Anda di halaman 1dari 10

Lex Crimen Vol. V/No.

6/Ags/2016

PERAN DAN FUNGSI LEMBAGA PENGAWASAN Kata kunci: Peran dan fungsi, lembaga
DALAM TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA pengawasan, pelaku usaha, perlindungan
MENURUT UU NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG konsumen.
PERLINDUNGAN KONSUMEN1
Oleh : Magdalena Peggy Pantouw2 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ABSTRAK Persaingan dunia usaha yang sangat ketat
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk dan iklim persaingan yang sangat kompetitif,
mengetahui bagaimana peran dan fungsi menyebabkan banyak perusahaan atau dunia
lembaga pengawasan dalam tanggung jawab usaha yang berupaya untuk memenangkan
pelaku usaha menurut UU No. 8 Tahun 1999 persaingan dengan strategi yang dikembangkan
tentang perlindungan konsumen dan oleh masing-masing perusahaan. Penggunaan
bagaimana tanggung jawab pelaku usaha strategi yang ditetapkan perusahaan dan
terhadap penyelesaian masalah yang terjadi diterapkan oleh para marketing perusahaan
pada konsumen. Dengan menggunakan untuk meningkatkan penjualan produk atau
metode penelitian yuridis normatif jasa perusahaan, tidak jarang telah
disimpulkan: 1. Peran dan fungsi lembaga menyebabkan konsumen mengalami kerugian
pengawasan dalam tanggung jawab pelaku baik yang disengaja, atau karena konsumen
usaha menurut UU No. 8 Tahun 1999 tentang tidak memperoleh informasi yang benar dan
perlindungan konsumen dilakukan oleh Badan cukup pada saat penawaran produk atau jasa
Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) yang dilakukan. Akibatnya banyak konsumen yang
berfungsi untuk memberikan saran dan merasa dirugikan kepentingannya, atau
pertimbangan kepada Pemerintah dalam dirugikan karena merasa tertipu dengan
upaya mengembangkan perlindungan program promosi yang disampaikan, yang tidak
konsumen di Indonesia. 2. Tanggung jawab sesuai dengan kenyataan kualitas produk yang
pelaku usaha terhadap penyelesaian masalah diterima. Pada umumnya konsumen tidak
yang terjadi pada konsumen meliputi: 1) mengetahui dari bahan apa suatu produk itu
Pertanggungjawaban publik; Produsen sebagai dibuat, bagaimana proses pembuatannya serta
pelaku usaha mempunyai tugas dan kewajiban strategi pasar apa yang dijaminkan untuk
untuk ikut serta menciptakan dan menjaga mendistribusikannya, maka diperlukan kaidah
iklim usaha yang sehat yang menunjang bagi hukum yang dapat melindungi. Perlindungan
pembangunan perekonomian nasional secara itu sesungguhnya berfungsi menyeimbangkan
keseluruhan; Atas setiap pelanggaran yang kedudukan konsumen dan pengusaha, dengan
dilakukan oleh produsen maka kepadanya siapa mereka saling berhubungan dan saling
dikenakan sanksi-sanksi hukum, baik sanksi membutuhkan.3
administratif maupun sanksi pidana. Beberapa Peran lembaga yang bergerak dibidang
perbuatan yang bertentangan dengan tujuan perlindungan konsumen menjadi penting, yang
untuk menciptakan iklim usaha yang sehat terkait dalam upaya mewujudkan perlindungan
dapat dikategorikan sebagai perbuatan konsumen, membantu konsumen dalam
kejahatan. 2) Pertanggungjawaban privat memperjuangkan haknya, termasuk menerima
(keperdataan); berupa memberikan ganti rugi keluhan atau pengaduan konsumen, melakukan
atas kerusakan, pencemaran, dan/atau pengawasan bersama pemerintah dan
kerugian konsumen akibat mengonsumsi masyarakat terhadap pelaksanaan
barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau perlindungan konsumen. Lembaga pengawasan
diperdagangkan. Tanggung jawab yang dalam perannya dapat dinilai sebagai yang
dimaksud di sini adalah tanggung jawab bertanggungjawab terhadap pengawasan
keperdataan, baik yang bersifat kontraktual peredaran barang-barang dan jasa yang
maupun di luar hubungan kontraktual. dikonsumsi masyarakat yaitu yang ada pada
badan BPOM dan departemen terkait yang
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Prof. Ronald J.
Mawuntu, SH, MH; Henry R. Ch. Memah, SH, MH
2 3
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan
120711611 Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hal. 26.

106
Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016

mengeluarkan izin produksi, perdagangan dan norma yang mengatur tentang peran dan fungsi
peredaran suatu produk. lembaga pengawasan dalam tanggung jawab
Pasal 1 angka (2) UUPK, mengatur bahwa pelaku usaha sehingga dapat sesuai dengan
l š ^‰ u l ]_ u v l vl v ‰ l}v•µu v peraturan perundang-undangan yang berlaku.
adalah konsumen akhir (ultimate consumer).
/•š]o Z ^‰ u l ]_ o u Z o ]v] š ‰ š ]Pµv l v PEMBAHASAN
dalam rumusan ketentuan tersebut, sekaligus A. Peran Dan Fungsi Lembaga Pengawasan
menunjukkan, barang dan/atau jasa yang Dalam Tanggung Jawab Pelaku Usaha
dipakai tidak serta-merta hasil dari transaksi Menurut UU No. 8 Tahun 1999 Tentang
jual beli.4 Artinya, tidak selalu harus Perlindungan Konsumen
memberikan prestasinya dengan cara Konsumen senantiasa berada pada posisi
membayar uang untuk memperoleh barang lemah dan dirugikan. Perlu ada aturan yang
dan/atau jasa itu. Dengan kata lain, dasar dapat menjembatani kepentingan pelaku usaha
hubungan hukum antara konsumen dan pelaku dan kepentingan konsumen karena dua pihak
usaha tidak perlu harus kontraktual (the privity tersebut bagai dua sisi mata uang yang tidak
of contract). Konsumen bukan hanya sekedar dapat dipisahkan, saling membutuhkan tidak
pembeli (buyer atau koper) tetapi semua orang mengambil keuntungan kemudian dibiarkan
(perseorangan atau badan usaha) yang merugi, tidak ada bentuk pertanggungjawaban
mengonsumsi suatu barang dan/atau jasa. Jadi, dan perlindungan bagi pihak yang dirugikan.
yang paling penting adalah terjadinya suatu Lembaga instansi dan perannya dalam
transaksi barang dan/atau jasa. perlindungan konsumen di Indonesia antara
Upaya pemberdayaan penting karena tidak lain :
mudah mengharapkan kesadaran pelaku usaha 1. Badan Perlindungan Konsumen Nasional
yang pada prinsip ekonomi pelaku usaha adalah Berdasarkan Undang-undang No. 8 Tahun
mendapat keuntungan yang semaksimal 1999 tentang Perlindungan Konsumen
mungkin dengan modal seminimal mungkin. disebutkan adanya Badan Perlindungan
Tidak kalah pentingnya juga yaitu peran dan Konsumen Nasional. Badan ini terdiri atas
fungsi lembaga pengawasan dalam tanggung 15 orang sampai dengan 25 orang anggota
jawab pelaku usaha menurut UU No. 8 Tahun yang mewakili unsur: (1) Pemerintah, (2)
1999 tentang perlindungan konsumen dalam Pelaku usaha, (3) Lembaga perlindungan
melakukan pengawasan terhadap perlindungan konsumen swadaya masyarakat, (4)
hak-hak konsumen dalam mengkonsumsi atau akademisi, dan (5) tenaga ahli. Masa jabatan
membeli suatu barang yang ditawarkan atau mereka adalah tiga tahun. Dan dapat
dijual oleh pelaku usaha. diangkat kembali untuk satu kali masa
jabatan berikutnya.5
B. Perumusan Masalah Keanggotaan Badan Perlindungan
1. Bagaimanakah peran dan fungsi lembaga Konsumen Nasional (BPSK) ini diangkat
pengawasan dalam tanggung jawab oleh Presiden atas usul Menteri (bidang
pelaku usaha menurut UU No. 8 Tahun perdagangan) setelah dikonsultasikan
1999 tentang perlindungan konsumen? kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Syarat-
2. Bagaimanakah tanggung jawab pelaku syarat keanggotaannya menurut Pasal 37
usaha terhadap penyelesaian masalah UUP adalah :
yang terjadi pada konsumen? 1. Warga Negara Indonesia;
2. Berbadan sehat;
C. Metode Penelitian 3. Berkelakuan baik;
Penelitian ini menggunakan metode 4. Tidak pernah dihukum karena
penelitian yang termasuk jenis penelitian kejahatan;
normatif, di mana didalamnya penulis meneliti 5. Memiliki pengetahuan dan pengalaman
dan mempelajari norma yang terdapat dalam di bidang perlindungan konsumen;
peraturan perundang-undangan ataupun

4 5
Ibid, hal. 28. Shidarta, Loc.Cit, hal. 105.

