Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA

AMAN DAN NYAMAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH

(BBLR)

NAMA : NABILA RIZA DAMAYANTI


NIM : 18010067

PRODI STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI JEMBER
2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian BBLR

Berat Bayi Lahir Rendah adalah Bayi yang dilahirkan dengan berat yang

kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi

kurang bulan (<37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intra uteri growth

restriction) (Pudjiati,dkk.,2010). BBLR adalah bayi yang lahir berat kurang dari 2500

gram diukur pada saat lahir sampai hari ketujuh setelah lahir (putra,2012)

B. Etiologi BBLR

Beberapa Penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah (Proverawati

dan Ismawati,2010), yaitu :

1. Faktor Ibu

a. Penyakit

1) Mengalami komplikasi kehamilan,spereti anemia, perdarahan

2) antepartum,PEB, eklamsia, infeksi saluran kemih.

3) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi penyakit menular

4) seksual,hipertensi,HIV/AIDS,TORCH(Toxoplasma,Rubella,Cytom

5) egalovirus(CMV) dan herpessimplex virus ) dan penyakit jantung

6) Penyalahgunaan obat,merokok,konsumsi alcohol

b. Ibu

1) Angka kejadian prematuritas tinggi adalah kehamilan pada usia <20

tahun atau lebih dari 35 tahun.

2) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun)
3) Keadaan tertinggi pad golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini

dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang

4) Aktivitas fisik yang berlebihan.

5) Pernikahan di bawah usia minimal.

6) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya

c. Keadaan sosial ekonomi

2. Faktor janin beresiko meliputi : kelainan kromosom,infeksi janinkronik

(inklusi sitomegali,rubella bawaan), gawat janin dan kehamilan kembar.

3. Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion,plasenta previa,solutio

plasenta,sindrom tranfusi bayi kembar (Sindrom parabiotik), ketuban

pecah dini.

4. Faktor lingkungan,lingkungan yang berpengaruh adalah : tempat tinggal

di dataran tinggi, terkena radiasi, serta paparan zat beracun.

C. Manifestasi Klinis

Secara umum, gambaran klinis dari bayi BBLR adalah sebagai berikut:

1. Berat kurang dari 2500 gram

2. Panjang kurang dari 45 cm

3. Lingkar dada kurang dari 30 cm

4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm

5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu

6. Kepala bayi lebih besar dari badan, Kepala tidak mampu tegak, rambut

kepala tipis dan halus, elastisitas daun telinga


7. Integumen: Kulit tipis,transparan, rambut lanugo banyak, jaringan

subkutan sedikit

8. Otot hipotonik lemah

9. Dada: dinding thorax elastis, putting susu belum terbentuk, pernafasan

tidak teratur, dapat terjadi apnea, Pernafasan 40-50 kali/menit, Nadi 100-

140 kali / menit

10. Ekstremitas: paha abduksi,sendi lutut/kaki fleksi-lurus, kadang terjadi

oedem, garis telapak kaki sedikit, telapak kaki halus, tumit mengkilat

11. Genetalia: pada bayi laki-laki skrotum kecil dan testis tidak teraba (belum

turun), dan pada bayi perempuan klitoris menonjol serta labia mayora

belum menutupi labia minora (labia mayora hampir tidak ada).

BBLR menunjukkan belum sempurnanya fungsi organ tubuh dengan

keadaannya lemah, yaitu sebagai berikut :

