Anda di halaman 1dari 13

TINJAUAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PADA POLI

UMUM PASIEN RAWAT JALAN BERDASARKAN ICD-10


DI PUSKESMAS TANAH MERAH TAHUN 2020

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan dalam


Memperoleh Gelar
Ahli Madya Kesehatan (AMd. Kes)

Oleh
SYADZIYATIN ULYA
NIM 18134620025

PRODI DIII PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
KTI dengan judul :

TINJAUAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PADA POLI UMUM


PASIEN RAWAT JALAN BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS
TANAH MERAH TAHUN 2020

Dibuat untuk melengkapi sebagai persyaratan menjadi Ahli Madya Kesehatan


(Amd.Kes) pada Program Studi D-III Perekam dan Informasi Kesehatan STIKes
Ngudia Husada Madura. Karya Tulis Ilmiah ini telah di seminarkan pada tanggal
28 Mei 2021 dihadapan tim penguji Karya Tulis Ilmiah (KTI) Program Studi D-
III Perekam dan Informasi Kesehatan STIKes Ngudia Husada Madura dan telah
diperbaiki sesuai dengan saran dan masukan yang diberikan selama sidang.

Bangkalan, 28 Mei 2021

Tim Penguji

Ketua : Angga Ferdianto, S.ST., M.K.M (…………………..)

Anggota 1 : Rivaldi Indra Nugraha, S.Tr.Kes (…………………..)

Anggota 2 : M. Afif Rijal Husni, S.ST., M.Kes (…………………..)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Perekam dan Informasi Kesehatan

STIKes Ngudia Husada Madura

Angga Ferdianto, S. ST., M.K.M


NIDN. 0712129301
ABSTRAK

Syadziyatin Ulya Dosen Pembimbing


18134620025 M. Afif Rijal Husni, S. ST., M.
Kes Program Studi DIII-Perekam dan NIDN. 0721019601
Informasi Kesehatan
STIKes Ngudia Husada Madura
TINJAUAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PADA POLI UMUM
PASIEN RAWAT JALAN BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS
TANAH MERAH TAHUN 2020
ABSTRAK

Koding yaitu pemberian atau penetapan kode diagnosis yang


menggunakan huruf atau angka kombinasi huruf dalam rangka mewakili
komponen data. Kode diagnosis pada poli umum pasien rawat jalan di
Puskesmas Tanah Merah mayoritas menggunakan 3 karakter dan masih
ditemukan kode diagnosis yang tidak akurat. Di Puskesmas Tanah Merah juga
belum memiliki SOP terkait pengkodean diagnosis. Tujuan penelitian ini untuk
meninjau keakuratan kode diagnosis pada poli umum pasien rawat jalan
berdasarkan ICD-10 di Puskesmas Tanah Merah tahun 2020.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan


pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini yaitu dokumen rekam medis pada
poli umum rawat jalan tahun 2020. Tekhnik sampling yang digunakan yaitu
random sampling dengan hasil perhitungan sampel sebanyak 93 dokumen
rekam medis. Instrumen penelitian menggunakan pedoman wawancara, dan
observasi. Cara pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan
dokumentasi.

Hasil penelitian dari total sampel 93 dokumen rekam medis poli umum
pasien rawat jalan di Puskesmas Tanah Merah diperoleh 6 dokumen rekam
medis dengan kode diagnosis akurat (6,45%) dan 87 dokumen rekam medis
dengan kode diagnosis tidak akurat (93,55%).

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa akurasi pengkodean


diagnosis pada poli umum pasien rawat jalan di Puskesmas Tanah Merah masih
tergolong rendah. Faktor utama yang menjadi ketidakakuratan kode diagnosis
yaitu belum adanya SOP yang mengatur tentang pengkodean diagnosis.
Adapaun saran yang diusulkan yaitu, membuatkan SOP tentang pengkodean
diagnosis, melakukan evaluasi terhadap keakuratan kode diagnosis pada poli
umum pasien rawat jalan di Puskesmas Tanah Merah.

