ID Peran Dan Fungsi Lembaga Pengawasan Dala
ID Peran Dan Fungsi Lembaga Pengawasan Dala
6/Ags/2016
PERAN DAN FUNGSI LEMBAGA PENGAWASAN Kata kunci: Peran dan fungsi, lembaga
DALAM TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA pengawasan, pelaku usaha, perlindungan
MENURUT UU NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG konsumen.
PERLINDUNGAN KONSUMEN1
Oleh : Magdalena Peggy Pantouw2 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ABSTRAK Persaingan dunia usaha yang sangat ketat
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk dan iklim persaingan yang sangat kompetitif,
mengetahui bagaimana peran dan fungsi menyebabkan banyak perusahaan atau dunia
lembaga pengawasan dalam tanggung jawab usaha yang berupaya untuk memenangkan
pelaku usaha menurut UU No. 8 Tahun 1999 persaingan dengan strategi yang dikembangkan
tentang perlindungan konsumen dan oleh masing-masing perusahaan. Penggunaan
bagaimana tanggung jawab pelaku usaha strategi yang ditetapkan perusahaan dan
terhadap penyelesaian masalah yang terjadi diterapkan oleh para marketing perusahaan
pada konsumen. Dengan menggunakan untuk meningkatkan penjualan produk atau
metode penelitian yuridis normatif jasa perusahaan, tidak jarang telah
disimpulkan: 1. Peran dan fungsi lembaga menyebabkan konsumen mengalami kerugian
pengawasan dalam tanggung jawab pelaku baik yang disengaja, atau karena konsumen
usaha menurut UU No. 8 Tahun 1999 tentang tidak memperoleh informasi yang benar dan
perlindungan konsumen dilakukan oleh Badan cukup pada saat penawaran produk atau jasa
Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) yang dilakukan. Akibatnya banyak konsumen yang
berfungsi untuk memberikan saran dan merasa dirugikan kepentingannya, atau
pertimbangan kepada Pemerintah dalam dirugikan karena merasa tertipu dengan
upaya mengembangkan perlindungan program promosi yang disampaikan, yang tidak
konsumen di Indonesia. 2. Tanggung jawab sesuai dengan kenyataan kualitas produk yang
pelaku usaha terhadap penyelesaian masalah diterima. Pada umumnya konsumen tidak
yang terjadi pada konsumen meliputi: 1) mengetahui dari bahan apa suatu produk itu
Pertanggungjawaban publik; Produsen sebagai dibuat, bagaimana proses pembuatannya serta
pelaku usaha mempunyai tugas dan kewajiban strategi pasar apa yang dijaminkan untuk
untuk ikut serta menciptakan dan menjaga mendistribusikannya, maka diperlukan kaidah
iklim usaha yang sehat yang menunjang bagi hukum yang dapat melindungi. Perlindungan
pembangunan perekonomian nasional secara itu sesungguhnya berfungsi menyeimbangkan
keseluruhan; Atas setiap pelanggaran yang kedudukan konsumen dan pengusaha, dengan
dilakukan oleh produsen maka kepadanya siapa mereka saling berhubungan dan saling
dikenakan sanksi-sanksi hukum, baik sanksi membutuhkan.3
administratif maupun sanksi pidana. Beberapa Peran lembaga yang bergerak dibidang
perbuatan yang bertentangan dengan tujuan perlindungan konsumen menjadi penting, yang
untuk menciptakan iklim usaha yang sehat terkait dalam upaya mewujudkan perlindungan
dapat dikategorikan sebagai perbuatan konsumen, membantu konsumen dalam
kejahatan. 2) Pertanggungjawaban privat memperjuangkan haknya, termasuk menerima
(keperdataan); berupa memberikan ganti rugi keluhan atau pengaduan konsumen, melakukan
atas kerusakan, pencemaran, dan/atau pengawasan bersama pemerintah dan
kerugian konsumen akibat mengonsumsi masyarakat terhadap pelaksanaan
barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau perlindungan konsumen. Lembaga pengawasan
diperdagangkan. Tanggung jawab yang dalam perannya dapat dinilai sebagai yang
dimaksud di sini adalah tanggung jawab bertanggungjawab terhadap pengawasan
keperdataan, baik yang bersifat kontraktual peredaran barang-barang dan jasa yang
maupun di luar hubungan kontraktual. dikonsumsi masyarakat yaitu yang ada pada
badan BPOM dan departemen terkait yang
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Prof. Ronald J.
Mawuntu, SH, MH; Henry R. Ch. Memah, SH, MH
2 3
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan
120711611 Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hal. 26.
