Anda di halaman 1dari 10

STUDI PERBANDINGAN ANTARA UNDANG-UNDANG NO.

25
TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RANCANGAN
UNDANG-UNDANG KOPERASI 2010

COMPARATIVE STUDIES OF COOPERATIVES ACT NUMBER 25/1992


WITH COOPERATIVES ACT DRAFT 2010
Yuni Sudarwati

Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi


Sekretariat Jenderal DPR RI
Pos-el: yuni.sudarwati@dpr.go.id

ABSTRACT
Indonesia cooperatives condition that have not been able to be an Indonesia economics pillar need to get
support. One kind of support needed is from legislation. Cooperatives Act Number 25/1992 changes is to support
development of cooperatives. This new cooperative act is expected to have more advantage for cooperatives de-
velopment. The purpose of this research is to analyze advantage and disadvantage of cooperatives act draft 2010.
Comparison between cooperatives act draft 2010 with Cooperatives Act Number 25/1992 based on International
Cooperative Alliance (ICA) principal perspectives. The results show that cooperatives act draft 2010 has more
advantage than cooperatives act number 25/1992 based on ICA principal perspectives.
Keywords: Comparative studies, Cooperatives act, Cooperatives

ABSTRAK
Kondisi koperasi Indonesia yang belum mampu menjadi soko guru perekonomian Indonesia perlu mendapat-
kan dukungan, salah satunya dukungan perundang-undangan. Perubahan UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian
merupakan salah satu bentuk dukungan yang diberikan untuk kemajuan koperasi. UU yang baru diharapkan
memiliki keunggulan dibandingkan UU No. 25/1992 sehingga mampu mengakomodasi kepentingan koperasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keunggulan dan kelemahan RUU Koperasi 2010 dibandingkan UU
No. 25/1992. Perbandingan dilakukan dengan membandingkan RUU Koperasi 2010 dengan UU No. 25/1992
berdasarkan prinsip koperasi International Cooperative Alliance (ICA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
RUU Koperasi 2010 memiliki keunggulan dibandingkan UU Perkoperasian.
Kata kunci: Studi perbandingan, Undang-Undang Koperasi, Perkoperasian

PENDAHULUAN apabila dikaitkan dengan kondisi koperasi


Indonesia saat ini. Menurut Bernhard Limbong,1
Selama ini koperasi diharapkan mampu berperan
secara internal, lambannya perkembangan serta
sebagai soko guru perekonomian Indonesia, tetapi
pergerakan koperasi di Indonesia disebabkan
dalam perjalanannya, untuk menyejahterakan
sejumlah faktor internal koperasi itu sendiri.
anggotanya saja, koperasi sudah kesulitan. Hal
Pertama, modal usaha dan lapangan usaha yang
ini terjadi karena tantangan-tantangan berat
terbatas. Kedua, kurangnya tenaga profesional.
dan persaingan pasar yang begitu cepat dan
Kondisi ini diperparah dengan terbatasnya visi
kompetitif. Persaingan menjadi tidak seimbang
dan wawasan bisnis pengurus koperasi. Ketiga,

