Anda di halaman 1dari 11

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

KELOMPOK 3

DI SUSUN

O
L
E
H

MUHAMMAD ALIF QAADAFI


AYU FAHRIANA
NOVITASARI

ITB NOBEL INDONESIA MAKASSAR


2021-2022
BAB I
PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Manajemen rantai pasokan merupakan integrasi aktivitas-aktivitas yang berawal dari pengadaan
barang dan jasa, mengubah bahan baku menjadi barang dalam proses dan barang jadi, serta
mengantarkan barang-barang tersebut kepada para pelanggannya dengan cara yang efisien.
Dalam definisi tersebut, secara umum pemahaman rantai pasok akan mengandung makna
terjadinya aliran material dari awal sampai ke konsumen dengan memperhatikan faktor ketepatan
waktu, biaya, dan jumlah produknya.
Manajemen rantai pasokan ini merupakan kegiatan pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka
memperoleh bahan mentah, mentransformasikan bahan mentah tersebut menjadi barang dalam
proses dan barang jadi dan mengirimkan produk tersebut ke konsumen melalui system distribusi.
Kegiatan-kegiatan ini mencakup fungsi pembelian, tradisional ditambah kegiatan-kegiatan
lainnya yang penting bagi hubungan antara pemasok denan distributor. Manajemen rantai
pasokan bisa meliputi penetapan: 1. Pengangkut 2. Pentransferan kredit dan tunai 3. Pemasok
atau supplier 4. Distributor dan bank 5. Utang dan piutang 6. pergudangan 7. Pemenuhan
pesanan 8. Membagi-bagi informasi mengenai ramalan permintaan, produksi dan kegiatan
pengendalian persediaan.
Pemikiran yang mendasari hal ini adalah pemfokusan pada pengurangan kesia-siaan dan
maksimisasi nilai pada rantai pasokannya. Kegiatan para manajer rantai mencakup disiplin
akuntansi, keuangan, pemasaran, dan manajemen operasi.

 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari  manajemen rantai pasokan?


2. Bagaimana kinerja manajemen rantai pasokan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui manajemen rantai pasokan


2. Mengetahui kinerja manajemen rantai pasokan
BAB II
PEMBAHASAN

 Sejarah Manajemen Rantai Pasokan

Manajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, sangat berperan dalam
menentukan kemenangan perang, terutama pada perang dunia kedua. Ketika jaman perang sudah
lewat, teknik logistik ini sangat terpakai pada urusan pengiriman barang. Di sini terjadi
kerjasama antara perusahaan pengiriman dengan gudang, dan pengaturannya mulai dilakukan
oleh pihak ketiga.
Perkembangan selanjutnya, pada era globalisasi mulai banyak perusahaan yang mencari cara
bagaimana menurunkan biaya produksi. Banyak perusahaan multinasional memindahkan pabrik
ke negara-negara dengan upah buruh murah. Indonesia dan beberapa kawasan di Asia adalah
contohnya. Di sini terlihat bahwa logistik memegang peranan yang lebih penting lagi.
Perkembangan ilmu logistik menjadi lebih hebat lagi ketika munculnya teknologi informasi pada
tahun 1980-an. Banyak faktor seperti makin murahnya komputer, makin cepatnya komputer,
makin luasnya adopsi internet, bandwidth yang makin murah, membuat orang makin mudah
berkomunikasi dan berkolaborasi dengan cara yang semakin efisien. Penerapan teknologi
informasi yang semakin meluas ini menekan kesalahan manusia, menekan biaya produksi,
meningkatkan kualitas sampai pada tingkatan yang luar biasa.
Ilmu logistik akhirnya berkembang menjadi satu mata rantai pasokan, dengan pendekatan secara
sistem yang integral, yang meliputi Gudang Penyimpanan, Transporasi, Inventory, Pemesanan
Barang, dan Jumlah Barang. Kelima komponen tadi harus dioptimalkan secara keseluruhan.
Optimalisasi secara individual tidak disarankan karena bisa membuat sistem secara keseluruhan
menjadi tidak optimal (atau mahal). Misalnya untuk menekan biaya produksi kita coba
pindahkan gudang penyimpanan ke tempat lain yang lebih murah. Tapi mungkin ini akan
berakibat ongkos transport yang lebih mahal, dan sebagainya.
2.2  Pengertian manajemen rantai pasokan (Supply Chain Management)
Manajemen rantai pasokan (supply chain management) adalah pengintegrasian aktivitas
pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir,
serta pengiriman ke pelanggan. Tujuannya adalah untuk membangun sebuah rantai pasokan yang
memusatkan perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Kunci bagi manajemen
rantai pasokan yang efektif adalah menjadikan para pasokan sebagai “mitra” dalam strategi
perusahaan untuk memenui pasar yang selalu berubah (Heizer and Render, 2005:4)
Indrajit dan Djokopranoto dalam Qolbi Isnanto (2009:3) mengungkapkan Supply chain
management (SCM) adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan
jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi
yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin
menyelenggarakan pengadaan atau barang tersebut, istilah supply chain meliputi juga proses
perubahan barang tersebut, misalnya dari barang mentah menjadi barang jadi. Manajemen rantai
pasok merupakan integrasi aktivitas-aktivitas yang berawal dari pengadaan barang dan jasa,
mengubah bahan baku menjadi barang dalam proses dan barang jadi, serta mengantarkan barang-
barang tersebut kepada para pelanggannya dengan cara yang efisien. Dalam definisi tersebut,
secara umum pemahaman rantai pasok akan mengandung makna terjadinya aliran material dari
awal sampai ke konsumen dengan memperhatikan faktor ketepatan waktu, biaya, dan jumlah
produknya.
Dalam definisi operasional pengertian rantai pasok terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan
yaitu berikut ini :

