Spirit Hidup
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute
Agenda Pembahasan
1. Latar Belakang
2. Konsep Arm’s Length Principles
3. Pembahasan: Isi OECD TPG 2022
4. Pembahasan: Bab 5 Documentation
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 5
Latar Belakang
Agenda 1
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute
6
MNE & Globalisasi Ekonomi
• Peran perusahaan multinasional (MNE) di dalam
perdagangan dunia terus meningkat saat ini.
Kondisi demikian mencerminkan peningkatan
integrasi ekonomi nasional dan kemajuan
teknologi, khususnya di bidang komunikasi.
• Pertumbuhan MNE menghadirkan masalah
perpajakan yang semakin kompleks bagi otoritas
pajak dan MNE itu sendiri karena aturan
perpajakan di setiap negara berbeda-beda.
• Selain itu, aturan perpajakan untuk MNE tidak
dapat dilihat secara terpisah, tetapi harus ditangani
di dalam konteks internasional yang luas.
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 7
8
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research
Institute
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research
Institute 9
MNE & Globalisasi Ekonomi
• Isu-isu perpajakan seperti di atas muncul terutama dari kesulitan praktis, baik untuk MNE maupun otoritas
pajak, di dalam menentukan pendapatan dan biaya perusahaan. Penentuan bentuk usaha tetap yang
menjadi bagian dari grup MNE dan harus diperhitungkan di dalam suatu yurisdiksi juga menjadi
problematika saat ini. Kondisi demikian terjadi ketika MNE operasi grup sangat terintegrasi.
• Di sisi MNE, keharusan untuk mematuhi undang-undang dan persyaratan administratif yang berbeda-beda
di setiap negara menciptakan masalah tambahan. Ketentuan yang berbeda tersebut dapat meningkatkan
biaya kepatuhan bagi MNE.
• Di sisi otoritas pajak, masalah khusus muncul baik di tingkat kebijakan maupun praktis.
• Di tataran kebijakan, otoritas pajak suatu negara perlu menyelaraskan hak pemajakan sah mereka atas
laba wajib pajak berdasarkan penghasilan dan biaya yang secara wajar timbul di dalam wilayah mereka
dengan kebutuhan untuk menghindari pengenaan pajak berganda.
• Di tataran praktis, penentuan jurisdiksi untuk mengalokasikan penghasilan dan biaya tersebut dapat
terhambat oleh kesulitan memperoleh data terkait yang ada di luar jurisdiksinya sendiri.
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 10
MNE & Globalisasi Ekonomi
• Secara sederhana, hak pemajakan yang diterapkan oleh setiap jurisdiksi bergantung pada apakah jurisdiksi tersebut
menggunakan sistem perpajakan:
• Asas tempat tinggal (residence principle),
• Asas sumber (source principle), atau
• Kedua prinsip di atas.
• Untuk MNE, kedua prinsip di atas sering digunakan bersama. Pada umumnya, MNE memperlakukan setiap
perusahaan dalam grup MNE sebagai entitas yang terpisah (separate entity).
• Negara-negara anggota OECD telah memilih separate entity approach ini sebagai cara yang paling masuk akal untuk
mencapai hasil yang adil dan meminimalkan risiko pajak berganda.
• Untuk menerapkan separate entity approach di transaksi intra-grup (afiliasi), setiap anggota grup perusahaan secara
individual harus dikenakan pajak atas dasar bahwa perusahaan tersebut bertindak wajar (arm’s length) dalam
transaksi mereka dengan perusahaan afiliasi lainnya.
• Untuk memastikan penerapan yang benar dari separate entity approach, negara-negara anggota OECD telah
mengadopsi arm’s length principle (ALP) sehingga pengaruh kondisi khusus di tingkat laba harus dihilangkan.
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 11
MNE & Globalisasi Ekonomi
Penghasilan
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 12
ALP dan Transfer Pricing
• Prinsip-prinsip perpajakan untuk MNE di atas tertuang di dalam OECD Model Tax Convention on Income
and on Capital (“OECD Model Tax Convention”). Salah satu artikel di OECD Model Tax Convention
berkaitan dengan ALP tersebut.