| 109
kepastian usaha, segmentasi pasar, dan daya Perubahan undang-undang ini terkait bentuk
dukung organisasi yang sangat lemah. Keempat, koperasi, keanggotaan, perangkat organisasi yang
dari sisi permodalan, koperasi sering kali sulit di dalamnya terdiri dari rapat anggota, pengurus
mendapatkan kepercayaan dari pihak perbankan dan pengawas, modal koperasi, simpan pinjam,
untuk mendapatkan modal usaha dalam skala pemberdayaan koperasi, surplus hasil usaha,
besar. Kelima, manajemen koperasi yang belum penggabungan dan peleburan, dan sanksi admi-
profesional. Keenam, lalu lintas uang yang ber­ nistratif. Terkait keanggotaan koperasi terjadi
edar di daerah terbatas sehingga mengakibatkan perubahan konsep bahwa anggota koperasi adalah
daya beli masyarakat melemah, yang berpengaruh pengguna bukan lagi sebagai pemilik sekaligus
pada lambannya perputaran modal usaha dan pada pengguna jasa koperasi. Sementara untuk modal,
akhirnya berpengaruh pada perkembangan usaha akan ada penambahan pengaturan mengenai
koperasi. Oleh karena itu, sangatlah tepat jika saham koperasi. Penambahan secara detail men-
kita memberikan perhatian lebih pada koperasi, genai koperasi simpan pinjam juga merupakan
dengan maksud mengoptimalkan koperasi untuk salah satu aspek dalam undang-undang baru.
menyejahterakan anggotanya dan menjadi soko Dengan demikian diharapkan dengan perubahan
guru perekonomian nasional di tengah-tengah undang-undang ini dapat mendukung perkemban-
persaingan yang semakin keras. gan dan kemajuan koperasi.
Untuk dapat berkembang dan mencapai Berdasarkan uraian di atas, dipandang
tingkat keberhasilan yang diinginkan, sebuah perlu untuk melakukan penelitian atas materi
koperasi membutuhkan dukungan dari luar teru- RUU Koperasi 2010. Rumusan masalah dalam
tama dukungan peraturan perundang-undangan penelitian ini adalah apakah keunggulan dan
dan peraturan pemerintah ataupun kebijakan kelemahan yang dimiliki oleh RUU Koperasi
pemerintah terkait kebijakan di bidang ekonomi. 2010 dibandingkan dengan UU No. 25/1992 Ten-
Hal ini dilakukan karena koperasi harus mampu tang Perkoperasian?
beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang Tujuan dari penelitian ini adalah ingin
dinamis. Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan mengetahui keunggulan dan kelemahan RUU
peraturan perundang-undangan dan peraturan Koperasi 2010 dibandingkan dengan UU No.
lainnya yang juga mampu beradaptasi dengan 25/1992 tentang Perkoperasian sehingga di-
lingkungan yang dinamis pula. Kesadaran untuk harapkan dapat menjadi masukan bagi DPR
menyesuaikan dengan lingkungan terlihat dari khususnya, dalam merevisi UU No. 25/1992
perubahan undang-undang tentang koperasi tentang Perkoperasian.
mulai dari Undang-Undang No. 14 Tahun 1965,
Setelah kemerdekaan Indonesia telah
Undang-Undang No. 12 Tahun 1967 dan kemu-
melakukan perubahan undang-undang mengenai
dian terakhir Undang-Undang No. 25 Tahun 1992.
koperasi sejak Undang-Undang No. 14 Tahun
Saat ini pemerintah bersama dengan DPR 1965, Undang-Undang No. 12 Tahun 1967 dan
sedang melakukan pembahasan terkait dengan terakhir rencana perubahan Undang-Undang No.
perubahan Undang-Undang No 25 Tahun 1992 25 Tahun 1992. Perubahan dalam undang-undang
tentang Perkoperasian. Perubahan ini dilakukan yang baru harus didasarkan pada praktik-praktik
sebagai salah satu upaya mendukung kemajuan perkoperasian yang sudah ada, yang sedang
koperasi karena meskipun sudah berumur lebih berjalan serta pemikiran-pemikiran yang hidup
dari 60 tahun namun kondisi koperasi di Indonesia dalam masyarakat. Dengan demikian, undang-
belum mampu menjadi sokoguru perekonomian undang yang baru dapat digunakan dalam praktik
seperti yang diamanatkan Undang-Undang Dasar untuk memecahkan masalah-masalah yang
1945. Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin sedang terjadi. Undang-undang yang baru ini juga
Hasan, mengemukakan makna penting dari harus dapat melihat jauh ke depan sehingga dapat
perubahan Undang-Undang Nomor 25 Tahun mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang
1992 adalah untuk memberikan kesempatan terjadi untuk masa mendatang. Undang-undang
dan peluang lebih besar kepada koperasi untuk yang baru seyogianya harus longgar dan luwes
menjalankan usahanya.2 untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan.