Kata kunci: Keakuratan dan Kode Diagnosis


ABSTRACT

Syadziyatin Ulya Advisor


18134620025 M. Afif Rijal Husni, S. ST., M. Kes
DIII Medical Record Study Program NIDN.
0721019601 STIKes Ngudia Husada Madura
THE REVIEW OF DIAGNOSIS CODE'S ACCURACY AT MEDICAL
WARDS OF OUTPATIENT BASED ON ICD-10 AT TANAH MERAH
PUBLIC HEALTH CENTER IN 2020
ABSTRACT

Coding is a way to give or arrange a diagnosis code that uses words,


numbers, or both of them to represent the data component. The majority of
diagnosis codes in medical wards of outpatient Tanah Merah Public Health
Center only used 3 characters and there were still some codes that were not
accurate. There was also no SOP about diagnosis coding in Tanah Merah
Public Health Center. The purpose of the study is to observe the accuracy
diagnosis code at medical wards of outpatients based on ICD-10 in Tanah
Merah Public Health Center 2020.

The type of research that used descriptive research with quantitative


approach. The data population in this research were medical record documents
of medical wards of outpatient in 2020. The sampling technique was used
random sampling with a sample of 93 documents. The research instrument to
used interview and observation guidelines. Data collection techniques were
carried out using interviews, observations, and documentation.

The result from a total of 93 samples of medical record documents at


medical wards of outpatient in Tanah Merah Public Health Center a obtained 6
of the document were accurate (6,54%) and 87 of the document were
inaccurate (93,55%).

From the result obtained, can be concluded that the accuracy of


diagnosis coding at medical wards of outpatient in Tanah Merah Public Health
Center is considered low. The main factor causing the inaccuracy of the
diagnosis code there were still no SOP that regulating the diagnosis coding. As
for the suggested suggestion namely, creating the SOP of diagnosis coding,
evaluating the diagnosis codes accuracy at medical wards of outpatient in
Tanah Merah Public Health Center.

Keywords: Accuracy and Diagnosis Code


LATAR BELAKANG selain itu untuk kode diagnosis
Berdasarkan Peraturan Menteri diperoleh dari buku pintar. Puskesmas
Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 pada Tanah Merah juga belum memiliki
Bab 1 pasal 1 ayat 2 tentang Pusat SOP yang mengatur tentang tata cara
Kesehatan Masyarakat atau biasa pengkodean diagnosis.
disebut Puskesmas yaitu fasilitas Salah satu faktor penyebab
pelayanan kesehatan yang ketidakakuratan kode diagnosis
menyelenggarakan upaya kesehatan berdasarkan studi pendahuluan di
masyarakat dan upaya kesehatan Puskesmas Tanah Merah yaitu dari
perseorangan tingkat pertama, dengan petugas koding yang bukan lulusan
lebih mengutamakan upaya promotif Perekam Medis dan Informasi
dan preventif, untuk mencapai derajat Kesehatan serta belum pernah
kesehatan masyarakat yang setinggi- mengikuti pelatihan koding, untuk
tingginya di wilayah kerjanya. Rekam menentukan kode diagnosisnya petugas
medis merupakan berkas yang berisi menggunakan buku pintar dan hasil
catatan dan dokumen tentang identitas, kode diagnosisnya masih ada yang
anamnesa, diagnosis, pengobatan, belum sesuai dengan ICD-10. Dampak
tindakan dan pelayanan penunjang yang terjadi apabila penulisan kode
yang diberikan kepada pasien diagnosis tidak akurat atau tidak sesuai
(Ismaniar, 2015). dengan ICD-10 maka dapat
Berdasarkan Peraturan Menteri menyebabkan kerugian dari pihak
Kesehatan Nomor 55 Tahun 2013 puskesmas karena klaim yang diajukan
tentang Penyelenggaraan Pekerjaan tidak dapat dipenuhi oleh pihak
Perekam Medis pada pasal 13, bahwa asuransi yang disebabkan kode
dalam melaksanakan pekerjaannya diagnosis yang diajukan tidak akurat,
perekam medis mempunyai serta mempengaruhi data, informasi
kewenangan sesuai dengan kualifikasi laporan, dan ketepatan tarif dari pihak
pendidikannya. Salah satu kewenangan BPJS yang pada saat ini digunakan
tersebut yaitu perekam medis sebagai metode pembayaran untuk
melaksanakan sistem kualifikasi klinis pelayanan pasien (Karimah dkk, 2016).
dan kodefikasi penyakit. Menurut Berdasarkan latar belakang tersebut,
Depkes RI (2006) tentang penulis tertarik untuk melakukan
penyelenggaraan rekam medis, yaitu penelitian tentang tinjauan keakuratan
dokumen rekam medis pasien pulang kode diagnosis pada poli umum pasien
untuk pengkodingannya harus rawat jalan berdasarkan ICD-10 di
dilakukan secara benar dan runtut serta Puskesmas Tanah Merah
tata cara pengkodingan yang tepat tahun 2020.
menggunakan ICD-10. METODE PENELITIAN
Berdasarkan hasil studi Jenis penelitian yang digunakan
pendahuluan di Puskesmas Tanah yaitu penelitian deskriptif dengan
Merah pada bulan November tahun pendekatan kuantitatif. Populasi
2020, proses pengkodean diagnosis di penelitian ini yaitu dokumen rekam
Puskesmas Tanah Merah dilakukan medis pada poli umum rawat jalan
oleh dokter ataupun perawat di bagian tahun 2020. Tekhnik sampling yang
poli, untuk kode diagnosisnya masih digunakan yaitu random sampling
ditemukan kode yang tidak akurat, dengan hasil perhitungan sampel
dimana hampir semua kode diagnosis sebanyak 93 dokumen rekam medis.
hanya dikode sampai karakter ketiga, Instrumen penelitian menggunakan
pedoman wawancara, dan observasi. diagnosis rawat jalan Poli Umum.
Cara pengumpulan data melalui Berdasarkan hasil wawancara
wawancara, observasi, dan kepada petugas koding di
dokumentasi. Puskesmas Tanah Merah, dokter
