Daftar Isi
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
Kualitas dan kuantitas produk/jasa sangat tergantung pada sumber daya yang
ada pada perusahaan. Upaya peningkatan kinerja perusahaan tidak hanya
mengandalkan pada mesin modern, modal dan bahan baku. Faktor lain yang perlu
diperhatikan adalah faktor tenaga kerja, yang dalam hal ini adalah manusia. Upaya
untuk meningkatkan hasil yang maksimal untuk perusahaan adalah dengan
meningkatkan kinerja karyawan. Dengan peningkatan tersebut, maka diharapkan
kinerja karyawan dapat tercapai dengan efisiensi dan efektif.
Sejak tahun 2003, PT. Macanan Jaya Cemerlang dipercaya menjadi mitra
kerja beberapa Lembaga Pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun di daerah
untuk melaksanakan percetakan beberapa program salah satunya diberi
kepercayaan mencetak soal Ujian Nasional untuk SMA/SMK pada tahun 2015. Di
tahun 2004 dan 2009, PT. Macanan Jaya Cemerlang juga mendapatkan
kepercayaan mengerjakan proyek dari KPU (Komisi Pemilihan Umum) berupa
percetakan surat-surat pemilihan umum. Kinerja karyawan PT. Macanan Jaya
Cemerlang yang maksimal sangatlah diharapkan oleh perusahaan. Semakin
banyak karyawan yang mempunyai kinerja maksimal, maka produktivitas
perusahaan secara keseluruhan akan meningkat sehingga perusahaan akan dapat
mencapai visinya yaitu menjadi perusahaan multinasional yang professional dan
mandiri. Karyawan dituntut untuk mampu menyelesaikan tugas dan tanggung
jawabnya secara efektif dan efisien. Keberhasilan karyawan dapat diukur melalui
kepuasan konsumen, berkurangnya jumlah keluhan dan tercapainya target yang
optimal. Kinerja karyawan PT. Macanan Jaya Cemerlang juga dapat diukur
melalui penyelesaian tugasnya secara efektif dan efisien berupa tercapainya target
cetak buku.
Berikut ini data hasil observasi awal yang dilakukan pada 40 orang karyawan
PT. Macanan Jaya Cemerlang mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kinerja
karyawan. Hasil observasi awal 40 responden mengenai faktor-faktor yang
memengaruhi kepuasan kerja karyawan PT. Macanan Jaya Cemerlang dapat
dilihat pada tabel :
Tabel 1. Data Hasil Observasi Mengenai Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Karyawan
Berdasarkan uraian di atas, jelas terlihat bahwa disiplin kerja berhubungan erat
dengan kinerja karyawan dan belum menjadi hal yang terbukti benar positif di PT.
Macanan Jaya Cemerlang ini. Pada penelitian yang sebelumnya seperti penelitian
yang dilakukan Yakub (2014) menunjukkan adanya hubungan positif antara
disiplin kerja terhadap kinerja. Namun belum ada penelitian yang dilakukan di
PT. Macanan Jaya Cemerlang sehingga penulis perlu mengangkat penelitian yang
berjudul: “PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA
KARYAWAN PADA PT. MACANAN JAYA CEMERLANG”.
3) Hasibuan (2001:34) kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang
dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan
atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
5) Mangkunegara (2000:67) kinerja karya awan adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Dari beberapa definisi kinerja di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
prestasi atau hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai karyawan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
3) Faktor tim, meliputi: kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh
rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan
dan keeratan anggaran tim.
4) Faktor sistem, meliputi: sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang
diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur kinerja dalam
organisasi.
1) Faktor internal pegawai, yaitu faktor-faktor dari dalam diri pegawai yang
merupakan faktor bawaan dari lahir dan faktor yang diperoleh ketika ia
berkembang. Faktor-faktor bawaan, seperti bakat, sifat pribadi, serta keadaan
fisik dan kejiwaan. Faktor-faktor yang diperoleh, seperti pengetahuan,
keterampilan, etos kerja, pengalaman kerja, dan motivasi kerja.
a. Kualitas kedisiplinan kerja, meliputi datang dan pulang yang tepat waktu,
pemanfaatan waktu untuk pelaksanaan tugas dan kemampuan
mengembangkan potensi diri berdasarkan motivasi yang positif.
1) Sikap
Mental dan perilaku karyawan yang berasal dari kesadaran atau
kerelaan dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas dan peraturan
perusahaaan, terdiri dari:
2) Norma
Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan
oleh para karyawan selama dalam peruahaan dan sebagai acuan dalam
bersikap, terdiri dari:
3) Tanggung jawab
Merupakan kemampuan dalam menjalankan tugas dan peraturan dalam
perusahaan. Menyelesaikan pekerjaan pada waktu yang ditentukan
karyawan harus bertanggung jawab atas pekerjaannya dengan
menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktu yang ditentukan
perusahaan.
1) Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah suatu upaya untukmenggerakan pegawai
mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah
digariskan oleh perusahaan.Dengan cara preventive, pegawai dapat
memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan perusahaan.
Pemimpin perusahaan mempunyai tanggung jawab dalam membangun
iklim organisasidengan disiplin preventive. Begitu juga pegawai harus
dan wajib mengetahui, memahami semua pedoman kerja serta
peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Disiplin preventive
suatu sistem yang berhubungan dengan kebutuhan untuk semua bagian
sistem yang ada di dalam organisasi. Jika sistem organisasi baik, maka
diharapkan akan lebih mudah menegakkan disiplin kerja.
2) Disiplin Korektif
Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakan pegawai dalam
menyatakan suatu peraturan dan menggerakan untuk tetap mematuhi
peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pada
disiplin korektif pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan
sanksi sesuai dengan peraturanyang berlaku. Tujuan pemberian sanksi
adalah untuk memperbaiki pegawai pelanggar, memelihara peraturan
yang berlaku, dan memberikan pelajaran kepada pelanggar.
2) Disiplin Korektif
Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani
pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk
menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut.
3) Disiplin Progresif
Disiplin progresif adalah memberikan hukuman-hukuman yang
lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang.
1) Jam Kerja
Jam kerja adalah jam datang karyawan ketempat kerja maupun pulang
kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
2) Izin Karyawan
Izin bagi karyawan adalah karyawan yang meninggalkan pekerjaannya
pada jam kerja atau jam kantor,bak untuk kepentingan perusahaan
ataupun kepentingan pribadi dengan terlebih dahulu ada izin dari
atasan begitu juga bagi karyawan yang mengambil cuti.
3) Absensi Karyawan
Absensi karyawan adalah tingkat kehadiran karyawan ditempat kerja
yang diadakan perusahaan untuk melihat kehadiran para karyawan
ditempat kerja.
2.2. Kerangka Pemikiran
Karyawan merupakanan sumber daya yang mempunyai tempat terpenting
dalam organisasi baik pemerintah maupun swasta. Diperlukan suatu sikap disiplin
yang harus terus menerus dipelihara agara tercapai suatu hasil yang baik di
lingkungan organisasi. Disiplin merupakan hal yang penting untuk diterapkan
dalam suatu organisasi. Disiplin kerja dapat dilihat sebagai sesuatu yang besar
manfaatnya, baik bagi kepentingan organisasi maupun bagi para karyawan. Bagi
organisasi adanya disiplin kerja akan menjamin terpliharanya tata tertib dan
kelancaran pelaksanaan tugas, sehingga diperoleh hasil optimal.
2) Teladan Pimpinan
Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan
karyawan karena pemimpin dijadikan teladan danpanutan oleh para
bawahannya.
3) Balas Jasa
Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan
karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan
karyawan terhadap perusahaan/pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan
semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin
baik pula.
4) Keadilan
Keadlan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena
ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta
diperlakukan sama dengan manusia lannya.
5) Waskat
Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif
dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat
berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilakum moral,
sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja bawahannya.
6) Sanksi Hukuman
Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan
karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat,karyawan akan
semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap, dan
perilaku indisipliner karyawan akan berkurang.
7) Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi
kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas,
bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai
dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan.
8) Hubungan Kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara sesame karyawan
ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan.
Hubungan-hubungan bak bersifat vertical maupun horizontal yang
terdiri dari direct single relationship, direct group relationship, dan
cross relationship hendaknya harmonis.
2) Kualitas Pekerjaan
Setiap karyawan dalam perusahaan harus memenuhi persyaratan
tertentu untuk dapat menghasilkan pekerjaan sesuai kualitas yang
dituntut suatu pekerjaan tertentu. Setiap pekerjaan mempunyai standar
yang harus disesuaikan oleh karyawan untuk dapat mengerjakannya
sesuai ketentuan.
3) Ketepatan Waktu
Setiap pekerjaan memiliki karakteristik yang berbeda, untuk jenis
pekerjaan tertentu harus diselesaikan tepat waktu, karena memiliki
ketergantungan atas pekerjaan lainnya.
4) Kehadiran
Suatu jenis pekerjaan tertentu menuntut kehadiran karyawan dalam
mengerjakannya sesuai waktu yang ditentukan. Ada tipe pekerjaan
yang menuntut kehadiran karyawan selama delapan jam sehari untuk
lima hari kerja seminggu. Kinerja karyawan ditentukan oleh tingkat
kehadiran karyawan dalam mengerjakannya.
5) Kemampuan Kerjasama
Tidak semua pekerjaan dapat diselesaikan oleh satu orang karyawan
saja. Untuk jenis pekerjaan tertentu mungkin harus diselesaikan oleh
dua orang karyawan atau lebih, sehingga membutuhkan kerjasama
antar karyawan sangat dbutuhkan.
Dari dua teori ahli manajemen sumber daya tersebut, maka dengan
dilakukn penelitian ini dapat mengetahui pengaruh disiplin terhadap kinerja
karyawan. Ditetapkan bahwa pengaruh disiplin sebagai variabel X terhadap
kinerja karyawan sebagai variabel Y.
Digambarkan dalam bentuk kerangka pemikiran berupa dua buah kotak
yang saling berhubungan satu dengan lainnya.
2.3. Hipotesis
Berdasarkan pemaparan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran di atas, maka
dapat diambil suatu hipotesis yaitu : “Disiplin kerja berpengaruh positif
terhadap kinerja karyawan PT. Macanan Jaya Cemerlang”
DAFTAR PUSTAKA
Dwipayana, Made Agus. (2013). Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan Gaya
Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Percetakan Sadha Jaya
di Denpasar. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
Bali.
Fitrah, Moch Rizki. (2014). Pengaruh Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja terhadap
Kinerja Karyawan pada Hotel Bintang Mulia & Resto Jember. Skripsi
Tidak Diterbitkan. Jember: Universitas Jember.
Hair, JF., et al. (2006). Multivariate Data Analysis. (6th Edition) New Jersey:
Pearson Education Inc.