110 | Widyariset, Vol. 15 No.1, April 2012


Sementara dari segi materi perlu ada jaminan- Koperasi dalam melaksanakan kegiatannya
jaminan yang membuat koperasi memperoleh berdasarkan pada prinsip-prinsip yang telah
manfaat yang sebesar-besarnya dari adanya disepakati dalam Kongres International Coopera-
undang-undang tive Alliance (ICA) tahun 1995 yang terdiri dari
Aspek keanggotaan koperasi yang akan tujuh prinsip, yaitu:5
dibahas memfokuskan pada permasalahan men- 1. Prinsip keanggotaan sukarela dan terbuka;
genai anggota. Anggota koperasi adalah pemilik 2. Prinsip pengendalian oleh anggota-anggota
dari koperasi dan usahanya, dan anggotalah yang secara demokratis;
mempunyai wewenang mengendalikan koperasi.
3. Prinsip partisipasi ekonomi anggota;
Oleh karena itu, keberhasilan, baik buruk sebuah
koperasi ditentukan oleh anggota melalui rapat 4. Prinsip otonomi dan kebebasan;
anggota. Namun keberhasilan koperasi juga perlu 5. Prinsip pendidikan, pelatihan, dan informasi;
didukung oleh keberadaan pengurus yang meru- 6. Prinsip kerja sama di antara koperasi; dan
pakan pemegang mandat atau kuasa rapat anggota 7. Prinsip kepedulian terhadap komunitas.
dalam mengimplementasikan kebijakan dan
program-program strategis yang ditetapkan dalam
Metode penelitian
rapat anggota. Pengurus mengendalikan arah
kebijakan dan langkah-langkah strategis dalam Penelitian ini bersifat deskriptif-analitis, yang
mewujudkan tujuan-tujuan organisasi dan bisnis berupaya memaparkan dan menganalisis keung-
koperasi1. Selain pengurus, perangkat organisasi gulan dan kelemahan RUU Koperasi 2010 yang
koperasi adalah pengawas. Pengawas mewakili saat ini sedang dibahas DPR dibandingkan dengan
anggota untuk melakukan pengawasan terhadap UU 25/1992 tentang Perkoperasian. Analisis
pelaksanaan kebijakan yang dilaksanakan oleh dilakukan menggunakan sumber data sekunder
pengurus. dengan studi literatur dan dokumen-dokumen
Aspek yang lain adalah modal yang diartikan yang ada. Pengumpulan data sekunder baik dari
sebagai hasil produksi yang digunakan untuk buku-buku teks, informasi dari internet maupun
memproduksi lebih lanjut. Modal dalam koperasi data-data penelitian tentang koperasi sudah
terdiri dari modal tetap yang digunakan untuk dilakukan sejak bulan Agustus 2011.
penyediaan fisik bagi koperasi, modal kerja yang Sumber data yang ada kemudian dipilah se­
digunakan koperasi untuk membiayai kegiatan suai dengan materi yang akan dibahas, kemudian
operasional koperasi dan dana pendirian yang disusun dan diberi nama berdasar bab-bab yang
digunakan untuk membiayai pengeluaran koperasi ada di RUU Koperasi 2010. Materi yang akan
selama dalam proses pendirian.3 dibahas hanya materi keanggotaan, pengurus
Koperasi simpan pinjam (KSP) adalah dan pengawas, modal koperasi, simpan pinjam,
koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pemberdayaan koperasi, dan sanksi administratif.
pembentukan modal melalui tabungan-tabungan Materi dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa
para anggota secara teratur dan terus menerus materi-materi tersebut merupakan materi yang
untuk kemudian dipinjamkan kepada para penting dan menjadi inti dari perubahan undang-
anggota dengan cara mudah, murah, cepat, dan undang. Ada beberapa hal yang penting lainnya
tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan.4 seperti surplus hasil usaha, penggabungan dan
Pendidikan dalam koperasi sangat dibutuhkan peleburan, namun tidak dibahas mengingat
untuk meningkatkan kualitas SDM koperasi keter­batasan ruang. Selanjutnya dari setiap materi
sehingga diharapkan dapat membantu kemajuan ini dilakukan perbandingan mengenai keunggulan
koperasi itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan maupun kelemahannya dengan berpedoman
dukungan pendidikan, pemberian fasilitas dan kepada prinsip-prinsip koperasi dari International
perlindungan, serta pengawasan. Oleh karena itu Cooperative Alliance (ICA) tahun 1995.
diperlukan juga pengaturan-pengaturan terkait
sanksi administratif bagi koperasi-koperasi yang
melakukan kesalahan.

Studi Perbandingan Antara... | Yuni Sudarwati | 111


HASIL DAN PEMBAHASAN saham pada modal awal koperasi. Ketika seorang
masuk menjadi anggota koperasi maka dia wajib
Di bawah ini penulis akan menampilkan deskripsi
untuk membayar iuran masuk dan membeli saham
sederhana perbandingan UU No. 25/1992
koperasi sebagai penyertaan modal. Saham tidak
dengan RUU Koperasi 2010. Deskripsi dikatakan
boleh diuangkan kembali oleh pemiliknya, kecuali
sederhana karena hanya memuat bab-bab penting
dijual kepada anggota lain.
yang menjadi inti perubahan undang-undang. Ada
beberapa hal yang penting lainnya seperti surplus Keunggulan dari perubahan ini adalah ketika
hasil usaha, penggabungan dan peleburan, namun ada anggota baru yang masuk atau ada anggota
tidak dibahas mengingat keterbatasan ruang. lama yang keluar, maka modal akan relatif stabil
karena saham yang dialihkan tidak akan mengu-
Berdasarkan hasil perbandingan antara
rangi modal koperasi. Kestabilan modal sangat
UU No. 25/1992 dengan RUU Koperasi 2010,
penting bagi kelangsungan kehidupan koperasi.
dilakukan pembahasan sebagai berikut.
Keunggulan yang lain bahwa risiko yang akan
ditanggung oleh anggota adalah sebatas pada nilai
Keanggotaan saham yang dimiliki jika terjadi kebangkrutan
Anggota koperasi berdasarkan UU No. 25/1992 koperasi.
adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa Konsep keanggotaan baru ini juga meru-
koperasi, sementara dalam RUU Koperasi 2010 pakan upaya untuk memastikan bahwa orang
dinyatakan bahwa anggota koperasi merupakan dengan sadar bersedia masuk menjadi anggota
pengguna jasa koperasi. Perubahan ini merupakan koperasi. Hal ini karena selama ini masyarakat
sebuah kemajuan bagi perkembangan koperasi. masuk menjadi anggota koperasi karena adanya
Perubahan ini erat kaitannya dengan konsep pendekatan top-down. Mereka bergabung dengan