107
Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016

6. Berusia sekurang-kurangnya 30 (tiga 2. Melakukan penelitian dan pengkajian


puluh) tahun.6 terhadap peraturan perundang-
Menurut pendapat penulis, syarat di atas undangan yang berlaku di bidang
persis seperti yang juga berlaku untuk perlindungan konsumen;
menjadi anggota Badan Penyelesaian 3. Melakukan penelitian terhadap barang
Sengketa (Pasal 49 UUPK). Bedanya adalah dan/atau jasa yang menyangkut
dalam UUPK, keanggotaan BPKN keselamatan konsumen;
dicantumkan secara tegas batas masa 4. Mendorong berkembangnya lembaga
jabatannya dan kapan yang bersangkutan perlindungan konsumen swadaya
dapat berhenti sebagai anggota. Aturan masyarakat;
demikian tidak disebutkan untuk 5. Menyebarluaskan informasi melalui
keanggotaan Badan Penyelesaian media mengenai perlindungan
Sengketa Konsumen. konsumen dan memasyarakatkan sikap
Menurut Pasal 38 UUPK, keanggotaan keberpihakan kepada konsumen;
BPKN berhenti karena : 6. Menerima pengaduan tentang
1. Meninggal dunia; perlindungan konsumen dari
2. Mengundurkan diri atas permintaan masyarakat, lembaga perlindungan
sendiri; konsumen swadaya masyarakat, atau
3. Bertempat tinggal di luar wilayah pelau usaha;
Negara Republik Indonesia; 7. Melakukan survey yang menyangkut
4. Sakit secara terus-menerus; kebutuhan konsumen
5. Berakhir masa jabatan sebagai Di luar BPKN yang independen, dalam
anggota; atau Pasal 29 dan 30 UUPK diamanatkan,
6. Diberhentikan Pemerintah c.q. Mentri yang membidangi
Didalam melaksanakan tugas-tugasnya, perdagangan ditugasi juga untuk
BPKN dibantu oleh suatu secretariat yang mengkoordinasikan pembinaan dan
dipimpin oleh seorang sekretaris yang pengawasan perlindungan konsumen
diangkat oleh Ketua BPKN. Sekretariat ini secara nasional. Pembinaan dan
paling tidak terdiri atas lima bidang, yaitu pengawasan yang lebih khusus dilkakukan
(1) administrasi dan keuangan, (2) oleh menteri-menteri teknis sesuai bidang
penelitian, pengkajian dan tugas mereka. Menteri yang membidangi
pengembangan, (3) pengaduan, (4) perdagangan itu berwenang membentuk
pelayanan informasi, dan (5) kerjasama tim koordinasi pengawasan barang
internasional. dan/atau jasa yang beredar di pasar. Tim
BPKN berkedudukan di Jakarta dan ini terdiri atas wakil instansi terkait,
bertanggung jawab langsung kepada masyarakat, dan lembaga perlindungan
Presiden. Jika diperlukan, BPKN dapat konsumen swadaya masyarakat (LPKSM).
membentuk perwakilan di ibukota Fungsi tim pun hanya sebatas memberikan
provinsi. Fungsi BPKN ini hanya rekomendasi kepada menteri untuk
memberikan saran dan pertimbangan melakukan tindakan konkret, seperti
kepada Pemerintah dalam upaya penghentian produksi atau peredaran
mengembangkan perlindungan konsumen barang/jasa yang dinilai melanggar
di Indonesia. Untuk menjalankan fungsi peraturan yang berlaku.
tersebut, badan ini mempunyai tugas Dengan demikian, ada perbedaan antara
(Pasal 34 UUPK) : 7 BPKN dan tim di atas, BPKN berfungsi
1. Memberikan saran dan rekomendasi memberikan rekomendasi kepada
kepada Pemerintah dalam rangka Pemerintah dalam rangka penyusunan
penyusunan kebijaksanaan di bidang kebijakan di bidang perlindungan
perlindungan konsumen; konsumen, sementara tim koordinasi yang
dibentuk oleh menteri itu berfungsi
memberikan rekomendasi berupa
6
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Op.Cit, hal. 118.
7
Ibid, hal. 119.

