25
TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RANCANGAN
UNDANG-UNDANG KOPERASI 2010
ABSTRACT
Indonesia cooperatives condition that have not been able to be an Indonesia economics pillar need to get
support. One kind of support needed is from legislation. Cooperatives Act Number 25/1992 changes is to support
development of cooperatives. This new cooperative act is expected to have more advantage for cooperatives de-
velopment. The purpose of this research is to analyze advantage and disadvantage of cooperatives act draft 2010.
Comparison between cooperatives act draft 2010 with Cooperatives Act Number 25/1992 based on International
Cooperative Alliance (ICA) principal perspectives. The results show that cooperatives act draft 2010 has more
advantage than cooperatives act number 25/1992 based on ICA principal perspectives.
Keywords: Comparative studies, Cooperatives act, Cooperatives
ABSTRAK
Kondisi koperasi Indonesia yang belum mampu menjadi soko guru perekonomian Indonesia perlu mendapat-
kan dukungan, salah satunya dukungan perundang-undangan. Perubahan UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian
merupakan salah satu bentuk dukungan yang diberikan untuk kemajuan koperasi. UU yang baru diharapkan
memiliki keunggulan dibandingkan UU No. 25/1992 sehingga mampu mengakomodasi kepentingan koperasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keunggulan dan kelemahan RUU Koperasi 2010 dibandingkan UU
No. 25/1992. Perbandingan dilakukan dengan membandingkan RUU Koperasi 2010 dengan UU No. 25/1992
berdasarkan prinsip koperasi International Cooperative Alliance (ICA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
RUU Koperasi 2010 memiliki keunggulan dibandingkan UU Perkoperasian.
Kata kunci: Studi perbandingan, Undang-Undang Koperasi, Perkoperasian
| 109
kepastian usaha, segmentasi pasar, dan daya Perubahan undang-undang ini terkait bentuk
dukung organisasi yang sangat lemah. Keempat, koperasi, keanggotaan, perangkat organisasi yang
dari sisi permodalan, koperasi sering kali sulit di dalamnya terdiri dari rapat anggota, pengurus
mendapatkan kepercayaan dari pihak perbankan dan pengawas, modal koperasi, simpan pinjam,
untuk mendapatkan modal usaha dalam skala pemberdayaan koperasi, surplus hasil usaha,
besar. Kelima, manajemen koperasi yang belum penggabungan dan peleburan, dan sanksi admi-
profesional. Keenam, lalu lintas uang yang ber nistratif. Terkait keanggotaan koperasi terjadi
edar di daerah terbatas sehingga mengakibatkan perubahan konsep bahwa anggota koperasi adalah
daya beli masyarakat melemah, yang berpengaruh pengguna bukan lagi sebagai pemilik sekaligus
pada lambannya perputaran modal usaha dan pada pengguna jasa koperasi. Sementara untuk modal,
akhirnya berpengaruh pada perkembangan usaha akan ada penambahan pengaturan mengenai
koperasi. Oleh karena itu, sangatlah tepat jika saham koperasi. Penambahan secara detail men-
kita memberikan perhatian lebih pada koperasi, genai koperasi simpan pinjam juga merupakan
dengan maksud mengoptimalkan koperasi untuk salah satu aspek dalam undang-undang baru.
menyejahterakan anggotanya dan menjadi soko Dengan demikian diharapkan dengan perubahan
guru perekonomian nasional di tengah-tengah undang-undang ini dapat mendukung perkemban-
persaingan yang semakin keras. gan dan kemajuan koperasi.
Untuk dapat berkembang dan mencapai Berdasarkan uraian di atas, dipandang
tingkat keberhasilan yang diinginkan, sebuah perlu untuk melakukan penelitian atas materi
koperasi membutuhkan dukungan dari luar teru- RUU Koperasi 2010. Rumusan masalah dalam
tama dukungan peraturan perundang-undangan penelitian ini adalah apakah keunggulan dan
dan peraturan pemerintah ataupun kebijakan kelemahan yang dimiliki oleh RUU Koperasi
pemerintah terkait kebijakan di bidang ekonomi. 2010 dibandingkan dengan UU No. 25/1992 Ten-
Hal ini dilakukan karena koperasi harus mampu tang Perkoperasian?
beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang Tujuan dari penelitian ini adalah ingin
dinamis. Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan mengetahui keunggulan dan kelemahan RUU
peraturan perundang-undangan dan peraturan Koperasi 2010 dibandingkan dengan UU No.
lainnya yang juga mampu beradaptasi dengan 25/1992 tentang Perkoperasian sehingga di-
lingkungan yang dinamis pula. Kesadaran untuk harapkan dapat menjadi masukan bagi DPR
menyesuaikan dengan lingkungan terlihat dari khususnya, dalam merevisi UU No. 25/1992
perubahan undang-undang tentang koperasi tentang Perkoperasian.
mulai dari Undang-Undang No. 14 Tahun 1965,
Setelah kemerdekaan Indonesia telah
Undang-Undang No. 12 Tahun 1967 dan kemu-
melakukan perubahan undang-undang mengenai
dian terakhir Undang-Undang No. 25 Tahun 1992.
koperasi sejak Undang-Undang No. 14 Tahun
Saat ini pemerintah bersama dengan DPR 1965, Undang-Undang No. 12 Tahun 1967 dan
sedang melakukan pembahasan terkait dengan terakhir rencana perubahan Undang-Undang No.
perubahan Undang-Undang No 25 Tahun 1992 25 Tahun 1992. Perubahan dalam undang-undang
tentang Perkoperasian. Perubahan ini dilakukan yang baru harus didasarkan pada praktik-praktik
sebagai salah satu upaya mendukung kemajuan perkoperasian yang sudah ada, yang sedang
koperasi karena meskipun sudah berumur lebih berjalan serta pemikiran-pemikiran yang hidup
dari 60 tahun namun kondisi koperasi di Indonesia dalam masyarakat. Dengan demikian, undang-
belum mampu menjadi sokoguru perekonomian undang yang baru dapat digunakan dalam praktik
seperti yang diamanatkan Undang-Undang Dasar untuk memecahkan masalah-masalah yang
1945. Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin sedang terjadi. Undang-undang yang baru ini juga
Hasan, mengemukakan makna penting dari harus dapat melihat jauh ke depan sehingga dapat
perubahan Undang-Undang Nomor 25 Tahun mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang
1992 adalah untuk memberikan kesempatan terjadi untuk masa mendatang. Undang-undang
dan peluang lebih besar kepada koperasi untuk yang baru seyogianya harus longgar dan luwes
menjalankan usahanya.2 untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan.