Oleh:
KELAS B
TEKNIK MESIN
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“PERMASALHAN NARKOBA di INDONESIA” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak
Akbar Taufik Amrullah, S.H.,M.Kn. pada Mata Kuliah Pancasila. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan menambah wawasan tentang Mengenal dan Mengetahui
Bahayanya Penyalahgunaan Narkoba bagi para pambaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Hairul Nizam
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Narkoba digunakan oleh manusia untuk pengobatan dari untuk memenuhi
kebutuhan dalam bidang pengobatan dan studi ilmiah diperlukan suatu produksi
narkotika yang terus menerus untuk para penderita tersebut. Menurut Undang-
undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika disebutkan bahwa narkotika
di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan
atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan di sisi lain
dapat pula menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila
disalahgunakan atau digunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat
dan saksama. Narkotika apabila dipergunakan secara tidak teratur menurut
takaran/dosis akan dapat menimbulkan bahaya fisik dan mental bagi yang
menggunakannya serta dapat menimbulkan ketergantungan pada pengguna itu
sendiri. Artinya keinginan sangat kuat yang bersifat psikologis untuk
mempergunakan obat tersebut secara terus menerus karena sebab-sebab
emosional.
4
termasuk di kalangan generasi muda. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap
kehidupan bangsa dan negara pada masa mendatang.
B. Rumusan Masalah
Saya membuat makalah ini dengan rancangan pertanyaan-pertanyaan yang
timbul dari benak saya, diantaranya:
C. Tujuan Pembahasan
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan
masyarakat ini kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku masyarakat
khususnya generasi muda tersebut dapat membahayakan keberlangsungan
hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang
diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti
zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat
berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas
hanya akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum
muda atau remaja. Makalah ini bertujuan:
5
2. Sebagai sebuah referinsi sehingga para masyarakat itu bisa mengerti
tentang jenis-jenis narkoba
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Narkoba
Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan
Adiktif lainnya. Terminologi narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak
hukum seperti polisi (termasuk didalamnya Badan Narkotika Nasional), jaksa,
hakim dan petugas Pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain yang
menunjuk pada ketiga zat tersebut adalah Napza yaitu Narkotika, Psikotropika
dan Zat Adiktif. Istilah napza biasanya lebih banyak dipakai oleh para praktisi
kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada intinya pemaknaan dari kedua
istilah tersebut tetap merujuk pada tiga jenis zat yang sama.
Narkotika adalah “zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan”
Psikotropika adalah “zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku”.
Bahan adiktif lainnya adalah “zat atau bahan lain bukan narkotika dan
psikotropika yang berpengaruh pada kerja otak dan dapat menimbulkan
ketergantungan”.
6
narkotika dan psikotropika yang memiliki manfaat besar di bidang kedokteran
dan untuk kepentingan pengembangan pengetahuan
Menurut UU No.22 Tahun 1997 dan UU No.5 Tahun 1997, narkotika dan
psikotropika yang termasuk dalam Golongan I merupakan jenis zat yang
dikategorikan illegal. Akibat dari status illegalnya tersebut siapapun yang
memiliki, memproduksi, menggunakan, mendistribusikan atau mengedarkan
narkotika dan psikotropika Golongan I dapat dikenakan pidana sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
B. Jenis-Jenis Narkoba
Berikut jenis-jenis narkoba, yaitu:
1. Morfin
2. Codeina
Codein termasuk garam turunan dari opium dan candu. Efek codein
lebih lemah daripada heroin dan potensinya untuk menimbulkan
ketergantungaan rendah. Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan
jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan disuntikkan.
3. Heroin (Putaw)
7
Narkoba jenis ini dihasilkan dari pengolahan morfin secara kimiawi.
Namun, reaksi yang ditimbulkan heroin bisa lebih kuat dari morfin,
sehingga zat ini sangat mudah menembus ke otak dan merupakan jenis obat
yang sering disalahgunakan di Indonesia pada akhir-akhir ini. Heroin yang
secara farmakologis mirip dengan morfin menyebabkan orang menjadi
mengantuk dan perubahan mood yang tidak menentu. Walaupun
pembuatan, penjualan dan pemilikan heroin adalah ilegal, tetapi diusahakan
heroin tetap tersedia bagi pasien dengan penyakit kanker terminal karena
efek analgesik dan euforik-nya yang baik.
4. Ganja (Kanabis/Marijuana)
Ganja, yang bernama lain Cannabis sativa syn. Cannabis Indica,
adalah tumbuhan budidaya yang menghasilkan serat dan kandungan zat
narkotika pada bijinya. Narkoba jenis ini dapat membuat pemakainya
mengalami euforia, yaitu rasa senang berkepanjangan tanpa sebab.
Sebenarnya, tanaman ganja telah dikenal manusia sejak lama.
Seratnya biasa digunakan sebagai bahan pembuat kantung, dan bijinya
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minyak. Namun belakangan,
negara-negara beriklim dingin pun mulai banyak membudidayakan
tanaman dini dengan cara mengembangkannya di rumah kaca.
5. Methadon
Saat ini Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan
ketergantungan opioid. Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati
overdosis opioid dan ketergantungan opioid. Sejumlah besar narkotik
sintetik (opioid) telah dibuat, termasuk meperidine (Demerol), methadone
(Dolphine), pentazocine (Talwin), dan propocyphene (Darvon). Saat ini
Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan ketergantungan
opioid.
8
6. Kokain
Kokain adalah jenis narkoba yang berasal dari tanaman
Erythroxylon coca, dari Amerika Selatan. Daun tanaman ini biasanya
dimanfaatkan untuk mendapatkan efek stimulan, yaitu dengan cara
dikunyah. Kokain dapat memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat.
8. Opium (Opiat)
Opium adalah jenis narkoba yang berbentuk bubuk. Narkoba jenis
ini dihasilkan dari tanaman bernama papaver somniferum. Kandungan
morfin dalam bubuk ini biasa digunakan untuk menghilangkan rasa sakit.
C. Bahaya Narkoba
a. Menurut Efeknya
Halusinogen, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan bila dikonsumsi
dalam sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber-
halusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak
nyata contohnya kokain & LSD.
Stimulan, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan kerja organ tubuh
seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga
mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu , dan
cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk
sementara waktu.
Depresan, efek dari narkoba ini bisa menekan sistem syaraf pusat dan
mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang
9
bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya
putaw.
b. Menurut Jenisnya
Adapun bahaya narkoba berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut:
Opioid:
• Depresi Berat
• Apatis
• Rasa Lelah Berlebihan
• Malas Bergerak
• Banyak Tidur
• Gugup
• Gelisah
• Selalu Merasa Curiga
• Denyut Jantung Bertambah Cepat
• Rasa Gembira Berlebihan
• Banyak Bicara Namun Cadel
• Rasa Harga Diri Meningkat
• Kejang-Kejang
• Pupil Mata Mengecil
• Tekanan Darah Meningkat
• Berkeringat Dingin
• Mual Hingga Muntah
• Luka Pada Sekat Rongga Hidung
• Kehilangan Nafsu Makan
• Turunnya Berat Badan
10
Kokain:
• Denyut Jantung Bertambah Cepat
• Gelisah
• Rasa Gembira Berlebihan
• Rasa Harga Diri Meningkat
• Banyak Bicara
• Kejang-Kejang
• Pupil Mata Melebar
• Berkeringat Dingin
• Mual Hingga Muntah
• Mudah Berkelahi
• Pendarahan Pada Otak
• Penyumbatan Pembuluh Darah
• Pergerakan Mata Tidak Terkendali
• Kekakuan Otot Leher
Ganja:
• Mata Sembab
• Kantung Mata Terlihat Bengkak, Merah, Dan Berair
• Sering Melamun
• Pendengaran Terganggu
• Selalu Tertawa
• Terkadang Cepat Marah
• Tidak Bergairah
• Gelisah
• Dehidrasi
• Tulang Gigi Keropos
• Liver
• Saraf Otak Dan Saraf Mata Rusak
• Skizofrenia
11
Ectasy:
• Enerjik Tapi Matanya Sayu Dan Wajahnya Pucat,
• Berkeringat
• Sulit Tidur
• Kerusakan Saraf Otak
• Dehidrasi
• Gangguan Liver
• Tulang Dan Gigi Keropos
• Tidak Nafsu Makan
• Saraf Mata Rusak
Shabu-Shabu:
• Enerjik
• Paranoid
• Sulit Tidur
• Sulit Berfikir
• Kerusakan Saraf Otak, Terutama Saraf Pengendali Pernafasan
Hingga Merasa Sesak Nafas
• Banyak Bicara
• Denyut Jantung Bertambah Cepat
• Pendarahan Otak
• Shock Pada Pembuluh Darah Jantung Yang Akan Berujung Pada
Kematian
D. Peredaran Narkoba
Peredaran narkoba di Indonesia kondisinya sudah mengkhawatirkan. Hal ini
berdasarkan data yang dikeluarkan oleh POLRI dimana angka kasus peredaran
narkoba di Indonesia mengalami peningkatan sebagai berikut: pada tahun 2010
jumlah kasus narkoba berjumlah 17.384 kasus dengan jumlah tersangka sebesar
23.900; pada tahun 2011 terjadi peningkatan kasus menjadi sebanyak 19.045
12
dengan jumlah tersangka sebanyak 25.154; pada tahun 2012 jumlah kasus
sebesar 18.977 dengan jumlah tersangka sebanyak 25.122; pada tahun 2013
berjumlah 21.119 kasus dengan total 28.543 tersangka; serta pada tahun 2014
terdapat sebesar 22.750 kasus dengan jumlah tersangka sebanyak 30.496
(Bareskrim POLRI, 2015).
Maraknya peredaran narkoba di Indonesia dikarenakan banyaknya
pelabuhan tidak resmi atau biasa dikenal dengan pelabuhan tikus yang dijadikan
sebagai tempat favorit bagi pelaku pengedar narkoba. Terdapat beberapa cara
yang dilakukan oleh pelaku dalam melakukan transaksi narkoba, antara lain
yaitu face to face, transaksi melalui kurir, pembelian langsung ke lokasi
peredaran narkoba, sistem tempel (sistem tanam ranjau), serta sistem lempar
lembing. Sumber narkoba yang beredar di Indonesia kebanyakan berasal dari
luar negeri seperti Asia, Eropa, Afrika dan Amerika.
Terdapat berbagai cara bagaimana narkoba dapat masuk ke wilayah
Indonesia. Ada yang masuk ke Indonesia langsung dari negara asalnya, ada pula
yang masuk ke Indonesia dengan cara transit lebih dulu ke Malaysia, untuk
kemudian dibawa ke Indonesia. Jalur yang ditempuh dari negara transit ini juga
bermacam-macam. Bisa melalui jalur udara, jalur laut, sungai, maupun dari
darat melalui wilayah perbatasan. Jalur laut dan jalur sungai paling banyak
dimanfaatkan oleh pelaku untuk didistribusikan ke berbagai wilayah,
dikarenakan banyaknya pelabuhan kecil yang tersebar di berbagai provinsi
(Kalimantan, Sumatera, dan Papua) serta kurangnya pengawasan oleh aparat di
daerah tersebut.5 Kurangnya sumber daya manusia serta sarana prasarana yang
kurang memadai menjadi faktor lemahnya pengawasan terhadap jalur laut dan
sungai.
Peredaran narkoba yang dilakukan dengan teknik canggih telah merambah
seluruh Indonesia. Dapat dikatakan terjadi perubahan modus dari para sindikat,
dimana khusus jenis psikotropika tidak lagi diimpor namun pengedarnya lebih
memilih membuat pabrik untuk memproduksi sendiri. Pengadaan bahan baku,
peracikan, hingga perekrutan orang terkait pembagian tugas dalam
memproduksi narkoba benar-benar direncanakan dengan baik. Hal ini dapat
dikatakan ketika melihat tren kasus pabrik-pabrik narkotik yang terus
13
bermunculan. Tindak pidana narkotika telah bersifat transnasional yang
dilakukan dengan menggunakan modus operandi yang tinggi, teknologi yang
canggih, didukung oleh jaringan organisasi yang luas, dan sudah banyak
menimbulkan korban terutama di kalangan generasi muda yang sangat
merugikan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
E. Cara Mengatasi
Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja
menyalahgunakan narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus
penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu:
1. Primer
Sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk
pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan
melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih
banyak berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan seputar
pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan
kepada remaja langsung dan keluarga.
2. Sekunder
Pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya
penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal
(initialintake) antara 1 – 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan
mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 – 3
minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif
secara bertahap.
3. Tersier
Yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan
dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi,
antara 3 - 12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke
masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan
penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna
di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat
kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah di atas bisa ditarik kesimpulan:
DAFTAR PUSTAKA
15