Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA

PETANI PADI SAWAH BERDASARKAN LUAS LAHAN

Oleh :
1
Asa Alfrida, 2Trisna Insan Noor
1
Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
2
Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
1
(E-mail : asaalfrida11@gmail.com)

Abstrak
Penelitian ini dilakukan di Desa Buahdua, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang
yang merupakan daerah yang masih mengandalkan padi sebagai komoditas utamanya. Penelitian
ini bertujuan untuk (1) Mengetahui struktur pendapatan dan pengeluaran rumah tangga petani padi
sawah berdasarkan luas lahan di Desa Buahdua (2) Mengetahui tingkat kesejahteraan petani padi
sawah berdasarkan luas lahan di Desa Buahdua. Desain penelitian adalah deskriptif kuantitatif
dengan menggunakan parameter kesejahteraan menurut Sudana (2008) untuk mengetahui Nilai
Tukar Pendapatan Rumah Tangga Petani (NTPRP) serta parameter 11 indikator tingkat
kesejahteraan BPS-SUSENAS 2012. Metode yang digunakan adalah Proportional Random
Sampling dan diperoleh 39 petani padi responden yang terdiri dari 3 petani padi lahan luas, 12
petani padi lahan sedang dan 24 petani padi lahan sempit.Hasil penelitian menunjukkan semakin
luas pemilikan lahan, semakin besar kontribusi pendapatan sektor pertanian terhadap pendapatan
total rumah tangga petani. Analisis tingkat kesejahteraan rumah tangga petani padi sawah dengan
menggunakan beberapa indikator menunjukkan hasil tingkat kesejahteraan yang berbeda.Tingkat
kesejahteraan menggunakan indikator ekonomi menunjukkan adanya rumah tangga petani yang
termasuk kategori miskin (tidak sejahtera), namun jika menggunakan indikator ekonomi dan sosial
(BPS-SUSENAS 2012) menunjukkan hasil seluruh rumah tangga petani termasuk tingkat sejahtera
tinggi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kesejahteraan petani diperlukan kebijakan untuk
meningkatkan pendapatan melalui berbagai aspek yang menunjang peningkatan sektor pertanian
dan non pertanian.

Kata Kunci: Kesejahteraan, Petani padi, Rumah Tangga Petani

PENDAHULUAN Desa Buahdua merupakan salah satu


Sektor pertanian merupakan sektor desa di Kecamatan Buah Dua, Kabupaten
yang berpengaruh dalam pertumbuhan Sumedang mengusahakan tanaman padi
ekonomi nasional. Peranan sektor pertanian sebagai tanaman utama, sehingga menjadi
dalam pembangunan ekonomi yaitu sebagai faktor utama dalam meningkatkan pendapatan
sumber pendapatan, pembuka kesempatan dan kesejahteraan rumah tangga petani padi.
kerja, pengentas kemiskinan, dan peningkatan Upaya peningkatan pendapatan petani secara
ketahanan pangan nasional. nyata tidak selalu diikuti dengan peningkatan
Pembangunan pertanian suatu daerah kesejahteraan petani, karena kesejahteraan
tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan petani juga tergantung pada faktor-faktor non-
produksi, namun juga mengarah pada finansial seperti faktor sosial budaya.
peningkatan pendapatan masyarakat, perluasan Fenomena kemiskinan dikalangan
lapangan kerja, peningkatan taraf hidup petani petani masih banyak ditemukan walaupun
serta peningkatan kesejahteraan. Kemampuan sudah dilakukan upaya upaya pembangunan
sektor pertanian untuk memberikan kontribusi pertanian untuk meningkatkan pendapatan
secara langsung terhadap pertumbuhan petani. Rata-rata pemilikan lahan petani yang
ekonomi dan kesejahteraan rumah tangga relatif juga sangat berpengaruh terhadap
petani tergantung pada tingkat pendapatan pendapatan petani, pendapatan petani menjadi
usahatani dan surplus yang dihasilkan oleh salah satu tolak ukur dalam melihat tingkat
sektor itu sendiri. Dengan demikian, tingkat kesejahteraan petani yang selanjutnya
pendapatan usahatani, disamping merupakan merupakan tolak ukur pembangunan pertanian.
penentu utama kesejahteraan rumah tangga Peningkatan produktivitas dalam suatu daerah
petani, juga muncul sebagai salah satu faktor juga merupakan salah satu indikasi terjadinya
penting yang mengkondisikan pertumbuhan upaya pembangunan pertanian. Sehingga suatu
ekonomi (Soekartawi, 2003). daerah yang memiliki produktivitas yang

