Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pentingnya kita mempelajari dan mengetahui sejarah, diantaranya dengan
sejarah ini kita bisa melihat dan berkaca dengan peristiwa-peristiwa masa
lampau yang tak akan pernah kembali. Maka setelah itu, kita bisa
mengambil pelajaran dari setiap detik peristiwa-peristiwa tersebut.
Bagaimana kita bisa menjadikannya sebagai batu loncatan dalam
mengembangkan kualitas kita sebagai manusia.
Membaca masa transformasi intelektual yunani, persia dan romawi, serasa
berada dalam perjalanan menuju zaman keemasan islam, begitu indah.
geliat kemajuan, semangat, kekompakan umat islam, terutama dalam
ranah ilmu pengetahuan. Pemerintahan yang amat cinta terhadap ilmu,
rasanya ingin sekali bisa benar-benar merasakan betul atmosfer keadaan
umat islam pada masa itu.
Melihat keadaan umat islam di zaman modern ini, yang tengah berada
dalam fase penurunan kualitas umat. Penindasan bangsa yahudi terhadap
negara islam. Perpecahan dikalangan umat sendiri, kekerasan yang
merajalela, hingga pandangan-pandangan negatif terhadap agama
rahmatan lil ‘alamin ini. Maka dengan berkaca pada zaman keemasan islam
yang salah satunya ditandai dengan transformasi intelektual yunani ,
persia, dan romawi dalam dunia islam ini, semoga kita bisa sedikit
meningkatkan kualitas keislaman, khususnya terhadap diri pribadi kita
masing-masing.
Kemajun umat islam pada saat itu tidak hanya dirasakan oleh masyarakat
muslim saja, masyarakat nonmuslimpun merasakan kemajuan-kemajuan
islam, termasuk dunia barat. Namun seiring dengan berjalannya waktu
umat islam pun mulai mengalami kemunduran pada abat pertengahan,
yang pada akhirnya sentuhan islam dengan dunia barat memunculkan
transformasi intelektual dari islam yang melahirkan gerakan renaissance,
reformasi, rasionalisme, dan aufklarung didunia barat. Dengan demikian,
kemajun-kemajuan ilmu pengetahun dunia barat yang begitu berkembang
seperti sekarang ini tidak terlepas dari kontribusi kemajuan Islam pada
saat kejayaan umat islam waktu itu. Untuk penjelasan yang lebih jelasnya,
dalam makalah ini penulis mencoba menguraikan proses masuknya islam
dan terjadinya tranformasi dan kontribusi intelektual islam atas dunia
barat.
Sebelum masuk dalam pembahasan alangkah baiknya terlebih dahulu kami
definisikan apa itu transformasi intelektual. Dalam kamus besar bahasa
indonesia, secara bahasa transformasi adalah perubahan (bentuk, sifat,
fungsi, dsb). Adapun secara istilah transformasi adalah perubahan struktur
gramatikal menjadi struktur gramatikal lain dengan menambah,
mengurangi, atau menata kembali unsur-unsurnya. Adapun definisi
intelektual secara bahasa dapat diartikan cerdas, berakal, dan berpikir
jernih berdasarkan ilmu pengetahuan. Sedang secara istilah, intelektual
adalah totalitas pengertian, atau kesadaran, terutama yang menyangkut
pemikiran dan pemahaman.
Jadi transformasi intelektual yunani, persia, romawi dalam dunia islam
dapat kita definisikan sebagai proses perubahan struktur gramatikal
pemikiran, kesadaran yang berdasarkan ilmu pengetahuan, serta tradisi
keilmuan Yunani, persia dan Romawi untuk kemudian masuk dan diadopsi
dalam bentuk yang baru di dunia islam.
Adapun yang berkaitan dengan kemampuan daya nalar untuk memahami
atau melakukan suatu tindakan, dinamakan intelektualisme.
Dalam islam, intelektualisme adalah hal pertama yang mendapat perhatian
serius. Karena memicu semangat doktrinal dari wahyu yang pertama
tersebut sedemikian kental menjiwai kehidupan masyarakat muslim. Hal
ini kemudian melahirkan transformasi keilmuan hingga menjadikan
Baghdad, Cordova, ataupun Kairo sebagai pusat-pusat peradaban dan
kebudayaan dunia.
1. Rumusan Masalah
2. Apa saja pusat-pusat peradaban pra-islam ?
3. Bagaimana masa kegelapan dunia barat dan kemajuan Peradaban
Islam ?
4. Apa sajakah bentuk transformasi intelektual Yunani, Persia, dan
Romawi ke Dunia islam ?
5. Kontribusi apa sajakah intelektual islam terhadap Dunia Barat ?
1. Tujuan Masalah
2. Untuk mengetahui pusat-pusat peradaban pra-islam ?
3. Untuk mengetahui masa kegelapan dunia barat dan kemajuan
Peradaban Islam ?
4. Untuk mengetahui transformasi intelektual Yunani, Persia, dan
Romawi ke Dunia islam ?
5. Untuk mengetahui kontribusi intelektual islam Terhadap Dunia
Barat ?
BAB II
PEMBAHASAN
2. Alexandria
Sejak abad pertama masehi telah menjadi pusat pengembangan filsafat dan
ilmu yang berasal dari tradisi timur (India dan Cina) maupun tradisi ilmiah
Mesir. Terkenal dengan museumnya yang diberi nama Museum
Alexandria.
3. Romawi Timur
Ketika kerajaan Yunani mengalami kemunduran dan kemudian kaisar
Augustus mendirikan kerajaan Romawi pada tahun 27 SM. Saat itu, Athena
tetap berfungsi sebagai pusat pengembangan Intelektual. Sayangnya,
filsafat dan sains tidak pernah tumbuh subur di Roma seperti halnya di
Athena dan Alexandria. Namun demikian, para filosof dan ilmuwan pada
masa romawi mencakup orang-orang yang sangat berpengaruh dalam
perkembangan intelektual eropa masa pertengahan.
4. Konstatinopel
Disana terdapat Universitas sebagai sumbangan Konstantinopel terhadap
perkembangan pengetahuan. Dan Universitas ini merupakan universitas
baru yang menjadi pusat belajar terpenting dikerajaan tersebut.
5. Jundi Shapur
Menjadi pusat intelektual terbaik dizamannya, khususnya dalam bidang
kedokteran, matematika dan musik.
7. Baghdad
Di tempat ini munculnya para ilmuwan Muslim terkenal seperti Al-
Khawarizmi, Al-Kindi, dan lainnya. Baitul Hikmah merupakan perpustakan
yang didirikan pada masa dinasti Abbasiyah. Di Baghdad ini dilakukan
penterjemahan buku asing ke dalam bahasa arab, termasuk buku-buku
Yunani.
Dari segi ilmu pengetahuan, selama beberapa abad, barat dikuasai oleh
doktrin gereja yang cenderung menolak kajian ilmu pengetahuan dan
budaya berpikir atau filsafat yang pernah barkembang pada masa
sebelumnya di Yunani.
Sementara itu, ketika dunia Barat berada pada masa kegelapan, terutama
di bidang ilmu pengetahuan akibat dari doktrin gereja, dunia Islam sibuk
melakukan pengkajian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang begitu
pesat sehingga melahirkan peradaban yang bernilai tinggi.
Universitas yang pertama kali berada di Eropa ialah Universitas Paris yang
didirikan pada tahun 1213 M dan pada akhir zaman pertengahan di Eropa
baru berdiri 18 universitas. Pada universitas tersebut diajarkan ilmu- ilmu
yang mereka peroleh dari universitas Islam seperti ilmu kedokteran, ilmu
pasti dan ilmu filsafat. Tidak sedikit universitas-universitas mencetak
sarjana yang handal seperti: Seorang sarjana Eropa, petrus Alfonsi (1062
M) belajar ilmu kedokteran pada salah satu fakultas kedokteran di Spanyol
dan ketika kembali ke negerinya Inggris ia diangkat menjadi dokter pribadi
oleh Raja Henry I (1120 M). Selain menjadi dokter, ia bekerja sama dengan
Walcher menyusun mata pelajaran ilmu falak berdasarkan pengetahuan
sarjan dan ilmuwan muslim yang didapatnya dari spanyol. Demikin juga
dengan Adelard of Bath (1079-1192 M) yang pernah belajar pula di Toledo
dan setelah ia kembali ke Inggris, ia pun menjadi seorang sarjan yang
termasyhur di negaranya.
Banyak sarjana-sarjana muslim yang berjasa karena telah meneliti dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, bahkan karya mereka diterjemahkan
ke dalam bahasa Eropa meskipun ironisnya diakui sebagai karya mereka
sendiri. Akibat atau pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan Islam
ini menimbulkan kajian filsafat Yunani di Eropa secara besar-besaran dan
akhirnya menimbulkan gerakan kebangkitan atau renaissans pada abad ke-
14. berkembangnya pemikiran yunani ini melalui karya-karya terjemahan
berbahasa arab yang kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa
latin. Disamping itu, Islam juga membidani gerakan reformasi pada abad
ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan aufklarung atau pencerahan
pada abad ke-18 M.
Kendala yang paling besar adalah dari persoalan teologis, yaitu doktrin
Kristen yang telah lama didominasi oleh penafsiran kaum gereja yang
sering kali berbenturan dengan realitas dan norma-norma ilmu
pengetahuan sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya.
Banyak faktor yang mendukung terjadinya transformasi intelektual, baik
dari faktor internal ataupun eksternal. Adapun faktor internal adalah sifat
inklusifitas umat Islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dari
segi eksternal menurut Nakosteen menyatakan bahwa setidak-tidaknya ada
empat faktor yang ikut mendukung terjadinya penyebaran kebudayaan
klasik ke dunia Islam yang kemudian di transformasi lagi ke dunia Barat.
Keempat faktor tersebut adalah:
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA