Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGUJIAN TEGANGAN TINGGI MERUSAK DAN TIDAK MERUSAK

Nama : Eki Nur Afifah


NIM : 201811043
Kelas :B
Jurusan : S1 Teknik Elektro

FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN


INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA
2021
PENGUJIAN TEGANGAN TINGGI MERUSAK DAN TIDAK MERUSAK

Eki Nur Afifah


201811043
S1 Teknik Elektro

ABSTRAK

Pengujian tidak merusak (Non Destructive Test) adalah suatu pengujian tanpa merusak
material yang dilakukan saat inspeksi terhadap benda untuk mengetahui kerusakan yang ada
pada benda itu dengan tujuan untuk maintenance benda. Pengujian merusak atau Destructive
Test merupakan suatu pengujian yang memungkinkan pada material akan rusak dikarenakan
harusnya menguji performa dari material tersebut.

Kata Kunci : Pengujian, Non-Destructive, Destructive


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengujian tegangan tinggi pada umumnya diperlukan untuk mengetahui
apakah peralatan tegangan tinggi yang diuji masih memenuhi standart kualitas dan
kebutuhan yang dispesifikasikan pada peralatan tersebut. Tegangan tinggi adalah
semua tegangan yang dianggap cukup tinggi oleh teknisi listrik, sehingga dibutuhkan
pengujian dan pengukuran. Standar tegangan tinggi di dunia umumnya berbeda-beda,
tergantung kemajuan negaranya masing-masing. Di Indonesia, level tegangan dibagi
menjadi 4 macam, yakni: Tegangan Rendah (220-380 V), Tegangan Menengah (7-20
kV), Tegangan Tinggi (30-150 kV), dan Tegangan Extra Tinggi (500 kV). Untuk
transmisi biasa digunakan Tegangan Tinggi dan Extra Tinggi sedangkan untuk
distribusi menggunakan Tegangan Rendah dan Menengah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja jenis-jenis pengujian peralatan tenaga listrik pada tegangan tinggi?
2. Bagaimana pengujian dikatakan bersifat merusak dan tidak merusak?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui jenis-jenis dari pengujian peralatan tenaga listrik pada tegangan tinggi
2. Mengetahui pengujian bersifat merusak atau tidak merusak
BAB II

PEMBAHASAN

A. JENIS PENGUJIAN

Pada dasarnya pengujian tegangan tinggi dilakukan karena terjadinya kegagalan alat
listrik yang disebabkan oleh kegagalan isolasinya. Kegagalan isolasi terjadi karena beberapa
hal, antara lain:

1. Waktu pemakaian dari isolasi yang telah lama digunakan


2. Terjadinya kerusakan mekanis pada isolasi
3. Penurunan kekuatan dielektrik
4. Isolasi terkena tegangan lebih

Dari hal-hal penyebab kegagalan isolasi, maka sangat diperlukan pengujian tegangan
tinggi, adapun beberapa tujuan dari pengujian tegangan tinggi, antara lain:

1. Dengan melakukan pengujian tegangan tinggi dapat menemukan bahan yang tidak
baik dari kualitas bahan serta cara pembuatan yang salah
2. Pengujian tegangan tinggi juga dapat memberi jaminan yaitu alat-alat dapat dipakai
pada tegangan normal pada waktu yang tidak terbatas atau sesuai umur dan masa
pakai, serta alat-alat dapat tahan terhadap tegangan lebih pada waktu yang terbatas.

Pengujian Tegangan tinggi dikelompokkan menjadi:

1. Pengujian sifat-sifat dielektrik temuan baru.


Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil
atau bahkan hampir tidak ada. Bahan dielektrik dapat berwujud padat, cair dan
gas.Tidak seperti konduktor, pada bahan dielektrik tidak terdapat electron-elektron
konduksi yang bebas bergerak di seluruh bahan oleh pengaruh medan listrik.
Medan listrik tidak akan menghasilkan pergerakan muatan dalam bahan dielektrik.
Sifat inilah yang menyebabkan bahan dielektrik itu merupakan isolator yang baik.
Dalam bahan dielektrik, semua elektron - elektron terikat dengan kuat pada intinya
sehingga terbentuk suatu struktur regangan (lattices) benda padat, atau dalam hal
cairan atau gas, bagian-bagian positif dan negatifnya terikat bersama-sama
sehingga tiap aliran massa tidak merupakan perpindahan dari muatan. Karena itu,
jika suatu dielektrik diberi muatan listrik, muatan ini akan tinggal terlokalisir di
daerah dimana muatan tadi ditempatkan.
2. Pengujian untuk memeriksa kualitas isolasi peralatan listrik.
3. Mengetahui ketahanan isolasi peralatan dalam memikul tegangan lebih yang
terjadi

Macam-macam Pegujian:

 Endurance Test
Pada tegangan nominal dan frekuensi tertentu. Untuk mengetahui pengaruh
suhu,kerugian dan partial discharge.
 Pengujian 1 menit
Mengetahui nilai isolasi dari peralatan.
 Pengujian AC
Untuk mengetahui ketahanan terhadap over voltage saat gangguan.
 Pengujian DC
Untuk mengetahui kekuatan dielektrik bahan.
 Pengujian Impulse
Untuk mengetahui pengaruh tegangan gangguan surja petir dan surja hubung

Jenis pengujian dalam tegangan tinggi, antara lain:

1. Pengujian Tak Merusak


Pengujian tidak merusak (Non Destructive Test) adalah suatu pengujian tanpa
merusak material yang dilakukan saat inspeksi terhadap benda untuk mengetahui
kerusakan yang ada pada benda itu dengan tujuan untuk maintenance benda.
Pengujian tak merusak terdiri dari:
 Pengukuran tahanan isolasi
 Pengukuran Faktor Daya Dielektrik (Tan δ)
 Pengukuran Korona
2. Pengujian Merusak
Pengujian merusak atau Destructive Test merupakan suatu pengujian yang
memungkinkan pada material akan rusak dikarenakan harusnya menguji performa
dari material tersebut. Pengujian tak merusak terdiri dari:
 Pengujian Ketahanan (Withstand Test)
 Pengujian Pelepasan (Discharge Test)
 Pengujian Kegagalan (Breakdown Test)

B. PENGUJIAN TAK MERUSAK


Pengujian non destruktif adalah pengujian yang tidak merusak bahan.
Contohnya Uji tahanan isolasi, faktor rugi-rugi dielektrik, korona, konduktivitas,
medan elektrik, dan lain-lain. Berdasarkan jenis tegangannya, pengujian tegangan
tinggi dibagi menjadi dua  jenis, pengujian tegangan tinggi AC dan pengujian
tegangan tinggi DC. Untuk tegangan AC, dibedakan berdasarkan frekuensi tinggi atau
rendah
NDT adalah singkatan dari Non-Destructive Testing merupakan suatu teknik
pengujian material tanpa merusak benda yang diuji. Pengujian ini dilakukan untuk
menjaga material yang sedang digunakan masih aman untuk digunakan dan tidak
mengalami kerusakan. Pengujian NDT ini biasanya dilakukan paling sedikit 2 kali.
Pertama, pada saat akhir proses fabrikasi untuk menentukan komponen yang dapat
diterima setelah melalui proses fabrikasi, hasil dari pengujian ini akan dijadikan
bagian kendali mutu komponen atau material. Kedua, NDT dilakukan saat komponen
telah digunakan pada jangka waktu tertentu, untuk menemukan kesalahan sistem atau
kegagalan pada komponen untuk mendeteksi kerusakan.

Pengujian tak merusak terdiri dari:

 Pengukuran tahanan isolasi


Pengujian tegangan tinggi AC frekuensi tinggi dilakukan untuk
berbagai menguji adanya kerusakan-kerusakan mekanis (keretakan, kantong
udara, dan lain-lain) pada isolator, terutama isolator porselen. Tegangan tinggi
ini memungkinkan adanya lompatan api pada isolator tersebut. Frekuensi
tinggi memungkinkan terjadinya rambatan pada kulit isolator yang diuji.
Apabila isolator yang diuji tidak terdapat kerusakan mekanis, maka arus akan
merambat melalui permukaan isolator. Apabila isolator yang diuji mengalami
kerusakan mekanis, tidak akan terlihat percikan api pada bagian kulit karena
arus merambat melalui bagian dalam isolator yang mengalami keretakan
(adanya rongga udara).
Pengujian tegangan tinggi AC frekuensi rendah dilakukan untuk
menyelidiki apakah peralatan listrik yang terpasang pada jaringan tegangan
tinggi dapat menahan tegangan yang melebihi tegangan operasinya untuk
waktu yang terbatas. Hal ini dilakukan karena tidak selamanya tegangan yang
diberikan ke peralatan tersebut stabil. Ada kalanya tegangan yang diberikan
melebihi batas nominalnya karena putusnya kawat saluran atau hal lainnya.

 Pengukuran Faktor Daya Dielektrik (Tan δ)


Pengujian tan δ dilakukan untuk mengukur besarnya parameter tan δ
dalam suatu peralatan listrik, dimana tan δ merupakan faktor rugi-rugi
dielektrik, yaitu rasio dari komponen imajiner dan komponen real dari
permetivitas kompleks dielektrik. Pengujian tan δ ini termasuk ke dalam jenis
pengujian tidak merusak. Besarnya rugi-rugi dielektrik pada suatu peralatan
sebanding dengan faktor rugi-rugi dielektrik (tan δ). Jika tan δ bernilai besar,
maka rugi-rugi dielektrik makin besar. Rugi-rugi dielektrik menimbulkan
panas yang dapat menaikkan temperatur dielektrik adan pada akhirnya dapat
mempercepat penuaan dielektrik. Adapun alat untuk mengukur tan δ adalah
jembatan schering.

 Pengukuran Korona
Terdapat dua macam pengukuran tan δ yang biasa dilakukan, yaitu :
tan δ sebagai fungsi dari tegangan dengan suhu sebagai parameter tan δ
sebagai fungsi dari suhu dengan tegangan sebagai parameter. Faktor daya tan
δ umumnya bernilai konstan pada tegangan nominal (rated) apabila bahan
isolasinya tidak mengandung air (moisture) atau kantong udara (void).
Naiknya tan δ dengan naiknya tegangan biasanya disebabkan oleh void yang
memungkinkan pelepasan korona. Karakteristik dari kapasitansi versus
tegangan dapat pula diambil.

C. PENGUJIAN MERUSAK
Destructive Test adalah metode pengujian logam dengan menimbulkan
kerusakan logam yang sedang diuji. Tujuan dalam metode pengujian logam satu ini
adalah untuk mengetahui ketahanan (hardness test) suatu material dengan dirusak
menggunakan alat uji atau mesin uji melalui cara ditekan, ditarik, dan dilengkungkan
sehingga materi yang dirusak dapat diketahui kualitasnya.
Testile testing atau pengujian logam dengan ditarik adalah cara menguji
dengan menarik logam hingga putus melalui penambahan gaya tarik ke material yang
diuji. Pengujian tekan atau compressed testing adalah pengujian logam yang ditekan
dengan beban tertentu hingga hancur, yang bertujuan untuk mengetahui berat yang
mampu ditampung oleh material tertentu.
Pengujian bengkok atau bending testing digunakan untuk menguji hasil
pengelasan atau mengetahui seberapa lama material akan bertahan hingga bengkok
menjadi lipatan atau hancur. Sedangkan pengujian kekerasan atau hardness
testing adalah pengujian seberapa keras material lewat penekanan satu titik dengan
mesin testing.

Pengujian tak merusak terdiri dari:

 Pengujian Ketahanan (Withstand Test)


Pada tes ini, alat/bahan akan diberikan tegangan dalam jangka waktu
tertentu. Jika tidak terjadi lompatan api, maka pengujian dianggap
memuaskan.
 Pengujian Pelepasan (Discharge Test)
Pada tes ini, alat/bahan diberikan tegangan yang lebih tinggi daripada
tegangan sebelumnya. Tegangan terus dinaikkan hingga terjadi pelepasan pada
benda yang diujikan.
 Pengujian Kegagalan (Breakdown Test)
Pada tes ini, tegangan yang diberikan terus dinaikkan hingga terjadi
kegagalan pada bahan/alat yang diujikan.

Pada tegangan tinggi, terdapat berbagai fenomena-fenomena yang terjadi,


diantaranya:

1. Sparkover, merupakan peristiwa pelepasan benda akibat tegangan tinggi yang tidak
melalui permukaan. Contohnya pada isolasi cair.
2. Flashover, merupakan peristiwa pelepasan benda akibat tegangan tinggi yang melalui
permukaan.
3. Korona, merupakan peristiwa ionisasi molekul-molekul udara diantara dua kawat
sejajar bertegangan tinggi, karena medan listrik yang kuat. Medan listrik itu akan
mempercepat elektron, sehingga menumbuk molekul-molekul lain dan
mengakibatkan terlepasnya ikatan muatan positif dan muatan negatif.
4. Skin effect, merupakan peristiwa mengalirnya arus di kulit konduktor, akibat
tegangan dengan frekuensi tinggi.
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan

Pengujian non destruktif adalah pengujian yang tidak merusak bahan. Destructive
Test adalah metode pengujian logam dengan menimbulkan kerusakan logam yang
sedang diuji.
Dengan dibuatnya makalah ini penulis dapat memahami pengertian dari Non-
Destructive dan destructive beserta metode-metode yang digunakan untuk pengujian
tegangan tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Burhanudin, Eka. Proses Pembangkitan tenaga listrik sampai Tegangan Tinggi AC.
https://www.academia.edu/34127505/TEGANGAN_TINGGI (diakses 21 September 2021).

Syakur, Abdul; Susilowati, Galuh; A.K, Satyagraha; Siregar, Parlindungan A. Pengujian Tan
δ Pada Kabel Tegangan Menegah. 2009. Universitas Diponegoro.

Wijanarko, Yoga Dwi. Pengujian NON-Destructive. 2015. Universitas Negeri Semarang

Anda mungkin juga menyukai