Laporan Kelompok 4
Laporan Kelompok 4
KELOMPOK 4
1. Fahmi Indrawati
2. Hadi Supriyatno
3. Citra Dewi Setyaningrum
4. Yohanes Pasaribu
0
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT
atas segala rakhmat dan karunia-Nya sehingga laporan praktik kerja lapangan ini
dapat terselesaikan.Laporan ini disusun berdasarkan hasil kunjungan lapangan
pada PT. Adi Satria Abadi yang sebagai salah satu syarat kelulusan dalam
pelatihan calon Ahli K3 Umum.Selama pelatihan, pelaksanaan PKL dan
penyusunan laporan, penyusun telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
terkait hal tersebut, kami menyampaikan ucapan terimakasih yang mendalam
kepada:
1. Seluruh Staff PT. Adi Satria Abadi yang telah memberikan izin untuk
melakukan kegiatan kunjungan lapangan.
2. Seluruh staff di PT. Narada Katiga Indonesia selaku penyelenggara pelatihan
Ahli K3 Umum,yang telah memberikan bimbingan dan saran untuk
menyelesaikan kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) dan penyusunan
laporan.
3. Rekan-rekan peserta pelatihan Ahli K3 Umum angkatan 16 tahun 2021yang
telah mampu menjaga suasana pelatihan yang kondusif dan dapat
mewujudkan kerjasama yang baik.
Dalam penulisan tugas akhir ini, Penyusunan menyadari bahwa semua ini
jauh dari kata sempurna, Baik dari segi isi maupun cara pengungkapan dan
penyajian dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu kritik serta saran yang
membangun sangat diharapkan.dan semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat bagi yang membaca khususnya bagi penulis.
Akhir kata, mohon maaf apabila dalam penulisan laporan ini dapat
bermanfaat dan semoga laporan ini dapat memenuhi syarat yang telah ditetapkan
oleh penyelenggara pelatihan dan dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Penyusun
Kelompok 4 Batch 16 | 1
DAFTAR ISI
Kelompok 4 Batch 16 |2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keselamatan dan KesehatanKerja merupakan hal yang tidak bisa
terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. K3 tidak
saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahtraan para
pekerjanya akan tetapi jauh lebih dari itu K3 mempunyai dampak positif atas
keberlanjutan produktivitas kerja. Oleh karena itu K3 pada saat ini bukan sekedar
kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus
dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan.
Selain itu Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu
permasalahan yang banyak menyita perhatian berbagai organisasi saat ini karena
mencakup permasalahan dari segi perikemanusiaan, biaya dan manfaat ekonomi,
aspek hukum, pertanggung jawaban serta citra organisasi itu sendiri. Semua hal
tersebut mempunyai tingkat kepentingan yang sama besarnya walaupun di sana
sini memang terjadi perubahan perilaku, baik di dalam lingkungan sendiri maupun
faktor lain yang masuk dari unsur eksternal industri.
Didalam regulasi pemerintah sebagai penyelenggara Negara mempunyai
kewajiban untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja. Hal ini
direalisasikan pemerintah dengan dikeluarkannya peraturan-peraturan seperti : UU
RI No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, Undang-undang No. 3 Tahun
1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), dan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja No: Per.05/Men/1996 mengenai sistem manajemen K3.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang ideal adalah sesuai dengan
Syarat-syarat Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja
tertuang dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pasal 3 (tiga). Pada pasal tersebut disebutkan 18 (delapan belas) syarat penerapan
keselamatan kerja di tempat kerja di antaranya sebagai berikut:
1. Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja.
2. Mencegah, mengurangi & memadamkan kebakaran.
3. Mencegah & mengurangi bahaya peledakan.
Kelompok 4 Batch 16 | 3
4. Memberi jalur evakuasi keadaan darurat.
5. Memberi P3K Kecelakaan Kerja.
6. Memberi APD(alat pelindung diri) pada tenaga kerja.
7. Mencegah & mengendalikan timbulnya penyebaran suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, radiasi, kebisingan & getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan penyakit akibat kerja(PAK) dan keracunan.
9. Penerangan yang cukup dan sesuai.
10. Suhu dan kelembaban udara yang baik.
11. Menyediakan ventilasi yang cukup.
12. Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.
13. Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara& proses kerja.
14. Mengamankan & memperlancar pengangkutan manusia, binatang, tanaman &
barang.
15. Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan.
16. Mengamankan & memperlancar bongkar muat, perlakuan & penyimpanan
barang
17. Mencegah terkena aliran listrik berbahaya.
18. Menyesuaikan & menyempurnakan keselamatan pekerjaan yang resikonya
bertambah tinggi.
Dengan adanya persyaratan- persyaratan K3 seperti yang telah dijelaskan,
maka akan berdampak positif seperti mengurangi resiko kerja yang didapatkan
oleh suatu perusahaan, misalnya kecelakaan kerja hingga kematian dalam
menjalankan pekerjaan.
Kesadaran akan resiko terhadap kecelakaan kerja pada karyawan tersebut
sudah disadari oleh perusahaan PT. Adi Satria Abadi merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi sarung tangan kerja, sarung
baseball,kanebo dan produk utamanya sarung tangan golf. PT. Adi Satria Abadi
memperlihatkan sistem K3 yang jauh lebih sistematis dan bisa dikategorikan
sudah memenuhi standar nasional (perundang-undangan keselamatan kerja) hal
tersebut dibuktikan oleh PT. Adi Satria Abadi dengan memiliki Standart
Operating Procedure (SOP) yang baku, perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD)
yang berkualitas serta berbagai kelengkapan teknis lainnya seperti P3K, demi
Kelompok 4 Batch 16 |4
keselamatan dan kesehatan kerja para karyawannya Dan Hal ini dibuktikan oleh
sertifikasi yang telah diraih oleh perusahaan tersebut.
Di perusahaan ini terdapat beberapa luang lingkup K3 didalamnya,
diantaranya Bidang K3 Lingkungan Kerja dan Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja, K3 Mekanik, K3 Pesawat Uap, Bejana Tekanan dan
Tangki Timbun, K3 Konstruksi Bangunan, K3 Instalasi Listrik, K3
Penanggulangan Kebakaran, Kelembagaan, Keahlian, Pelayanan Kesehatan
Tenaga Kerja, dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3). Oleh karena itu, PT. Adi Satria Abadi merupakan lokasi yang tepat
untuk kami calon ahli K3 umum dalam melakukan observasi lapangan.Adapun
pembahasan yang diambil yaitu pengawasan tentang Keselamatan dan
KesehatanKerja dalam kesehatan kerja, kelembagaan, keahlian dan SMK3.
C. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup dari pelaporan praktek lapangan ini adalah untuk
mengetahui sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja khususnya di Bidang di
Bidang K3 Kesehataan kerja, Kelembagaan, Keahlian dan SMK3.
Kelompok 4 Batch 16 | 5
D. DASAR HUKUM
Dalam pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di Indonesia dilandasi dengan dasar
hukum sebagai berikut:
1. Dasar Hukum K3 Kesehatan kerja
a. UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-undang No 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.
c. UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
d. Permenaker No.02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
e. Permenakertrans No. Per.01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor
Penyakit Akibat Kerja.
f. Permennakertrans No.Per.03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan
Kerja
g. Permennakertrans No. Per 15/Men/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama
pada Kecelakaan di tempat Kerja.
h. Keputusan Dirjen, Kep 53/DJPPK/VIII/2009 tentang Pelatihan dan
Pemberian Lisensi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di tempat
Kerja.
i. Permendagri RI No. 20 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum
Pembentukan Komisi Penanggulangan HIV dan AIDS di daerah.
j. Permenkokesra RI No. 02 Tahun 2007 tentang Kebijakan Nasional
Penanggulangan HIV dan AIDS melalui Penggurangan Dampak Buruk
Penggunaan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif Suntik
Kelompok 4 Batch 16 |6
Kerja Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Wilayah dan Panitia
Pembina
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 2 tahun 1992 tentang Tata
Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04/Men/1995 tentang Perusahaan
Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3).
f. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 239 tahun
2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Calon Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum
g. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 03 Tahun
2011 tentang Pelaksanaan Penunjujan Ahli Keselamatan Kerja
sebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1970
yang selanjutnya disebut ahli K3.
h. Permennakertrans PER/01/MEN/1976 tentang Kewajiban Latihan
Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan.
