Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DENGAN

PERILAKU PENCEGAHAN COVID-19


DI KELURAHAN MENGKATIP

Novita Dewi Kartika Indah, Kurnia Rachmawati, Eka Santi

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat


Jl.A. Yani KM 36 Banjarbaru,770714

Email korespondensi : novitadewikartikaindah@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Pengetahuan tentang penyakit COVID-19 adalah hal yang sangat penting agar tidak
terjadi peningkatan jumlah kasus COVID-19. pengetahuan merupakan pemegang peran yang penting
dalam membentuk perilaku seseorang.
Tujuan: Mengetahui hubungan Pengetahuan Masyarakat dengan Perilaku Pencegahan covid-19 di
Kelurahan Mengkatip.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional.
Penelitian dilakukan terhadap 167 orang responden masyarakat Kelurahan Mengkatip dengan
menggunakan teknik accidental sampling. Analisa menggunakan uji Chi Square.
Hasil: Hasil penelitian ini didapatkan mayoritas responden memiliki pengetahuan sedang 73,6% dan
berperilaku baik dalam pencegahan COVID-19 63,5%. Terdapat hubungan antara pengetahuan
masyarakat dengan dengan perilaku pencegahan covid-19 di Kelurahan Mengkatip dengan P-value
0,019.
Diskusi: Tingkat pengetahuan memiliki pengaruh yang penting dalam menentukan perilaku
seseorang. Diharapkan pengetahuan dan perilaku yang baik tentang COVID-19 tetap bisa
dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi untuk mengurangi adanya kasus penularan.
Kata kunci : COVID-19, pengetahuan, perilaku pencegahan