HASIL PENELITIAN bertanggung jawab terhadap proses
1. Prosedur Pelaksanaan Kodefikasi pengodean diagnosis.
Dokumen Rekam Medis pada Poli 2. Identifikasi Kode Diagnosis pada
Umum Pasien Rawat Jalan di Dokumen Rekam Medis Poli
Puskesmas Tanah Merah. Umum Pasien Rawat Jalan di
Pemberian kode diagnosis Puskesmas Tanah Merah
pada poli umum pasien rawat jalan Kode diagnosis pada
di Puskesmas Tanah Merah dokumen rekam medis di
dilakukan oleh Dokter Umum dan Puskessmas Tanah Merah pasien
petugas koding dibagian poli rawat jalan poli umum dapat
umum. Di Puskesmas Tanah dilihat pada tabel dibawah ini :
Merah tidak terdapat SOP yang Puskesmas Tanah Merah
mengatur tentang pengodean pasien rawat jalan poli umum
diagnosis. Berdasarkan hasil dapat dilihat pada tabel dibawah
wawancara, petugas mengatakan ini :
belum ada SOP yang mengatur No Diagnosis Pasien Kode
tentang pengodean diagnosis. Poli Umum DRM
Untuk penetapan kode 1. Dyspepsia K29
diagnosisnya petugas 2. Dyspepsia (Post K29
MRS)
menggunakan buku pintar. 3. ISPA J06
Dokumen rekam medis poli 4. Dermatitis L30
umum selalu dilengkapi dengan 5. Vertigo T75
diagnosis pasien dan kodefikasi 6. Dermatitis L30
diagnosis. Berdasarkan hasil (Kontrol )
7. HHF (Post MRS) I10
wawancara kepada petugas koding 8. DM II E11
di Puskesmas Tanah Merah, dokter 9. Typhoid fever A01
umum selalu mengisi dan 10. Gastritis K29
menuliskan diagnosis, setelah itu Berdasarkan Tabel diatas,
petugas koding mengisi kode kode diagnosis pada poli umum
diagnosisnya pada setiap dokumen pasien rawat jalan tahun 2020 di
rekam medis poli umum pasien Puskesmas Tanah Merah untuk
rawat jalan. penulisan kode diagnosisnya
Pengisian kode diagnosis pada mayoritas hanya menggunakan
dokumen rekam medis poli umum sampai karakter ketiga.
pasien rawat jalan dilakukan dengan 3. Perbandingan Kode Diagnosis di
melihat buku pintar. Berdasarkan Puskesmas Tanah Merah dengan
hasil wawancara kepada petugas kode Diagnosis Berdasarkan ICD-
koding di Puskesmas Tanah Merah 10
dalam pengisian kode diagnosis Perbandingan kode diagnosis
pada poli umum pasien rawat jalan, pada dokumen rekam medis poli
petugas selalu menggunakan buku umum pasien rawat jalan tahun
pintar untuk mengkode diagnosis. 2020 di Puskesmas Tanah Merah
Dokter umum bertanggung dengan kode diagnosis pada poli
jawab terhadap proses pengodean umum pasien rawat jalan
berdasarkan ICD-10 dapat dilihat sampel 93, diperoleh sebanyak 6
pada tabel dibawah ini: kode diagnosis yang akurat dengan
No Diagnosis Kode Kode
Pasien Poli DRM ICD- persentase sebesar 6,45%. Adapun
Umum 10 kode diagnosis yang tidak akurat
1. Dyspepsia K29 K30 sebanyak 87 kode diagnosis
2. Dyspepsia K29 Z51.9 dengan persentase sebesar 93,55%.
(Post MRS) Kode diagnosis yang tidak
3. ISPA J06 J06.9
4. Dermatitis L30 L30.9 akurat pada dokumen rekam medis
5. Vertigo T75 R42 pasien poli umum rawat jalan
6. Dermatitis L30 Z01.1 tahun 2020 di Puskesmas Tanah
(Kontrol ) Merah ditunjukkan pada tabel
7. HHF (Post I10 Z03.5 dibawah ini:
MRS)
8. DM II E11 E11.9
9. Typhoid A01 A01.0
fever
10. Gastritis K29 K29.7
Berdasarkan Tabel diatas
terdapat perbedaan antara kode
diagnosis pada dokumen rekam
medis dengan kode diagnosis
berdasarkan ICD-10. Hal ini
menggambarkan bahwa kode
diagnosis pada poli umum pasien
rawat jalan belum sesuai dengan
kode diagnosis berdasarkan ICD-
10.
4. Tingkat Keakuratan Kode
Diagnosis pada Dokumen Rekam
Medis Poli Umum Pasien Rawat
Jalan di Puskesmas Tanah Merah
Berdasarkan ICD-10
Persentase keakuratan kode
diagnosis pada dokumen rekam
medis pada poli umum pasien
rawat jalan di Puskesmas Tanah
Merah dapat ditunjukkan pada
tabel dibawah ini :
Keakurata Jumla Prosentas
n Kode h e (%)
Diagnosis
Akurat 6 6,45
Tidak 87 93,55
Akurat
Total 93 100
Berdasarkan Tabel diatas
persentase keakuratan kode
diagnosis rawat jalan poli umum
pada tahun 2020 di Puskesmas
Tanah Merah dengan jumlah
N Diagnosa Ju Kode Kode
o mla Puskes Penelit
h mas i
1. Dyspepsia 9 K29 K30
2. Dyspepsia 3 K29 Z51.9
(Post
MRS)
3. ISPA 13 J06 J06.9
4. Dermatiti 2 L30 L30.9
s
5. Dermatiti 1 L30 Z01.1
s (post
MRS)
6. HHF 1 I10 I11.0
(post
MRS)
7. Vertigo 2 T75 R42
8. DM II 10 E11 E11.9
9. Typoid 5 A01 A01.0
Fever
10 S. Hep B 1 B16 B16.9
.
11 COPD 1 J45 J44.9
.
12 DF 1 A09 A90
.
13 DF (post 1 J06 Z51.9
. MRS)
14 GEA 2 A09 A09.9
.
15 GEA 2 A09 Z51.9
. (post
MRS)
16 Gastritis 4 K29 K29.7
.
17 Melena 1 K92.1 Z51.9
. (post
MRS)
18 Schizofre 1 F20 F20.9
. nia
19 LBP 2 M54 M54.9
.
20 Neuropati 1 M10 + E11.4˦
. DM II E11 G63.2* PEMBAHASAN
21 Typus 1 A01 A75.9 1. Prosedur Pelaksanaan Kodefikasi
.
22 TB paru 3 A15.3 A16.2
Dokumen Rekam Medis pada Poli
. Umum Pasien Rawat Jalan di
23 Varicula 1 B01 B01.9 Puskesmas Tanah Merah
. Prosedur pelaksanaan
24 Faringitis 1 J02 J02.9 kodefikasi pada poli umum pasien
akut
rawat jalan di Puskesmas Tanah
25 Katarak 1 H26 H26.9
. Merah tidak menggunakan ICD-10
26 Vapp ( 1 T01 Z48.8 elektronik ataupun manual (ICD-
kontrol) 10) dalam bentuk buku melainkan
27 Myalgia 3 M17 M79.1 menggunakan buku pintar yang
. sudah dibuat oleh bagian P-care
28 HT 1 I10 Z03.3
(kontrol)
serta tidak ada SOP yang mengatur
29 Rinitis 1 J30 J30.4 tentang pengodean diagnosis, hal
alergi ini dikarenakan kurangnya
30 Tumor 1 D17 D36.7 pemahaman petugas tentang siapa
coli yang seharusnya membuat SOP
31 Ca. 1 D24 C50.9 pengodean diagnosis. Dokter
Mammae
32 MH 1 A30 A30.9 bertanggung jawab terhadap proses
reaksi pelaksanaan kodefikasi diagnosis,
33 Chepalgia 1 T75 R51 dalam penulisan diagnosis dokter
. menggunakan bahasa medis dan
34 Dislipide 1 E78 E78.9 singkatan, akan tetapi di
mia
Puskesmas Tanah Merah belum
35 Asma 1 J45 Z51.9
. Bronchole ada pembakuan singkatan sehingga
(kontrol) penulisan singkatan tidak
36 S. CHF 1 I50 I50.0 konsisten.
. Adapun tatacara pemberian
37 OF 1 R50 R50.9 kode diagnosis yang dilakukan
.
oleh koding di Puskesmas Tanah
38 Taki kardi 1 I50 R00.0
. Merah dimulai dengan dokter
39 Asam urat 1 M10 M10.9 mengisi atau menetapkan
. diagnosis kemudian petugas
40 Osteo 1 M10 M19.9 koding yang mengisi kode
Artritis
diagnosisnya apabila belum diisi
Berdasarkan Tabel diatas kode oleh dokter. Pengisian kode
diagnosis yang tidak akurat pada diagnosisnya dilakukan langsung
poli umum pasien rawat jalan tahun pada saat pasien pulang oleh
2020 di Puskesmas Tanah Merah petugas koding dibagian poli
diperoleh sebanyak 87 dokumen umum. Hal ini tidak sesuai dengan
rekam medis. Dimana kode langkah dasar dalam menentukan
diagnosis yang tidak akurat yang kode diagnosis.
dikode sampai karakter ketiga Menurut Hatta (2013) ada
terbanyak yaitu pada diagnosa ISPA sembilan langkah dasar dalam
sebanyak 13 dokumen rekam medis. menentukan kode diagnosis.
Berikut dengan dimodifikasi oleh
kasus Poli Umum, tata cara
pengodean diagnosis Poli Umum pada formulir rekam medis