1. Tanda-tanda bayi kurang bulan (KB)

a. Kulit tipis dan mengkilap

b. Tulang rawan telinga sangat lunak,karena belum terbentuk dengan

sempurna

c. Lanugo (rambut halus/lembut) masih banyak ditemukan terutama pada

punggung

d. Jaringan payudara belum terlihat,putting masih berupa titik

e. Pada bayi perempuan, labia mayora belum menutupi labia minora

f. Pada bayi laki-laki, skrotum belum banyak lipatan,testis kadang belum

turun
g. Rajah telapak tangan kurang dari 1/3 bagian atau belum terbentuk

h. Kadang disertai dengan pernafasan yang tidak teratur

i. Aktivitas dan tangisnya lemah

j. Reflek menghisap dan menelan tidak efektif atau lemah

2. Tanda-tanda bayi Kecil Untuk Masa Kehamilan (KMK) :

a. Gerakannya cukup aktif,tangis cukup kuat

b. Kulit keriput,lemak bawah kulit tipis

c. Bila kurang bulan jaringan payudara kecil,puting kecil. Bila cukup

bulan payudara dan putting sesuai masa kehamilan

d. Bayi perempuan bila cukup bulan labia mayora menutupi labia minora

e. Bayi laki-laki testis mungkin telah turun

f. Rajah telapak kaki lebih dari 1/3 bagian

g. Menghisap cukup kuat (Proverawati, 2010)

D. Patofisiologi dan WOC

Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin tinggi
resiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi.
1. Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan di dalam tubuh
sedikit, hamper semua lemak, glikogen dan mineral seperti zat besi,
kalsium, fosfor dan seng di deposit selama 8 minggu terakhir kehamilan.
Dengan demikian bayi preterm mempunyai potensi terhadap peningkatan
hipoglikemia, anemia dan lain-lain. Hipoglikemia menyebabkan bayi
kejang terutama pada bayi BBLR Prematur.
2. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm
mempunyai lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk
mencerna dan mengabsorpsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm.
3. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan, koordinasi
antara refleks hisap dan menelan belum berkembang dengan baik sampai
kehamilan 32-34 minggu, padahal bayi BBLR kebutuhan nutrisinya lebih
tinggi karena target pencapaian BB nya lebih besar. Penundaan
pengosongan lambung dan buruknya motilitas usus terjadi pada bayi
preterm.
4. Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja napas dan kebutuhan
kalori yang meningkat.

E. Pengkajian Keperawatan
1. Biodata

Terjadi pada bayi prematur yang dalam pertumbuhan di dalam kandungan terganggu

2. Keluhan utama

Menangis lemah, reflek menghisap lemah, bayi kedinginan atau suhu

tubuh rendah

3. Riwayat penyakit sekarang

Lahir spontan, SC umur kehamilan antara 24 sampai 37

minnggu ,berat badan kurang atau sama dengan 2.500 gram, apgar pada 1

sampai 5 menit, 0 sampai 3 menunjukkan kegawatan yang parah, 4 sampai 6 kegawatan

sedang, dan 7-10 normal

4. Riwayat penyakit dahuluIbu memliki riwayat kelahiran prematur,kehamilan

ganda,hidramnion

5. Riwayat penyakit keluarga

Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM,TB

Paru, tumor kandungan, kista, hipertensi


6. ADL

a. Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung kurang, daya

absorbsi kurang atau lemah sehingga kebutuhan nutrisi terganggu

b. Pola Istirahat tidur: terganggu oleh karena hipotermia

c. Pola Personal hygiene: tahap awal tidak dimandikan

d. Pola Aktivitas : gerakan kaki dan tangan lemas

e. Pola Eliminasi: BAB yang pertama kali keluar adalah mekonium,

produksi urin rendah

7. Pemeriksaan

a. Pemeriksaan Umum

1) Kesadaran compos mentis

2) Nadi : 180X/menit pada menit, kemudian menurun sampai 120-

140X/menit

3) RR : 80X/menit pada menit, kemudian menurun sampai 40X/menit

4) Suhu : kurang dari 36,5 C

b. Pemeriksaan Fisik

1) Sistem sirkulasi/kardiovaskular : Frekuensi dan irama jantung rata-rata

120 sampai 160x/menit, bunyi jantung (murmur/gallop), warna kulit

bayi sianosis atau pucat, pengisisan capilary refill  (kurang dari 2-3

detik).

