Anda di halaman 1dari 27

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan teoritis

1. Kesehatan reproduksi

a. Pengertian

Kesehatan Reproduksi menurut WHO (World Health

Organizations) adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh,

bukan hanya bebas dari penyakit kecacatan dalam segala aspek yang

berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau

suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya

serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat

dan aman (Nugroho, 2010, p.4)

Menurut konferensi Internasional Kependudukan dan

Pembangunan, 1994 Kesehatan Reproduksi adalah Keadaan sejahtera

fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan

dengan fungsi, peran & sistem reproduksi (BKKBN, 2010, p.5)

Kesehatan reproduksi menurut Depkes RI adalah: suatu keadaan sehat,

secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kedudukan sosial yang

berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi, dan pemikiran

kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit,

melainkan juga bagaimana seseorang dapat memiliki seksual yang

7
8

aman dan memuaskan sebelum dan sudah menikah (Nugroho, 2010,

p.5)

Definisi kesehatan reproduksi yang ditetapkan dalam

Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan

(International Conference on Population and Development/ ICPD)

adalah kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya

tidak adanya penyakit atau kelemahan, tetapi dalam segala hal yang

berhubungan dengan system reproduksi dan fungsi serta proses-

prosesnya (Ns.Tarwoto,2010,p.48)

Guna mencapai kesejahteraan yang berhubungan dengan fungsi

dan proses sistem reproduksi, maka setiap orang (khususnya remaja)

perlu mengenal dan memahami tentang hak-hak reproduksi berikut ini.

1) Hak untuk hidup

2) Hak mendapatkan kebebasan dan keamanan

3) Hak atas kesetaraan dan terbebas dari segala bentuk diskriminasi

4) Hak privasi

5) Hak kebebasan berpikir

6) Hak atas informasi dan edukasi

7) Hak memilih untuk menikah atau tidak, serta untuk membentuk

dan merencanakan sebuah keluarga

8) Hak untuk memutuskan apakah ingin dan kapan mempunyai anak

9) Hak atas pelayanan dan proteksi kesehatan

10) Hak untuk menikmati kemajuan ilmu pengetahuan


9

11) Hak atas kebebasa berserikat dan berpartisipasi dalam arena politik

12) Hak untuk terbebas dari kesakitan dan kesalahan pengobatan

(Poltekkes Depkes Jakarta I, 2010, p.48).

b. Perubahan fisik yang mulai menandai kematangan reproduksi

Terjadi pertumbuhan fisik yang cepat pada remaja, termasuk

pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai

kematangan, sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi.

Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda-tanda sebagai berikut.

1) Perubahan seks primer

Perubahan seks primer ditandai dengan mulai berfungsinya

alat-alat reproduksi yaitu ditandai dengan haid pada wanita dan

mimpi basah pada laki-laki.

2) Perubahan seks sekunder

Pada remaja putri yaitu pinggul melebar, pertumbuhan

rahim dan vagina, payudara membesar, tumbuh rambut di ketiak

dan sekitar kemaluan atau pubis. Pada remaja laki-laki yaitu terjadi

perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar

bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih besar,

badan berotot, tumbuhnya kumis, cabang dan rambut disekitar

kemaluan dan ketiak. (Depkes RI,2010)


10

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi

Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor

yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi (dr.

Taufan,2010,p.12) yaitu:

1) Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan,

tingkat pendidikan yang rendah dan ketidaktahuan tentang

perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat

tinggal yang terpencil).

2) Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang

berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak

anak banyak rejeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang

membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan satu

dengan yang lain,dsb).

3) Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua dan remaja,

depresi karena ketidak seimbangan hormonal, rasa tidak berharga

wanita terhadap pria yang memberi kebebasan secara materi).

4) Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi

pasca penyakit menular seksual).

d. Organ reproduksi

Kata “reproduksi” tersusun dari dua kata yakni kata “re” bermakna

kembali dan kata “produksi” bermakana perangkat / alat yang

digunakan untuk membuat generasi / keturunan (Yuntaq, 2009)


11

1) Organ reproduksi perempuan

(a) Organ reproduksi eksternal perempuan

(1) Mons pubis

Bagian yang menonjol diatas simfisis dan pada

perempuan dewasa ditutup oleh rambut kemaluan.

Berfungsi untuk melindungi alat genetalia dari masuknya

kotoran.

(2) Klitoris

Merupakan bagian yang erektil, seperti penis pada

laki-laki. Mengandung banyak pembuluh darah dan serat

saraf, sehingga sangat sensitif pada saat hubungan seks.

(3) Labia mayora (bibir besar)

Berasal dari mons veneris bentuknya lonjong

menjurus ke bawah dan bersatu di bagian bawah. Bagian

luar labia mayor terdiri dari kulit berambut, kelenjar

lemak, dan kelenjar keringat, bagian dalamnya tidak

berambut dan mengandung kelenjar lemak, bagian ini

mengandung banyak ujung saraf sehingga sensitif saat

berhubungan seks. Berfungsi menutupi organ-organ

genetalia di dalamnya dan mengeluarkan cairan pelumas

pada saat menerima rangsangan seksual.


12

(4) Labia minora (bibir kecil)

Merupakan lipatan kecil di bagian dalam labia

mayora. Bagian depanya mengelilingi klitoris. Kedua labia

ini mempunyai pembuluh darah, sehingga dapat menjadi

besar saat keinginan seks bertambah. Labia ini analog

dengan kulit skrotum pada laki-laki. Berfungsi untuk

menutupi organ-organ genetalia di dalamnya serta

merupakan daerah erotik yang mengandung pembuluh

darah dan syaraf.

(5) Vestibulum

Bagian kelamin ini dibatasi oleh kedua labia kanan-

kiri dan bagian atas oleh klitoris serta bagian belakang

pertemuan labia minora. Pada bagian vestibulum terdapat

muara vagina (liang senggama), saluran kencing, kelenjar

bartholini, dan kelenjar skene. Berfungsi untuk

mengeluarkan cairan apabila ada rangsangan seksual yang

berguna untuk melumasi vagina pada saat bersenggama.

(6) Himen (selaput dara)

Merupakan selaput tipis yang menutupi sebagian

lubang vagina luar, pada umumnya himen berlubang

sehingga menjadi saluran aliran darah menstruasi atau

cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar rahim dan kelenjar

endometrium (lapisan dalam rahim). Pada saat hubungan


13

seks pertama himen akan robek dan mengeluarkan darah.

Setelah melahirkan himen merupakan tonjolan kecil yang

disebut karunkule mirtiformis.

(b) Organ reproduksi internal perempuan

(1) Vagina

Saluran musculo-membranasea (selaput otot) yang

menghubungkan rahim dengan saluran luar, bagian

ototnya berasal dari otot levator ani dan otot sfingter ani

(otot dubur) sehingga dapat dikendalikan dan dilatih.

Dinding depan vagina berukuran 9 cm dan dinding

belakangnya 11 cm. Berfungsi sebagai jalan lahir bagian

lunak, sebagai sarana hubungan seksual, saluran untuk

mengalirkan lendir dan darah menstruasi.

(2) Rahim (uterus)

Bentuk uterus seperti buah pir, dengan berat sekitar

30 gr. Terletak di panggul kecil diantara rektum (bagian

usus sebelum dubur) dan di depanya terletak kandung

kemih. Ruang rahim berbentuk segitiga, dengan bagian

besarnya diatas. Bagian-bagian dari rahim (uterus) yaitu

servik uteri, korpus uteri, fundus uteri. Secara histologis

uterus dibagi menjadi tiga bagian yaitu: endometrium

yaitu lapisan uterus yang paling dalam yang tiap bulan

lepas sebagai darah menstruasi, miometrium yaitu lapisan


14

tengah, lapisan tengah ini terdiri dari otot polos, dan

perimetrium merupakan lapisan luar yang terdiri dari

jaringan ikat. Fungsi rahim adalah tempat bersarangnya

atau tumbuhnya janin di dalam rahim, janin makan

melalui plasenta yang melekat pada dinding rahim, tempat

pembuatan hormon misal HCG (Human Chorionic

Gonadotropin).