yang benar adalah sebagai berikut: pasien guna menunjang
a. Menentukan jenis pernyataan aspek legal rekam medis.
yang akan dikode pada kasus Proses pelaksanaan kodefikasi
Poli Umum, diklasifikasikan pada poli umum pasien rawat jalan
pada ICD-10 sesuai Bab di Puskesmas Tanah Merah yang
yang ditentukan oleh kasus dilakukan oleh petugas koding
penyakit tersebut. tidak sesuai dengan standard
b. Menentukan lead term (kata pengodean yang ada pada ICD-10,
panduan) pada kasus Poli dimana petugas koding tidak
Umum, lihat pada ICD-10 melihat secara langsung
Volume 3 Alphabetical keterangan/notes yang ada pada
Index. tabulasi Volume 1 ICD-10 untuk
c. Baca dengan seksama dan memastikan kode yang dipilih
ikuti petunjuk pada catatan sudah tepat atau tidak. Selain itu
yang muncul di bawah istilah belum terdapat SOP tentang
yang akan dipilih pada ICD- pengodean diagnosis serta tidak
10 Volume 3. ada aturan untuk penulisan
d. Baca istilah yang terdapat diagnosis. Hal tersebut dapat
dalam tanda kurung “()” menyebabkan ketidakakuratan
sesudah lead term (kata yang kodefikasi yang ditegakkan
terdapat di dalam tanda sehingga dapat mempengaruhi
kurung merupakan modifier beberapa aspek seperti kesalahan
yang akan mempengaruhi klaim BPJS, kesalahan pelaporan
kode diagnosis). morbiditas dan mortalitas.
e. Ikuti secara hati-hati setiap 2. Identifikasi Kode Diagnosis pada
rujukan silang (cross Dokumen Rekam Medis Poli
reference) dan perintah see Umum Pasien Rawat Jalan di
dan see also yang terdapat Puskesmas Tanah Merah
pada indeks abjad. Penggunaan kode diagnosis di
f. Lihat daftar tabulasi (ICD-10 Puskesmas Tanah Merah
Volume 1) untuk mencari mayoritas hanya menggunakan
kode diagnosis yang paling sampai karakter ketiga, adapun
tepat. kode diagnosis dengan diagnosa
g. Ikuti pedoman Inclusion dan post MRS tetap disamakan dengan
Exclusion pada kode kode yang tidak post MRS. Kode
diagnosis yang dipilih atau yang digunakan di Puskesmas
bagian bawah suatu bab Tanah Merah tidak dikode sampai
(chapter), blok, kategori, karakter keempat ataupun kelima.
atau subkategori Adapun kode dengan diagnosa
h. Tentukan kode diagnosis post MRS tidak menggunakan
yang dipilih. kode Z.
i. Lakukan analisis kuantitatif Berdasarkan Peraturan
dan kualitatif data diagnosis Menteri Kesehatan Republik
yang dikode untuk Indonesia Nomor 27 Tahun 2014
memastikan kesesuaiannya tentang Petunjuk Teknis Sistem
dengan pernyataan dokter Indonesian Case Base Groups
tentang diagnosis utama (INA-CBGs) yaitu menjelaskan
untuk kasus pasien yang datang subkategori empat karakter.
untuk kontrol ulang dengan Subkategori empat karakter paling
diagnosis yang sama seperti tepat digunakan untuk identifikasi,
kunjungan sebelumnya dan terapi seperti variasi tempat yang berbeda
di rawat jalan dapat menggunakan pada kategori tiga karakter atau
kode “Z” sebagai diagnosa utama. penyakit yang berdiri sendiri pada
Kode diagnosis pada poli kategori tiga karakter untuk
umum pasien rawat jalan di kondisi yang berkelompok.
Puskesmas Tanah Merah tidak Pemberian kode diagnosis di
sesuai dengan petunjuk teknis Puskesmas Tanah Merah yang
pengisian kode diagnosis, dimana dilakukan oleh petugas koding
kode untuk pasien kontrol ulang tidak sesuai dengan peraturan yang
menggunakan kode “Z”. Salah satu ada, dimana kode diagnosis di
contohnya yaitu pada diagnosis Puskesmas Tanah Merah hanya
Dyspepsia (post MRS) dimana menggunakan karakter ketiga dan
