Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pentingnya kita mempelajari dan mengetahui sejarah, diantaranya dengan
sejarah ini kita bisa melihat dan berkaca dengan peristiwa-peristiwa masa
lampau yang tak akan pernah kembali. Maka setelah itu, kita bisa
mengambil pelajaran dari setiap detik peristiwa-peristiwa tersebut.
Bagaimana kita bisa menjadikannya sebagai batu loncatan dalam
mengembangkan kualitas kita sebagai manusia.
Membaca masa transformasi intelektual yunani, persia dan romawi, serasa
berada dalam perjalanan menuju zaman keemasan islam, begitu indah.
geliat kemajuan, semangat, kekompakan umat islam, terutama dalam
ranah ilmu pengetahuan. Pemerintahan yang amat cinta terhadap ilmu,
rasanya ingin sekali bisa benar-benar merasakan betul atmosfer keadaan
umat islam pada masa itu.
Melihat keadaan umat islam di zaman modern ini, yang tengah berada
dalam fase penurunan kualitas umat. Penindasan bangsa yahudi terhadap
negara islam. Perpecahan dikalangan umat sendiri, kekerasan yang
merajalela, hingga pandangan-pandangan negatif terhadap agama
rahmatan lil ‘alamin ini. Maka dengan berkaca pada zaman keemasan islam
yang salah satunya ditandai dengan transformasi intelektual yunani ,
persia, dan romawi dalam dunia islam ini, semoga kita bisa sedikit
meningkatkan kualitas keislaman, khususnya terhadap diri pribadi kita
masing-masing.
Kemajun umat islam pada saat itu tidak hanya dirasakan oleh masyarakat
muslim saja, masyarakat nonmuslimpun merasakan kemajuan-kemajuan
islam, termasuk dunia barat. Namun seiring dengan berjalannya waktu
umat islam pun mulai mengalami kemunduran pada abat pertengahan,
yang pada akhirnya sentuhan islam dengan dunia barat memunculkan
transformasi intelektual dari islam yang melahirkan gerakan renaissance,
reformasi, rasionalisme, dan aufklarung didunia barat. Dengan demikian,
kemajun-kemajuan ilmu pengetahun dunia barat yang begitu berkembang
seperti sekarang ini tidak terlepas dari kontribusi kemajuan Islam pada
saat kejayaan umat islam waktu itu. Untuk penjelasan yang lebih jelasnya,
dalam makalah ini penulis mencoba menguraikan proses masuknya islam
dan terjadinya tranformasi dan kontribusi intelektual islam atas dunia
barat.
Sebelum masuk dalam pembahasan alangkah baiknya terlebih dahulu kami
definisikan apa itu transformasi intelektual. Dalam kamus besar bahasa
indonesia, secara bahasa transformasi adalah perubahan (bentuk, sifat,
fungsi, dsb). Adapun secara istilah transformasi adalah perubahan struktur
gramatikal menjadi struktur gramatikal lain dengan menambah,
mengurangi, atau menata kembali unsur-unsurnya. Adapun definisi
intelektual secara bahasa dapat diartikan cerdas, berakal, dan berpikir
jernih berdasarkan ilmu pengetahuan. Sedang secara istilah, intelektual
adalah totalitas pengertian, atau kesadaran, terutama yang menyangkut
pemikiran dan pemahaman.
Jadi transformasi intelektual yunani, persia, romawi dalam dunia islam
dapat kita definisikan sebagai proses perubahan struktur gramatikal
pemikiran, kesadaran yang berdasarkan ilmu pengetahuan, serta tradisi
keilmuan Yunani, persia dan Romawi untuk kemudian masuk dan diadopsi
dalam bentuk yang baru di dunia islam.
Adapun yang berkaitan dengan kemampuan daya nalar untuk memahami
atau melakukan suatu tindakan, dinamakan intelektualisme.
Dalam islam, intelektualisme adalah hal pertama yang mendapat perhatian
serius. Karena memicu semangat doktrinal dari wahyu yang pertama
tersebut sedemikian kental menjiwai kehidupan masyarakat muslim. Hal
ini kemudian melahirkan transformasi keilmuan hingga menjadikan
Baghdad, Cordova, ataupun Kairo sebagai pusat-pusat peradaban dan
kebudayaan dunia.