Tabel 1. Perbandingan UU No. 25/1992 dengan RUU Koperasi 2010


RUU Koperasi 2010
Bab UU No. 25/1992
Anggota koperasi adalah pemilik sekaligus peng­ Anggota koperasi adalah pengguna jasa ko­
Keanggotaan
guna jasa koperasi. perasi.
Pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi Pengurus dipilih dari orang perseorangan, baik
Pengawas dan Pengurus
dalam Rapat Anggota. anggota maupun bukan anggota.
Pengawas dapat memberhentikan pengurus
untuk sementara waktu dengan menyebutkan
alasannya.
Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan Modal koperasi terdiri dari iuran masuk dan sa­
Modal Koperasi
modal pinjaman. ham koperasi sebagai modal awal.
Koperasi dapat menghimpun dana dan menya­ Usaha simpan pinjam meliputi penghimpunan
lurkannya melalui kegiatan usaha simpan pin­ dana simpanan anggota, pinjaman, menem­
Simpan Pinjam
jam dari dan untuk anggota koperasi maupun patkan dana pada koperasi lain, dan usaha jasa
ko­perasi lain dan/atau anggotanya. keuangan lain.
Diatur hanya dalam satu pasal yaitu Pasal 44.
Diatur secara detail dari Pasal 80-92.
Pemerintah dan pemerintah daerah menetap­
Pemerintah menciptakan dan mengembangkan
kan kebijakan yang mendorong koperasi se­
Pemberdayaan Koperasi iklim dan kondisi yang mendorong pertumbuhan
hingga dapat tumbuh dan berkembang dengan
serta permasyarakatan koperasi.
baik.
Koperasi dapat menjatuhkan sanksi adminis­
Sanksi Administratif - tratif kepada anggota yang tidak melaksanakan
kewajiban sesuai dengan ketentuan.
Menteri dapat menjatuhkan sanksi administra­
tif terhadap pengurus dan/atau pengawas yang
tidak melaksanakan kewajiban sesuai dengan
ketentuan.
Sumber: diolah dari UU No. 25/19926 dan RUU Koperasi 2010.7

112 | Widyariset, Vol. 15 No.1, April 2012


koperasi bukan atas kesadaran sendiri sehingga Keuntungan jika mendapatkan pengurus
biasanya tingkat partisipasi anggota ini tidak yang bukan anggota adalah mereka akan lebih
maksimal.8 objektif dalam melaksanakan kewajiban. Mereka
Kelemahan dari konsep keanggotaan ini juga tidak akan memiliki benturan kepentingan se-
yaitu rendahnya rasa memiliki anggota koperasi cara langsung dalam memutuskan kebijakan bagi
terhadap koperasi itu sendiri. Ditakutkan jika ter- koperasi. Pengurus ini hanya akan menjalankan
jadi masalah dalam koperasi, anggota tidak akan fungsinya sebagai pemegang mandat anggota.
mau tahu dengan kesulitan yang dihadapi oleh Kelemahan jika pengurus diambil dari bukan
pengurus koperasi dalam menghadapi masalah anggota adalah adanya kemungkinan kurangnya
tersebut. Padahal kebersamaan dan rasa memiliki rasa memiliki terhadap koperasi. Belum lagi jika
dari anggota koperasi sangat dibutuhkan untuk ternyata yang terpilih kebetulan adalah orang yang
bertahan dalam lingkungan yang dinamis. Oleh tidak paham mengenai koperasi, maka koperasi
karena itu, perlu dipastikan bahwa sumber daya akan hancur. Kelemahan ini akan dapat diatasi
manusia yang nantinya akan mengelola koperasi jika anggota yang ada memiliki partisipasi tinggi
atau pengurus koperasi adalah orang-orang yang atau anggota aktif, maka anggota akan mampu
memiliki kemampuan dan keterampilan dalam mengontrol dan mengendalikan pengurus melalui
mengelola koperasi, pengetahuan tentang mekanisme Rapat Anggota Tahunan. Pengen-
koperasi yang mencakup pemahaman koperasi, dalian oleh anggota ini juga sudah difasilitasi
peraturan dan pengetahuan lain, serta didukung melalui adanya sanksi administratif bagi pengurus
perilaku yang bertanggung jawab. yang lalai melaksanakan kewajiban. Syarat-syarat
yang ketat dalam pemilihan pengurus koperasi
Pengawas dan Pengurus dari luar anggota juga merupakan salah satu cara
untuk menghindari salah pilih pengurus. Oleh
Pengurus koperasi berdasarkan UU No. 25/1992 karena itu, seharusnya tidak ada kekhawatiran
dipilih dari dan oleh anggota sehingga yang jika pengurus diambil dari orang di luar anggota
berhak menjadi pengurus hanyalah anggota koperasi.
koperasi. Namun di RUU Koperasi 2010 baik
Perubahan ini sesuai dengan prinsip kedua
anggota maupun bukan anggota berhak untuk
ICA yang menyatakan adanya pengendalian
menjadi pengurus koperasi dengan syarat, yaitu:
oleh anggota-anggota secara demokratis. Hal ini
memiliki kemampuan mengelola usaha koperasi;
karena koperasi adalah perkumpulan demokratis,
tidak pernah menjadi anggota pengawas atau
dikendalikan oleh para anggota yang secara aktif
pengurus suatu koperasi atau komisaris atau
berpartisipasi dalam penetapan kebijakan dan
direksi suatu perusahaan yang dinyatakan
pengambilan keputusan perkumpulan. Melalui
bersalah karena menyebabkan koperasi atau
perubahan ini, anggota dituntut untuk aktif
perusahaan itu dinyatakan pailit; dan tidak pernah
sehingga mampu mengontrol pengurus demi
dihukum karena melakukan tindak pidana yang
kemajuan koperasi.
merugikan korporasi, keuangan negara dan/atau
yang berkaitan dengan sektor keuangan, dalam Sementara itu, terkait dengan kewenangan
waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan. pengawas untuk memberhentikan pengurus untuk
sementara waktu dengan menyebutkan alasan,
Perubahan ini merupakan kemajuan bagi
perlu dibuat kriteria yang jelas dan ketat men-
koperasi. Hal ini karena salah satu faktor
genai alasan pemberhentian sementara pengurus
yang menyebabkan lambannya pergerakan
oleh pengawas. Hal ini perlu dilakukan untuk
koperasi adalah kurangnya tenaga profesional
mengantisipasi terjadinya tindakan kesewenang-
yang diperparah dengan terbatasnya visi dan
wenangan pengawas terhadap pengurus.
wawasan bisnis pengurus. Oleh karena itu, jika
pengurus tidak dibatasi hanya dari anggota, maka
ada kemungkinan untuk mendapatkan kandidat- Modal Koperasi
kandidat pengurus dari luar anggota yang lebih Modal awal koperasi menurut UU No. 25/1992
baik jika tidak ditemukan kandidat dari anggota terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman,
koperasi itu sendiri.