Kelompok 4 Batch 16 | 7
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
Kelompok 4 Batch 16 |8
Bahan utama yang digunakan dalam proses pembuatan sarung tangan golf
adalah kulit dan bahan pembantu seperti benang, karet, pita, lekra, velcro,
kancing, dan logo. Ada beberapa proses yang dilalui dalam pembuatan sarung
tangan golf ini yaitu: persiapan bahan, pemotongan press, persiapan produksi
(P.S.P), proses jahit, finishing dan packing. Proses produksi sehari satu kelompok
dapat menghasilkan 600-700 pasang sarung tangan golf.
PT. Adi Satria Abadi mempunyai dua lokasi pabrik untuk
produksinya.Bagian perusahaan yang mengelola kulit lembaran berlokasi di Desa
Bayakan, Kelurahan Siti Mulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul,
Yogyakarta. Bagian perusahaan yang menangani pembuatan sarung tangan
berlokasi di Jalan Adisucipto Km. 8,5, Dusun Sidokerto RT. 03 / RW. 01
Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Pemb/uatan sarung tanganini
sebelumnya berlokasi di kompleks L.I.K Maguwoharjo dengan menyewa gedung
milik Departemen Perindustrian.Pada awal didirikan, PT. Adi Satria Abadi hanya
mengkhususkan diri pada pengolahan kulit terutama untuk di ekspor. Pada tahun
1997, perusahaan mulai merasakan adanya kulit-kulit yang sobek karena proses
maupun jumlah kutu yang terlalu banyak sehingga mengakibatkan kulit menjadi
afkir (tidak dapat digunakan) dan mempengaruhi sulitnya penjualan. PT. Adi
Satria Abadi kemudian mendirikan pabrik sarung tangan untuk mengolah kulit-
kulit afkir tersebut.Kulit afkir yang telah diolah kembali dapat mempunyai nilai
jual dan tidak terbuang, sehingga pabrik sarung tangan ini sifatnya sebagai
pelengkap pabrik kulit yang memproduksi kulit bahan sarung tangan.
PT. Adi Satria Abadi memiliki 214 karyawan dengan rincian 210
karyawan tetap dan 6 karyawan kontrak.Seluruh karyawan PT. Adi Satria Abadi
telah diikutsertakan dalam BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.Selain itu
untuk pelayanan kesehatan di PT ASA menyediakan klinik perusahaan dengan 1
dokter umum dan buka 1 minggu 2 kali.
Kelompok 4 Batch 16 | 9
Adapun Visi dan Misi perusahaan, sebagai berikut:
1. VISI
Dalam eksistensi di dunia industri PT. Adi Satria Abadi memiliki sebuah visi
yaitu “Mendirikan Perusahaan Kecil Tapi Sehat”.
2. MISI
PT. Adi Satria Abadi mempunyai beberapa misi dalam mengembangkan
perusahaan yaitu:
a. Mengembangkan kemampuan teknologi perkulitan
b. Menjaga kualitas dengan menggunakan motto “Kepuasan pelanggan
adalah budaya kami”
c. Menerapkan prinsip karyawan adalah partner kerja, bukan asset
perusahaan.
PT Adi Satria Abadi adalah perusahaan yang menyediakan tempat kerja yang
sehat, aman, dan nyaman bagi seluruh karyawan guna mencegah kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja. Keberhasilan kebijakan ini merupakan tanggung jawab
bersama dengan cara menjaga dan menjalankan kebiasaan kerja yang baik dalam
bidang K3. Untuk itu manajemen berkomitmen:
1. Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik tenaga kerja dan orang lain
(mitra kerja, kontraktor, pengunjung/tamu) di tempat kerja dan masyarakat
sekitar).
2. Memenuhi semua peraturan perundang-undangan pemerintah yang berlaku
dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan penerapan K3.
3. Melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen K3 untuk
meningkatkan budaya K3 di tempat kerja.