petugas koding memberikan kode untuk pasien kontrol ulang tidak
K29, sedangkan kode yang tepat menggunakan kode “Z”. Hal
sesuai ICD-10 untuk diagnosa tersebut yang menyebabkan kode
Dyspepsia (post MRS) yaitu diagnosis di Puskesmas Tanah
Z51.9. Hal tersebut dapat Merah tidak akurat, dan belum
menyebabkan ketidakakuratan sesuai berdasarkan ICD-10.
kode diagnosis yang ada di 4. Tingkat Keakuratan Kode
Puskesmas Tanah Merah, sehingga Diagnosis pada Dokumen Rekam
dapat mempengaruhi beberapa Medis Poli Umum Pasien Rawat
aspek seperti kesalahan klaim Jalan di Puskesmas Tanah Merah
BPJS, kesalahan pelaporan Berdasarkan ICD-10
morbiditas dan mortalitas. Data keakuratan kode
3. Perbandingan Kode Diagnosis di diagnosis pada poli umum pasien
Puskesmas Tanah Merah dengan rawat jalan oleh petugas koding
Kode Diagnosis Berdasarkan ICD- diperoleh dari 93 sampel kode
10 diagnosis pada dokumen rekam
Penggunaan kode diagnosis di medis poli umum pasien rawat
Puskesmas Tanah Merah terdapat jalan. Frekuensi untuk kategori
perbedaan dengan kode diagnosis akurat sebanyak 6 (6,45%)
berdasarkan ICD-10. Penggunaan dokumen rekam medis, sedangkan
kode diagnosis di Puskesmas kategori tidak akurat sebanyak 87
Tanah Merah mayoritas hanya (93,55%) dokumen rekam medis.
menggunakan sampai karakter Kode diagnosis pada poli
ketiga. Adapun kode diagnosis umum pasien rawat jalan tahun
untuk kasus post MRS 2020 di Puskesmas Tanah Merah
menggunakan kode diagnosis yang yang tidak akurat sebanyak 87
sama dengan kode diagnosis kasus (93,55%) dokumen rekam medis.
tidak post MRS. Ketidakakuratan kode diagnosis
Menurut WHO (2010), setiap pada poli umum pasien rawat jalan
bab dalam ICD-10 dibagi menurut di Puskesmas Tanah Merah yaitu
blok. Setiap blok terdiri atas daftar hanya menggunakan karakter
kategori tiga karakter. Setiap ketiga dan untuk kasus pasien
kategori dibagi menjadi
kontrol ulang tidak menggunakan mayoritas hanya menggunakan
kode “Z”. sampai karakter ketiga, adapun
Penggunaan Kode penyakit di kode diagnosis dengan diagnosa
Indonesia diatur dalam Keputusan post MRS tetap disamakan
Menteri Kesehatan Republik dengan kode yang tidak post
Indonesia Nomor 50 tahun 1998 MRS.
tentang Pemberlakuan Klasifikasi c. Penggunaan kode diagnosis di
Statistik International Mengenai Puskesmas Tanah Merah
Penyakit Revisi ke-10. Kode terdapat perbedaan dengan kode
penyakit dikatakan akurat jika diagnosis berdasarkan ICD-10.
sudah sesuai dengan yang tertulis Hal ini menggambarkan bahwa
dalam ICD-10. Beberapa blok kode diagnosis pada poli umum
yang ada pada ICD-10 tidak cukup pasien rawat jalan belum sesuai
hanya sampai karakter ketiga dengan kode diagnosis
ataupun keempat, tetapi terdapat berdasarkan ICD-10.
penambahan karakter kelima. d. Data keakuratan kode diagnosis
Kodefikasi diagnosis yang pada poli umum pasien rawat
dihasilkan oleh petugas koding jalan dari 93 sampel dokumen
poli umum pasien rawat jalan di rekam medis poli umum pasien
Puskesmas Tanah Merah masih rawat jalan tahun 2020 terdapat
banyak yang belum akurat. Hal ini 6 (6,45%) dokumen rekam
menyatakan penggunaan medis yang akurat, sedangkan
kodefikasi diagnosis di Puskesmas 87 (93,55%) dokumen rekam
Tanah Merah tidak sesuai dengan medis tidak akurat.
peraturan yang ada, dimana di Saran
Puskesmas Tanah Merah a. Untuk Pihak Puskesmas bisa
penggunaan kode diagnosis membuatkan daftar pembakuan
