Anda di halaman 1dari 20

1

PRAKATA

Syukur alhamdulilah penulis panjatkan atas rahmat Allah S.W.T,


sehingga buku yang berjudul “Pembelajaran Berbasis Projek, Kunci
Sukses Guru Mengimplementasikan Kurikulum Prototipe” dapat
terselesaikan. Buku ini merupakan hasil telaah yang dilakukan oleh
penulis untuk mempermudah guru dalam memahami sekilas tentang
pembelajaran berbasis projek dan kurikulum prototipe.

Penulis mengucapkan banyak kata terimakasih kepada berbagai


pihak yang telah mendukung dalam penyusunan buku ini, terutama kepada
e-guru.id yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menyusun tulisan ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi banyak
pembacanya.

Selain itu, penulis memohon maaf dan sangat menerima baik


kritik, saran, juga tanggapan, apabila dalam sistematika serta penulisan
buku ini terdapat kesalahan dan kekurangan.

Semarang, Januari 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

PRAKATA 2

DAFTAR ISI 3

BAB 1 MEMAHAMI PEMBELAJARAN BERBASIS PROJEK 5

A. Jenis-Jenis Model Pembelajaran 5

B. Pembelajaran Berbasis Projek 7

BAB 2 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS PROJEK 11

A. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Projek 11

B. Asesmen Portofolio Dalam Pembelajaran Berbasis Projek 12

BAB 3 MENGENAL KURIKULUM PROTOTIPE 2022 14

A. Latar Belakang Kurikulum 2022 14

BAB 4 KARAKTERISTIK KURIKULUM PROTOTIPE 15

A. Pengembangan Soft Skills 15

B. Fokus Terhadap Materi yang Esensial 16

C. Fleksibilitas Bagi Pendidik 16

3
BAB 5 PROGRAM WORKSHOP ONLINE 17

A. Mengikuti Kegiatan Workshop 18

B. Fasilitas yang Didapatkan Peserta 18

C. Cara Mendaftar Workshop 19

D. Info Penting 19

DAFTAR PUSTAKA 20

4
BAB 1
Memahami Pembelajaran Berbasis Projek

A. Jenis-Jenis Model Pembelajaran

Humano & Ningrum (2017) menjelaskan bahwa Pembelajaran


Berbasis Projek ini lebih menitikberatkan pada persoalan kehidupan yang
penting bagi siswa. Peran guru di sini hanyalah menyajikan masalah,
mengajukan pertanyaan, dan membantu siswa merancang proyek yang
sedang mereka kerjakan.

Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)


Suyatno dalam Ajat Sudrajat (2020) merupakan pembelajaran berbasis
masalah adalah model pembelajaran berbasis masalah yang menggunakan
masalah sebagai insentif, memungkinkan siswa untuk menggunakan
pengetahuan mereka untuk merumuskan hipotesis dan mencari informasi
yang relevan, dan menemukan solusi melalui diskusi kelompok kecil yang
berpusat pada siswa. tentang hal ini.

Trianto dalam Ajat Sudrajat (2020) pembelajaran berbasis


masalah memungkinkan peserta didik untuk membangun pengetahuan
mereka sendiri, mengembangkan keterampilan dan penelitian tingkat
tinggi, dan mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri.

5
Chamalah et al., (2013) menjelaskan bahwa Model Pembelajaran
Kontekstual, Contextual Learning and Learning (CTL), merupakan konsep
pembelajaran yang menekankan pada hubungan antara buku teks dan
dunia nyata peserta didik sehingga peserta didik dapat menghubungkan
dan menerapkan kompetensi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut
Sanjay dalam Chamalah et al., (2013), bahwa CTL dipostulatkan sebagai
konsep pembelajaran yang menekankan pada proses pelibatan penuh
peserta didik untuk menemukan dan menghubungkan materi pembelajaran
dengan situasi dunia nyata

Model Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Projek menurut


Goodman dan Stivers dalam Ajat Sudrajat (2020) mendefinisikan
Pembelajaran Berbasis Projek (PjBL) sebagai pedagogi berdasarkan
kegiatan belajar dan tugas kehidupan nyata yang memberikan siswa
tantangan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, diselesaikan dalam
kelompok. Menurut Afriana (2015), Pembelajaran Berbasis Projek adalah
model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik. Pengalaman dan
konsep belajar siswa dibangun di atas produk yang dibuat selama
Pembelajaran Berbasis Projek.

Model Pembelajaran Berbasis Projek adalah salah satu yang


dikembangkan atas dasar proyek dengan melibatkan siswa dalam studi
masalah dunia nyata melalui kerja tim. Penerapan Pembelajaran Berbasis
Projek adalah salah satu cara guru dapat memilih untuk melibatkan siswa
dalam materi atau konten pembelajaran.

6
B. Pembelajaran Berbasis Projek

Menurut Thomas dalam Titik Khoyriah (2015) menjelaskan


bahwa Pembelajaran Berbasis Projek adalah model pembelajaran yang
memberdayakan guru untuk mengelola pembelajaran di kelas, termasuk
pekerjaan berbasis proyek. Pekerjaan proyek melibatkan tugas-tugas
kompleks berdasarkan pertanyaan dan masalah yang sangat kompleks dan
mengharuskan peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah,
pengambilan keputusan, dan kegiatan penelitian dan memberikan siswa
kesempatan untuk bekerja secara mandiri.

Pembelajaran Berbasis Projek diterapkan untuk memotivasi


peserta didik agar lebih aktif dan aktif dalam mencapai apa yang
diinginkan dalam hal pengetahuan, pemahaman dan keterampilan.
Pembelajaran Berbasis Projek juga mengkondisikan dan memaksa siswa
untuk menemukan solusi masalah dalam proyek. Dengan model
pembelajaran ini semakin memudahkan siswa dalam menyelesaikan tugas
sebagai produk, dan hasilnya ditampilkan atau ditampilkan.

7
Menurut Yuliana (2019) Seperti model pembelajaran lainnya,
model Pembelajaran Berbasis Projek melakukan serangkaian penilaian
terhadap proses dan hasil belajar siswa. Melakukan evaluasi pada proyek
yang memerlukan pemantauan ketat, atau proyek yang memerlukan
evaluasi andal yang memprioritaskan evaluasi proses untuk pemantauan
tetapi tidak mengesampingkan evaluasi akhir. Penilaian reliabel yang
dilakukan adalah penilaian portofolio.

Portofolio dapat didefinisikan sebagai seperangkat pekerjaan


siswa yang terorganisir dan terorganisir sebagai hasil dari upaya belajar
yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Berdasarkan hasil kerja
guru dapat melihat bagaimana perkembangan kemampuan siswa dari segi
pengetahuan, sikap dan keterampilan berlangsung sebagai bahan
penilaian. Evaluasi portofolio berdasarkan fungsi dibagi menjadi dua
kategori: komposisi portofolio dan fungsi akhir. Portofolio sebagai fungsi
formatif menggunakan portofolio untuk memantau kemajuan pencapaian
siswa relatif terhadap target kompetensi pada waktu tertentu dalam fungsi
formatif, dan kriteria evaluasi tidak perlu didefinisikan secara ketat.

8
Terdapat beberapa Manfaat Pembelajaran Berbasis Projek meliputi:

1) Memotivasi siswa untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk


melakukan tugas-tugas penting, dan membutuhkan penghargaan.

2) Meningkatkan keterampilan pemecahan masalah Anda.

3) Menjadikan siswa lebih aktif dan berhasil dalam memecahkan masalah


yang kompleks.

4) Meningkatkan kerjasama.

5) Mendorong siswa untuk mengembangkan dan melatih keterampilan


komunikasi.

6) Meningkatkan keterampilan siswa dalam pengelolaan sumber daya.

7) Memberi pembelajar pembelajaran dan pengalaman langsung dalam


menyelesaikan tugas dengan mengatur proyek dan mengalokasikan
sumber daya lain seperti waktu dan peralatan.

8) Memberikan pengalaman belajar yang dirancang untuk melibatkan


peserta didik secara terintegrasi dan berkembang dengan dunia nyata.

9) Meminta peserta didik untuk belajar bagaimana memperoleh informasi,


mendemonstrasikan pengetahuan, dan kemudian menerapkannya di
dunia nyata.

10) Menjadikan lingkungan belajar yang menyenangkan bagi peserta didik


dan guru untuk menikmati proses pembelajaran (Ajat Sudrajat, 2020).

