Dosen Pembimbing :
Luthfiah Nur Aini, S.Kep., Ns., M.Kes
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kekuatan dan
kemampuan sehingga makalah ini bisa terselesaikan dengan baik. Adapun tujuan dari penyusunan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Keperawatan Maternitas.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung
dalam penyusunan makalah ini. Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai
perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan oleh penulis demi
kesempurnaan penyusunan makalah nanti.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seorang inu hamil membutuhkan informasi tentang kehamilannya itu baik ibu yang mengandung
dan janin yang ada dalam kandungannya. Maka perlunya pengawasan dan pendidikan yang diberikan
oleh seorang petugas kesehatan kepada ibu hamil. Petugas kesehatan ini kemudian dijadikan sebuah
program yang disebut Antenatal Care. Program ini sebuah program untuk menharahkan dan
memberikan informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan seorang ibu agar janinnya tetap sehat dan
terjadi kelahiran normal bagi bayi.
Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menuju kehamilan yang sehat.
Boleh dikatakan pemeriksaan kehamilan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil.
Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan melalui dokter kandungan atau bidan dengan minimal
pemeriksaan 3 kali selama kehamilan yaitu pada usia kehamilan trimester pertama, trimester kedua
dan pada kehamilan trimester ke tiga, itupun jika kehamilan normal. Namun ada baiknya pemeriksaan
kehamilan dilakukan sebulan sekali hingga usia 6 bulan, sebulan dua kali pada usia 7 - 8 bulan dan
seminggu sekali ketika usia kandungan menginjak 9 bulan.
Pemeriksaan kehamilan atau ante natal care (ANC) sangat disarankan bagi para ibu hamil untuk
memonitor kesehatan ibu dan janin dalam kandungan. Pemeriksaan kehamilan adalah serangkaian
pemeriksaan yang dilakukan secara berkala dari awal kehamilan hingga proses persalinan untuk
memonitor kesehatan ibu dan janin agar tercapai kehamilan yang optimal.
Asuhan Antenatal Care meliputi pengawasan terhadap kehamilan untuk mendapatkan informasi
kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penyakit yang menyakit kehamilan, menegakkan secara
dini komplikasi kehamilan dan menetapkan resiko kehamilan (resiko tinggi, resiko meragukan, resiko
rendah). (Manuaba, 2008).
Menurut World health organizations (WHO) tahun 2008, menyatakan bahwa masih tingginya
mortalitas dan morbilitas pada ibu hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. di
Negara miskin berkisar 25 - 30% kematian usia subur disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan
kehamilan dan persalinan.
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum
akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton, 1997). Sementara menurut manuaba
(2005), kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai sejak konsepsi dan
berakhir sampai permulaan persalinan. menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi (sarwono, 2008).
1.2 Rumusan Masalah
Dari pembahasan ini kita bisa menarik sebuah rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan antenatal care?
2. Apakah tujuan program antenatal care?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Antenatal Care (ANC)
Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh bidan atau dokter
kepada ibu selama masa kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil,
sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998). Juga mengetahui kesehatan umum ibu,
menegakan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakan secara dini komplikasi
kehamilan, dan menetapkan resiko kehamilan (Manuaba, 2009).
10. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. (Manuaba, I.B.G, 1998)
3) Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan, serta bila kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian terendah
janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan
6) Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga,
untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang
menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk
merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah
untuk hal ini. (Standar Pelayanan Kebidanan. DepKes RI. 2000).
Menurut Ari, (2009) bahwa dalam penerapan praktek sering dipakai standart minimal pelayanan
antenatal care yang disebut 7T yaitu: (Timbang) berat badan dan tinggi badan, Ukur (Tekanan) darah.
Ukur (Tinggi) fundus uteri, Pemberian imunisasi TT lengkap, Pemberian Tablet zat besi minimum 90
tablet selama hamil, Tes terhadap penyakit seksual menular, Temu wicara dan konseling dalam rangka
rujukan.
a. Inspeksi
1. Muka : adalah kloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah, udem, lidah dan
gigi.