Halaman | 426
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 4 Nomor 3, Sepetember 2017

tinggi, kesejahteraan petani pun seharusnya Data primer diperoleh melalui wawancara
akan lebih tinggi dibandingkan daerah-daerah secara langsung menggunakan kuesioner. Data
lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini sekunder diperoleh dari instalasi dan literatur
bertujuan untuk menggali permasalahan yangberkaitan dengan penelitian ini.
mengenai pendapatan dan tingkat kesejahteraan Metode analisis data yang digunakan
rumah tangga petani padi berdasarkan luas dalam penelitian ini adalah deskriptif
lahan di Desa Buahdua, Kecamatan Buahdua kuantitatif. Tujuan analisis deskriptif adalah
yang merupakan salah satu produsen padi untuk memberikan gambaran umum tentang
terbesar di Kabupaten Sumedang. data yang diperoleh atau hasil pengamata yang
telah dilakukan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Analisis Pendapatan Rumah Tangga Petani
Buahdua, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Dalam penelitian ini, pendapatan
Sumedang. Lokasi penelitian ini dilakukan rumah tangga adalah pendapatan rumah tangga
secara sengaja (purposive) dengan yang berasal dari usaha tani padi sawah, usaha
pertimbangan bahwa daerah tersebut tani non-padi sawah dan pendapatan dari non
merupakan salah satu sentra produksi padi di usaha tani. Dian (2014) menyatakan
Kecamatan Buahdua dan mayoritas masyarakat pendapatan rumahtangga merupakan
Desa Buahdua merupakan petani padi. pendapatan yang berasal dari usahatani (on
Teknik pengambilan sampel dilakukan farm), non usahatani (off farm) dan dari luar
dengan metode Proportional Random usaha pertanian (non farm).
Sampling. Penentuan jumlah sampel
menggunakan rumus Slovin (Setiawan,2007) Prt = Pon-farmusahatani padi + P on-farmusahatani
yaitu : non padi + P off-farm + P non-farm

=
+ ( ) dimana:
dimana: Prt = Pendapatan rumahtangga petani padi
n : Jumlah sampel pertahun
N : Ukuran populasi P on-farmusahatani padi = Pendapatan dari
e : Batas kekeliruan (dalam penelitian usahatani padi
ini 15%) P on-farmusahatani non padi = Pendapatan usahatani
Berdasarkan persamaan diatas, maka selain padi
diperoleh jumlah sampel sebanyak 39 petani P off-farm = Pendapatan non usahatani padi
padi sawah dari total populasi yang berjumlah P non-farm = Pendapatan dari luar pertanian
278 orang petani padi sawah. Selanjutnya
penentuan jumlah sampel pada setiap strata Pengeluaran Keluarga
luas lahan ditentukan berdasarkan metode Pengeluaran Keluarga yang dimaksud
stratified proposional random sampling adalah biaya yang dikeluarkan untuk
adapun besar atau jumlah pembagian sampel kebutuhan hidup dalam jangka waktu satu
berdasarkan luas lahan dengan menggunakan tahun yang terdiri dari pengeluaran untuk
rumus menurut Sugiyono (2014). makanan dan non makanan.
= 1
Kt = K1 + K2
Keterangan : Keterangan:
n : Jumlah sampel yang diinginkan setiap strata Kt = Pengeluaran Total
N : Jumlah seluruh populasi petani padi sawah K1 = Pengeluaran untuk makanan
di Desa Buahdua K2=Pengeluaran untuk non makanan
X : Jumlah populasi pada setiap strata.
N1 : Sampel Analisis Kesejahteraan Rumah Tangga
Kesejahteraan Petani (Sudana, at.al.,
Berdasarkan persamaan dua (2), 2008) dianalisis menggunakan lima indikator,
disapatkan sampel untuk setiap strata adalah 24 yaitu (1) Struktur pendapatan rumah tangga (on
rumah tangga untuk petani lahan sempit (< 0,5 farm, off farm, dan non farm), (2) Struktur
hektar), 12 rumah tangga petani lahan sedang ( pengeluaran rumah tangga, (3) Tingkat
0,5- 1 hektar) dan 3 rumah tangga petani lahan subsistensi pangan rumah tangga, (4) Tingkat
luas (>1 hektar). daya beli rumah tangga petani, dan (5) Nilai
Data yang digunakan dalam penelitian tukar pendapatan rumah tangga petani
ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