108
Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016

tindakan konkret atas setiap mereka tidak terjebak tindakan pelaku


permasalahan yang timbul di lapangan. 8 usaha yang hanya memprioritaskan
keuntungan dengan mengorbankan
2. Pengertian dan Peran LPKSM (Lembaga masyarakat.
Perlindungan Konsumen Swadaya LPKSM diharapkan sering melakukan
Masyarakat) advokasi melalui media massa agar
Kian ketatnya persaingan dalam merebut masyarakat selektif serta hati-hati dalam
pangsa pasar melalui bermacam-macam membeli produk barang yang muncul
produk barang, maka perlu keseriusan deras di pasaran. Selain itu, unit
Lembaga Perlindungan Konsumen pengaduan masyarakat perlu dibentuk
Swadaya Masyarakat (LPKSM) perlu sebagai sarana pengaduan masyarakat
memantau secara serius pelaku yang dirugikan dari produk barang yang
usaha/penjual yang hanya mengejar profit digunakan. Hasil temuan LPKSM yang
semata dengan mengabaikan kualitas disampaikan masyarakat juga harus
produk barang.9 mendapat tindak lanjut dan penyelesaian
Problematika yang muncul dengan secara tuntas. Diharapkan pula kehadiran
kehadiran LPKSM adalah kelanjutan dari LPKSM bukan justru berpihak kepada
fungsi serupa yang selama ini telah pelaku usaha atau penjual dengan
dijalankan oleh lembaga-lembaga mengorbankan konsumen.
konsumen sebelum berlakunya UUPK. Ada Berkaitan dengan implementasi
pandangan kehadiran LPKSM merupakan perlindungan konsumen, Undang-undang
bentuk intervensi Negara terhadap No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
kebebasan berserikat dan berkumpul dari Konsumen mengatur tugas dan wewenang
kelompok masyarakat, namun di sisi lain, LPKSM sebagaimana tertuang dalam Pasal
ia diperlukan untuk memberikan jaminan 44, yakni sebagai berikut :10
accountability lembaga-lembaga kosumen 1. Pemerintah mengakui lembaga
tersebut, sehingga kehadiran LPKSM ini perlindungan konsumen swadaya
betul-betul dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang memenuhi syarat.
masyarakat. 2. Lembaga perlindungan konsumen
Menurut pendapat penulis, hal ini swadaya masyarakat memiliki
disebabkan oleh masih banyak produk kesempatan untuk berperan aktif
tidak bermutu dan palsu yang beredar dalam mewujudkan perlindungan
bebas di masyarakat, apalagi, masyarakat konsumen.
pedesaan yang belum memahami efek 3. Tugas lembaga perlindungan konsumen
atau indikasi dari produk barang yang swadaya masyarakat meliputi kegiatan
digunakan, misalkan makanan kaleng, :
minuman botol, obat-obatan dan masih a. Menyebarkan informasi dalam
banyak lagi. Ketidaktahuan masyarakat rangka meningkatkan kesadaran
dapat memberi peluang pelaku usaha atau atas hak dan kewajiban dan kehati-
penjual untuk membodohi masyarakat hatian konsumen dalam
dengan produk yang tidak memenuhi mengonsumsi barang dan/atau jasa;
standar. b. Memberikan nasehat kepada
Oleh karena itu, LPKSM dan cabangnya di konsumen yang memerlukannya;
daerah harus mengontrol dengan c. Bekerja sama dengan instansi
sungguh-sungguh kelaikan produk barag terkait dalam upaya mewujudkan
yang dipasarkan melalui penyuluhan perlindungan konsumen;
kepada masyarakat tentang tertib niaga d. Membantu konsumen dalam
dan hukum perlindungan konsumen agar memperjuangkan haknya, termasuk
menerima keluhan atau pengaduan
8
Shidarta, Op.Cit, hal. 109.
konsumen;
9
Marianus Gaharpaung, Perlindungan Hukum Bagi
Konsumen Korban Atas Tindakan Pelaku Usaha, Jurnal
10
Yustika, Vol. 3 No. 1 Juli 2000, hal. 42. Celina Tri Siwi Kristiyanti, Op.Cit, hal. 121.

109
Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016

e. Melakukan pengawasan bersama ekonomi nasional, khususnya di bidang


pemerintah dan masyarakat usaha.
terhadap pelaksanaan perlindungan Atas setiap pelanggaran yang dilakukan oleh
konsumen. produsen maka kepadanya dikenakan
3. Peran Serta YLKI (Yayasan Lembaga sanksi-sanksi hukum, baik sanksi
Konsumen Indonesia) Dalam Perlindungan administratif maupun sanksi pidana.
Konsumen Beberapa perbuatan yang bertentangan
dengan tujuan untuk menciptakan iklim
B. Tanggung Jawab Pelaku Usaha Terhadap usaha yang sehat dapat dikategorikan
Penyelesaian Masalah Yang Terjadi Pada sebagai perbuatan kejahatan.
Konsumen Pemberian sanksi ini penting mengingat
Tanggung jawab produsen/pelaku usaha bahwa menciptakan iklim berusaha yang
terhadap penyelesaian masalah yang terjadi sehat membutuhkan keseriusan dan
pada konsumen dapat diuraikan sebagai ketegasan. Untuk ini sanksi merupakan salah
berikut ini : satu alat untuk mengembalikan keadaan
1. Pertanggungjawaban publik pada keadaan semula manakala telah terjadi
Produsen sebagai pelaku usaha mempunyai pelanggaran (rehabilitasi) sekaligus sebagai
tugas dan kewajiban untuk ikut serta alat preventif bagi pengusaha lainnya
menciptakan dan menjaga iklim usaha yang sehingga tidak terulang lagi perbuatan yang
sehat yang menunjang bagi pembangunan sama.12
perekonomian nasional secara keseluruhan. Bentuk pertanggungjawaban administratif
Karena itu, kepada produsen dibebankan yang dapat dituntut dari produsen sebagai
tanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan pelaku usaha diatur di dalam Pasal 60
kewajiban itu, yaitu melalui penerapan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999
norma-norma hukum, kepatutan, dan tentang Perlindungan Konsumen, yaitu
menjunjung tinggi kebiasaan yang berlaku di pembayaran ganti kerugian paling banyak
kalangan dunia usaha. Etika bisnis Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta) rupiah,
merupakan salah satu pedoman bagi setiap terhadap pelanggaran atas ketentuan
pelaku usaha.11 Prinsip business is business, tentang :13
tidak dapat diterapkan, tetapi harus dengan a. Kelalaian membayar ganti rugi kepada
pemahaman atas prinsip bisnis untuk konsumen (Pasal 19 ayat (2) dan ayat (3))
pembangunan. Jadi, sejauh mungkin, pelaku b. Periklanan yang tidak memenuhi syarat
usaha harus bekerja keras untuk menjadikan (Pasal 20)
usahanya memberi kontribusi pada c. Kelalaian dalam menyediakan suku
peningkatan pembangunan nasional secara cadang (Pasal 25); dan
keseluruhan. d. Kelalaian memenuhi garansi/jaminan
Kewajiban pelaku usaha untuk senantiasa yang dijanjikan.
beritikad baik dalam melakukan kegiatannya Berkaitan dengan pertanggungjawaban
(Pasal 7 angka 1) berarti bahwa pelaku pidana yang dibebankan kepada produsen,
usaha ikut bertanggung jawab untuk baik pelaku usaha yang bersangkutan
menciptakan iklim yang sehat dalam maupun pengurusnya (jika produsen
berusaha demi menunjang pembangunan berbentuk badan usaha) adalah :
nasional. Jelas ini adalah tanggung jawab a. Pidana penjara paling lama lima tahun
public yang diemban oleh seorang pelaku atas pelanggaran terhadap ketentuan
usaha. Banyak ketentuan di dalam Undang- Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat
undang Perlindungan Konsumen ini yang (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (1) huruf a,
bermaksud mengarahkan pelaku usaha huruf b, huruf c, dan huruf e, ayat (2) dan
untuk berperilaku sedemikian rupa dalam Pasal 18.
rangka menyukseskan pembangunan b. Pidana penjara paling lama dua tahun
atau denda paling banyak Rp 500.000.00

