Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PT. ADI SATRIA ABADI


BIDANG KESEHATAN KERJA, KELEMBAGAAN,
KEAHLIAN DAN SMK3

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE – 16 TAHUN 2021

KELOMPOK 4
1. Fahmi Indrawati
2. Hadi Supriyatno
3. Citra Dewi Setyaningrum
4. Yohanes Pasaribu

PT. NARADA KATIGA INDONESIA


Bandung, 25 Februari 2021

0
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT
atas segala rakhmat dan karunia-Nya sehingga laporan praktik kerja lapangan ini
dapat terselesaikan.Laporan ini disusun berdasarkan hasil kunjungan lapangan
pada PT. Adi Satria Abadi yang sebagai salah satu syarat kelulusan dalam
pelatihan calon Ahli K3 Umum.Selama pelatihan, pelaksanaan PKL dan
penyusunan laporan, penyusun telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
terkait hal tersebut, kami menyampaikan ucapan terimakasih yang mendalam
kepada:
1. Seluruh Staff PT. Adi Satria Abadi yang telah memberikan izin untuk
melakukan kegiatan kunjungan lapangan.
2. Seluruh staff di PT. Narada Katiga Indonesia selaku penyelenggara pelatihan
Ahli K3 Umum,yang telah memberikan bimbingan dan saran untuk
menyelesaikan kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) dan penyusunan
laporan.
3. Rekan-rekan peserta pelatihan Ahli K3 Umum angkatan 16 tahun 2021yang
telah mampu menjaga suasana pelatihan yang kondusif dan dapat
mewujudkan kerjasama yang baik.
Dalam penulisan tugas akhir ini, Penyusunan menyadari bahwa semua ini
jauh dari kata sempurna, Baik dari segi isi maupun cara pengungkapan dan
penyajian dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu kritik serta saran yang
membangun sangat diharapkan.dan semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat bagi yang membaca khususnya bagi penulis.
Akhir kata, mohon maaf apabila dalam penulisan laporan ini dapat
bermanfaat dan semoga laporan ini dapat memenuhi syarat yang telah ditetapkan
oleh penyelenggara pelatihan dan dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Subang, 25 Februari 2021

Penyusun

Kelompok 4 Batch 16 | 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 1


DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 3


A. LATAR BELAKANG ................................................................................... 3
B. MAKSUD DAN TUJUAN............................................................................ 5
C. RUANG LINGKUP ...................................................................................... 5
D. DASAR HUKUM ......................................................................................... 6

BAB II KONDISI PERUSAHAAN ................................................................... 7


A. GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA ................................................... 7
B. PROSES PRODUKSI ................................................................................... 10
C. ALAT KERJA ............................................................................................... 12
D. POTENSI BAHAYA..................................................................................... 12
E. FAKTOR BAHAYA ..................................................................................... 13
F. TEMUAN-TEMUAN DILAPANGAN ........................................................ 15
1. TEMUAN POSITIF ................................................................................ 39
2. TEMUAN NEGATIF .............................................................................. 19

BAB III ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH ................................... 19


A. ANALISA TEMUAN POSITIF .................................................................... 19
B. ANALISA TEMUAN NEGATIF ................................................................. 3

BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 35


A. KESIMPULAN ............................................................................................. 35
B. SARAN.......................................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 37


LAMPIRAN ........................................................................................................ 32
NOTULEN .......................................................................................................... 40

Kelompok 4 Batch 16 |2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keselamatan dan KesehatanKerja merupakan hal yang tidak bisa
terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. K3 tidak
saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahtraan para
pekerjanya akan tetapi jauh lebih dari itu K3 mempunyai dampak positif atas
keberlanjutan produktivitas kerja. Oleh karena itu K3 pada saat ini bukan sekedar
kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus
dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan.
Selain itu Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu
permasalahan yang banyak menyita perhatian berbagai organisasi saat ini karena
mencakup permasalahan dari segi perikemanusiaan, biaya dan manfaat ekonomi,
aspek hukum, pertanggung jawaban serta citra organisasi itu sendiri. Semua hal
tersebut mempunyai tingkat kepentingan yang sama besarnya walaupun di sana
sini memang terjadi perubahan perilaku, baik di dalam lingkungan sendiri maupun
faktor lain yang masuk dari unsur eksternal industri.
Didalam regulasi pemerintah sebagai penyelenggara Negara mempunyai
kewajiban untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja. Hal ini
direalisasikan pemerintah dengan dikeluarkannya peraturan-peraturan seperti : UU
RI No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, Undang-undang No. 3 Tahun
1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), dan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja No: Per.05/Men/1996 mengenai sistem manajemen K3.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang ideal adalah sesuai dengan
Syarat-syarat Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja
tertuang dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pasal 3 (tiga). Pada pasal tersebut disebutkan 18 (delapan belas) syarat penerapan
keselamatan kerja di tempat kerja di antaranya sebagai berikut:
1. Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja.
2. Mencegah, mengurangi & memadamkan kebakaran.
3. Mencegah & mengurangi bahaya peledakan.

Kelompok 4 Batch 16 | 3
4. Memberi jalur evakuasi keadaan darurat.
5. Memberi P3K Kecelakaan Kerja.
6. Memberi APD(alat pelindung diri) pada tenaga kerja.
7. Mencegah & mengendalikan timbulnya penyebaran suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, radiasi, kebisingan & getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan penyakit akibat kerja(PAK) dan keracunan.
9. Penerangan yang cukup dan sesuai.
10. Suhu dan kelembaban udara yang baik.
11. Menyediakan ventilasi yang cukup.
12. Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.
13. Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara& proses kerja.
14. Mengamankan & memperlancar pengangkutan manusia, binatang, tanaman &
barang.
15. Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan.
16. Mengamankan & memperlancar bongkar muat, perlakuan & penyimpanan
barang
17. Mencegah terkena aliran listrik berbahaya.
18. Menyesuaikan & menyempurnakan keselamatan pekerjaan yang resikonya
bertambah tinggi.
Dengan adanya persyaratan- persyaratan K3 seperti yang telah dijelaskan,
maka akan berdampak positif seperti mengurangi resiko kerja yang didapatkan
oleh suatu perusahaan, misalnya kecelakaan kerja hingga kematian dalam
menjalankan pekerjaan.
Kesadaran akan resiko terhadap kecelakaan kerja pada karyawan tersebut
sudah disadari oleh perusahaan PT. Adi Satria Abadi merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi sarung tangan kerja, sarung
baseball,kanebo dan produk utamanya sarung tangan golf. PT. Adi Satria Abadi
memperlihatkan sistem K3 yang jauh lebih sistematis dan bisa dikategorikan
sudah memenuhi standar nasional (perundang-undangan keselamatan kerja) hal
tersebut dibuktikan oleh PT. Adi Satria Abadi dengan memiliki Standart
Operating Procedure (SOP) yang baku, perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD)
yang berkualitas serta berbagai kelengkapan teknis lainnya seperti P3K, demi

Kelompok 4 Batch 16 |4
keselamatan dan kesehatan kerja para karyawannya Dan Hal ini dibuktikan oleh
sertifikasi yang telah diraih oleh perusahaan tersebut.
Di perusahaan ini terdapat beberapa luang lingkup K3 didalamnya,
diantaranya Bidang K3 Lingkungan Kerja dan Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja, K3 Mekanik, K3 Pesawat Uap, Bejana Tekanan dan
Tangki Timbun, K3 Konstruksi Bangunan, K3 Instalasi Listrik, K3
Penanggulangan Kebakaran, Kelembagaan, Keahlian, Pelayanan Kesehatan
Tenaga Kerja, dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3). Oleh karena itu, PT. Adi Satria Abadi merupakan lokasi yang tepat
untuk kami calon ahli K3 umum dalam melakukan observasi lapangan.Adapun
pembahasan yang diambil yaitu pengawasan tentang Keselamatan dan
KesehatanKerja dalam kesehatan kerja, kelembagaan, keahlian dan SMK3.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksusd dan tujuan dilakukannya praktek kerja lapangan ini adalah diharapkan
calon Ahli K3Umum dapat :
1. Menerapkan ilmu/teori yang didapatkan dalam pelatihan calon Ahli K3
umum dengan cara memeriksa, menganalisa dan mengevaluasi
pelaksanaan syarat-syarat K3 di PT. ADI SATRIA ABADI serta
melakukan identifikasi dan memberikan saran perbaikan ataupun
pengendalian potensi bahaya menggunakan dasar hukum peraturan
perundang undangan K3 terkait.
2. Studi banding pemenuhan syarat-syarat K3 oleh perusahaan, kesiapan
sistem Manajemen K3 dan kepatuhan tenaga kerjanya dalam
melaksanakan syarat-syarat K3 yang diwajibkan.

C. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup dari pelaporan praktek lapangan ini adalah untuk
mengetahui sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja khususnya di Bidang di
Bidang K3 Kesehataan kerja, Kelembagaan, Keahlian dan SMK3.

Kelompok 4 Batch 16 | 5
D. DASAR HUKUM
Dalam pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di Indonesia dilandasi dengan dasar
hukum sebagai berikut:
1. Dasar Hukum K3 Kesehatan kerja
a. UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-undang No 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.
c. UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
d. Permenaker No.02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
e. Permenakertrans No. Per.01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor
Penyakit Akibat Kerja.
f. Permennakertrans No.Per.03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan
Kerja
g. Permennakertrans No. Per 15/Men/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama
pada Kecelakaan di tempat Kerja.
h. Keputusan Dirjen, Kep 53/DJPPK/VIII/2009 tentang Pelatihan dan
Pemberian Lisensi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di tempat
Kerja.
i. Permendagri RI No. 20 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum
Pembentukan Komisi Penanggulangan HIV dan AIDS di daerah.
j. Permenkokesra RI No. 02 Tahun 2007 tentang Kebijakan Nasional
Penanggulangan HIV dan AIDS melalui Penggurangan Dampak Buruk
Penggunaan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif Suntik

2. Dasar Hukum Kelembagaan dan Keahlian K3


a. Undang – Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 4 tahun 1987 tentang Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.155 Tahun 1984 tentang
Penyempurnaan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor Kep-125/MEN/1982, tentang Pembentukan Susunan dan Tata

Kelompok 4 Batch 16 |6
Kerja Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Wilayah dan Panitia
Pembina
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 2 tahun 1992 tentang Tata
Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04/Men/1995 tentang Perusahaan
Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3).
f. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 239 tahun
2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Calon Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum
g. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 03 Tahun
2011 tentang Pelaksanaan Penunjujan Ahli Keselamatan Kerja
sebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1970
yang selanjutnya disebut ahli K3.
h. Permennakertrans PER/01/MEN/1976 tentang Kewajiban Latihan
Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan.

3. Dasar Hukum Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


a. Undang – Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja terdiri
dari 11 Bab dan 18 pasal
b. Undang – undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan terdiri dari
18 Bab dan 193 pasal. Pasal yang mengatur tentang SMK3 pada pasal 87
c. Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
d. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.26 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Penilaian Penerapan SMK3.

Kelompok 4 Batch 16 | 7
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

A. GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA


PT. Adi Satria Abadi merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
pengolahan kulit untuk memproduksi sarung tangan golf yang diolah dari kulit
mentah menjadi kulit yang siap untuk dibuat menjadi sarung tangan. Adapun
bahan baku yang digunakan adalah kulit domba dan kambing yang sudah
dihilangkan bulunya dan sudah dalam keadaan diasamkan.
Perusahaan ini pada awalnya perusahaan ini didirikan dengan nama PT.
Adi Satria Abadi, tetapi pada waktu diajukan untuk pengesahan ke Departemen
Kehakiman, nama tersebut telah terdaftar pada perusahaan lain. Mengikuti
peraturan pada Departemen Kehakiman, yang tidak memperbolehkan penggunaan
nama perusahaan yang sama, maka disarankan untuk menggunakan nama yang
lain. Kemudian namanya diubah menjadi PT. Adi Satria Abadi dan dapat
disahkan oleh Departemen Kehakiman. Dengan demikian nama resmi yang
selanjutnya digunakan adalah PT. Adi Satria Abadi. Perusahaan ini didirikan oleh
beberapa orang yang saling bekerja sama yaitu bapak Subiyono, Bsc., Bapak
Diyono HS. Bsc., dan Ibu M. Difalik Tontowiyah dengan modal awal sebesar Rp.
100.000.000.
Pada awalnya lokasi pabrik terletak di Pucang Sawit, Jebres, Solo.Namun
pada tahun 2005, pihak perusahaan dapat membeli tanah di daerah Kalasan dan
pada akhir tahun 2006 pabrik baru pun selesai dibangun.Pada awal Mei 2007
pabrik yang dibangun di Sidokerto, Purwomartani, Kalasan ini secara resmi
dijadikan sebagai tempat pembuatan sarung tangan golf hingga sekarang ini.
Dalam hubungannya dengan perusahaan lain yang sejenis, PT. Adi Satria Abadi
memiliki prinsip yaitu memandang perusahaan tersebut sebagai teman kerja dan
bukan merupakan pesaing atau musuh perusahaan. Pada awal-awal kegiatan
usaha, akhir tahun 1994 yakni bulan Desember perusahaan berusaha mencari
rekan kerja dengan menghubungi supplier kulit mentah sebagai bahan baku,
supplier obat-obatan untuk membantu proses pengolahan kulit dan mencari
pabrik-pabrik yang kurang aktif untuk diajak bekerja sama di bidang proses.