Article 9
ASSOCIATED ENTERPRISES
1. Where
a) an enterprise of a Contracting State participates directly or indirectly in the management, control or capital of
an enterprise of the other Contracting State, or
b) the same persons participate directly or indirectly in the management, control or capital of an enterprise of a
Contracting State and an enterprise of the other Contracting State,
and in either case conditions are made or imposed between the two enterprises in their commercial or financial
relations which differ from those which would be made between independent enterprises, then any profits which
would, but for those conditions, have accrued to one of the enterprises, but, by reason of those conditions, have
not so accrued, may be included in the profits of that enterprise and taxed accordingly.
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 13
ALP dan Transfer Pricing
Pasal 9
PERUSAHAAN-PERUSAHAAN YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
1. Apabila
(a) suatu perusahaan dari suatu Negara pihak pada Persetujuan, baik secara langsung maupun tidak
langsung turut serta dalam manajemen, pengawasan atau modal suatu perusahaan di Negara pihak
pada Persetujuan lainnya, atau
(b) orang dan badan yang sama baik secara langsung maupun tidak langsung turut serta dalam
manajemen, pengawasan atau modal suatu perusahaan dari suatu Negara pihak pada Persetujuan
dan suatu perusahaan dari Negara pihak pada Persetujuan lainnya,,
dan dalam kedua hal itu antara kedua perusahaan dimaksud dalam hubungan dagangnya atau
hubungan keuangannya diadakan atau diterapkan syarat-syarat yang menyimpang dari yang lazim
berlaku antara perusahaan-perusahaan yang sama sekali bebas satu sama lain, maka setiap laba yang
seharusnya diterima oleh salah satu perusahaan jika syarat-syarat itu tidak ada, namun tidak diterima
karena adanya syarat-syarat tersebut, dapat ditambahkan pada laba perusahaan itu dan dikenakan
pajak
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 14
ALP dan Transfer Pricing
• Di dalam buku panduan terbarunya “OECD Transfer Pricing Guidelines for Multinational Enterprises and Tax
Administrations 2022” (“OECD TPG 2022”), OECD mengakui bahwa prinsip-prinsip perpajakan untuk MNE yang
paling sulit adalah isu transfer pricing.
• OECD menyatakan sbb.: “In applying the foregoing principles to the taxation of MNEs, one of the most difficult issues
that has arisen is the establishment for tax purposes of appropriate transfer prices....”
• Transfer pricing merupakan masalah penting bagi wajib pajak dan otoritas pajak karena kedua pihak tersebut harus
menentukan sebagian besar penghasilan dan beban perusahaan serta laba kena pajak untuk perusahaan asosiasi di
jurisdiksi pajak yang berbeda.
• Negara-negara anggota OECD terus mendukung penerapan ALP sesuai OECD Model Tax Convention. OECD TPG
2022 terbit dengan fokus pada penerapan ALP untuk mengevaluasi penerapan ALP perusahaan asosiasi.
• OECD TPG 2022 dimaksudkan untuk membantu otoritas pajak (baik negara anggota OECD dan negara non-anggota)
dan MNE dengan menyediakan cara mencari solusi yang saling memuaskan untuk kasus transfer pricing. Tujuannya
adalah untuk
• meminimalkan konflik antara (1) otoritas pajak di jurisdiksi berbeda dan (2) otoritas pajak dan MNE, dan
• menghindari biaya mahal dari proses litigasi karena sengketa transfer pricing.
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 15
ALP dan Transfer Pricing
• Isi OECD TPG 2022
• menganalisis metode-metode yang digunakan
untuk mengevaluasi apakah persyaratan hubungan
komersial dan keuangan di dalam MNE memenuhi
ALP dan
• membahas penerapan praktis dari metode
tersebut. Mereka juga termasuk diskusi tentang
pembagian formularium global.
• OECD TPG 2022 hanya berisi panduan-panduan
(guidelines) yang masih menggunakan asumsi-asumsi
di dalam uraiannya.
• Meskipun sudah diadopsi melalui aturan domestik
menjadi hukum positif di sebuah jurisdiksi, kemunculan
legal uncertainty tetap tidak terhindarkan.
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 16
Konsep Arm’s Length Principles
Agenda 2
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute
17
Arm’s Length
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 18
Arm’s Length Principles
• Ketika perusahaan independen bertransaksi satu sama lain, persyaratan hubungan komersial dan
keuangan mereka (misalnya harga barang yang ditransfer atau jasa yang diberikan dan persyaratan
transfer baran atau penyediaan jasa) biasanya ditentukan oleh kondisi pasar (market forces)
• Ketika perusahaan asosiasi bertransaksi satu sama lain, hubungan komersial dan keuangan mereka
mungkin tidak secara langsung dipengaruhi oleh kondisi pasar eksternal dengan cara yang sama. Namun
demikian, perusahaan asosiasi sering berusaha untuk meniru dinamika pasar di dalam transaksi afiliasi
mereka.