Background: Knowledge about COVID-19 disease is very important so that there is no increase in
the number of COVID-19 cases. Knowledge is an important role holder in shaping one’s behavior.
Purpose/aim: know the relationship between community knowledge with COVID-19 prevention
behavior Mengkatip Sub-districts.
Method: This research use analytic design with cross sectional approach. The research was done
toward 167 people respondent of Mengkatip Sub-districts using accidental sampling technique.
Analysis using chi square test.
Result: Result this study, it was found that the majority of respondents had moderate knowledge
73.6% and good behavior in preventing covid-19 63.5%. there was a relationship between public
knowledge and COVID-19 prevention behavior in Mengkatip Sub-districts with P-value 0.019.
Discussion: the level of knowledge has an important influence in determining a person's behavior. It
is hoped that good behavior and knowledge about COVID-19 can still be maintained and further
improved to reduce cases of transmission.
Keywords : COVID-19, knowledge, prevention behavior
PENDAHULUAN Di Kalimantan Tengah hingga 27 Mei
2020, secara kumulatif tercatat 310
Novel Coronavirus atau yang kasus dan 17 orang meninggal (5,2%),
sekarang dikenal dengan COVID-19 jumlah PDP 64 orang, dan ODP
merupakan penyakit menular sebanyak 221 Orang (Kemenkes RI
sindrom pernapasan akut parah 2020). Di Kabupaten Barito Selatan,
berdasarkan data dari Media Center
akibat virus Systemic Acute
Gugus Tugas Percepatan COVID-19
Respiratory Syndrome (SARS) Kalimantan Tengah, tercatat 15 orang
Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). salah positif COVID 19 dengan jumlah PDP
satu penyebab penyakit ini sempat sebanyak 13 orang.
dikatakan dibawa oleh hewan
(Kelelawar, Anjing, Ular, dll) yang Menurut Novita (2018) dalam Sari &
dijual di pasar seafood Hunan di ‘Atiqoh (2020), pencegahan didasari
Wuhan (Rifa et al. 2020). Virus oleh pengetahuan. Karena pengetahuan
SARS-CoV-2 terdeteksi pertama kali merupakan pemegang peran yang
di pasar seafood Hunan di Wuhan, penting dalam membentuk perilaku
Hubei, Cina yang menyebabkan seseorang, dengan adanya pengetahuan
adanya 50 kasus dengan infeksi maka akan membentuk kepercayaan
pernapasan/pneumonia pada awal yang selanjutnya akan memberikan
dasar untuk mengambil keputusan dan
Desember 2019 (7).
menentukan perilaku terhadap objek
tertentu. Pengetahuan tentang penyakit
Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO COVID-19 adalah hal yang sangat
menetapkan COVID-19 sebagai penting agar tidak terjadi peningkatan
Public Health Emergency of jumlah kasus COVID-19. Pengetahuan
International Concern (PHEIC)/ tentang COVID-19 dapat diartikan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat sebagai hasil tahu mengenai penyakit,
Yang Meresahkan Dunia cara pencegahan, penularan, serta
(KKMMD). Kemudian, pada tanggal pengobatan (16).
11 maret 2020 ditetapkan oleh WHO Pencegahan merupakan Pendekatan
sebagai pandemi (19). satu-satunya yang tersedia untuk
mengurangi penularan Systemic Acute
Respiratory Syndrome (SARS)
Angka kejadian dan kematian akibat
Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) (17).
COVID-19 terus bertambah, secara
kumulatif sejak 11 Januari 2020 hingga
Dari hasil studi pendahuluan yang
25 Mei 2020 tercatat 5.267.419 Kasus
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 22
yang terkonfirmasi dengan kasus baru
Juni 2020 terhadap 5 orang yang berasal
yang fluktuatif setiap harinya, serta
dari Kelurahan Mengkatip dengan
337.763 kematian di 216 Negara. Kasus
rentang usia antara 16-40 Tahun di
tertinggi terinfeksi COVID-19 saat ini
salah satu Posko Siaga Darurat Bencana
adalah Negara Amerika dengan jumlah
Non Alam Penyebaran Wabah Penyakit
kasus 2.395.295. Di regional Asia
Akibat Corona Virus Disease 2019
Tenggara tercatat 194.072 kasus dengan
Kabupaten Barito Selatan. diperoleh
jumlah kematian 5.748 jiwa(6).
hasil bahwa 5 orang tersebut rata-rata
Indonesia merupakan kasus terbanyak
mengetahui tentang COVID-19 dan
menyumbang angka kematian di
pencegahan penularan COVID-19. Lima
ASEAN dan urutan kedua kasus
orang yang diberikan pertanyaan secara
tertinggi setelah Singapore (7).
singkat tentang cuci tangan menjawab
bahwa mereka tahu jika harus sering
cuci tangan dengan menggunakan sabun METODE PENELITIAN
dan air sebelum dan sesudah Penelitian ini menggunakan metode
beraktivitas, tetapi hanya 3 diantaranya non-eksperimental dan desain analitik
yang mengatakan mereka benar-benar korelasional dengan pendekatan cross
melakukan cuci tangan sebelum dan sectional, tujuan penelitian ini untuk
sesudah beraktivitas, 2 orang lainnya menganalisis hubungan pengetahuan
jarang cuci tangan dengan alasan sering masyarakat dengan perilaku pencegahan
lupa. Lima orang yang diberikan covid-19 di Kelurahan Mengkatip yang