1. Manajemen rantai pasok adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai
pengintegrasian yang efisien dari supplier, manufacturer, distributor,
retailer, dan customer
2. Manajemen rantai pasok mempunyai dampak terhadap pengendalian biaya
3. Manajemen rantai pasok mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas
pelayanan perusahaan kepada pelanggan

Untuk mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok, pertama-tama yang harus diketahui
adalah gambaran sesungguhnya dan lengkap mengenai seluruh mata rantai yang ada, mulai dari
yang pertama sampai yang terakhir. Misalnya, rantai pasok dari pabrik kertas adalah dimulai dari
hutan kayu sebagai penghasil bahan baku, bahan penolong, peralatan, dan pasokan lain yang
terlibat. Di samping itu, perlu juga diketahui berbagai sifat pergerakan rantai pasok untuk
berbagai persediaan. Maksud dari persediaan adalah beberapa jenis barang yang disimpan di
gudang yang mempunyai sifat pergerakan yang agak berbeda satu sama lain sehingga panjang-
pendeknya rantai pasok juga berbeda tergantung dari metode pemenuhan bahan baku maupun
metode inventory yang dipilih oleh pelaku bisnisnya.
Terdapat beberapa jenis persediaan, yaitu sebagai berikut:

1. Bahan baku (raw materials)


2. Barang setengah jadi (work in process product)
3. Barang komoditas (commodity)
4. Barang proyek

Keberhasilan manajemen rantai pasok memerlukan:

1. Dukungan sumber daya manusia, kepemimpinan dan komitmen untuk berubah


2. Memahami sejauh mana perubahan yang diperlukan
3. Menyetujui visi dan proses inti manajemen rantai pasok
4. Komitmen pada perlunya sumber daya dan kekuasaan atau wewenang untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan

Proses-proses bisnis inti manajemen rantai pasok meliputi berikut ini.

1. Customer Relationship Management (CRM)


2. Customer Service Management (CSM)
3. Demand Management
4. Customer Demand Fulfillment
5. Manufacturing Flow Management
6. Procurement
7. Pengembangan Produk dan Komersialisasi
8. Return

 Kinerja manajemen rantai pasokan

Mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok, yang harus diketahui pertama-tama adalah
gambaran sesungguhnya dan lengkap mengenai seluruh mata rantai yang ada. Beberapa hal yang
dijadikan pertimbangan dalam pengelolaan rantai pasok adalah sebagai berikut:

1. Sasaran Lingkup Pasar (Market Coverage Objectives)


2. Perilaku Pembelian Pelanggan (Customer Buying Behavior)
3. Tipe Distribusi
4. Distribusi intensif
5. Distribusi selektif
6. Distribusi eksklusif