Kelompok 4 Batch 16 |8
Bahan utama yang digunakan dalam proses pembuatan sarung tangan golf
adalah kulit dan bahan pembantu seperti benang, karet, pita, lekra, velcro,
kancing, dan logo. Ada beberapa proses yang dilalui dalam pembuatan sarung
tangan golf ini yaitu: persiapan bahan, pemotongan press, persiapan produksi
(P.S.P), proses jahit, finishing dan packing. Proses produksi sehari satu kelompok
dapat menghasilkan 600-700 pasang sarung tangan golf.
PT. Adi Satria Abadi mempunyai dua lokasi pabrik untuk
produksinya.Bagian perusahaan yang mengelola kulit lembaran berlokasi di Desa
Bayakan, Kelurahan Siti Mulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul,
Yogyakarta. Bagian perusahaan yang menangani pembuatan sarung tangan
berlokasi di Jalan Adisucipto Km. 8,5, Dusun Sidokerto RT. 03 / RW. 01
Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Pemb/uatan sarung tanganini
sebelumnya berlokasi di kompleks L.I.K Maguwoharjo dengan menyewa gedung
milik Departemen Perindustrian.Pada awal didirikan, PT. Adi Satria Abadi hanya
mengkhususkan diri pada pengolahan kulit terutama untuk di ekspor. Pada tahun
1997, perusahaan mulai merasakan adanya kulit-kulit yang sobek karena proses
maupun jumlah kutu yang terlalu banyak sehingga mengakibatkan kulit menjadi
afkir (tidak dapat digunakan) dan mempengaruhi sulitnya penjualan. PT. Adi
Satria Abadi kemudian mendirikan pabrik sarung tangan untuk mengolah kulit-
kulit afkir tersebut.Kulit afkir yang telah diolah kembali dapat mempunyai nilai
jual dan tidak terbuang, sehingga pabrik sarung tangan ini sifatnya sebagai
pelengkap pabrik kulit yang memproduksi kulit bahan sarung tangan.
PT. Adi Satria Abadi memiliki 214 karyawan dengan rincian 210
karyawan tetap dan 6 karyawan kontrak.Seluruh karyawan PT. Adi Satria Abadi
telah diikutsertakan dalam BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.Selain itu
untuk pelayanan kesehatan di PT ASA menyediakan klinik perusahaan dengan 1
dokter umum dan buka 1 minggu 2 kali.

Kelompok 4 Batch 16 | 9
Adapun Visi dan Misi perusahaan, sebagai berikut:
1. VISI
Dalam eksistensi di dunia industri PT. Adi Satria Abadi memiliki sebuah visi
yaitu “Mendirikan Perusahaan Kecil Tapi Sehat”.

2. MISI
PT. Adi Satria Abadi mempunyai beberapa misi dalam mengembangkan
perusahaan yaitu:
a. Mengembangkan kemampuan teknologi perkulitan
b. Menjaga kualitas dengan menggunakan motto “Kepuasan pelanggan
adalah budaya kami”
c. Menerapkan prinsip karyawan adalah partner kerja, bukan asset
perusahaan.
PT Adi Satria Abadi adalah perusahaan yang menyediakan tempat kerja yang
sehat, aman, dan nyaman bagi seluruh karyawan guna mencegah kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja. Keberhasilan kebijakan ini merupakan tanggung jawab
bersama dengan cara menjaga dan menjalankan kebiasaan kerja yang baik dalam
bidang K3. Untuk itu manajemen berkomitmen:
1. Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik tenaga kerja dan orang lain
(mitra kerja, kontraktor, pengunjung/tamu) di tempat kerja dan masyarakat
sekitar).
2. Memenuhi semua peraturan perundang-undangan pemerintah yang berlaku
dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan penerapan K3.
3. Melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen K3 untuk
meningkatkan budaya K3 di tempat kerja.
PT. Adi Satria Abadi memiliki struktur organisasi yang terperinci.PT Adi
Satria Abadi memiliki kekuasaan tertinggi yang dipegang oleh Direktur yang
kemudian dibawahnya terdapat Asisten Direktur.Keduanya memiliki peran yang
berbeda dan tanggungjawab yang berbeda. Direktur PT. Adi Satria Abadi
memiliki tanggungjawab penuh terhadap kedua pabrik dengan lokasi kantor
berada di bagian kulit, sedangkan Asisten Direktur memiliki tanggung jawab

Kelompok 4 Batch 16 |10


penuh terhadap pembuatan sarung tangan serta kerjasama terhadap pihak asing.
Berikut ini adalah bagan struktur organisasi PT. Adi Satria Abadi:

Bagan 2.1 Struktur Organisasi PT. Adi Satria Abadi

B. PROSES PRODUKSI
Proses produksi pada PT. Adi Satria Abadi terbagi menjadi dua proses yaitu
produksi basah dan produksi kering. Produksi basah dimualai dari pengolahan
bahan baku berupa kulit domba dan kambing sekitar 1000 sampai 2000 lembar
yang didapat dari bahan baku lokal maupun ekspor. Proses produksi basah
pertama yaitu kesrik, pada proses ini bertujuan untuk mengurangi sisa lemak agar
kulit terpisah dari lemaknya menggunakan bahan B3.
Proses selanjutnya kulit diaduk dan diputar kurang lebih selama tiga hari
didalam drum, proses ini dinamakan tanning. Setelah proses ini kulit memasuki
proses wet blue untuk mengklasifikasi dan menyeleksi kulit yang baik dan untuk
mengetahui kulit yang mengalami cacat produksi. Proses selanjutnya shaving
yang bertujuan untuk menyamakan keteblan kulit, pada proses ini digunakan
bahan B3. Setelah proses shaving kulit masukkedalam proses drying yang
merupakan proses untuk pewarnaan kulit selama dua hari. Total waktu yang
dibutuhkan untuk produksi basah selama satu minggu.
Produksi kering diawali dengan proses setter drying yang bertujuan
mendiamkan kulit dari proses dyeing. selanjutnya masuk kedalam proses hanging
yang bertujuan untuk menjemur kulit agar menghilangkan kadar air didalam kulit

Kelompok 4 Batch 16 | 11
agar tekstur kulit menjadi keras. Setelah itu masuk ke proses miling, kulit
dimasukan ke dalam drum kering agar mengalami pelemasan. Proses berikutnya
yaitu staking untuk menjadikan kulit lemas agar mudah diproses. Proses terahkir
dalam produksi kering yaitu toggling, kulit dimasukan kedalam oven dan ditarik
setelah itu kulit dikemas. Untuk lebih jelasnya proses produksi basah dan produksi
kering dapat dilihat pada bagan dibawah ini:

Bagan 2.2 Proses/Alur Produksi

Kelompok 4 Batch 16 |12


C. ALAT KERJA
1. Alat Tanning
2. Lift Barang
3. Mesin Tacking
4. Togel (Mesin Pementangan)
5. Mesin Milling
6. Bejana Tekanan
7. Forklift
8. Generator
9. Boiler
10. Blower
11. Water Pump
12. Air Compressor.
13. Trolly.

D. POTENSI BAHAYA DI TEMPAT KERJA


Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang dapat
menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja. Potensi bahaya di tempat kerja PT. Adi
Satria Abadi yaitu
1. Terjepit
Pemakaian mesin-mesin produksi , serta cara kerjadan sikap kerja yang kurang
sesuai, sering kali dapat menimbulkan potensi bahaya. angka kecelakaan kerja
yang sering terjadiadalah terjepit. kecelakaan ini biasanya terjadi pada proses
shaving yaitu terjepit mesin shaving yang mungkin terjadi kulit terlalu licin,
tebal.Pada umumnya tenaga kerja di perusahaan ini kurang berhati-hati dan
tidak patuh pada pedoman kerja sehingga kecelakaan kerja tersebut dapat
terjadi.
2. Terjatuh
Potensi bahaya terjatuh sering kali di temukan ditempatkerja .Potensi bahaya
ini terjadi karena adanya tangga yang tidak ada pengaman atau hanya ada satu
pegangan saja dan bahkan tidak ada pegangan, hal ini sering kali tidak di

Kelompok 4 Batch 16 | 13
perhatikan oleh tenaga kerja sehingga berpotensi menimbulkan bahaya
terjatuh.
3. Peledakan
Sumber bahaya peledakan yang ada di PT. Adi Satria Abadidi sebabkan dari
penggunaan dan pemakaian bahan-bahan dasar kimia seperti: tabung gas
oksigen, formalin, dll. Yang dapat meledak pada konsentrasi dan tekanan
tertentu.Apabila bahan- bahan tersebut saling berdekatan (penempatan yang
tidak sesuai) dan terkena sinar matahari langsung, maka dapat menimbulkan
potensi bahaya peledakan di tempat kerja.

4. Tertimpa Kulit
Kulit-kulit yang di taruh di atas dapat jatuh apabila penempatannya tidak sesuai
sehingga dapat mengenai tenaga kerja yang sedang bekerja di bawahnya,dan
juga pada saat kulit yang baru datang yang masih berada di atas truk saat akan
di turunkan secara estafet sehingga apabila yang berada di bawahbelum siap
menerima kulit dari atas dapat tertimpa kulit dengan jumlah kulit yang sangat
banyak bahakan berkilo-kilo. Terutama pada pickle.
5. Terpeleset
Tempat kerja yang sangat becek dan tergenang air dapat menimbulkan bahaya
terpeleset khususnya pada proses piclke dan dyeing.

E. FAKTOR BAHAYA
Karyawan akan menghadapi ancaman bahaya yang mengganggu kesehatan di
tempat kerja PT. Adi Satria Abadi, identifikasi bahaya yang dilakukan di bagi
menjadi 2 area yaitu:
1. Area Office
Berikut ini merupakan identifikasi factor bahaya yang mungkin terjadi pada
area office PT. Adi Satria Abadi, antara lain:
a. Faktor Fisik
Bahaya yang timbul di area office antara lain bahaya akibat kebisingan,
bahaya akibat pencahayaan, dan bahaya akibat radiasi.

Kelompok 4 Batch 16 |14


1) Bahaya kebisingan yang timbul di area office di karenakan pada
ruangan office tidak kedap suara, sehingga terpapar kebisingan yang
di sebabkan oleh adanya kebisingan yang berada di area produksi.
Namun bahaya kebisingan yang ada di area ini masih dibawah NAB
yaitu sebesar 78 dB sedangkan batas NAB ialah 85 Db, (Hasil
pengukuran mahasiswa Poltekes Fakultas Kesehatan
Lingkungan,2009).
2) Bahaya pencahayaan timbul akibat tidak adanya pemeliharaan
terhadap fasilitas pencahayaan. pencahayaan yang tidak baik dapat
mengakibatkan kelelahan pada mata yang pada akhirnya dapat
menurunkan produktivitas pekerja.
3) Aktivitas di area office yang menggunakan komputer berpotensi
menyebabkan bahaya akibat radiasi yang di hasilkan oleh
layarkomputer, halini dapat mengakibatkan kelelahan pada mataserta
efek radiasi lainnya.
b. Faktor Ergonomi
Ergonomi terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara pekerja dengan
peralatan atau perlengkapan yang digunakan ketika bekerja.posisi tubuh
yang salah, ketika mengetik atau mengambil barang misalnya, merupakan
contoh potensi bahaya ergonomi yang dapat mengakibatkan Low Back
Pain yang apabila tidak segera ditangani dapat berakibat fatal karena bisa
mengakibatkan sakit pada tulang belakang.
c. Faktor Biologi
Potensi bahaya yang timbul berasal dari tempat sampah, dapur, atau
tempat kotor lainnya yang merupakan tempat berkembangnya bakteri,
serta AC yang kotor dimana jamur dapat berkembang biak.
2. Area Produksi
Faktor-fakttor bahaya yang dapat diindetifikasi antara lain:
a. Faktor Fisika
Bahaya fisik yang timbul di area produksi, antara lain: bahaya akibat
getaran, bahaya akibat tekanan panas, tergelincir, terjatuh, tertimpa kulit,
terjepit, dan lain-lain.

