Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Mata kita sebagai indera penglihatan merupakan alat optik utama bagi manusia. Agar mata
dapat berfungsi dengan baik, kita harus menjaganya agar selalu tetap sehat setiap saat.
Mata manusia dilindungi oleh bagian mata berikut ini :
1.      Kelopak mata yang berfungsi untuk berkedip dan menghalau masuknya kotoran ke dalam mata.
2.      Bulu mata yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu.
3.      Alis yang berfungsi untuk menghalangi jatuhnya keringat dari dahi ke mata.
4.      Kelenjar air mata yang berfungsi untuk menghasilkan air mata sehingga mata tidak kering. dan
membersihkan kotoran yang terdapat di permukaan mata.
Mata terdiri dari bagian-bagian di bawah ini :
1.      Kornea yang disebut juga selaput tanduk, berupa selaput bening yang merupakan lapisan
terdepan dari mata untuk melindungi bagian dalam mata dan menerima rangsang cahaya.
2.      Aqueous humor yang berupa cairan dan terdapat di belakang kornea memiliki fungsi untuk
membiaskan cahaya yang masuk ke dalam mata.
3.      Pupil yang berupa lubang di bagian tengah iris untuk mengatur kuantitas cahaya yang masuk.
Itulah sebabnya apabila berada di tempat gelap pupil akan melebar sedangkan di tempat terang
pupil akan mengecil.
4.      Lensa yang berbentuk transparan bikonveks dan bersifat elastis, sehingga dapat mengalami
perubahan dari cembung ke pipih dan sebaliknya. Lensa berfungsi untuk mengatur pembentukan
bayangan agar cahaya tepat jatuh pada retina.
5.      Iris yang merupakan diafragma di sekitar pupil berupa tirai berpigmen terletak di depan lensa,
disebut juga sebagai selaput pelangi karena memberi warna pada mata. Fungsinya untuk
mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk
6.      Sklera yang yang disebut juga selaput keras dengan lapisan berwarna putih dan tidak tembus
cahaya berfungsi untuk melindungi mata bagian dalam.
7.      Selaput koroid yang disebut juga selaput pembuluh karena mengandung banyak pembuluh
darah, letaknya di lapisan tengah bola mata dan berwarna coklat kehitaman berfungsi untuk
memberi zat makanan dan oksigen ke retina.
8.      Retina yang disebut juga selaput jala merupakan lapisan terdalam dari bola mata yang lunak dan
peka terhadap cahaya. Fungsinya untuk menangkap bayangan.
9.      Bintik Kuning yang banyak mengandung sel-sel saraf berupa:
a.       sel kerucut yang peka terhadap cahaya terang dan membedakan warna hijau, merah, biru
b.      sel batang yang peka terhadap cahaya kurang terang dan membedakan warna hitam putih
10.  Otot mata yang memiliki 6 otot penggerak terdiri dari:
a.       4 otot rektus (lurus) untuk menggerakkan otot mata ke atas dan ke bawah
b.      2 otot obliq (menyerong) untuk menggerakkan bola mata ke bawah-sisi luar dan ke atas-sisi luar
c.       Untuk dapat melihat, diperlukan adanya cahaya yang dipantulkan dari benda masuk ke dalam
mata melalui kornea yang diteruskan ke pupil lalu masuk ke lensa mata menuju retina.
Selanjutnya rangsang cahaya yang diterima retina diteruskan oleh saraf ke otak untuk
diterjemahkan.oleh saraf.
d.      Pada mata yang normal (emetropy), titik terdekat mata (punctum proximum) berjarak 10 cm - 20
cm untuk anak-anak dan 20 cm – 30 cm untuk orang dewasa, sedangkan titik terjauh mata
berjarak tidak terhingga.
e.       Agar mata tetap terjaga, aturlah gaya hidup yang sehat dengan melakukan :
1.      Rajin berolahraga agar aliran darah ke mata lancar.
2.      Makan nutrisi 4 sehat 5 sempurna agar asupan gizi cukup.
3.      Jangan biasakan diri melihat dari jarak dekat, alihkan pandangan ke tempat yang jauh selama ± 5
menit, lakukan hal ini setiap ± 15 menit untuk mengurangi kelelahan mata.
4.      Membacalah di tempat yang cukup cahayanya dan posisi yang benar.
5.      Lakukan senam mata setiap hari untuk melatih otot mata agar relaks dan kuat dengan cara
melirik ke atas dan bawah, kiri dan kanan, serong kiri atas-serong kanan bawah dan sebaliknya,
lalu gerakan melingkar searah jarum jam dan berlawanan jarum jam masing-masing 5-10
hitungan.
6.      Lindungi mata dengan kacamata anti UV jika berada di luar ruangan atau tempat yang terik
untuk meminimalisir dampak dari sinar UV dan radikal bebas.
7.      Hindari menggunakan obat atau vitamin mata tanpa konsultasi dengan dokter mata.
Mata merupakan jendela hati, karena apa yang kita rasakan dapat terpancar dari mata, maka
dari itu rawatlah mata Anda. Semoga informasi ini bermanfaat.