Perancangan aliran rantai pasok akan semakin kompleks saat pelaku masing-masing tahap rantai
pasok mempunyai pelaku tambahan, misalnya distributor mempunyai sub distributor untuk
daerah tertentu. Dengan demikian, pola pikir perancangan aliran rantai pasok juga harus
mempertimbangkan kompleksitasnya, terutama dalam melakukan kontrol secara efektif sehingga
akan didapatkan suatu alir produk yang dapat dimonitor dengan baik dari pengadaan bahan baku
sampai pada penyerahan produk ke pelanggan. Untuk itulah, terkait dengan karakteristik produk
terdapat sembilan karakteristik produk yang seharusnya dianalisis oleh perancang :

1. Nilai Produk (The Product’s Value)


2. Dasar-dasar Teknis Produk (The Techicality of the product)
3. Tingkat Dukungan Pasar (The Degree of Market Acceptance)
4. Tingkat Kemampuan Substitusi (The Degree of Substitutability)
5. Bulk Produk (The Product’s Bulk)
6. Kemampuan jangka panjang produk (The Product’s Perishability)
7. Tingkat Konsentrasi pasar (The Degree of Market Concentration)
8. Musiman (Seasonality)
9. Batas Kedalaman dan Kelebaran Lini Produk (The Width and Depth of The Product Line)

Kinerja manajemen rantai pasok adalah semua aktivitas pemenuhan permintaan konsumen yang
dinyatakan secara kuantitatif. Hasil akhirnya adalah angka atau persentase dari aktivitas
pemenuhan permintaan pelanggan oleh perusahaan
Tujuan dari pengukuran kinerja adalah:

1. Untuk menciptakan proses penyampaian (delivery) secara fisik (barang mengalir dengan
lancar dan persediaan tidak terlalu tinggi)
2. Melakukan stream lining information flow (adanya aliran informasi di antara tiap-tiap
channel)
3. Cash flow yang baik pada setiap channel dalam rantai pasok
Aliran material dalam rantai pasok juga sering kali dikaitkan dengan berbagai macam
pengukuran keuangan perusahaan. Namun, pengukuran persediaan dapat dibagi menjadi tiga
bentuk dasar, yaitu nilai agregat rata-rata persediaan, minggu pasokan, dan perputaran
persediaan. Nilai agregat rata-rata persediaan adalah nilai total seluruh item yang tersimpan
dalam persediaan. Minggu pasokan adalah penilaian persediaan yang diperoleh dengan cara
membagi rata-rata nilai agregat persediaan berdasarkan penjualan per minggu berdasar biaya (at
cost). Perputaran persediaan adalah penghitungan persediaan yang diperoleh dengan membagi
penjualan tahunan (berdasar biaya) dengan nilai agregat rata-rata persediaan selama satu tahun.

 Aktivitas Rantai Pasokan

Terdapat empat aktivitas utama dalam rantai pasokan yaitu perencanaan (plan), sumber (source),
membuat (make/assemble), dan pengiriman (deliver) (Gunasekaran et al, 2004:344). Klapper et
al (1999:3-4) menyebut keempat aktivitas ini sebagai fungsi, yang memiliki definisi sebagai
berikut:

1. Perencanaan (plan): Proses yang memyeimbangkan permintaan dan penawaran agregat


untuk membangun jalan terbaik dari tindakan yang memenuhi aturan bisnis yang
ditetapkan
2. Sumber (source): Proses yang melakukan pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan yang direncanakan atau actual
3. Membuat (make): Proses yang mengubah barang ke tahap penyelesaian untuk memenuhi
kebutuhan yang direncanakan atau actual
4. Pengiriman (deliver): Proses yang menyediakan barang jadi dan jasa, termasuk manajemen
pemesanan, manajemen transportasi, dan manajemen gudang, untuk memenuhi kebutuhan
yang direncanakan atau aktual

Menurut Heizer and Render (2005:4) manajemen rantai pasokan mencakup aktivitas untuk
menentukan:

1. Transportasi ke vendor
2. Pemindahan uang secara kredit dan tunai
3. Para pasokan
4. Bank dan distributor
5. Utang dan piutang usaha
6. Pergudangan dan tingkat persediaan
7. Pemenuhan pesanan
8. Berbagi informasi pelanggan, prediksi, dan produksi

 Strategi Rantai Pasokan

Menurut Heizer and Render (2005:9-13) perusahaan harus memutuskan suatu strategi rantai
pasokan dalam memperoleh barang dan jasa dari luar. Beberapa strategi tersebut antara lain:

1. Banyak Pasokan
Dengan strategi banyak pasokan, pasokan menanggapi permintaan dan spesifikasi permintaan
penawaran, dengan pesananyang umumnya akan jatuh ke pihak yang memberikan penawaran
rendah.