• Otoritas pajak tidak seharusnya secara otomatis berasumsi bahwa perusahaan asosiasi telah berusaha
untuk memanipulasi keuntungan mereka. Ada kemungkinan bahwa telah terjadi kesulitan nyata saat
perusahaan asosiasi menentukan harga pasar secara akurat tanpa ada kekuatan pasar atau ketika
mengadopsi strategi komersial tertentu.
• Untuk itu, kebutuhan untuk melakukan penyesuaian terhadap perkiraan kondisi wajar muncul terlepas dari
kewajiban kontraktual yang dilakukan oleh para pihak untuk membayar harga tertentu atau niat para pihak
untuk meminimalkan pajak.
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 19
Arm’s Length Principles
• Penyesuaian pajak berdasarkan ALP tidak akan mempengaruhi kewajiban kontraktual yang sudah dibuat di
antara perusahaan asosiasi yang bertransaksi sesuai dengan tujuan non-pajak mereka.
• Pertimbangan penetapan harga transfer tidak boleh disamakan dengan pertimbangan masalah penipuan
pajak (tax fraud) atau penghindaran pajak (tax avoidance), meskipun kebijakan penetapan harga transfer
dapat digunakan untuk tujuan tersebut.
• Ketika penetapan harga transfer tidak mencerminkan kondisi pasar dan ALP, kewajiban pajak perusahaan
afiliasi dan penerimaan pajak di jurisdiksi negara domisili dapat terdistorsi sesuai teori conflict of interest.
• Karena itu, negara-negara anggota OECD telah bersepakat bahwa untuk tujuan perpajakan, laba
perusahaan asosiasi dapat disesuaikan seperlunya untuk memperbaiki distorsi tersebut. Dengan demikian,
ALP dapat terpenuhi.
• Negara-negara anggota OECD menganggap bahwa penyesuaian yang tepat dicapai dengan menetapkan
persyaratan hubungan komersial dan keuangan yang diharapkan akan ditemukan di antara perusahaan
independen di dalam transaksi yang sebanding dan keadaan yang sebanding.
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 20
Pembahasan: Isi OECD TPG 2022
Agenda 3
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute
21
Sistematika OECD TPG 2022
Bab Judul Bab Penjelasan
1 The arm’s length • Bab ini menguraikan latar belakang ALP, yang menjadi standar penetapan harga transfer internasional dan
principle telah disetujui oleh anggota OECD agar digunakan untuk tujuan perpajakan oleh MNE dan otoritas pajak.
• Bab ini membahas ALP dan menegaskan kembali status ALP sebagai standar internasional dan
menetapkan pedoman penerapan ALP.
2 Transfer pricing • Bab ini berisi tiga bagian, yaitu:
methods 1) pemilihan metode transfer pricing yang paling tepat (the most appropriate method;
2) deskripsi rinci tentang metode transaksi tradisional yang digunakan untuk menerapkan ALP, berupa
CUPM (Comparable Uncontrolled Price Method), RPM (Resale Price Method), dan CPM (Cost Plus
Method); dan
3) uraian tentang metode laba transaksional (transactional profit methods) yang dapat digunakan untuk
memperkirakan kondisi wajar ketika metode tersebut paling cocok dengan keadaan kasus yang diuji.
Metodenya berupa TNMM (Transactional Net Margin Methods) atau PSM (Profit Split Method)
3 Comparability Bab ini mendetilkan cara dan proses melakukan analisis kesebandingan (comparability analysis) Menurut
analysis definisi, perbandingan menyiratkan menguji dua kondisi, yaitu transaksi afiliasi dan dan transaksi non-afiliasi
yang dianggap berpotensi sebanding. Cara ini merupakan bagian dari analisis kesebandingan
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 22
Sistematika OECD TPG 2022
Bab Judul Bab Penjelasan
4 Administrative • Bab ini membahas berbagai prosedur administrasi yang dapat diterapkan untuk meminimalkan sengketa
approaches to transfer pricing dan untuk membantu penyelesaian sengketa antara wajib pajak dan otoritas pajak, dan
avoiding and antar otoritas pajak yang berbeda.
resolving transfer • Sengeta TP tetap dapat timbul meskipun OECD TPG 2022 sudah diikuti secara sungguh-sungguh untuk
pricing disputes menerapkan ALP.