1.2    Rumusan masalah
1.      Apa saja organ aksesoris mata?
2.      Apa saja bagian-bagian dari mata?
3.      Bagaimana gerakan bola mata?
4.      Apa saja media refraksi yang terdapat pada mata?
5.      Apa saja media refraksi mata?
6.      Bagaimna asuhan keperawatan  penyakit atau kelainan pada mata?

1.3    Tujuan
1.      Untuk mengetahui organ aksesoris pada mata
2.      Untuk mengetahui anatomi mata
3.      Untuk mengetahui gerakan gerakan bola mata
4.      Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penyakit atau kelainan pada mata
5.      Mengetahui media refraksi pada mata.
1.4    Manfaat
1.4.1        Manfaat Teoritis
Untuk menambah pengetahuan baik bagi dunia pendidikan maupun bagi masyarakat.
1.4.2 manfaat Praktis
1.      Menambah pengetahuan mahasiswa dan masyarakat tentang “Mata”
2.      Menambah pengetahuan mahasiswa tentang “Asuhan Keperawatan pada Mata”.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang di bungkus oleh tiga lapisan dari luar
ke dalam.isi bola mata terdiri atas lensa , badan bening dan cairan dalam mata.indera penglihatan
juga dinamakan fotoreseptor karena mampu menerima rangsang fisik yang berupa cahaya. Lensa
adalah sabuah benda bening berbentuk cakram yang tergantung di belakang selaput pelangi dan
manik mata.bidang depan nya kurang melengkung di bandingkan dengan bidang belakang
nya.lensa sekeliling tepi nya tergantung pada badan siliar dengan perantaraan serabut-serabut
halus yang di namakan sabuk siliar.dengan perantaraan serabut-serabut ini badan siliar bersama
otot siliar yang terdapat di dalam nya dapat mempengaruhi bentuk lensa ( akomodasi ).lensa
mata bersifat transparan dan elastis yang fungsi nya untuk membiaskan cahaya yang masuk dan
memfokuskan bayangan benda pada retina. Lensa mata pada manusia cembung sehingga
bayangan benda yang di hasilkan retina adalah nyata , terbalik, dan diperkecil.
Badan bening menempati ruang di belakang lensa mata disini adalah suatu zat bening
yang menyerupai selai.Cairan bola mata mengisi bilik mata depan, yang terletak di antara selaput
bening dan selaput pelangi, serta bilik mata belakang, yang terdapat di sekitar lensa antara
selaput pelangi dan badan bening.Alat-alat tambahan mata adalah otot-otot mata yang berguna
untuk menggerak kan bola mata, pelupuk-pelupuk mata serta selaput ikat pelupuk nya dan radas
air mata.Pelupuk-pelupuk mata adalah lipatan-lipatan kulit yang terletak di depan bola mata.

