Anda di halaman 1dari 8

Rabu19 Januari 2022, 07:00 WIB

BAHAYA KURANG GERAK

Oleh ATIKA WALUJANI MOEDJIONO

Kehidupan modern identik dengan banyak duduk. Hal itu bisa memicu gangguan
jantung, stroke, diabetes, serta kematian dini. Mengimbangi duduk dengan aktivitas sedang
hingga berat bisa mempertahankan kesehatan.
Kehidupan masa kini membuat orang menjadi kurang gerak. Banyak pekerjaan
dikerjakan dengan duduk di belakang meja dalam waktu lama. Selesai bekerja, kita seringkali
terlalu letih untuk bergerak dan memilih duduk santai menonton televisi atau film di saluran
daring.
Padahal, banyak duduk, kurang gerak, bisa memicu berbagai masalah kesehatan. Dari
kelemahan otot dan tulang, obesitas, gangguan jantung, stroke, dan diabetes, yang
meningkatkan risiko kematian.
Berbaring sama buruknya dengan duduk karena tidak aktif. Kecuali berbaring untuk
tidur yang diperlukan untuk pemulihan sel-sel tubuh. Namun, durasi tidur ada batasnya. Tidur
lebih dari sembilan jam sehari sama efeknya seperti kurang gerak.
Sedangkan berdiri, menurut laman Universitas Waterloo, Kanada, penelitian Jack
Callaghan, Guru Besar Departemen Kinesiologi universitas itu, mendapatkan, 50 persen
peserta mengalami nyeri punggung bawah ketika diminta bekerja sambil berdiri di meja
ergonomis selama dua jam berturut-turut. Para peserta adalah orang sehat dan tak satu pun
menderita sakit punggung sebelumnya. Karena itu, bekerja sambil berdiri terus menerus tidak
disarankan. Menurut Callaghan, yang ideal adalah berdiri sekitar 30-45 menit setelah duduk
satu jam.
Bagaimana kurang gerak menyebabkan gangguan kesehatan? Untuk bergerak kita
menggunakan otot-otot besar. Tubuh menggunakan gula darah sebagai bahan bakar dan
merangsang pelepasan biokimia yang mempengaruhi kadar kolesterol dan proses metabolisme
lain. Sebaliknya, saat duduk atau berbaring santai, otot-otot besar akan mengendur, sementara
kadar gula darah dan kolesterol jahat meningkat.
Penelitian Catherine R Mikus dan kolega dari Universitas Missouri, Amerika Serikat
(AS), memastikan, kurang gerak menimbulkan gangguan metabolisme terkait resistensi insulin
yang meningkatkan kadar gula darah. Hal itu dipublikasikan di jurnal Medicine & Science in
Sports & Exercise, Februari 2012.
Penelitian melibatkan delapan laki-laki dan empat perempuan muda yang sehat dan
aktif. Yakni, memiliki indeks massa tubuh (BMI) sekitar 24 dan aktif berjalan hingga 10.000
langkah per hari.
Setelah diminta mengurangi aktivitas fisik hingga tinggal sekitar 4.500 langkah per
hari selama tiga hari, kadar gula darah para peserta naik dua kali lipat sehabis makan. Hasil ini
memberikan bukti bahwa aktivitas fisik teratur berperan penting dalam kontrol glikemik.
Peneliti menyatakan, latihan intensitas sedang hingga kuat terbukti meningkatkan
sensitivitas insulin dan menstabilkan kadar gula darah di kisaran normal pada individu yang
sehat serta penderita diabetes tipe 2. Sebaliknya, pengurangan aktivitas fisik mengurangi
sensitivitas insulin dan meningkatkan kadar gula darah.
Sebelumnya, Naomi M Hamburg dan kolega dari Fakultas Kedokteran Universitas
Boston, AS, melaporkan di jurnal Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology,
Desember 2007, gaya hidup kurang gerak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan
diabetes.
Pengurangan aktivitas menyebabkan peningkatan kadar gula darah, resistensi insulin,
peningkatan kolesterol total dan trigliserida serta peningkatan tekanan darah.
Peneliti mengukur sensitivitas insulin dengan tes toleransi glukosa dan fungsi vaskular
pada 14 laki-laki dan enam perempuan sehat yang diminta berbaring di tempat tidur selama
lima hari. Hasilnya, pengurangan aktivitas menyebabkan peningkatan kadar gula darah,
resistensi insulin, peningkatan kolesterol total dan trigliserida serta peningkatan tekanan darah.
Selain itu, timbul gangguan fungsi mikrovaskular pada lengan dan betis.
Duduk terlalu lama juga dikaitkan dengan perubahan di bagian otak yang penting untuk
memori. Demikian hasil penelitian Prabha Siddarth dan kolega dari Universitas California,
AS, yang dimuat di Plos One, 12 April 2018.
Tim peneliti merekrut 35 orang berusia 45-75 tahun. Mereka ditanya tentang tingkat
aktivitas fisik dan jumlah rata-rata jam per hari yang dihabiskan untuk duduk selama seminggu
sebelumnya. Setiap peserta dipindai otaknya dengan pencitraan resonansi magnetik (MRI)
resolusi tinggi untuk memberikan gambaran detil pada lobus temporal medial (MTL), wilayah
otak yang terlibat dalam pembentukan ingatan baru.
Para peneliti mendapatkan, kurangnya aktivitas fisik terkait dengan penipisan MTL.
Penipisan itu memicu penurunan kognitif dan demensia pada orang dewasa paruh baya dan
lanjut usia. Meningkatkan aktivitas fisik diharapkan meningkatkan kesehatan otak pada orang
yang berisiko terkena penyakit Alzheimer.
Olahraga intensitas sedang hingga berat dapat mengurangi efek berbahaya dari terlalu
banyak duduk. Demikian hasil penelitian Jeanette M Garcia dari Universitas Central Florida
dan kolega dari sejumlah universitas di AS.
Penelitian yang diterbitkan di Journal of American Heart Association, 26 Juni 2019,
itu memantau 3.592 orang etnis Afrika-Amerika, di Jackson, Mississippi. Para peserta
melaporkan berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk duduk sambil menonton televisi dan
selama bekerja. Mereka juga melaporkan berapa lama berolahraga di waktu senggang. Dalam
kurun waktu 8,4 tahun terjadi 129 kasus gangguan jantung atau stroke serta 205 orang
meninggal dunia.
Didapatkan, mereka yang menonton televisi paling lama (4 jam atau lebih per hari)
memiliki risiko 50 persen lebih besar mengalami kejadian kardiovaskular dan kematian
dibandingkan yang menonton televisi kurang dari 2 jam per hari atau yang bekerja dengan
duduk.
Kabar baiknya, aktivitas fisik seperti berjalan cepat atau latihan aerobik mengurangi
risiko serangan jantung, stroke, atau kematian. Demikian pula pola makan sehat dan tidak
merokok. Peserta yang duduk 4 jam atau lebih per hari, namun mengimbangi dengan olahraga
150 menit atau lebih per minggu, bisa tetap sehat.
Jadi, bergeraklah setelah bangun tidur. Di rumah, di kantor, di mana pun, usahakan
untuk berdiri dan bergerak. Semakin banyak bergerak, semakin baik.
Sumber : https://www.kompas.id/baca/humaniora/2022/01/18/bahaya-kurang-gerak