pertanyaan tentang penggunaan masker dilakukan dari tanggal 03 Mei 2021
menjawab tahu jika keluar rumah harus sampai 22 Mei 2020 pada 167
menggunakan masker. Akan tetapi, 3 responden dengan tekhnik non
orang dari mereka tampak tidak probability sampling dengan jenis
menggunakan masker, alasannya karena convinience sampling/ accidental
merasa susah bernapas jika sampling. Kuesioner yang digunakan
menggunakan masker karena tidak menggunakan kuisioner online yang
terbiasa, 1 orang menggunakan masker diadopsi dari penelitian Taghrir,
tetapi tidak menutupi hidung karena Borazjani dan Shiraly (2020) di Iran.
diletakkan di dagu, 1 orang saja yang Kuesioner tersebut telah diterjemahkan
benar-benar menggunakan masker ke dalam Bahasa Indonesia. Beberapa
dengan cara yang tepat. item pertanyaan dan hasil ukur dari
kuesioner tersebut telah dilakukan
Beberapa orang yang diberikan modifikasi yang terdiri dari 3 bagian
pertanyaan tentang physical distancing yaitu bagian pertama tentang
ataupun social distancing menjawab karakteristik responden yang terdiri
tahu tentang jaga jarak antar individu atas: nama, umur, pendidikan, jenis
dan menjauhi kerumunan, tetapi kelamin, dan pekerjaan. Bagian kedua
berdasarkan pengamatan calon peneliti Kuisioner berisi pertanyaan tentang
pada saat studi pendahuluan, tampak pengetahuan terhadap COVID-19
bahwa masih banyak dari mereka yang dengan menggunakan 15 item
bergerombol/kumpul-kumpul bahkan pertanyaan, dengan empat item
tidak menggunakan masker. Pertanyaan pertanyaan tentang ilmu dasar COVID-
terakhir dari peneliti, yaitu tentang etika 19 dan etiologinya, dua item tentang
bersin dan batuk. lima orang tersebut gejala dan masa inkubasi, dua item
mengatakan tahu bagaimana etika tentang penularan, lima item tentang
bersin dan batuk, tetapi 2 diantaranya pencegahan publik, dua item tentang
mengatakan tidak menyadari apakah pemeriksaan dan kemampuan dalam
perilakunya saat bersin ataupun batuk menyadari adanya kasus yang
sudah sesuai dengan aturan. 3 orang mencurigakan. Skala yang digunakan
lainnya mengatakan sudah sesuai untuk mengukur pengetahuan
dengan etika bersin ataupun batuk. masyarakat menggunakan skala
Kemudian, ada 3 orang yang bertanya Guttman dengan alternatif jawaban
dan mengatakan bahwa belum mengerti “Benar” dan “Salah”. Perhitungan
tentang kalimat yang menghimbau dalam menentukan kategori hasil
untuk mengurangi menyentuh wajah jawaban dilakukan dengan memberikan
terutama bagian mata, hidung dan 1 poin untuk jawaban yang benar dan
mulut, sehingga secara otomatis mereka jawaban yang salah diberikan 0 poin.
tidak menyadari tentang perilaku Skor total berkisar antara 0-15. Skor
apakah mereka sering menyentuh area total kemudian dibagi dengan skor
wajah tersebut atau tidak. tertinggi lalu dikalikan 100% untuk
diubah menjadi persentil. Bagian ketiga
Kuisioner berisi pertanyaan tentang
perilaku pencegahan COVID-19 dengan
menggunakan 9 item pertanyaan. Empat
pertanyaan tentang mengurangi
penggunaan fasilitas umum dan
kerumunan dalam kehidupan sehari-
hari, satu item tentang perilaku
pencegahan ketika beraktivitas keluar
rumah, tiga item tentang mencuci
tangan secara intensif dan proses
desinfeksi permukaan barang, dan item
terakhir tentang berdiskusi dengan
orang-orang terdekat perihal
pencegahan COVID-19. Pertanyaan
tersebut terdiri atas pertanyaan HASIL DAN PEMBAHASAN
favorable dan unfavorable. Skala yang
digunakan untuk mengukur perilaku Karakteristik Responden
pencegahan COVID-19 menggunakan
skala Guttman dengan alternatif Karakteristik responden masyarakat
jawaban “Ya” dan “Tidak”. Jawaban kelurahan Mengkatip dapat dilihat pada
yang benar diberi skor 1 dan jawaban tebel berikut.
yang salah diberi skor 0. Skor total
berkisar antara 0-9 dan dikonversi Tabel 1. KarakteristiknResponden
menjadi persentil. Skor ≥50% dari itu Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
ditetapkan sebagai perilaku “Baik” dan Laki - laki 91 54,5 %
Perempuan 76 45,5 %
<50% sebagai perilaku “Kurang Baik”.
Total 167 100%
Kuesioner telah dilakukan uji validitas Usia
dan uji realibitas serta dinyatakan valid Muda (<30 tahun) 78 46,7 %
dan realibel. uji Analisa yang digunakan Dewasa (<30 tahun) 89 53,3 %
adalah uji chi square. Penelitian ini
Total 167 100%
menggunakan etika penelitian berupa
Status Pekerjaan
kerahasian, anonim, bagi responden
Belum Bekerja 11 6,6%
yang menyatakan bersedia menjadi Ibu Rumah Tangga 33 19,8%
subjek penelitian ini maka diberikan Buruh 44 26,3%
reward. penelitian ini sudah dinyatakan Petani 13 7,8%
Nelayan 21 12,6%
layak etik oleh komisii etik penelitian Wirausaha 7 4,2%
kesehatan fakultas kedokteran Swasta 27 16,1%
universitas lambung mangkurat dengan Honorer 2 1,2%
PNS 9 5,4%
nomor 574/ KEPK- FK UNLAM/ EC/ Total 167 100%
IV/ 2021. Pendidikan
Terakhir
Tidak tamat SD 3 1,8%
SD/ Sederajat 4 2,4%
SMP/ Sederajat 32 19,2%
SMA/ Sederajat 115 68,8%
Perguruan Tinggi 13 7,8%
Total 167 100%

Tabel 1 menunjukkan hasil penelitian


yang dilakukan dari 167 responden
didapatkan karakteristik responden
yaitu berdasarkan jenis kelamin 1. COVID-19 adalah penyakit 100%
menular yang disebabkan oleh
responden didominasi laki-laki virus corona. (B)
berjumlah 91 responden (54,5%). 2. Kasus pertama COVID-19 94%
Sebanyak 89 responden (53,3%) berusia terjadi di Wuhan, Cina.(B)
3. COVID-19 bukan penyakit 16,8%
dewasa, status pekerjaan responden baru. Penyakit ini pernah ada
paling banyak adalah buruh yang beberapa tahun lalu.(S)
berjumlah 44 responden (26,3%) dan 4. Gejala umum COVID-19
adalah demam, batuk dan sesak
pendidkan terakhir di dominasi oleh napas, namun terkadang ada
91%
lulusan SMA/sederajat sebesar 68,8% keluhan mual dan diare.(B)
atau 115 responden. 5. Perkembangan penyakit
COVID-19 bisa dilihat setelah
14 hari, setelah ada keluhan
50,3%
atau ada kontak maupun
berkumpul dengan orang yang
positif COVID-19.(B)

Pengetahuan Masyarakat Kelurahan Tabel 3. Level Pengetahuan Mengenai


Mengkatip Tentang Covid-19 Covid-19
6. Saya merasa takut jika ada
Kategori pengetahuan masyarakat pemeriksaan dengan mengambil
darah diujung jari ataupun swab
Kelurahan Mengkatip berdasarkan yang dilakukan melalui hidung
17,4%
table.2 sebagian besar memiliki untuk mengetahui orang yang
pengetahuan sedang (73,6%). terkena COVID-19.(S)
7. COVID-19 ditularkan melalui
29,3%
udara saat bernapas.(S)
Tabel 2. Pengetahuan Masyarakat 8. Saya merasa khawatir jika
kontak jarak dekat dengan
Mengkatip Tentang Covid-19 orang yang terkena COVID-19
No Pengetahuan 88%
N % (terutama di kalangan keluarga,
. Masyarakat
tempat-tempat ramai dan pusat
1. Tinggi 15 9,0 kesehatan). (B)
2. Sedang 123 73,6
9. Penyakit ini dapat dicegah
3. Rendah 29 17,4 melalui cuci tangan dan
Total 167 100,0 86,8%
berperilaku hidup bersih dan
sehat.(B)
Level pengetahuan masyarakat 10. ketika sakit dan melakukan
kegiatan diluar rumah, wajib
Kelurahan Mengkatip pada Tabel 3 selalu menggunakan masker 86,2%
diketahui bahwa 100% responden untuk mencegah penularan
menjawab dengan benar pada item penyakit COVID-19.(B)
11. Rajin cuci tangan dan menjaga
pertanyaan nomor 1 tentang penyebab jarak atau menghindari
dari COVID-19 adalah virus corona. kerumunan tidak dapat 54,5%
mencegah penyakit COVID-19.
Persentasi jawaban benar paling sedikit (B)
terdapat pada item pertanyaan nomor 3 12. Semua orang di lingkungan
(16,8%), sebagian besar responden masyarakat harus memakai 89,8%
masker. (B)
menjawab bahwa penyakit ini telah ada 13. Saya tidak merasa khawatir jika
sebelumnya. Kemudian yang tidak kalah tidak menggunakan masker saat 28,7%
menarik yaitu pada pertanyaan nomor 6 keluar rumah.(S)
14. Penyakit COVID-19 bisa
yang hanya 17,4% benar dan pertanyaan disembuhkan dengan meminum
nomor 15 hanya 19,2 % jawaban benar. obat antibiotik atau antivirus 52,1%
biasa yang banyak dijual
dipasaran.(S)
Tabel 3. Level Pengetahuan Mengenai 15. Jika diduga ada gejala COVID- 19,2%
Covid-19 19 muncul dalam waktu 14 hari
No Pertanyaan Persentase setelah kumpul-kumpul atau
jawaban kontak langsung dengan orang
benar yang diduga terkena COVID-
19, saya takut jika harus yang tepat atau hoax, sehingga
melakukan pemeriksaan
kesehatan ke pusat kesehatan penting adanya peran dari tenaga
terdekat.(S) kesehatan setempat untuk
meluruskan persepsi yang salah dan
Purnamasari dan Raharyani (2020)
meningkatkan pengetahuan
dalam penelitiannya menyatakan bahwa
pengetahuan tentang COVID-19 pada
masyarakat dengan memberikan
masa pandemi ini merupakan suatu penjelasan/pendidikan kesehatan
aspek yang sangat penting. Masyarakat mengenai COVID-19 yang tepat
harus tahu dan memahami tentang terhadap masyarakat secara intens.
penyakit COVID-19, mulai dari
karakteristik virusnya, tanda dan gejala, Menurut penelitian Baharuddin dan
penyebab, bagaimana penularannya, Sari (2019), apapun tingkat
istilah-istilah, serta upaya pencegahan pendidikan sesorang, ketika mereka
yang harus dilakukan. mendapatkan informasi yang baik
dari media seperti internet, televisi,
Dari hasil penelitian ini, secara umum
surat kabar, radio, dan sebagainya
tingkat pengetahuan masyarakat masuk
kategori sedang. Kemudian berdasarkan
akan mampu meningkatkan
jawaban pada kuisioner pengetahuan, pengetahuan yang baik pula jika
mayoritas responden takut melakukan diiringi dengan pemahaman atau
pemeriksaan swab maupun pemeriksaan penerimaan yang tepat dari subjek
secara umum ke fasilitas pelayanan tersebut.
kesehatan. Ketakutan tersebut bisa
disebabkan karena banyaknya Menurut Ayurti, Betan dan Goa
pemberitaan/informasi dari berbagai (2016), informasi sangat
media yang bersifat hoax, kemudian mempengaruhi terhadap
juga bisa terjadi karena kesalahan dalam pengetahuan, meskipun seseorang
menafsirkan informasi yang didapat.
dengan pendidikan yang rendah jika
Hal lain yang juga turut mempengaruhi
adalah faktor budaya dan lingkungan.
mendapatkan informasi yang baik