106
Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016
mengeluarkan izin produksi, perdagangan dan norma yang mengatur tentang peran dan fungsi
peredaran suatu produk. lembaga pengawasan dalam tanggung jawab
Pasal 1 angka (2) UUPK, mengatur bahwa pelaku usaha sehingga dapat sesuai dengan
l š ^‰ u l ]_ u v l vl v ‰ l}v•µu v peraturan perundang-undangan yang berlaku.
adalah konsumen akhir (ultimate consumer).
/•š]o Z ^‰ u l ]_ o u Z o ]v] š ‰ š ]Pµv l v PEMBAHASAN
dalam rumusan ketentuan tersebut, sekaligus A. Peran Dan Fungsi Lembaga Pengawasan
menunjukkan, barang dan/atau jasa yang Dalam Tanggung Jawab Pelaku Usaha
dipakai tidak serta-merta hasil dari transaksi Menurut UU No. 8 Tahun 1999 Tentang
jual beli.4 Artinya, tidak selalu harus Perlindungan Konsumen
memberikan prestasinya dengan cara Konsumen senantiasa berada pada posisi
membayar uang untuk memperoleh barang lemah dan dirugikan. Perlu ada aturan yang
dan/atau jasa itu. Dengan kata lain, dasar dapat menjembatani kepentingan pelaku usaha
hubungan hukum antara konsumen dan pelaku dan kepentingan konsumen karena dua pihak
usaha tidak perlu harus kontraktual (the privity tersebut bagai dua sisi mata uang yang tidak
of contract). Konsumen bukan hanya sekedar dapat dipisahkan, saling membutuhkan tidak
pembeli (buyer atau koper) tetapi semua orang mengambil keuntungan kemudian dibiarkan
(perseorangan atau badan usaha) yang merugi, tidak ada bentuk pertanggungjawaban
mengonsumsi suatu barang dan/atau jasa. Jadi, dan perlindungan bagi pihak yang dirugikan.
yang paling penting adalah terjadinya suatu Lembaga instansi dan perannya dalam
transaksi barang dan/atau jasa. perlindungan konsumen di Indonesia antara
Upaya pemberdayaan penting karena tidak lain :
mudah mengharapkan kesadaran pelaku usaha 1. Badan Perlindungan Konsumen Nasional
yang pada prinsip ekonomi pelaku usaha adalah Berdasarkan Undang-undang No. 8 Tahun
mendapat keuntungan yang semaksimal 1999 tentang Perlindungan Konsumen
mungkin dengan modal seminimal mungkin. disebutkan adanya Badan Perlindungan
Tidak kalah pentingnya juga yaitu peran dan Konsumen Nasional. Badan ini terdiri atas
fungsi lembaga pengawasan dalam tanggung 15 orang sampai dengan 25 orang anggota
jawab pelaku usaha menurut UU No. 8 Tahun yang mewakili unsur: (1) Pemerintah, (2)
1999 tentang perlindungan konsumen dalam Pelaku usaha, (3) Lembaga perlindungan
melakukan pengawasan terhadap perlindungan konsumen swadaya masyarakat, (4)
hak-hak konsumen dalam mengkonsumsi atau akademisi, dan (5) tenaga ahli. Masa jabatan
membeli suatu barang yang ditawarkan atau mereka adalah tiga tahun. Dan dapat
dijual oleh pelaku usaha. diangkat kembali untuk satu kali masa
jabatan berikutnya.5
B. Perumusan Masalah Keanggotaan Badan Perlindungan
1. Bagaimanakah peran dan fungsi lembaga Konsumen Nasional (BPSK) ini diangkat
pengawasan dalam tanggung jawab oleh Presiden atas usul Menteri (bidang
pelaku usaha menurut UU No. 8 Tahun perdagangan) setelah dikonsultasikan
1999 tentang perlindungan konsumen? kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Syarat-
2. Bagaimanakah tanggung jawab pelaku syarat keanggotaannya menurut Pasal 37
usaha terhadap penyelesaian masalah UUP adalah :
yang terjadi pada konsumen? 1. Warga Negara Indonesia;
2. Berbadan sehat;
C. Metode Penelitian 3. Berkelakuan baik;
Penelitian ini menggunakan metode 4. Tidak pernah dihukum karena
penelitian yang termasuk jenis penelitian kejahatan;
normatif, di mana didalamnya penulis meneliti 5. Memiliki pengetahuan dan pengalaman
dan mempelajari norma yang terdapat dalam di bidang perlindungan konsumen;
peraturan perundang-undangan ataupun
4 5
Ibid, hal. 28. Shidarta, Loc.Cit, hal. 105.
107
Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016
108
Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016
109
Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016
11 12
Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Ibid.
13
Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hal. 94. Ibid.
110
Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016
14 15
Ibid, hal. 95. Ibid, hal. 95.