Menentukan Fakta atau Opini


Fakta Opini
Penelitian Catherine R Mikus dan kolega dari Kehidupan masa kini membuat orang
Universitas Missouri, Amerika Serikat (AS), menjadi kurang gerak. Banyak pekerjaan
memastikan, kurang gerak menimbulkan dikerjakan dengan duduk di belakang meja
gangguan metabolisme terkait resistensi dalam waktu lama. Selesai bekerja, kita
insulin yang meningkatkan kadar gula darah. seringkali terlalu letih untuk bergerak dan
Hal itu dipublikasikan di jurnal Medicine & memilih duduk santai menonton televisi atau
Science in Sports & Exercise, Februari 2012. film di saluran daring.
Peneliti mengukur sensitivitas insulin Padahal, banyak duduk, kurang gerak, bisa
dengan tes toleransi glukosa dan fungsi memicu berbagai masalah kesehatan. Dari
vaskular pada 14 laki-laki dan enam kelemahan otot dan tulang, obesitas,
perempuan sehat yang diminta berbaring di gangguan jantung, stroke, dan diabetes, yang
tempat tidur selama lima hari. Hasilnya, meningkatkan risiko kematian.
pengurangan aktivitas menyebabkan
peningkatan kadar gula darah, resistensi
insulin, peningkatan kolesterol total dan
trigliserida serta peningkatan tekanan
darah.
Penelitian yang diterbitkan di Journal of Bagaimana kurang gerak menyebabkan
American Heart Association, 26 Juni 2019, gangguan kesehatan? Untuk bergerak kita
itu memantau 3.592 orang etnis Afrika- menggunakan otot-otot besar. Tubuh
Amerika, di Jackson, Mississippi. Para menggunakan gula darah sebagai bahan
peserta melaporkan berapa banyak waktu bakar dan merangsang pelepasan biokimia
yang dihabiskan untuk duduk sambil yang mempengaruhi kadar kolesterol dan
menonton televisi dan selama bekerja. proses metabolisme lain. Sebaliknya, saat
Mereka juga melaporkan berapa lama duduk atau berbaring santai, otot-otot besar
berolahraga di waktu senggang. Dalam kurun akan mengendur, sementara kadar gula darah
waktu 8,4 tahun terjadi 129 kasus gangguan dan kolesterol jahat meningkat.
jantung atau stroke serta 205 orang meninggal
dunia.
Duduk terlalu lama juga dikaitkan dengan Berbaring sama buruknya dengan duduk
perubahan di bagian otak yang penting untuk karena tidak aktif. Kecuali berbaring untuk
memori. Demikian hasil penelitian Prabha tidur yang diperlukan untuk pemulihan sel-
Siddarth dan kolega dari Universitas sel tubuh. Namun, durasi tidur ada batasnya.
California, AS, yang dimuat di Plos One, 12 Tidur lebih dari sembilan jam sehari sama
April 2018. efeknya seperti kurang gerak.