9
Selain manfaat, terdapat juga kekurangan pembelajaran proyek menurut
Ajat Sudrajat (2020) yang meliputi:

1) Membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.

2) Membutuhkan banyak uang.

3) Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional di mana


instruktur adalah protagonis di kelas.

4) Jumlah peralatan yang disediakan.

5) Siswa yang kurang bereksperimen dan mengumpulkan informasi akan


mengalami kesulitan.

6) Siswa mungkin kurang aktif dalam kegiatan kelompok.

7) Ada ketakutan jika topik yang diberikan berbeda untuk setiap


kelompok, siswa tidak akan memahami topik secara keseluruhan.

10
BAB 2
Implementasi Pembelajaran Berbasis Projek

A. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Projek

Sebagai model pembelajaran, pembelajaran proyek terdiri dari langkah-


langkah berikut:

1. Siapkan pertanyaan atau tugas proyek. Langkah ini merupakan langkah


awal bagi siswa untuk menggali lebih dalam permasalahan yang timbul
dari fenomena yang ada.

2. Mengembangkan rencana proyek. Eksperimen dapat membantu Anda


merencanakan proyek dengan langkah-langkah spesifik untuk
menjawab pertanyaan yang ada.

3. Kembangkan garis waktu dengan fase proyek tertentu. Perencanaan


sangat penting untuk memastikan bahwa proyek Anda berjalan tepat
waktu dan sesuai tujuan.

4. Memantau aktivitas dan kemajuan proyek. Contohnya guru memantau


pelaksanaan dan kemajuan proyek. Siswa mengevaluasi proyek yang
mereka kerjakan.

5. Hasil tes merupakan fakta dan data eksperimen atau penelitian


dihubungkan dengan berbagai data lain dari sumber yang berbeda.

6. Mengevaluasi perilaku/pengalaman merupakan langkah ini dilakukan


untuk mengevaluasi kinerja sebagai tolak ukur (Yuliana, 2019).

11
B. Asesmen Portofolio Dalam Pembelajaran Berbasis Projek

Seperti model pembelajaran lainnya, model Pembelajaran


Berbasis Projek melakukan serangkaian penilaian terhadap proses dan
hasil belajar siswa. Melakukan evaluasi pada proyek yang memerlukan
pemantauan ketat, atau proyek yang memerlukan evaluasi andal yang
memprioritaskan evaluasi proses untuk pemantauan tetapi tidak
mengesampingkan evaluasi akhir. Penilaian reliabel yang dilakukan
adalah penilaian portofolio. Portofolio dapat didefinisikan sebagai
seperangkat pekerjaan siswa yang terorganisir dan terorganisir sebagai
hasil dari upaya belajar yang dilakukan selama periode waktu tertentu.

Berdasarkan hasil kerja guru dapat melihat bagaimana


perkembangan kemampuan siswa dari segi pengetahuan, sikap dan
keterampilan berlangsung sebagai bahan penilaian. Evaluasi portofolio
berdasarkan fungsi dibagi menjadi dua kategori: komposisi portofolio dan
fungsi akhir. Portofolio sebagai fungsi formatif adalah penggunaan
portofolio untuk memantau kemajuan pencapaian siswa relatif terhadap
target kompetensi pada waktu tertentu dalam fungsi formatif. Kriteria
evaluasi tidak perlu didefinisikan secara ketat (Yuliana, 2019).

Penilaian sumatif bertujuan untuk menambah nilai prestasi siswa


dan sering digunakan sebagai kriteria keputusan yang secara langsung
mempengaruhi siswa, seperti kriteria kelulusan atau alat seleksi. Kriteria
evaluasi yang jelas dan ringkas penting untuk nilai akhir, terutama untuk
skor taruhan tinggi, karena validitas dan reliabilitas atau konsistensi adalah

12
penting. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa dalam memahami, menerapkan, menavigasi, dan memberikan
informasi yang jelas tentang apa yang sedang diselidiki untuk materi
tertentu. Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan ketika mengevaluasi
sebuah proyek:

a. Keterampilan manajemen, yaitu kemampuan untuk memilih topik yang


tidak diputuskan oleh guru, untuk menemukan informasi, dan untuk
mengatur waktu untuk mengumpulkan data dan menulis laporan;

b. Relevansi merupakan salah satu kelengkapan dari pokok bahasan yang


mempertimbangkan pada tahapan pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan dalam pembelajaran.

c. Keaslian berarti bahwa proyek yang dipimpin siswa harus merupakan


hasil kerja mereka, dengan mempertimbangkan kontribusi guru dalam
bentuk dukungan dan bantuan untuk proyek siswa.