Halaman |427
ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA
PETANI PADI SAWAH BERDASARKAN LUAS LAHAN
ASA ALFRIDA DAN TRISNA INSAN NOOR

(NTPRP). Namun demikian, makalah ini hanya Tingkat kesejahteraan dibagi menjadi
melakukan analisis untuk tingkat daya beli tiga klasifikasi tingkatan, yaitu: tinggi, sedang
rumah tangga petani dan nilai tukar pendapatan dan rendah. Ketiga klasifikasi tersebut dihitung
rumah tangga petani. berdasarkan perhitungan range score yang di
dapat dari selisih nilai tertinggi sebelas
Tingkat Daya Beli Rumah Tangga Petani indikator (35) dan nilai terendah sebelas
Daya beli rumah tangga petani dapat indikator (11) kemudian selisih tersebut dibagi
menunjukkan indikator kesejahteraan ekonomi berdasarkan jumlah kelas yang diinginkan (3)
petani. Semakin tinggi tingkat daya beli petani, sehingga akan diperoleh nilai 8 sebagai range
maka semakin baik juga akses petani untuk score. Berdasarkan range score tersebut,
mendapatkan pangan sehingga tingkat penentuan tingkat kesejahteraan
ketahanan pangan keluarga manjadi lebih baik. dikelompokkan ke dalam 3 bagian, yaitu:
a. Skor antara 27-35(Tingkat kesejahteraan
DBPP = TP/(TE – BU) tinggi)
Dimana: b. Skor antara 19-26 (Tingkat kesejahteraan
DBPP = Daya beli rumah tangga petani sedang)
TP = Total pendapatan rumah tangga petani c. Skor antara 11-18 (Tingkat kesejahteraan
(Rp/th) dari seluruh sumber rendah)
TE = Total pengeluaran rumah tangga
petani (Rp/th) HASIL DAN PEMBAHASAN
BU = Biaya usahatani Karakteristik Responden Petani Padi di
Desa Buahdua
Nilai Tukar Pendapatan Rumah Tangga Sampel penelitian ini berjmlah 39
Petani reponden berdasarkan luasan lahan yang
Tingkat kesejahteraan rumahtangga dimiliki. Dalam hal ini, telah dibatasi strata
petani dapat didekati dengan konsep Nilai kepemilikan lahan yaitu berkepemilikan sempit
Tukar Petani (NTP) yang merupakan rasio (< 0,5 ha), berkepemilikan lahan sedang (0,5-1
indeks harga yang diterima dan indek harga ha) dan berkepemilikan lahan luas (>1 ha).
yang dibayar petani. Jumlah responden berdasarkan strata yaitu 24
konsep Nilai Tukar Pendapatan Rumah Tangga petani lahan sempit, 12 petani lahan sedang dan
Petani (NTPRP) adalah sebagai berikut: 3 petani lahan luas.Dalam penelitian ini
didapat, rata-rata usia petani lahan sempit dan
NTPRP = Y/E sedang 58 tahun sedangkan rata-rata usia petani
Y = YNP + YNP lahan luas adalah 62 tahun. Hal tersebut
E = EP + EK menunjukkan bahwa petani padi di Desa
Dimana : Buahdua rata-rata berusia tua, meskipun ada
YP = Total pendapaan dari usaha pertanian beberapa responden berusia muda, namun
YNP = Total Pendapatan dari usaha non sifatnya minoritas.
pertanian Tingkat pendidikan sebagian besar
EP = Total pengeluaran untuk usaha pertaian responden adalah SD yaitu sebesar 53,85% dari
EK = Total pengeluaran untuk usaha non total responden. Namun, ada 10,25%
pertanian responden yang merupakan lulusan perguruan
tinggi walaupun persentasinya masih sedikit
Analisis Tingkat Kesejahteraan BPS hal ini menunjukkan kemajuan suatu Desa.
Pengukuran tingkat kesejahteraan Pengalaman usahatani padi responden
mengacu pada sebelas kriteria BPS dalam memiliki rata-rata 31,23 tahun. Hal ini
SUSENAS 2012 disesuaikan berdasarkan menunjukan bahwa usahatani padi sudah lama
Pendapatan rumah tangga, menjadi pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan
Konsumsi/pengeluaran rumah tangga, Keadaan rumahtangga responden.
tempat tinggal,Fasilitas tempat tinggal, Jumlah anggota rumah tangga dari
Kesehatan anggota rumah tangga, Kemudahan responden beragam dari 1 yang merupakan
mendapatkan pelayanan kesehatan,Kemudahan janda atau duda hingga yang terbanyak ada 4
memasukan anak ke jenjang pendidikan, orang. Rata-rata anggota rumah tangga adalah
Kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi, 3 orang. Hal ini menunjukan bahwa program
Kehidupan beragama, Rasa aman dari tindakan KB (Keluarga Berencana) cukup efektif
kejahatan, Kemudahan dalam melakukan olah dijalankan di Desa Buahdua.
raga.