Kelompok 4 Batch 16 | 15
b. Faktor Kimia
Penggunaan bahan kimia pada proses produksi seperti formalin. bahan
kimia tersebut dapat mengakibatkan keracunan apabila terhirup oleh
pekerja dan apabila dengan mudah meledak dan terbakar apabila tidak
digunakan dan diperlakukan sesuai prosedur.
c. Faktor Ergonomi
Bahaya ergonomi adanya ketidaksesuaian antara pekerja dengan alat kerja
dapat mengakibatkan terjadinya bahaya ergonomi seperti kegiatan
produksi yang monoton seperti bekerja yang selalu berdiri, karena di
perusahaan tidak memperbolehkan pekerjanya bekerja dengan posisi
berdiri, dengan alasan bekerja dengan duduk, dapat menimbulkan perasaan
malas dan produktivitas menurun.
d. Faktor Biologi
Bahaya biologi berasal dari bakteri dan jamur.Bahaya ini bahkan dapat
berpotensi lebih besar karena kondisi kebersihan pada area produksi jauh
lebih rentan.Bakteri dan jamur ini berasal dari tempat sampah yang masih
kurang terjaga kebersihannya.

Kelompok 4 Batch 16 |16


F. TEMUAN-TEMUAN DI LAPANGAN

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di PT. Adi Satria Abadi (ASA)
terdapat 2 jenis temuan.Temuan positif dan temuan negatif dari masing-masing
aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diamati.
1. Temuan Positif
a. Bidang K3 Kesehatan Kerja
1) Adanya ruang klinik dan Dokter Perusahaan.
c

2) MempunyaiRuang Laktasi.

3) Adanya kotak P3K

4) Karyawan diberikan extra Fooding setiap hari (makan siang dan susu).
5) Adanya rambu anjuran membudayakan kebersihan, keselamatan dan
kesehatan kerja.

Kelompok 4 Batch 16 | 17
6) Semua kariawan didaftarkan program jaminan kesehatan (BPJS
kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan).
b. Kelembagaan
1) Dibentuknya P2K3.
-berdasarkan pemaparan vidio observasi-
2) Adanya serikat pekerja serta perjanjian kerja bersama

C. Bidang Keahlian dan SMK 3


1) Adanya Ahli K3 Umum .

2) PT. ADI SATRIA ABADI telah menyusun rencana program kerja


baik jangka pendek maupun jangka panjang.
3) Adanya kebijakan K3.
4) Adanya jalur evakuasi dan titik berkmpul dalam keadaan emergency.

Kelompok 4 Batch 16 |18


2. Temuan Negatif
a. Bidang K3 Kesehatan Kerja
1) Dokter belum mengikuti Hiperkes.
-Berdasarkan pemaparan vidio observasi-
2) Belum mempunyai perawat Hiperkes.
-Berdasarkan pemaparan vidio observasi-
3) Tidak ada petugas P3K.
-Berdasarkan pemaparan vidio observasi-
4) Tidak adanya pemeriksaan kesehatan awal.
5) Kamar mandi / WC msih tercampur. (permenaker no 5 tahun 2018
pasal 34 no 3)
-Berdasarkan pemaparan vidio observasi-

b. Bidang K3 Kelembagaan
1) Belum adanya organisasi tanggap darurat.
-Berdasarkan Video Observasi-

c. Bidang Keahlian dan SMK 3


1) Petugas ahli K3 hanya ada 1 dengan jumlah karyawan 214.
2) Belum sertifikasi SMK3.
3) Tidak dilakukan pemantauan dan evaluasi kinerja K3
4) Ditemukan karyawan yang tidak menggunakan APD standard.

Kelompok 4 Batch 16 | 19
BAB III
ANALISA
Analisa Temuan K3 Kesehatan, Kelembagaan, Keahlian dan SMK3 :
B. ANALISA TEMUAN POSITIF
Peraturan Perundang-undangan
No Lokasi Temuan Dampak/Manfaat
(termasuk pasal dan ayat)
K3 Kesehatan Kerja
Permenakertrans No.
PER.15/MEN/VIII/2008
Klinik perusahaan berfungsi : tentang pertolongan pertama pada
Memiliki ruangan Kllinik • Memelihara dan kecelakaan di tempat kerja pasal 9 ayat
dan ruang P3k meningkatkan derajat (1)
• Membantu perusahaan pengusaha wajib menyediakan ruang
Menyimak Pemaparan Vidio menentukan kebijakan dalam P3K sebagaimana dimaksud dalam
1. Observasi PKL bidang kesehatan kerja. pasal 8 ayat (1) huruf a dalam hal :
• Memelihara produktifitas a. Mempekerjakan pekerja/buruh 100
kerja. orang atau lebih.
b. Mempekerjakan pekerja/buruh
kurang dari 100 orang dengan
potensi bahaya tinggi.