• Ada kemungkinan bahwa wajib pajak dan otoritas pajak memperoleh hasil yang berbeda dari kondisi
wajar untuk transaksi afiliasi yang sedang diuji karena kompleksitas beberapa masalah transfer pricing
dan kesulitan menafsirkan serta mengevaluasi keadaan kasus individu.
5 Documentation • Bab ini memberikan pedoman bagi otoritas pajak untuk mengembangkan aturan dan/atau prosedur
tentang TP Document (TPD) yang harus diterapkan wajib pajak sehubungan dengan pemeriksaan TP
atau penilaian risiko TP.
• Bab ini juga memberikan panduan untuk membantu wajib pajak mengidentifikasi dokumentasi yang
sangat membantu (1) menunjukkan bahwa transaksi afiiasi mereka memenuhi prinsip kewajaran, (2)
menyelesaikan masalah TP, dan (3) memfasilitasi pemeriksaan pajak.
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 23
Sistematika OECD TPG 2022
Bab Judul Bab Penjelasan
6 Special Bab ini berisi uraian panduan yang dirancang khusus guna menentukan kondisi wajar untuk transaksi yang
considerations for melibatkan penggunaan atau pengalihan aset tidak berwujud
intangibles
7 Special • Bab ini menguraikan masalah yang muncul saat penetapan harga transfer untuk jasa yang telah
considerations for disediakan oleh satu anggota MNE kepada anggota MNE lainnya (intra-grup services), serta
intra-group menguraikan bagaimana menetapkan harga wajar untuk intra-grup services tersebut.
services • Bab ini tidak membahas jasa intra-grup yang menggunakan cost contribution arrangements (CCA)
beserta penetapan harga yang wajarnya.
8 Cost contribution • Bab ini membahas CCA di antara dua atau lebih perusahaan afiliasi. Tujuan uraian di bab ini adalah
arrangements untuk memberikan beberapa panduan umum guna menentukan apakah persyaratan yang ditetapkan
oleh perusahaan asosiasi untuk transaksi yang dicakup di dalam CCA tersebut konsisten dengan ALP.
• CCA adalah pengaturan kontraktual antara perusahaan untuk berbagi kontribusi dan risiko yang muncul
di dalam pengembangan bersama, produksi atau perolehan aset tidak berwujud, atau jasa dengan
pemahaman bahwa aset atau jasa tidak berwujud tersebut diharapkan dapat menciptakan manfaat bagi
perusahaan yang menjadi para pihak di pengaturan kontraktual.
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 24
Sistematika OECD TPG 2022
Bab Judul Bab Penjelasan
9 Transfer • Bab ini berisi pembahasan mengenai aspek transfer pricing di dalam restrukturisasi usaha. Restrukturisasi
pricing bisnis biasanya disertai dengan realokasi potensi laba di antara anggota MNE, baik segera setelah
aspects of restrukturisasi atau selama beberapa tahun.
business • Salah satu tujuan utama dari bab ini adalah untuk membahas sejauh mana realokasi potensi keuntungan
restructurings tersebut konsisten dengan ALP dan secara lebih umum bagaimana ALP diterapkan di restrukturisasi bisnis.
10 Transfer • Tujuan dari bab ini adalah untuk memberikan panduan menentukan apakah persyaratan di transaksi
pricing keuangan tertentu di antara perusahaan asosiasi konsisten dengan ALP. Ada empat pembahasan, yaitu:
aspects of 1) penerapan ALP untuk transaksi keuangan.
financial 2) panduan untuk menentukan kondisi wajar untuk aktivitas treasury termasuk pinjaman intra-grup,
transactions pengumpulan kas (cash pooling), dan lindung nilai (hedging).
3) pengujian terhadap jaminan keuangan, dan
4) analisis untuk perusahaan asuransi.
• Persyaratan transaksi keuangan di antara perusahaan independen akan memunculkan berbagai
pertimbangan komersial. Sebaliknya, MNE memiliki keleluasaan untuk memutuskan persyaratan tersebut
dalam grup usahanya, sehingga pertimbangan pajak mungkin juga menjadi salah satu pertimbangannya.