1. Rumusan Masalah
2. Apa saja pusat-pusat peradaban pra-islam ?
3. Bagaimana masa kegelapan dunia barat dan kemajuan Peradaban
Islam ?
4. Apa sajakah bentuk transformasi intelektual Yunani, Persia, dan
Romawi ke Dunia islam ?
5. Kontribusi apa sajakah intelektual islam terhadap Dunia Barat ?

1. Tujuan Masalah
2. Untuk mengetahui pusat-pusat peradaban pra-islam ?
3. Untuk mengetahui masa kegelapan dunia barat dan kemajuan
Peradaban Islam ?
4. Untuk mengetahui transformasi intelektual Yunani, Persia, dan
Romawi ke Dunia islam ?
5. Untuk mengetahui kontribusi intelektual islam Terhadap Dunia
Barat ?

BAB II
PEMBAHASAN

Secara umum, peradaban Barat modern diklaim berasal dari peradaban


barat yang lebih tua (biasanya diasosiasikan dengan Yunani dan Romawi).
Namun demikian, mengingat jarak yang demikian jauh antara kedua fase
ini, maka klaim tersebut perlu dicermati kembali secara serius. Realitasnya,
pada waktu peradaban barat sedang mengalami kemunduran, saat itu
justru merupakan islam sedang berada pada fase perkembangan dan
kejayaan.
Sejarah mencatat bahwa masa ‘The Golden Age’ pernah dialami oleh umat
islam, dimana pada saat itu kaum Muslim berhasil mencapai puncak
kejayaan di bidang sains dan ilmu pengetahuan yang memberikan
kemaslahatan yang amat besar bagi peradaban dunia.

A. Pusat-pusat Peradaban Pra-Islam


1. Athena
Sebagai sebuah kota yang berada di bawah kekuasaan Romawi Timur,
Athena mengalami kemakmuran dan kemajuan budaya serta menjadi salah
satu pusat intelektual kerajaan Romawi. Filsafat dan Ilmu-ilmu lainnya
berkembang dengan baik.

2. Alexandria
Sejak abad pertama masehi telah menjadi pusat pengembangan filsafat dan
ilmu yang berasal dari tradisi timur (India dan Cina) maupun tradisi ilmiah
Mesir. Terkenal dengan museumnya yang diberi nama Museum
Alexandria.

3. Romawi Timur
Ketika kerajaan Yunani mengalami kemunduran dan kemudian kaisar
Augustus mendirikan kerajaan Romawi pada tahun 27 SM. Saat itu, Athena
tetap berfungsi sebagai pusat pengembangan Intelektual. Sayangnya,
filsafat dan sains tidak pernah tumbuh subur di Roma seperti halnya di
Athena dan Alexandria. Namun demikian, para filosof dan ilmuwan pada
masa romawi mencakup orang-orang yang sangat berpengaruh dalam
perkembangan intelektual eropa masa pertengahan.

4. Konstatinopel
Disana terdapat Universitas sebagai sumbangan Konstantinopel terhadap
perkembangan pengetahuan. Dan Universitas ini merupakan universitas
baru yang menjadi pusat belajar terpenting dikerajaan tersebut.

5. Jundi Shapur
Menjadi pusat intelektual terbaik dizamannya, khususnya dalam bidang
kedokteran, matematika dan musik.

6. Edessa, Harran dan Nisibis


Karya-karyanya yang diterjemahkan saat ini mencakup bidang matematika,
astronomi, kedokteran dan filsafat. Pada paruh pertama abad ke-6 M kota
Nisibis memiliki sebuah akademi pendidikan yang mungkin bisa disebut
terbaik di dunia kala itu. Disini berlangsung penerjemahan karya-karya
penting Yunani dan Sansekerta kedalam bahasa Persia lama dan bahasa
Syria, oleh para ilmuwan Syria , Yahudi, dll.

7. Baghdad
Di tempat ini munculnya para ilmuwan Muslim terkenal seperti Al-
Khawarizmi, Al-Kindi, dan lainnya. Baitul Hikmah merupakan perpustakan
yang didirikan pada masa dinasti Abbasiyah. Di Baghdad ini dilakukan
penterjemahan buku asing ke dalam bahasa arab, termasuk buku-buku
Yunani.