Undang-Undang No. 1 Tahun 1970

20
Peraturan Perundang-undangan
No Lokasi Temuan Dampak/Manfaat
(termasuk pasal dan ayat)
Tentang Keselamatn Kerja, memasang
rambu K3 merupakan salah satu
kewajiban yang harus dipenuhi
pengurus perusahaan untuk menjamin
keselamatan dan kesehatan pekerja dan
Dipasangnya rambu anjuran Untuk mengingatkan karyawan orang lain yang berada ditempat kerja
2. Menyimak Pemaparan Vidio menjaga kebersihan dan dalam penerapan berbudaya K3 UU No. 1 Tahun 1970 pasal 14 huruf
Observasi PKL kesehatan kerja. ditempat kerja. (b)
“Pengurus diwajibkan memasang
dalamtempat kerja yang dipimpinnya,
semua gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan
pembinannya, padatempat-tempat yang
mudah dilihat dan terbaca menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja”

- UU No. 1 tahun 1970 tentang


Seluruh tenaga kerja sudah Memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Pasal
3. Menyimak Pemaparan Vidio terdaftaf dalam program kesehatan tenaga kerja. (8,9,10 dan 14).
Observasi PKL jaminan kesehatan (BPJS - Undang-Undang BPJS Pasal 14
Kesehatan dan BPJS “Setiap orang, termasuk orang asing yang
bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di
Ketenagakerjaan).
Indonesia, wajib menjadi peserta program
jaminan social (kesehatan maupun TK)

Kelompok 4 Batch 16 | 21
Peraturan Perundang-undangan
No Lokasi Temuan Dampak/Manfaat
(termasuk pasal dan ayat)

4. Wawancara online Sudah mempunyai paramedic Sebagai petugas klinik dan juga Permenaker No.1/1967 Tentang
bersertifikat paramedic, yang sebagai educator dalam bidang kes Sertifikasi Paramedis Perusahaan
standby. dilingkungan perusahaa.
Bidang Kelembagaan

• Mengembangkan kerjasama
bidang K3. 1. Undang-undang No. 13 tahun 2003
• Meningkatkan kesadaran dan (pasal 86 dan pasal 87
partisipasi TK terhadap K3. 2. Undang-undang No. 1 tahun 1970
Menyimak Pemaparan Vidio Dibentuknya P2K3 • Forum komunikasi dalam bidang (pasal 10)
1. Observasi PKL K3. 3. Permen No. 04/Men/1987 tentang
• Menciptakan tempat kerja yang P2K3 (pasal 2).
nihil kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.

Kelompok 4 Batch 16 |22


Adanya serikat pekerja mempunyai fungsi menjalankan
2. Menyimak Pemaparan Vidio pekerjaan sesuai dengan UU Tenaga Kerja tahun 2003 Pasal
Observasi PKL kewajibannya, menjaga ketertiban (102)
demi kelangsungan produksi,
menyalurkan aspirasi secara
demokratis, mengembangkan
keterampilan, dan keahliannya
serta ikut memajukan perusahaan
dan memperjuangkan
kesejahteraan anggota beserta
keluarganya
Bidang Keahlian dan SMK3
- Meningkatkan citra positif
Adanya petugas Ahli K3 perusahaan dimata klien2nya, Undang-Undang No. 1 Tahun 1970
1. Umum vendor, pemerintah dan masyarakat (pasal 1 ayat 6 dan pasal 5 ayat 1 dan
dimana perusahaan tersebut berada. ayat 2).
- Memberikan pengetahuan tentang - Permenaker No. 02/Men/1992
bahaya2 dan resiko dalam tentang Tata Cara Penunjukan
Menyimak Pemaparan Vidio pekerjaan serta menjelaskan dan Ahli K3.
mengatur cara cara untuk
Observasi PKL
mengurangi resiko dan bahaya
tersebut.

Kelompok 4 Batch 16 | 23
PT. ADI SATRIA ABADI • Membantu pencapaian visi dan
2. Menyimak Pemaparan Vidio telah menyusun rencana misi suatu organisasi.
Observasi PKL program kerja baik jangka • Membantu menjawab kebutuhan PP No. 50 Tahun 2012, Pasal 9 ayat
pendek maupun jangka organisasi. (1) dan (2)
panjang • Membantu menjawab kebutuhan
organisasi.

Kelompok 4 Batch 16 |24


BAB III
ANALISA

Analisa Temuan K3 Kesehatan kerja, kelembagaan, keahlian dan SMK 3 :


C. ANALISA TEMUAN NEGATIF
Proba Pema Konse
Peraturan Perundang-
bility/ paran/ kuensi Rating Saran /
No Lokasi Potensi Bahaya undangan
Pelua Pemaj /Akib Risiko Rekomendasi
(termasuk pasal dan ayat)
ng anan at
K3 kesehatan
Kurang mengetahui Dokter masih Pasal 1 Permenaker No. 01
Dokter belum mengikuti beberapa hal yang Dokter umum tahun 1976 tentang Wajib Latih
Hiperkes terkait dengan alur yang belum Hiperkes bagi Dokter
Perusahaan yang
(Wawancara) produksi dan mengikuti
menyebutkan, “Setiap
melakukan Hiperkes dilarang perusahaan diwajibkan untuk
identifikasi potensi memeriksa mengirimkan setiap dokter
1 6 2 15 180
bahaya yang terdapat Tenaga Kerja perusahaannya untuk
di perusahaan agar mendapatkan latihan dalam
dapat menjalankan bidang Hygiene Perusahaan.
kesehatan dan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja”.
keselamatan kerja
tersebut

Kelompok 4 Batch 16 | 25
Apabila 6 4 15 360 Tenaga Kerja PERATURAN MENTERI
3. Tidak adanya Pemeriksaan ditemukannya Harus diperiksa TENAGA KERJA DAN
Kesehatan dari awal penyakit menular saat pertama kali TRANSMIGRASI No.
yang akan mengenai diterima. Per.02/MEN/1980 pasal 2"
tenaga kerja lainnya, Pemeriksaan Kesehatan sebelum
kurang terjaminnya bekerja ditujukan agar tenaga
kesehatan tenaga kerja yang diterima berada dalam
kerja yang kondisi kesehatan yang setinggi-
bersangkutan tingginya, tidak mempunyai
penyakit menular yang akan
mengenai tenaga kerja lainnya,
dan cocok untuk pekerjaan yang
akan dilakukan sehingga
keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja yang bersangkutan
dan tenaga kerja yang lain-
lainnya dapat dijamin"

Sebaiknya Kamar permenaker no 5 tahun 2018


4 Kamar mandi / WC msih Menimbulkan bakteri Mandi/WC pasal 34 no 3 "
tercampur. yang berbahaya bagi diperbaruhi agar "Penempatan Toilet sebagaimana
kulit, penempatannya dimaksud pada ayat (1) harus
6 4 15 360
terpisah. terpisah antara laki laki,
perempuan, dan penyandang
cacat, serta diberikan tanda yang
jelas"

Kelompok 4 Batch 16 |26


Kotak P3k tidak sesuai Jika terjadi kondisi
peruntukannya terdapat obat darurat pertolongan Disarankan
yang untuk diminum pertama tidak tepat kepada PT. ASA Permenaker
karena karena isi
untuk konsisten PER.15/MEN/VIII/2008
kotak P3K tidak
sesuai. dalam memeriksa Pertolongan pertama
isi kotak P3K padakecelakaan pasal (10) huruf
5 supaya sesuai b
dengan
peruntukannya.