PT. Adi Satria Abadi memiliki struktur organisasi yang terperinci.PT Adi
Satria Abadi memiliki kekuasaan tertinggi yang dipegang oleh Direktur yang
kemudian dibawahnya terdapat Asisten Direktur.Keduanya memiliki peran yang
berbeda dan tanggungjawab yang berbeda. Direktur PT. Adi Satria Abadi
memiliki tanggungjawab penuh terhadap kedua pabrik dengan lokasi kantor
berada di bagian kulit, sedangkan Asisten Direktur memiliki tanggung jawab
B. PROSES PRODUKSI
Proses produksi pada PT. Adi Satria Abadi terbagi menjadi dua proses yaitu
produksi basah dan produksi kering. Produksi basah dimualai dari pengolahan
bahan baku berupa kulit domba dan kambing sekitar 1000 sampai 2000 lembar
yang didapat dari bahan baku lokal maupun ekspor. Proses produksi basah
pertama yaitu kesrik, pada proses ini bertujuan untuk mengurangi sisa lemak agar
kulit terpisah dari lemaknya menggunakan bahan B3.
Proses selanjutnya kulit diaduk dan diputar kurang lebih selama tiga hari
didalam drum, proses ini dinamakan tanning. Setelah proses ini kulit memasuki
proses wet blue untuk mengklasifikasi dan menyeleksi kulit yang baik dan untuk
mengetahui kulit yang mengalami cacat produksi. Proses selanjutnya shaving
yang bertujuan untuk menyamakan keteblan kulit, pada proses ini digunakan
bahan B3. Setelah proses shaving kulit masukkedalam proses drying yang
merupakan proses untuk pewarnaan kulit selama dua hari. Total waktu yang
dibutuhkan untuk produksi basah selama satu minggu.
Produksi kering diawali dengan proses setter drying yang bertujuan
mendiamkan kulit dari proses dyeing. selanjutnya masuk kedalam proses hanging
yang bertujuan untuk menjemur kulit agar menghilangkan kadar air didalam kulit
Kelompok 4 Batch 16 | 11
agar tekstur kulit menjadi keras. Setelah itu masuk ke proses miling, kulit
dimasukan ke dalam drum kering agar mengalami pelemasan. Proses berikutnya
yaitu staking untuk menjadikan kulit lemas agar mudah diproses. Proses terahkir
dalam produksi kering yaitu toggling, kulit dimasukan kedalam oven dan ditarik
setelah itu kulit dikemas. Untuk lebih jelasnya proses produksi basah dan produksi
kering dapat dilihat pada bagan dibawah ini:
Kelompok 4 Batch 16 | 13
perhatikan oleh tenaga kerja sehingga berpotensi menimbulkan bahaya
terjatuh.
3. Peledakan
Sumber bahaya peledakan yang ada di PT. Adi Satria Abadidi sebabkan dari
penggunaan dan pemakaian bahan-bahan dasar kimia seperti: tabung gas
oksigen, formalin, dll. Yang dapat meledak pada konsentrasi dan tekanan
tertentu.Apabila bahan- bahan tersebut saling berdekatan (penempatan yang
tidak sesuai) dan terkena sinar matahari langsung, maka dapat menimbulkan
potensi bahaya peledakan di tempat kerja.
4. Tertimpa Kulit
Kulit-kulit yang di taruh di atas dapat jatuh apabila penempatannya tidak sesuai
sehingga dapat mengenai tenaga kerja yang sedang bekerja di bawahnya,dan
juga pada saat kulit yang baru datang yang masih berada di atas truk saat akan
di turunkan secara estafet sehingga apabila yang berada di bawahbelum siap
menerima kulit dari atas dapat tertimpa kulit dengan jumlah kulit yang sangat
banyak bahakan berkilo-kilo. Terutama pada pickle.
5. Terpeleset
Tempat kerja yang sangat becek dan tergenang air dapat menimbulkan bahaya
terpeleset khususnya pada proses piclke dan dyeing.