Studi Perbandingan Antara... | Yuni Sudarwati | 113


sementara dalam RUU Koperasi 2010 modal Perubahan ini perlu dibarengi pengaturan
awal koperasi terdiri dari iuran masuk dan saham dan sosialisasi secara lengkap terutama terhadap
koperasi. Perubahan dalam komposisi modal SDM koperasi mengenai iuran masuk dan saham
awal ini merupakan hal yang sangat mendukung koperasi, mekanisme jual beli saham koperasi,
kemajuan koperasi. Hal ini karena kelambanan pembagian SHU, perubahan nilai saham koperasi
pergerakan koperasi salah satunya adalah karena dan plafon pinjaman anggota sebagai pengguna
faktor modal usaha. bukan lagi sebagai pemilik koperasi.
Selama ini koperasi mengalami kesulitan
pada saat koperasi membutuhkan modal untuk Simpan Pinjam
pendirian awal, perluasan usaha, dan penanganan Undang-Undang No. 25/1992 mengatur mengenai
kondisi sulit yang hanya dapat diatasi dengan me- simpan pinjam hanya pada Pasal 44 yang terdiri
nambah modal. Jika perusahaan pada umumnya dari tiga ayat. Pasal ini hanya mengatur tentang
memiliki mekanisme untuk mengatasi permodal­ penghimpunan dan penyaluran dana koperasi,
an dengan saham, yaitu mekanisme penambahan ketentuan kegiatan usaha simpan pinjam dan
modal dengan mengeluarkan saham baru, maka penjelasan pelaksanaan usaha simpan pinjam.
tidak dengan koperasi. Mekanisme dan cara Sementara RUU Koperasi mengatur secara detail
penghimpunan modal pada koperasi dilakukan mengenai simpan pinjam dalam satu bab khusus
melalui penghimpunan simpanan berangsur yang terdiri dari 12 pasal.
secara berkala. Hal ini secara otomatis sangat
Pengaturan secara detail mengenai ko­perasi
mengganggu mekanisme penambahan modal
simpan pinjam dalam RUU Koperasi 2010
yang diperlukan pada waktu tertentu sehingga
merupakan langkah yang bagus, mengingat saat
penambahan modal untuk perluasan usaha juga
ini banyak muncul koperasi simpan pinjam yang
sangat sulit dilakukan. Oleh karena itu, sangatlah
bermasalah dan merugikan masyarakat banyak.
tepat jika kemudian dimasukkan saham sebagai
Permasalahan KSP ini muncul karena beberapa
salah satu komponen modal awal koperasi. 9
faktor, yaitu10 tidak ada sistem dan prosedur
Keunggulan RUU Koperasi yang memasukkan
yang standar tentang cara pengelolaan setiap unit
saham sebagai komponen dalam modal awal
usahanya yang diselenggarakan koperasi; praktik
koperasi adalah:
pengelolaan unit usaha simpan pinjam suatu
• Modal awal koperasi jika memiliki komponen koperasi belum dilaksanakan secara otonom,
saham tidak akan berubah dan stabil. Hal bahkan usaha simpan pinjam tidak mempunyai
ini dapat dak boleh diuangkan kembali oleh pedoman simpan pinjam; tidak terdapat kejelasan
pemiliknya, kecuali dijual kepada pihak pengaturan tentang tugas pokok, tanggung jawab
lain. Kestabilan modal ini diperlukan untuk dan wewenang antara pengurus dan pengelola
menjaga keberlangsungan usaha koperasi koperasi; dan tidak terdapat kejelasan tentang
dan kepercayaan pihak lain. Bandingkan jika mekanisme kontrol yang dapat dilakukan oleh
masih berdasarkan komponen simpanan yang pengurus terhadap pengelolaan setiap kegiatan
akan sangat tergantung dengan status keang- usahanya.
gotaan dari anggota koperasi. Modal akan
Oleh karena itu, pasal-pasal dalam RUU
berkurang jika anggota keluar dan sebaliknya,
Koperasi ini diharapkan akan mampu menjadi
modal akan bertambah jika ada anggota baru.
pedoman dalam pelaksanaan KSP. Hal ini karena
• mekanisme mengatasi permodalan dengan sa- RUU Koperasi 2010 menjabarkan ketentuan,
ham lebih cepat dan efektif jika dibandingkan antara lain mengenai usaha simpan pinjam; syarat
dengan mekanisme penghimpunan simpanan. dan ketentuan pendiriannya; sanksi bagi KSP yang
bermasalah; dan juga mekanisme kontrol KSP.
Perubahan ini sesuai dengan prinsip ketiga Pengaturan mengenai simpan pinjam ini
ICA yang menyatakan adanya partisipasi ekonomi merupakan cerminan dari prinsip ICA keempat
anggota. Anggota koperasi menyumbang secara yaitu otonomi dan kebebasan. Koperasi bersifat
adil dan mengendalikan secara demokratis modal otonom dan merupakan perkumpulan yang
dari koperasi mereka. menolong diri sendiri dan dikendalikan oleh