Halaman | 428
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 4 Nomor 3, Sepetember 2017

Guna mencukupi kebtuhan keluarga sedikit, tidak sampai 1% dari total pendapatan
dan menambah pendapatan keluarga, 54% petani. Hal tersebut dikarenakan hanya sedikit
responden lahan sempit memiliki pekerjaan petani yang berusahatani non-padi, walaupun
lain untuk menunjang kebutuhan rumah dalam setahun petani hanya menanam padi 2
tangganya. Data ini menunjukkan bahwa hasil kali bukan alasan petani untuk menanam
usahatani petani yang lahannya sempit kurang tanaman lain selain padi. Data kontribusi non-
mencukupi kebutuhan rumah tangga petani usahatani ini juga menunjukan kurang
padi di Desa Buahdua. Berdasarkan data yang berhasilnya program pertanian untuk
didapatkan, beberapa pekerjaan lain komoditas kedelai, padahal bantuan bibit
keseluruhan responden adalah : pedagang, ataupun pupuk untuk usahatani kedelai kerap
tukag ojek, PNS, wiraswasta, buruh, dan usaha diterima oleh petani.
bengkel.. Kegiatan sektor pertanian yang paling
sedikit berkontribusi dalam pendapatan rumah
Struktur Pendapatan Rumah Tangga tangga petani yaitu pendapatan off farm
Petani sebagai buruh tani sebesar 0,2% dari total
Sruktur pendapatan rumah tangga pendapatan. Kegiatan off farm ini hanya
petani padi dibagi menjadi dua kelompok yaitu terdapat pada petani berlahan sempit, hal ini
pendapatan sektor pertanian dan non pertanian. dikarenakan pendapatan dari kegiatan on-farm
Sumber pendapatan di sektor pertanian adalah saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
kontribusi dari pendapatan usaha pertanian keluarganya sehingga kepala atau anggota
dalam penelitian ini mencakup : usahatani padi keluarga bekerja sebagai buruh tani. Pada
sawah, usahatani non padi (usahatani jagung, umumnya, petani padi di Desa Buahdua
kedelai), usaha ternak, dan buruh tani (off memiliki lahan walau sedikit, sehingga yang
farm). Sedangkan pendapatan diluar pertanian bekerja sebagai buruh tani sedikit ditemukan.
terdiri dari kontribusi pendapatan non Pendapatan yang berasal dari non-
pertanian, dalam penelitian ini terdiri dari pertanian berkontribusi sebanyak 31%.
usaha dagang, PNS, buruh non pertanian dan Kontribsi tersebut merupakan kontribusi petani
pendapatan dari sumber lain seperti sumbangan dan atau anggota keluarga dengan mata
anggota keluarga, pensiunan dan lainnya. pencaharia diluar usahatani padi. Pada petani
berlahan sempit kontribusi pendapatan dari
Tabel 1. Kontribusi Pendapatan Rumah non-pertanian lebih besar jika dibandingkan
Tangga Petani Menurut Luasan Lahan dengan pendapatan usahatani untuk total
pendapatannya, 59% pendapatan petani lahan
Lahan Lahan Lahan sempit berasal dari non-pertanian.
Jenis Sempit Sedang Luas
Pendapatan Struktur Pengeluaran Rumah Tangga
% % %
Petani
Pertanian 41,76 71,76 73,34 Pengeluaran rumah tangga dapat
Usahatani dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :
38,14 71,31 73,03 pengeluaran untuk makan dan pengeluaran
Padi
untuk bukan makan (non-makan).Struktur
Usahatani pengeluaran rumah tangga dipengaruhi oleh
2,2 0,45 0,31
Non-Padi perubahan pengeluaran menurut waktu,
Off Farm 1,42 0 0 perbedaan selera, perbedaan pendapatan dan
lingkungan (Sugiarto,2009). Sehingga
Non-
58,24 28,24 26,66 pengeluaran bukan makan ini hampir berbeda
Pertanian
bagi setiap rumah tangga.
Total % 100 100 100 Pengeluaran makanan yang dianalisis
dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa sumber karbohidrat (beras dan non beras),
kontribusi usahatani padi berpengaruh besar pangan hewani (daging sapi, daging ayam,
terhadap jumlah pendapatan petani yang telur), kacang-kacangan (tahu, tempe), sayur
berlahan sedang dan luas. Pendapatan yang dan buah, bahan minuman (gula, kopi),
berasal dari non-usahatani padi merupakan tembakau/ rokok, dan konsumsi lainnya.
pendapatan yang diperoleh dari usahatani Komponen pengeluaran untuk bukan
palawija seperti jagung dan kedelai. Rata-rata makanan yang dianalisis dalam penelitian ini
pendapatan dari non-usahatani padi ini sangat dikelompokkan kedalam beberapa komponen