2) Sistem pernapasan : Bentuk dada barel atau cembung, penggunaan

otot aksesoris, cuping hidung, interkostal; frekuensi dan keteraturan


pernapasan rata-rata antara 40-60x/menit, bunyi pernapasan adalah

stridor, wheezing atau ronkhi.

3) Sistem gastrointestinal : Distensi abdomen (lingkar perut bertambah,

kulit mengkilat), peristaltik usus, muntah (jumlah, warna, konsistensi

dan bau), BAB (jumlah, warna, karakteristik, konsistensi dan bau),

refleks menelan dan mengisap yang lemah.

4) Sistem genitourinaria : Abnormalitas genitalia, hipospadia, urin

(jumlah, warna, berat jenis, dan PH).

5) Sistem neurologis dan musculoskeletal : Gerakan bayi, refleks moro,

menghisap, mengenggam, plantar, posisi atau sikap bayi fleksi,

ekstensi, ukuran lingkar kepala kurang dari 33 cm, respon pupil,

tulang kartilago telinga belum tumbuh dengan sempurna, lembut dan lunak.

6) Sistem thermogulasi (suhu) : Suhu kulit dan aksila, suhu lingkungan.

7) Sistem kulit : Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda lahir, lesi,

pemasangan infus), tekstur dan turgor kulit kering, halus, terkelupas.

8) Pemeriksaan fisik : Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500

gram, panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar

kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan

atau kurang dari 30cm, lingkar lengan atas, lingkar perut, keadaan

rambut tipis, halus, lanugo pada punggung dan wajah, pada wanita

klitoris menonjol, sedangkan pada laki-laki skrotum belum

berkembang, tidak menggantung dan testis belum turun., nilai APGAR

pada menit 1 dan ke 5, kulitkeriput. (Pantiawati, 2010)


WOC

(Preoverawati, 2010)
F. Pemeriksaan Diagnostic
Menurut Pantiawati (2010) Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan

antara lain :

a. Pemeriksaan skor ballard merupakan penilaian yang menggambarkan

reflek dan maturitas fisik untuk menilai reflek pada bayi tersebut untuk

mengetahui apakah bayi itu prematuritas atau maturitas

b. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan merupakan tes

pada ibu yang melahirkan bayi dengan berat kurang yang lupa mens

terakhirnya.

c. Darah rutin, glokoa darah, kalau perlu dan tersedia faslitas diperiksa kadar

elektrolit dan analisa gas darah.

d. Foto dada ataupun babygram merupakan foto rontgen untuk melihat bayi

lahir tersebut diperlukan pada bayi lahir dengan umur kehamilan kurang

bulan dimulai pada umur 8 jam atau dapat atau diperkirakan akan terjadi

sindrom gawat nafas.

G. Penatalaksanaan Medis

Penanganan dan perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah
menurut Proverawati (2010), dapat dilakukan tindakan sebagai berikut:
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Bayi prematur akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi
hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan
baik, metabolismenya rendah, dan permukaan badan relatif luas. Oleh karena
itu, bayi prematuritas harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas
badannya mendekati dalam rahim. Bila belum memiliki inkubator, bayi
prematuritas dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol
yang berisi air panas atau menggunakan metode kangguru yaitu perawatan
bayi baru lahir seperti bayi kanguru dalam kantung ibunya.
2. Pengawasan Nutrisi atau ASI
Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung kecil,
enzim pecernaan belum matang. Sedangkan kebutuhan protein 3 sampai 5 gr/
kg BB (Berat Badan) dan kalori 110 gr/ kg BB, sehingga pertumbuhannya
dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan
didahului dengan menghisap cairan lambung. Reflek menghisap masih lemah,
sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi dengan
frekuensi yang lebih sering.  ASI merupakan makanan yang paling utama,
sehingga ASI-lah yang paling dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya
kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-
lahan atau dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan yang
diberikan sekitar 200 cc/ kg/ BB/ hari.
3. Pencegahan Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh
yang lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan pembentukan antibodi
belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif dapat dilakukan sejak
pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas atau
BBLR. Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara
khusus dan terisolasi dengan baik.
4. Penimbangan Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi
dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan
berat badan harus dilakukan dengan ketat.
5. Ikterus
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya
belum matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara
efisien sampai 4-5 hari berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh polisetemia,
memar hemolisias dan infeksi karena hperbiliirubinemia dapat menyebabkan
kernikterus maka warna bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa bila
ikterus muncul dini atau lebih cepat bertambah coklat.
6. Pernapasan
Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada
penyakit ini tanda- tanda gawat pernaasan sealu ada dalam 4 jam bayi harus
dirawat terlentang atau tengkurap dalam inkubator dada abdomen harus
dipaparkan untuk mengobserfasi usaha pernapasan.
7. Hipoglikemi
Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat
badan lahir rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan
pemeriksaan gula darah secara teratur.
H. Diagnosa Keperawatan