2. Sedikit Pasokan

Strategi yang memiliki sedikit pasokan mengimplikasikan bahwa daripada mencari atribut
jangka pendek, seperti biaya rendah, pembeli lebih ingin menjalin hubungan jangka panjang
dengan pasokan yang setia. Penggunaan pasokan yang hanya sedikit dapat menciptakan nilai
dengan memungkinkan pasokan memiliki skala ekonomi dan kurva belajar yang menghasilkan
biaya transaksi dan biaya produksi yang lebih rendah.

3. Integrasi Vertikal

Integrasi vertikal mengembangkan kemampuan untk memproduksi barang atau jasa yang
sebelumnya dibeli atau membeli perusahaan pasokan atau distributor. Integrasi vertikal dapat
mengambil bentuk integrasi maju atau mundur. Integrasi mundur menyarankan perusahaan untuk
membeli pasokannya. Integrasi maju menyarankan produsen komponen untuk membuat produk
jadi.

4. Jaringan Keiretsu

Keiretsu merupakan sebuah istilah bahasa Jepang untuk menggambarkan para ng menjadi bagian
dari sebuah perusahaan.Anggota keiratsu dipastikan memiliki hubungan jangka panjang dan
karenanya diharapkan dapat berperan sebagai mitra yang memberikan keahlian teknis da
kestabilan mutu produksi.

5. Perusahaan Virtual

Perusahaan yang mengandalkan beragam hubungan pasokan untuk menyediakan jasa atas
permintaan yang diinginkan. Juga dikenal sebagai korporasi berongga atau perusahaan jaringan.

 Permasalahan dan Peluang dalam Rantai Pasokan yang Terintegrasi

Tiga pemasalah merumitkan pengembangan rantai pasokan yang efisien da terintegrasi yaitu
optimasi lokal, intensif, dan lot besar (Hezer and Render, 2005:15)

1. Optimasi Lokal

Anggota rantai pasokan harus memusatkan perhatian untuk memaksimalkan keuntungan lokal
atau meminimalkan biaya langsung berdasarkan pada pengetahuan mereka yang terbatas. Sedikit
kenaikan atau penuruna permintaan iasanya diatasi secara berlebihan, karena tidak ada seorang
pun yang ingin memiliki persediaan yang mengalami kekosongan stok atau berlebihan.

2. Insentif (Insentif Penjualan, Potogan karena Kuantitas, dan Promosi)


Insentif memasukkan barang dagangan ke rantai pasokan untuk penjualan yang belum terjadi.
Hal ini menimbulkan fluktuasi yang mahal bagi semua anggota rantai.

3. Lot Besar

Sering terjadi penyimpangan dalam lot besar sebab hal ini cenderung mengurangi biaya per unit.
Manajer logistik inginmengirimkan lot besar, terutama dengan truk yang penuh dengan muatan,
dan manajer produksi menginginkan produksi berjalan jangka panjang. kedua hal ini
menurunkan biaya per unit, namun gagal menunjukkan penjualan yang nyata.
Terdapat beberapa peluang dalam rantai pasokan yang terintegrasi. Peluang untuk manajemen
yang efektif dalam rantai pasokan meliputi 10 hal berikut (Heizer and Render, 2005:16-19)

1. Data “Pull” yang Akurat

Data pull yaitu data penjualan yang menganjurkan transaksi untuk “menarik” produk melalui
rantai pasokan.

2. Pengurangan Ukuran Lot

Kurangi ukuran lot dengan manajemen yang agresif. Hal ini meliputi (1) membuat pengiriman
yang ekonomis, yang kurang dari lot muatan truk; (2) menyediakan potongan harga berdasarkan
pada volume tahunan total, bukannya pada ukuran pengiriman individu; dan (3) mengurangi
ongkos pemesanan melalui teknik tertentu seperti pesanan tetap dan berbagai bentuk pembelian
elektronik.

3. Kontrol Satu Tahap Pengisian Kembali

Menunjuk satu anggota dalam rantai pasokan sebagai penanggung jawab untuk mengawasi dan
mengatur persediaan dalam rantai pasokan sebagai penanggung jawab untuk mengawasi dan
mengatur persediaan dalam rantai pasokan berdasarkan “pull’ dari pelanggan.

4. Persediaan yang Dikelola Vendor

Penggunaan pasokan lokal untuk menjaga persediaan bagi produsen untuk menjaga persediaan
bagi produsen atau pedagang eceran.

5. Penangguhan

Menunda modifikasi atau penyesuaian apa pun pada produk selama mungkin dalam proses
produksi

6. Perakitan Saluran

Menangguhkan perakitan akhir sebuah produk sehingga saluran distribusi dapat merakitnya.
Dengan strategi ini, persediaan barang jadi dikurangi karena dibuat untuk peramalan yang lebih
singkat dan akurat.
7. Drop Shipping dan Pengemasan Khusus

Pengiriman langsung dari pasokan ke konsumen, dan bukan dari penjual, yang menghemat
waktu dan biaya pengiriman ulang.

8. Blanked Order

Sebuah komitmen kesanggupan pembelian jangka panjang bagi suatu pasokan untuk barang
yang akan dikirim berdasarkan dokumen pelepasan jangka pendek.

9. Standarisasi

Mengurangi banyaknya variasi dalam komponen dan material untuk membantu mengurangi
biaya.

10. Pemesanan Elektronik dan Pemindahan Dana

Pemesanan elektronik dan pemindahan dana mengurangi transaksi dengan menggunkan kertas.
Departemen pembelian dapat mengurangi banyaknya pekerjaan ini denganmenggunakan
pemesanan secara elektronik untuk membayar unit yang diterima. Pemesana elektronik tidak
hanya dapat mengurangi pekerjaan administrasi, tetapi juga mempercepat siklus pembelian
tradisonal yang panjang.
Tahap-tahap dalam pembuatan keputusan rantai pasokan:

1. Strategi atau rancangan rantai pasokan.

Selama tahap ini memberikan rencana pemasaran dan penentuan harga bagi produk, perusahaan
memutuskan bagaimana struktur rantai pasokan pada beberapa tahun ke depan.

2. Perencanaan rantai pasokan.

Keputusan yang dibuat selama tahap ini kerangka waktu yang dipertimbangkan adalah
seperempat tahun. Susunan rantai pasokan ditentukan fase strategic yang telah pasti. Susunan ini
menentukan hambatan yang ada. Keberhasilan perencanaan untuk memaksimumkan surplus
rantai pasokan yang dapat dihasilkan dengan perencanaan memberikan hambatan yang timbul
selama fase design atau strategic

3. Operasi rantai pasokan

Waktu yang digunakan disini adalah mingguan atau harian, dan selama fase ini perusahaan
membuat keputusan berdasarkan order pelanggan individual.
 
 
 
BAB III
PENUTUPAN

 Kesimpulan

Rantai pasokan mencakup semua bagian diantaranya suppliers, produsen, distributor dan
pelanggan, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam memenuhi permintaan
pelanggan. Rantai pasokan meliputi tidak hanya pada pembuat dan suppliers tetapi juga
pengangkut, gudang, pengecer, dan bahkan pelanggan itu sendiri.
Pada tiap-tiap organisasi seperti perusahaan manufaktur, rantai pasokan meliputi seluruh fungsi-
fungsi yang terlibat dalam penerimaan dan pengisian permintaan pelanggan. Fungsi ini termasuk,
tetapi tidak dibatasi, perkembangan produk baru, pemasaran, operasi, distribusi, keuangan, dan
customer service. Rantai pasokan merupakan hal yang dinamis dan melibatkan aliran informasi
yang konstan, produk, dan keuangan antar tingkat-tingkat yang berbeda. Pada kenyataannya,
tujuan utama dari berbagai rantai pasokan adalah memenuhi kebutuhan pelanggan dan dalam
prosesnya, menghasilkan keuntungan bagi dirinya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
https://aisgyfterdotcom.wordpress.com/manajemen-rantai-pemasok-supply-chain-management/
http://justmerisa.blogspot.com/2010/12/supply-chain-management-manajemen.html
http://yayan-industri.blogspot.com/2009/12/manajemen-rantai-pasoksupply-chain.html

Anda mungkin juga menyukai