Halaman |429
ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA
PETANI PADI SAWAH BERDASARKAN LUAS LAHAN
ASA ALFRIDA DAN TRISNA INSAN NOOR

yaitu perawatan kesehatan, pendidikan, sehingga tingkat ketahanan pangan keluarga


sandang, kebutuhan papan, kebutuhan sosial, manjadi lebih baik. Dengan demikian, semakin
komunikasi, bahan bakar dan kebutuhan bukan tinggi tingkat daya beli rumah tangga, berarti
makan lainnya. tingkat kesejahteraan keluarga petani yang
bersangkutan semakin tinggi, dan juga terjadi
Tabel 2. Kontribusi Pengeluaran Rumah sebaliknya. Tingkat daya beli rumah tangga
Tangga Petani Padi Menurut Luasan petani berdasarkan strata lahan dapat dilihat
Lahan pada Tabel 3.

Jenis Lahan Lahan Lahan Tabel 3 Tingkat Daya Beli Rumah Tangga
Pengeluaran Sempit Sedang Luas Petani Padi Berdasarkan Luas Lahan

Pengeluaran DBPP DBPP DBPP


55 52 51 Petani Petani Petani
DBPP
makan (%) DBPP Seluruh
Lahan Lahan Lahan
Petani
Sempit Sedang Luas
Pengeluaran
Min 1,01 1,02 1,84 1,01
non-makan 45 48 49
(%) Max 8,27 3,88 7,47 8,27
Rata-
1,89 2,14 5,50 2,24
rata
Total (%) 100 100 100
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa
Presentase pengeluaran rumah tangga daya beli petani >1 artinya pendapatan petani
untuk non-makan berbanding lurus dengan luas lebih besar dari pengeluaran yang dikeluarkan
lahan petani (Tabel2). Semakin luas pemilikan petani. Rata-rata daya beli rumah tangga petani
lahan petani, semakin besar juga pengeluaran padi di Desa Buahdua yaitu sebesar 2,24.
petani untuk non-makan. Hal tersebut sesuai Berdasarkan Tabel 4.22 Luas pemilikan lahan
dengan pernyataan Sugiarto (2009),semakin petani berbanding lurus dengan daya beli
tinggi pendapatan, maka porsi pengeluaran rumah tangga petani. Semakin luas lahan yang
akan bergeser dari pengeluaran untuk makanan dimiliki semakin besar daya beli rumah tangga
ke pengeluaran untuk bukan makanan. petaninya. Hal ini menunjukkan semakin luas
lahan yang dimiliki petani tingkat
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga kesejahteraan petaninya semakin tinggi.
Petani Padi
Tingkat Daya Beli Rumah Tangga Petani Nilai Tukar Pendapatan Rumah Tangga
Daya beli rumah tangga petani Petani
merupakan hasil bagi total pendapatan dengan Nilai Tukar Pendapatan Rumah
total pengeluaran rumah tangga selain biaya Tangga Petani (NTPRP) merupakan nisbah
usahatani. Analisis tingkat daya beli rumah antara pendapatan total rumah tangga dengan
tangga petani dapat menunjukkan indikator pengeluaran total rumah tangga. NTPRP petani
kesejahteraan ekonomi petani. Semakin tinggi berdasarkan luas lahan dapat dilihat pada Tabel
tingkat daya beli petani, maka semakin baik 4.23.
juga akses petani untuk mendapatkan pangan

Tabel 4 Nilai Tukar Pendapatan Rumah Tangga Petani (NTPRP) Terhadap Pengeluaran
Total
NTPRP NTPRP NTPRP NTPRP
NTPRP Responden Responden Responden Seluruh
Lahan Sempit Lahan Sedang Lahan Luas Responden
Min 0,28 0,87 1,17 0,28
Max 7,13 2,35 3,82 7,13
Rata-rata 1,41 1,48 2,65 1,52
Presentase
37,5 16,7 0 28,21
NTPRP < 1

Halaman | 430
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 4 Nomor 3, Sepetember 2017

Analisis Nilai Tukar Pendapatan walaupun demikian berdasarkan strata


Rumah Tangga Petani (NTPRP) merupakan pemilikan lahan, baik rumah tangga berlahan
analisis untuk mengukur tingkat kesejahteraan sempit, sedang, atau luas nilai rata-rata NTPRP
petani. Semakin besar nilai NTPRP tingkat >1.
kesejakteraan petani semakin tinggi. Nilai NTPRP yang dijelaskan diatas
NTPRP <1 menunjukkan bahwa total merupakan nilai tukar pendapatan terhadap
pengeluaran rumah tangga petani lebih besar pengeluaran total rumah tangga petani. Selain
dibandingkan dengan total pendapatan rumah terhadap pengeluaran total rumah tangga,
tangga petani. Artinya, petani belum mampu besarnya NTPRP yang dicari yaitu nilai
memenuhi kebutuhan untuk usaha pertanian NTPRP terhadap biaya produksi, konsumsi
dan non pertanian. Dilihat dari Tabel 4, pangan, konsumsi non pangan dan terhadap
presentase paling besar untuk NTPRP < 1 yaitu total konsumsi.
petani dengan lahan sempit sebesar 37,5% dari
total responden lahan sempit. Namun,

Tabel 5. Nilai Tukar Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi Sawah Berdasarkan Luasan
Lahan

Lahan
Uraian Lahan Sempit Lahan Luas
Sedang
A Pendapatan (Rp 000) 28.239 46.663 127.553
1. Pertanian 11.792 33.483 93.553
2. Non Pertaniann 16.447 13.180 34.000
B Biaya Produksi (Rp 000) 2.619 6.542 24.667
C Konsumsi (Rp 000) 15.668 22.873 27.763
Pangan 8.563 11.880 14.240
Non Pangan 7.105 10.993 13.528
D Total Pengeluaran (Rp 000) 18.287 29.415 52.435
E Nilai Tukar Pendapatan Terhadap
1. Biaya Produksi 10,7 7,13 5,17
2. Konsumsi Pangan 3,29 3,92 8,95
3. Konsumsi Non Pangan 3,97 4,24 9,42
4. Total Konsumsi 1,8 2,04 4,59
5. Total Pengeluaran 1,54 1,58 2,43

