Anda di halaman 1dari 8

By ANDI SYAHRUL CIBU

KERANGKA KERJA KONSEPTUAL

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) didefinisikan oleh FASB sebagai :

“a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to

consistent standards and that prescribes the nature, function, and limits of financial

accounting and reporting”.

Peran Kerangka Kerja Konseptual

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri

dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi

penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi

keuangan dan laporan keuangan. Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan.

Sedangkan fundamentals (kaidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang mendasarai

akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan

keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara

meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep lainnya

mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi berulang-

ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan

pelaporan.

Kerangka konseptual dapat digambarkan dalam bentuk hierarki yang memiliki beberapa

tingkatan yaitu (Belkaoui, 1993) :

Accounting Theory 1
By ANDI SYAHRUL CIBU

1. Pada tingkatan teori tinggi : kerangka konseptual menyatakan ruang lingkup dan tujuan

pelaporan keuangan
2. Pada tingkatan selanjutnya : kerangka konseptual meng-identifikasi dan menddfinisikan

karakteristik kualitatif dari informasi keuangan dan elemen laporan keuangan.


3. Pada tingkatan operasional yang lebih rendah : kerangka konseptual berkaitan dengan

prinsip-prinsip dan aturan-aturan (rules) tentang pengukuran dan pengakuan elemen

laporan keuangan dan tipe informasi yang perlu disajikan.

Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual

1. Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai

laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar

laporan keuangan perusahaan.


2. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada

kerangka teori yang telah ada

Tujuan Kerangka Kerja Konseptual

IASB dan FASB mempertimbangkan kerangka tujuan utama pelaporan keuangan adalah

untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pengguna. informasi tersebut akan

dipilih salah satu dasar kegunaannya dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.

Tujuan ini terlihat ingin dicapai akan pelaporan yaitu:

1. berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi

2. berguna dalam menilai prospek arus kas

3. tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya dan perubahan di

dalamnya.

Kerangka IASB dikembangkan mengikuti jejak dari pembuat standar AS, FASB, pada

periode 1987-2000 FASB menerbitkan laporan konsep tujuh mencakup topik-topik berikut:

Accounting Theory 2
By ANDI SYAHRUL CIBU

1. Tujuan dari pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis dan organisasi non-profit

2. Karakteristik kualitatif informasi akuntansi akuntansi yang berguna

3. unsur-unsur laporan keuangan

4. kriteria untuk pengakuan dan pengukuran unsur-unsur

5. penggunaan arus kas dan menyajikan informasi nilai dalam pengukuran akuntansi.

IASB memiliki konsep laporan hanya satu, kerangka atas penyusunan dan penyajian laporan

keuangan. Itu dikeluarkan oleh IASC, organisasi pendahulu ke IASB, pada tahun 1989 dan

kemudian diadopsi oleh IASB pada tahun 2001. Kerangka menggambarkan konsep-konsep

dasar dengan yang laporan keuangan disusun. Ini berfungsi sebagai panduan untuk tidak

menyasar langsung dalam IAS atau IFRS atau interpretasi. IASB menyatakan bahwa

kerangka:

a. Menentukan tujuan laporan keuangan

b. Mengidentifikasi karakteristik kualitatif yang membuat informasi dalam laporan

keuangan berguna

c. Mendefinisikan elemen dasar laporan keuangan dan konsep untuk pengakuan dan

pengukuran mereka dalam laporan keuangan.

IAS 1 penyajian laporan keuangan dan IAS 8 kebijakan akuntansi, perubahan estimasi

akuntansi dan menangani kesalahan dengan penyajian laporan keuangan dan membuat

reverance untuk framework. IAS 8 mengatur bahwa dalam ketiadaan standar IASB atau

interpretasi yang secara khusus berlaku untuk transaksi, bahkan atau kondisi lain, manajemen

harus kita pertimbangan dalam mengembangkan sebuah menerapkan akuntansi yang

menghasilkan informasi yang:

1. Relevansi dengan keputusan ekonomi membuat kebutuhan pengguna

2. Handal, dalam laporan keuangan:

 setia merupakan posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas

Accounting Theory 3
By ANDI SYAHRUL CIBU

 mencerminkan substansi ekonomi dari transaksi, acara lainnya dan kondisi, dan

bukan hanya bentuk hukum

 netral, yaitu. bebas dari bias

 tepat

 secara lengkap dalam semua hal yang material

IAS 8 (ayat 11) menyediakan hirarki pernyataan akuntansi. Hal ini membutuhkan bahwa

dalam membuat penilaian yang diperlukan dalam ayat 10 manajemen akan merujuk kepada,

dan mempertimbangkan penerapan, sumber-sumber berikut, dalam urutan:

a. Persyaratan dan bimbingan dalam Standar dan interpretasi berurusan

dengan masalah yang sama dan terkait dan

b. Definisi, kriteria pengakuan dan pengukuran konsep untuk aset, kewajiban, penghasilan

dan beban pada farmwork tersebut.

c. Pengembangan Rerangka Konseptual

Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual

Perkembangan dari rerangka konseptual dipengaruhi oleh dua isu seperti yang akan di bahas

berikut.