13
BAB 3
Mengenal Kurikulum Prototipe 2022

A. Latar Belakang Kurikulum 2022

Kondisi pandemi dan kritik terhadap kurikulum 2013, yang


menyebabkan munculnya kursus ini. Dapat dilihat di salah satu pilihan
komputer asli di kurikulumtahun 2013 adalah wajib dalam kurikulum baru
dan akan diterapkan dari tingkat menengah pertama, karena kompetensi
teknologi merupakan salah satu keterampilan penting yang harus dimiliki
siswa di abad ke-21, terutama masa pandemic (Supangat, 2021).

Dikutip dari Tempo.co bahwa mulai tahun ajaran baru 2022,


pemerintah akan menerapkan program prototipe sekaligus program
darurat. Program baru ini memungkinkan siswa untuk lebih mandiri.
Sebab, kotak jurusan akan dicopot di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan
siswa akan bebas memilih mata pelajaran yang diminatinya. Demikian
dikatakan Kepala Badan Standar, Program, dan Penilaian Departemen
Pendidikan, Anindito Aditomo. Menurut dia, program prototipe akan
mengutamakan pengembangan karakter dan keterampilan siswa.

14
BAB 4
Karakteristik Kurikulum Prototipe

Penerapan fitur kurikulum sesuai dengan karakteristik peserta didik pada


setiap jenjang seperti PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, SLB dan diterapkan
di semua jenjang. Program penelitian prototipe singkat menurut Supangat
(2021) meliputi:

A. Pengembangan Soft Skills

Keterampilan non teknis merupakan pengembangan keterampilan


EQ yang berkaitan dengan keterampilan sosial siswa. Kurikulum Prototipe
memberi siswa minat bersama serta keterampilan mengajar yang relevan
dengan bidang pekerjaan mereka.

Dalam kurikulum prototipe, siswa sekolah dasar (SD) dapat


menyelesaikan minimal dua penilaian proyek dalam satu tahun ajaran.
Sedangkan siswa SMP, SMA/SMK dapat melakukan penilaian proyek
minimal tiga kali. Namun, sekolah masih memiliki peluang untuk
mengembangkan program kerja tambahan. Pembelajaran dirancang atas
dasar proyek yang mengembangkan keterampilan dan kepribadian
bersama (iman, kesalehan dan kemurahan hati; gotong royong; keragaman
global; kemandirian; penalaran kritis; kreatif).

15
B. Fokus Terhadap Materi yang Esensial

Dengan pembelajaran yang berfokus pada materi penting, ada


banyak waktu untuk mempelajari keterampilan dasar, seperti literasi dan
berhitung. Dengan begitu, siswa dan mahasiswa baru tidak akan
ketinggalan dalam kompetensi dasar tersebut. Fokus pada materi yang
Anda butuhkan sehingga Anda memiliki cukup waktu untuk melakukan
studi mendalam tentang keterampilan dasar seperti literasi dan numerasi

C. Fleksibilitas Bagi Pendidik

Dalam hal ini guru dapat mengajarkan sesuatu sesuai dengan


kemampuan siswa. Seperti yang dijelaskan Anindito: “Fleksibilitas guru
dirancang untuk mengakomodasi pembelajaran dan mengubah konteks
dan konten lokal agar sesuai dengan kemampuan siswa.” Ini juga memberi
Anda lebih banyak fleksibilitas dalam merencanakan kurikulum sekolah.

Tujuan pembelajaran pada setiap tahap yang berlangsung dua


hingga tiga tahun untuk memberi guru dan sekolah fleksibilitas untuk
menerapkan prototipe kurikulum. Juga, tidak ada lagi jurusan IPS, IPA dan
bahasa di tingkat SMA. Fleksibilitas bagi guru untuk menyampaikan
pelajaran berdasarkan kemampuan siswa (mengajar pada tingkat yang
sesuai) dan beradaptasi dengan konteks dan konten lokal

16
BAB 5
Program Workshop Online

Dalam rangka menunjang pengembangan diri, dan memperluas


wawasan tentang pembelajaran kurikulum paradigma baru. Tim eguru.id
menyelenggarakan Workshop Desain Pembelajaran Kurikulum Paradigma
Baru 2022 yang dapat menambah wawasan dan kemampuan guru. Lihat
pada gambar 5.

Gambar 5 Pamflet Workshop Desain Pembelajaran Kurikulum


Paradigma Baru 2022.

17
A. Mengikuti Kegiatan Workshop

Guna mendukung output yang lebih maksimal, setelah membaca


ebook ini, penulis berharap agar pembaca juga mengikuti “Desain
Pembelajaran Kurikulum Paradigma Baru 2022”. dengan biaya registrasi
harna normal Rp. 129.000 untuk peserta umum, dan bagi member e-guruid
Rp 99.000. Namun, penyelenggara saat ini sedang mengadakan DISKON,
sehingga peserta cukup melakukan registrasi hanya dengan Rp. 89.000.
DISKON hanya berlaku sampai tanggal 28 Januari 2022. Tentunya
pada kegiatan ini akan didampingi oleh pembicara/narasumber yang
sangat luar biasa yakni Bapak Marjito S.Pd, beliau adalah salah satu
Instruktur e-Guru.id yang kompeten pada bidangnya. Workshop akan
dilaksanakan mulai tanggal 05 - 12 Februari 2022, pada pukul Pukul 13.30
dan 19.30 Waktu Indonesia Bagian Barat.

B. Fasilitas yang Didapatkan Peserta

1) Sertifikat 64 JP bernama untuk seluruh peserta


2) Materi Workshop
3) Rekaman Zoom Meeting
4) Workshop KIT (Undangan, Materi, Rekap daftar peserta)
5) Contoh Laporan Pengembangan Diri
6) Contoh Laporan Kegiatan
7) Konsultasi dan Pendampingan dengan Instruktur

18
C. Cara Mendaftar Workshop

Cara yang dilakukan untuk mendaftar pada Desain Pembelajaran


Kurikulum Paradigma Baru 2022. adalah sebagai berikut:

1) Mengisi link pendaftaran:


https://bit.ly/Khusus-DesainKurikulum2022
2) Lakukan pembayaran ke rekening BNI 0158622716 (Heri Triluqman
Budi Santoso)
3) Konfirmasi pembayaran dan masuk grup

D. Info Penting

Silahkan kunjungi website naikpangkat.com untuk membaca


berbagai artikel menarik pendidikan yang dapat diakses pada website
https://naikpangkat.com/ karena pada website tersebut banyak sekali
literasi / bahan bacaan bagi guru untuk terus menambah wawasan, terdapat
juga informasi Workshop, seminar, workshop, dan lain-lain dari mulai
yang berbayar sampai yang gratis. Apabila masih ada yang ditanyakan
terkait workshop “Desain Pembelajaran Kurikulum Paradigma Baru 2022”
silahkan menghubungi nomor berikut:

1) Admin Lidiyah (+6285161610200)


2) Admin Idha (+62895147800871)
3) Telegram (https://t.me/WorkshopDotCo)

19
DAFTAR PUSTAKA

ajat Sudrajat, E. H. (2020). Model-Model Pembelajaran.

Chamalah, E., Pd, S., Pd, M., Wardani, O. P., Pd, S., Pd, M., & Press, U.
(2013). Model Dan Metode Pembelajaran.

Humano, J. P., & Ningrum, R. W. (2017). Penggunaan Pembelajaran


Berbasis Projek Untuk Meningkatkan Kepedulian Lingkungan.
8(1), 66–77.

Supangat. (2021). Kurikulum 2022. 0–18.

Titik Khoyriah, J. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Projek


Dan Model Pembelajaran Langsung Terhadap Keaktifan Dan Hasil
Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Memperbaiki Peralatan
Rumah Tangga Listrik Di Smk Negeri 1 Titik Khoyriah Joko
Research Suggest : ( 1 ) Project. 4(1), 209–214.

Yuliana, C. (2019). Pembelajaran Berbasis Projek , Model Pembelajaran


Bermakna Di Masa Pandemi Covid 19. 1–10.

20

Anda mungkin juga menyukai