Besarnya NTPRP dari masing-masing komponen konsumsi terhadap besarnya


strata lahan terhadap total konsumsi nilainya pendapatan yang mereka peroleh.
lebih kecil (NTPRP = 1,8-4,5) dibanding nilai
NTPRP terhadap total biaya produksi Indikator Kesejahteraan Menurut BPS
(NTPRP= 5-10). Keadaan ini menunjukan Berdasarkan kriteria BPS (2012),
bahwa untuk memenuhi tingkat kesejahteraan tingkat kesejahteraan rumah tangga melakukan
rumah tangganya, petani pada tiap strata lahan pengukuran terhadap beberapa indikator
relative lebih banyak mengalokasikan pendapatan, Konsumsi/pengeluaran, keadaan
pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal,fasilitas tempat tinggal,
konsumsi dibanding kebutuhan usahanya. kesehatan anggota rumah tangga, kemudahan
Namun demikian nilai NTPRP untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,kemudahan
pengeluaran pangan dan non pangan relative memasukan anak ke jenjang pendidikan,
seimbang. Hal ini menunjukan bahwa rumah Kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi,
tangga petani pada setiap strata lahan berusaha Kehidupan beragama, Rasa aman dari tindakan
menyeimbangkan besarnya pengeluaran kedua kejahatan, Kemudahan dalam melakukan olah
raga. Kemudian Tingkat kesejahteraan ini

Halaman |431
ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA
PETANI PADI SAWAH BERDASARKAN LUAS LAHAN
ASA ALFRIDA DAN TRISNA INSAN NOOR

kemudian dikelompokkan dalam tiga Buahdua, Kabupaten Sumedang termasuk


klasifikasi yaitu kesejahteraan tinggi, tinggi. Responden lahan sempit, lahan sedang
kesejahteraan sedang dan kesejahteraan dan lahan luas masing-masing memiliki skor
rendah.Tingkat kesejahteraan rumah tangga 32,33,dan 34, menurut indikator BPS 2012
petani padi di Desa Buahdua menurut BPS mengindikasikan petani padi di Desa Buahdua
dapat dilihat pada Tabel 6. memiliki keadaan ekonomi, kesehatan, tempat
Tingkat kesejahteraan rumah tangga tinggal, dan fasilitas-fasilitas penunjang untuk
petani padi pada strata lahan sempit, sedang, memenuhi kebutuhan sehari-hari yang layak
dan luas di Desa Buahdua, Kecamatan .

Tabel 6. Tingkat Kesejahteraan Responden Berdasarkan Indikator BPS

Petani Padi Petani Padi


Petani Padi
Lahan Lahan
Kategori Lahan Luas Presentase (%)
Sempit Sedang
(orang) (orang) (orang)

Kesejahteraan Tinggi
24 12 3 100
(Skor 27-35)

Kesjahteraan sedang
- - - -
(Skor 19-26)

kesejahteraan rendah
- - - -
(Skor 11-18)

KESIMPULAN DAN SARAN perlu dilakukan untuk meningkatkan


Kesimpulan pendapatan petani dari komoditas non-padi.
Semakin luas kepemilikan lahan,
semakin besar kontribusi pendapatan sektor DAFTAR PUSTAKA
pertanian terhadap pendapatan total rumah Aksi Agri Kanisius. 2005. Budidaya
tangga petani. Kontribusi sektor pertanian Tanaman Padi. Kanisius.
terhadap pendapatan rumah tangga petani Yogyakarta
padi di Desa Buahdua pada rumah tangga
lahan sempit, lahan sedang dan lahan luas Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
berturut-turut yaitu 42%, 72% dan 74%. Pendekatan Praktik. Jakarta :
Analisis tingkat kesejahteraan Rineka Cipta
rumah tangga petani padi sawah dengan BPS Jawa Barat. 2015 . Jawa Barat dalam
menggunakan beberapa indikator angka 2015. Provinsi Jawa Barat.
menunjukkan haasil tingkat kesejahteraan Bandung. Badan Pusat Statistik.
yang berbeda. Jika menggunkan indikator
ekonomi menunjukkan ada rumah tangga BPS Kabupaten Sumedang.2014. Kabupaten
petani yang termasuk kategori miskin (tidak Sumedang dalam Angka Tahun
sejahtera), namun jika menggunakan 2014 : BPS Kabupaten Sumedang.
indikator ekonomi dan sosial menunjukkan
hasil seluruh rumah tangga petani termasuk Faturokhman, Molo dan Marcellinus. 1995.
tingkat sejahtera tinggi. Kemiskinan dan Kependudukan di
Pedesaan Jawa: Analisis Data
Saran Susenas 1992.Yogyakarta: Pusat
Pemerintah setempat untuk PenelitianKependudukan
menghidupkan peran gapoktan di mata Universitas Gajah Mada.
petani, agar program pemerintah sebagai
Fenytha. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang
upaya peningkatan pendapatan petani dapat
Mempengaruhi Peminjaman Kredit
berjalan dengan baik. Pengoptimalan
Mikro Petani Hortikultura. Thesis.
program kedelai yang telah berjalan juga