E. FAKTOR BAHAYA
Karyawan akan menghadapi ancaman bahaya yang mengganggu kesehatan di
tempat kerja PT. Adi Satria Abadi, identifikasi bahaya yang dilakukan di bagi
menjadi 2 area yaitu:
1. Area Office
Berikut ini merupakan identifikasi factor bahaya yang mungkin terjadi pada
area office PT. Adi Satria Abadi, antara lain:
a. Faktor Fisik
Bahaya yang timbul di area office antara lain bahaya akibat kebisingan,
bahaya akibat pencahayaan, dan bahaya akibat radiasi.
Kelompok 4 Batch 16 | 15
b. Faktor Kimia
Penggunaan bahan kimia pada proses produksi seperti formalin. bahan
kimia tersebut dapat mengakibatkan keracunan apabila terhirup oleh
pekerja dan apabila dengan mudah meledak dan terbakar apabila tidak
digunakan dan diperlakukan sesuai prosedur.
c. Faktor Ergonomi
Bahaya ergonomi adanya ketidaksesuaian antara pekerja dengan alat kerja
dapat mengakibatkan terjadinya bahaya ergonomi seperti kegiatan
produksi yang monoton seperti bekerja yang selalu berdiri, karena di
perusahaan tidak memperbolehkan pekerjanya bekerja dengan posisi
berdiri, dengan alasan bekerja dengan duduk, dapat menimbulkan perasaan
malas dan produktivitas menurun.
d. Faktor Biologi
Bahaya biologi berasal dari bakteri dan jamur.Bahaya ini bahkan dapat
berpotensi lebih besar karena kondisi kebersihan pada area produksi jauh
lebih rentan.Bakteri dan jamur ini berasal dari tempat sampah yang masih
kurang terjaga kebersihannya.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di PT. Adi Satria Abadi (ASA)
terdapat 2 jenis temuan.Temuan positif dan temuan negatif dari masing-masing
aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diamati.
1. Temuan Positif
a. Bidang K3 Kesehatan Kerja
1) Adanya ruang klinik dan Dokter Perusahaan.
c
2) MempunyaiRuang Laktasi.
4) Karyawan diberikan extra Fooding setiap hari (makan siang dan susu).
5) Adanya rambu anjuran membudayakan kebersihan, keselamatan dan
kesehatan kerja.
Kelompok 4 Batch 16 | 17
6) Semua kariawan didaftarkan program jaminan kesehatan (BPJS
kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan).
b. Kelembagaan
1) Dibentuknya P2K3.
-berdasarkan pemaparan vidio observasi-
2) Adanya serikat pekerja serta perjanjian kerja bersama
b. Bidang K3 Kelembagaan
1) Belum adanya organisasi tanggap darurat.
-Berdasarkan Video Observasi-
Kelompok 4 Batch 16 | 19
BAB III
ANALISA
Analisa Temuan K3 Kesehatan, Kelembagaan, Keahlian dan SMK3 :
B. ANALISA TEMUAN POSITIF
Peraturan Perundang-undangan
No Lokasi Temuan Dampak/Manfaat
(termasuk pasal dan ayat)
K3 Kesehatan Kerja
Permenakertrans No.
PER.15/MEN/VIII/2008
Klinik perusahaan berfungsi : tentang pertolongan pertama pada
Memiliki ruangan Kllinik • Memelihara dan kecelakaan di tempat kerja pasal 9 ayat
dan ruang P3k meningkatkan derajat (1)
• Membantu perusahaan pengusaha wajib menyediakan ruang
Menyimak Pemaparan Vidio menentukan kebijakan dalam P3K sebagaimana dimaksud dalam
1. Observasi PKL bidang kesehatan kerja. pasal 8 ayat (1) huruf a dalam hal :
• Memelihara produktifitas a. Mempekerjakan pekerja/buruh 100
kerja. orang atau lebih.
b. Mempekerjakan pekerja/buruh
kurang dari 100 orang dengan
potensi bahaya tinggi.
