Anda di halaman 1dari 2

Konsep dasar analisis korelasi

- Uji korelasi bertujuan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antat variable yang
dinyatakan dengan koefisien korelasi (r)
- Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah variable x berpengaruh pada variable y
sekaligus mengetahui tingkat hubungannya sedang, erat, atau biasa
- Sifat hubungannya bisa bersifat positif dan negative
- Positif : Semakin tinggi variable x akan menaikan variable y
- Negative : semakin tinggi variable x akan menurunkan variable y

Kesimpulan dari tabel pertama :

Jika nilai signifikasi >0.05 = tidak berkolerasi

Lalu nilai hubungan tersebut menunjukan 0,009 , maka vocabulary mastery dengan speaking skills tidak
memiliki hubungan atau tidak berkorelasi.

Jika nilai pearson korelasi 0,61 s/d 0,80 = korelasi tinggi

Lalu nilai hubungan tersebut menunjukan 0,774 , maka vocabulary masteri berhubungan secara positif
terhadap speaking skills dengan derajat hubungan korelasi tinggi.
Tabel kedua:

Konsep dasar analisis korelasi berganda :

- Mengetahui tingkat keeratan hubungan (simultan) antara dua atau lebih variable bebas (X)
terhadap variable terikat (Y).

Dari table tersebut kesimpulanya sbb:

Jika nilai sif. F change >0,05 = tidak berkorelasi

Lalu nilai hubungan tersebut menunjukan angka 0,632 , maka dapat disimpulkan antara variable self
confidence dan speaking motivation secara bersama – sama (atau simultan) tidak ( berhubungan)
berkolerasi dengan speaking performance.

Untuk melihat tingkat keeratan derajat hubungan ditentukan dari nilai *R*

Jika pearson correlation 0,21 s/d 0,40 = korelasi lemah

Nilai dari hasil hubungan tsb menunjukan nilai *R* (r)= 0,350 maka self confidence dan speaking
motivation secara bersama – sama (simultan) dengan speaking performance merupakan kategori
korelasi lemah.

Anda mungkin juga menyukai