Halaman | 432
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 4 Nomor 3, Sepetember 2017

Fakultas Pertanian. Universitas http://st2013.bps.go.id/dev2/index.php/


Sumatera Utara. site/topik?kid=2&kategori=Tan
aman-Pangan-(Padi-dan-
Gustiyana, H. 2004. Analisis Pendapatan Palawija). Diakses tanggal 12
Usahatani untuk Produk Pertanian. Januari 2017.
Salemba empat. Jakarta.
Soekartawi. 2001. Analisis Usahatani. UI
Hendrik. 2011. Analisis Pendapatan Dan Press. Jakarta.
Tingkat Kesejahteraan Masyarakat
Nelayan Danau Pulau Besar Dan _______. 2003 . Teori Ekonomi Produksi.
Danau Bawah Di Kecamatan Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Dayun Kabupaten Siak Propinsi
Riau. Jurnal Perikanan dan Sugiarto.2009. Analisis Tingkat
Kelautan 16,1 : 21-32. Kesejahteraan Petani menurut Pola
Pendapatan dan Pengeluaran di
Kementrian Pertanian. 2015. Rencana Pedesaan. Jurnal Pusat Analisis
Strategis Kementrian Pertanian Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Tahun 2015- Pertanian.
2019.http://www.pertanian.go.id
. Diakses tanggal 31 Desember Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
2016. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Alfabeta: Bandung.
Mubyarto.1995. Pengantar Ekonomi
Pertanian. LP3ES. Jakarta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung:
Murdani, M.I . 2014. Analisis Pendapatan Remaja Rosdakarya Offset.
dan Tingkat Kesejahteraan Rumah
Tangga Petani Padi (Oryza sativa) Sukirno. 2005. Pengantar Teori Mikro
Di Kecamatan Gadingrejo Ekonomi. PT Raja Grafindo
Kabupaten Pringsewu. Skripsi. Persada. Jakarta
Fakultas Pertanian, Universitas
Warouw,D.K.G. 2016. Analisis Tingkat
Lampung.
Kesejahteraan Rumah Tangga
Noor, Trisna Insan. 2011. Pengaruh Petani Ubi Cilembu Kasus di Desa
Agroindustrialisasi Perberasan Cilembu, Kecamatan Pamulihan,
Terhadap Pembangunan Pertanian Kabupaten Sumedang. Skripsi.
Berdasarkan Agroekosistem Lahan Fakultas Pertanian Universitas
Sawah Irigasi di JawaBarat. Padjadjaran: tidak diterbitkan.
Disertasi Program Pasca Sarjana
Winardi. 1998. Pengantar Ilmu Ekonomi.
Universitas Padjadjaran.
Edisi IV. Tarsito.Bandung.
Novahadi.R, Ani Muani, dan Imelda .2013.
Yusuf, A dan Harnowo, D. 2010. Teknologi
Analisis Tingkat Kesejahteraan
Budidaya Padi sawah Mendukung
Keluarga Petani Kebun Plasma
Sl-PTT. BPTP. Universitas
Kelapa Sawit Pt. Prakarsa Tani
Sumatera Utara.
Sejati. Jurnal Sains Mahasiswa
Pertanian. Vol. 2, No.3
Purhantara, Wahyu. 2010. Metode Penelitian
Kualitatif Untuk Bisnis. Graha
Ilmu: Yogyakarta.
Sastraatmadja, Entang .2010. Suara Petani.
Bandung : Masyarakat Geografi
Indoonesia.
Sensus Pertanian. 2013. Kategori Tanaman
Pangan (Padi dan Palawija).

Halaman |433

Anda mungkin juga menyukai