1) Pengaturan standar dengan pendekatan berbasis prinsip (Principles-Based) dan berbasis

aturan (Rule-Based).

Pengaturan standar ada yang dipengaruhi prinsip dan ada yang dipengaruhi aturan dari

lingkungan pengambilan keputusan.

Perbedaan Principles-Based dan Rule-Based :

Principles-Based

Accounting Theory 4
By ANDI SYAHRUL CIBU

 Standar berdasar prinsip – prinsip akuntansi

 Baku dan berlaku umum

 Prinsip adalah keyakinan yang kuat dan tidak dapat diubah

 Dampaknya harus membuat estimasi misalnya : Jika terjadi banjir maka rumahnya

akan digenangi sehingga harus pindah rumah ( mengungsi )

Rule-Based

 Standar berdasar aturan/ persyaratan rinci

 Lingkupnya hanya untuk kelompok tertentu dimana akuntansi dilaksanakan

 Konsisten

 Akurat (siapapun yang mengukur hasilnya sama sehingga informasinya netral )

 Ada adjusment karena lingkungan para stakeholdernya berbeda – beda

 Dipengaruhi politik ( pihak yang dominan seperti pada teori Private Interst )

Contoh Principle based : IFRS termasuk principle karena digunakan semua negara

(standarnya berlaku secara internasional)

Contoh Rules Based : seperti PSAK di Indonesia atau USGAAP di Amerika

2) Informasi untuk pembuatan keputusan dan pendekatan teori keputusan

Dalam banyak hal penekanan dalam pembuatan keputusan berdampak pada penggunaan

current value. Jika memungkinkan, pengguna akan memiliki informasi actual tentang

peristiwa-peristiwa masa depan yang akan mempengaruhi perusahaan. Namun demikian kita

hanya dapat memprediksi peristiwa-peristiwa tersebut.

Pendekatan teori keputusan dalam akuntansi berguna dalam menguji akuntansi apakah telah

mencapai targetnya. Teori harus berperan sebagaimana standar dimana praktik akuntansi akan

diterapkan. Proses dari teori keputusan dapat di gambarkan sebagai berikut, arah panah

menunjukkan output dari teori, sistem atau model:

Accounting Theory 5
By ANDI SYAHRUL CIBU

Teori Akuntansi
Keseluruan

Sistem Akuntansi Model Prediksi dari Model Keputusan dari


Individu Pengguna Pengguna

Gambar 1: proses teori keputusan

Kritik terhadap Kerangka Kerja Konseptual

Kerangka konseptual dikritik karena masih ditemukan masalah pada pendefinisian dan

pengukuran. Di dalam pengukuran masih ada hal yang tidak jelas seperti persediaan yang

diukur berdasarkan beberapa metode, atau IFRS yang menyarankan pengukuran berdasarkan

current cost bukan historical cost.

1. Masalah interpretasi : beberapa metode menghasilkan hasil yang berbeda–beda.

2. Hanya tergantung pada pengamatan yang terjadi /tidak disusun secara terstruktur

sehingga tidak memenuhi standar

 Deskripsi : dari hasil pengamatan lalu dijelaskan sampai pada kondisi tersebut.

 Preskriptive : kebalikan dari deskripsi dijelaskan karena penyebabnya dijelaskan

lebih dulu

3. Kelemahan rule-based antara lain :

 Dipengaruhi kelompok dominan (sesuai dengan lingkungan dimana kelompok itu

berada) sehingga standarnya tidak berlaku umum.

 Kelemahan dalam pendefinisian yaitu pendefinisian elemen–elemen tertentu yang

sulit ditentukan kepastiannya.

Kerangka Konseptual Untuk Standar Auditing

Accounting Theory 6
By ANDI SYAHRUL CIBU

Salah satu pemakai laporan keuangan adalah auditor. Hal yang perlu dilakukan auditor

adalah memeriksa laporan keuangan dan memberi pendapat. Tujuannya untuk meyakinkan

laporan keuangan disusun sesuai aturan yang berlaku.

Karena ada kritikan maka ada masalah yang ditimbulkan yaitu: karena standarnya banyak

terdapat kelemahan (padahal tugas auditor adalah memberi pendapat tentang kesesuaian

laporan keuangan dengan standar) maka dengan pendapat wajar pun tidak dapat dijadikan

pedoman utama. Pekerja auditor tidak cukup hanya memberi pendapat kewajaran sehingga

akuntan publik harus melakukan hal–hal berikut agar laporan audit masih dapat digunakan:

 Pengambil keputusan mendapat informasi yang lengkap

 Harus mempertimbangkan atau melibatkan resiko bisnis klien

 Menekankan kegiatan internal auditor yang bertujuan untuk lebih meyakinkan

keabsahan

Accounting Theory 7
By ANDI SYAHRUL CIBU

DAFTAR PUSTAKA

Godfrey Jayne, et al. 2010. Accounting Theory. Sevent Edition

JOBLIST. Teori Akuntansi “Kerangka Kerja Konseptual”

http://joblistmu.blogspot.com/2011/07/kerangka-kerja-konseptual.html (Diakses

tanggal 15 September 2013)

Accounting Theory 8

Anda mungkin juga menyukai