2. Leher: apakah ada bendungan vena di leher, kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfe
membengkak.
3. Dada : bentuk buah dada, pigmentasi putting susu dan gelanggang susu, keadaan putting susu,
kolustrum.
4. Perut : Perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan pusat, pigmentasi linea alba,
nampakkah gerakan anak atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum atau bekas luka
5. Vulva : keadaan perineum, varises, tanda Chadwick, kondylomata, fluor.
6. Anggota bawah : adalah varises, edema, luka dan sikatris pada lipatan paha
b. Palpasi
3. Gerakan janin
1. Leopold I Tujuan untuk menentukan tinggi fundud uteri dan untuk menemukan - presentasi
dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh fetus apa yang berada di fundus.
2. Leopold II Tujuan untuk menentukan batas samping rahim kiri-kanan dan untuk menentukan
letak punggung janin dan letak bagian-bagian kecil.
Caranya : Tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu
tangan secara lembut dan masuk kedalam abdomen pasien diatas
simpisis pubis.
6. Leopold IV Tujuan untuk menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh janin sudah
masuk pintu atas panggul.
Menurut Saifuddin,B.A. 2006, pelayanan / asuhan standar minimal ”7 T” adalah sebagai berikut :
Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 ug, minimal 90 tablet.
Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama kopi atau teh karena akan mengganggu penyerapan
(Saifuddin, 2002). Sebaiknya tablet besi diminum bersama air putih ataupun air jeruk. Selain itu perlu
diberitahukan juga bahwa ada kemungkinan tinja menjadi berwarna hitam setelah ibu minum obat ini,
hal tersebut adalah normal (Depkes, 1997).
6. Tes terhadap penyakit menular seksual.
Selama kehamilan, ibu perlu dilakukan tes terhadap penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS,
Gonorrhoe, Siphilis. Hal tersebut dikarenakan sangat berpengaruh pada janin yang dikandungnya.
Apabila ditemukan penyakit - penyakit menular seksual harus segera ditangani.
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Persiapan rujukan perlu disiapkan karena kematian ibu dan bayi disebabkan keterlambatan dalam
mencapai fasilitas pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2002). Perlu diingat juga bahwa pelayanan
antenatal hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak dapat dilakukan oleh
dukun bayi.
• Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena selama kehamilan
terjadi peningkatan sekret vagina.
• Pemakian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan dokter atau tenaga medis lainnya.
• Wanita perokok atau peminum alkohol harus menghentikan kebiasaannya. Suami perlu diberi
pengertian tentang keadaan istrinya yang sedang hamil.
2. Anamnesis
• Pada wanita dengan haid terlambat dan diduga hamil. Ditanyakan hari pertama haid terakhir
(HPHT). Taksiran partus dapat ditentukan bila HPHT diketahui dan siklus haidnya teratur H 28
hari dengan menggunakan rumus Naegele.
• Bila ibu lupa HPHT, tanyakan tentang hal lain seperti gerakan janin. Untuk primigravida
gerakan janin terasa pada kehamilan 18 minggu, sedangkan multigravida 16 minggu. Nausea
biasanya hilang pada kehamilannya 12-14 mingggu.
• Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya serta berat bayi yang pernah
dilahirkan. Demikian pula riwayat penyakit yang pernah diderita seperti penyakit jantung, paru,
ginjal, diabetes melitus. Selain itu ditanyakan riwayat menstruasi, kesehatan, keluarga, sosial,
obstetri, kontrasepsi, dan faktor risiko yang mungkin ada pada ibu
3. Pemeriksaan umum
• Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian keadaan umum, status gizi dan
tanda vital. Pada mata dinilai ada tidaknya konjungtiva pucat, sklera ikterik, edema kelopak
mata, dan kloasma gravidarum. Periksa gigi untuk melihat adanya infeksi lokal.
Periksa pula jantung, paru, mammae, abdomen, anggota gerak secara lengkap.
4. Pemeriksaan Obstetri
• m ........ ,
Terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Sebelum pemeriksaan kosongkan
kandung kemih. Kemudian ibu diminta berbaring terlentang dan pemeriksaan dilakukan di sisi
kanan ibu.
5. Pemeriksaan luar
• Lihat apakah uterus berkontraksi atau tidak. Bila berkontraksi, harus ditunggu sampai dinding
perut lemas agar dapat diperiksa dengan teliti. Agar tidak terjadi kontraksi dinding perut akibat
perbedaan suhu dengan tangan pemeriksa, sebelum palpasi kedua tangan pemeriksa
digosokkan dahulu.
• Cara pemeriksaan yang umum digunakan cara Leopold yang dibagi dalam 4 tahap. Pada
pemeriksaan Leopold I, II, dan III pemeriksa menghadap ke arah muka ibu, sedangkan pada
Leopold IV ke arah kaki. Pemeriksaan Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri,
sehingga usia kehamilan dapat diketahui. Selain secara anatomi, tinggi fundus uteri dapat
ditentukan dengan pita pengukur. Bandingkan usia kehamilan yang didapat dengan hari
pertama haid terakhir. Selain itu, tentukan pula bagian janin pada fundus uteri: Kepala teraba
sebagai benda keras dan bulat, sedangkan bokong lunak dan tidak bulat.
• Dengan pemeriksaan Leopold II ditentukan batas samping uterus dan posisi punggung pada
bayi letak memanjang. Pada letak lintang ditentukan kepala. Pemeriksaan Leopold III
menentukan bagian janin yang berada di bawah.
• Leopold IV selain menentukan bagian janin yang berada di bawah, juga bagian kepala yang
telah masuk pintu atas panggul (PAP). Bila kepala belum masuk PAP teraba balotemen kepala.
• Dengarkan DJJ pada daerah punggung janin dengan stetoskop monoaural atau doppler. Dengan
stetoskop monoaural BJJ terdengar pada kehamilan 18-20 minggu, sedangkan dengan Doppler
terdengar pada kehamilan 12 minggu.
• Dari pemeriksaan luar diperoleh data berupa usia kehamilan, letak janin, persentase janin,
kondisi janin, serta taksiran berat janin.
• Taksiran berat janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson Toshack. Perhitungan penting
sebagai pertimbangan memutuskan rencana persalinan pervaginam secara spontan. Rumus
tersebut:
• Taksiran Berat Janin (TBJ) = (Tinggi fundus uteri (dalam cm) - N) X 155.
6. Pemeriksaan dalam
• Siapkan ibu dalam posisi-litotomi lalu bersihkan daerah vulva dan perineum dengan larutan
antiseptik. Inspeksi vulva dan vagina apakah terdapat luka, varises, radang, atau tumor.
Selanjutnya lakukan pemeriksaan inspekulo. Lihat ukuran dan warna porsio, dinding, dan
sekret vagina. Lakukan pemeriksaan colok vagina dengan memasukan telunjuk dan jari tengah.
Raba adanya tumor atau pembesaran kelenjar di liang vagina. Periksa adanya massa di adneksa
dan parametrium. Perhatikan letak, bentuk, dan ukuran uterus serta periksa konsistensi, arah,
panjang, porsio, dan pembukaan servik. Pemeriksaan dalam ini harus dilakukan dengan cara
palpasi bimanual.
• Ukuran uterus wanita yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam. Pada kehamilan 8 minggu
sebesar telur bebek, 12 minggu sebesar telur angsa, dan 16 minggu sebesar kepala bayi atau
tinju orang dewasa.
7. Pemeriksaan panggul
• Lakukan penilaian akomodasi panggul bila usia kehamilan 36 minggu karena jaringan dalam
rongga panggul lebih lunak, sehingga tidak menimbulkan rasa sakit. Masukkan telunjuk dan
jari tengah ke dalam liang vagina. Arahkan ujung kedua jari ke promontorium, coba untuk
merabanya. Bila teraba, tentukan panjang konjugata diagonalis. Dengan ujung jari menelusuri
linea inominata kiri dan kanan sejauh mungkin, tentukan bagian yang teraba. Raba lengkung
sakrum dan tentukan apakah spina iskiadika kiri dan kanan menonjol ke dalam. Raba dinding
pelvik, apakah luruh atau konvergen ke bawah dan tentukan panjang distansia interspinarum.
Arahkan bagian palmar jari-jari tangan ke dalam simfisis dan tentukan besar sudut yang
dibentuk antara os pubis kiri dan kanan.
8. Pemeriksaan laboratorium
• Pada kunjungan pertama diperiksa kadar hemoglobin darah, hematokrit, dan hitung leukosit.
Dari urin diperiksa beta-hCG, protein, dan glukosa.
2. Faktor eksternal
a. Pengetahuan
Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu
hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.
b. Sikap
Respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keteraturatan ANC. Adanya sikap lebih baik tentang ANC ini mencerminkan kepedulian ibu hamil
terhadap kesehatan dirinya dan janin.
c. Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, keluarga dengan tingkat ekonomi yang rendah
tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah yang timbul pada
keluarga dengan tingkat ekonomi rendah, yaitu ibu hamil akan kekurangan energi dan protein (KEK).
Hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi dan protein yang
dibutuhkan ibu selama kehamilan.
d. Sosial budaya
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam memeriksakan
kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita meninggalkan rumah untuk
memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil
memeriksakan kehamilannya. Perubahan sosial budaya terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma,
kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah. Apabila adat ini tidak
dilaksanakan akan terjadi kerancuan yang menimbulkan sanksi tak tertulis oleh masyarakat setempat
terhadap pelaku yang dianggap
menyimpang.
• Tatanan budaya mempengaruhi dalam keputusan ibu dalam memeriksakan kehamilan pada
tenaga kesehatan.
e. Geografis
• Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang terpencil ibu
hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transportasi yang sulit menjangkau
sampai tempat terpencil.
f. Informasi
g. Dukungan
• Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang berarti sokongan dan bantuan, disini dukungan
dalam penentuan sikap seseorang berarti bantuan atau sokongan dari orang terdekat untuk
melakukan kunjungan ulang.
• Dukungan sosial suami yang sangat diharapkan oleh sang istri antara lain suami mendambakan
bayi dalam kandungan istri, suami menunjukkan kebahagiaan pada kelahiran bayi,
memperhatikan kesehatan istri, mengantar dan memahami istrinya, tidak menyakiti istri,
berdo’a untuk keselamatan istri dan suami menunggu ketika istri dalam proses persalinan
(Harymawan, 2007).
Menurut Depkes RI (2010), pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Pengertian antenatal care adalah
perawatan kehamilan. Pelayanan perawatan kehamilan merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal care yang sudah
ditetapkan. Sedangkan tujuan pelaksanaan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedimi mungkin
semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap
kunjungan antenatal care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi
ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine,
serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.
3.2 Saran
Di harapkan kepada mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu yang hamil normal
dengan baik dan benar. Dan kepada ibu hamil lebih baik sering melakukan pemeriksaan sedini
mungkin agar mengetahui perkembangan janin yang dikandungnya dan apa saja yang dibutuhkannya
baik diri sendiri maupun janinnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.indonesian-publichealth.com/2014/02/tujuan-pelayanan-antenatal-care-anc.html
2. http://asuhankebidanand3.blogspot.com/2013/01/antenatal-care-anc.html
3. http://midwiferyeducator.wordpress.com/2010/01/0S/antenata1-care/
4. http://www.kajianpustaka.com/2013/07/antenatal-care.html
5. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/02/konsep-anc-ante-natal-care.html
6. http://7ahra-7ahrasb1og.b1ogspot.com/2012/03/maka1ah-anc.html
7. http;//arivaibeta.blogspot,com/2010/1O/makalah-antenatal-care.html