B. Masa Kegelapan Dunia Barat Dan Kemajuan Peradaban Islam

Dari segi ilmu pengetahuan, selama beberapa abad, barat dikuasai oleh
doktrin gereja yang cenderung menolak kajian ilmu pengetahuan dan
budaya berpikir atau filsafat yang pernah barkembang pada masa
sebelumnya di Yunani.
Sementara itu, ketika dunia Barat berada pada masa kegelapan, terutama
di bidang ilmu pengetahuan akibat dari doktrin gereja, dunia Islam sibuk
melakukan pengkajian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang begitu
pesat sehingga melahirkan peradaban yang bernilai tinggi.

C. Transformasi Intelektual Yunani, Persia, dan Romawi ke


Dunia Islam
Proses transformasi terkait erat dengan sistem pendidikan islam yang
berlaku pada saat itu. Baik dari segi kelembagaan, materi, maupun
metodenya.[1]
Kontak awal islam dengan peradaban klasik terjadi karena proses
perluasan wilayah. Adanya keterkaitan antara peradaban Barat dan
peradaban Islam, dimana perkembangan islam mengambil manfaat dari
peradaban barat dan sebaliknya pada masa sesudahnya.
Penaklukan daerah-daerah dalam pemerintah islam, sejak masa Khulafaur
Rasyidin Umar bin Khattab sampai pada masa Daulah bani Umayyah dan
Bani Abbasyiah, banyak berpengaruh pada peradaban dan pendidikan
islam. Dan yang paling berharga dari penaklukan negara-negara tersebut
adalah pengetahuan dari filsafat Yunani. Sejak itu dasar-dasar filsafat
Yunani ikut memberikan pengaruh pada kemajuan pendidikan islam.[2]
Sejak terjadinya ekspansi islam ke beberapa wilayah diluar jazirah arab,
seperti Bizantium hingga Konstantinopel. Islam mulai berkenalan secara
intensif dengan berbagai kultur yang ditemuinya. Kenyataan bahwa
daerah-daerah baru tersebut telah memiliki akar dan tradisi intelektual
serta kebudayaan yang tinggi telah mendorong perkembangan
pengetahuan dalam ranah pemikiran islam. Kebijakan untuk
mempertahankan pusat-pusat pengetahuan dan budaya, yang umumnya
memiliki tradisi kefilsafatan yunani yang kuat menjadi jembatan terjadinya
transformasi intelektual dari filsafat yunani ke dalam tradisi intelektual
islam.
Transformasi intelektual yunani ke dalam islam mengambil bentuknya
sendiri yang disesuaikan dengan ajaran islam. Karena itu, beberapa hal
ditafsirkan kembali dalam pemahaman yang islami tanpa mencabut nilai
dasar dari pemikiran induknya. Tradisi intelektual islam adalah tradisi
yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadis sebagai pijakan
epistomologisnya dan lebih bersifat naqly, dan bermuara pada tujuan
mengesakan Allah sebagai asas ajaran islam. Sementara tradisi yunani
berpijak pada logika rasional dan sangat dipengaruhi oleh mitologi dan
politeisme.
Benih-benih proses transformasi dan perkembangan ini sebenarnya sudah
mulai terlihat pada masa Bani Umayah. Akan tetapi masa prosentasenya
akan sangat kecil jika dibandingkan dengan masa puncaknya yang terjadi
pada masa Daulah Abbasyiah. Hal ini di tunjukan dengan berkembang
pesatnya ilmu pengetahuan. Berikut sebab-sebab perkembangan ilmu
pengetahuan dan filsafat pada masa Dinasti Abbasyiah, diantaranya:[3]
1. kontak antara islam dan persia menjadi jembatan berkembangnya
ilmu pengetahuan dan fisafat karena secara kultural persia banyak
berperan dalam pengembangan tradisi keilmuan yunani. Salah satu
lembaga yang berperan dalam penyebaran tradisi helenistik di persia
adalah akademi jundishapur warisan kekasiaran sassaniah. Selain
Jundishapur, terdapat pusat-pusat ilmiah persia lainnya yaitu,
Salonika, Ctesiphon, dan Nishapur.
2. Etos keilmuan khalifah-khalifah di zaman Abbasyiah tampak
menonjol, terutama dua khalifah terkemuka, yaitu, Harun Ar-Rasyid
dan Al- Ma’mun, yang amat mencintai ilmu pengetahuan.
3. Aktivitas penerjemahan literatur-literatur Yunani ke dalam bahasa
Arab demikian besar dan ini didukung oleh khaifah, yang memberi
imbalan yang besar terhadap para penterjemah.
4. Relatif tidak adanya pembukaan daerah kekuasaan islam dan
pemberontakan pemberontakan, menyebabkan stabilitas negara
terjamin. Hal ini membuat konsentrasi pemerintah dalam memajukan
aspek sosial dan intelektual menemukan peluangnya.
5. Adanya peradaban dan kebudayaan yang heterogen di Baghdad
menimbulkan proses interaksi antara satu kebudayaan dengan
kebudayaan yang lain.
6. Situasi kota Baghdad yang kosmopolit dimana berbagai macam ras,
suku, dan etnis serta masing-masing kulturnya yang berinteraksi satu
sama lain, mendorong adanya pemecahan masalah dari pendekatan
intelektual.