K3 Kelembagaan dan Keahlian


PT. Satria Abadi KEP.186/MEN/1999 pasal 3
harus membentuk "Pembentukan unit
team tanggap penanggulangan kebakaran
1 Apabila terjadi darurat serta sebagaimana dimaksud dalam
6 3 15 270
Belum adanya organisasi keadaan darurat memberikan pasal 2 ayat (1) dengan
tanggap darurat dalam perusahaan edukasi kepada memperhatikan jumlah tenaga
Wawancara (kebakaran, team ERT, guna kerja dan atau klasifikasi tingkat
kecelakaan, bencana untuk potensi bahaya kebakaran."

Kelompok 4 Batch 16 | 27
alam, dll) tidak ada kesiapsiagaan
yang menanggulangi dalam menangani
bencana atau
bahaya
kebeakaran.

Bidang Keahlian dan SMK 3


Kurangnya optimal Selain sebagi Permenaker no.2 tahun 1992
pengawasan terhadap pemenuhan yang di Pasal 1 & 2 " (1) Menteri Tenaga
Petugas ahli K3 hanya ada 1 k3,dengan adanya syaratkmakan UU Kerja atau Pejabat yang ditunjuk
1. dengan jumlah karyawan 214 temuan karyawan maka disarankan berwenang menunjuk ahli
yang tidak memakai PT. Adi Satria keselamatan dan kesehatan kerja
APD saat bekerja. Abadi untuk pada tempat kerja dengan kriteria
Menambah petugas tertentu dan pada perusahaan
6 3 15 270
Ahli K3. yang memberikan jasa dibidang
keselamatan dan kesehatan kerja.
(2) Kriteria tertentu sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) adalah:
a. Suatu tempat kerja dimana
pengurus mempekerjakan tenaga
kerja lebih dari 100 orang
Kurang efektivitas PT. Adi Satria PP No-50-Tahun-2012, pasal 5 "
Belum sertifikasi SMK3 perlindungan Abadi disarankan (1)setiap perusahaan wajib
6 1 15 90
2. keselamatan dan agar menerapkan menerapkan SMK3di
kesehatan kerja, dan sertifikasi SMK perusahaannya"

Kelompok 4 Batch 16 |28


3. Guna tercapainya
aman, sehat, bebas
pencemaran dan
Nihil kecelakaan
dan PAK dalam
produksi sehingga
tercapainya
peningkatan
produksi dan
produksifitas.

Disarankan setiap Permenakertrans No.8 Tahun


peraturan dan SOP 2010 Pasal 2, "pengusaha
Ditemukan karyawan yang khususnya dan/atau pengurus wajib
tidak menggunakan APD - Resiko bahaya penggunaan APD menyediakan APD bagi seluruh
standard kejatuhan benda harus benar-benar pekerja/buruh di tempat kerja.
3.
secara langsung. 6 3 15 270 diterapkan, jangan APD yang disediakan juga harus
- resiko terkena samapi hanya sesuai dengan Standar Nasional
percikan kimia pada slogan semata. Indonesia (SNI) atau standar
bagian kaki. Beri edukasi pekerja yang berlaku dan APD wajib
terkait K3. diberikan pengusaha secara
cuma-cuma".

Kelompok 4 Batch 16 | 29
BAB IV
PENUTUP

B. KESIMPULAN
Setelah menganalisa temuan-temuan melalui vidio yang disampaikan oleh
wakil dari PT. Adi Satria Abadi maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Bidang kesehatan
PT. Adi Satria Abadi telah melakukan beberapa penerapan kebijakan dan
pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang Keselamatan dan
Kesehatan kerjaterkait dengan kesehatan karyawan sebagai berikut :
- Memiliki ruang klinik
- Ada Dokter Praktek
- Semua Karyawan sudah terdaftar kedalam program jaminan kesehatan
BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan.
- Kariawan Diberikan Extra Fooding setiap hari.
2. Bidang Kelembagaan
Berdasarkan pengamatan pemaparan perwakilan dari PT. Adi Satria
Abadi bahwa perusahaan telah membentuk P2K3 sesuai dengan yang
disyaratkan perundang-undangan bahwa setiap perusahaan yang
mempekerjakan paling sedikit 100 orang atau memiliki potensi bahaya
besar maka wajib dibentuk P2K3.

C. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, adapaun saran-saran yang dapat kami berikan
pada PT. Adi Satria Abadi adalah:
1. Bidang Kesehatan Kerja
Adanya fasilitas klinik Dokter dan ruang P3K namun PT. Adi Satria
Abadi masih belum mempunyai Dokter Hiperkes, Paramedic Hiperkes
dan petugas P3K, serta belum dilakukan pemeriksaan kesehatan ditahap
awal penerimaan karyawan Sebaiknya PT. Adi Satria Abadi sebaiknya
harus menerapkan K3 dilingkungan perusahaan dengan mematuhi

Kelompok 4 Batch 16 |30


persyaratan dan perrundang undangan yang berlaku terkait dengan
fasilitas kesehatan karyawannya.

2. Kelembagaan
Pada bidang kelembagaan PT. Adi Satria Abadi sudah ada struktur
organisasi dan sudah dibentuk P2K3 sebagi wadah untuk menjembatani
antara pengusaha karyawan serta adanya perjanjian bersama dengan
serikat pekerja. Namun dari hasil pemaparan dari vidio observasi PT. Adi
Satria Abadi belum bisa membuktikan bahwa P2K3 sudah mendapatkan
sertifikat P2K3 dari kementrian tenaga kerja. Sebagai syarat pemenuhan
perundang-undangan yang berlaku maka organisasi P2K3 agar
disertifikasi.
Belum dibentuknya team tanggap darurat bertujuan disarankan agar
supaya dibentuk emergency respon team dengan tujuanuntuk
menghimpun seluruh karyawan untuk mengatasi kemungkinan terjadi
bercana dilingkungan kerja yang dapat membahayakan jiwa dan maupun
aset perusahaan secara terkoordinir.