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 25
Sistematika OECD TPG 2022
Bab Uraian
Ch1 The Arm’s Length Principle
A Introduction
B Statement of the arm’s length principle
1. Article 9 of the OECD Model Tax Convention
2. Maintaining the arm’s length principle as the international consensus
C A non-arm’s-length approach: global formulary apportionment
1. Background and description of approach
2. Comparison with the arm’s length principle
3. Rejection of non-arm’s-length methods
D Guidance for applying the arm’s length principle
1. Identifying the commercial or financial relations
a. The contractual terms of the transaction
b. Functional analysis
1) Analysis of risks in commercial or financial relations
Step 1: Identify economically significant risks with specificity
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 26
Sistematika OECD TPG 2022
Bab Uraian
Ch1 The Arm’s Length Principle
D Step 1: Identify economically significant risks with specificity
Step 2: Contractual assumption of risk
Step 3: Functional analysis in relation to risk
Step 4: Interpreting steps 1-3
Step 5: Allocation of risk
Step 6: Pricing of the transaction, taking account of the
consequences of risk allocation
2) Risk-free and risk-adjusted rates of return
a. Determining a risk-free rate of return
b. Determining a risk-adjusted rate of return
c. Characteristics of property or services
d. Economic circumstances
e. Business strategies
2. Recognition of the accurately delineated transaction
3. Losses
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 27
Sistematika Detil OECD TPG 2022
Bab Uraian
Ch1 The Arm’s Length Principle
D 4. The effect of government policies
5. Use of customs valuations
6. Location savings and other local market features
a. Location savings
b. Other local market features
7. Assembled workforce
8. MNE group synergies
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 43
Sistematika Detil OECD TPG 2022
Bab Uraian
Ch6 Special considerations for intangibles
D Supplemental guidance for determining arm’s length conditions in cases involving intangibles
1. General principles applicable in transactions involving intangibles
2. Supplemental guidance regarding transfers of intangibles or rights in intangibles
a. Comparability of intangibles or rights in intangibles
1) Exclusivity
2) Extent and duration of legal protection
3) Geographic scope
4) Useful life
5) Stage of development
6) Rights to enhancements, revisions, and updates
7) Expectation of future benefit
b. Comparison of risk in cases involving transfers of intangibles or rights in intangibles
c. Comparability adjustments with regard to transfers of intangibles or rights in intangibles
d. Use of comparables drawn from databases
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 44
Sistematika Detil OECD TPG 2022
Bab Uraian
Ch6 Special considerations for intangibles
D e. Selecting the most appropriate transfer pricing method in a matter involving the transfer of intangibles or rights in
intangibles
f. Supplemental guidance on transfer pricing methods in matters involving the transfer of intangibles or rights in intangibles
1) Application of the CUP Method
2) Application of transactional profit split method
3) Use of valuation techniques
4) Specific areas of concern in applying methods based on the discounted value of projected cash flows
a) Accuracy of financial projections
b) Assumptions regarding growth rates
c) Discount rates
d) Useful life of intangibles and terminal values
e) Assumptions regarding taxes
g. Form of payment
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 45
Sistematika Detil OECD TPG 2022
Bab Uraian
Ch6 Special considerations for intangibles
D 3. Arm’s length pricing of transactions involving intangibles for which valuation is highly uncertain at the time of the transaction
4. Hard-to-value intangibles (HTVI)
5. Supplemental guidance for transactions involving the use of intangibles in connection with the sale of goods or the provision
of services
a. Intangibles as a comparability factor in transactions involving the use of intangibles
b. Determining arm’s length prices for transactions involving the use of intangibles in connection with the sale of goods or
the performance of services
1) Situations where reliable comparables exist
2) Situations where reliable comparables do not exist
Annex I to Chapter VI: Examples to illustrate the guidance on Intangibles
Annex II to Chapter VI: Guidance for tax administrations on the application of the approach to hard-to-value intangibles
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 46
Sistematika Detil OECD TPG 2022
Bab Uraian
Ch7 Special considerations for intra-group services
A Introduction
B Main issues
1. Determining whether intra-group services have been rendered
a. Benefits test
b. Shareholder activities
c. Duplication
d. Incidental benefits
e. Centralised services
f. Form of the remuneration
2. Determining an arm’s length charge
a. In general
b. Identifying actual arrangements for charging for intra-group services
1) Direct-charge methods
2) Indirect-charge methods
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 47
Sistematika Detil OECD TPG 2022
Bab Uraian
Ch7 Special considerations for intra-group services
B 3) Form of the compensation
c. Calculating the arm’s length compensation
1) Methods
2) Considerations on including a profit element
C Some examples of intra-group services
D Low value-adding intra-group services
1. Definition of low value-adding intra-group services
2. Simplified determination of arm’s length charges for low value-adding intra-group services
a. Application of the benefits test to low value-adding intra-group services
b. Determination of cost pools
c. Allocation of low value-adding service costs
d. Profit mark-up
e. Charge for low value-adding services
f. Threshold for the application of the simplified approach
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 48
Sistematika Detil OECD TPG 2022
Bab Uraian
Ch7 Special considerations for intra-group services
D 3. Documentation and reporting
4. L evying of withholding tax on charges for low value-adding intra-group services
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 50
Sistematika Detil OECD TPG 2022
Bab Uraian
Ch9 Transfer pricing aspects of business restructurings
Introduction
I Arm’s length compensation for the restructuring itself
A Introduction
B Understanding the restructuring itself
1. A ccurate delineation of the transactions comprising the business restructuring: functions, assets and risks before and after
the restructuring
a. The analysis of risk in the context of business restructurings
2. Understanding the business reasons for and the expected benefits from the restructuring, including the role of synergies
3. Other options realistically available to the parties
4. Transfer pricing documentation for business restructurings
C Recognition of the accurately delineated transactions that comprise the business restructuring
D Reallocation of profit potential as a result of a business restructuring
1. Profit potential
2. Reallocation of risks and profit potential
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 51
Sistematika Detil OECD TPG 2022
Bab Uraian
Ch9 Transfer pricing aspects of business restructurings
E Transfer of something of value (e.g. an asset or an ongoing concern)
1. Tangible assets
2. Intangibles
a. Disposal of intangibles or rights in intangibles by a local operation to a central location (foreign associated enterprise)
b. Intangible transferred at a point in time when its valuation is highly uncertain
c. Local intangibles
d. Contractual rights
3. Transfer of activity (ongoing concern)
a. Valuing a transfer of activity
b. Loss-making activities
4. Outsourcing
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 52
Sistematika Detil OECD TPG 2022
Bab Uraian
Ch9 Transfer pricing aspects of business restructurings
F Indemnification of the restructured entity for the termination or substantial renegotiation of existing arrangements
1. Whether commercial law supports rights to indemnification for the restructured entity under the facts of the case as accurately
delineated
2. Whether the existence or absence of an indemnification clause or similar provisions (as well as the terms of such a clause
where it exists) under the terms of the arrangement, as accurately delineated, is arm’s length.
3. Which party should ultimately bear the costs related to the indemnification of the party that suffers from the termination or re-
negotiation of the agreement
II Remuneration of post-restructuring controlled transactions
A Business restructurings versus “structuring”
1. General principle: no different application of the arm’s length principle
2. Possible factual differences between situations that result from a restructuring and situations that were structured as such
from the beginning
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 53
Sistematika Detil OECD TPG 2022
Bab Uraian
Ch9 Transfer pricing aspects of business restructurings
B Application to business restructuring situations: selection and application of a transfer pricing method for the post-restructuring
controlled transactions
C Relationship between compensation for the restructuring and postrestructuring remuneration
D Comparing the pre- and post-restructuring situations
E Location savings
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 56
Sistematika Detil OECD TPG 2022
Bab Uraian
Ch10 Transfer pricing aspects of financial transactions
C b. Accurate delineation of cash pooling transactions
c. Determining the arm’s length price of cash pooling transactions
1) Rewarding the cash pool leader function
2) Rewarding the cash pool members
3) Cash pooling guarantees
3. Hedging
D Financial guarantees
1. Accurate delineation of financial guarantees
a. Economic benefit derived from a financial guarantee
1) Enhancement of the terms of the borrowing
2) Access to a larger amount of borrowing
b. Effect of group membership
c. Financial capacity of the guarantor
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 57
Sistematika Detil OECD TPG 2022
Bab Uraian
Ch10 Transfer pricing aspects of financial transactions
D 2. Determining the arm’s length price of guarantees
a. CUP method
b. Yield approach
c. Cost approach
d. Valuation of expected loss approach
e. Capital support method
3. Examples
a. Example 1
b. Example 2
E Captive insurance
1. Definition and rationale for a captive insurance and reinsurance
2. Accurate delineation of captive insurance and reinsurance
a. Assumption of risk and risk diversification
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 58
Sistematika Detil OECD TPG 2022
Bab Uraian
Ch10 Transfer pricing aspects of financial transactions
E b. The assumption of the economically significant risks
c. Outsourcing the underwriting function
d. Reinsurance captives – Fronting
3. Determining the arm’s length price of captive insurance and reinsurance
a. Pricing of premiums
b. Combined ratio and return on capital
c. Group synergy
d. Agency sales
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 59
Pembahasan: Bab 5 Documentation
Agenda 4
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute
60
Kewajiban Menyusun TP Doc
• Bab V OECD TPG 2022 berisi tentang pengaturan
dokumentasi TP, yang sudah diadopsi di Indonesia
melalui Peraturan Menkeu No. 213/PMK.03/2016 . Master
File
• Ada istilah-istilah di ketentuan Peraturan Menkeu No. Local file
213/PMK.03/2016 yang dapat memunculkan dispute
interpretasi, yaitu:
CbC
• Transaksi afiliasi, Reporting
• Afiliasi atau hubungan istimewa, dan
• Persyaratan wajib buat TP Doc..