(3) Tuba fallopi

Tuba fallopi berasal dari ujung ligamentum latum

berjalan kearah lateral, dengan panjang sekitar 12 cm.

Saluran ini bukan merupakan saluran lurus, tetapi

mempunyai bagian yang lebar sehingga membedakanya

menjadi empat bagian. Di ujungnya terbuka dan

mempunyai fibriae, sehingga dapat menangkap ovum saat

menjadi pelepasan ovum (telur). Saluran telur ini

merupakan saluran hasil konsepsi menuju rahim.

Berfungsi sebagai saluran yang membawa ovum yang

dilepaskan ovarium ke dalam uterus, tempat terjadinya

fertilisasi, fimbria mengangkat ovum yang keluar dari

ovarium.

(4) Indung telur (ovarium)

Terletak antara rahim dan dinding panggul, dan

digantung ke rahim oleh ligamentum ovarii properium dan


15

kedinding panggul oleh ligamentum nifudibulo-pelvikum.

Indung telur merupakan sumber hormon wanita yang

paling utama. Saat lahir bayi perempuan mempunyai sel

telur 750.000, umur 6-15 tahun sebanyak 439.000, umur

16-25 tahun sebanyak 169.000, umur 26-35 tahun

sebanyak 59.000, umur 35-45 tahun sebanyak 34.000, dan

masa menopause semua telur menghilang. Berfungsi

memproduksi ovum (sel telur), sebagai organ yang

menghasilkan hormon (estrogen dan progesteron).

(5) Parametrium (penyangga rahim)

Merupakan lipatan peritonium dengan berbagai

penebalan, yang menghubungkan rahim dengan tulang

panggul. Lipatan atasnya mengandung tuba fallopi dan

ikut serta menyangga indung telur. Bagian ini sensitif

terhadap infeksi sehingga mengganggu fungsinya.

Berfungsi untuk mengikat atau menahan organ-organ

reproduksi wanita agar terfiksasi dengan baik pada

tempatnya, tidak bergerak dan berhubungan dengan organ

sekitarnya.

2) Alat reproduksi pria

a) Testis

Pria memiliki dua buah testis untuk memproduksi

sperma yang dibungkus oleh lipatan kulit kantung yang


16

disebut skrotum. Dimulai sejak masa puber, sepanjang masa

hidupnya pria akan memproduksi sperma. Selain itu, testis

juga menghasilkan hormon testosteron. Di sisi belakang

masing-masing testis terdapat epididimis, yaitu tempat sperma

mengalami kematangan. Saluran selanjutnya adalah vas

deferens, saluran ini dan masuk ke vesika seminalis sebagai

tempat penampungan sperma.

b) Penis

Penis adalah alat reproduksi yang membawa cairan

mani ke dalam vagina. Jika ada rangsangan seksual, maka

darah di dalam penis ada saluran uretra. Jika ada rangsangan

seksual, maka darah di dalam penis akan terpompa.

Akibatnya, penis menjadi tegang dan mengeras, lalu cairan

semen yang mengandung sperma keluar dari vesika seminalis

dan melalui uretra terpancar keluar. Proses tersebut dikenal

dengan istilah ejakulasi.

d. Tujuan kesehatan reproduksi

1) Tujuan utama (dr. Taufan,2010,p.12) yaitu:

Sehubungan dengan fakta bahwa fungsi dan proses

reproduksi harus didahului oleh hubungan seksual, maka tujuan

utama program kesehatan reproduksi adalah meningkatkan

kesadaran kemandirian wanita dalam mengatur fungsi dan proses


17

reproduksinya, termasuk kehidupan seksualitasnya, sehingga hak-

hak reproduksinya dapat terpenuhi yang pada akhirnya menuju

peningkatan kualitas hidup.

2) Tujuan khusus

a) Meningkatnya kemandirian wanita dalam memutuskan peran

dan fungsi reproduksinya.

b) Meningkatnya hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam

menentukan kapan hamil, jumlah dan jarak kehamilan.

c) Meningktnya peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap

akibat dari perilaku seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan

dan kesejahteraan pasangan dan anak-anaknya.

d) Dukungan yang menunjang wanita untuk membuat keputusan

yang berkaitan dengan proses reproduksi, berupa pengadaan

informasi dan pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan

untuk mencapai kesehatan reproduksi secara optimal.

e. Menstruasi

Adalah perdarahan dari uterus yang keluar melalui vagina

selama 5-7 hari, dan terjadi setiap 22 atau 35 hari. Yang merangsang

menimbulkan menstruasi adalah hormon FSH dan LH, prolaktin dari

daerah otak dan hormon estrogen serta progesteron dari sel telur yang

dalam keseimbanganya menyebabkan selaput lendir rahim tumbuh dan

apabila sudah ovulasi terjadi dan sel telur tidak dibuai hormon estrogen

dan progesteron menurun terjadilah pelepasan selaput lendir dengan


18

perdarahan terjadilah menstruasi (Proverawati & Misaroh, 2009, pp.

58-59).

Pada tiap siklus dikenal tiga masa utama, yaitu:

1) Masa haid, berlangsung selama 2-8 hari. Pada waktu itu

endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon-hormon

ovarium paling rendah (minimum).

2) Masa proliferasi, sampai hari ke-14. Pada waktu itu endometrium

tumbuh kembali, disebut juga endometrium mengadakan

proliferasi. Antara hari ke-14 dapat terjadi pelepasan ovum dari

ovarium yang disebut ovulasi.

3) Masa sekresi, ketika itu korpus rubrum menjadi korpus luteum

yang mengeluarkan progesteron. Di bawah pengaruh progesteron

ini, kelenjar endometrium yang tumbuh berkeluk-keluk mulai

bersekresi dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen

dan lemak. Pada akhir masa ini stroma endometrium berubah ke

arah sel-sel desidua, terutama yang berada diseputar pembuluh-

pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan adanya nidasi.

2. Remaja

a. Pengertian

Remaja atau adolescence berasal dari bahasa latin

“adolescere” yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”.

Istilah adolescence yang berasal dari bahasa Inggris, saat ini


19

mempunyai arti yang cukup luas mencakup kematangan mental,

emosional, sosial, dan fisik (Proverawati dan Misaroh, 2009,pp.1-2).

Roverawati dan Misaroh (2009,p.1) mengatakan masa remaja

adalah suatu tahapan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.

Istilah ini menunjukkan masa dari awal pubertas sampai tercapainya

kematangan : biasanya mulai dari 14 tahun pada pria dan usia 12

tahun pada wanita. Masa remaja atau masa puber, merupakan masa

penghubung antaa masa anak-anak dengan dewasa.

Organ-organ reproduksi pada masa puber telah mulai

berfungsi. Salah satu ciri masa puber adalah mulai terjadinya

menstruasi pada perempuan. Adapun pada laki-laki mulai mampu

menghasilkn sperma (Proverawati dan Misaroh, 2009, p.2).

b. Karakteristik masa remaja

Menurut Aryani (2010, p.66) karakteristik perkembangan yang

normal terjadi pada remaja dalam menjalankan tugas

perkembangannya mencapai identitas diri, anatara lain : menilai diri

secara objektif dan merencanakan untuk mengaktualisasikan

kemampuannya. Dengan demikian, pada fase ini seorang remaja

akan:

1) Menilai rasa identitas pribadi

2) Meningkatkan minat pada lawan jenis

3) Menggabungkan perubahan seks sekunder ke dalam citra tubuh

4) Memulai perumusan tujuan okupasional


20

5) Memulai pemisahan diri dari otoritas keluarga

c. Klasifikasi

Tahap-tahap masa remaja

Menurut Narendra, dkk. (2002,pp.149-163 ) Tahap-tahap masa

remaja yaitu sebagai berikut :