11 12
Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Ibid.
13
Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hal. 94. Ibid.

110
Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016

(lima ratus juta) rupiah, terhadap (5) Ketentuan sebagaimana dimaksud


pelanggaran atas ketentuan Pasal 11, pada ayat (1)) dan ayat (2) tidak
Pasal 12, Pasal 13 ayat (1), Pasal 14, Pasal berlaku apabila pelaku usaha dapat
16 dan Pasal 17 membuktikan bahwa kesalahan
c. Terhadap sanksi pidana di atas dapat tersebut merupakan kesalahan
dikenakan hukuman tambahan berupa konsumen.
tindakan : Dimaksudkan dengan Pasal 19 Undang-
1. Perampasan barang tertentu undang Perlindungan Konsumen ini adalah
2. Pengumuman keputusan hakim jika konsumen menderita kerugian berupa
3. Pembayaran ganti rugi terjadinya kerusakan, pencemaran atau
4. Perintah penghentian kegiatan kerugian finansial dan kesehatan karena
tertentu yang menyebabkan mengosumsi produk yang diperdagangkan,
timbulnya kerugian konsumen produsen sebagai pelaku usaha wajib
5. Kewajiban menarik barang dari memberi penggantian kerugian, baik dalm
peredaran; atau bentuk pengembalian uang, penggantian
6. Pencabutan izin usaha barang, perawatan, maupun dengan
2. Pertanggungjawaban privat (keperdataan) pemberian santunan. Penggantian
ayat (1) huruf d dan huruf f. kerugian itu dilakukan dalam waktu paling
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 lama tujuh hari setelah tanggal transaksi.15
tentang Perlindungan Konsumen diatur Dengan demikian, ketentuan ini tidak
mengenai pertanggungjawaban produsen, memaksudkan supaya persoalan
yang disebut dengan pelaku usaha, pada diselesaikan melalui pengadilan, tetapi
Bab VI dengan judul Tanggung Jawab Pelaku merupakan kewajiban mutlak bagi
Usaha, Pasal 19-Pasal 28. Ketentuan pasal- produsen untuk memberi penggantian
pasal tersebut adalah sebagai berikut :14 kepada konsumen, kewajiban yang harus
a. Pasal 19 dipenuhi seketika. Namun demikian,
(1) Pelaku usaha bertanggung jawab dengan memperhatikan Pasal 19 ayat (5)
memberikan ganti rugi atas maka dapat disimpulkan bahwa yang
kerusakan, pencemaran, dan/atau dimaksud di sini adalah kalau kesalahan
kerugian konsumen akibat tidak pada konsumen. Jika sebaliknya
mengonsumsi barang dan/atau jasa kesalahan ada pada konsumen, maka
yang dihasilkan atau diperdagangkan produsen dibebaskan dari kewajiban
(2) Ganti rugi sebagaimana dimaksud tersebut.
pada ayat (1) dapat berupa b. Pasal 20
pengembalian uang atau penggantian Pelaku usaha periklanan bertanggung
barang dan/atau jasa yang sejenis jawab atas iklan yang diproduksi dan
atau setara nilainya, atau perawatan segala akibat yang ditimbulkan oleh iklan
kesehatan dan/atau pemberian tersebut.
santunan yang sesuai dengan Pasal 20 ini menegaskan bahwa tanggung
ketentuan peraturan perundang- jawab atas iklan dan segala akibatnya
undangan yang berlaku berada di tangan pelaku usaha periklanan.
(3) Pemberian ganti rugi dilaksanakan Persoalannya ialah siapa yang dimaksud
dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari dengan pelaku usaha periklanan, apakah
setelah tanggal transaksi hanya perusahaan produsen iklan saja
(4) Pemberian ganti rugi sebagaimana ataukah termasuk pemesan dan
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) medianya? Hal ini tentu masih
tidak menghapuskan kemungkinan membutuhkan penjelasan yang lebih
adanya tuntutan pidana berdasarkan mendalam. Dalam keadaan tertentu, pihak
pembuktian lebih lanjut mengenai pemesan iklandan media penyiaran tentu
adanya unsure kesalahan