114 | Widyariset, Vol. 15 No.1, April 2012


anggota-anggotanya. Oleh karena itu, tidaklah yang diadakan di Beijing bulan Oktober 1999.
salah ketika koperasi melaksanakan usaha simpan Hasil konferensi menyatakan bahwa pemerintah
pinjam maupun mendirikan unit simpan pinjam berfungsi sebagai fasilitator sementara fungsi
untuk kemajuan usaha koperasi. pengembangan koperasi diserahkan pada koperasi
Pembahasan secara detail tentang koperasi itu sendiri. Pemerintah mengeluarkan regulasi
simpan pinjam (KSP) perlu dipertimbangkan lebih dan kebijakan yang kondusif bagi pengembangan
lanjut. Hal ini karena pembahasan secara detail koperasi.8
mengenai bab simpan pinjam khususnya ko­perasi Pemberdayaan koperasi sesuai dengan
simpan pinjam (KSP) dalam RUU koperasi prinsip kelima ICA, yaitu pendidikan, pelatihan,
menimbulkan benturan dengan RUU Lembaga dan informasi. Koperasi-koperasi menyeleng-
Keuangan Mikro yang saat ini juga sedang dalam garakan kegiatan dan pelatihan bagi anggota-
pembahasan di DPR. anggotanya, para wakil yang dipilih, manajer, dan
karyawan sehingga mereka dapat memberikan
Pemberdayaan Koperasi sumbangan yang efektif bagi perkembangan
koperasi-koperasi mereka. Pendidikan dan
Peran pemerintah dalam UU No. 25/1992 tidak pelatihan bagi SDM koperasi sangat penting
secara spesifik menyebutkan peran pemerintah untuk dilakukan. Diharapkan dengan diberikan
daerah, padahal pemerintah daerah yang lebih pelatihan dan pendidikan, maka SDM yang ada di
mengenal masyarakatnya, memahami masalah- koperasi mampu mengembangkan koperasi secara
masalah yang dihadapi mereka. Sementara RUU maksimal. Seperti diketahui salah satu kelemahan
Koperasi 2010 menyebutkan mengenai peran internal yang membuat koperasi lamban dalam
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah perkembangannya adalah kurangnya profesion-
dalam menetapkan kebijakan yang mendorong alisme SDM koperasi.
koperasi sehingga dapat tumbuh dan berkembang
Menurut Widiyanti (2002) Koperasi me-
dengan baik.
merlukan tenaga-tenaga yang baik, sebab sebagai
Pada RUU Koperasi 2010 disebutkan selain badan yang bergerak di bidang ekonomi, segi-segi
peran pemerintah pusat, ada juga peran pemerin- komersialnya harus dibina menurut dasar-dasar
tah daerah dalam pemberdayaan koperasi. Hal ini komersial dan untuk itu diperlukan tenaga yang
merupakan langkah yang sangat baik karena sesuai cakap, jujur, lincah dan berpandangan jauh.
dengan asas desentralisasi dan memang sebaiknya Dengan sendirinya mereka itu harus mempunyai
tanggung jawab pembangunan masyarakat lebih keahlian mengenai segi-segi perkoperasian. Oleh
banyak berada pada pundak pemerintah daerah, karena itu, mutlak diadakan pendidikan dan
dan bukan didominasi oleh pemerintah pusat. pelatihan bagi anggota-anggotanya, para wakil
Hal ini disebabkan karena pemerintah daerah yang dipilih, manajer, dan karyawan.11
yang lebih mengenal masyarakatnya, memahami
masalah-masalah yang dihadapi mereka. Oleh
karena itu perlu ada penjelasan dan pembagian
Sanksi Administratif
secara detail mengenai peran dari pemerintah Undang-Undang No. 25/1992 belum mengatur
pusat dan pemerintah daerah sehingga diharapkan tentang sanksi jika anggota, pengurus, maupun
tidak akan terjadi overlapping kebijakan. pengawas tidak melaksanakan kewajiban. Se-
Peran pemerintah harus diatur hanya sebatas mentara RUU Koperasi secara khusus membahas
dukungan perundangan dan fasilitasi pengembang­ mengenai sanksi administratif baik untuk anggota,
an koperasi, namun bukan untuk membatasi ruang pengurus, maupun pengawas dalam bab khusus
gerak koperasi. Hal ini karena bagaimanapun yaitu BAB XIII yang terdiri dari dua pasal.
juga koperasi adalah sebuah perkumpulan yang Sanksi administratif berupa teguran tertulis
memakai pendekatan pemberdayaan masyarakat sekurang-kurangnya dua kali dan/atau pencabutan
sehingga pemerintah seharusnya hanyalah status keanggotaan akan diberikan jika anggota
sebagai fasilitator. Hal ini sesuai dengan hasil tidak melaksanakan kewajiban sesuai ketentuan
rumusan Konferensi Menteri Koperasi yang ke-5 yang ada di Pasal 29 ayat (1). Sanksi administratif

Studi Perbandingan Antara... | Yuni Sudarwati | 115


serupa juga diberlakukan untuk pengurus maupun sangat penting bagi kelangsungan kehidupan
pengawas yang tidak melaksanakan kewajiban koperasi; Kepengurusan koperasi yang bisa diisi
sesuai ketentuan. oleh orang di luar anggota koperasi dengan syarat-
Penambahan bab mengenai sanksi admi- syarat yang telah ditentukan sehingga diharapkan
nistratif baik untuk anggota, pengurus, maupun akan mampu meningkatkan profesionalisme SDM
pengawas merupakan langkah yang sangat baik. koperasi; Kewenangan pengawas koperasi untuk
Hal ini sesuai dengan prinsip pertama ICA, yaitu memberhentikan pengurus koperasi sementara
keanggotaan sukarela dan terbuka. Keanggotaan waktu dengan menyebutkan alasan, sehingga
meskipun sukarela dan terbuka, namun setiap ada kontrol terhadap pengurus koperasi dan pada
orang yang menjadi anggota harus bersedia akhirnya kualitas koperasi sebagai hasilnya;
menerima tanggung jawab keanggotaan. Oleh Masuknya saham koperasi sebagai komponen
karena itu, secara tidak langsung melekat hak dan modal awal koperasi sehingga modal awal
kewajiban sebagai anggota. koperasi akan relatif stabil yang secara oto-
matis akan memengaruhi kelangsungan hidup
Jika ada anggota yang tidak melaksanakan
koperasi; Pengaturan secara detail mengenai
kewajiban seperti tidak berpartisipasi dalam
koperasi simpan pinjam sehingga diharapkan akan
kegiatan usaha yang diselenggarakan koperasi,
mampu menjadi pedoman bagi perkembangan
maka akan ada sanksi berupa teguran tertulis. Jika
KSP di Indonesia dan mampu mengurangi KSP
anggota masih lalai juga maka ada kemungkinan
bermasalah; Penambahan peran pemerintah dalam
dilakukan pencabutan status keanggotaan. Ini
pemberdayaan koperasi sehingga diharapkan
berlaku juga untuk pengawas maupun pengurus.
kebijakan-kebijakan pemberdayaan dapat lebih
Pemberian sanksi administratif ini sangat mengena masyarakat karena pemerintah daerah
baik untuk menumbuhkan dan menjaga kehidupan lebih tahu dibandingkan pemerintah pusat menge-
koperasi yang memang secara konsep awal adalah nai permasalahan di daerah; dan Penambahan bab
kumpulan dari orang-orang, yang kehidupannya mengenai sanksi administratif baik bagi anggota
sangat tergantung pada aktivitas dari anggot- koperasi, pengurus koperasi, maupun pengawas
anya. Jika UU No. 25/1992 tidak mampu berbuat koperasi yang tidak melaksanakan kewajiban
­ban­­y­ak­­ketika banyak anggota yang pasif, maka sehingga dapat dijadikan kontrol bagi pelaksanaan
RUU Koperasi ini mempunyai kekuatan hukum kegiatan koperasi.
untuk mengikat anggota lebih kuat.
Sementara itu, kelemahan sekaligus se-
Terkait sanksi untuk pengurus dan pengawas bagai tantangan yang dihadapi rancangan
yang dapat dijatuhkan oleh menteri, belum undang-undang koperasi ini, yaitu Perubahan
ada penjelasan secara detail yang mengatur konsep keanggotaan memerlukan persiapan SDM
mekanisme ini. Hal ini sangat penting karena yang andal. Hal ini karena terkait dengan rasa
akan sangat tidak efektif jika semua keputusan memiliki anggota koperasi terhadap koperasi;
ada di menteri, sedangkan seharusnya sudah ada Perlu dilakukan seleksi yang ketat jika memang
pembagian peran antar pemerintah pusat dengan pengurus koperasi yang akan dipilih adalah
pemerintah daerah. dari luar anggota koperasi; Belum ada aturan
ataupun kriteria yang jelas mengenai alasan
KESIMPULAN pemberhentian sementara pengurus oleh pen-
Keunggulan rancangan perubahan Undang- gawas; Perlu melakukan penyesuaian beberapa
Undang Koperasi memiliki keunggulan, yaitu peraturan yang terkait dengan modal koperasi
Status keanggotaan koperasi yang tidak lagi se- untuk disesuaikan dengan masuknya komponen
bagai pemilik sekaligus pengguna, namun hanya saham koperasi; dan Belum ada pembagian secara
sebatas pengguna, memiliki keunggulan yaitu detail peran pemerintah pusat dengan pemerintah
ketika ada anggota baru yang masuk atau ada ang- daerah dalam pemberdayaan koperasi.
gota lama yang keluar, maka modal akan relatif
stabil karena saham yang dialihkan tidak akan
mengurangi modal koperasi. Kestabilan modal