1) Masa remaja awal :

Yang dimaksud masa remaja awal adalah periode dimana

masa anak telah lewat dan pubertas dimulai. Secara kasar masa

ini dapat dikatakan merupakan masa transisi dari stadium

(Stadium Maturitas Seks) SMS 1 ke SMS 2 sampai sebelum SMS

3. Pada anak perempuan biasanya terjadi anatara umur 10-13

tahun sedangkan laki-laki 10,5-15 tahun.

2) Masa remaja menengah

Masa remaja menengah mencakup stadium SMS 3 dan 4

dari Tanner. Umur kronologis tercapainya stadium ini sangat

bervariasi, bisa berkisar antara umur 11-14 tahun pada anak

perempuan dan 12-15,5 tahun pada anak laki-laki. Masa ini adalah

masa perubahan dan pertumbuhan yang paling dramatis.

3) Masa remaja akhir

Masa Remaja Akhir adalah tahap terakhir dari

perkembangan pubertas yaitu SMS 5, sebelum masa dewasa. Umur

kronologis pencapaian stadium ini seperti halnya pada stadium-


21

stadium sebelumnya sangat bervariasi. Pada anak perempuan

berkisar antara 31-17 tahun pada anak laki-laki antara 14-16 tahun.

d. Perubahan fisik pada masa remaja

1) Munculnya tanda-tanda seks primer : yang dimaksud tanda-tanda

seks primer adalah organ seks (Widyastuti, dkk., 2009,p. 14).

Terjadinya haid yang pertama (menarche) pada remaja perempuan,

dan mimpi basah pada remaja laki-laki.

2) Munculnya tanda-tanda seks skunder yaitu:

a) Pada remaja laki-laki tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar

bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, suara

bertambah besar, dada lebih lebar, badan berotot, tumbuh

kumis di atas bibir, cambang dan rambut di sekitar kemaluan

dan ketiak.

b) Pada remaja perempuan; pinggul melebar, pertumbuhan rahim

dan vagina, tumbuh rambut disekitar kemaluan dan ketiak,

payudara membesar.

e. Perubahan kejiwaan pada masa remaja

Perubahan-perubahan yang berkaitan dengan kejiwaan pada remaja

adalah (Widyastuti,dkk.,2009, pp.16-17):

1) Perubahan emosi

Perubahan tersebut berupa kondisi:

a) Sensitif atau peka misalnya mudah menangis, cemas, frustasi

dan sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Utamanya


22

sering terjadi pada remaja putri, lebih-lebih sebelum

menstruasi.

b) Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau

rangsangan luar yang mempengaruhinya. Itulah sebabnya

mudah terjadi perkelahian. Suka mencari perhatian dan

bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu.

c) Ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, dan lebih

senang pergi bersama dengan temannya daripada tinggal

dirumah.

2) Perkembangan intelegensia

Pada perkembangan ini menyebabkan remaja:

a) Cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak, suka

memberikan kritik.

b) Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul

perilaku ingin mencoba-coba.

3. Pengetahuan

a. Pengertian

Ahli pengetahuan mengatakan bahwa tidak mudah untuk

membuat definisi tentang pengetahuan, lebih mudah

mengelompokkan atau menggolongkannya. Beberapa pengertian atau

batasan tentang pengetahuan adalah sebagai berikut :


23

1) H.M. Rasjidi

Pengetahuan (knowledge) itu adalah pekerjaan (fungsi)

dari pada otak.

2) International Encyclopedia of Higher Education

“The totally of fact, truth, principles, and information to

which man has acces”. Pengetahuan adalah keseluruhan fakta-

fakta, kebenaran, asas-asas, dan keterangan yang diperoleh dari

manusia.

