ABSIRACT
The motor DC is an electromagnetic process on the mechanical and electrical work that the
system will be changed the electrical energy as input to the mechanical energy as output re-
sponse. The Flemming left hand rule to electromagnet field and the current directions have been
indicated of the rotor rotation due the speed of marine vehicle. Ward Leonard Rectifier as
generator excitation controls the power system on the submarine. We shown on this paper
about mini model SOTO NG, BPPT and others example to known the application in the field.
Key Words: motor DC, electromagnetism, Flemming, piston tank, submarine.
PEND AHULUAN
Motor arus searah DC telah ada selama sehingga merupakan tegangan arus bolak-
lebih dari seabad. Keberadaan motor DC balik. Beberapa contoh penggunaan mo-
telah membawa perubahan besar sejak tor DC diberikan, seperti penggunaannya
dikenalkan motor induksi, atau terkadang pada kapal selam.
disebut AC Shunt Motor . Motor DC Mempelajari cara kerja motor listrik arus
menggunakan Silicon Controller Rectifier searah (Direct Current = DC) secara
untuk memfasilitasi kontrol kecepatan teoretikal dan aplikasinya pada model
pada motor. Pada motor listrik tersebut kapal selam SOTONG dan lain-lain.
terjadi proses konversi energi dari energi
listrik menjadi energi mekanik. Motor DC METODOLOGI
itu sendiri memerlukan suplai tegangan
searah dari kumparan jangkar sebagai Mempelajari persamaan matematika
kumparan medan magnit untuk diubah sistem kelistrikan pada motor DC.
menjadi energi mekanik. Pada motor DC, Memahami pemodelan matematika
kumparan medan magnit disebut stator motor DC dan fungsi transfer
(bagian yang tidak berputar) dan persamaan input-output.
kumparan jangkar disebut rotor (bagian
yang berputar). Jika tejadi putaran pada KAJIAN TEORI
kumparan jangkar dalam pada medan
magnit, maka akan timbul tagangan (GGL 1. Prinsip kerja
= Caya Gerak Listrik) yang berubah-ubah Pada dasarnya pada motor DC ini
arah pada setiap setengah putaran, prinsip kerja yang digunakan adalah
l v,
Persamaan untuk motor Shunt
adalah :
V1 =Vt ................................... (5)
Vt = I,,,.R,,, ....................... ...... (6)
Gambar 3 Separately excited motor
Vt = Ea + IaRa ..................... ...... .(7)
I
1
= arus pada field
Ea = C.n.J ............................. (8)
R1 = tahanan pada field winding
di mana
Vt = voltase pada armature winding
R,,, = tahanan dari shunt field wind
Ea = tegangan balik pada armature
mg
winding
Berikut tentang kecepatan motor shunt
Ia = arus pada aramature winding (E.T.E., 1997):
Ra = tahanan pada armature winding
0 Kecepatan pada prakteknya
C = konstanta armature
konstan tidak tergantung pada
n = putaran armature
I,
.~
,..
~= . ~=- -:.
D
o
----~
so 100 1SO 200
~
1so lOO 3$0
41. RATEDTOROUE
U>O •so
SERIES FIELD
Gambar 5 Equivalent circuit dari motor seri & karakteristik motor seri
V,1r = I,1r·R,,, ...... .. ....... .. ....... ........ ....... (23) Vt = 0 +Ia .Ra
V,,, = Vt .. .... ..... ............... ..... ....... . (24) Ia = V/ Ra ...... ..... .. ............... ..... (31)
Biasanya tahanan kumparan jangkar
Rs IL relatif kecil, sehingga arus jangkar (IJ
Ia akan menjadi sangat besar dan jika
lsh
kondisi ini terjadi maka akan sangat
Rsh ,v, membahayakan bagi motor itu sendiri.
Untuk menghindari kondisi tersebut
maka terdapat 2 cara yaitu:
a. Mengatur tegangan terminal (VJ
Gambar 7. Eq uivalent circuit dari long co111pou11d type
b. Memperbesar tahanan kumparan
V, = I,. R, = Ia.R, ............... ........... .(25) jangkar (RJ
Vt = Ea +Ia.Ra + Vs....... .. ............ (26) Untuk membatasi arus jangkar (Ia)
pada saat start perlu diberikan tahanan
Vt = Ea + Ia.Ra + I,.R,. ...................... (27)
mula yang dipasang seri terhadap
Ea = C.n.J .......................... .. ............(28) tahanan jangkar tersebut. Secara
4. Starting pada motor DC perlahan-lahan kemudian tegangan
induksi dibangkitkan dan rotor pun
Prinsip dasar starting motor DC adalah
mulai berputar. Bersamaan dengan itu
berdasarkan pada persamaan umum
tahanan mula tersebut harus pula
te ganga n pada motor DC y ang
diturunkan. Penurunan tahanan mula
dirumuskan sebagai berikut:
l sh
I
T
i v.
kompleks, misalnya sistem kelistrikan DC
y ang digunakan untuk keperluan
mengatur water ballast dan untuk memu tar
propeller.
I'S
13
K3 -~
Kl--++-l•
K2 1BAT · ~
BAT+ - -U--4•
STUDI PERBANDINGAN
Beberapa contoh yang diuraikan berikut
BAT 1 BAT 2 ini akhirnya mengarah pada penggunaan
baterai pada model kapal selam Sotong
BAT3 BAT4
milik BPPT dan prototipe kapal selam KRI
Cakra dan KRI Nanggala sebagai sumber
enegi awal pada wahan tersebut. Hal ini
disebabkan kesulitan perolehan data di
-
Gambar 19. Susunan baterai pada kapa l selam
+ lapangan tentang penggunaan motor DC
dan aplikasinya di kapal.
4C07 i805
1 ~~'
I =Vd R
1000hm• Yd= l.6V (LED)
R = lOOE
.". I= 160mA
Batt
0 ~ -
Gambar 20 Rangkaian charging pada kapal selam