Dari hasil penelitian memang maka akan mampu meningkatkan
menggambarkan bahwa lingkungan pengetahuannya. Oleh sebab itu,
sekitar dan kebiasaan-kebiasaan yang paling ditekankan untuk
penduduk setempat sangat berpotensi meningkatkan pengetahuan disini
mempengaruhi perilaku warga lainnya. adalah dengan memberikan
Karena Sebagian warga ada yang kontra penyuluhan secara intens, tepat,
denga informasi serta perilaku yang menarik, serta mudah difahami oleh
berkaitan dengan COVID-19. masyarakat. Selain itu juga harus
Sedangkan informasi dari kalangan melakukan pendekatan terhadap
kontra ini begitu mudah diserap oleh
tokoh-tokoh masyarakat agar secara
masyarakat.
perlahan masyarakat bisa percaya
Pada masa pandemi ini sangat dan menyerap informasi mengenai
banyak sekali berita seputar COVID- covid-19 dengan baik.
19. Pemberitaan dari kalangan yang
Perilaku Pencegahan Covid-19
pro dan kontra, sehingga masyarakat
Masyarakat Kelurahan Mengkatip
awam yang menerima informasi
tersebut menjadi rancu untuk Berlandaskan tabel 4 dapat diketahui
memahami yang mana informasi bahwa sebagian besar masyarakat
Kelurahan Mengkatip berperilaku baik COVID-19 dengan keluarga
maupun teman saya.(Y)
(63,5%) dan berperilaku kurang baik 9. Saat beraktivitas keluar rumah, 62,3%
sebesar (36,5%). Saya menggunakan masker jika
akan dilakukan razia masker
oleh petugas dan bebas tidak
Tabel 4. Perilaku Pencegahan Covid-19 menggunakan masker ketika
Masyarakat Kelurahan Mengkatip tidak ada razia. (T)
Perilaku Pencegahan
Covid-19 N % Dikutip dari Audria dalam penelitian
Baik 106 63,5 Purnamasari dan Raharyani (2020)
Kurang Baik 61 36,5 menyebutkan bahwa perilaku yang baik
Total 167 100 dapat menjadi upaya suatu pencegahan
dalam penularan. Perilaku kesehatan
Kemudian pada table 5 dapat dilihat dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu
bahwa sebagian besar responden pengetahuan, persepsi, motivasi, emosi,
menjawab mendiskusikan tentang serta lingkungan. Eksplorasi dari
pencegahan COVID-19 dengan keluarga perilaku kesehatan masyarakat bisa
maupun teman (77,2%). Persentasi dilihat dari berbagai komponen,
jawaban paling rendah terdapat pada diantaranya yaitu persepsi tentang
item pertanyaan nomor 1 (26,3%) yang kerentanan penyakit, persepsi dalam
artinya responden tetap menghadiri upaya pencegahan, persepsi tentang
acara yang sifatnya berkumpul orang manfaat, adanya dorongan atau
banyak secara diam-diam. motivasi, dan persepsi individu tentang
adanya kemampuan yang dimiliki untuk
Tabel 5. Mempraktikkan Perilaku melakukan upaya pencegahan tersebut
Pencegahan COVID-19. (2)
.
Persentase
No. Pertanyaan jawaban
Bentuk perilaku baik (63,5%) pada hasil
yang tepat penelitian ini yakni berupa rajin cuci
1. Saya tetap melaksanakan dan 26,3 % tangan, menggunakan masker saat
menghadiri acara makan
maupun pertemuan yang
keluar rumah, menghindari kerumunan
sifatnya mengumpulkan serta menjaga jarak, mengurangi
banyak orang, tetapi dilakukan penggunaan fasilitas umum, dan
secara diam-diam.(T)
2. Saya mengurangi penggunaan 71,3% disinfeksi benda-benda yang baru
transportasi umum.(Y) dibeli. Penelitian ini sejalan dengan
3. Saya setiap hari/selalu 30,5% hasil penelitian yang dilakukan oleh
berbelanja di tempat umum
seperti pasar tradisional, taman, Purnamasari dan Raharyani (2020) yang
dll meskipun harus berbaur menunjukan bahwa 98,5% masyarakat
dengan banyak orang.(T) Wonosobo berperilaku baik dalam
4. Saya menyediakan tempat cuci 68,3%
tangan di depan rumah dan upaya pencegahan COVID-19. Perilaku
menyediakan handsanitizer . baik tersebut diantaranya patuh
(Y)
5. Saya menghindari tempat- 67,7%
menggunakan masker saat beraktivitas
tempat di mana banyak orang keluar rumah, rajin cuci tangan dengan
berkumpul dan selalu menjaga sabun atau handsanitizer, menghindari
jarak.(Y)
6. barang yang baru dibeli setelah 41,3%
kerumunan, dan melakukan
belanja dari pasar ataupun social/physical distancing.
belanja online, langsung saya
gunakan setelah dikeluarkan
dari kemasan.(T) Berdasarkan hasil penelitian, dari 9 item
7. Saya selalu mencuci tangan 75,4% pertanyaan tentang perilaku pencegahan
lebih sebelum dan sesudah COVID-19 ada 2 item pertanyaan yang
beraktivitas atau lebih sering
dari biasanya.(Y) persentasi jawaban yang tepat masih
8. Saya memberitahukan atau 77,2% rendah. Pada item pertanyaan nomor 1
berdiskusi tentang pencegahan
“Saya tetap melaksanakan dan COVID-19 perlu adanya waktu karena
menghadiri acara makan maupun ada proses atau tahapan yang harus
pertemuan yang sifatnya dilalui. Masyarakat harus memiliki
mengumpulkan banyak orang, tetapi kesadaran terlebih dahulu, harus ada
dilakukan secara diam-diam” sebagian minat atau ketertarikan untuk
besar responden menjawab “Ya” yang melakukan perubahan perilaku
seharusnya dijawab “tidak”. Hanya 26,3 pencegahan COVID-19. Dari kesadaran
% responden yang menjawab “Tidak”. dan ketertarikan tersebut diharapkan
Kemudian pada item pertanyaan nomor masyarakat bisa mempertimbangkan