14 15
Ibid, hal. 95. Ibid, hal. 95.

111
Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016

dapat dan bahkan lebih patut diminta dapat diajukan ke Badan Penyelesaian
pertanggungjawabannya. Sengketa Konsumen ataupun ke
c. Pasal 21 pengadilan. Jadi, tampak bahwa Pasal 19
(1) Importir barang bertanggung jawab merupakan fasilitas jalan damai yang
sebagai pembuat barang yang diimpor ditawarkan oleh undang-undang. Kalau
apabila importasi barang tersebut para pihak tidak memanfaatkannya, dapat
tidak dilakukan oleh agen atau dipilih badan peradilan yang akan
perwakilan produsen luar negeri. menyelesaikannya.
(2) Importir jasa bertanggung jawab f. Pasal 24
sebagai penyeda jasa asing apabila (1) Pelaku usaha yang menjual barang
penyedia jasa asing tersebut tidak dan/atau jasa kepada pelaku usaha
dilakukan oleh agen atau perwakilan lain bertanggung jawab atas tuntutan
penyedia jasa asing.16 ganti rugi dan/atau gugatan
Pasal 21 Undang-undang Perlindungan konsumen apabila :
Konsumen ini berbicara tentang tanggung (2) Pelaku usaha sebagaimana dimaksud
jawab atas barang dan atau jasa impor. pada ayat (1) dibebaskan dari
Yang bertanggung jawab atas barang dan tanggung jawab atas tuntutan ganti
atau jasa impor adalah importirnya. rugi dan/atau gugatan konsumen
Mereka bertanggung jawab sebagai apabila pelaku usaha lain yang
pembuatnya. membeli barang dan/atau jasa
d. Pasal 22 menjual kembali kepada konsumen
Pembuktian terhadap ada tidaknya unsure dengan melakukan perubahan atas
kesalahan dalam kasus pidana barang dan/atau jasa tersebut.
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Pasal 24 Undang-undang Perlindungan
ayat (4), Pasal 20, dan Pasal 21 merupakan Konsumen ini mengatur tentang
beban dan tanggung jawab pelaku usaha pertanggungjawaban atas barang produksi
tanpa menutup kemungkinan bagi jaksa yang dijual oleh pelaku usaha lain. Dengan
untuk melakukan pembuktian. kata lain, mengatur tentang
Pasal 22 Undang-undang Prlindungan pertanggungjawaban dalam hal adanya
Konsumen ini mempersoalkan tentang segi pihak-pihak lain dalam distribusi produk.
pidana dari maslaah pelanggaran atas Ditegaskan bahwa tanggung jawab atas
Pasal 19, Pasal 20 dan Pasal 21, di mana barang terletak pada pembuat, kecuali jika
pembuktian unsure kesalahan pada barang itu kemudian diubah sehingga tidak
perkara pidana itu dibebankan pada sama seperti semula lagi. Dalam hal ada
produsen dan/atau jaksa. perubahan, maka tanggung jawab ada
e. Pasal 23 pada pelaku usaha terakhir yang
Pelaku usaha yang menolak dan/atau tidak melakukan perubahan itu.18
memberi tanggapan dan/atau tidak g. Pasal 25
memenuhi ganti rugi atas tuntutan (1) Pelaku usaha yang memproduksi
konsumen sebagaimana dimaksud dalam barang yang pemanfaatannya
Pasal 19 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan berkelanjutan dalam batas waktu
ayat (4), dapat digugat melalui Badan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun
Penyelesaian Sengketa Konsumen atau wajib menyediakan suku cadang
mengajukan ke badan peradilan di tempat dan/atau fasilitas purnajual dan
kedudukan konsumen.17 wajib memenuhi jaminan atau
Pasal 23 Undang-undang Perlindungan garansi sesuai dengan yang
Konsumen ini mrupakan lanjutan dari diperjanjikan.
Pasal 19 yang mengatakan bahwa kalau (2) Pelaku usaha sebagaimana
produsen menolak membayar ganti dimaksud pada ayat (1) bertanggung
kerugian kepada konsumen, produsen jawab atas tuntutan ganti rugi

16
Ibid, hal. 96.
17 18
Ibid, hal. 97. Ibid, hal. 98.

112
Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016

dan/atau gugatan konsumen apabila Pembuktian terhadap ada tidaknya unsure


pelaku usaha tersebut : kesalahan dalam gugatan ganti rugi
a. Tidak menyediakan atau lalai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19,
menyediakan suku cadang Pasal 22, dan Pasal 23 merupakan beban
dan/atau fasilitas perbaikan; dan tanggung jawab pelaku usaha.
b. Tidak memenuhi atau gagal Pasal 28 Undang-undang Perlindungan
memenuhi jaminan dan/atau Konsumen ini menentukan bahwa beban
garansi yang diperjanjikan. pembuktian berada di tangan produsen
Pasal 25 Undang-undang Perlindungan (pelaku usaha). Inilah prinsip pembuktian
Konsumen ini mengatur tentang kewajiban terbalik.
penyediaan suku cadang dan fasilitas Melihat cara pengaturan tentang
purnajual serta garansi sekurang- pertanggungjawaban sebagaimana diatur
kurangnya dalam jangka waktu satu tahun. dalam pasal-pasal di atas, dapat diketahui
Jika ia gagal untuk itu, ia bertanggung bahwa :20
jawab atas kerugian yang timbul karena a. Undang-undang ini pertama kali
kegagalan itu.19 memberi aturan tentang
h. Pasal 26 pertanggungjawaban secara umum,
Pelaku usaha yang memperdagangkan jasa mengenai semua pelaku usaha atas
wajib memenuhi jaminan dan/atau garansi barang atau jasa, yaitu dalam Pasal 19.
yang disepakati dan/atau yang b. Kemudian mengatur pertanggungjawaban
diperjanjikan. secara khusus, yaitu
Pasal 26 Undang-undang Perlindungan pertanggungjawaban pelaku-pelaku
Konsumen ini juga mengatur tentang usaha tertentu, seperti pelaku usaha
kewajiban pelaku usaha untuk memenuhi periklanan (Pasal 20), importer (Pasal
garansinya sesuai dengan perjanjian. 21), pelaku usaha yang bertindak sebagai
i. Pasal 27 pembuat/produsen utama barang (Pasal
Pelaku usaha yang memproduksi barang 24), dan pelaku usaha yang
yang dibebaskan dari tanggung jawab atas memperdagangkan jasa (Pasal 26).
kerugian yang diderita konsumen apabila : c. Membedakan pertanggungjawaban
a. Barang tersebut terbukti seharusnya secara hukum antara
tidak diedarkan atau tidak dimaksudkan pertanggungjawaban perdata dan
untuk diedarkan; pertanggungjawaban pidana.
b. Cacat barang timbul pada kemudian hari; d. Memperkenalkan badan peradilan baru,
c. Cacat timbul akibat ditaatinya ketentuan yaitu Badan Penyelesaian Sengketa
mengenai kualifikasi barang; Konsumen (BPSK) di samping badan
d. Kelalaian yang diakibatkan oleh peradilan konvensional.
konsumen; e. Menetapkan beban pembuktian ada
e. Lewatnya jangka waktu penuntutan 4 pada produsen dengan kemungkinan
(empat) tahun sejak barang dibeli atau bagi jaksa untuk mengajukan pembuktian
lewatnya jangka waktu yang lawan dalam perkara pidana.
diperjanjikan Tanggung jawab pelaku usaha
Pasal 27 Undang-undang Perlindungan sebagaimana diatur dalam pasal-pasal di
Konsumen ini mengatur kemungkinan- atas adalah tanggung jawab sehubungan
kemungkinan pembebaan pelaku usaha dengan adanya hubungan hukum antara
dari pertanggungjawaban, yaitu karena pelaku usaha dan konsumennya dan
faktor-faktor pencurian, cacat yang timbul tanggung jawab berdasarkan hubungan
dikemudian hari, kesalahan konsumen, hukum yang lahir kemudian. Dengan kata
kadaluwarsa hak untuk menuntut. lain, tanggung jawab yang dimaksud di sini
j. Pasal 28 adalah tanggung jawab keperdataan, baik

19 20
Ibid. Ibid, hal. 100.

113
Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016

yang bersifat kontraktual maupun di luar barang dan jasa yang dikonsumsi
hubungan kontraktual.21 masyarakat, yaitu yang ada pada badan
BPOM dan departemen terkait yang
PENUTUP mengeluarkan izin produksi,
A. Kesimpulan perdagangan dan peredaran suatu
1. Peran dan fungsi lembaga pengawasan produk, sehingga konsumen terlindungi
dalam tanggung jawab pelaku usaha dan merasa aman dalam menggunakan
menurut UU No. 8 Tahun 1999 tentang produk.
perlindungan konsumen dilakukan oleh 2. Lembaga Pengawasan di daerah,
Badan Perlindungan Konsumen Nasional termasuk BPOM dan dinas-dinas terkait
(BPKN) yang berfungsi untuk selalu aktif dalam menanggapi
memberikan saran dan pertimbangan permasalahan konsumen. Melalui sikap
kepada Pemerintah dalam upaya proaktif dan antisipatif, dan senantiasa
mengembangkan perlindungan melakukan pembinaan terhadap pelaku
konsumen di Indonesia. usaha, agar tumbuh kesadaran mereka
2. Tanggung jawab pelaku usaha terhadap untuk tidak memproduksi produk-produk
penyelesaian masalah yang terjadi pada yang tidak berkualitas dan menjualnya
konsumen meliputi: 1) kepada konsumen.
Pertanggungjawaban publik; Produsen
sebagai pelaku usaha mempunyai tugas DAFTAR PUSTAKA
dan kewajiban untuk ikut serta Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum
menciptakan dan menjaga iklim usaha Perlindungan Konsumen, Rajawali Pers,
yang sehat yang menunjang bagi Jakarta, 2004.
pembangunan perekonomian nasional Az. Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen
secara keseluruhan; Atas setiap Suatu Pengantar, Diadit Media, Jakarta,
pelanggaran yang dilakukan oleh 2001.
produsen maka kepadanya dikenakan Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan
sanksi-sanksi hukum, baik sanksi Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta, 2008.
administratif maupun sanksi pidana. Dick Smithies, Consumer Group and Their
Beberapa perbuatan yang bertentangan Relationship with Business.
dengan tujuan untuk menciptakan iklim Indah Sukmaningsih (YLKI), Dimendi Pelayanan
usaha yang sehat dapat dikategorikan Publik dalam Masalah Perlindungan
sebagai perbuatan kejahatan. 2) Konsumen, dalam Percakapan tentang
Pertanggungjawaban privat Pendidikan Konsumen dan Kurikulum
(keperdataan); berupa memberikan ganti Fakultas Hukum, Editor Yusuf Sofie, YLKI
rugi atas kerusakan, pencemaran, USAID, Jakarta, 1998.
dan/atau kerugian konsumen akibat Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan
mengonsumsi barang dan/atau jasa yang Konsumen di Indonesia, PT. Citra Aditya
dihasilkan atau diperdagangkan. Bakti, Bandung, 2006.
Tanggung jawab yang dimaksud di sini Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen,
adalah tanggung jawab keperdataan, Grasindo, Jakarta, 2000.
baik yang bersifat kontraktual maupun di Susanti Adi Nugraha, Proses Penyelesaian
luar hubungan kontraktual. Sengketa Konsumen Ditinjau Dari Hukum
Acara Serta Kendala Implementasinya,
B. Saran Kencana, Jakarta, 2006.
1. Sebaiknya pihak Lembaga Pengawasan Yusuf Sofie, Perlindungan Konsumen dan
lebih aktif melaksanakan fungsinya dalam Instrumen-instrumen Hukumnya, Citra
memberikan perlindungan kepada para Aditya Bakti, Bandung, 2003.
konsumen, termasuk berperan aktif Yusuf Sofie dan Somi Awan, Sosok Peradilan
dalam pengawasan peredaran barang- Konsumen Mengungkap Berbagai Persoalan
Mendasar Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK), Piramida, Jakarta, 2004.
21
Ibid.

114
Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016

Sumber Lain :
Pµ• Œ}š}•µ•]o}U D l o Z ^ •‰ l-aspek
Perlindungan Terhadap Konsumen dalam
^]•š u ,µlµu ] /v }v •] _U o u
Percakapan tentang Pendidikan Konsumen
dan Kurikulum Fakultas Hukum, Editor Yusuf
Sofie, YLKI-USAID, 1998.
Indah Sukmaningsih, Harapan Segar Dari
Kehadiran Undang-undang Perlindungan
Konsumen, Kompas 20 April 2000,
Kumpulan Kliping Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia, lihat juga, J Widijanto
dan Al Wisnubroto, Fakultas Hukum
Universitas Admajaya, Jakarta.
Marianus Gaharpaung, Perlindungan Hukum
Bagi Konsumen Korban Atas Tindakan
Pelaku Usaha, Jurnal Yustika, Vol. 3 No. 1 Juli
2000.
EµŒu i]š}U D l o Z ^< •] ‰ v W Œ vPl š
Peraturan Perundang-undangan Tentang
Perlindungan Konsumen dalam Menghadapi
Œ W Œ P vP v •_ o u µlµ ,µlµu
Perlindungan Konsumen, Mandar Maju,
Bandung, 2000.
Sudaryatmo, 1999, Hukum dan Advokasi
Konsumen, Citra Aditya Bakti Bandung,
http://www.scribd.com/doc/18545014/mak
alah-perlindungan-
konsumenhttp://www.pemantauperadilan.c
om/delik/16-
PERLINDUNGAN520KONSUMEN.pdfUndang-
Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen.

115

Anda mungkin juga menyukai