Pada dasarnya peradaban serta keilmuan Yunanilah yang paling menonjol


dari proses transformasi ini. Melihat bagaimana penerjemahan besar-
besaran yang terjadi pada masa Daulah Abbasyiah ini diibaratkan air banjir
sungai yang besar jika dibandingkan dengan proses penerjemahan pada
masa bani Umayah yang diibaratkan setetes air saja. Di sini hampir seluruh
disiplin ilmu yang tidak dikenal dalam tradisi islam, diterjemahkan secara
masal dengan cara mengupah para penerjemah dengan gaji yang sangat
besar.
Jumlah karya Yunani yang diterjemahkan pada periode ini luar biasa. Pada
bagian akhir abad kesembilan hampir semua karya yang diketahui dari
musium-musium helenistik telah tersedia bagi ilmuwan-ilmuwan muslim.
[4]
Kekuatan moral spiritual religius yang lebih mendasar ditambah kekuatan
saintifis intelektual yang lebih tajam, pengorganisasian yang lebih efektif
dan efesien, dibawah kepemimpinan yang lebih berwibawa biasanya akan
lebih unggul dalam proses salinh mempengaruhi tadi.[5]

D. Kontribusi Intelektual Islam Terhadap Dunia Barat

1. Islam ke Dunia Barat

Transformasi peradaban islam ke peradaban barat khususnya dalam ilmu


pengetahuan setidaknya terbangun melalui dua saluran utama. Pertama,
melalui mahasiswa dan cendikiawan dari eropa barat yang belajar di
sekolah-sekolah tinggi dan universitas Spanyol. Kedua, melalui terjemahan
karya muslim dari sumber-sumber berbahasa arab.
Mehdi Nakosteen, mengemukakan bahwa transformasi peradaban Islam ke
Peradaban Barat khususnya dalam ilmu Pengetahuan setidaknya
terbangun melalui 2 saluran utama. Pertama melalui para mahasiswa dan
cendikiawan dari Eropa Barat yang belajar di sekolah-sekolah tinggi dan
universitas-universitas Spanyol. Kedua melalui terjemahan karya Muslim
dari sumber-sumber berbahasa Arab .

Banyak pemuda Eropa yang belajar di universitas-unniversitas Islam di


Spanyol seprti Cordoba, Sevilla, Malaca, Granada dan Salamanca. Selama
belajar di universitas- universitas tersebut, mereka aktif menterjemahkan
buku-buku karya ilmuwan muslim. Pusat penerjemahan itu adalah Toledo.
Setelah mereka pulang ke negerinya, mereka mendirikan sekolah dan
universitas yang sama.