1. Hipotermia berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan

penurunan lemak tubuh subkutan.

2. Defisit Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidak mampuan mencerna nutrisi karena imaturitas.

3. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang


kurang.
4.
I. Intervensi

1. Hipotermi berhubungan dengan terpapar suhu lingkungan rendah .


a. Tujuan: suhu tubuh dalam rentang normal
b. Kriteria hasil:
1) Suhu 36-37C.
2) Kulit hangat.
3) Sianosis (-)
4) Ekstremitas hangat
c. Tindakan keperawatan:
1) Observasi tanda-tanda vital.
2) Tempatkan bayi pada incubator.
3) Awasi dan atur control temperature dalam incubator sesuai
kebutuhan.
4) Monitor tanda-tanda Hipertermi.
5) Hindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh.
6) Ganti pakaian setiap basah
7) Observasi adanya sianosis.
2. Deficit nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak
mampuan mencerna nutrisi karena imaturitas.
a. Tujuan : Nutrisi dapat terpenuhi
b. Kriteria hasil:
1) Reflek hisap dan menelan baik
2) Muntah (-)
3) Kembung (-)
4) BAB lancar
5) Berat badan meningkat 15 gr/hr
6) Turgor elastis
c. Tindakan keperawatan:
1) Observasi intake dan output.
2) Observasi reflek hisap dan menelan.
3) Beri minum sesuai program
4) Pasang NGT bila reflek menghisap dan menelan tidak ada.
5) Monitor tanda-tanda intoleransi terhadap nutrisi parenteral.
6) Kaji kesiapan untuk pemberian nutrisi enteral
7) Kaji kesiapan ibu untuk menyusu.
8) Timbang BB setiap hari.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang kurang.
a. Tujuan: tidak terjadi infeksi
b. Kriteria hasil:
1) Suhu 36-37C
2) Tidak ada tanda-tanda infeksi.
3) Leukosit 5.000-10.000
c. Tindakan keperawatan:
1) Kaji tanda-tanda infeksi.
2) Isolasi bayi dengan bayi lain.
3) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.
4) Gunakan masker setiap kontak dengan bayi.
5) Cegah kontak dengan orang yang terinfeksi.
6) Pastikan semua perawatan yang kontak dengan bayi dalam
keadaan bersih/steril.
7) Kolaborasi dengan dokter.
8) Berikan antibiotic sesuai program.
DAFTAR PUSTAKA

Jumiarni.2006. Asuhan Keperawatan Perinatal.Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono.2006.Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal.Jakarta : YBP –SP

Pantiawati, I. 2010. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta: Nuha

Medika

Pudjiadi Antonius, H., Hegar Badriul, dkk. (2010). Pedoman Pelayanan Medis

Ikatan Dokter Anak Indonesia.Jakarta: IDAI

Proverawati, A., Ismawati, C. 2010. Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta:

Nuha Medika

Surasmi A., Handayani S., Kusuma H.2005. Perawatan Bayi Resiko Tinggi.

Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai