BAB I
PENDAHULUAN
Metode Pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang kami susun adalah penjabaran tentang tata cara
dan teknik - teknik pelaksanaan pekerjaan, menguraikan jumlah dan jenis bahan/material serta
peralatan yang akan kami pergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, penyusunan tenaga kerja dan
kualifikasi/klasifikasi/ keahlian dan keterampilan personil yang akan kami tugaskan dilapangan
merupakan inti dari seluruh kegiatan dalam system manajemen konstruksi. Metode pelaksanaan
konstruksi merupakan kunci untuk dapat mewujudkan seluruh perencanaan menjadi bentuk
bangunan fisik. Pada dasarnya metode konstruksi merupakan penerapan konsep rekayasa berpijak
pada keterkaitan antara persyaratan dalam dokumen pelelangan, keadaan teknis dan ekonomis yang
ada di lapangan dan seluruh sumber daya termasuk pengalaman kontraktor. Kombinasi dan
keterkaitan ketiga elemen secara interaktif membentuk kerangka gagasan dan konsep metode
optimal yang diterapkan dalam pelaksanaan konstruksi. Konsep metode pelaksanaan mencangkup
pemilihan dan penetapan yang berkaitan dengan keseluruhan segi pekerjaan termasuk pemilihan
dan penetapan sarana dan prasarana yang bersifat sementara sekalipun.
BAB II
RENCANA KERJA & SUMBER DAYA
BAB III
PENJELASAN METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pada tahap persiapan lapangan, aktifitas-aktifitas konstruksi antara lain meliputi hal-hal dibawah
ini :
Fasilitas Lapangan Konstruksi
- Penempatan Direksi Keet
Untuk penempatan Direksi Keet akan kami koordinasikan dengan PPK, PPTK, Direksi
Pekerjaan agar tidak mengganggu aktifitas Perkantoran di UPT. BPTPH. Direksi Keet
akan kami bangun dengan konstruksi semi permanen. Kantor kami lengkapi dengan
peralatan administrasi, komputer, ruang rapat dll.
- Papan nama proyek, sesuai dengan yang disyaratkan dalam dokumen lelang.
- Penempatan Gudang
Gudang akan kami buat untuk melindungi material seperti semen atau bahan lain yang
sensitive terhadap air dan sinar matahari, gudang yang cukup aman harus dibuat
termasuk rak dari kayu agar bahan tidak langsung bersinggungan dengan tanah, untuk
lokasi pembuatan Gudang ini akan kami tanyakan selanjutnya pada saat Rapat Pre-
Construction Meeting (PCM) karena terkait aktifitas Kegiatan Perkantoran.
Mobilisasi dan Penempatan Alat Bantu Kerja
Bersamaan dengan pembuatan fasilitas lapangan, peralatan yang akan digunakan akan kami
mobilisasikan. Program mobilisasi harus dibuat detail dan diawasi ketat karena sering sekali
keterlambatan mobilisasi peralatan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan.
Alat kerja kami untuk pekerjaan ini diantaranya :
1 Site Manager 1 Orang Berijazah S1. Teknik Sipil dan mempunyai (SKA) Madya
Ahli Teknik Bangunan Gedung yang dikeluarkan oleh
Assosiasi Profesi
2 Ahli Struktur 1 Orang Berijazah S1. Teknik Sipil dan mempunyai Sertifikasi
Keahlian (SKA) Ahli Madya Teknik Bangunan Gedung
yang dikeluarkan oleh Assosiasi Profesi
3. Ahli Arsitektur 1 Orang Berijazah S1 Arsitektur dan memiliki Sertifikasi Keahlian
(SKA) Ahli Madya Arsitektur yang dikeluarkan oleh
Assosiasi Profesi
4. Pelaksana K3 1 Orang Berijazah S1 Teknik Sipil dan memiliki SKA Ahli Madya K3
Konstruksi yang dikeluarkan oleh Assosiasi Profesi
5. Pelaksana 1 Orang Berijazah S1 Teknik Elektro dan memiliki SKA Ahli Madya
Listrik Teknik Tenaga Listrik yang dikeluarkan oleh Assosiasi
Profesi
6. Pelaksana 2 Orang Berijazah SMK/STM Bangunan dan memiliki SKT
Gedung Pelaksana Bangunan Gedung/Pekerjaan Gedung yang
dikeluarkan oleh Assosiasi Profesi
7. Juru Ukur 1 Orang Berijazah SMK Bangunan dan memiliki SKT Juru Ukur
Kuantitas Bangunan Gedung yang dikeluarkan oleh
Assosiasi Profesi
8. Drafter 1 Orang Berijazah SMK Bangunan dan memiliki SKT Juru
Gambar/Draftman - Arsitektur yang dikeluarkan oleh
Assosiasi Profesi
9. Logistik 1 Orang Berijazah SMK Bangunan
Mutual Check
Pekerjaan surveying harus segera dilaksanakan dan biasanya terdiri dari longitudinal
crossection survey. Hasil dari mutual check 0% harus diselesaikan dulu dari pengawas
pekerjaan, sebelum datanya dijadikan pedoman pembuatan shop drawing.
Test Material
Semua test material harus dilaksanakan di laboratorium dan disaksikan / disetujui oleh
konsultan supervise.
Job Mix Formula (JMF)
Setelah test material, segera dilaksanakan pembuatan job mix formula terutama untuk
pekerjaan beton.
Membuat Dokumentasi
Membuat dokumentasi tiap progress dilapangan selalu diambil yaitu dari 0 %, 25%, 50%,
75% sampai dengan 100%.
Melakukan pengukuran / uitzet
Tenaga Kerja :
Pekerja : 9 Orang/hari
Mandor : 1 Orang/hari
Personil :
Site Manager : 1 Orang
Ahli Struktur : 1 Orang
Ahli Arsitektur : 1 Orang
Pelaksana K3 : 1 Orang
Surveyor : 1 Orang
Pelaksana : 2 Orang
Juru Ukur : 1 Orang
Juru Gambar : 1 Orang
Administrasi : 1 Orang
Logistik : 1 Orang
3.2.2 Pekerjaan Pengeboran, Penulangan dan Pengecoran Beton Pondasi Bor Pile
3.2.2.1 Tahapan Pelaksanaan
Metode pelaksanaan pondasi bore pile ada 3 macam, yaitu metode kering, metode
basah, dan metode casing. Berikut penjelasan perbedaan metode yang digunakan
pada pelaksanaan pondasi bored pile.
1. Metode kering
Metode kering cocok digunakan pada tanah diatas muka air tanah yang
ketika di bor dinding lubangnya tidak longsor, seperti lempung kaku
homogen.
Metode kering dapat dilakukan pada tanah dibawah muka air tanah, jika
tanahnya mempunyai permeabilitas rendah, sehingga ketika dilakukan
pengeboran, air tidak masuk ke dalam lubang bor saat lubang masih
terbuka
Pada metode kering, lubang dibuat menggunakan mesin bor tanpa pipa
pelindung tanpa casing
Dasar lubang bor yang kotor oleh rontokan tanah dibersihkan, tulangan
yang telah dirangkai dimasukkan ke dalam lubang bor dan kemudian
dicor
2. Metode Basah
Metode basah umumnya dilakukan bila pengeboran melewati muka air
tanah, sehingga lubang bor selalu longsor bila dindingnya tidak ditahan.
Agar lubang tidak longsor, di dalam lubang bor diisi dengan larutan tanah
lempung atau larutan polimer, jadi pengeboran dilakukan dalam larutan
Jika kedalaman yang diinginkan telah tercapai, lubang bor dibersihkan
dan tulangan yang telah dirangkai dimasukkan ke dalam lubang bor yang
masih berisi cairan bentonite (Polymer)
Adukan beton dimasukkan ke dalam lubang bor dengan pipa tremie,
larutan bentonite akan terdesak dan terangkut ke atas oleh adukan beton
Larutan yang keluar dari lubang bor, ditampung dan dapat digunakan lagi
untuk pengeboran di lokasi selanjutnya.
3. Metode casing
Metode ini digunakan jika lubang bor sangat mudah longsor, misalnya
tanah dilokasi adalah pasir bersih di bawah muka air tanah.
Untuk menahan agar lubang bor tidak longsor digunakan pipa selubung
baja (Casing)
Pemasangan pipa selubung ke dalam lubang bor dilakukan dengan cara
memancang, menggetarkan atau menekan pipa baja sampai kedalaman
yang ditentukan.
Sebelum sampai menembus muka air tanah pipa selubung dimasukkan.
Tanah di dalam pipa selubung dikeluarkan saat penggalian atau setelah
pipa selubung sampai kedalaman yang diinginkan. Kemudian lubang bor
dibersihkan kemudian tulangan yang telah dirangkai dimasukkan ke
dalam pipa selubung.
Adukan beton dimasukkan ke dalam lubang (bila pembuatan lubang
digunakan larutan, maka untuk pengecoran digunakan pipa tremie).
Pipa selubung ditarik ke atas, namun kadang-kadang pipa selubung
ditinggalkan di tempat.
3.2.5 Pek. Beton Sloof, Kolom, Balok, Plat Lantai II, Plat Talang serta ring balok.
3.2.9 Pekerjaan Urugan Tanah Peninggian Lantai dan Urugan Pasir Bawah Lantai
Pemasangan Gypsum
3.2.20 Pekerjaan Kusen Aluminium dan Daun Pintu & Jendela Kayu
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pabrikasi dan pemasangan kusen aluminium daun pintu
serta jendela dengan bahan dari kayu sesuai dengan spesifikasi.
3.1.1 Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan,
dan untuk memperkecil terjadinya kerusakan pada masa pemeliharaan, perlu dilakukan
pengendalian mutu ( quality control ) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang antara lain
mengontrol :
o Seluruh material yang digunakan
o Pemilihan tenaga kerja
o Perawatan alat
o Test material di laboratorium dan lapangan.
3.1.2 Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri. Meskipun
untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada penanggungjawab langsung, kiranya perlu ditunjuk
petugas khusus quality control yang dikoordinasikan oleh bagian Teknik dan melakukan
proses Quality Control dan prosedurnya yang telah berlaku.
3.1.3 Setelah diterbitkannya Berita Acara Serah Terima Pertama saat pelaksanaan pekerjaan
mencapai 100%, kami akan menyerahkan Jaminan Pelaksanaan senilai 5% (lima persen)
dari nilai kontrak untuk menjamin bahwa kami akan selalu mengadakan pemeriksaan
terhadap hasil kerja kami, dan apabila saat masa pemeliharaan tersebut konstruksi
pekerjaan mengalami kerusakan akibat kecerobohan kami selaku pelaksana pekerjaan,
kami bersedia memperbaiki sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
BAB IV
KONTROL KUALITAS
Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan, perlu
dilakukan pengendalian mutu ( quality control ) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang antara lain
mengontrol,
o Seluruh material yang digunakan
o Pemilihan tenaga kerja
o Perawatan alat
o Test material di laboratorium dan lapangan.
Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri. Meskipun untuk
hal-hal tersebut di atas sudah ada penanggungjawab langsung, kiranya perlu ditunjuk petugas
khusus quality control yang dikoordinasikan oleh bagian Teknik dan melakukan proses Quality
Control dan prosedurnya yang telah berlaku diproyek yang akan kami laksanakan.
BAB V
PENYUSUNAN DOKUMEN PELAPORAN
Setelah semua item pekerjaan dilapangan dikerjakan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan juga
sesuai dengan dokumen lelang maka bisa dilakukan Serah Terima Pekerjaan Pertama, adapun
pendukung dilakukannya serah terima kontraktor berkewajiban membuat :
Laporan harian, Mingguan dan Bulanan
Membuat Addendum pekerjaan jika terdapat perubahan yang spesifik dilapangan
Membuat As Built Drawing
Laporan foto – foto kegiatan
Demikian Methode Pelaksanaan yang dapat kami paparkan disini sebagai control pelaksanaan
pekerjaan nanti dilapangan.