111
Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016
dapat dan bahkan lebih patut diminta dapat diajukan ke Badan Penyelesaian
pertanggungjawabannya. Sengketa Konsumen ataupun ke
c. Pasal 21 pengadilan. Jadi, tampak bahwa Pasal 19
(1) Importir barang bertanggung jawab merupakan fasilitas jalan damai yang
sebagai pembuat barang yang diimpor ditawarkan oleh undang-undang. Kalau
apabila importasi barang tersebut para pihak tidak memanfaatkannya, dapat
tidak dilakukan oleh agen atau dipilih badan peradilan yang akan
perwakilan produsen luar negeri. menyelesaikannya.
(2) Importir jasa bertanggung jawab f. Pasal 24
sebagai penyeda jasa asing apabila (1) Pelaku usaha yang menjual barang
penyedia jasa asing tersebut tidak dan/atau jasa kepada pelaku usaha
dilakukan oleh agen atau perwakilan lain bertanggung jawab atas tuntutan
penyedia jasa asing.16 ganti rugi dan/atau gugatan
Pasal 21 Undang-undang Perlindungan konsumen apabila :
Konsumen ini berbicara tentang tanggung (2) Pelaku usaha sebagaimana dimaksud
jawab atas barang dan atau jasa impor. pada ayat (1) dibebaskan dari
Yang bertanggung jawab atas barang dan tanggung jawab atas tuntutan ganti
atau jasa impor adalah importirnya. rugi dan/atau gugatan konsumen
Mereka bertanggung jawab sebagai apabila pelaku usaha lain yang
pembuatnya. membeli barang dan/atau jasa
d. Pasal 22 menjual kembali kepada konsumen
Pembuktian terhadap ada tidaknya unsure dengan melakukan perubahan atas
kesalahan dalam kasus pidana barang dan/atau jasa tersebut.
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Pasal 24 Undang-undang Perlindungan
ayat (4), Pasal 20, dan Pasal 21 merupakan Konsumen ini mengatur tentang
beban dan tanggung jawab pelaku usaha pertanggungjawaban atas barang produksi
tanpa menutup kemungkinan bagi jaksa yang dijual oleh pelaku usaha lain. Dengan
untuk melakukan pembuktian. kata lain, mengatur tentang
Pasal 22 Undang-undang Prlindungan pertanggungjawaban dalam hal adanya
Konsumen ini mempersoalkan tentang segi pihak-pihak lain dalam distribusi produk.
pidana dari maslaah pelanggaran atas Ditegaskan bahwa tanggung jawab atas
Pasal 19, Pasal 20 dan Pasal 21, di mana barang terletak pada pembuat, kecuali jika
pembuktian unsure kesalahan pada barang itu kemudian diubah sehingga tidak
perkara pidana itu dibebankan pada sama seperti semula lagi. Dalam hal ada
produsen dan/atau jaksa. perubahan, maka tanggung jawab ada
e. Pasal 23 pada pelaku usaha terakhir yang
Pelaku usaha yang menolak dan/atau tidak melakukan perubahan itu.18
memberi tanggapan dan/atau tidak g. Pasal 25
memenuhi ganti rugi atas tuntutan (1) Pelaku usaha yang memproduksi
konsumen sebagaimana dimaksud dalam barang yang pemanfaatannya
Pasal 19 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan berkelanjutan dalam batas waktu
ayat (4), dapat digugat melalui Badan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun
Penyelesaian Sengketa Konsumen atau wajib menyediakan suku cadang
mengajukan ke badan peradilan di tempat dan/atau fasilitas purnajual dan
kedudukan konsumen.17 wajib memenuhi jaminan atau
Pasal 23 Undang-undang Perlindungan garansi sesuai dengan yang
Konsumen ini mrupakan lanjutan dari diperjanjikan.
Pasal 19 yang mengatakan bahwa kalau (2) Pelaku usaha sebagaimana
produsen menolak membayar ganti dimaksud pada ayat (1) bertanggung
kerugian kepada konsumen, produsen jawab atas tuntutan ganti rugi
16
Ibid, hal. 96.
17 18
Ibid, hal. 97. Ibid, hal. 98.
112
Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016
19 20
Ibid. Ibid, hal. 100.
113
Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016
yang bersifat kontraktual maupun di luar barang dan jasa yang dikonsumsi
hubungan kontraktual.21 masyarakat, yaitu yang ada pada badan
BPOM dan departemen terkait yang
PENUTUP mengeluarkan izin produksi,
A. Kesimpulan perdagangan dan peredaran suatu
1. Peran dan fungsi lembaga pengawasan produk, sehingga konsumen terlindungi
dalam tanggung jawab pelaku usaha dan merasa aman dalam menggunakan
menurut UU No. 8 Tahun 1999 tentang produk.
perlindungan konsumen dilakukan oleh 2. Lembaga Pengawasan di daerah,
Badan Perlindungan Konsumen Nasional termasuk BPOM dan dinas-dinas terkait
(BPKN) yang berfungsi untuk selalu aktif dalam menanggapi
memberikan saran dan pertimbangan permasalahan konsumen. Melalui sikap
kepada Pemerintah dalam upaya proaktif dan antisipatif, dan senantiasa
mengembangkan perlindungan melakukan pembinaan terhadap pelaku
konsumen di Indonesia. usaha, agar tumbuh kesadaran mereka
2. Tanggung jawab pelaku usaha terhadap untuk tidak memproduksi produk-produk
penyelesaian masalah yang terjadi pada yang tidak berkualitas dan menjualnya
konsumen meliputi: 1) kepada konsumen.