3) Jujun S. Surisumantri

Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa

yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk di

dalamnya ilmu, jadi ilmu merupakan bagian dari pengetahuan

yang diketahui manusia disamping berbagai pengetahuan lainnya

seperti seni dan agama. Pengetahuan merupakan khasanah

mental yang secara langsung atau tak langsung turut

memperkaya kehidupan kita. Pengetahuan merupakan sumber

jawaban bagi pertanyaan yang muncul dalam kehidupan..

4) Notoatmodjo

Pengetahuan (know ledge) adalah hasil tahu dari manusia

yang sekedar menjawab pernyataan “what”, misalnya apa air, apa

manusia, apa alam dan sebagainya. Pengetahuan adalah hasil dari

tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan


24

terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indra manusia, yaitu : penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

dan raba. (Notoatmodjo, 2007, p. 56).

b. Tingkatan pengetahuan

Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1) Tahu (know)

Yaitu kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya, termasuk diantaranya adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2) Memahami (comprehention)

Yaitu suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar.

3) Menerapkan (application)

Yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

4) Analisis (analysis)

Yaitu kemampuan untuk menyebarkan materi suatu objek

kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.


25

5) Sintesa (synthesis)

Yaitu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (evaluation)

Yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada, misalnya dapat membandingkan,

menanggapi pendapat dan menafsirkan sebab-sebab suatu kejadian

(Notoatmodjo, 2003, p. 58).

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Pengaruh pengetahuan terhadap pertumbuhan anak maupun

remaja sangat penting. Oleh sebab itu, seseorang yang mempunyai

cukup pengetahuan dan pendidikan yang tinggi akan lebih

memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya

(Notoadmodjo, 2003, p. 58).

Menurut Sukmadinata (2009), faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah sebagai berikut :

1) Faktor internal

a) Jasmani

Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan indera

seseorang.
26

b) Rohani

Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan psikis,

intelektual, psikomotor, serta kondisi afektif serta kognitif

individu.

2) Faktor eksternal

a) Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh

dalam memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar.

Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang

lebih rasional terhadap informasi yang datang, akan berpikir

sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh

dari gagasan tersebut.

b) Paparan media massa

Melalui berbagai media, baik cetak maupun

elektronik, berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat,

sehingga seseorang yang lebih sering terpapar media massa

(TV, radio, majalah, pamflet, dan lain-lain) akan memperoleh

informasi lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang

tidak pernah terpapar informasi media. Hal ini berarti paparan

media massa mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki

seseorang.
27

c) Umur

Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam

(2003), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat

dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok

(1998) semakin cukup umur, tingkat kematangandan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari

segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa

dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal

ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

d) Pengalaman

Pengalaman seseorang tentang berbagai hal dapat

diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses

perkembangannya, misalnya seseorang mengikuti kegiatan-

kegiatan yang mendidik, seperti seminar dan berorganisasi,

sehingga dapat memperluas pengalamannya, karena dari

berbagai kegiatan-kegiatan tersebut, informasi tentang suatu

hal dapat diperoleh.


28

4. Sikap

a. Pengertian

Sikap (attitude) merupakan reaksi atau respon yang masih

tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek

(Notoadmodjo, 2003).

b. Komponen pokok sikap

Menurut Allport dalam Notoadmodjo (2005, p,53), sikap

mempunyai 3 komponen pokok, antara lain :

1.) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek

2.) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

3.) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

c. Tingkatan sikap

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni (Notoadmodjo,

2007, p,144)

1.) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

2.) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu


29

benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide

tersebut.

3.) Menghargai (valuting)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusi suatu

masalah adalah suatu indikasi tingkat tiga.