Peneliti menyatakan, latihan intensitas Kehidupan modern identik dengan banyak


sedang hingga kuat terbukti meningkatkan duduk. Hal itu bisa memicu gangguan
sensitivitas insulin dan menstabilkan kadar jantung, stroke, diabetes, serta kematian dini.
gula darah di kisaran normal pada individu Mengimbangi duduk dengan aktivitas sedang
yang sehat serta penderita diabetes tipe 2. hingga berat bisa mempertahankan
Sebaliknya, pengurangan aktivitas fisik kesehatan.
mengurangi sensitivitas insulin dan
meningkatkan kadar gula darah.

Penelitian melibatkan delapan laki-laki dan Jadi, bergeraklah setelah bangun tidur. Di
empat perempuan muda yang sehat dan aktif. rumah, di kantor, di mana pun, usahakan
Yakni, memiliki indeks massa tubuh (BMI) untuk berdiri dan bergerak. Semakin banyak
sekitar 24 dan aktif berjalan hingga 10.000 bergerak, semakin baik.
langkah per hari.
Menganalisis Unsur Kebahasaan
Kebahasaan Ada/Tidak Ada Kalimat
Kata Keterangan (Adverbia Ada Kehidupan masa kini
Frekuentatif membuat orang menjadi
kurang gerak. Banyak
pekerjaan dikerjakan dengan
duduk di belakang meja
dalam waktu lama. Selesai
bekerja, kita seringkali terlalu
letih untuk bergerak dan
memilih duduk santai
menonton televisi atau film di
saluran daring.

Konjungsi Ada Sedangkan berdiri, menurut


laman Universitas
Waterloo, Kanada,
penelitian Jack Callaghan,
Guru Besar Departemen
Kinesiologi universitas itu,
mendapatkan, 50 persen
peserta mengalami nyeri
punggung bawah ketika
diminta bekerja sambil
berdiri di meja ergonomis
selama dua jam berturut-
turut.
Kata Kerja Material Ada Kehidupan masa kini
membuat orang menjadi
kurang gerak. Banyak
pekerjaan dikerjakan dengan
duduk di belakang meja
dalam waktu lama. Selesai
bekerja, kita seringkali terlalu
letih untuk bergerak dan
memilih duduk santai
menonton televisi atau film di
saluran daring.

Kata Kerja Relasional Ada Sebelumnya, Naomi M


Hamburg dan kolega dari
Fakultas Kedokteran
Universitas Boston, AS,
melaporkan di jurnal
Arteriosclerosis, Thrombosis,
and Vascular Biology,
Desember 2007, gaya hidup
kurang gerak meningkatkan
risiko penyakit
kardiovaskular dan diabetes.

Kata Kerja Mental Ada Penipisan itu memicu


penurunan kognitif dan
demensia pada orang
dewasa paruh baya dan
lanjut usia.
Kosakata Serapan Asing Atau Istilah
Kosakata/Istilah Arti Menurut KBBI
Kinesiologi Ilmu tentang gerakan otot dan sendi tubuh.

Ergonomis Tempat duduk yang -- mampu menjamin kenyamanan sepanjang


jalan.
Mikrovaskular Komplikasi yang menyerang pembuluh darah kecil.

Resistensi Insulin Kondisi ketika sel tubuh mengabaikan atau menolak sinyal dari
hormone insulin.
Kognitif Arti fungsi kognitif adalah penggunaan bahasa untuk penalaran akal.
Fungsi kognitif berasal dari kata dasar fungsi.
MTL Lobus temporalis medial yaitu bagian dari otak besar yang
mencangkup hipokampus.

Anda mungkin juga menyukai