20
Peraturan Perundang-undangan
No Lokasi Temuan Dampak/Manfaat
(termasuk pasal dan ayat)
Tentang Keselamatn Kerja, memasang
rambu K3 merupakan salah satu
kewajiban yang harus dipenuhi
pengurus perusahaan untuk menjamin
keselamatan dan kesehatan pekerja dan
Dipasangnya rambu anjuran Untuk mengingatkan karyawan orang lain yang berada ditempat kerja
2. Menyimak Pemaparan Vidio menjaga kebersihan dan dalam penerapan berbudaya K3 UU No. 1 Tahun 1970 pasal 14 huruf
Observasi PKL kesehatan kerja. ditempat kerja. (b)
“Pengurus diwajibkan memasang
dalamtempat kerja yang dipimpinnya,
semua gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan
pembinannya, padatempat-tempat yang
mudah dilihat dan terbaca menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja”
Kelompok 4 Batch 16 | 21
Peraturan Perundang-undangan
No Lokasi Temuan Dampak/Manfaat
(termasuk pasal dan ayat)
4. Wawancara online Sudah mempunyai paramedic Sebagai petugas klinik dan juga Permenaker No.1/1967 Tentang
bersertifikat paramedic, yang sebagai educator dalam bidang kes Sertifikasi Paramedis Perusahaan
standby. dilingkungan perusahaa.
Bidang Kelembagaan
•
• Mengembangkan kerjasama
bidang K3. 1. Undang-undang No. 13 tahun 2003
• Meningkatkan kesadaran dan (pasal 86 dan pasal 87
partisipasi TK terhadap K3. 2. Undang-undang No. 1 tahun 1970
Menyimak Pemaparan Vidio Dibentuknya P2K3 • Forum komunikasi dalam bidang (pasal 10)
1. Observasi PKL K3. 3. Permen No. 04/Men/1987 tentang
• Menciptakan tempat kerja yang P2K3 (pasal 2).
nihil kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
Kelompok 4 Batch 16 | 23
PT. ADI SATRIA ABADI • Membantu pencapaian visi dan
2. Menyimak Pemaparan Vidio telah menyusun rencana misi suatu organisasi.
Observasi PKL program kerja baik jangka • Membantu menjawab kebutuhan PP No. 50 Tahun 2012, Pasal 9 ayat
pendek maupun jangka organisasi. (1) dan (2)
panjang • Membantu menjawab kebutuhan
organisasi.
Kelompok 4 Batch 16 | 25
Apabila 6 4 15 360 Tenaga Kerja PERATURAN MENTERI
3. Tidak adanya Pemeriksaan ditemukannya Harus diperiksa TENAGA KERJA DAN
Kesehatan dari awal penyakit menular saat pertama kali TRANSMIGRASI No.
yang akan mengenai diterima. Per.02/MEN/1980 pasal 2"
tenaga kerja lainnya, Pemeriksaan Kesehatan sebelum
kurang terjaminnya bekerja ditujukan agar tenaga
kesehatan tenaga kerja yang diterima berada dalam
kerja yang kondisi kesehatan yang setinggi-
bersangkutan tingginya, tidak mempunyai
penyakit menular yang akan
mengenai tenaga kerja lainnya,
dan cocok untuk pekerjaan yang
akan dilakukan sehingga
keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja yang bersangkutan
dan tenaga kerja yang lain-
lainnya dapat dijamin"
Kelompok 4 Batch 16 | 27
alam, dll) tidak ada kesiapsiagaan
yang menanggulangi dalam menangani
bencana atau
bahaya
kebeakaran.
Kelompok 4 Batch 16 | 29
BAB IV
PENUTUP
B. KESIMPULAN
Setelah menganalisa temuan-temuan melalui vidio yang disampaikan oleh
wakil dari PT. Adi Satria Abadi maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Bidang kesehatan
PT. Adi Satria Abadi telah melakukan beberapa penerapan kebijakan dan
pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang Keselamatan dan
Kesehatan kerjaterkait dengan kesehatan karyawan sebagai berikut :
- Memiliki ruang klinik
- Ada Dokter Praktek
- Semua Karyawan sudah terdaftar kedalam program jaminan kesehatan
BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan.
- Kariawan Diberikan Extra Fooding setiap hari.
2. Bidang Kelembagaan
Berdasarkan pengamatan pemaparan perwakilan dari PT. Adi Satria
Abadi bahwa perusahaan telah membentuk P2K3 sesuai dengan yang
disyaratkan perundang-undangan bahwa setiap perusahaan yang
mempekerjakan paling sedikit 100 orang atau memiliki potensi bahaya
besar maka wajib dibentuk P2K3.
C. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, adapaun saran-saran yang dapat kami berikan
pada PT. Adi Satria Abadi adalah:
1. Bidang Kesehatan Kerja
Adanya fasilitas klinik Dokter dan ruang P3K namun PT. Adi Satria
Abadi masih belum mempunyai Dokter Hiperkes, Paramedic Hiperkes
dan petugas P3K, serta belum dilakukan pemeriksaan kesehatan ditahap
awal penerimaan karyawan Sebaiknya PT. Adi Satria Abadi sebaiknya
harus menerapkan K3 dilingkungan perusahaan dengan mematuhi
2. Kelembagaan
Pada bidang kelembagaan PT. Adi Satria Abadi sudah ada struktur
organisasi dan sudah dibentuk P2K3 sebagi wadah untuk menjembatani
antara pengusaha karyawan serta adanya perjanjian bersama dengan
serikat pekerja. Namun dari hasil pemaparan dari vidio observasi PT. Adi
Satria Abadi belum bisa membuktikan bahwa P2K3 sudah mendapatkan
sertifikat P2K3 dari kementrian tenaga kerja. Sebagai syarat pemenuhan
perundang-undangan yang berlaku maka organisasi P2K3 agar
disertifikasi.
Belum dibentuknya team tanggap darurat bertujuan disarankan agar
supaya dibentuk emergency respon team dengan tujuanuntuk
menghimpun seluruh karyawan untuk mengatasi kemungkinan terjadi
bercana dilingkungan kerja yang dapat membahayakan jiwa dan maupun
aset perusahaan secara terkoordinir.
3. KeahliandanSMK3
Hal-hal terkait dalam bidang keahlian dan SMK 3 di PT. Adi Satria
Abadi belum secara menyeluruh sesuai peraturan perundangan yang
berlaku. Seperti adanya petugas Ahli K3 hanya satu orang dengan
jumlah karyawan 2014, serta dengan belumnya sertifikasi dari operator
bailer dan generator. Perusahaan Adi Satria Abadi juga juga belum
sertifikasi SMK 3 dengan adanya temuan-temuan yang belum sesuai
dengan perundang-undangn maka disaranakn kepata PT. Adi Sarana
Abadi untuk melakukan perbaikan-perbaikan perihal tersebut. Agar
tercapainya pemenuhan perundang-undangan yang berlaku dan
meningkatnya citra positif perusahaan, Nihil kecelakaan dan bebas
penyakitakibat kerja dalam tercapainya visi misi perusahaan.
Kelompok 4 Batch 16 | 31
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pusaka
1. UU RI No 1 TH 1970 tentang keselamatan kerja
4. UUNo.1 TH 1970 ttg keselamatan kerja pasal 3 pada pasal 18 syarat penerapan
keselamatan kerja
10. Peraturan Mentri tenaga kerja RI No.155 tahun 1984 ttg penyempurnaan
keputusan manteri tenaga kerja dan transmigrasi No Kep 125/men/1982.tentang
pembentukan susunan dan tata kerja dan keselamatan dan kesehatan kerja
diwilayah dan panitia pembinaan
12.keputusan Mentri tenaga dan transmigrasi RI no 239 THN 2003 ttg pedoman
pelaksanaan sertifikasi kompetensi.
13.surat edaran mentri tenaga kerja dan transmigrasi RI no 3 THN 2011 ttg
pelaksanaan penunjan ahli keselamatan kerja sebagaimana dimaksud dlm uu no
1 Thun 1970 yang selanjutnya disebut ahli k3
14.uu no 1thun 1970 ttg keselamatan kerja terdiri dari 11 bab,18 pasal.
Kelompok 4 Batch 16 | 33
LAMPIRAN
Kelompok 4 Batch 16 | 35
6. Dalam mempersiapkan proses sertifikasi SMK3, perusahaan kami telah
melengkapi prosedur-prosedur yang diperlukan, seperti SOP-nya, sertifikat-
sertifikat lainnya,
7. Tidak ada, tetapi setiap harinya di evaluasi menu makanannya
8. Belum ada, cuma Paramedis