Pertanggungjawaban publik; Produsen
sebagai pelaku usaha mempunyai tugas DAFTAR PUSTAKA
dan kewajiban untuk ikut serta Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum
menciptakan dan menjaga iklim usaha Perlindungan Konsumen, Rajawali Pers,
yang sehat yang menunjang bagi Jakarta, 2004.
pembangunan perekonomian nasional Az. Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen
secara keseluruhan; Atas setiap Suatu Pengantar, Diadit Media, Jakarta,
pelanggaran yang dilakukan oleh 2001.
produsen maka kepadanya dikenakan Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan
sanksi-sanksi hukum, baik sanksi Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta, 2008.
administratif maupun sanksi pidana. Dick Smithies, Consumer Group and Their
Beberapa perbuatan yang bertentangan Relationship with Business.
dengan tujuan untuk menciptakan iklim Indah Sukmaningsih (YLKI), Dimendi Pelayanan
usaha yang sehat dapat dikategorikan Publik dalam Masalah Perlindungan
sebagai perbuatan kejahatan. 2) Konsumen, dalam Percakapan tentang
Pertanggungjawaban privat Pendidikan Konsumen dan Kurikulum
(keperdataan); berupa memberikan ganti Fakultas Hukum, Editor Yusuf Sofie, YLKI
rugi atas kerusakan, pencemaran, USAID, Jakarta, 1998.
dan/atau kerugian konsumen akibat Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan
mengonsumsi barang dan/atau jasa yang Konsumen di Indonesia, PT. Citra Aditya
dihasilkan atau diperdagangkan. Bakti, Bandung, 2006.
Tanggung jawab yang dimaksud di sini Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen,
adalah tanggung jawab keperdataan, Grasindo, Jakarta, 2000.
baik yang bersifat kontraktual maupun di Susanti Adi Nugraha, Proses Penyelesaian
luar hubungan kontraktual. Sengketa Konsumen Ditinjau Dari Hukum
Acara Serta Kendala Implementasinya,
B. Saran Kencana, Jakarta, 2006.
1. Sebaiknya pihak Lembaga Pengawasan Yusuf Sofie, Perlindungan Konsumen dan
lebih aktif melaksanakan fungsinya dalam Instrumen-instrumen Hukumnya, Citra
memberikan perlindungan kepada para Aditya Bakti, Bandung, 2003.
konsumen, termasuk berperan aktif Yusuf Sofie dan Somi Awan, Sosok Peradilan
dalam pengawasan peredaran barang- Konsumen Mengungkap Berbagai Persoalan
Mendasar Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK), Piramida, Jakarta, 2004.
21
Ibid.
114
Lex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016
Sumber Lain :
Pµ• Œ}š}•µ•]o}U D l o Z ^ •‰ l-aspek
Perlindungan Terhadap Konsumen dalam
^]•š u ,µlµu ] /v }v •] _U o u
Percakapan tentang Pendidikan Konsumen
dan Kurikulum Fakultas Hukum, Editor Yusuf
Sofie, YLKI-USAID, 1998.
Indah Sukmaningsih, Harapan Segar Dari
Kehadiran Undang-undang Perlindungan
Konsumen, Kompas 20 April 2000,
Kumpulan Kliping Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia, lihat juga, J Widijanto
dan Al Wisnubroto, Fakultas Hukum
Universitas Admajaya, Jakarta.
Marianus Gaharpaung, Perlindungan Hukum
Bagi Konsumen Korban Atas Tindakan
Pelaku Usaha, Jurnal Yustika, Vol. 3 No. 1 Juli
2000.
EµŒu i]š}U D l o Z ^< •] ‰ v W Œ vPl š
Peraturan Perundang-undangan Tentang
Perlindungan Konsumen dalam Menghadapi
Œ W Œ P vP v •_ o u µlµ ,µlµu
Perlindungan Konsumen, Mandar Maju,
Bandung, 2000.
Sudaryatmo, 1999, Hukum dan Advokasi
Konsumen, Citra Aditya Bakti Bandung,
http://www.scribd.com/doc/18545014/mak
alah-perlindungan-
konsumenhttp://www.pemantauperadilan.c
om/delik/16-
PERLINDUNGAN520KONSUMEN.pdfUndang-
Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen.
115