Universitas yang pertama kali berada di Eropa ialah Universitas Paris yang
didirikan pada tahun 1213 M dan pada akhir zaman pertengahan di Eropa
baru berdiri 18 universitas. Pada universitas tersebut diajarkan ilmu- ilmu
yang mereka peroleh dari universitas Islam seperti ilmu kedokteran, ilmu
pasti dan ilmu filsafat. Tidak sedikit universitas-universitas mencetak
sarjana yang handal seperti: Seorang sarjana Eropa, petrus Alfonsi (1062
M) belajar ilmu kedokteran pada salah satu fakultas kedokteran di Spanyol
dan ketika kembali ke negerinya Inggris ia diangkat menjadi dokter pribadi
oleh Raja Henry I (1120 M). Selain menjadi dokter, ia bekerja sama dengan
Walcher menyusun mata pelajaran ilmu falak berdasarkan pengetahuan
sarjan dan ilmuwan muslim yang didapatnya dari spanyol. Demikin juga
dengan Adelard of Bath (1079-1192 M) yang pernah belajar pula di Toledo
dan setelah ia kembali ke Inggris, ia pun menjadi seorang sarjan yang
termasyhur di negaranya.
Banyak sarjana-sarjana muslim yang berjasa karena telah meneliti dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, bahkan karya mereka diterjemahkan
ke dalam bahasa Eropa meskipun ironisnya diakui sebagai karya mereka
sendiri. Akibat atau pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan Islam
ini menimbulkan kajian filsafat Yunani di Eropa secara besar-besaran dan
akhirnya menimbulkan gerakan kebangkitan atau renaissans pada abad ke-
14. berkembangnya pemikiran yunani ini melalui karya-karya terjemahan
berbahasa arab yang kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa
latin. Disamping itu, Islam juga membidani gerakan reformasi pada abad
ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan aufklarung atau pencerahan
pada abad ke-18 M.

Akibat atau pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan islam


menimbulkan kajian filsafat yunani besar-besaran dan akhirnya
menimbulkan gerakan-gerakan

Kendala yang paling besar adalah dari persoalan teologis, yaitu doktrin
Kristen yang telah lama didominasi oleh penafsiran kaum gereja yang
sering kali berbenturan dengan realitas dan norma-norma ilmu
pengetahuan sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya.
Banyak faktor yang mendukung terjadinya transformasi intelektual, baik
dari faktor internal ataupun eksternal. Adapun faktor internal adalah sifat
inklusifitas umat Islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dari
segi eksternal menurut Nakosteen menyatakan bahwa setidak-tidaknya ada
empat faktor yang ikut mendukung terjadinya penyebaran kebudayaan
klasik ke dunia Islam yang kemudian di transformasi lagi ke dunia Barat.
Keempat faktor tersebut adalah:

1. Terpecahnya beberapa institusi Kristen Ortodoks sekte Nestorian


dan Monophysite dengan Gereja Induk, dengan alasan perbedaan
doktrinal yang mengakibatkan banyak kaum intelektual kedua sekte
tersebut dikucilkan bahkan terlempar dari unsur kegerejaan. Dari
ilmuwan kedua sekte tersebut,umat Islam kemudian mengenal ilmu
pengetahuan Helenisti, terutama ilmu kedokteran, matematika,
astronomi, teknologi dan filsafat.
2. Penaklukan Alexander Agung juga ikut menjadi penyebab
tersebarnya ilmu pengetahuan dan kebudayaan Yunani ke Persia dan
India yang kemudian yang kemudian kedua negara ini menjadi
wilayah kekuasaan Islam.
3. Adanya pengembangan kurikulum studi yang memadukan ilmu
pengetahuan India, Grecian, Syiria, Helenistik, Habrew dan
Zoroastrian. Termasuk menerjemahkan ilmupengetahuan dan filsafat
klasik Yunani ke dalam bahasa Pahlevi dan Syiria yang kemudian di
sebarkan ke dunia Islam dan Barat.
4. Adanya peranan para penerjemah Hebrew (Yahudi) yang telah
menerjemahkan karya-karya Yunani ke dalam bahasa Hebrew dan
Arab dan sebaliknya setelah Islam memiliki kebudayaan yang
demikian tinggi.
Selain itu, samsul Nizar menyebutkan bahwa penyebaran filsafan melalui
jalur perdagangan, pendidikan dan penerjemah karya-karya Muslim ke
dalam bahasa lastin.
Jalur tersebut adalah: Melalui Andalusia (Spanyol), Melalui Pulau Sisilia,
Melalui Perang Salib, Melalui Jalur Pendidikan, Melalui Penerjemah
Karya-Karya Muslim Ke Bahasa Latin, Melalui Jalur Perdaganan

2. Kontribusi Intelektual Islam

Perkembangan ilmu pengetahuan dalam dunia islam di abad pertengahan


jelas didukung oleh adanya kekuatan sistem pendidikan islam yang integral
dan dinamis. Sehingga mampu menghasilkan cendikiawan-cendikiawan
besar pada hampir di-segala bidang keilmuan. Perkembangan ilmu
pengetahuan yang dihasilkan oleh para ilmuwan muslim telah melahirkan
karya besar diberbagai bidang keilmuan yang menjadi referensi bagi
ilmuwan barat pada masa selanjutnya. Seperti Fatihat Al-Ulum oleh imam
Al-Ghazali, Syiyarat Namah oleh Nizam Al-Mulk, dll.
Kontribusi intelektual islam dalam hal keilmuan tidak terbatas dalam hal
pendidikan saja. Namun meliputi bidang-bidang keilmuan lainnya.
Seperti : astronomi, matematika, fisika, kimia, ilmu hayat, kedokteran,
filsafat, sastra, geografi dan sejarah, sosiologi dan ilmu politik, arsitektur
dan seni rupa, musik.
Dalam bukunya Samsul Nizar menjelaskan kontribusi intelektual islam
terhadap dunia barat, yaitu:[6]
1. Memperkaya kurikulum pendidikan barat khususnya di wilayah
eropa barat laut yang muncul karena adanya proses penerjemahan
karya-karya umat islam di berbagai bidang ilmu.
2. Telah diperkenalkannya system notasi dan desimal oleh para
ilmuan muslim ke dunia barat.
3. Umat islam telah memberikan model bentuk rumah sakit, sanitasi,
serta makanan yang sehat dan bergizi kepada barat.
4. Umat islam memperkenalkan pabrik-pabrik kertas ke dunia barat
untuk menulis karya-karya ilmiah.
5. Umat islam telah membidani lahirnya gerakan-gerakan yang sangat
berpengaruh terhadap kemajuan dunia barat, yakni renaissance,
reformasi, rasionalisme, dan aufklarung

3. Pengaruh Kebudayaan Islam Di dunia Barat

Umat Islam pada zaman pertengahan memegang tampuk kemajuan yang


gilang gemilang dalam segala dibidang, baik dalam ilmu pengetahuan,
kesusateraan kepandaian dan kebudayaan.
Pada masa itu dunia eropa dalam gelap gulita. Gereja timur menganggap
ilmu dan filsafat Yunani bebahaya terhadap agama Masehi. Sebab itu
institut-institut ilmu dan filsafat Yunani ditutup dan tidak diizinkan
membukannya, sepereti dilakukan oleh Gestanian, yaitu dengan menutup
sekolah-sekolah Athena (tahun 529M). Ulamaa Yunani itu dianggap kafir,
zindik dan keluar dari agama Masehi.
Sebab itu mereka disiksa dan dihukum dengan bermacam-macam
hukuman. Sebagian mereka melarikan diri dan pindah ke Asia dan
menetap tinggal di Syria, Irak, dan Jazirah. Di sana mereka dengan bebas
dapat mengajarkan ilmu dan filsafat Yunani.
Kemudian setelah negreri-negeri itu ditaklukan oleh umat islam, maka
ilmu dan filsafat Yunani itu dipusakai oleh Umat Islam. Mereka pelejari
dengan bersungguh-sungguh, terutama pada masa khalifah Al-makmun di
Irak.
Oleh karena tindakan Gereja terhadap kebudayan Yunani, maka dunia
Eropa sunyi senyap dari fisafat dan ilmu pengetahuan, selain dari ilmu
agama masehi.
Untunglah ilmu dan filsafat Yunani itu dapat dipelihara dan diperkembang
oleh umat Islam. Akhirnya waktu kebangunan dunia barat pada zaman
baru ilmu dan filsafat Yunani itu mereka ambil dari umat Islam di Irak dan
di Spanyol.[7]

Dalam bidang kebudayan pada umumnya islam telah mempersembahkan


kepada dunia, suatu tingkat budaya tinggi yang menjadi mercusuar budaya
umat manusia beberapa abad sesudahnya. Dalam bidang arsitektur sangat
menonjol bangunan bangunan masjid dan istana istana yang indah. Dalam
seni ukiran dan sulaman, nampak dalam bentuk keindahan ukiran kayu
dan marmar yang digunakan dalam berbagai bangunan msajid dan istana-
istan, dalm bentuk permadani serta barang-barang tenunan yang indah-
indah yang terkenal pada masa itu. Seni musik dan seni lukis, apalagi seni
sasteranya, dunia Islam dihiasi dengan seba keindahan yang mempesona
dunia pada masanya.[8]

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

Pusat-pusat Peradaban Pra-Islam terdiri dari: Athena, Alexandria, Romawi


Timur, Konstatinopel, Jundi Shapur, Edessa, Harran, Nisibis, Baghdad.
Transformasi intelektual yunani ke dalam islam mengambil bentuknya
sendiri yang disesuaikan dengan ajaran islam. Karena itu, beberapa hal
ditafsirkan kembali dalam pemahaman yang islami tanpa mencabut nilai
dasar dari pemikiran induknya. Tradisi intelektual islam adalah tradisi
yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadis sebagai pijakan
epistomologisnya dan lebih bersifat naqly, dan bermuara pada tujuan
mengesakan Allah sebagai asas ajaran islam. Sementara tradisi yunani
berpijak pada logika rasional dan sangat dipengaruhi oleh mitologi dan
politeisme.
Kontribusi intelektual islam dalam hal keilmuan tidak terbatas dalam hal
pendidikan saja. Namun meliputi bidang-bidang keilmuan lainnya.
Seperti : astronomi, matematika, fisika, kimia, ilmu hayat, kedokteran,
filsafat, sastra, geografi dan sejarah, sosiologi dan ilmu politik, arsitektur
dan seni rupa, musik.
Kemajuan-kemajuan dunia barat yang sekarang ini kita rasakan tidak
terlepas dari kontribusi para ilmuwan muslim pada masa kejayaan islam.
Disaat dunia mengalami masa kegelapan dikarenakan dunia barat masih
dikuasai doktrin gereja yang cenderung menolak kajian ilmu pengetahuan
dan para ilmuwan pun dianggap kafir, sampai siksaan dan hukuman
ditanggung bagi mereka yang masih mempertahankan kegiatan keilmuan
mereka. Sementara itu dunia islam justru sibuk melakukan pengkajian dan
pengembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat sehingga melahirkan
peradaban yang sangat tinggi, yang pada akhirnya dunia barat sadar akan
ketertinggalannya sehingga mereka berusaha keras untuk mendobrak
doktrin gereja yang menyingkirkan para ilmuan mereka, melalui
pembelajaran pada umat islam, isaha yang mereka buat akhirnya
memunculkan gerakan renaissance, reformasi, rasionalisme, dan
aufklarung sehingga mereka berhasil menaklukkan doktrin gereja.
Namun, Ironisnya umat islam terlena dengan semua keberhasilanannya
dan mengalami krisis moral sehingga umat islam mengalami kemunduran
dan pada akhirnya dunia barat pun mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Namun perlu kita ingat kemajuan-kemajuan dunia barat itu awalnya
atas kontribusi umat islam, untuk itu seharusnya kita sebagai umat islam
dimasa sekarang tidak hanya terbuai oleh sebuah sejarah indah yang
pernah dimiliki umat islam dimasa lalu, kita harus menjadikan sebuah
sejarah kemajuan kita dimasa dulu sebagai motifasi kita untuk mengkaji
ulang dan mengukir sebuah dekade kejayaan kembali seperti yang telah
dilakuan para ilmuan muslam pada abat terdahulu

DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abduddin.2004.Sejarah Pendidikan Islam Pada Periode Klasik dan


Pertengahan. Jakarta : Grafindo.
Idi, Abdullah, Toto Suharto.2006.Revitalisasi Pendidikan Islam.
Yogyakarta : Tiara Wacana.
Saefuddin, Didin.2002.Zaman Keemasan Islam. Jakarta : Grasindo.
Nizar, Samsul.2009.Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Media Group.
Nakosteen, Mehdi, Kontribusi Islam Atas Dunia Intelektual Barat:
Diskrepsi Analisis Abad Keemasan Islam, Surabaya: Raiasalah Gusti,1995.
Nizar, Samsul, Sejarah Dan Pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam:
Potret Timur Tengah Era Awal Dan Indonesia, Jakarta; Quantum Teaching,
2005.

Anda mungkin juga menyukai