mayoritas menggunakan karakter singkatan pada poli umum
ketiga. Hal tersebut dapat pasien rawat jalan di Puskesmas
menyebabkan ketidakakuratan Tanah Merah.
kode diagnosis di Puskesmas b. Untuk Pihak Puskesmas bisa
Tanah Merah persentasenya sangat membuatkan SOP yang
tinggi. mengatur tentang tata cara
Kesimpulan pengodean diagnosis yang
a. Proses pelaksanaan kodefikasi mengacu pada sembilan
pada poli umum pasien rawat langkah dasar menurut Hatta
jalan di Puskesmas Tanah (2013).
Merah yang dilakukan oleh c. Puskesmas selalu melakukan
petugas poli umum belum evaluasi terhadap keakuratan
sesuai dengan panduan yang kode diagnosis pada poli umum
ada pada ICD-10, petugas pasien rawat jalan.
masih tidak melihat d. Mengikutsertakan petugas
keterangan/notes yang ada pada koding dalam pelatihan
tabulasi Volume 1 ICD-10 dan kodefikasi diagnosis.
lebih menggunakan buku pintar e. Sebaiknya petugas di bagian
sebagai acuannya. koding ditempati oleh petugas
b. Penggunaan kode diagnosis di yang berlatar belakang dari
Puskesmas Tanah Merah
Perekam Medis dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik
Kesehatan. Indonesia. 2013. Peraturan
DAFTAR PUSTAKA Menteri Kesehatan Republik
Departemen Kesehatan RI. 2006. Indonesia Nomor 55 Tahun
Pedoman Penyelenggaraan 2013. Penyelenggaraan
dan Prosedur Rekam Medis Pekerjaan Perekam Medis.
Rumah Sakit di Indonesia. 23 Agustus 2013. Jakarta:
Revisi II. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Departemen Kesehatan RI. Republik Indonesia.
Ernawati dan Maryati, Y. 2017. Kementerian Kesehatan Republik
Tinjauan keakuratan kode Indonesia. 2014. Peraturan
diagnosis kasus niddm (non Menteri Kesehatan Republik
insulin dependent diabetes Indonesia Nomor 27 Tahun
mellitus) pasien rawat inap di 2014. Petunjuk Teknis Sistem
rumah sakit pertamina jaya Indonesian Case Base
tahun 2016. Jurnal INOHIM. Groups (INA-CBGs). 2 Juni
5(1): 6-13. 2014. Jakarta: Kementerian
Hatta, G. R. 2013. Pedoman Kesehatan Republik
Manajemen Informasi Indonesia.
Kesehatan di Sarana Kementerian Kesehatan Republik
Pelayanan Kesehatan. Indonesia. 2019. Peraturan
Jakarta: Universitas Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. Indonesia Nomor 43 Tahun
Ismainar, H. 2015. Administrasi 2019. Pusat Kesehatan
Kesehatan Masyarakat. Masyarakat. 17 Oktober
Jakarta: Deepublish. 2014. Jakarta: Kementerian
Karimah, R. N., Setiawan, D., dan Kesehatan Republik
Nurmalia, P. S. 2016. Indonesia.
Analisis ketepatan kode Rhahmawati, I. dan Sudra, R. I. 2017.
diagnosis penyakit Keakuratan Kode Diagnosis
gastroenteritis acute Utama Diabetes Mellitus
berdasarkan dokumen rekam Tipe 2 di Rumah Sakit PKU
medis di rumah sakit balung Muhammadiyah
jember. Journal of Karanganyar. Jurnal Rekam
Agromedicine and Medical Medis. 11(2): 129-140.
Sciences. 2(2): 12-17. Wordl Health Organizatition. 2004.
Kementerian Kesehatan Republik International Statistical
Indonesia. 1998. Keputusan Classification of Disease and
Menteri Kesehatan Republik Related Health Problems.
Indonesia Nomor Ganeva : WHO Press.
50/MENKES/SK/1998. World Health Organization. 2010.
Pemberlakuan Klasifikasi Internasional Statistical
Statistik International Classification of Diseases
Mengenai Penyakit Revisi and Related Health
ke-10. 13 Januari 1998. Problems Tenth Revision
Jakarta: Kementerian Volume 2. Geneva: WHO.
Kesehatan Republik
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai