan kaum kerabat, Tetangga, teman bermain, lingkungan pembelajaran disekolah
dan dari dukungan sosial lainnya.
Keadaan emosi seseorang juga mempengaruhi konsentrasi mereka pada saat menerima
pembelajaran. Ketika siswa dalam keadaan marah atau kesal pada seseorang, mereka akan sulit
untuk memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru. Pada saat mengerjakan soal ulangan
atau mengerjakan tugas harian, emosi siswa berpengaruh dalam menyelesaikan permasalahan.
Sehingga siswa diharapkan mampu mengontrol emosinya dan mulai memusatkan pikiran
menyelesaikan soal tersebut.
Sepanjang motivasi yang dimiliki siswa akan berpengaruh terhadap hasil belajar
dikarenakan kurangnya minat siswa terhadap apa yang ada di sekitarnya. Kurang adanya
keterlibatan siswa dalam pembelajaran membuat sebagian siswa menjadi pasif, dari faktor guru
juga harus memelihara keterlibatan siswa dalam belajar.
Hal tersebut sesuai teori yang dikemukakan oleh Mulyasa mengatakan peranan guru
dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi hasil belajar atau prestasi peserta didik,
karena hampir seluruh aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik sangat bergantung pada guru,
dalam hal ini efektivitas pengelolaan faktor bahan, lingkungan, dan instrumen sebagai faktor
faktor utama yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini ada pengaruh emosional
terhadap kecerdasan siswa di SDN Girimekar sari. Hal tersebut dikarenakan rendahnya
rangsangan emosi yang diberikan pendidikan kepada siswa, keterbatasan referensi yang dimiliki
pendidik dan kurangnya beragam metode dan model pembelajaran yang digunakan menjadi
salah satu kendaraan kurang optimalnya pemberian rangsangan emosi kepada anak.

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang berbeda-beda dikarenakan tidak
stabilnya emosi yang dimiliki oleh setiap individu titik dengan lingkungan tempat tinggal yang
berbeda-beda pula sehingga masing-masing Individu memiliki tingkat emosional yang
dipengaruhi oleh lingkungannya. Faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional adalah
faktor lingkungan seperti lingkungan keluarga yang merupakan sekolah pertama untuk
mempelajari emosi. Dari orang tua seorang anak mengenal emosi dan yang paling utama dan itu
merupakan tahap awal yang diterima oleh anak dalam mengenal kehidupan.
Saran
1. Bagi siswa
Para siswa diharapkan untuk berusaha Meningkatkan hasil belajar siswa dalam segala hal
agar mereka mudah dalam berkomunikasi dan menjalin hubungan dengan orang lain.
2. Bagi guru
Penting adanya upaya dari guru kelas untuk membantu siswa yang belum bisa
mengembangkan hasil belajar siswa mereka dalam segala kegiatan sehingga bisa
tercapainya tujuan pendidikan dengan baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Adanya hasil penelitian ini diharapkan bisa menyempurnakan atau menjadi pertimbangan
penelitian selanjutnya. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas populasi dan
memperbanyak sampel agar ar-rum yang lingkup dan generalisasi penelitian menjadi
lebih luas dan perlu memperhatikan keseimbangan pembuatan item dalam angket untuk
pengambilan data lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Daniel Goleman, Emotional Intelligence, Trj. T. Hermaya, (jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2001)
Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, Panduan Pembelajaran KBK, (Jakarta. Rineka
Cipta, 2005)
Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada

Anda mungkin juga menyukai