3 “Saya setiap hari/selalu berbelanja di apakah perilaku yang mereka lakukan
tempat umum seperti pasar tradisional, berdampak positif atau negatif terhadap
taman, dll meskipun harus bertemu diri sendiri dan sekitar, sampai akhirnya
dengan banyak orang” sebagian besar masyarakat bisa benar-benar
juga menjawab “Ya” yang seharusnya menerapkan perilaku dengan baik.
dijawab “Tidak”. Hanya 30,5% Kolaborasi tenaga Kesehatan dengan
responden yang menjawab “Tidak”. berbagai pihak yang berwenang sangat
diperlukan, terutama untuk tetap
Penelitian ini membuktikan bahwa menjaga kedisiplinan masyarakat dan
sebagian besar masyarakat tetap meningkatkan kesadaran masyarakat
melakukan acara yang sifatnya agar terus termotivasi dalam
mengumpulkan orang banyak dan tetap menerapkan perilaku pencegahan
sering mekakukan aktivitas ke fasilitas COVID-19.
umum terutama pasar. Dengan adanya Pada penelitian ini masih banyak
hal tersebut bukan berarti masyarakat responden yang menjawab tetap
tidak berperilaku baik dalam hal melaksanakan kegiatan atau acara
pencegahan, akan tetapi memang karena secara diam-diam. Sebenarnya bukan
adanya tuntutan kebutuhan yang berarti perilaku tersebut tidak baik,
mengharuskan masyarakat untuk tetap tetapi karena memang yang sering
melakukan aktivitas ke fasilitas umum. dilaksanakan adalah acara-acara adat
Misalkan seorang buruh pasar karena setempat, sehingga perlu pendekatan
mayoritas pekerjaan dalam penelitian dan proses yang lama jika ingin
ini adalah buruh, untuk memenuhi mengubah perilaku tersebut karena
kebutuhan hidupnya sehari-hari mereka berkaitan dengan budaya yang memang
tetap melakukan aktivitas di fasilitas sudah lama ada di daerah.
umum terutama pasar. Disini perlu
adanya kesadaran yang tinggi dari Hubungan Pengetahuan Masyarakat
individu dalam masyarakat untuk tetap Dengan Perilaku Pencegahan Covid-
menerapkan protokol kesehatan, 19
minimal rajin cuci tangan,
menggunakan masker, dan menjaga Hasil analisis bivariat pada table 6
jarak (5). menunjukan bahwa masyarakat yang
memiliki pengetahuan tinggi
Berdasarkan penelitian Rogers dalam berdasarkan persentasinya dominan
Nigga (2018), ada beberapa tahapan berperilaku baik (86,7%). Hanya sedikit
sampai seseorang mampu mengadopsi masyarakat Kelurahan Mengkatip yang
dan menerapkan sebuah perilaku baru. berpengetahuan rendah tetapi
Jadi untuk bisa menghasilkan sebuah berperilaku baik (44,8%). Sebaliknya,
perilaku seperti apa yang diharapkan hanya sedikit masyarakat Kelurahan
sesuai dengan aturan pemerintah saat ini Mengkatip yang berpengetahun tinggi
khususnya perilaku pencegahan tetapi berperilaku kurang baik (13,3%),
dan sebagian besar masyarakat dengan p-value 0,047 (< 0,05). Semakin
Kelurahan Mengkatip yang baik pengetahuan yang dimiliki oleh
berpengetahuan rendah berperilaku masyarakat maka akan semakin baik
kurang baik (55,2%). pula perilaku dan sikap masyarakat
tersebut (21).
Tabel 6. Hubungan Pengetahuan Seseorang yang telah mendapatkan dan
Masyarakat Dengan Perilaku mengetahui informasi tertentu maka dia
Pencegahan Covid-19 akan mampu menentukan serta
Perilaku Pencegahan COVID-19 mengambil keputusan bagaimana harus
Pengetahu
an Kurang
p berperilaku dan bersikap untuk
Total valu
Masyarak Baik
Baik e
menghadapi hal disekitarnya. Dengan
at kata lain, ketika seseorang mendapatkan
N % N % N %
86, 13, 100, dan mengetahui informasi tentang
Tinggi 13 2 15
7 3 0 COVID-19, maka ia dapat menentukan
65, 4 35, 12 100, bagaimana dirinya harus berperilaku
Sedang 80
0 3 0 3 0 0,01
44, 1 55, 100, 9 terhadap adanya COVID-19 tersebut (1).
Rendah 13 29
8 6 2 0 Hal ini sejalan dengan pernyataan dari
Total 10 63, 6 36, 16 100, Mujiburrahman, Riyadi, dan Ningsih
6 5 1 5 7 0
(2020) bahwa pengetahuan memiliki
Hasil uji statistik menggunakan chi- hubungan signifikan terhadap perilaku
square dengan p-value 0,019 < 0,05, pencegahan COVID-19. Pengetahuan
dari hasil tersebut dapat disimpulkan atau informasi yang didapat sangat
bahwa terdapat hubungan antara menentukan individu untuk mengambil
pengetahuan masyarakat dengan keputusan dalam berperilaku di
perilaku pencegahan COVID-19 di kehidupannya sehari-hari. Perilaku yang
Kelurahan Mengkatip. Tingkat baik tentang COVID-19 dapat menjadi
pengetahuan merupakan salah satu upaya pencegahan terhadap penularan.
pemeran penting yang dapat Pengetahuan manusia adalah seputar
mempengaruhi perilaku seseorang, tentang apa yang dilihatnya, apa yang
karena pengetahuan dapat membentuk dipelajari, apa yang dipikirkan, dan
kepercayaan yang selanjutnya akan apapun hal yang dipengaruhi oleh
mampu mempersepsikan kenyataan dan lingkungan akan membentuk sebuah
mampu memberikan dasar seseorang sikap yang dilakukan sehari-hari
dalam mengambil keputusan dan sehingga terwujudlah bentuk perilaku
menentukan perilaku (10).
(21)
. Hal ini serupa dengan pendapat
Priyanto (2018) bahwa terdapat
Pembentukan suatu perilaku baru hubungan antara pengetahuan dan
terutama pada orang dewasa dimulai perilaku pencegahan kesehatan. Ketika
pada domain kognitif yang artinya manusia telah mendapatkan dan
subjek harus tahu terlebih dahulu memiliki pengetahuan kesehatan yang
terhadap stimulus berupa materi atau baik maka kejadian masalah kesehatan
obyek disekitarnya, sehingga bisa dicegah sejak awal dengan
mendapatkan pengetahuan baru dan menerapkan perilaku kesehatan yang
akan membentuk sikap ataupun tepat.
tindakan. Hal ini sejalan dengan Berdasarkan hasil penelitian di atas
penelitian yang dilakukan oleh peneliti berpendapat bahwa
Purnamasari dan Raharyani (2020) yang pengetahuan memang sangat
menyatakan terdapat hubungan mempengaruhi terhadap perilaku
bermakna antara pengetahuan dengan seseorang. Di masa pandemi ini, perlu
perilaku masyarakat tentang COVID-19 adanya pengetahuan yang baik tentang
COVID-19 agar menimbulkan
pemahaman atau persepsi yang tepat PENUTUP
tentang penyakit ini, sehingga perilaku
masyarakat dalam upaya pencegahan Berdasarkan hasil penelitian yang
COVID-19 menjadi tepat dan semakin berjudul Hubungan Pengetahuan
baik. Untuk mempertahankan dan Dengan Perilaku Pencegahan COVID-
meningkatkan status pengetahuan dan 19 di Kelurahan Mengkatip dapat
perilaku masyarakat ke arah yang ditarik kesimpulan bahwa karakteristik
semakin baik perlu adanya dukungan responden di Kelurahan Mengkatip
dari berbagai pihak. dengan rentang usia 17 - 40 tahun
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa didominasi oleh usia di atas 30 tahun/
terdapat hubungan pengetahuan 30-40 tahun. Jenis kelamin responden
masyarakat dengan perilaku pencegahan terbanyak adalah laki-laki. Status
COVID-19. Di sisi lain, masih banyak pekerjaan responden paling banyak
faktor lain yang dapat mempengaruhi adalah buruh, dan pendidikan terakhir
perilaku seseorang dan masyarakat pada terbanyak lulusan SMA/ Sederajat.
umumnya. Menurut teori kognitif Pengetahuan masyarakat Kelurahan
sosial, faktor lain yang mempengaruhi Mengkatip secara berurutan dari
perilaku tidak hanya faktor internal persentasi terbanyak adalah dengan
seperti motivasi, tujuan, dan kemauan, pengetahuan sedang, pengetahuan
tetapi ada domain penting yang dapat rendah, dan pengetahuan tinggi.
mempengaruhi perilaku yaitu faktor Kemudian perilaku pencegahan
lingkungan (Priyanto 2018). Selain itu, COVID-19 masyarakat Kelurahan
ada faktor lain yang dapat Mengkatip berperilaku baik. Setelah
mempengaruhi perilaku yaitu efikasi dihubungkan antara pengetahuan dan
diri, kontrol diri, kemampuan perilaku tersebut maka terdapat
emosional, pembelajaran (termasuk hubungan pengetahuan masyarakat
pembelajaran melalui observasi), serta dengan perilaku pencegahan COVID-19
motivasi/penguatan (Nugrahawati di Kelurahan Mengkatip p-value =
2018). 0,019 < α (0,05).
Selain hal tersebut, perilaku seseorang
juga dipengaruhi oleh tiga faktor Penulis menyarankan khususnya bagi
diantaranya faktor predisposisi, faktor tenaga Kesehatan agar tetap melakukan
pendorong, dan faktor penguat. pendidikan kesehatan kepada
Pengetahuan, kepercayaan, sikap, masyarakat secara berkesinambungan
keyakinan, sosio demografi serta nilai- dan terus-menerus mengenai COVID-
nilai yang dianut seseorang merupakan 19 dan pentingnya perilaku pencegahan
faktor predisposisi dalam pembentukan COVID-19. Tujuan pendidikan
perilaku. Faktor lainnya ada juga faktor kesehatan secara terus menerus agar
pendorong, yaitu faktor yang tidak terjadi kesalahan persepsi dengan
memungkinkan seseorang untuk banyaknya pemberitaan tentang
berperilaku, diantaranya adalah COVID-19 di media, sehingga
lingkungan, sarana kesehatan, fasilitas masyarakat tidak merasa takut atau
kesehatan dan sumber-sumber lainnya khawatir berlebihan. Bagi tenaga
yang mendukung. Kemudian, faktor kesehatan agar bisa menerapkan
penguat adalah faktor yang bisa beberapa strategi dalam melakukan
memperkuat terbetuknya perilaku. pendidikan kesehatan dalam rangka
Faktor penguat diantaranya adalah meningkatkan pengetahuan
tokoh masyarakat, dan kelompok masyarakat. Strategi yang dilakukan
tertentu (Patimah et al. 2021). bisa dengan penyuluhan secara
langsung ataupun tidak langsung, bisa Indonesia),” Jurnal Sosial Humaniora
secara individu ataupun keluarga, Terapan, vol. 2, no. 2), pp. 117-125.
dengan kelompok kecil maupun
kelompok besar. 8. Mujiburrahman, Riyadi dan Ningsih
(2020) “Pengetahuan Berhubungan
dengan Peningkatan Perilaku
DAFTAR PUSTAKA Pencegahan COVID-19 di
Masyarakat,” Jurnal Keperawatan
Terpadu, 2(2), hal. 130–140. Tersedia
1. Ahmadi, U. F. et al. (2020) “COVID- pada:
19: Seribu Satu Wajah,” Germas. http://www.elsevier.com/locate/scp.
2. Almi.(2020). 9. Nigga, A. R. (2018) “Perilaku
https://almi.or.id/2020/ 06/05/ Pencegahan Hipertensi Dalam
analisis- penyebab-masyarakat- Program Gerakan Masyarakat Hidup
tidak-patuh- pada-protokol-covid- Sehat (Germas) Di Wilayah Kerja
19/diakses 28 Juni 2020 Puskesmas Bontoramba.”