116 | Widyariset, Vol. 15 No.1, April 2012


SARAN 3
Hendrojogi. 1997. Koperasi: Asas-asas, Teori, dan
Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Dalam pembahasan RUU Koperasi diharapkan 4
Anoraga, P. dan N. Widiyanti. 2007. Dinamika
agar DPR tetap berpedoman pada prinsip-prinsip Koperasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
universal koperasi yang ada di International Co- 5
Soesilo, R. Jatidiri Koperasi. (http://www.cu-melati.
operative Alliance (ICA) tahun 1995, namun tetap com/index.php/jatidiri-koperasi/ 21-jatidiri-
melihat kondisi koperasi di Indonesia. Melakukan koperasi, diakses 29 September 2011).
penelitian lebih lanjut untuk menganalisis seluruh 6
Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang
materi yang ada di dalam RUU Koperasi. Perkoperasian.
7
Rancangan Undang-Undang Koperasi 2010.
UCAPAN TERIMA KASIH 8
Nasution, M. 2008. Koperasi Menjawab Kondisi
Ekonomi Nasional. Jakarta: Pusat Informasi
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Perkoperasian.
Bapak Soewartoyo yang telah banyak memberi- 9
Sularso. Modal Koperasi Istilah Simpanan dan
kan bimbingan dan masukan kepada penulis, Permasalahan Permodalan Koperasi. (http://
sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan. smecda.com/deputi7/file_Infokop/Edisi%2022/
modal_kop.htm, diakses 29 September 2011).
DAFTAR PUSTAKA
10
Basuki, U.T. Beberapa Aspek Penting dalam
Pengembangan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam
1
Limbong, B. 2010. Pengusaha Koperasi Mem- Koperasi. (http://www.smecda.com/deputi7/
perkokoh Fondasi Ekonomi Rakyat. Jakarta: file_Infokop/Edisi%2022/ aspek penting.htm,
Penerbit Margaretha Pustaka. diakses 29 September 2011).
2
DIM RUU Koperasi akan Intensif Dibahas Mulai 30 11
Widiyanti, N. 2002. Manajemen Koperasi. Jakarta:
September. 2011. (http://www. bisnis.com/ar-
Rineka Cipta.
ticles/dim-ruu-koperasi-akan-intensif-dibahas-
mulai-30-septem, diakses 29 September 2011).

Studi Perbandingan Antara... | Yuni Sudarwati | 117


118 | Widyariset, Vol. 15 No.1, April 2012

Anda mungkin juga menyukai