3. KeahliandanSMK3
Hal-hal terkait dalam bidang keahlian dan SMK 3 di PT. Adi Satria
Abadi belum secara menyeluruh sesuai peraturan perundangan yang
berlaku. Seperti adanya petugas Ahli K3 hanya satu orang dengan
jumlah karyawan 2014, serta dengan belumnya sertifikasi dari operator
bailer dan generator. Perusahaan Adi Satria Abadi juga juga belum
sertifikasi SMK 3 dengan adanya temuan-temuan yang belum sesuai
dengan perundang-undangn maka disaranakn kepata PT. Adi Sarana
Abadi untuk melakukan perbaikan-perbaikan perihal tersebut. Agar
tercapainya pemenuhan perundang-undangan yang berlaku dan
meningkatnya citra positif perusahaan, Nihil kecelakaan dan bebas
penyakitakibat kerja dalam tercapainya visi misi perusahaan.

Kelompok 4 Batch 16 | 31
DAFTAR PUSTAKA

Daftar pusaka
1. UU RI No 1 TH 1970 tentang keselamatan kerja

2. UU.No.3 TH 1992 tentang jamin sosial tenaga kerja Jamsostek.

3.peraturan materi tenaga kerja no.5/men/1996 ttg mengenai sistem manajemen k3

4. UUNo.1 TH 1970 ttg keselamatan kerja pasal 3 pada pasal 18 syarat penerapan
keselamatan kerja

5. UU No 23 TH 1992 ttg kesehatan tenaga kerja.

6. UUNo.13 TH 2003 ttg ketenagakerjaan

7. Permanaker No 2/men/1980 ttg pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam


penyelenggaraan kesehatan kerja.

8.permenakertransNo. per 01/men/1981 tentang kewajiban melapor akbit kerja..

9.permenakertransNo. Per. 03/men/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja


ditempat kerja

10. Peraturan Mentri tenaga kerja RI No.155 tahun 1984 ttg penyempurnaan
keputusan manteri tenaga kerja dan transmigrasi No Kep 125/men/1982.tentang
pembentukan susunan dan tata kerja dan keselamatan dan kesehatan kerja
diwilayah dan panitia pembinaan

11.peraturan Mentri tenaga kerja RI no 2 THN 1992 tentang tata cara


penunjukan,kewajiban dan wewenang ahli keselamatan dan kerja

12.keputusan Mentri tenaga dan transmigrasi RI no 239 THN 2003 ttg pedoman
pelaksanaan sertifikasi kompetensi.

13.surat edaran mentri tenaga kerja dan transmigrasi RI no 3 THN 2011 ttg
pelaksanaan penunjan ahli keselamatan kerja sebagaimana dimaksud dlm uu no
1 Thun 1970 yang selanjutnya disebut ahli k3

14.uu no 1thun 1970 ttg keselamatan kerja terdiri dari 11 bab,18 pasal.

Kelompok 4 Batch 16 |32


15. UU no 13 Thun 2003 ttg ketenagakerjaan terdiri dari 18 bab dan 193 pasal,pasal
yg mengatur ttg smk3 pada pasal 87.

16.peratuaran pemerintah no. 50 Thun 2012 tentang penerapan smk3.

17.peraturan mentri ketenagakerjaaan no 26 Tahun 2014 ttg penyelenggaraan


penilaian penerapan SMK 3.

Kelompok 4 Batch 16 | 33
LAMPIRAN

Kelompok 4 Batch 16 |34


NOTULEN
Pertanyaan dari Tim
1. Apakah dilakukan pengecekan kesehatan padatahap awal penerimaan
karyawan di PT. Adi Satria Abadi ? (Hadi)
2. Apakah Petugas Ahli K3 di PT. Adi Satria Abadi sudah mendapatkan SKP dari
Kemenaker? (Hadi)
3. ApakahPT. Adi Satria Abadi sudah mendapatkan sertifikasi SMK3? (Hadi)
4. Apakah Di PT. Satria Abadi sudah membuat kebijakan terkait dengan K3 dan
ditandatangi oleh pimpinan perusahaan dan distrubusikan serta disosialisasikan
kepada seluruh karyawan? (Hadi)
5. Apakah di PT. Adi Satria Abadi sudah dibentuk team tanggap darurat dan
apakah juga sudah dibuat SOP tanggap darurat yang ditandatangi pimpinan
perusahaan serta dipublikasikan kepada suluruh karyawan(Hadi)
6. Bagaimana kesiapan/ persiapan PT Satria Abadi untuk mengajukan proses
sertifikasi SMK3? (Fahmi)
7. Apakah ada peninjauan khusus terhadap bahan makanan yg akan di olah
sebagai makanan karyawan? (Citra)
8. Apakah dokter mempunyai sertifikat hiperkes? (Yohannes)

Jawaban dari Perwakilan PT. Adi Satria Abadi


1. Untuk pemeriksaan kesehatan tahap awal kami belum melakukan tetapi kami
ada program cek up dan semua karyawan terdaftar kedalam jaminan kesehatan
BPJS kesehatan dan BPS Kesehatan.
2. Petugas Ahli K3 umum diperusahaan kami sudah mendapatkan SKP dari
kemnaker.
3. Untuk sertifikasi kami belum mendapatkan sertifikasi SMK3 tetapi kedepan
kami berkomitmen untuk memenuhi peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku dan kami sudah melakukan persiapan untuk menerapkan sistem SMK3.
4. Kebijakan terkait dengan K3 tentu kami sudah membuat ditandatangani oleh
ppimpinan perusahaan dan sudah disosialisasikan ke seluruh karyawan.
5. Team tanggap daruat sudah dibentuk sop juga sudah dibuat serta sudah
disosialisasikan ke suluruh karyawan

Kelompok 4 Batch 16 | 35
6. Dalam mempersiapkan proses sertifikasi SMK3, perusahaan kami telah
melengkapi prosedur-prosedur yang diperlukan, seperti SOP-nya, sertifikat-
sertifikat lainnya,
7. Tidak ada, tetapi setiap harinya di evaluasi menu makanannya
8. Belum ada, cuma Paramedis

Kelompok 4 Batch 16 |36


Kelompok 4 Batch 16 | 37

Anda mungkin juga menyukai