3. Ap, A. R. A., Baharuddin, A. dan 10. Notoatmodjo, S. (2012) Promosi


Sari, M. Y. (2019) “Hubungan Kesehatan & Ilmu Perilaku, Jakarta:
Perilaku Keluarga Terhadap Rineka Cipta.
Pencegahan Penyakit Menular
Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja 11. Nugrahawati,R. E. P. C. (2018)
Puskesmas Kaluku Bodoa Tahun “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
2019,” Sinergitas Multidisiplin Ilmu Perilaku Remaja Terhadap
Pengetahuan dan Teknologi, vol. 2, Pencegahan Hiv / Aids Di Sma Negeri
2019, ISSN: 2622-0520, 2, hal. 26–27 2 Sleman Tahun 2018 Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Perilaku Remaja
4. Ayurti, F. R., Betan, Y. dan Goa, M. Terhadap Pencegahan Hiv / Aids Di
Y. (2016) “Hubungan pengetahuan Sma Negeri 2 Sleman Tahun 2018.”
dan sikap terhadap perilaku keluarga
dalam pencegahan penularan 12. Patimah, I. et al. (2021) “Hubungan
penyakit tuberkulosis di wilayah kerja Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku
puskesmas oesapa,” CHM-K Health Pencegahan Penularan Covid-19
Journal, 11(2), hal. 30–36. pada Masyarakat Relationship
between Knowledge Level and
5. Kementrian Kesehatan RI (2020) Behavior to Prevent Covid-19
Pedoman COVID REV-4, Pedoman Transmission in the Community,” 12,
Pencegahan dan Pengendalian hal. 52–60.
Coronavirus Disease (COVID-19).
13. Priyanto, A. (2018) “Hubungan
6. Kementrian Kesehatan RI (2020) tingkat pengetahuan dengan perilaku
Pedoman Pencegahan dan pencegahan kekambuhan luka
Pengendalian Coronavirus Disease diabetik,”Jurnal Ners dan Kebidanan
(COVID-19), Germas (Journal of Ners and Midwifery), 5(3),
hal. 233–240. doi: 10.26699/ jnk.
7. Mona, N 2020, ‘Konsep Isolasi v5i3. art.p233-240.
Dalam Jaringan Sosial Untuk
Meminimalisasi Efek Contagious 14. Purnamasari, I. dan Ell Raharyani, A.
(Kasus Penyebaran Virus Corona Di (2020) “Tingkat Pengetahuan Dan
Perilaku Masyarakat Kabupaten 21. Yanti, B. et al. (2020) “Community
Wonosobo Tentang Covid -19,” Knowledge, Attitudes, and Behavior
Living Islam: Journal of Islamic Towards Social Distancing Policy As
Discourses, 3(1), hal. 125. Prevention Transmission of Covid-19
in Indonesia,” Jurnal Administrasi
15. Rifa, I. et al. (2020) “Dampak dan Kesehatan Indonesia, 8(2), hal. 4. doi:
Pencegahan Wabah Covid-19 : 10.20473/jaki.v8i2.2020.4-14.
Perspektif Sains dan Islam.” .

16. Sari, D. P. dan ‘Atiqoh, N. S. (2020)


“Hubungan antara pengetahuan
masyarakat dengan kepatuhan
penggunakan masker sebagai upaya
pencegahan penyakit COVID-19 di
Ngronggah,” INFOKES Journal,
10(1), hal. 52–55. Tersedia pada:
http://ojs.udb.ac.id/index.php/infokes/
article/view/850.

17. Shereen, M. A. et al. (2020) “COVID-


19 infection: Origin, transmission,
and characteristics of human corona
viruses,” Journal of Advanced
Research. doi:
10.1016/j.jare.2020.03.00 5.

18. Taghrir, M. H., Borazjani, R. dan


Shiraly, R. (2020) “COVID-19 and
iranian medical students; A survey on
their related-knowledge, preventive
behaviors and risk perception,”
Archives of Iranian Medicine, 23(4),
hal. 249–25. doi:
10.34172/aim.2020.06.

19. Tim Kerja Kementerian Dalam Negeri


(2020) Pedoman Umum Menghadapi
Pandemi Covid-19 Bagi Pemerintah
Daerah : Pencegahan, Pengendalian,
Diagnosis dan Manajemen. doi:
10.1017/CBO9781107415324.004.

20. WHO (2020) Novel Coronavirus


(COVID-19) Situation, WHO.

Anda mungkin juga menyukai