• Wajib atau tidak untuk membuat TP Doc sangat
tergantung pada pemahaman terhadap Pasal 2
PerMenkeu No. 213/PMK.03/2016 Transfer Pricing Document
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 61
Kewajiban Menyusun TP Doc
No Peraturan Penjelasan
1. Pasal 23A Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-
UUD 1945 (Amd. III) undang
2. UU No. 28/2007 Pasal 3 ayat (6)
Bentuk dan isi Surat Pemberitahuan serta keterangan dan/atau dokumen yang harus
dilampirkan, dan cara yang digunakan untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
3. UU No. 28/2007 Pasal 28 ayat (11)
Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen
lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik atau
secara program aplikasi on-line wajib disimpan selama 10 (sepuluh) tahun di Indonesia, yaitu di
tempat kegiatan atau tempat tinggal Wajib Pajak orang pribadi, atau di tempat kedudukan
Wajib Pajak badan.
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 62
Kewajiban Menyusun TP Doc
No Peraturan Penjelasan
4. Peraturan Pasal 10
Pemerintah (1) Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain
No. 74/2011 termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik atau secara
program aplikasi on-line wajib disimpan selama 10 (sepuluh) tahun di Indonesia, yaitu di tempat
kegiatan atau tempat tinggal Wajib Pajak orang pribadi, atau di tempat kedudukan Wajib Pajak
badan.
(2) Dalam hal Wajib Pajak melakukan transaksi dengan para pihak yang mempunyai hubungan
istimewa dengan Wajib Pajak, kewajiban menyimpan dokumen lain sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi dokumen dan/atau informasi tambahan untuk mendukung bahwa transaksi yang
dilakukan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa telah sesuai dengan prinsip
kewajaran dan kelaziman usaha.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis dokumen dan/atau informasi tambahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan tata cara pengelolaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan.
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 63
Kewajiban Menyusun TP Doc
No Peraturan Penjelasan
5. Peraturan Menkeu No. Pasal 1
213/PMK.03/2016 6. Dokumen Penentuan Harga Transfer adalah dokumen yang diselenggarakan oleh Wajib
(“PMK-213/2016”) Pajak sebagai dasar penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam
Penentuan Harga Transfer yang dilakukan oleh Wajib Pajak
Pasal 2
(1) Dokumen Penentuan Harga Transfer terdiri atas:
a. dokumen induk;
b. dokumen lokal; dan/ atau
c. laporan per negara
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 64
Kewajiban Menyusun TP Doc
Pasal 2 [PMK-213/2016]
(2) Wajib Pajak yang melakukan Transaksi Afiliasi dengan:
a. nilai peredaran bruto Tahun Pajak sebelumnya dalam satu Tahun Pajak lebih dari Rp 50.000.000.000,00 (lima
puluh miliar rupiah);
b. nilai Transaksi Afiliasi Tahun Pajak sebelumnya dalam satu Tahun Pajak:
1. lebih dari Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah) untuk transaksi barang berwujud; atau
2. lebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) untuk masing-masing penyediaan jasa, pembayaran
bunga, pemanfaatan barang tidak berwujud, atau Transaksi Afiliasi lainnya; atau
c. Pihak Afiliasi yang berada di negara atau yurisdiksi dengan tarif Pajak Penghasilan lebih rendah dari pada tarif
Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
tentang Perubahan Keempat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan,
wajib menyelenggarakan dan menyimpan Dokumen Penentuan Harga Transfer sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a dan huruf b sebagai bagian dari kewajiban menyimpan dokumen lain sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 65
Kewajiban Menyusun TP Doc
• Sebagai panduan untuk memahami Pasal 2 PMK-213/2016 yang cukup rumit dan untuk menentukan apakah ada
kewajiban pembuatan TP Doc di suatu tahun pajak, berikut adalah langkah-langkahnya:
1. (ayat 2) Tentukan tahun pajak berapa TP Doc itu akan dibuat (misalnya tahun pajak 2020).
2. (ayat 2) Tentukan apakah di tahun pajak 2020 ada transaksi afiliasi (berapapun nilainya).
a. Untuk langkah ini, diperlukan pemahaman terhadap:
1. apa itu transaksi sesuai konsep akuntansi dan hukum perdata; dan
2. apa itu afiliasi/hubungan istimewa sesuai Pasal 18 ayat (4) UU PPh beserta penjelasannya.
b. Jika tidak ada transaksi afiliasi di 2020, tidak perlu buat TP Doc.
c. Bila ada transaksi afiliasi di 2020, lanjutkan ke langkah 3.
3. (ayat 2 hrf a) Tentukan apakah nilai peredaran bruto selama tahun pajak 2019 (dari masing-masing pihak
afiliasi yang bertransaksi) lebih dari Rp 50 miliar.
a. Jika jawabannya iya, pihak yang memiliki peredaran bruto > Rp 50 miliar wajib membuat TP Doc.
b. Jika jawabannya tidak, lanjutkan ke langkah 4.
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 66
Kewajiban Menyusun TP Doc
4. (ayat 2 hrf b angka 1) Tentukan apakah nilai transaksi afiliasi barang berwujud masing-masing pihak afiliasi
selama tahun pajak 2019 lebih dari Rp 20 miliar.
a. Jika jawabannya iya, pihak yang memiliki transaksi afiliasi barang berwujud > Rp 20 miliar wajib membuat
TP Doc.
b. Kalau jawabannya tidak, lanjutkan ke langkah 5.
5. (ayat 2 hrf b angka 2a) Tentukan apakah nilai transaksi afiliasi masing-masing pihak untuk penyediaan jasa
lebih dari Rp 5 miliar.
a. Jika jawabannya iya, pihak yang memiliki transaksi afiliasi > Rp 5 miliar tersebut wajib membuat TP Doc
b. Kalau jawabannya tidak, lanjutkan ke langkah 6.
6. (ayat 2 hrf b angka 2b) Tentukan apakah nilai transaksi afiliasi masing-masing pihak untuk pembayaran bunga
lebih dari Rp 5 miliar.
a. Jika jawabannya iya, pihak yang memiliki transaksi afiliasi > Rp 5 miliar tersebut wajib membuat TP Doc
b. Kalau jawabannya tidak, lanjutkan ke langkah 7.
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 67
Kewajiban Menyusun TP Doc
7. (ayat 2 hrf b angka 2c) Tentukan apakah nilai transaksi afiliasi masing-masing pihak untuk pemanfaatan barang
tidak berwujud lebih dari Rp 5 miliar.
a. Jika jawabannya iya, pihak yang memiliki transaksi afiliasi > Rp 5 miliar tersebut wajib membuat TP Doc
b. Kalau jawabannya tidak, lanjutkan ke langkah 8.
8. (ayat 2 hrf b angka 2d) Tentukan apakah nilai transaksi afiliasi masing-masing pihak untuk Transaksi Afiliasi
lainnya lebih dari Rp 5 miliar.
a. Jika jawabannya iya, pihak yang memiliki transaksi afiliasi > Rp 5 miliar tersebut wajib membuat TP Doc
b. Kalau jawabannya tidak, lanjutkan ke langkah 9.
9. (ayat 2 hrf c) Tentukan apakah tarif PPh badan negara tempat lawan transaksi afiliasi > tarif PPh badan di
Indonesia.
a. Jika jawabannya iya, pihak afiliasi di Indonesia tersebut wajib membuat TP Doc;
b. Kalau jawabannya tidak, pihak afiliasi di Indonesia tersebut tidak wajib membuat TP Doc, tapi tetap
menggunakan analisis kesebandingan untuk memastikan ALP terpenuhi.
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute 68
69
Free Webinar | Dr. Prianto Budi S., Ak., CA, MBA | Pratama–Kreston Tax Research Institute