2.1.1        Anatomi Fisiologi Mata


Struktur dan fungsi mata sangat rumit dan mengagumkan. Secara konstan mata
menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan
jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak.
STRUKTUR & FUNGSI.
Mata memiliki struktur sebagai berikut:
1. Sklera (bagian putih mata)
merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan relatif kuat.
2. Konjungtiva
selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar sklera.
3. Kornea
struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris, pupil dan bilik
anterior serta membantu memfokuskan cahaya.
4. Pupil
daerah hitam di tengah-tengah iris.
5. Iris
jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan di depan lensa
berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran pupil.
6. Lensa
struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan vitreus; berfungsi
membantu memfokuskan cahaya ke retina.
7. Retina
lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata; berfungsi mengirimkan
pesan visuil melalui saraf optikus ke otak.
8. Saraf optikus
Kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari retina ke otak.
9. Humor aqueus
cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea (mengisi segmen anterior mata),
serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris.
10. Humor vitreus
gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi segmen posterior
mata).

2.2 Media Refraksi


Media refraksi: kornea, aqueous humor, crystalline lens,vitreous body.
Aqueous humor (humor aqueus)
Aqueous humor mengisi ruang anterior dan posterior bola mata. Kuantitas aqueous
humor sedikit, memiliki reaksi alkalin, dan sebagian besar terdiri dari air, kurang dari
seperlimanya berupa zat padat, utamanya klorida sodium.
Vitreous body  (corpus vitreum)
Vitreous body membentuk sekitar empat perlima bola mata. Zat seperti agar-agar ini
mengisi ruangan yang dibentuk oleh retina. Transparan, konsistensinya seperti jeli tipis, dan
tersusun atas cairan albuminus terselubungi oleh membrane transparan tipis, membran hyaloid.
Membran hyaloid membungkus badan vitreous. Porsi di bagian depan ora serrata tebal karena
adanya serat radial dan dinamakn zonula siliaris (zonule of Zinn). Disini tampak beberapa
jaringan yang tersusun radial, yaitu prosesus siliaris, sebagai tempat menempelnya. Zonula
siliaris terbagi atas dua lapisan, salah satunya tipis dan membatasi fossa hyaloid; lainnya
dinamakan ligamen suspensori lensa, lebih tebal, dan terdapat pada badan siliaris untuk
menempel pada kapsul lensa. Ligamen ini mempertahankan lensa pada posisinya, dan akan
relaksasi jika ada kontraksi serat sirkular otot siliaris, maka lensa akan menjadi lebih konveks.
Tidak ada pembuluh darah pada badan vitreous, maka nutrisi harus dibawa oleh pembuluh darah
retina dan prosesus siliaris.
Crystalline lens (lens crystallina)
Lensa terletak tepat di belakang iris, di depan badan vitreous, dan dilingkari oleh
prosesus siliaris yang mana overlap pada bagian tepinya. Kapsul lensa (capsula lentis)
merupakan membran transparan yang melingkupi lensa, dan lebih tebal pada bagian depan
daripada di belakang. Lensa merupakan struktur yang rapuh namun sangat elastis. Di bagian
belakang berhadapan dengan fossa hyaloid, bagian depan badan vitreous; dan di bagian depan
berhadapan dengan iris. Lensa merupakan struktur transparan bikonveks. Kecembungannya di
bagian anterior lebih kecil daripada bagian posteriornya.

2.3 Organ Aksesorius Mata (Organa Oculi Accessoria)


Organ aksesorius mata termasuk otot okular, fascia, alis, kelopak mata, konjungtiva, dan
aparatus lakrimal.
Lacrimal apparatus (apparatus lacrimalis)
Apparatus lakrimal terdiri dari (a) kelenjar lakrimal, yang mensekresikan air mata, dan
duktus ekskretorinya, yang menyalurkan cairan ke permukaan mata; (b) duktus lakrimal, kantung
(sac) lakrimal, dan duktus nasolakrimal, yang menyalurkan cairan ke celah hidung.
Lacrimal gland (glandula lacrimalis) terdapat pada fossa lakrimal, sisi medial prosesus
zigomatikum os frontal. Berbentuk oval, kurang lebih bentuk dan besarnya menyerupai almond,
dan terdiri dari dua bagian, disebut kelenjar lakrimal superior (pars orbitalis) dan inferior (pars
palpebralis). Duktus kelenjar ini, berkisar 6-12, berjalan pendek menyamping di bawah
konjungtiva.
Lacrimal ducts (lacrimal canals), berawal pada orifisium yang sangat kecil,
bernama puncta lacrimalia, pada puncak papilla lacrimales, terlihat pada tepi ekstremitas lateral
lacrimalis. Duktus superior, yang lebih kecil dan lebih pendek, awalnya berjalan naik, dan
kemudian berbelok dengan sudut yang tajam, dan berjalan ke arah medial dan ke bawah
menuju lacrimal sac. Duktus inferior awalnya berjalan turun, dan kemudian hamper horizontal
menuju lacrimal sac. Pada sudutnya, duktus mengalami dilatasi dan disebut ampulla. Pada
setiap lacrimal papilla serat otot tersusun melingkar dan membentuk sejenis sfingter.
Lacrimal sac (saccus lacrimalis) adalah ujung bagian atas yang dilatasi dari duktus
nasolakrimal, dan terletak dalam cekungan (groove) dalam yang dibentuk oleh tulang lakrimal
dan prosesus frontalis maksila. Bentuk lacrimal sac oval dan ukuran panjangnya sekitar 12-15
mm; bagian ujung atasnya membulat; bagian bawahnya berlanjut menjadi duktus nasolakrimal.
Nasolacrimal duct (ductus nasolacrimalis; nasal duct) adalah kanal membranosa,
panjangnya sekitar 18 mm, yang memanjang dari bagian bawah lacrimal sac menuju meatus
inferior hidung, dimana saluran ini berakhir dengan suatu orifisium, dengan katup yang tidak
sempurna, plica lacrimalis (Hasneri), dibentuk oleh lipatan membran mukosa. Duktus
nasolakrimal terdapat pada kanal osseous, yang terbentuk dari maksila, tulang lakrimal, dan
konka nasal inferior.
2.4 Struktur mata.
Tiga lapisan jaringan atau selaput yang membungkus bola mata dari luar ke dalam yaitu :
Sklera, tersusun oleh jaringan ikat yang kuat,liat dan putih serta melengkung.sklera berfungsi
membantu melindungi bagian-bagian dalam dan mempertahan kan kekakuan bola mata.Bagian
depan sklera membentuk struktur tembus cahaya yang disebut kornea .Kornea dilindungi oleh
suatu selaput yang di sebut konjungtiva. Pada kornea tidak di temukan pembuluh darah seperti
hal nya pada aqueus humor,vitreous humor,dan lensa mata.
Koroid, selaput ini dari dalam dilapisi oleh selaput jala yang mengandung sel-sel indra yang
amat rentan terhadap cahaya yang semua nya berguna untuk indra penglihat dalam arti
khusus.pada lapisan koroid banyak mengandung pembuluh darah dan pigmen berwarna
hitam.lapisan koroid dapat menyerap cahaya yang masuk ke dalam mata. Dengan ada nya
pembuluh darah pada lapisan ini sekaligus menyuplai makanan ke lapisan retina bagian depan
lapisan koroid berubah membentuk struktur terpisah yaitu : corpus siliaris , ligamentum
suspensor, dan iris . Corpus siliaris terletak diantara tepi depan retina dengan tepi belakang Iris.
Ligamentum suspensor berfungsi untuk mengatur proses akomodasi lensa mata untuk mendapat
kan gambar benda yang jelas pada retina. Iris berfungsi sebagai diagfragma yang dapat mengatur
lebar sempit nya lubang cahaya ( pupil ) menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk. Jumlah
dan sifat dari pigmen di dalam nya menentukan warna iris, ada yang hitam, biru, coklat,atau
hijau.
Retina ,merupakan lapisan terdalam yang tersusun oleh sel-sel reseptor batang ( bacillus )
dan sel-sel reseptor kerucut ( konus ). Retina merupakan bagian mata yang paling pekat terhadap
cahaya, sel-sel yang peka ini terletak di bagian belakang retina dan arah nya membelakangi
sumber cahaya
Otot mata, ada 6 otot mata yang berfungsi memegang sklera. 4 diantara nya disebut otot reflus
( rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, & rektus internal ). Otot rektus berfungsi
menggerak kan bola mata kekanan, kekiri,keatas& ke bawah. 2 lain nya adalah otot obliq
atas/superior & otot obliq bawah/inferior.
Kotak mata, kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan.
Konjungtifa, selaput transparan yang melapisi kornea & di bagian dalam kelopak mata.Selaput
ini peka terhadap iritasi.Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah & serabut saraf.radang pada
konjungtiva di sebut konjungtivitis. Untuk mencegah kekeringan konjungtiva di basahi dengan
cairan yang keluar dari kelenjar mata/ kelenjar lakrimal yang terdapat di bawah alis.
Air mata, air mata mengandung garam,lendir& antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi
sebagai alat pelumas & pencegah masuk nya organisme ke dalm mata.
2.5 Gerakan Bola Mata

Sistem kontrol serebral yang mengarahkan gerakan mata ke obyek yang dilihat merupakan
suatu sistem yang sangat penting dalam menggunakan kemampuan pengelihatan sepenuhnya.
Sistem ini dikatakan sama pentingnya dalam pengelihatan dengan sistem interpretasi berbagai
sinyal-sinyal visual dari mata. Dalam mengarahkan gerakan mata ini, tubuh menggunakan 3
pasang otot yang berada di bawah kendali nervus III, IV, dan VI. Nukleus dari ketiga nervus
tersebut saling berhubungan dengan fasikulus longitudinalis lateralis, sehingga inervasi otot-otot
bola mata berjalan secara resiprokal.
2.5.1 Gerakan Fiksasi Bola Mata

Gerakan fiksasi bola mata dikontrol melalui dua mekanisme neuronal. Yang pertama,
memungkinkan seseorang untuk untuk memfiksasi obyek yang ingin dilihatnya secara volunter;
yang disebut seabgai mekanisme fiksasi volunter. Gerakan fiksasi volunter dikontrol
oleh cortical field pada daerah regio premotor pada lobus frontalis. Yang kedua, merupakan
mekanisme involunter yang memfiksasi obyek ketika ditemukan; yang disebut sebagai
mekanisme fiksasi involunter. Gerakan fiksasi involunter ini dikontrol oleh area visual sekunder
pada korteks oksipitalis, yang berada di anterior korteks visual primer. Jadi, bila ada suatu obyek
pada lapang pandang, maka mata akan memfiksasinya secara involunter untuk mencegah
kaburnya bayangan pada retina. Untuk memindahkan fokus ini, diperlukan sinyal volunter
sehingga fokus fiksasi bisa diubah.
Gerakan saccadic
Gerakan saccadic merupakan lompatan-lompatan dari fokus fiksasi mata yang terjadi secara
cepat, kira-kira dua atau tiga lompatan per detik. Ini terjadi ketika lapang pandang bergerak
secara kontinu di depan mata. Gerakan saccadic ini terjadi secara sangat cepat, sehingga lamanya
gerakan tidak lebih dari 10% waktu pengamatan. Pada gerakan saccadic ini, otak mensupresi
gambaran visual selama saccade, sehingga gambaran visual selama perpindahan tidak disadari.
Gerakan Mengejar
Mata juga dapat terfiksasi pada obyek yang bergerak; gerakan ini disebut gerakan mengejar
(smoothpursuit movement).
Gerakan vestibular
Mata meyesuaikan pada stimulus dari kanalis semisirkularis saat kepala melakukan
pergerakan.
Gerakan konvergensi
Kedua mata mendekat saat objek digerakkan mendekat.

2.6 mekanisme melihat.
Cahaya → kornea →pupil → lensa → retina → saraf optikus → otak → kesan melihat.

2.7 kelainan / penyakit mata .


2.7.1 Miopi
Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang di sebabkan oleh bola mata yang terlalu
panjang, sehingga bayang-bayang dari benda yang jaraknya jauh akan jatuh di depan retina pada
mata dekat ini orang tidak dapat melihat benda yang jauh, mereka hanya dapat melihat benda
yang jarak nya dekat.
Untuk cacat seperti ini penderita dapat ditolong dengan lensa cekung (-), miopi biasa terjadi pada
anak-anak

2.7.2 Hipermetropi
Hipermetropi atau mata jauh dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa yang
disebabkan kornea bola mata terlalu pendek sehingga bayang-bayang jatuh di belakang retina.
Penderita Hipermetropi dapat di tolong dengan menggunakan lensa cembung (+)

2.7.2 Presbiopi
Presbiopi atau cacat mata tua,di sebabkan karena proses penuaaan yang disebab kan karena
elastisitas lensa berkurang.penderita presbiopi dapat di bantu dengan lensa rangkap

2.7.4 Astigmatisma
Merupakan kelainan yang di sebabkan bola mata atau lensa permukaan lensa mata
mempunyai kelengkungan yang tidak sama. Sehingga fokus nya tidak sama, akibatnya bayang-
bayang jatuh tidak pada tempat yang sama ( kecembungan kornea tidak merata sehingga
bayangan menjadi tidak terfokus / kabur ). Penderita astigmatisma dapat di tolong dengan kaca
mata silindris yaitu yang mempunyai beberapa fokus.
2.7.5 Katarak.
Katarak adalah cacat mata yaitu buram nya dan berkurang nya elastisitas nya lensa mata.Hal
ini terjadi karena adanya pengapuran pada lensa. Pandangan akan menjadi kabur dan daya
akomodasi berkurang

2.7.6 Hemaralopi
Disebut juga rabun senja. Hemaralopi disebab kan karena kekurangan vitamin A, karena tidak
terbentuk rodhopsin dalam jumlah optimal. Akibat nya dalam kondisi remang-remang ( senja )
sel batang tidak mampu menerima rangsang cahaya secara optimal
Kelainan mata yang lain
a.       xeroftalxni = kornea mata menjadi kering dan bersisik
b.      keratomealasi = kornea manjadi putih & rusak
c.       tumor orbita = tumor orbita adalah tumor yang menyerang rongga orbita ( tempat bola
mata )sehingga merusak jaringan lunak mata, seperti otot mata, syaraf mata& kelenjar air mata
d.      keratitis = merupakan kelainan akibat terjadi nya infiltrasi, sel radang pada kornea yang akan
mengakibat kan kornea menjadi kerut.
e.       sindrom mata kering = mata sering gatal dengan sensasi rasa seprti terbakar, panas,dan pedih.
Mata berwarna merah & berair. Pandangan terasa kabur namun sering membaik dengan kedipan,
sering timbul rasa tidak nyaman setelah membaca, menghadap layar komputer, tv. Sindrom mata
kering bisa di sebabkan karna berbagai hal diantara nya : berkurangnya lappisan lemak, sehingga
menyebabkan air mata menguap lebih cepat (pada usia lanjut ), iklim yang kurang bersahabat,
terlalu lama berada di ruangan ber-AC & asap rokok serta pemakaian lensa kontak yang dapat
menyerap lapisan air mata sehingga menyebabkan deposit protein di permukaan lensa, dan
penggunaan obat-obatan kronis seperti tiroid atau obat alergi.
Sindrom mata kering ini tergolong penyakit kronis yang tidak dapat di sembuhkan , namun
gejala-gajala nya bisa di atasi, tergantung pada penyebabnya.bila di sebabkan karena
lingkungan,bisa menggunakan kaca mata hitam ( sunglasses ) yang benuk nya cukup lebar ,
sehingga penguapan air mata dapat dihindari atau bisa dengan menggunakan tetes air mata
(artificials tears ) untuk mengurangi iritasi atau gejala-gejala yang timbul.

Beberapa Gambar Gangguaan Mata :


1.      Rabun senja
2.      X1A : xerosis conjunctiva/ kekeringan konjunctiva –> pengerutan dan hiperpigmentasi

3.      X1B: Bercak Bitot –> muncul bercak seperti busa “foam-like”’ di kornea
4.      X2 : xerosis cornea/ kekeringan kornea
5.      Ulkus cornea < 1/3 –> injeksi siliaris dan konjungtiva

6.      X3B : Ulkus cornea > 1/3, keratomalasia (Rusaknya kornea)

7.      XS : Corneal scar

2.8 Cara Perawatan Mata


Cara perawatan mata yang dapat dilakukan adalah :
1. Periksakan mata setiap enam bulan sekali.
Kalau urusan ke dokter, biasanya hal yang membosankan. Tapi bila gangguan penglihatan yang
tak ditangani akan berkembang semakin parah. Memakai kacamata dan lensa kontak yang tidak
lagi cocok dapat menyebabkan masalah penglihatan dan sakit kepala.
2. Pakai kacamata saat musim kemarau.
Sinar Ultra Violet (UV) matahari membuat kerusakan serius pada mata dan kacamata yang baik
dapat mencegahnya. Pastikan kacamata yang sahabat beli dapat memantulkan sedikitnya 98
persen radiasi UV. Jangan berjemur dibawah matahari sesudah pukul 09.00.
3. Konsumsi nutrisi yang cukup untuk kebutuhan mata.
Vitamin A, C dan E serta antioksidan dapat mencegah atau memperlambat degenerasi makular
dan katarak.
4. Pastikan cahaya yang cukup saat menggunakan komputer.
Cahaya yang minim saat bekerja dapat menyebabkan kelelahan mata. Sebaliknya, cahaya yang
berlebih juga tidak baik. Jika bekerja menggunakan komputer, cahaya yang baik adalah lampu
meja bercahaya lembut dari arah samping. Kurangi tingkat terang monitor. Meski warnanya tak
terlalu tajam, mata jadi lebih nyaman.
5. Istirahatkan mata.
Bila sahabat merasa menjadi tidak nyaman setelah seharian duduk di depan komputer, ini
desebabkan mata berkedip 25 persen lebih sedikit dari biasanya. Akibatnya, mata jadi kering.
Yang dapat dilakukan adalah menutup mata dengan tangan, setelah hitungan kelima buka.
Lakukan 2-3 kali. Barpaling dari layar komputer dan melihat objek yang jauh ataupun objek
hijau (bukan dinding yang hijau tapi tanaman) sesering mungkin.
CARA MERAWAT MATA .
Merawat mata merupakan suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak
mampu merawat mata secara mandiri.
TUJUAN.
Menjaga kebersihan mata dan mencegah terjadinya infeksi pada mata karena kurang dibersihkan
di daerah sekiar mata.
ALAT DAN BAHAN.
1. Air hangat.
2. Baskom.
3. Bengkok.
4. Antiseptik.
5. Kapas atau washlaf.
6. Obat tetes mata (jika perlu dan mengkolaborasikan dengan dokter).
7. Handuk.
PROSEDUR KERJA.
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan pembersiahan.
3. Atur posisi klien sebelum melakukan tindakan.
4. Bersihkan daerah mata dengan menggunakan air hangat yang dicampur antiseptic dengan
washlaf atau kasa.
5. Dan sekiranya sudah bersih keringkan dengan handuk.
6. Jika terjadi mata kemerahan atau iritasi konsultasi pada dokter untuk pemberian obat
tetesmata.
7. Cuci tangan sesudah melakukan tindakan pembersihan pada klien.

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KATARAK


3.1  Pengkajian
3.1.1 Anamnesa
Anamnesa yang dapat dilakukan pada klien dengan katarak adalah :
1. Identitas / Data demografi
Berisi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan yang sering terpapar sinar matahari secara langsung,
tempat tinggal sebagai gambaran kondisi lingkungan dan keluarga,  dan keterangan lain
mengenai identitas pasien.
1. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama pasien katarak biasanya antara lain:
a.       Penurunan ketajaman penglihatan secara progresif (gejala utama katarak) .
b.      Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah
c.       Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film
d.      Perubahan daya lihat warna
e.       Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat menyilaukan mata
f.       Lampu dan matahari sangat mengganggu
g.      Sering meminta ganti resep kaca mata
h.      Lihat ganda
i.        Baik melihat dekat pada pasien rabun dekat ( hipermetropia)
j.        Gejala lain juga dapat terjadi pada kelainan mata lain

2.      Riwayat penyakit dahulu


Adanya riwayat penyakit sistemik yang di miliki oleh pasien seperti
a.       Diabetes Melitus
b.      hipertensi
c.       pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit metabolic lainnya memicu resiko katarak.
d.      Kaji gangguan vasomotor seperti peningkatan tekanan vena,
e.       ketidakseimbangan endokrin dan diabetes, serta riwayat terpajan pada radiasi, steroid / toksisitas
fenotiazin.
f.       Kaji riwayat alergi
3.       Riwayat kesehatan Keluarga
Apakah ada riwayat diabetes atau gangguan sistem vaskuler, kaji riwayat stress,

3.1.2    Pemeriksaan Fisik


Inspeksi
Dalam inspeksi, bagian-bagian mata yang perlu di amati adalah dengan melihat lensa mata
melalui senter tangan (penlight), kaca pembesar, slit lamp, dan oftalmoskop sebaiknya dengan
pupil berdilatasi. Dengan penyinaran miring ( 45 derajat dari poros mata) dapat dinilai kekeruhan
lensa dengan mengamati lebar pinggir iris pada lensa yang keruh ( iris shadow ). Bila letak
bayangan jauh dan besar berarti kataraknya imatur, sedang bayangan kecil dan dekat dengan
pupil terjadi pada katarak matur.

3.1.3        Pemeriksaan Diagnostik


1. Kartu mata Snellen / mesin telebinokular ( tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan) :
mungkin terganggu dengan kerusakan lensa, system saraf atau penglihatan ke retina atau jalan
optic.
2. Pemeriksaan oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi lempeng optic,
papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisme.
3. Darah lengkap, laju sedimentasi (LED) : menunjukkan anemi sistemik / infeksi
4. EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid : dilakukan untuk memastikan aterosklerosis.
5. Tes toleransi glukosa / FBS : menentukan adanya/ control diabetes.
  3.2      Diagnosa Keperawatan yang mungkin terjadi (Doenges,2000)
1. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan b.d  gangguan penerimaan sensori/status
organ indera, lingkungna secara terapetik dibatasi. Ditandai dengan : Menurunnya ketajaman
penglihatan, perubahan respon biasanya terhadap rangsang.
2. Kecemasan b.d kurang terpapar terhadap informasi tentang prosedur tindakan pembedahan
3. Resiko tinggi terhadap infeksi b.d prosedur invasive pengangkatan katarak
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan pengobatan b.d tidak mengenal sumber
informasi, salah intrepetasi, kurangnya mengingat, keterbatasan kognitif

PENUTUP

4.1  Kesimpulan

Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang di bungkus oleh tiga lapisan dari luar ke
dalam.isi bola mata terdiri atas lensa , badan bening dan cairan dalam mata.indera penglihatan
juga dinamakan fotoreseptor karena mampu menerima rangsang fisik yang berupa cahaya.
Mata mempunyai beberapa lapisan yaitu sklera,koroid,retina,otot mata,konjungtifa dan air
mata.Mata juga mempunyai media refraksi diantaranya,kornea,aqueous humor,crystalline lens
and vitreous body.
Mata sering terjadi infeksi,penyakit / kelainan  pada mata antara
lain:miopi,hipermtropi,presbiopi,astigmatisma,katarak,hermartopi dll.
    
4.2 Saran 
Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat membantu masyarakat untuk
lebih memperhatikan tentang kebersihan mata dan dapat membantu mahasiswa/tenaga kesehatan
dalam memberikan asuhan keperawatan pada mata pada pasien yang sadar atau yang tidak sadar.

DAFTAR PUSTAKA
Khurna A.K. 2007. Community Ophthalmology in Comprehensive Ophthalmology,    fourth edition,
chapter 20, new delhi, new age limited publisher : 443-446.
Marylin E. Doenges. 2008. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Ilyas, Sidarta. 2004. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Nico A. Lumenta. 2008. Manajemen Hidup Sehat. Jakarta: Elek Media Komputindo
Nova Faradilla. 2009. Glaukoma dan Katarak Senilis. Riau: Fakultas Kedokteran University of Riau
Majalah Farmacia Edisi April 2008 , Halaman: 66 (Vol.7 No.9)
Sidarta, Ilyas. 2002. Ilmu Penyakit Mata.Edisi ke-2. Jakarta: CV. Sagung Seto
Sidarta, Ilyas. 2009. Ihtisar ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI

Anda mungkin juga menyukai