4.) Bertanggung Jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

d. Pengukuran sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan

tidak langsung. Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat

atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Misalnya, bagaimana

pendapat responden tentang keluarga berencana, atau juga dapat

dilakukan dengan cara memberikan pendapat dengan menggunakan

setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan-pernyataan terhadap objek

tertentu, dengan menggunakan skala Likert (Notoatmodjo, 2005, p,57)

Ada beberapa skala pengukuran dalam sikap, diantaranya :

1) Skala Likert

Skala ini dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,

persepsi seseorang tentang gejala atau masalah yang ada

dimasyarakat atau dialaminya. Beberapa bentuk jawaban pertanyaan

atau pernyataan yang masuk dalam kategori skala Likert adalah : (1)

Pernyataan positif meliputi : sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak


30

setuju atau sangat tidak setuju atau SS – S – R - TS – STS dengan

nilai 5, 4, 3, 2, 1. (2) Pernyataan negatif meliputi : Sangat setuju,

setuju, ragu-ragu, tidak setuju atau sangat tidak setuju dengan nilai

1, 2, 3, 4, 5 (Hidayat, 2007, p.102)

2) Skala Guttman

Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan

memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan

atau pernyataan : ya, dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak

setuju, benar dan salah. Skala ini pada umumnya dibuat seperti

checklist dengan interprestasi penilaian, apabila skor benar nilainya

1 dan apabila salah nilainya 0 dan analisisnya dapat dilakukan

seperti skala Likert (Hidayat, 2007, p.103)

3) Skala Diferensial Semantic

Merupakan skala perbedaan Semantic yang berisi pernyataan sikap

seseorang, yang memberikan jawaban rentang dari positif ke

negatif.

4) Rating Scale

Merupakan skala sikap yang memberikan pernyataan dengan

jawaban yang berupa angka yang sudah disediakan, yang hampir

sama dengan skala Likert akan tetapi tersedia jawaban berupa

interval angka (Hidayat, 2007, p.104)


31

5) Skala Trustone

Merupakan skala yang memberikan sejumlah pernyataan pada

responden. Responden diminta untuk memilih sebagian dari

pernyataan, kemudian dihitung oleh peneliti sesuai dengan nilai

yang akan ditetapkan (Hidayat, 2007, p.105).

Selanjutnya Lawrence Green menganalisis, bahwa faktor

perilaku sendiri ditentukan oleh 3 faktor utama yaitu : (Notoatmodjo,

2005, p.55)

1) Faktor predisposisi (Predisposing factors) yaitu faktor-faktor yang

mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang,

antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan nilai-nilai,

tradisi dan sebagainya.

2) Faktor pemungkin (Enabling factors) adalah faktor-faktor yang

memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan,

yaitu sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku

kesehatan, misalnya puskesmas, posyandu rumah sakit, tempat

pembuangan air, tempat pembuangan sampah, tempat olah raga,

makanan bergizi, uang dan sebagainya.

3) Faktor penguat (Reinforcing factors) adalah faktor-faktor yang

mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Yang termasuk

faktor ini adalah pendapat, dukungan, kritik baik dari keluarga,

teman kerja, tokoh masyarakat, tokoh agama, juga dari petugas

kesehatan sendiri.
32

B. KERANGKA TEORI
Berdasarkan tinjauan teori yang telah disampaikan, maka dibuat
kerangka teori sebagai berikut :

Predisposing factors

(Faktor predisposisi) :

a. Pengetahuan

b. Sikap

c. Nilai

d. Keyakinan

e. Kepercayaan

Enabling factors
Perilaku
(Faktor pemungkin) :

Fasilitas kesehatan

Reinforcing factors

(Faktor penguat) :

a. Tokoh agama

b. Tokoh masyarakat

c. Sikap dan perilaku


petugas kesehatan

Sumber : Modifikasi Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003)


Gambar 2.1 kerangka teori
33

B. KERANGKA KONSEP

Gambar 2.2 kerangka konsep


Variabel independen Variabel dependen

Tingkat pengetahuan Sikap remaja tentang


remaja tentang kesehatan reproduksi
kesehatan reproduksi

E. HIPOTESIS

Ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang


kesehatan reproduksi dengan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi di
SMA Futuhiyyah Mranggen, Kabupaten Demak tahun 2011.

Anda mungkin juga menyukai